You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang
terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang panjang. Cuaca merupakan
keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek.
Pengukuran dan pencatatan unsur iklim dan cuaca yang penting diamati oleh
sebuah stasiun Klimatologi dan Meteorologi antara lain curah hujan yang terkait
dengan jumlah dan intensitas hujan, evaporasi dari permukaan tanah dan tanaman,
radiasi sinar matahari yaitu lama penyinaran dan intensitas penyinaran,
kelembapan dan suhu baik pada udara maupun tanah dan tentang angin yaitu
kecepatan serta arah angin. Karena pentingnya faktor iklim maka perlu dilakukan
pengamatan iklim dengan benar, akurat, kontinyu dan terorganisir.
Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan
antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari dalam
agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam
kehidupan tanaman.
Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka
dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu bagi
keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak yang
positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan karena iklim
dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan tanaman sehingga
berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen yang akan
datang.
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam
keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut.
Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara
meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan
menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila
terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan).

Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta mampu
mengaitkan terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat menghubungkan
dengan waktu musim tanam dan memilih tanaman yang cocok dengan keadaan
yang ada. Sebagai contoh kita telah dapat memperkirakan musim tanam yang
akan datang akan jatuh pada bulan apa, serta tanaman apa yang akan kita tanam
pada musim tersebut.
Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas
merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering
dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya
sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk
pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap
menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data
unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas
atau objek dalam bidang-bidang tersebut.
Sebagai tindakan nyata tentang mempelajari unsur unsur iklim, maka di
Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika merupakan salah satu tempat
untuk melakukan penelitian terhadap cuaca. Hal tersebut terjadi karena pada
tempat tersebut telah ada alat alat yang dapat digunakan untuk mengetahui unsur
unsur cuaca yang terjadi. Sebagai contoh yaitu terdapat ombrometer serta
ombrograf yaitu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan, barometer
yaitu untuk mengukur tekanan udara, termometer tanah bengkok untuk mengukur
suhu tanah, anemometer untuk menentukan kecepatan angin, serta masih banyak
alat alat lain yang terdapat disana. Kemudian apabila data telah didapatkan dari
berbagai unsur cuaca, maka dapat ditarik kesimpulan tentang keadaan apa yang
akan terjadi, berhubungan dengan kegiatan pertanian dan penerbangan. Misalnya
dapat ditentukan mulainya musim tanam pada bulan apa, sehingga para petani
dapat memanfaatkan dari informasi yang diberikan untuk kegiatan pertanian

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum dan penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan pada stasiun BMKG
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja di setiap alat yang ada di lapangan
(stasiun BMKG)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stasiun Meteorologi
Stasiun meteorologi adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan
secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya.
Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit
mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut hingga akan
mendapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklimnya, batas-batas
ekstrim dan juga pola siklusnya (Mabes, 2014).
Taman tempat peralatan yang dipakai untuk mengukur unsur cuaca/iklim
secara kontinyu disebut Stasiun Klimatologi. Taman ini merupakan lahan datar
yang ditumbuhi rumput yang luasnya di atur sesuai banyak dan macam alat yang
digunakan di stasiun tersebut (Muin, 2014).
Supaya kebenaran data dan keterwakilan data terhadap suatu wilayah ada syarat
syarat taman alat yang harus terpenuhi antara lain:

Iklimnya harus luas supaya bisa mewakili semua kawasan wilayah yang

diinginkan.
Lapangan tanah yang datar dan berumput dengan ketinggian rumput 5 cm.
Sudut pandangan 45o diketahui koordinat (Lintang dan bujur) dan tingginya
diatas permukaan laut, disekitar taman tidak boleh ada bangunan dan pohon
tinggi, tidak boleh ada yang menghalangi peralatan dari variabel yang akan

diukur, seperti hujan, cahaya, suhu dll.


