Professional Documents
Culture Documents
I. Anamnesis
A. Identitas
MRS
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Suku
Alamat
Ayah
Nama
: Tumijan
Umur
: 45 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Ibu
Nama
: Banjali
Umur
: 42 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Sesak
2. Keluhan Tambahan
Demam
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Aloanamnesis (ibu pasien)
Pasien awalnya mengalami demam tinggi sejak 3 hari SMRS. Demam
naik turun sepanjang hari disertai batuk berdahak dan pilek. Dahak
berwarna putih tidak bercampur darah. Batuk lebih sering kambuh saat
pasien tidur di malam hari. Selang 1 hari setelah demam, batuk, dan
pilek muncul pasien terlihat sesak dan nafasnya terengah-engah. Sesak
terlihat terus menerus, tidak disertai suara mengi atau mengorok. Pasien
menjadi kurang minum ASI nya. Karena sesak bertambah parah, ibu
pasien kemudian membawa pasien ke rumah sakit. Pasien tidak
mendapatkan pengobatan apa-apa sebelum ke rumah sakit. Riwayat
1
:
:
:
:
:
Kesan
Kualitatif
:
:
:
:
:
scar (-)
Kesan
Imunisasi tidak lengkap sesuai umur
II.
Pemeriksaan Fisik
A. Status Present
Keadaan umum
Kesadaran
Suhu
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
BB awal
BB sekarang
PB
Lingkar lengan
Lingkar kepala
Status Gizi
: 145x/menit
: 66x/menit
: 3,9 kg
: 4 kg
: 55 cm
: 15 cm (sesuai menurut umur)
: 38 cm (sesuai menurut umur)
: Baik
Data Antropometrik
Bayi laki-laki usia 2,5 bulan dengan panjang badan (PB) = 55 cm dan berat
badan (BB) = 4 kg.
1. BB/U
a. BB/U dipatok pada kurva:BB < persentil 10 defisit BB, > persentil
90 kelebihan
b. Didapatkan pada kurva persentil 5, maka anak dikatakan defisit berat
badan.
2. TB/U
a. TB/U pada kurva:< persentil 5 defisit berat, Antara persentil 5 dan
10 perlu evaluasi lebih lanjut, untuk membedakan antara perawakan
pendek sebagai akibat defisiensi nutrisi kronik atau karena faktor
genetik
b. Didapatkan pada kurva, persentil 10, maka perlu evaluasi lebih
lanjut, untuk membedakan antara perawakan pendek sebagai akibat
defisiensi nutrisi kronik atau karena faktor genetik
3. BB/TB
a. BB saat ini/BB ideal < 70%
: Gizi buruk
b. BB saat ini/BB ideal 70% 80% : Gizi kurang
c. BB saat ini/BB ideal 80% 100% : Gizi baik
d. BB saat ini/BB ideal 100% 110 %: Gizi lebih
e. BB saat ini/BB ideal > 110%
: Obesitas (harus dihitung BMI)
Dari growth chart PB 55 cm menyentuh kurva persentil 10. Kurva
berat badan pada persentil 10 didapatkan BB Ideal adalah 4,4 kg. Rasio
BB saat ini dengan ideal yaitu 4/4,4 = 90,9 % Berdasarkan interpretasi
diatas maka anak dikatakan saat ini bergizi baik.
B. Status Generalis
1. Kelainan Mukosa Kulit/Subkutan yang Menyeluruh
Pucat
: tidak ada
Sianosis
: tidak ada
Ikterus
: tidak ada
Oedem
: tidak ada
Turgor
: cukup
5
Telinga
Hidung
Mulut
3. Leher
Bentuk
Trachea
KGB
: simetris
: letak di tengah
: tidak membesar
4. Thoraks
Bentuk
Retraksi suprasternal
Retraksi substernal
Retraksi intercostal
5. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
6. Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultas
i
Anterior
Bentuk dan pergerakan
Posterior
Bentuk dan pergerakan
hemithoraks kiri=kanan
Fremitus taktil hemithoraks
hemithoraks kiri=kanan
Fremitus taktil hemithoraks
kiri=kanan
Sonor
Vesikuler +/+
kiri=kanan
Sonor
Vesikuler +/+
wheezing -/-
wheezing -/-
7. Abdomen
6
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: datar, simetris
: turgor baik, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
: tympani
: bising usus (+) normal
8. Genitalia eksterna
Kelamin : laki-laki normal, tidak ada kelainan
9. Ekstremitas
Anemis
Sianosis
Akral dingin
Edema
III.
