You are on page 1of 10

Motor Induksi Pada Saat Start

Pada saat motor induksi dalam keadaan start, frekuensi rotor dan reaktansinya tinggi yaitu
dengan slip 100%. Jadi dalam rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor tertinggal ggl rotor
dengan sudut yang besar. Hal ini berarti bahwa aliran arus maksimum terjadi dalam konduktor
rotor pada suatu waktu setelah kerapatan fluks maksimum stator melewati konduktor. Hal ini
menghasilkan arus start yang tinggi pada faktor daya rendah yang menghasilkan kopel start yang
rendah.
Jika rotor melakukan percepatan berarti reaktansi rotor berkurang sehingga menyebabkan
kopel naik sampai ke harga maksimumnya. Jika motor mempercepat lebih lanjut, maka kopel
turun sampai ke harga yang diperlukan untuk memutar beban pada motor pada kecepatan
konstan. Secara umum motor induksi dapat distartkan baik dengan menghubungkan motor secara
langsung ke rangkaian pencatu ataupun dengan menggunakan tegangan yang telah dikurangi ke
motor selama periode start. Pengendali yang digunakan untuk menstart motor pada kedua
metode di atas dapat dioperasikan baik secara manual ataupun secara magnetik. Beban yang
terdapat di dalam sistem selama motor dalam keadaan start berpengaruh pada tegangan di sistem.
Bagian-bagian yang juga berpengaruh pada saat motor induksi starting adalah:
Peralatan dan impedansi dari generator.
Transformers.
Komponen-komponen lain, misalnya kabel.
Karakteristik beban.
Mesin yang digunakan dan data beban.
Metode Starting Motor Induksi
Pada motor induksi terdapat beraneka ragam macam bentuk starting. Metode starting
tersebut dibagi menjadi metode starting pada squirrel cage motor dan metode starting pada
wound motor, tapi yang dibahas disini hanya metode starting pada squirrel cage motor
Metode Starting Pada Squirrel Cage Motor
Pembahasan metode starting pada squirrel cage motor ini lebih di fokuskan pada salah satu
metode, yaitu metode Star Delta Starter
1. Direct On Line
Starter ini merupakan salah satu metode starting dimana motor dihubungkan secara
langsung dengan sumber tegangan sehingga arus start yang timbul besarnya pemakaian arus start
5-7 kali arus nominal.
Karakteristik dari Direct On Line adalah:
Arus start : 4 sampai 8 kali arus nominal (In)
Torsi start : 0,5 sampai 1,5 kali torsi nominal (Tn)
Kriteria peralatan:

> 3 terminal motor. Daya rendah sampai medium starting berbeban.


> Lonjakan arus dan torsi starting tinggi dan terjadi voltage drop.
> Peralatan sederhana.
Tidak ada parameter yang disetting.
2. Autotransformer Starter
Transformator yang lilitan primer dan sekundernya dihubungkan secara listrik dan juga
secara magnetik disebut autotransformator. Kelebihan dari jenis starter ini adalah
autotransformer starter dapat menghasilkan ampere yang lebih besar pada sisi sekundernya
untuk motor daripada ampere yang digunakan pada bagian primer untuk menghasilkan tegangan
sehingga pemakaian ampere pada motor seolah-olah lebih kecil daripada pemakaian yang
sesungguhnya pada waktu starting.
Salah satu kelebihan lain dari Autotransformer Starter yaitu dapat digunakan dalam
aplikasi yang berbeda-beda dengan tegangan kontrol yang lebih besar yaitu 200, 208, 440, 550,
dan 575 V. Starter jenis ini kebanyakan dipergunakan untuk kompresor, mesin blower, pompa,
dan conveyor dimana alat- alat jenis ini jarang distart dan selalu dijalankan dalam waktu yang
lama.
Karakteristik dari Autotransformer starter adalah:
Arus start : 1,7 sampai 4 kali arus start (In)
Torsi start : 0,6 sampai 0,85 torsi start (Tn)
Kriteria peralatan:
> 3 terminal motor, daya tinggi.
> Arus starting tinggi, terjadi voltage drop saat dihubungkan langsung ke peralatan utama.
> Peralatan kompleks.
Tidak ada parameter yang disetting.

3. Star Delta Starter


Star delta starter adalah termasuk salah satu starter penguraihan tegangan yang bekerja
mula-mula menghubungkan lilitan motor selama periode start dalam hubungan siar kemudian
dalam hubungan delta setelah motor melakukan percepatan
Dari Gambar berikut :

Sumber: Frank : D. Petruzella. Industrial Electronics. New York: McGraw-Hill Book