Taman alat sebaiknya dipagari, agar tidak ada gangguan dari binatang.
Tempat taman alat sebaiknya dekat dengan lahan pertanian
Ukuran luas stasiun 50m x 50 m dan sisesuaikan dengan banyak dan macam
peralatan yang digunakan (Stasiun Klimatologi Banjar Baru, 2008).

Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian


diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan
Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman,
Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur
suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum,

dan Termometer Maximum-Minimum Six Bellani), alat pengukur suhu air


(Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang
penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes),
alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung
Kayu,

Termometer

Bengkok,

Termometer

Maksimum-Minimum

tanah,

Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran


matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche
Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand
Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996 dalam Mabes, 2014).
B. Klimatologi
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani klima dan logos. Klima berarti
kemiringan bumi yang terfokus pada pengertian lintang tempat. Logos berarti
ilmu. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim dan cuaca.
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang
terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang panjang. Cuaca merupakan
keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek.
Pengukuran dan pencatatan unsur iklim dan cuaca yang penting diamati oleh
sebuah stasiun Klimatologi dan Meteorologi antara lain curah hujan yang terkait
dengan jumlah dan intensitas hujan, evaporasi dari permukaan tanah dan tanaman,
radiasi sinar matahari yaitu lama penyinaran dan intensitas penyinaran,
kelembapan dan suhu baik pada udara maupun tanah dan tentang angin yaitu
kecepatan serta arah angin. Karena pentingnya faktor iklim maka perlu dilakukan
pengamatan iklim dengan benar,akurat,kontinyu dan terorganisir (Yogi, 2014).
Matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Jumlah bahan
bakar fosil yang semakin menipis meningkatkan pemanfaatan energi matahari
oleh

manusia.

Dengan

demikian,

perubahan

aktifitas

matahari

akan

mempengaruhi kehidupan di bumi. Perubahan aktifitas matahari jangka panjang


memegang peranan penting dalam perubahan iklim global. Ketika aktifitas
matahari meningkat, maka jumlah energi yang dipancarkan ke bumi akan semakin
besar. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya radiasi matahari yang sampai ke bumi
(Winasis, 2011).

Perubahan iklim dapat diartikan sebagai perbedaan yang nyata secara statistik
pada nilai rata-rata iklim maupun variabilitas yang terjadi secara luas pada periode
waktu tertentu (IPCC, 2001 dalam Rusandi, 2014).
Perbedaan utama di antara cuaca dan iklim terletak pada luasnya cakupan wilayah
dan waktu. Cuaca cakupan wilayahnya lebih sempit serta waktunya lebih singkat,
sedangkan iklim lebih luas dan untuk waktu yang relatif lama. Perbedaan lainnya
terletak pada fokus ilmu yang mempelajarinya. Ilmu yang mempelajari cuaca
disebut meteorologi, sedangkan ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi.
Adapun persamaannya terletak pada unsur-unsur yang terkandung di dalamnya
yang meliputi suhu udara, tekanan udara, angin, kelembapan udara, dan hujan.
Cuaca yaitu kombinasi dari berbagai kondisi atmosfer bumi yang secara terusmenerus berubah dan memengaruhi planet bumi. Adapun iklim adalah pola cuaca
khas di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa unsur-unsur cuaca dan iklim memiliki
kesamaan. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Suhu Udara
Suhu udara yaitu temperatur udara yang ada di permukaan bumi. Setiap daerah di
permukaan bumi biasanya akan memiliki suhu udara yang berbeda-beda, ada yang
panas ada yang dingin. Perbedaan suhu udara di suatu daerah biasanya disebabkan
oleh beberapa faktor di antaranya penyinaran matahari dan sudut jatuh sinar
matahari. Sinar matahari yang mencapai permukaan bumi akan menentukan suhu
suatu wilayah, yang dampaknya membentuk pola iklim dan cuaca. Permukaan
bumi yang melengkung mengakibatkan sinar matahari yang diterima oleh
berbagai tempat di bumi berbeda-beda.
Di sepanjang garis ekuator (khatulistiwa) suhu cukup tinggi. Makin jauh dari
khatulistiwa, sudut jatuh sinar matahari melebar sehingga suhu makin menurun.
Ini terjadi karena sinar matahari harus berjalan melalui atmosfer yang jauh
sehingga panasnya banyakterserap dalam perjalanan, dan juga energinya
menyebar ke seluruh permukaan bumi sehingga efek panasnya berkurang. Karena
letaknya yang paling jauh dari khatulistiwa, tidak mengherankan jika wilayah
kutub merupakan tempat yang paling dingin di bumi (Talago, 2013).

Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir
yang terjadi di Matahari. Energi radiasi Matahari berbentuk sinar dan gelombang
elektromagnetik. Spektrum radiasi Matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar
bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk
gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar
gelombang panjang adalah sinar infra merah (Repository.usu.ac.id, 2013).
2. Tekanan Udara
Tekanan udara di suatu daerah berbeda-beda seperti halnya suhu di setiap daerah
yang berbeda-beda. Daerah dengan tekanan udara yang tinggi cenderung menjadi
panas, cuaca kering pada musim panas, dan cuaca dingin kering pada musim
dingin. Wilayah bertekanan rendah cenderung berawan, mengalami hujan atau
salju. Alat yang biasa digunakan untuk mengetahui tekanan udara disebut
barometer.
3. Kelembapan Udara
Kelembapan udara yaitu tingkat kandungan air yang ada dalam udara. Setiap
daerah biasanya memiliki tingkat kandungan udara yang berbeda-beda. Secara
umum, kandungan udara dibedakan menjadi kelembapan udara relatif dan
kelembapan udara mutlak.
Kelembapan udara relatif adalah jumlah kandungan uap air yang terkandung
dalam satu meter kubik udara pada temperatur tertentu dibandingkan dengan
jumlah uap air yang ditampung udara tersebut. Adapun kelembapan mutlak adalah
perbandingan kandungan uap air dalam setiap unit berat udara. Alat yang biasa
digunakan untuk mengetahui kelembapan udara adalah higrometer.
4. Angin
Angin yaitu udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Udara bergerak
dari daerah panas ke daerah dingin sehingga udara panas naik di khatulistiwa dan
bergerak menuju daerah kutub. Udara dingin bergerak ke daerah sebaliknya.
Jenis-jenis angin yang ada di Indonesia di antaranya sebagai berikut.
Angin darat dan angin laut. Angin darat adalah angin yang bertiup dari
daratan menuju laut. Adapun angin laut adalah angin yang bertiup dari laut
menuju daratan. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas daripada lautan.
Ketika udara panas bergerak naik ke atas daratan, udara dingin berembus dari

lautan ke daratan. Itulah yang disebut angin laut. Pada malam hari, aliran
udara berubah arah sebab laut lebih lama menyimpan panas daripada daratan.
Udara berembus dari darat ke laut. Itulah yang disebut angin darat.
Angin gunung dan angin lembah. Angin lembah adalah angin yang bertiup
dari daerah daratan ke lautan. Angin lembah ini terjadi pada pagi sampai sore
hari.
Angin fohn. Adalah angin kering yang bergerak menuruni lereng
pegunungan. Angin fohn yang ada di Indonesia antara lain: angin kumbang
(Cirebon), angin gending (Pasuruan), angin brubu (Makasar), angin bahorok
(Deli), dan angin wabrau (Biak).
5. Hujan
Hujan yaitu turunnya butiran-butiran air dari awan ke bumi. Secara sederhana,
siklus hujan berasal dari penguapan air di permukaan bumi akibat penyinaran
matahari. Kemudian, mengalami pengembunan membentuk butiran-butiran air
yang berkumpul menjadi awan. Apabila kandungan butiran-butiran air di dalam
awan sudah cukup berat, jatuhlah sebagai hujan. Menurut prosesnya hujan dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut.

