Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Hipertensi
a. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan kondisi medis
yang beragam. Kebanyakan pasien hipertensi etiologi patofisiologinya
tidak diketahui atau yang dikenal sebagai hipertensi primer (Depkes
RI, 2006). Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi di
atas batas normal (120/80 mmHg) (Scanlon, 2007). Klasifikasi
tekanan darah menurut JNC (Joint National Commitee) VIII 2013
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VIII (NHLBI, 2013).
Klasifikasi tekanan
darah
Tekanan
Sistolik(mmHg)
Tekanan
Diastolik(mmHg)
Normal
<120
<80
120-139
80-89
Stage I
140-159
90-99
Stage II
160
100
Pre Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah yang telah dirilis oleh JNC VIII pada
tahun 2013 masih merujuk klasifikasi tekanan darah JNC VII. Tetapi,
manajemen terapi hipertensi dalam JNC VIII lebih berdasarkan
Evidence Based Medicine (EBM), komplikasi penyakit, ras dan
riwayat penderita. Target tekanan darah pada manajemen
terapi
Berdasarkan
etiologi
patofisiologinya
hipertensi
dapat
sekunder, endogen
multifaktorial
meliputi
faktor
genetik
dan
pusat,
obat-obatan
dan
lain-lain
(Gunawan, 2007).
Gambar 2.1 sistem rennin angiotensin and aldosteron (Dipiro, dkk., 2008)
Korteks adrenal adalah bagian ginjal yang memproduksi hormon
mineral kortikoid dan glukokortikoid, yaitu aldosteron dan kortisol.
Kelebihan aldosteron akan meningkatkan reabsorpsi air dan natrium,
sedangkan kelebihan kortisol meningkatkan sintesa epinefrin dan
norepinefrin yang bertindak sebagai vasokonstriktor pembuluh darah.
Secara tidak langsung, ini akan mempengaruhi peningkatan volume
darah, curah jantung dan menyebabkan peningkatan tahanan perifer
total (Dipiro, dkk., 2008).
d. Manifestasi Klinis
Menurut Chung Edward K (2006) Tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi
meliputi
nyeri
kepala
dan
kelelahan.
Dalam
darah
yang
di
10
penghambat
angiotensin-converting
enzyme
(ACE-
11
12
13
renin.
Perangsangan
reseptor
menghasilkan
enzyme/ACE),
seperti
enalapril
atau
lisinopril,
14
(angiotensin
II-
aktivasi
angiotensin II
15
tekanan
darah.
Antagonis
kalsium
bekerja
tunggal
maupun
kombinasi,
obat
ini
efektif
yang
16
Pre Hipertensi
Stage I
Stage II
Diagnosis :
120-139/80-89 mmHg
140-159/90-99 mmHg
160/100 mmHg
Diuretik
Agen-agen penghambat adrenoseptor-
Penghambat
Antagonis
ACE reseptor-angiotensin
Penghambat
II (ARB)kanal kalsium
C. Kerangka Konsep
antihipertensi
Pola pengobatan
1. Golongan obat
2. Jenis obat
3. persentase
Gambar 2.6 Kerangka konsep
17
D. Keterangan Empiris
Penelitian ini dapat memberikan gambaran profil penggunaan obat
antihipertensi pada pasien hipertensi di instalasi rawat inap RSUD Ambarawa.
18