Company, 1984. p. 246.
Ditunjukkan bahwa dengan menutup kontak A dan B maka kumparan terhubung siar,
tegangan catu phasa hanya 58 % dari tegangan saluran pada lilitan motor. Tegangan penuh
diberikan saal menutup kontak C dan membuka kontak A sehingga motor terhubung delta.
Starter jenis ini merupakan jenis lain dari starter dengan sistem penurunan tegangan.
Starter jenis ini dapat digunakan pada sebuah motor ac 3 fasa tanpa menimbulkan arus yang
sangat besar pada waktu motor distart jika motor dirangkai secara bintang dan kemudian
dipindahkan ke rangkaian delta pada waktu motor mulai berjalan. Torsi start yang dihasilkan
starter jenis ini agak kecil tetapi masih cukup untuk menggerakkan beban. Starter ini terdiri dari

sebuah motor starter (kontaktor + on/off + relay) dan dua buah kontaktor. Kontrol tipe ini
biasanya disebut juga Star-Delta Starter. Prinsip kerja dari starter jenis ini agak berbeda dari
jenis autotrafo starter yang memakai tapping untuk penurunan tegangan. Jenis ini menggunakan
switch secara langsung dalam menurunkan tegangan begitu motor mulai berjalan atau sesaat
setelah starting.

Gambar Hubungan Motor


Wiring diagram sederhana dari gambar dibawah memperlihatkan cara kerja dari Star-Delta
Starter. KM 1 menunjukkan Star Kontaktor (+ auxilary contact no/nc), KM 2 menunjukkan
Line Kontaktor (+Timer delay) dan KM 3 menunjukkan Delta Kontaktor.

Sumber: Lister, Eugene C. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga, 1993.
p.186

ATAU

Pada waktu tombol startditekan maka tegangan L1, L2, dan L3 akan bekerja lewat KM 1
dan KM 2, Timer Delay pada KM 1 akan mengatur lamanya waktu start motor. Begitu Timer
delay bekerja maka motor akan memasuki keadaan berjalan dan switch pada KM 1 dan KM 2
akan berpindah ke keadaan off dan switch pada KM 3 menjadi on sehingga kontaktor yang
bekerja pada motor akan berpindah dari keadaan Star ke Delta Kontaktor. Pada waktu suplai
berpindah dari Star ke Delta maka tegangan yang bekerja pada motor akan bertambah juga
sebesar 3. Dengan cara kerja seperti ini maka pada waktu starting tegangan yang bekerja pada
motor misalnya 208 V dapat dikurangi sebesar 3 (58%) menjadi 120 V untuk masing-masing
fasa dari tegangan kerja motor dan akan bekerja penuh sebesar 208 V pada waktu pindah ke
rangkaian Delta. Dengan begitu otomatis arus yang bekerja pada waktu start dapat diperkecil
walaupun torsi start menjadi lebih kecil tetapi masih cukup kuat untuk mengangkat beban.
Karakteristik dari Star Delta adalah:
Arus start : 2 sampai 4 kali arus nominal (In)
Torsi start : 0,3 sampai 0,75 kali torsi nominal (Tn)
Kriteria peralatan:
> 6 terminal motor
> Starting tanpa beban atau dengan beban ringan
> Torsi puncak saat perpindahan Star ke Delta
> Daya motor rendah sampai dengan menengah
> Diperlukan perawatan peralatan
Tidak ada parameter yang disetting

Gambar berikut Karakteristik Torsi Terhadap Kecepatan dan Arus Terhadap


Kecepatan Untuk Star Delta

Sumber: Smeaton, Robert, W. Motor Application and Maintenance Handbook.


New York: McGraw-Hill Book Company, 1984. p. 265.
ATAU

Gambar Perbandingan arus starting hubungan bintang dan segitiga


Arus start dalam hubungan bintang
Jika motor dihubung dalam bintang, motor akan mendapat tegangan sebesar V volt
sedangkan lilitan motor mempunyai impedansi sebesar Z ohm, maka besarnya arus start
motor dalam hubungan bintang menjadi:
I start = Tegangan fase / Z fase =

Besarnya I start, sama dengan besarnya arus jala-jala atau sama dengan besarnya arus
fase atau: I start = I jala-jala = I fase Harga ini akan berlaku untuk setiap saat starting
Arus start dalam hubungan segitiga
Secara prinsip harga arus disini dapat ditentukan melalui perbandingan tegangan dan
impedansi motor pada saat hubungan segitiga sehingga besarnya arus start dalam
hubungan segitiga menjadi:
I start = I jala-jala = I fase3
Perbandingan I start langsung (DOL) dengan I start
I start DOL = Istart hubungan segitiga = 600% hubungan segitiga I beban penuh
I start hubungan segitiga = 1/3 I start DOL = 1/3 hubungan segitiga 600% = 200% I beban penuh
Torsi yang dihasilkan pada waktu starting hubungan segitiga =

Kelemahan dari metode starting Direct On Line, Autotransformer, Star


Delta adalah:
Start dan stop tidak bisa dikontrol agar halus dan aman.
Terjadi lonjakan arus yang tinggi yang mengakibatkan hentakan mekanis yang merugikan dan
panasnya motor.
Drop tegangan sehingga breaker bisa trip.

Kemungkinan peralatan yang kompleks.