Superior
-/-/-/-/-
Inferior
-/-/-/-/-
Pemeriksaan Penunjang
A. Darah Rutin
Hb
:12,2 gr/dL
LED
: 25 mm/jam
Leukosit
: 9300/ul
Hitung jenis
Basofil : 0%
Eosinofil : 0%
Batang : 0%
Segmen : 42%
Limfosit : 36%
Monosit : 22%
Trombosit : 605.000/ul
GDS
: 94 mg/dl
Kesan : Peningkatan LED dan trombositosis
B. Urin Rutin
Tidak dilakukan
C. Feces Rutin
Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan Penunjang Lain/Anjuran
Rontgent Thorax AP
IV.
Resume
Pasien adalah seorang anak laki-laki, An.P, usia 2,5 bln, BB : 4kg. Awalnya
mengalami demam tinggi sejak 3 hari SMRS. Demam naik turun sepanjang
hari disertai batuk berdahak dan pilek. Dahak berwarna putih dan tidak
bercampur darah. Selang 1 hari kemudian pasien sesak dan bertambah berat.
Sesak terlihat terus menerus, tidak disertai suara mengi atau mengorok.
Pasien tidak mendapatkan pengobatan apa-apa sebelum ke rumah sakit.
Riwayat muntah, BAB cair, kejang, dan penurunan kesadaran selama demam
disangkal. Riwayat BAK biasa. Riwayat tersedak air susu disangkal. Riwayat
pasien dengan keluhan yang sama disangkal. Riwayat keluarga menderita
batuk, sesak, bersin pagi hari, asma, alergi dan gatal-gatal di kulit disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran compos
mentis, gerak pasif, menangis, rewel, nadi : 145x/menit, RR : 66x/menit,
suhu : 37,8C, bibir kering, sianosis perioral (+), nafas cuping hidung (+), dan
ronkhi basah halus nyaring +/+.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit dan hitung jenis dbn,
peningkatan LED, dan trombositosis.
V.
VI.
Diagnosis Banding
A. Bronkopneumonia
B. Bronkiolitis
Diagnosis Kerja
Bronkopneumonia
VII. Penatalaksanaan
- IVFD N4D5 XV-XX gtt mikro/menit
- O2 0,5 lt/menit (sampai sesak berkurang)
- Injeksi ceftriaxon 200mg/12 jam
- Paracetamol drop 3x0,5cc (bila panas)
VIII.
Prognosis
Quo ad Vitam
Quo ad Fungtionam
Quo ad Sanationam
:
:
:
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgent Thorax AP
Expertisi
-Bronchopneumonia
-Besar cor normal
FOLLOW UP
Hari/
Tgl
S
(Subjektif)
O
(Objektif)
KU : lemah
Kes : CM
5 April
2016
- Anak rewel
- Demam (+)
- Sesak (+)
- Batuk (+)
- Pilek (+)
Vital sign
Nadi : 145x
RR : 68x
T
: 38,7
Pem.Fisik
Retraksi +/+
Ronkhi basah
halus nyaring+/+
6 April
2016
- Anak rewel
- Demam (+)
- Sesak (+)
- Batuk (+)
- Pilek (+)
Vital sign
Nadi : 140x
RR : 66x
T
: 38,5
Pem.Fisik
Retraksi +/+
Ronkhi basah
halus nyaring+/+
Wheezing -/-
A
(Assessment)
P
(Planning)
- KU pasien lemah,
diperlukan cairan
tambahan perenteral
- Keluhan sesak
masih dirasakan
sehingga diperlukan
O2
- Kecurigaan infeksi
karena bakteri (hasil
Lab UGD terlampir),
perlu antibiotik
- Pasien febris
sehingga diperlukan
-antipiretik
KU pasien masih
lemah, diperlukan
cairan tambahan
perenteral
- Keluhan sesak
belum berkurang
sehingga diperlukan
O2
- Terapi antibiotik
diteruskan
- Pasien febris terapi
antipiretik diteruskan
- Belum ada
perbaikan, perlu
pemeriksaan
10
KU : lemah
Kes : CM
7 April
2016
- Anak rewel
- Demam (+)
- Sesak (+)
- Batuk (+)
- Pilek (+)
Vital sign
Nadi : 130x
RR : 62x
T
: 38
Pem.Fisik
Retraksi +/+
Ronkhi basah
halus nyaring+/+
8 April
2016
- Anak tidak
rewel
- Demam (+)
- Sesak ()
- Batuk (+)
- Pilek (+)
Vital sign
Nadi : 120x
RR : 45x
T
: 37,8
Pem.Fisik
Retraksi +/+
Ronkhi basah
halus nyaring+/+
9 April
2016
- Anak tdk
rewel
- Demam (-)
- Sesak ()
- Batuk (+)
- Pilek (+)
Vital sign
Nadi : 110x
