Professional Documents
Culture Documents
Kata Sulit :
1. PHBS
2. Balitbangkes
3. Riskesdas
Pertanyaan :
1. Berapa tahun sekali RISKESDAS di lakukan ?
2. Apa kegunaan RISKESDAS?
3. Program apa sajakah yang dilakukan puskesmas untuk perbaikan gizi tersebut ?
4. Faktor apa sajakah yang menyebabkan penurunan gizi pada anak ?
5. Apakah hubungannya pola asuh anak dengan gizi dan PHBS ?
6. Mengapa harus menerapkan PHBS ?
7. Apa indikator yang menentukan gizi baik ?
8. Bagaimana pandangan Islam dalam menjalankan PHBS ?
9. Adakah cara lain untuk penanganan gizi buruk ?
10. Penanganan yang tepat apakah yang diberikan pada ibu hamil ?
Jawaban :
1.
2.
3.
4.
5.
3 tahun sekali
Mencari solusi untuk masalah kesehatan masyarahat dengan cara survey
Penyuluhan, promosi kesehatan, pemberian ASI Ekslusif, dan POSYANDU
Kurangnya asupan gizi dan kurangnya pengetahuan bahwa gizi anak itu penting
Apabila orangtua mengetahui gizi yang baik itu seperti apa makan anaknya tersebut
gizinya akan baik tetapi sebaliknya jika orangtua pengetahuan gizinya buruk maka
gizi yang didapatkan anaknya juga buruk
6. Untuk mencegah terjadinya penyakit dan sebagai antisipasi
7. IMT baik (18-24)
8. Menjaga kebersihan itu wajib dan makan makanan harus yang halal dan toyibah
9. Pemberian asupan vitamin pada ibu dan anak dan pemberian ASI ekslusif
10. Perbanyak asupan energy dan protein
Hipotesa
Berdasaran survey RISKESDAS didapatkan hasil gizi ibu hamil dan anak. Pada gizi
anak didapatkan gizi lebih dan gizi kurang yang ilihat berdasarkan indicator
penentuan gizi baik. Gizi anak yang kurang akan diberikan penanganan seperti
suplemen & protein serta pola asuh anak yang baik, lalu dilakukanlah PHBS untuk
menunjang gizi anak dan ibu hamil dengan disertai hidup yang bersih dan sehat.
SASARAN BELAJAR
LI. I Memahami dan Menjelaskan Permasalahan Gizi Anak
LI. II Memahami dan Menjelaskan Penilaian Gizi Anak & Ibu Hamil
3
Penyakit ini terjadi akibat kekurangan energy dan protein atau karena
ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan
kebutuhan energi. Biasanya terjadi pada anak balita.
Penyakit ini dibagi dalam tingkat yakni :
1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84-95% dari berat badan
menurut standar Harvard
2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60% dari berat badan
menurut standar Harvard
3. KKP berat ( gizi buruk) kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan
menurut standar Harvard
Beberapa ahli hanya membedakan 2 macam KKP yakni KKP ringan atau gizi kurang
dan KKP berat (gizi buruk) atau yang lebih sering disebut marasmus.
1. Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor:
Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)
Wajah bulat dan sembab.
Cengeng dan/rewel/apatis.
Perut buncit.
Rambut kusam dan mudah di cabut.
Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.
2. Tanda-tanda gizi buruk pada marasmus:
Tampak sangat kurus.
Wajah seperti orang tua.
Cengeng/rewel/apatis.
Iga gambang, perut cekung.
Otot pantat mengendor.
Pengeriputanotot lengan dan tungkai.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda tanda klinis : oedema atau
honger oedema, oedema biasanya tampak pada daerah kaki.
b. Klasifikasi
1. Malnutrisi jenis bahan yang kurang
Kelompok KEP yaitu kurang energi protein. Ada 3 jenis: kwasiorkor, marasmik, dan
marasmik kwashiorkor
2. Kelompok kekurangan vitamin/mineral
a. Anemi kekurangan zat besi
b. Defisiensi vitamin A
c. Penyakit gondok endemic
d. Penyakit defisiensi lainnya seperti beri-beri, pellagra, scurvy, rickets
3. Menurut derajat tingkatan keadaan gizi
a. Gizi lebih
b. Gizi baik
c. Gizi kurang
d. Gizi buruk
6
.