Hujan zenital atau konveksi yaitu hujan yang terjadi karena masa udara yang
banyak mengandung uap air secara vertikal sehingga menyebabkan
penurunan suhu sampai akhirnya terjadi pengembunan dan membentuk awan

konveksi. Awan tersebut akhirnya jatuh sebagai hujan.


Hujan orografis yaitu hujan yang terjadi karena masa udara yang
mengandung uap air bergerak menaiki pegunungan. Kemudian, mengalami

pengembunan yang akhirnya jatuh sebagai hujan.


Hujan asam yaitu hujan yang airnya memiliki tingkat keasaman yang tinggi.
Hujan asam ini terjadi apabila dalam air hujan terlarut zat-zat buangan yang
bertebaran di udara sehingga keasaman air hujan menjadi lebih besar daripada
air hujan pada umumnya. Hujan asam ini biasanya berbahaya karena dapat

menyebabkan kerusakan tanah, tumbuhan, dan bangunan.


Hujan frontal yaitu hujan yang terjadi akibat pertemuan antara masa udara
panas dan masa udara dingin. Masa udara panas yang kurang padat akan naik
ke atas masa udara dingin yang lebih padat. Setelah pengalami pengembunan,

kemudian membentuk awan yang akhirnya turun sebagai hujan (Talago,


2013).
6. Evaporasi
Pengamatan dari unsur / keadaan cuaca dan iklim memerlukan alat-alat
meteorology yang pada dasarnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang
digunakan untuk penelitian di laboratorium yang bersifat peka dan teliti dan harus
memenuhi syarat kuat dan sederhana. Alat-alat tersebut terdiri atas dua jenis
yaitu,yang dipakai/dipasang di ruang tertutup dan terbuka.
Beberapa alat pengukur cuaca/iklim, antara lain termometer, barometer,
hidrometer, anemometer, dan penakar hujan.Berikut ini penjelasan masing-masing
Alat Pengukur Cuaca dan Iklim tersebut:
Termometer: Tipe paling sederhana dari termometer adalah termometer air
raksa dalam kaca atau disebut termometer batang. Jika cuaca hangat, air raksa
dalam tabung akan memuai dan sebaliknya jika cuaca dingin, air akan
mengerut. Termometer air raksa hanya mencatat kondisi suhu maksimum dan
suhu minimum. Termometer pencatat secara otomatis disebut termograf yang
akan mencatat segala perubahan suhu. Agar dapat mengukur suhu tempat
teduh yang sebenarnya, termometer pencatat diletakkan dalam kotak
perlindungan yang dinamakan dengan Sangkar Stevenson.
Barometer: Barometer dibedakan menjadi dua macam, yaitu barometer air
raksa dan barometer aneroid (altimeter). Barometer air raksa diciptakan oleh
Torricelli pada tahun 1643. Barometer air raksa tidak mudah dibawa kemanamana. Sedangkan, barometer aneroid (altimeter) mudah dibawa kemanamana. Barometer aneroid dapat pula dimanfaatkan untuk mengukur
ketinggian suatu tempat. Tekanan udara normal pada permukaan laut adalah
760 mm atau 1.013 millibar. Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki tekanan udara yang sama pada peta disebut isobar.
Higrometer: Alat untuk mengukur kelembapan udara nisbi disebut higrometer
rambut. Rambut manusia memiliki sifat memanjang pada udara basah dan
memendek pada udara kering. Seberkas rambut dipasang di dalam
higrometer. Perubahan panjang pendek rambut akan menggerakkan jarum
pada skala.

