You are on page 1of 12

PROLAPS TALI PUSAT

1. PENDAHULUAN
Kehamilan

merupakan

proses

yang

sangat

kompleks

dan

membutuhkan perhatian yang lebih. Kehamilan merupakan rangkaian yang


tidak dapat dipisahkan dari fertilisasi dan persalinan. Persalinan merupakan
proses keluarnya hasil konsepsi yang cukup umur maupun kurang dari umur.
Ada beberapa kelainan yang bisa terjadi selama dan sebelum persalinan yang
bisa mempersulit persalinan.1
Salah satu kelainan yang mempersulit persalinan adalah prolaps tali
pusat. Penyebab dari prolaps tali pusat adalah posisi dari janin yang tidak tepat
pada pintu atas panggul. Resiko prolaps tali pusat semakin besar pada kejadian
bayi sungsang atau posisi bayi yang melintang. Posisi janin dalam kandungan
tidak selamanya tetap, tetapi berubah-ubah setiap waktunya. 1
Hal ini terjadi pada satu dari 400 kelahiran dan faktor-faktor
penyebabnya adalah tali pusat yang panjang (>100cm), malpresentasi
(sungsang), lentak lintang atau bagian presentasi belum masuk panggul.
Prolaps tali pusat sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir jika tidak
ditangani dengan cepat dan tepat. Penanganan yang tepat sangat diperlukan
untuk menghindari hal yang terburuk pada janin. 2
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI TALI PUSAT
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi
janin selama dalam kandungan, sehingga zat-zat gizi dan oksigen dapat masuk
ke tubuh janin. Pada hari ke-14 pasca konsepsi, diskus embrio, kantong
amnion dan yolk salc menyatu dengan villi korion melalui connecting stalk
kemudian akan menjadi tali pusat. 1
Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta.
Warnanya dari luar putih dan merupakan tali yang berpilin. Panjangnya 55
cm (30 100 cm) dan diameter 1 1,5 cm. Pembuluh-pembuluh darahnya
biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri sehingga pembuluh berkelokkelok.
1

Gambar 1. Anatomi tali pusat 3

Kadang-kadang menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat


dan diberi nama simpul palsu. 1-3
Insersi atau letak tali pusat ke plasenta adalah: 1-3
1. Tengah : insertio sentralis,
2. Sedikit ke samping: insertio paracentralis,
3. Samping : insertio lateralis,
4. Pinggir : insertio marginalis,
5. Di luar plasenta/di selaput janin : insertio velamentosa.
Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam
permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan
letak seperti: Insersi tali pusat Battledore, dan insersi tali pusat
Velamentous. 1-3
a. Insersi tali pusat Battledore. Pada kasus ini tali pusat terhubung ke
paling pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak
bermasalah kecuali sambungannya rapuh.
b. Insersi tali pusat Velamentous. Tali pusat berinsersi ke dalam membran
agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus melewati
membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal,
tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus bila
dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala tiga persalinan.
Tali pusat terdiri atas dua arteri umbilikalis (mengembalikan
produk sisa dari fetus ke plasenta, di mana produk sisa tersebut diasimilasi
ke dalam peredaran darah maternal untuk diekskresikan) dan satu vena
umbilikalis (membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran
2

darah fetus dari darah maternal, yang terletak di dalam spatium


choriodeciduale). 2
Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion, sedangkan
bagian dalam terdapat jaringan lembek (selai warthon), melindungi dua
arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis dalam tali pusat. 3-4

Gambar 2. Sonogram dengan Doppler dari 3-pembuluh darah normal dari tali pusat ,
memberikan gambaran seperti tali tambang. 4

Fungsi Tali Pusat adalah ; 1-4


1. Sebagai media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh
janin,
2. Sebagai media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin
ke tubuh ibu,
3. Sebagai media transportasi zat antibodi dari ibu ke janin,
4. Sebagai media transportasi zat antibodi dari ibu ke janin.
Sirkulasi Tali Pusat, fetus dalam rahim ibu mempunyai dua
kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu oksigen dan nutrisi serta membuang
produk

sisa

yang

dihasilkan

oleh

sel-selnya.

