You are on page 1of 5

MANAJEMEN PEMASARAN

Manarul Ulfah
20161030025
MMR 13A

1. Product Life Cycle

semua

produk

itu

memiliki

fase

kehidupan. Mulai dari fase perkenalan (dengan promosi), pertumbuhan


(sudah ada penurunan promosi), fase kedewasaan , dan fase
kemunduran (re-design)
2. Marketing Mix jasa

: berbeda dengan marketing mix produk

yang terdiri dari


3. Boston Consulting Group : Analisis pasar yang dilakukan secara
internal oleh pihak manajemen.
A. PRODUCT LIFE CYCLE
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Mempromosikan program-program pelayanan Klinik Muhammadiyah
Kedungadem seperti raway jalan, rawat inap, IGD, dan sarana
pendukung. Selain itu sangat perlu mempromosikan program
khusus dari Klinik Muhammadiyah Kedungadem yaitu program
bimbingan rohani dan adanya fasilitas penunjang seperti USG
Obsgyn.

Tahap

perkenalan

ini

dapat

dilakukan

dengan

memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter,


dan lain sebagainya yang pada era saat ini sangat digemari oleh
masyarakat luat di kota besar maupun di daerah. Pada tahap ini
promosi atas program klinik harus dilakukan secara besar-besaran
atau secara masal.
Strategi yang dilakukan

disini

dapat

menggunakan

strategi

penetrasi cepat dimana peluncuran produk dengan harga yang


rendah dengan biaya promosi tinggi. Strategi ini sangat cocok
diikembangkan di wilayah klinik yang berada di daerah dimana daya

belinya tidak terlalu tinggi. Dan strategi ini adalah strategi


yangpealing menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan
target pasar yang paling besar.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Pada tahap ini promosi atas program klinik mulia diturunkan. Saat
ini persaingan dari fasilitas kesehatan lain mungkin akan mulai
masuk.

Cara

lain

yang

digunakan

untuk

mempertahankan

pemasaran program klinik adalah dengan cara meningkatkan


kualitas program klinik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan pada sumber daya manusia yang ad di klinik agar mereka
benar-benar berkompetensi untuk menjalankan program-program
klinik. Klinik tetap melakukan promosi program klinik namun beralih
dari iklan yang membuat orang menyadari produk ke iklan yang
membuat orang memilih program.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Yang dapat dilakukan klinik pada tahap ini yaitu dengan strategi
peningkatan mutu dan keistimewaan. Peningkatan mutu dilakukan
dengan cara memberikan pelatihan pada SDM klinik agar benarbenar

berkompetensi

Peningkatan

dalam

keistimewaan

menjalankan

program

disini

program
dilakukan

klinik.
dengan

mengemas program bimbingan rohani yang merupakan program


khusus klinik menjadi lebih menarik.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap ini klinik harus mulai mencari target pasar baru, dan
mulai memikirkan produk atau program baru yang bisa dilakukan
klinik dan memberikan p[emasukan pada klinik agar klinik tetap
hidup.
B. MARKETING MIX:
1. PRODUCT :

Klinik

Muhammadiyah

Kedungadem

mempunyai

berbagai

jenis

pelayanan seperti rawat jalan, rawat inap, instalasi gawat darurat, dan
berbagai sarana pendukung seperti laboratoriaum penunjang dasar
dan

pemeriksaan

radiologi.

Selain

itu

klinik

Muhammdiyah

Kedungadem juga memiliki pelayanan bimbingan rohani yang dapat


dijadikan peingkatan daya jual/pemasaran dibandingkan dengan klinik
atau rumah sakit lain, Apalagi mayoritas masyarakat Kedungadem
beragama Islam.
2. PRICE :
Penentuan

tarif

di

Klinik

Muhammadiyah

Kedungadem

harus

disesuaikan dengan tarif BPJS agar klinik tidak mengalami kerugian.