RR : 34x
T
: 36,6
Pem.Fisik
Retraksi /
- KU pasien masih
lemah, diperlukan
cairan tambahan
perenteral
- Keluhan sesak
belum berkurang
sehingga O2
masih diperlukan Terapi antibiotik
diteruskan
- Pasien febris terapi
antipiretik diteruskan
- Hasil rontgent
- KU pasien
membaik,mash
diperlukan cairan
tambahan perenteral
- Keluhan sesak
sudah berkurang
namun O2
masih diperlukan
- Terapi antibiotik
diteruskan
- Pasien masih febris
terapi antipiretik
diteruskan
- R/ fisioterapi bila
febris
(-)
- KU pasien
baik,cairan tambahan
perenteral diteruskan
- Keluhan sesak
berkurang namun O2
dihentikan
- Terapi antibiotik
diteruskan
- Pasien tidak febris,
dilakukan fisioterapi
- IVFD N4D5 15
gtt
mikro/menit
- O2 0,5 lt/menit
sampai sesak
berkurang
- Injeksi ceftriaxon
200mg/12 jam
- Paracetamol drop
3x0,5cc bila panas
- Rontgent thorax
AP
- IVFD N4D5 15gtt
mikro/menit
- O2 0,5 lt/menit
sampai sesak
berkurang
- Injeksi ceftriaxon
200mg/12 jam
- Paracetamol drop
3x0,5cc bila panas
- Chest therapy bila
suhu <37
Ronkhi basah
halus nyaring +/+
Wheezing -/-
11
KU : lemah
Kes : CM
10April
2016
- Anak tdk
rewel
- Demam (-)
- Sesak ()
- Batuk ()
- Pilek ()
Vital sign
Nadi : 112x
RR : 32x
T
: 37,1
- KU pasien
baik,cairan tambahan
perenteral diteruskan
- Terapi antibiotik
diteruskan
- Antipiretik bila
panas
- KU pasien
baik,cairan tambahan
perenteral diteruskan
- Terapi antibiotik
diteruskan
- Antipiretik bila
panas
- KU pasien
baik,cairan tambahan
perenteral diteruskan
- Terapi antibiotik
stop
- Antipiretik stop
- IVFD stop
- Injeksi ceftriaxon
stop
- Paracetamol drop
Stop
Pem.Fisik
Retraksi /
Ronkhi basah
halus nyaring +/+
Wheezing
KU : Baik -/Kes : CM
11
April
2016
- Anak
kooperatif
- Demam (-)
- Sesak (-)
- Batuk (-)
- Pilek (-)
Vital sign
Nadi : 115x
RR : 32x
T
: 37,4
Pem.Fisik
Retraksi -/Ronkhi basah
halus nyaring -/Wheezing
KU : baik -/Kes : CM
12April
2016
Tidak ada
Vital sign
Nadi : 110x
RR : 36x
T
: 37,2
Acc pulang
Pem.Fisik
Retraksi -/Ronkhi basah
halus nyaring -/Wheezing -/-
12
ANALISA KASUS
beberapa hari
Demam
Anak dispneu
Kadang disertai muntah dan diare
Batuk biasanya tidak pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk
predominan PMN
Pada pemeriksaan rontgen thoraks ditemukan adanya infiltrat interstitial
dan infiltrat alveolar serta gambaran bronkopneumonia
Laporan kasus ini seorang bayi laki-laki berusia 2,5 bulan datang dengan
keluhan utama sesak nafas. Dari aloanamnesa dengan ibu pasien didapatkan
sejak 3 hari SMRS anaknya menderita batuk disertai pilek. Dahak berwarna
putih dan tidak bercampur darah. Demam tinggi (+), terus menerus naik turun
sepanjang hari. Sejak 2 hari SMRS pasien menderita sesak nafas yang
13
dirasakan tiba-tiba dan semakin berat. Sesak napas tidak berhubungan dengan
aktivitas dan cuaca. Keluhan sesak nafas tidak disertai adanya suara nafas
berbunyi (mengi) atau mengorok, Buang air besar dan buang air kecil tidak ada
keluhan. Ibu os kemudian membawa os berobat ke RS. Pada pemeriksaan
umum didapatkan peningkatan frekuensi pernapasan 66x/menit dan demam
dimana temperatur 38,5C.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya takipneu, terdapat retraksi
suprasternal dan interkostal, pada auskultasi paru ditemukan ronkhi basah halus
nyaring pada kedua paru. Pada pemeriksaan rontgen foto thorak ditemukan
sillhoute sign dan air bronchogram (+) dengan kesan bronkopneumonia.