Struktur

yang

bertanggungjawab memenuhi kebutuhan fetus adalah plasenta. Plasenta


mempunyai banyak vilus yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus
dan menembus dinding uterus yaitu endometrium. Endometrium kaya
dengan aliran darah ibu. Jaringan kapilari darah fetus berada di dalam
vilus. 5
Darah yang kaya oksigen dan nutrien dibawa melalui vena
umbilicalis. Sebaliknya darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui
arteri umbilicalis dalam tali pusat, mengandung produk sisa seperti karbon
dioksida dan urea. Produk sisa ini akan meresap ke membran dan masuk
darah ibu. Darah ibu dan darah fetus dalam vilus sangat rapat, akan tetapi
3

kedua darah tersebut tidak bercampur karena dipisahkan oleh suatu


membrane. 5
Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin,
hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus membran ini dan
memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Selain oksigen
dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap ke dalam darah fetus
melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang dilahirkan
daripada jangkitan penyakit. 1-5
3. DEFINISI
1. Tali pusat terkemuka atau terdepan, bila tali pusat berada di bawah bagian
terendah janin dan ketuban masih intak atau jika tali pusat berada di
samping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis, dan lebih
rendah dari bagian bawah janin sedang ketuban masih intak atau belum
pecah; 6
2. Tali pusat menumbung , disebut juga prolapsus funikuli adalah jika tali
pusat teraba keluar atau berada di samping dan melewati bagian terendah
janin di dalam jalan lahir, bila tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah
pecah, ke serviks, dan turun ke vagina; 6
3. Occult prolapse, tali pusat berada di samping bagian terendah janin turun
ke vagina. Tali pusat dapat teraba atau tidak, ketuban dapat pecah atau
tidak. 6
Prolaps tali pusat merupakan suatu keadaan di mana tali pusat berada di
samping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah
ketuban pecah. 4
Prolaps tali pusat terjadi jika tali pusat terletak di bawah bagian
presentasi janin. Prolaps tali pusat dapat bersifat okulta (tersembunyi, tidak
terlihat) selama persalinan, baik selaput ketuban sudah pecah maupun belum.
Prolaps sempurna paling sering secara langsung setelah ketuban pecah, ketika
gaya tarik bumi mendorong tali pusat ke bagian depan dari bagian presentasi
terbawah janin. 4

4. ETIOLOGI
Adapun keadaan-keadaan yang menyebabkan prolaps tali pusat yaitu
keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan adaptasi bagian bawah janin
terhadap panggul, sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian
bawah janin tersebut. Hal ini merupakan predisposisi turunnya tali pusat dan
terjadinya prolaps tali pusat. 1-2
Prolaps tali pusat sering ditemukan pada letak lintang dan letak
sungsang, terutama presentasi bokong kaki pada presentasi kepala, antara
leher dempet pada disposisi cephalopelvis pada kelahiran premature lebih
sering dijumpai, karena kepala anak kecil tidak dapat menutupi pintu atas
panggul. 4
Beberapa etiologi yang dapat menyebabkan prolapsus tali pusat
diantaranya adalah kehamilan kembar, hidroamnion, kehamilan prematur,
janin terlalu kecil, kelainan presentasi dan plasenta previa. 9
5. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor dasar yang merupakan faktor predisposisi prolaps tali pusat
adalah tidak terisinya secara penuh pintu atas panggul dan serviks oleh bagian
terendah janin. Faktor faktor etiologi prolaps tali pusat meliputi beberapa
faktor yang sering berhubungan dengan ibu, janin, plasenta, tali pusat dan
iatrogenik. 5,6
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah tali pusat yang panjang
(>75cm atau 30 inci), malpresentasi (sungsang), letak lintang, atau bagian
presentasi yang belum masuk panggul. 1,6
Apabila bagian presentasi tidak dapat masuk dengan pas kedalam
segmen bawah uterus, seperti pada polihidramnion atau ketika selaput
pecah, aliran cairan amnion yang mendadak keluar dapat menyebabkan
tali pusat jatuh kebawah. Demikian pula, tali pusat dapat prolaps ketika
ketuban pecah secara mendadak, jika bagian presentasi masih tinggi. Janin
yang kecil mungkin tidak bisa masuk dengan pas kedalam segmen bawah
uterus akibatnya, prolaps tali pusat lebih sering terjadi. 7
Faktor predisposisi lain prolaps tali pusat, yang terkait dengan bagian
presentasi yang tinggi adalah multipara, disproporsi sefalopelvis, dan
5