BPJS menentukan tarif berdasarkan atas biaya kapitasi kepesertaan.
Selain itu pihak klinik berusaha bekerjasama dengan industri-industri
setempat seperti agar karyawannya bisa bergabung keanggotaannya
di klinik kita. Dengan begitu akan lebih menguntungkan klinik dari segi
kapitasi.
3. PLACE :
Letak Klinik Muhammadiyah Kedungadem yang berada di pinggir jalan
raya dengan akses yang mudah bisa menjadi nilai lebih dibandingkan
klinik atau rumah sakit lain. Namun letak Klinik Muhammadiyah
Kedungadem yang terbilang dekat dengan Puskesmas Kedungadem
yang jaraknya hanya sekitar 2 kilometer dapat menjadi daya saing
yang luar biasa karena kedua fasilitas kesehatan ini sama-sama
merupakan fasilitas kesehatan primer.
4. PROMOTION :
Mempromosikan

program

pelayanan

Klinik

Muhammadiyah

Kedungadem dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram,


Facebook, dan Twitter serta media sosial yang lain. Hal ini diperlukan
karena di era saat ini media sosial memiliki peran pemasaran yang
sangat peniting. Selain media sosial promosi juga dapat dilakukan
dengan cara menyebaran leaflet, poster dan pembuatan baliho di

jalan-jalan atau pusat pusat keramaian. Selain itu promosi dengan


cara pengadaan kegiatan sosial di masyarakat juga diperlukan, agar
masyarakat

benar-benar

mengetahui

program-program

yang

dijalankan oleh Klinik Muhammadiyah Kedungadem.


5. PEOPLE :
Klinik Muhammadiyah Kedungadem memerlukan tambahan tenaga,
untuk itu perlu adanya usulan penambahan tenaga dokter spesialis
seperti spesialis Obsgyn dan Anak, mengingat klinik mempunyai
sarana USG obsgyn yang penggunaannya berdasar dari kompetensi
dokter obsgyn. Saat ini klinik mempunyai fasilitas USG namun tidak
memiliki dokter yang berkompeten atas alat tersebut.
Memberikan pelatihan pelatihan yang sesuai dengan kompetensi dari
masing-masing profesi di klinik tersebut, sehingga semua karyawan
yang bekerja di klinik mulai dari yang non medis hingga tenaga medis
semua

mempunyai

kompetensi

yang

baik

sesuai

dengan

mudah,

sehingga

kompetensinya.
6. PROCESS:
Memudahkan

alur

pelayanan

konsumen

yang

pelayanan tidak terkesan lama. Memberikan layanan kritik dan saran


sehingga keinginan konsumen lebih tersampaikan.
7. PHYSICAL EVIDENCE:
Penataan baliho-baliho atau papan yang tertulis Klinik Muhammadiyah
Kedungadem sebagai bahan promosi yang penting bagi pemasaran
klinik.
8. CUSTOMER SERVICE :
Memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih ramah untuk pasien,
mengingat klinik ini berada di daerah yang mayoritas masyarakatnya
masih memegang teguh nilai kesopanan.

Diperlukan

adanya

evaluasi-evaluasi

secara

rutin

dan

mencari

penyebab adanya penurunan customer pasien. Kemudian kita bisa


mencari strategi untuk meningkatkan kualitas layanan klinik.
C. BOSTON CONSULTING GROUP
Matrix pangsa pasar Boston Consulting Group (BCG) merupakan
matriks portofolio. Dalam matriks ini terdapat dua variabel yang
masing-masing ditempatkan pada sumbu :
Sumbu Vertikal : Pertumbuhan Pasar
Sumbu Horizontal: Pangsa Pasar Relatif
Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk meberi pedoman pada
keputusan alokasi sumber daya berdasarkan pangsa pasar dan tingkat
pertumbuhan bisnis.
1. Mengukur tingkat pertumbuhan pasar
Tingkat Pertumbuhan Pasar = (Volume penjualan tahun terakhir
volume penjualan tahun sebelumnya) / volume penjualan tahun
sebelumnya x 100%
2. Mengukur Pangsa Pasar relative
Pangsa Pasar Relatif = Volume penjualan tahun terakhhir / volume
penjualan tahun terakhir pesaing
Dalam matriks BCG terdapat empat jenis produk yang dapat
dibedakan tergantung pada penemuan dalam kombinasi produk
pasar-pasar di dalam salah satu kuadran
Stars (Bintang) yaitu pada sel ini memiliki peluang jangka
panjang terbaik untuk pertumbuhan yang menjajikan dan
dapat

menajdi

salah

satu

sumber

keuntungan

bagi

perusahaan.
Cash Cow (Sapi Perah)yaitu menghasilkan kas lebih dari yang

dibutuhkan.
Question-mark (tanda tanya) yaitu mempunyai pangsa pasar

yang kecil dalam suatu pasar yang tumbuh cepat.


Dogs (Anjing) yaitu dalam kuadran ini memiliki pangsa pasar
relatif rendah atau tidak tumbuh.

You might also like