.
.
.
Pembagian
.
.
.
Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus-kwashiorkor
3. Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering
timbul pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.
Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan
yang dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah setempat yang
berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
Penyebab
.
.
.
.
.
memperlihatkangejala
campuran
antara
marasmus
dan
Penatalaksanaan
Secara umum
1.
2.
3.
4.
Secara khusus
Resusitasi dan terapi komplikasi
Dietetik
Pemantauan masukan makanan tiap hari (perubahan diet biasanya dilakukan setiap
saat)
Persiapan pulang
Sifat
Mudah teroksidasi
Mudah rusak oleh sinar ultraviolet
Larut dalam lemak
Tanda dan gejala
Tanda hipervitaminosis
Akut
Mual, muntah
Fontanela meningkat
Kronis
Anoreksia
Kurus
Cengeng
Pembengkakan tulang
Upaya pemerintah
Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar tubuh,
dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena tidak larut
dalam air
Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa berujung
pada morbiditas dan mortalitas, dan pneumonia
Fetus : abortus, lahir mati, kematian perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa
(bisu tuli, defisiensi mental, mata juling), cacat bawaan, kretinisme miksedema,
kerusakan psikomotor
Neonatus : gangguan psikomotor, hipotiroid neonatal, gondok neonatus
Anak dan remaja : gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental (IQ rendah),
gangguan perkembangan
12
Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa
hemoglobin
Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang
matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12
Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia,
hipoplastik atau aplastik
Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, gizi buruk dan penderita infeksi
Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi salah satu
penyebab terjadinya disfungsi otak permanen
13
Defisiensi zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka,
menurunnya kemampuan berfikir serta perubahan tingkah laku.
Ciri
Akan memperlihatkan respon yang baik dengan pemberian preparat besi
Kadar Hb meningkat 29% setiap 3 minggu
Tanda dan gejala
Pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra)
Lemah
Lesu
Hb rendah
Sering berdebar
Papil lidah atrofi
Takikardi
Sakit kepala
Jantung membesar
Dampak
Produktivitas rendah
SDM untuk generasi berikutnya rendah
Penyebab
Sebab langsung
Kurang asupan makanan yang mengandung zat besi
Mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi
Infeksi penyakit
Sebab tidak langsung
Distribusi makanan yang tidak merata ke seluruh daerah
Sebab mendasar
Pendidikan wanita rendah
Ekonomi rendah
Lokasi ggeografis (daerah endemis malaria)
Kelompok sasaran prioritas
Ibu hamil dan menyusui
Balita
Anak usia sekolah
Tenaga kerja wanita
Wanita usia subur
Penanganan
Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS)
Pemberian kapsul besi (Fe)
adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi
jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.
Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan
dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh
15
Gizi lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata, namun
tidak selalu identik dengan obesitas
Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertropi tonsil dan adenoid, dapat
mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darang yang
abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah atau panas sering di sertai
miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.
4. Ortopedi : Anak obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi
seperti Legg-perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
5. Efek psiokologis : Kurangnya percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas
biasanya pasif dan depresi. Karena sering tidak di libatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh
teman sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar, karena merasa potongan tubuhnya jelek,
tidak modis, merasa rendah diri sehinga mengisolasikan diri pergaulan dengan teman
temannya. Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu
dengan melampiasakan setres yang dialaminya ke makanan.
6. Bila obesitas pada anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan:
Hipertensi pada masa odelesensi.
Hyperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung coroner, hipertensi maligna pada
dewasa.