Anemometer: Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Alat


ini dapat dilihat pada stasiun pangamatan cuaca atau di bandar udara.
Anemometer ditempatkan di lapangan terbuka pada tiang yang tinggi. Pada
alat ini terdapat beberapa mangkuk untuk menerima tiupan angin. Ketika
angin bertiup, angin mengenai mangkuk tersebut sehingga mangkuk berputar.
Putaran mangkuk dihubungkan dengan alat pencatat kecepatan. Kecepatan
mangkuk berputar tergantung pada kecepatan angin bertiup. Anemometer
modern dilengkapi dengan penunjuk arah angin yang dihubungkan dengan
komputer. Alat perekam arah angin dan kecepatan angin secara otomatis
mencatatnya di atas kertas grafik. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan
meter/detik, km/jam, mil/jam.
Fluviograf: Alat untuk mengukur besarnya curah hujan disebut fluviograf.
Alat ini ditempatkan pada lapangan terbuka agar air hujan yang jatuh tidak
terhalang masuk ke dalam alat tersebut. Air hujan yang masuk ke dalam
corong ditampung dalam ruang tertutup agar tidak menguap, kemudian
diukur dengan menggunakan gelas ukuran sehingga dapat diketahui besarnya
curah hujan. Tinggi rendahnya curah hujan dinyatakan dalam mm (Situs
Pustaka Belajar, 2014).

10

BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada Sabtu, 25 September 2016 pukul 10.00 WIB,
bertempat di Kantor Stasiun Klimatologi (BMKG) KM 51, Sicincin, Kabupaten
Padang Pariaman, Sumatera Barat.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum lapangan ini adalah alat tulis, laptop,
infocus, dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
presentasi dengan Microsoft Power Point.
C. Metode Praktikum
Adapun metode yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Pemaparan oleh staf kantor stasiun BMKG Sicincin tentang bagian-bagian dari
kantor stasiun BMKG di ruangan.
2. Pemaparan oleh staf kantor stasiun BMKG tentang Klimatologi baik cuaca,
iklim, ataupun musim di ruangan.
3. Perkenalan dan pemaparan alat-alat yang ada di BMKG Sicincin dan cara
kerjanya oleh staf kantor stasiun BMKG langsung di lapangan tempat alat-alat
tersebut di letakkan.
4. Mencatat nama alat-alat dan cara kerja alat tersebut di kertas yang sudah
tersedia formatnya
5. Mendokumentasikan kegiatan di lapangan dan mendokumentasikan alat-alat
yang ada dilapangan.

11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No Gambar Alat
1

Nama alat
Penakar hujan otomatis
(Hellman)

Penakar hujan OBS


(Ombromter)

Penakar hujan ARG

12

Actinograph

High volume air


sampler

13

Gun Bellani

Campbell Stokes

14

Cup Counter
Anemometer

Sangkar meteorologi

15

10

Thermometer tanah

11

Thermometer tanah
gundul

16

12

Evaprometer pan

13

Psychrometer standar

17

14

Anemometer

18

B. Pembahasan
1. Penakar hujan otomatis (Hellman)

Fungsi alat

: Pencatat Instensitas Curah hujan / tingkat kelebatannya

Satuan

: Milimeter ( mm ).

Keterangan

: Setiap hari pias diganti (pias Harian atau Pias Mingguan).

Hujan dengan Instensitas lebat bentuk grafik terjal hujan dengan intensitas
Ringan bentuk grafik landai.Waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat
diketahui.
Alat ini merupakan penakar hujan otomatis dengan tipe siphon. Bila air
hujan terukur setinggi 10 mm, siphon bekerja mengeluarkan air dari tabung
penampungan dengan cepat, kemudian siap mengukur lagi dan kemudian
seterusnya. Di dalam penampung terdapat pelampung yang dihubungkan
dengan jarum pena penunjuk yang secara mekanis membuat garis pada kertas
pias posisi dari tinggi air hujan yang tertampung. Bentuk pias ada dua macam,
harian dan mingguan. Pada umumnya lebih baik menggunakan yang harian
agar garis yang dibuat pena tidak terlalu rapat ketika terjadi hujan lebat.
Banyak data dapat dianalisadari pias, tinggi hujan harian, waktu datangnya
hujan, derasnya hujan atau lebatnya hujan per satuan waktu.