plasenta previa.. Pengenalan dini adalah penting karena hipoksia janin


akibat kompresi tali pusat yang berkepanjangan (tersumbatnya aliran darah
ke dan dari janin lebih dari 5 menit) biasanya mengakibatkan kerusakan
sistem saraf pusat (SSP) atau kematian janin 8
6. EPIDEMIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Insidensi dari prolaps tali pusat dilaporkan di literatur sebanyak 0,1
% hingga 0,6 % (2-9) dan tetap konstan pada dekade terakhir. Komplikasi
paling serius dari keadaan ini adalah kompresi yang berkepanjangan, baik
dari kompresi mekanik ( kepala bayi ) atau vasospasme ( akibat suhu yang
lebih dingin dari vagina ) yang menyebabkan encephalopathy hypoxemia. 8
Pada awal hingga pertengahan tahun 1900-an kematian janin berada
di antara 32% hingga 47% (9-13) . Semenjak saat itu kematian janin telah
menurun secara signifikan sebagai hasil dari pengambilan tindakan sectio
caesaria dan meningkatnya kualitas resusitasi dan perawatan bayi baru
lahir. Selama 2 dekade terakhir kematian bayi baru lahir dengan keadaan
prolaps tali pusat menurun hingga 10%.8
Angka kejadian prolaps tali pusat dalam hubungan dengan
presentasi janin : Presentasi Angka Kejadian Vertex (belakang kepala )
0.4%, Frank Breech 0.5%, Letak bokong kaki 4 6%, Letak kaki 15
18% . 7,8
Kehamilan kembar akan mengalami polihidramnion, dimana cairan
ketuban banyak dan inilah yang menyebabkan janin dapat bergerak lebih
leluasa dalam rahim. Dan keadaan ini dapat mengakibatkan kelainan
presentasi (letak sungsang, lintang, presentasi kepala). 6
Sedangkan pada kehamilan prematur selain terjadi polihidramnion
juga terjadi ukuran janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda
sehingga janinnya memiliki ukuran kepala yang kecil. Pada plasenta
previa, plasenta akan mendekati atau menutup jalan lahir. Semua keadaan
tersebut akan menyebabkan janin sulit beradaptasi terhadap panggul
ibu,sehingga PAP tidak tertutupi oleh bagian bawah janin, dan inilah yang
mengakibatkan tali pusat bergeser atau turun dari tempatnya sehingga
terjadilah prolapsus tali pusat. 1-4
6

Prolapsus tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara


bagian terendah janin dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan
terganggu dan ini mengakibatkan terjadi hipoksia fetal dan bila berlanjut
dapat mengakibatkan fetal distress yang ditandai dengan melemahnya
DJJ. Bila keadaan ini terus berlangsung dapat mengakibatkan terjadinya
kematian pada janin. Tapi bila dapat ditangani maka janin tetap hidup, ini
ditandai dengan adanya teraba denyutan pada tali pusat. 10
7. DIAGNOSIS
Kejadian prolaps tali pusat dapat terdiagnosis pada saat pemeriksaan
dalam vagina rutin dan setelah selaput ketuban pecah spontan, di mana hal
ini menjadi faktor risiko terjadinya prolaps ataupun pada saat denyut
jantung janin mengalami abnormalitias setelah pecahnya ketuban. 6
Diagnosis prolaps tali pusat dapat melibatkan beberapa cara : 6
a. Melihat tali pusat keluar dari introitus vagina.
b. Teraba secara kebetulan tali pusat pada waktu pemeriksaan
dalam.
c. Auskultasi terdengar denyut jantung janin yang irreguler,sering
dengan bradikardi yang jelas, terutama berhubungan dengan
kontraksi uterus.
d. Monitoring denyut jantung janin yang berkesinambungan
memperlihatkan adanya deselerasi variabel.
e. Tekanan pada bagian terendah janin oleh manipulasi eksterna
terhadap pintu atas panggul menyebabkan menurunnya detak
jantung secara tiba-tiba yang menandakan kompresi tali pusat.
Diagnosis dini sangat penting untuk kehidupan janin.
Meskipun demikian, keterlambatan diagnosis adalah biasa. Pada
setiap gawat janin harus segera dilakukan pemeriksaan dalam. 6-8
Penderita yang mempunyai risiko tinggi terjadinya prolaps
tali