Diperlukan perawatan secara teratur.
4. Part Winding Starter
Part Winding Starter ini merupakan cara starting dengan membatasi arus start motor, tidak
dengan menurunkan tegangan. Persyaratan pemakaian start tersebut adalah motor harus
mempunyai dua lilitan paralel terpisah dengan enam kawatnya dikeluarkan dari motor ke starter.
Seringkali polyphase SCIM didesain dengan part-winding, yaitu dua fase winding yang sama
dimana tiap fase akan menghasilkan jumlah kutub yang sama dan medan magnet berputar yang
sama pula. Keuntungan winding jenis tersebut adalah winding tersebut dapat dikoneksikan ke
sistem tegangan tinggi atau pada sistem tegangan rendah secara paralel.
5. Variable Speed Drive/Inverter
Inverter adalah suatu rangkaian yang mampu mengubah tegangan DC menjadi tegangan
AC. Ada dua jenis inverter yang umum digunakan pada sistem tenaga listrik, yaitu:
Inverter dengan frekuensi dan tegangan keluar yang konstan CVCF
(Constant Voltage Constant Frequency)
Inverter dengan frekuensi dan tegangan keluaran yang berubah-ubah
digunakan pada pemakaian khusu seperti pemakaian khusus seperti
pemakaian pada pompa listrik 3 fasa dengan menggunakan sumber
tegangan dc.
Motor yang distart dengan menggunakan inverter akan memiliki:
Torsi lebih besar.
Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi.
Kontrol total dinamika gerakan beban untuk berbagai aplikasi.
Menambah fungsi baru (berbagai fungsi regulasi dan otomasi, dan lain-lain).Kemampuan
berhubungan dengan PLC.
Menghemat energi.
Menambah kemampuan monitoring.
Hubungan manusia mesin (interface) yang lebih baik.
Proteksi dari motor, mesin (beban) bahkan proses dan lain-lain.
6. Soft Starter
Cara kerja Soft Starter pada dasarnya hampir sama dengan Star Delta Starter yaitu samasama dengan sistem penurunan tegangan untuk memperkecil arus start yang ada. Perbedaannya
yaitu pada Soft Starter tidak dibutuhkan setting waktu start tetapi dapat diatur sendiri secara
otomatis oleh Soft Starter sendiri. Soft Starter merupakan jenis starter yang dapat dipakai secara
praktis yaitu dengan cara sambung dan cara start tanpa bantuan rangkaian listrik yang rumit
sewaktu starting. Untuk Soft Starter yang lebih besar biasanya dapat dipasang dengan PLC
(Programmable Logic Controller) sehingga dapat diprogram secara otomatis tanpa disetting
terlebih dahulu. Beberapa keuntungan dengan menggunakan Soft Starter antara lain :
Start dan Stop yang terkontrol penuh dan aman untuk peralatan dan instalasi listrik.

Menghasilkan start dan stop yang halus (tanpa hentakan mekanis/torsi).


Menghilangkan lonjakan arus dan penurunan tegangan.
Optimasi/menghindari penggunaan sumber listrik yang berlebihan (kVA).
Sistem mekanis kompleks (contoh: gabungan hidrolic coupling, pulley, dll) dapat
disederhanakan.
Tidak memerlukan perawatan.
Fasilitas untuk berhubungan dengan PLC untuk jenis yang besar: tingkat otomasi tinggi.
Jaminan proteksi elektronik yang handal untuk jenis tertentu. Karakteristik dari Soft Starter
Arus start : 2 sampai 7 kali arus start (In)
Torsi start : 0,15 sampai 1 torsi start (Tn)
Kriteria peralatan:
> Menghasilkan start dan stop secara halus (tanpa hentakan, inrush current)
> Adaptasi otomatis terhadap berbagai beban, sehingga kerusakan mesin dan barang dapat
dihindari.
7. Variable Voltage Variable Frequency
Motor induksi yang disuplai dari tegangan variabel, inverter frekwensi variabel,
menyediakan sebuah drive yang mempunyai kemampuan kerja efisiensi tinggi dan transient
yang baik Metode ini dapat digunakan sebagai starter jika motor mencatu dari converter
frekwensi. Converter variable frekwensi digunakan hanya untuk starting. Frekwensi motor
dengan perlahan membuat frekuensi slip bernilai konstan. Hal ini menjaga agar arus input dan
percepatan bernilai konstan pada saat torsi bernilai konstan juga. Antara VSI dan CSI dapat
digunakan untuk motor starting. Starting yang dinamik telah dikembangkan. Arus dan percepatan
selama starting dipertahankan pada nilai yang diinginkan, dengan mengontrol frekuensi slip.
Akan tetapi jika digunakan untuk starting, metode ini harganya mahal.
Referensi:
Frank, D. Petruzella. Industrial Electronics. New York: McGraw-Hill Book Company,
1984. p. 246.
Lister, Eugene C. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga, 1993. p.186
Smeaton, Robert, W. Motor Application and Maintenance Handbook.
New York: McGraw-Hill Book Company, 1984. p. 265.

TUGAS
PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK
JUDUL
HUBUNGAN WAY-DELTA PADA MOTOR STARTING
OLEH :
NAMA : SATRIA AZIZI
NO. BP : 06 175 096

DOSEN : REFDINAL NAZIR PhD

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2009

You might also like