2. Penakar hujan OBS (Ombrometer)

Fungsi alat
Satuan
Keterangan
Jam

: Pengukur Curah Hujan


: Milimeter ( mm ).
: * Curah hujan di ukur dengan gelas penakar setiap pagi

07.00 WS atau 1 milimeter hujan yang ditakar sama volumenya

dengan 10 cc.
Penakar hujan tipe observatorium adalah penakar hujan manual yang
menggunakan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini merupakan
penakar hujan yang banyak digunakan di Indonesia dan merupakan standar di
Indonesia. Penakar ombrometer observatorium memiliki kelebihan, yaitu mudah
dipasang, mudah dioprasikan, dan pemeliharaanya juga relatif mudah.

19

Kekurangannya adalah data yang didapat hanya untuk jumlah curah hujan
selama periode 24 jam, beresiko kekurasakan gelas ukur, dan resiko kesalahan
pembacaan dapat terjadi saat membaca permukaan dari tinggi air di gelas ukur
sehingga hasilnya dapat berbeda. Prinsip kerja alat ini adalah:
Saat terjadi hujan, air masuk ke dalam corong penakar. Air yang masuk ke
dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jamjam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas
ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas ukur,
maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung
dapat terukur semua.
3. Penakar hujan ARG
Alat ini di gunakan untuk menghitung besar dan lamanya curah hujan yang
terjadi. Dalam alat ini terdapat memori yang fungsinya untuk mencatat berapa
lama dan besarnya curah hujan yang terjadi. Keunggulan dari alat ini adalah data
yang di peroleh tidak perlu di catat manual, tetapi dalam alat ini dapat langsung di
sambungkan dengan laptop. Ini adalah satu satunya alat yang menggunakan sisten
digital.
4. Actinograph

Alat pengukur/pencatat secara automatis Intensitas Radiasi Matahari.

Satuan K Cal/cm2 (Langley).

Keterangan : Kertas pias diganti setiap hari.


o setiap kotak kecil = 12 kalori, perhitungan total 1 hari dihitung jumlah
kotak
o kecil. Alat ini menggunakan sensor Bimetal
Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi
surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas
bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena
radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan
sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara
mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil
20

rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding
dengan jumlah radiasisurya yang ditangkap oleh sensor selama sehari.

5. High volume air sampler

Fungsi alat

: Pengukur

carbon dll)
Satuan
Keterangan

: Mikrogram / m
: Di dalam alat terdapat motorpenghisap & flow rate

partikel kecil padat aerosol diudara (debu,

Pengukur kecepatan aliran udara masuk. Udara dihisap oleh motor


penghisap melalui celah samping penutup. Banyaknya vol. udara dicatat
oleh flow rate. Di dalam alat ini dipasang filter untuk menampung udara
yang masuk. Pengoperasian 24 jam dalam 6 hari. Ambang batas polusi ud.
= 260 gr/m
Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya polusi udara yang terjadi di
permukaan bumi. Dalam alat ini terdapat filter yang fungsinya untuk penyaringan,
yaitu menyaring udara-udara kotor. Selain itu pada alat pengukur polusi udara ini
juga terdapat motor dower yang kemudian menyedot udara lewat pipa yang telah
terpasang kemudian di catat volume udara yang muncul.

6. Gun Bellani

Pencatat Intensitas Cahaya Matahari

Satuan : Calori/Cm2 (Langley).

Intensitas Cahaya Matahari = Selisih pembacaan skala dikalikan konstanta


dibagi 21

Cara kerja alat : Sewaktu memasang alat dipagi hari, alat dibalik dan
dikembalikan sehingga permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air
dlm alat volumenya konstan dan bila kena cahaya matahari akan menguap
dan berkondensasi shg air turun kebawah.