Diabetes
Sindrom pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa, yaitu
gangguan pada jantung dan pernafasan, hipoventilasi. Dengan manifestasi polisitemia,
pipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung, tongesif, dan somnolen. Kita harus
berhati-hati pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi pada anak ini. Usaha pengurusan
badan sangat penting bila terjadi komplikasi ini.
Maturitas sexsual lebih awal, mensturasi sering tidak teratur
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa,
karena tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut
dan tidak boleh diet terlalu ketat. Sehingga pengaturan dietnya harus dipertimbangkan
bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan sesuai tinggat pertumbuhan pada usia anak
tersebut. Disamping itu pengobatan obesitas pada anak sering gagal, kecuali mendapat
dukungan dari seluruh keluarga. Olahraga atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting
dalam upaya penata laksanaan obesitas pada anak ini.
Pada prinsipnya pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor
kejiwaan.
2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya penggusauran badan. Sedangkan
orang tua bayi atau anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya memperlambat
kenaikan berat badan bayi atau anaknya.
3. Pemberian diet rendah kalori seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan
kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang
ideal sesuai dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.
18
4. Mengajukan penderita untuk olahraga yang teratur atau anak bermain secara aktif,
sehingga banyak energy yang banyak digunakan.
Baik terapi diet maupun pisiko terapi harus diberikan pada seluruh keluarga. Sehingga
seluruh keluarga seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.
Cara pengaturan dietnya adalah sebagai berikut:
1. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan untuk menurunkan berat
badannya seperti pada obesitas dewasa, teteapi memperlambat kecepatan kenaikan berat
badannya. Bayi diberikan diet sesuai degan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110
kkal/kg. BB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dengan 90 kkal/kg. BB/hari untuk bayi lebih
dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi dengan air tawar,
disamping itu tidak dianjurkan memberi susu yang diencerkan, susu rendah atau tanpa lemak.
Disamping itu kita anjurkan pada ibunya agar anak tidak digendong saja, tetapi dibiarkan
melakukan aktifitas.
2. Pada anak prasekolah yang menglami obesitas, kenaikan berat badannya harus
diperlambat, dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg. BB/hari. Atau bisa juga dari
makan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori
tinggi. Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik dan mencegah
menonton TV berlebihan.
3. Pada anak usia sekolah (prapubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan
berat badan anak dan menaikan tinggi badannya. Diet diberikan 1200 kkal/hari atau sekitar
60 kkal/kg. BB/hari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-sendiri maupun
secara berkelompok. Tidak boleh menonton TV terlalu lama, lebih lebih jika disertai makan
makanan yang bekalori tinggi. Mengorganisir kelompok olah raga atau rekreasi, agar anak
lebih aktif.
4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat
badan yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet di berikan sekitar 850 kkal/hari,
ataupun ingin menurunkan berat badan 500 kkal/hari. Selain itu anak harus didorong untuk
melakukan aktifitas baik sendiri maupun secara berkelompok. Mendorong anak agar mau
melakukan interaksi dengan teman temannya.
Prognosis
Prognosis obesitas tergantung pada penyebab dan ada tidak adanya komplikasi.
Obesitas yang berlanjut sampai dewasa, morbiditas dan mortalitasnya tinggi.
Pencegahan
Mencegah obesitas lebih baik daripada mengobati jika sudah terjadi obesitas yang
penting adalah mengubah pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap bahwa sehat
itu identing dengan gemuk.
Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan
memberikan ASI. Bayi yang minum ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam
mengontrol berat badan bayi. Komposisi ASI pada saat baru mulai
disusui (Foremilk) lemaknya sedikit, sedangkan pada akhir menyusui (hint milk) kadar
lemaknya lebih tinggi, sehingga menimbulkan rasa nek pada bayi, akibatnya bayi akan
menghentikan menyusu. Pemberian ASI ekskulif empat (4) bulan, kemudian, makanan
19
tambahan diberikan mulai umur empat (4) bulan, dan pemberian ASI dianjuran sampai umur
2 tahun. Tidak memberikan minuman atau makanan setiap anak menangis, kecuali kalau kita
yakin bahwa anak tersebut memang lapar. KMS (Kartu Menuju Sehat) perlu untuk
memnatau pertumuhan anak, sehingga kita mengetahui penyimpangan arah dari grafik berat
badan anak. Anak sedini mungkin dikenalkan aktifitas fisik, baik melalui bermain maupun
olahraga. Menonton TV hanya sebagai selingan saja.
Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk
LI. II Memahami dan Menjelaskan Penilaian Gizi Anak & Ibu Hamil
Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh makanan yang
dikonsumsi dinilai dengan ukuran atau parameter gizi (Soehardjo, 1990).
Status Gizi Anak Sekolah
Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 12 tahun. Anak anak yang berumur 6
12 tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah pertumbuhan ini agak
lambat tapi perkembangan berangsur angsur menjadi mengetahui banyak tentang diri dan
dunianya.
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak
fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar
baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :
20
1.
2.
Dimana : NIS
NIS NMBR
NSBR
NMBR
NSBR
Untuk BB/U
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
TB/U
Pendek
Normal
Tinggi
BB/TB
Kurus
Normal
Gemuk
Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004).
Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3
21
Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Interpretasi
TB/U
BB/TB
Rendah
Rendah
Normal
Sekarang kurang ++
Rendah
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang +
Rendah
Normal
Rendah
Normal
Normal
Normal
Normal
Sekarang kurang
Normal
Tinggi
Rendah
Normal
Rendah
Tinggi
Tinggi, normal
Tinggi
Tinggi
Normal
Obese
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun
tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur
anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan
adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur
dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
22
b.
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada
ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi
gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c.
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi
masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang
gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan
menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang
dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan
setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan
lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes
RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan
status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan
Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya
gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD
diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat
serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya.
Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan
berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak hamil tidak dapat
diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat digunakan sebagai
petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang tidak adekuat
merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan
janin. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janinnya maupun aktivitas ibu. (Arisman, 2009)
Cara Pengukuran Status Gizi
Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya
persalinan small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan
untuk setiap wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat
badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat
badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Metode yang biasa digunakan dalam
menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI). Formula
ini digunakan untuk menghitung BMI adalah
BMI = Berat/Tinggi2
a.
b.
c.
d.
12,5 13
2,3
(Kg)
0,49
11,5 16
1,6
0,44
Lebih
7 11, 6
0,9
0,3
II
25
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan. Wanita
yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari
anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian
yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan
yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
d. Usia
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Usia
akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam
pemberian nutrisi anak balita. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang
sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang
berlangsung. Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang di
butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5 kali lebih besar dari
mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur 15-19 tahun menunjukkan angka
kematian 2 kali lebi besar. Ini berhubungan dengan status gizi remaja yang
perkembangan fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih banyak. Masalah
yang mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizi untuk menjamin pertumbuhan
sempurna salah satunya ialah umur saat hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau
umur terlalu tua (diatas 35 tahun)
e. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,
lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau masyarakat. Bagi masyarakat
yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih banyak menggunakan
pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan
fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis.
Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat 11 menyebutkan sebagai
berikut :
11
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
f. Status Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan kedudukan seseorang. Status
kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang
ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu
yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus ingat, bahwa gizi yang dapat ia dapat akan
dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya.
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang nebgandung zat besi
seperti bayan, hati dan sebagainya. Menurut Reverlly, Sakit adalah tidak adanya
keselarasan antara lingkungan dengan individu. Menurut white tahun 1977, sehat adalah
suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun
tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Sedangkan menurut UU RI No. 23
tahun 1992 Tentang Kesehatan BAB I Pasal I menyebutkan, kesehatan ialah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
26
Status Gizi Bagi Ibu Hamil Menurut WHO, dampak kekurangan gizi pada ibu hamil,
kekurangan gizi pada ibu hamil, akibat kurang gizi pada ibu hamil, dampak kurang gizi pada
ibu hamil, kebutuhan gizi seimbang dan pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi,
kebutuhan energi ibu hamil menurut who, pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi
akan dijelaskan dalam artikel kesehatan kali ini: Status gizi ibu hamil pada
waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini
dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan bayi yang normal juga.
Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram. Tetapi
berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan berat badan ibu selama
hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum,
kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat.
Sedangkan pada trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
janin terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat terjadi gangguan
kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum.
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI)
Total Kenaikan BB (Kg)
Penambahan BB
TM I (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26)
12,5 13
2,3
Kurus ( BMI < 19,8 )
11,5 16
1,6
Lebih
7 11, 6
0,9
Obesitas ( BMI > 29 )
6
Tanda Kecukupan Gizi pada Wanita Dewasa dan Ibu Hamil
Zat Gizi
Satuan
Wanita Dewasa
Energi
Kal
2200
Protein
gr
48
Vitamin A
RE
500
Vitamin D
ug
5
Vitamin E
mg
8
Vitamin K
mg
65
Thiamin
mg
1,0
Niacin
mg
9
Vitamin B12
mg
1,0
Asam folat
ug
150
Piridoksin
mg
1,6
Vitamin C
mg
60
Kalsium
mg
500
Fosfor
mg
450
Zat besi
mg
26
Seng
mg
15
Yodium
ug
150
TM II (Kg)
0,49
0,44
0,3
Ibu Hamil
2485
60
700
15
18
130
1,2
9,1
1,3
300
3,8
70
900
650
46
20
175
27
Selenium
ug
55
70
Konsumsi Makanan
Keadaan keseimbangan gizi tergantung dari ringakat konsumsi kualitas hidangan yang
menunjukan quantum suatu zat gizi terhadap kebutuhan hidup. Bila susunan hidangan
kebutuhan tubuh baik dari sudut kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kesehatan
gizi sebaik baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik dalam kuaiitas maupun
kuantitas akan memberi dampak kesehatan pangan dan gizi yang baik ditentukan oleh
terciptanya keseimbangan antara banyaknya jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan
banyaknya zat yang dibutuhkan tubuh.
28
Infeksi
Infeksi biasa berhubungan deangan gangguan gizi. Infeksi sendiri mengakibatkan si
penderita kehilangan bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare. Selain itu
juga penghancuran jaringan tubuh akan mengikat karena dipakai untuk pembentukan
protein atau enzim-enzim yang diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh. Gangguan
gizi dan infeksi sering bekerja secara sinergis, infeksi akan memperburuk kemampuan
seseorang untuk mengatasi penyakit infeksi.
Zat gizi dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang guna meneapai hasil yang
optimal sesuai dengan kebutuhan. Apabila zat gizi ini kurang, maka akan dapat
mengakibatkan infeksi dan rawat gizi pada remaja. Pada remaja yang kekurangan
energi protein akan menghambat pertumbuhan fisik dan kecerdasan.
Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoieh dari pengalaman yang berasal dari
berhagai macam sumber, misalnya media massa, elektronik, buku petunjuk,
penyuluhan, dan kerabat dekat. (Yuwono, 1999). Pengetahuan gizi merupakan
pengetahuan gizi merupakan pemahaman masyarakat tentang pemilihan bahan
makanan sehat serta fungsinya bagi tubuh yang dinilai berdasarkan jawaban
responden terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kuesioner. (Suwondo,
1975).
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari hari
dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal
tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi
seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh
cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essential.
Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah
yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan. Semakin tinggi
gizi seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan makanan yang dipilih untuk
dikonsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilih
makanan yang menarik panca indra dan tidak mengadakan pemilihan berdasarkan
nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka yang semakin tinggi pengetahuannya, lebih
banyak mempergunakan mempertimbangkan rasional dan pengetahuan tentang nilai
gizi makanan tersebut, sehingga seorang ibu dapat menyusun dan mengolah makanan
yang bergizi bagi keluarga. (Sediaoetama, ] 989)
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha yang dilakaukan secara sadar, sengaja, sistematis, dan
terencana oleh orang dewasa kepada an ak yang belum dewasa yang merupakan
bimbingan, pertolongan, dan kepemimpinan dengan tujuan agar anak dapat mencapai
tingkat kedewasaan jasmani dan rohani (Astuti, 2000). Menurut tingkat atau jenjang
pendidikan terdiri dari :
Pendapatan
Pendapatan rumah tangga adalah sejumlah penghasilan dan penerimaan berupa uang
atau barang dari semua anggota keluarga, maupun penerimaan transfer.
29
Tingkat pendapatan juga menentukan pola makanan apa yang dibeli dengan uang
tambahan tersebut (Berg, 1986). Rendahnya pendapatan merupakan tantangan lain
yang menyebabkan orang orang tak mampu membeli pangan dalam jumlah yang
diperlukan (Sajogyo, 1983). Pada pendapatan terendah, maka hampir semua
pendapatan akan dikeluarkan untuk makan (Handayatu, 1994). Orang miskin biasanya
akan membelanjakan sebagian besar pendapatan tambahan itu untuk makan.
Sedangkan yang kaya tentu akan lebih berkurang dari jumlah itu. Bagian untuk
makanan padi padian akan menurun dan untuk makanan yang dibuat dari susu akan
bertambah jika keluarga keluarga beranjak ke pendapatan tingkat menengah.
Semakin tinggi pendapatan, semakm bertambah besar pula persentase pertambahan
pembelanjaannya. Dengan demikian, pendapatan merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas (Berg, 1986).
Besar Keluarga
Survey pangan di India memperlihatkan bahwa tersedianya protein bagi setiap anak
dalam keluarga dengan salah satu atau dua anak, mendapat 22% lebih tinggi
dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak empat atau lima anak. Kasus
gizi buruk yang paling berat sering menimpa anak-anak dari keluarga besar.
(Soekirman, 1999)
IBU HAMIL
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan
Kalsium.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester
II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan
selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume
darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III
energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical
surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu
tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3. Blokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati
dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
31
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi
gelap.
Penilaian status gizi secara tidak langsung.
2. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan
data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat
gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi.
3. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberpa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.
4. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan
yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan
lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi (Schrimshaw, 1964).
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 59) dari ketujuh carapengukuran status gizi tersebut
pengukuran antropometri merupakan carayang pailng sering digunakan karena memiliki
kelebihan yaitu :
a. Alat mudah diperoleh.
b. Pengukuran mudah dilakukan.
c. Biaya murah.
d. Hasil pengukuran mudah disimpulkan.
e. Dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
f. Dapat mendeteksi riwayat gizi masa lalu.
a.
b.
c.
d.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakatnya.
Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009),
ada tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
yaitu:
1.
Faktor Pemudah (Predisposing factors)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang menjadi
dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat
pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.
2.
Faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan
terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan
makanan bergizi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.
3.
Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.
Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orangtua yang
merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak-anak. Contoh pengasuh anak-anak
memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan atau selalu minum
air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan
sehat bagi anak-anak
LO.4.2 Tujuan PHBS
1. Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk
melaksanakan PHBS.
- Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
Manfaat PHBS:
1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan
anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan
untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:
33
a.
b.
c.
d.
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga para medis
lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi ASI ekslusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau
minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik.
ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi
karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
3. Menimbang balita setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu.
Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui
kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar kita tidak
terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air
bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam
kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal
10 meter dari tempat penampungan kotor air limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang ada di
tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit,
Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan
jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara
berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempattempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada dalam rumah
seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar
rumah bebas jentik adalah melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus
menghindari gigitan nyamuk).