pusat

harus

dipantau

denyut

jantung

janin

yang

berkesinambungan , yang memberi peringatan dini adanya


kompresi tali pusat lebih dari 80% kasus. 6-8
7

8. TATALAKSANA
A. Tali Pusat Berdenyut 8-10
Jika tali pusat berdenyut, tanda dari janin masih hidup.
1. Beri oksigen 4-6 liter/menit melalui masker atau nasal kanul.
2. Posisi ibu trendelenburg.
3. Diagnosa tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam segera.
4. Jika ibu pada persalinan kala 1 :
a. Dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
masukkan tangan kedalam vagina dan bagian terendah janin
segera didorong keatas, sehingga tahanan pada tali pusat dapt
dikurangi.
b. Tangan yang lain menahan bagian terendah di supra pubis dan
evaluasi keberhasilan reposisi.
c. Jika bagian terbawah janin sudah terpegang dengan kuat diatas
rongga panggul, keluarkan tangan dari vagina, letakkan tangan
tetap diatas abdomen sampai dilakukan seksio cesarean.
d. Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara perlahan
untuk mengurangi kontraksi rahim.
e. Segera lakukan seksio caesarea.
5. Jika ibu pada persalinan kala II:
a. Pada presentasi kepala, lakukan segera persalinan dengan
ekstraksi vakum atau ekstraksi cunam/forceps.
b. Jika presentasi bokong/sungsang lakukan ekstraksi bokong
atau kaki, dan gunakan forceps pipa panjang untuk melahirkan
kepala yang menyusul.
c. Jika letak lintang, siapkan segera seksio caesarea.
d. Siapkan segera resusitasi neonates .
B. Tali Pusat Tidak Berdenyut 8-10
Jika tali pusat tidak berdenyut, tanda dari janin telah
meninggal. Keadaan ini sudah bukan merupakan keadaan darurat lagi,
8

lahirkan bayi secara normal tanpa mencederai ibu. Pergunakan waktu


untuk memberikan konseling pada ibu dan keluarganya tentang apa
yang terjadi serta tindakan apa yang akan dilakukan. Diharapkan

prolaps tali pusat / tali pusat


terkemuka > berasosiasi dengan
tanda-tanda gawat janin

persalinan dapat berlangsung spontan pervaginam .

HELP
- segera minta bantuan
- obstetrician,anaestheist,
paediatrician
- mempercepat
kelahiran
MANAJEMEN
TALI PUSAT
TERKEMUKA / PROLAPS TALI PUSAT10

Tali pusat berdenyut

Tali pusat tidak


berdenyut

Kala 1
- lahirkan segera dengan
Kala 2
caesaria
apabila
bagian
terbawah
- pasang akses IV, O2 via
telah melewati tulang
facemask, KTG kontiniu
belakang,
maka penolong
hingga kelahiran, hentikan
yang
terlatih
harus bersiap
drips oxytocin (bila ada)
untuk
menolong
dengan
-Turunkan risiko penekanan
vacum ekstraksi atau
tali pusat dengan :
- Pastikan
instrumen lainnya.
1. Posisi maternal : kneekematian bayi
- apabila tidak ada petugas
chest position, atau miring
terlatih, maka ibu diajarkan
dengan
kiri dengan kaki ditinggikan.
untuk
mengedan
dengan
Ultrasonografi.
2. Elevasi manual dari
penuh semangat sambil
bagian tali pusat yang teraba
Lahirkan bayi
Konseling
:
menunggu
bantuan medis.
dengan insersivaginal atau
secara pervaginam
- ibu dan keluarga
harus
- apabila bayi tidak
dapat diberikan
jari.
penjelasan dan konfirmasi
akan tindakan
lahir pervaginam,
3. Pertimbangkan
pemberian
emergency
yang
dilakukan
dengan
persiapkan untuk casesaria
tokolitik.
cepat dan memerlukan
- potong tali pusat segera kerjasama.
4. pertimbangkan
untukuntuk
- penting
mengkomunikasikan
dan
setelah bayi lahir.
mengosongkan
kandung
memberikan
support kepada keluarga,9
kemih.
apabila ibu membutuhkan anestesi
5. kurangi menyentuh tali
general.
pusat
mungkin yang terlibat harus memantau
- sesering
petugas
- potong talikeadaan
pusat segera
ibu pasca persalinan dan
setelah bayi lahir. memberikan dukungan.