Prinsip alat adalah menangkap radiasi pada benda berbentuk bola sensor.
Panas yang timbul akan menguapkan zat cair dalam bola hitam. Ruang uap zat
cair berhubungan dengan tabung kondensasi. Uap zat cair yang timbul akan
dikondensasi dalam tabung berbentuk buret yang berskala. Banyaknya air
21

kondensasi sebanding dengan radiasi surya diterima oleh sensor dalam sehari.
Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi hari dibandingkan
dengan alat yang pertama hasilnya lebih kasar.
7. Campbell Stokes

Pencatat lama penyinaran matahari

Satuan : Jam/ Prosentase ( % ) Pias harian.

Jenis pias 3 macam :


o Lengkung panjang (11 Okt- 28 Feb)
o Lurus (11 Sep 10 Okt) (1 Maret 10 April)
o Lengkung pendek (11 Aprl 10 Agst)

Bola Kaca dari kaca Masip.

Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari
terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan
dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya
pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari. Ada 3tipe pias yang digunakan
pada alat yang sama: Pias waktu matahari di ekuator, Pias waktu matahari di utara
dan Pias waktu matahari di selatan.

8. Cup Counter Anemometer


Fungsi alat

: Pengukur Kecepatan Angin Rata-rata harian

Satuan : Km / Jam
Keterangan : Prinsip kerja seperti garakan Spedometer sepeda motor
dalam satuan km/jam Kecapatan angina rata-rata harian selisih
pembacaan angka dibagi 24 jam.
9. Sangkar meteorologi

Fungsi alat
Satuan

: Tempat meletakan peralatan Meteorologi


: -

22

Keterangan :

Berventilasi, Double Jalusi

guna untuk mengalirkan

udara masuk- keluar. Dicat putih agar memantulkan cahaya (merupakan


konversi dari WMO)
10. Thermometer tanah berumput
Fungsi alat

: Pengukur Suhu tanah Gundul.

Satuan : Derajat Celcius


Keterangan

: * Kedalaman 0cm, 5cm, 10cm, 20cm, 50cm, 100cm.

Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin yang


berfungsi agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu tidak berubah. Data suhu
tanah ini digunakan dalam kegiatan pemupukan tanah.
Prinsipnya hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan
panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara.
Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar
daripada udara.
Suhu tanah yang diukur umumnya pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50
cm dan 100 cm. Macam alat disesuaikan dengan kedalaman yang akan diukur.
Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda dengan
kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas yang berisi parafin,
kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung
logam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan
dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian
dibaca. Adanya parafin memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca
di udara. Termometertanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan suatu
kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah apabila
tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.

11. Thermometer tanah gundul

Fungsi alat

: Pengukur Suhu tanah Gundul.

Satuan

: Derajat Celcius
23

Keterangan

: * Kedalaman 0cm, 5cm, 10cm, 20cm, 50cm, 100cm.

Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin yang berfungsi
agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu tidak berubah. Data suhu tanah ini
digunakan dalam kegiatan pemupukan tanah.
Prinsipnya hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan
panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara.
Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar
daripada udara.
Suhu tanah yang diukur umumnya pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50
cm dan 100 cm. Macam alat disesuaikan dengan kedalaman yang akan diukur.
Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda dengan
kedalaman lain.
Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda
dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas yang berisi
parafin, kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong
tabung logam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan
dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian
dibaca. Adanya parafin memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca
di udara. Termometertanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan suatu
kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah apabila
tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.
12. Evaprometer pan

Fungsi alat

: Pengukur Penguapan air langsung

Satuan

: Milimeter (mm).

Keterangan

: Alat ini dilengkapi dengan thermometer air Six Bellani

(Thermometer Apumg serta Cup Counter anemometer tinggi 05 meter.


Pada Evaorimeter permukaan yang luas (waduk, danau). Data penguapan
ini dikalikan factor alat 0.7 0.8.