8. Makan buah dan sayur setiap hari
35
Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung vitamin dan
mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang
tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan
memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan
beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan
menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan
antara lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci
mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan, bermain
bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1 bulan
terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok aktif dan
perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti
katarak, kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok, menyebabkan
penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, sakit jantung, stroke, kanker kulit, kemandulan,
impotensi, kanker rahim dan keguguran.
Menurut Dinas Keshatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator PHBS
dalam tatanan rumah tangga.
Klasifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10 indikator PHBS
dalam tatanan rumah tangga.
Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10 indikator PHBS
dalam tatanan rumah tangga.
Klasifikasi IV (warna biru) : klasisifikasi III + ikut dana sehat
Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008
mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka tatanan
tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.
PHBS SEKOLAH
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.
36
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di
institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun
swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan
indikator :
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
37
menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok masyarakat.
Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan terkendala
oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan
langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses
pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat
(community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam
suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang
kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau
dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS
dengan program kesehatan yang didukungnya.
2.
Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong
untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di
rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan
bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu,
untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan
para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga
pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan
pendekatan masyarakat umum.
3.
Pendekatan Pimpinan (Advocacy)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh
masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya
dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai
penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang
diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran
advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari
adanya masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan
masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk
memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e)
memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
2. Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka melakukan kegiatan fisik seperti olahraga
ringan. Kegiatan itu tak hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun
juga mengajarkan anak-anak untuk memiliki pandangan positif.
3. Tidak ada batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV.
Saat menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung pada risiko
penyakit kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun sebaiknya berlaku pada jamjam mereka bermain video game atau mengoperasikan komputer.
4. Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka menggosok gigi sebanyak dua kali sehari.
Beri mereka pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.
5. Tidak mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyantap apapun. Mereka juga harus membersihkan tangan setelah batuk, flu, atau
menyentuh barang-barang kotor.
6. Konsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter menyarankan
orangtua mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan minum air putih akan
mengeluarkan racun dari dalam tubuh.(Magforwoman)
7. Menghabiskan makanan hingga piring bersihPada umumnya, anak-anak yang
sehat akan makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan.
Namun banyak orang tua yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan
mengajarkan anak untuk menghabiskan makanan sampai piring bersih. Hal ini akan
membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan porsi makan
yang sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga tidak terlalu banyak.
8. Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang
tua membujuk anak-anak mereka agar mau memakan buah-buahan atau sayur-sayuran
dengan sogokan atau hadiah diberikan makanan penutup yang manis seperti
permen, cokelat es krim dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik karena
secara tidak langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan manis adalah
makanan paling enak daripada makanan utama. Akibatnya, anak akan terbiasa
mengonsumsi makanan penutup yang manis setelah mereka makan makanan
seimbang yang sehat.
9. Ngemil terlalu banyak. Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan
membuat anak kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk tubuh
mereka, sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan yang sehat. Selain itu,
kebiasaan mengemil pada anak juga tentu saja akan memicu obesitas.
10. Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman seperti soda, jus kalengan dan
smoothies yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung kalori yang tinggi serta
tidak memberikan vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu biasakan
memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.
11. Terlalu lama di depan layar kaca. Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca
juga dapat berdampak kepada berat badan mereka. Jangan izinkan anak seharian
berada di depan layar kaca seperti menonton televisi, bermain video games atau
komputer. Hindari menggunakan televisi atau media lainnya untuk menjadi pusat
perhatian anak Anda saat waktu makan dan bercengkrama dengan Anda.
12. Tak mengacuhkan waktu tidur. Kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan
keinginan untuk mengemil dan makan lebih banyak dari biasanya karena mereka
membutuhkan asupan ekstra energi untuk tidak tertidur. Oleh karena itu atur jam tidur
anak Anda 8-9 jam setiap hari. (eh)
13. Suka ngemil sembari menonton televisi
14. Malas olahraga
15. Malas minum air putih
16. Suka makanan yang diproses
40
Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan menjadi pangkal kesehatan. Ilmu kesehatan
modern tetap berpendirian bahwa kebersihan merupakan pangkal kesehatan. Tidaklah heran kalau
kebersihan umumnya merupakan salah satu kewajiban yang selalu diperintahkan Nabi Muhammad
SAW kepada para pengikutnya dan dijadikan sendi dasar dalam kehidupan sehari-hari.