9. KOMPLIKASI
Pada presentasi kepala, prolapsus funikuli sangat berbahaya bagi
janin, karena setiap saat tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah
janin dengan jalan lahir dengan akibat gangguan oksigenasi janin. Pada tali
pusat terdepan, sebelum ketuban pecah, ancaman terhadap janin tidak
seberapa besar, tetapi setelah ketuban pecah bahaya kematian janin sangat
besar. Myles melaporkan hasil penelitiannya dalam perpustakaan dunia,
bahwa angka kejadian berkisar antara 9,3-0,6% persalinan. 6-8
Sedangkan pada ibu karena terjadi prolapsus maka dilakukan seksio
atau persalinan normal yang dapat menimbulkan terjadinya trauma
jaringan dan leserasi pada vagina serviks. 8
10. PROGNOSIS
Prognosis janin bergantung pada beberapa faktor berikut : 6-10
1. Angka kematian untuk bayi prematur dengan prolaps tali pusat hampir 4
kali lebih tinggi daripada bayi aterm;
2. Bila gawat janin dibuktikan oleh detak jantung yang abnormal, adanya
cairan amnion yang terwarnai oleh mekonium, atau tali pusat dengan
pulsasi lemah, maka prognosis janin buruk;
3. Jarak antara terjadinya proplaps dan persalinan merupakan faktor yang
paling kritis untuk hidup janin;
4. Dikenalnya segera prolaps memperbaiki kemungkinan janin hidup;
5. Angka kematian janin pada prolaps tali pusat yang letaknya sungsang
atau lintang sama tingginya dengan presentasi kepala. Hal ini menghapus
perkiraan bahwa pada kedua letak janin yang abnormal tekanan pada tali
pusatnya tidak kuat;
6. Ditemukannya prolaps tali pusat diperlukan tindakan yang cepat. Terapi
definitif adalah melahirkan janin dengan segera. penilaian yang cepat
sangat penting untuk menentukan sikap terbaik yang akan diambil.
Persalinan pervaginam segera hanya mungkin bila pembukaan lengkap,
bagian terendah janin telah masuk panggul, dan tidak ada CPD;
10

7. Bahaya terhadap ibu dan janin akan berkurang bila dilakukan seksio
sesaria daripada persalinan pervaginam yang dipaksakan pada pembukaan
yang belum lengkap. Sambil menunggu persiapan seksio sesaria tekanan
pada tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan
posisi knee chest, trendelenburg, atau posisi sim;
8. Sedangkan bahaya terbesar pada presentasi kepala, karena setiap saat tali
pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dapat
mengakibatkan gangguan oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan,
sebelum ketuban pecah, ancaman terhadap janin tidak seberapa besar,
tetapi setelah ketuban pecah, bahaya kematian janin sangat besar.
11. PENCEGAHAN
Pencegahan Prolaps Tali Pusat : 6-10
Menghindari pecahnya ketuban secara premature akibat tindakan kita.
Penanganan Tali Pusat Terdepan ( Ketuban belum pecah ) :
a. Usahakan agar ketuban tidak pecah
b. Ibu posisi trendelenberg
c. Posisi miring, arah berlawanan dengan posisi tali pusat
d. Reposisi tali pusat
Penanganan Prolaps Tali Pusat :
a. Apabila janin abnormal, janin sangat kecil harapan hidup
Tunggu partus spontan.
b. Pada presentasi kepala apabila pembukaan kecil, tunggu pembukaan
lengkap lalu lakukan vacum ekstraksi, forcep.
c. Pada Letak lintang atau letak sungsang Sectio cesaria

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadler,T. 2011. Langman,s Medical Embriology : 8th edition . Montana :


Twin Bridges. p : 130-33.

11

2. Romero,Pilu dkk. 2012. Obstetrics, Gynecology and Infertility :


Handbook for Clinicians. Long Island : Scrub Hill Press.inc.p : 38586,400.
3. Behbehani Sadikah. Januari 2016. Maternal Risk Factors and Outcomes of
Umbilical Cord Prolapse : A Population-Based Study. Journal Obstetric
and Gynecology Canada. diunduh : 27 Maret 2016
4. Emechebe C,dkk. September 2015 . Determinants and Obstetrics
Outcome of Umbilical Cord Prolapse at University of Calabar Teaching
Hospital, Calabar, Nigeria. IOSR Journal of Dental and Medical
Sciences. diunduh : 27 Maret 2016.
5. Wilson Bettye. Maret/April 2008. Sobography of the Placenta and
Umbilical Cord. Radiology Technology . diunduh : 27 Maret 2016.
6. Wijayanegara, Hidayat. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. p : 625-28.
7. Monique, G .2006. Umbilical Cord Prolapse . Obstetrical and
Gynecological Survey Vol 61, Number 4 .diunduh : 27 Maret 2016.
8. Institute of Obstetricians and Gynaecologist Royal Colleges of Physicians
of Ireland. Maret 2015. Clinical Practice Guidelines Cord Prolapse.
diunduh : 27 Maret 2016.
9. Royal College of Obstetricians and Gynaecologist. November 2014. Cord
Prolapse. RCOG-Green Top Guideline no.50 . diunduh : 27 Maret 2016.
10. Department of Health, Government of South Australia . Juni 2014. South
Australia Practice and Guidelines Cord Presentation and Prolapse.
Government of South Australia. diunduh : 27 Maret 2016

12

You might also like