24

Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur


untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah
hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Kesalahan yang besar dari
pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka
air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir
panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya
penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan. Air yang keruh,
evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai berlumut.
Tinggi air diukur dengan satuan mm.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari. Pengamat
yang setiap hari mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan kejelian
melihat batas air yang diukur. Alat perlengkapannya adalah tabung peredam,
termometer maksimum-minimum permukaan air yang tertampung, termometer
maksimum-minimum di permukaan panci dan anemometer cup counter setinggi
30 cm di atas tanah. Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan
tanah yang terbuka atau gundul menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek
oase). Pasanglah alat pada tempat yang terbuka tidak terhalang oleh benda-benda
lain dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari stasiun klimatologi.

13. Psychrometer standar


Terdiri dari 4 buah thermometer
1.
2.
3.
4.
5.

Thermometer Bola Kering (BK)


Thermometer Bola Basah (BB)
Thermometer Maximum
Thermometer Minimum
Piche Evaporimeter
Fungsi alat Pengukur Suhu Udara dan Kelembaban Udara
Satuan : Suhu Derajat Celcius
Kelembaban dalam Persen ( %).
o Thermometer BK menunjukan suhu udara
o Thermometer BB digunakan mencara kelembaban udara dengan bantuan table.
o Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan Kain
muslin yang selalu basah oleh air murni.

25

14. Anemometer

Fungsi alat

Satuan : Arah Angin (8 mata angin)

Kecepatan Angin : Knots. ( 1 Knots = 1.8 Km/Jam )

Keterangan: yang dimaksud arah angin yaitu arah dari mana angin berhembus.

: Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat

26

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan, selain mengetahui, para praktikan juga
menikmati praktikum dari pengenalan alat-alat klimatologi oleh para staf stasiun
kantor BMKG Sicincin, padang-pariaman sumbar. Dengan tidak hanya melihat,
beberapa alat langsung dicobakan bagaimana penggunaannya sehingga praktikan
mendapat pengalaman lebih dari sekedar melihat. Namun beberapa alat yang
dapat dilihat pada pembahasan terlihat sudah tua dan memang harus sudah
diganti.
B. Saran
Adapaun saran dari praktikum lapangan di BMKG Sicincin, yaitu untuk
BMKG pusat agar memperhatikan kelayakan alat-alat di BMKG sicincin untuk
pengiriman data yang lebih akurat. Untuk Panitia pelaksana praktikan selanjutnya
agar mengorganisir acaranya lebih baik lagi, karena terjadi keterlambatan dari
jadwal yang direncanakan. Waktu tiba di sicincin sekitar pukul 10.45 WIB. Jadi
cuaca panas saat praktikum membuat beberapa praktikan kurang bersemangat
menjalani praktikum. Untuk Praktikan selanjutnya, agar bersungguh
mendengarkan staf kantor BMKG menjelaskan catat dan dokumentasikan dengan
benar

27

DAFTAR PUSTAKA

Basoeki,

M.

1986

Muhamadiyah

. Pengantar

Meteorologi .

Universitas

Purwokerto . Purwokerto.

Lakitan, Benyamin . 1994 . Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja Grafindo Persada.


Jakarta.
Mabes, J. 2014. Laporan Agroklimatologi Alat-Alat Klimatologi. Di akses pada
17 Oktober 2014.
Muin, S.N. 2014. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Universitas Bengkulu,
Bengkulu.
Repository.usu.ac.id. 2013. Radiasi Matahari. diakses pada 17 Oktober 2014.
Rusandi, R.2014. Klimatologi Hutan.
Situs Pustaka Belajar. 2014. Alat Pengukur Cuaca Dan Iklim. Di akses 17
Oktober 2014.
Talago, I. 2013. Cuaca Iklim Dan Unsurnya. di akses 17 Oktober 2014.
Winasis, E.K. Susatya, A. Pamungkas, R. Susanti, T. Setiawan, A.
2011. Pengukuran Radiasi Matahari Dengan Memanfaatkan Sensor Suhu
Lm35. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Pendidikan Sain UKSW.
Universitas Kristen Satya Wacana (ed.), Jawa Tengah. Halaman 1.
Yogi, P. 2014. Laporan Pengamatan Alat-Alat BMKG. Di akses 17 Oktober 2014.

28

You might also like