41
Sementara dalam hadits lebih banyak lagi dijumpai peraturan-peraturan kesehatan. Salah satu
sabda Nabi SAW yang terkenal adalah Annadha fatu minal iiman yang berarti bahwa Kebersihan
itu adalah sebagian dari pada iman. Hadist lain menyatkana bahwa orang mukmin yang kuat lebih
disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Ajaran kesehatan Nabi SAW yang lain
adalah khitan sangat sesuai dengan kebersihan dan kesehatan. Mengurus mayat menurut hukum Islam
juga sesuai dengan kebersihan. Juga tentang pemberantasan penyakit menular telah diatur lengkap
dalam hadist.
Urgensi Kebersihan dan Kesehatan
Islam tidak membiarkan manusia di alam ini terbelenggu dalam persoalan yang tidak dapat
dipecahkan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang
ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk dari yang baik. (QS. Ali Imran: 179)
Salah satu tujuan dari ajaran Islam ialah menghilangkan kemadharatan/bahaya (dafu aldharar) yang menimpa manusia baik bahaya yang mengancam fisik maupun psikis. Tujuannya adalah
agar manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT. -menyembah dan mengabdi
kepada-Nya- di muka bumi ini dengan baik. Jika kondisi fisik atau psikis seseorang tidak sehat tentu
ia tidak akan dapat menunaikan tugas tersebut dengan baik. Karena itu, Islam sangat memperhatikan
masalah kesehatan dan menganjurkan agar manusia menjaga kesehatan.
Di samping itu, untuk mencapai tubuh yang sehat, dalam pandangan Islam tidak cukup hanya
mengandalkan faktor internal tubuh manusia saja, tetapi juga faktor lingkungan. Sebaik apapun
makanan yang dikonsumsi manusia, jika lingkungannya tidak sehat atau tidak bersih, maka ancaman
penyakit masih tetap besar. Karena penyakit bisa datang melalui makanan yang dikonsumsi dan bisa
juga melalui udara dan hewan yang kotor. Maka dari itu, Islam juga sangat menekankan kebersihan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius
Draft Panduan Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima diunduh 28
Mei 2013 dari: http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/02/Draft-Pedoman-GerakanNasional-Sadar-Gizi-Februari-2012.pdf
Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diunduh 27 Mei 2013 dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29777/4/Chapter%20II.pdf
Mensucikan Diri diunduh 27 Mei 2013 dari: http://www.dzikir.org/index.php/syariatislam/shalat?start=1
Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi
Kurang (Bantuan Oprasional
Kesehatan) diunduh 29 Mei 2013 dari:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Panduan-PMT-BOK-2011.pdf
Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
(PHBS)
diunduh
27
Mei
2013
dari:
http://dinkessulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Penyakit Berbasis Lingkungan diunduh 27 Mei 2013
dari: www.pamsimas.org/index.php?option=com...penyakit
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diunduh 27 Mei 2013 dari:
http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/119-perilaku-hidup-bersih-dansehat
Rancangan Undang-Undang RI TentangPemberian Makanan Tambahan danPemeriksaan
Kesehatan Berkala Bagi AnakUsia 1 (Satu) sampai dengan 12 (Dua Belas)Tahundiunduh 29
Mei 2013 dari: http://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2009/02/ruu-ttg-pemberian-makanantambahan.pdf
10 Langakh Tatalaksana Gizi Buruk diunduh 29 Mei 2013 dari: http://pkm-banjarsarilebak.blogspot.com/2011/02/10-langkah-tatalaksana-gizi-buruk.html
43