Penderita datang dengan keluhan utama sesak nafas. Dari keluhan ini dapat
dipikirkan adanya kelainan pada paru-paru, jantung, kelainan metabolic seperti
asidosis dan uremia serta adanya kelainan di otak. Dari alloanamnesis tidak
didapatkan keluhan BAK sehingga kemungkinan kelainan metabolic dapat
disingkirkan. Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan penurunan kesadaran
sehingga kelainan disentral dapat disingkirkan, selain itu dari hasil
pemeriksaan pada jantung didapatkan dalam batas normal sehingga kelainan
pada jantung dapat disingkirkan.
Oleh karena itu dapat dipastikan merupakan kelainan pada paru-paru. Dari
alloanamnesis didapatkan pasien mengalami batuk serta demam,sehingga dapat
dipikirkan adanya suatu penyakit infeksi. Selain itu, di dapatkan ronki basah
halus nyaring yang khas untuk gejala bronkopneumonia, sehingga diagnosis
bronkopneumonia pada pasien ini sudah tepat.
2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat ?
untuk mengatasi
14
Pemberian IVFD N4D5 XV-XX tetes permenit dalam mikro drip sudah
tepat. N4D5 terdiri dari 100cc D5% + 25 cc NaCl, dengan kandungan
dekstrosa 50g (200kkal), Na 38,5 mEq/L, Cl 38,5 mEq/L, Ca 200 mg/dL,
dan total Osm 353.
BB=4 kg Kebutuhan cairan : 100 ml/kg BB x 4kg = 400ml/hari
Mikrodrip 1ml=60 tetes
400ml/hari 400ml x 60tetes = 16,67 gtt/ menit
24jam x 60menit
Pemberian chest therapy sudah tepat. Hal ini untuk melatih otot-otot
pernapasan pada pasien dan agar mempermudah pasien untuk bisa
mengeluarkan sekret yang ada dalam saluran nafasnya.
16
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pendahuluan
Struktur dasar jalan nafas telah ada sejak lahir dan berkembang selama
neonatus dandewasa menjadi sistem bronkhopulmonal. Jalan nafas pada
setiap usia tidak simetris. Apabila dibagi menjadi dua bagian, ada perbedaan
bentuk dan jumlah cabang yangtergantung dari lokasinya. Variasi tersebut
menyebabkan implikasi fisiologi yang berbeda. Alur yang berbeda
menyebabkan
perbedaan
resistensi
terhadap
aliran
udara,
sehingga
17
II. Definisi
Bronchopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit Pneumonia.
Bronchopneumonia (penumonia lobaris) adalah suatu infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus /
bronkiolus
yang
berupa
distribusi
berbentuk bercak-bercak
(patchy
18
Bronchopneumonia
adalah
peradangan
paru,
biasanya
dimulai
di
bercak-bercak
konsolidasi
di
lobulus
yang
III.
Epidemiologi
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak
dibawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi
pada anak dibawah umur 2 tahun. Infeksi saluran napas bawah masih tetap
merupakan masalah utama dalambidang kesehatan, baik di negara yang
sedang berkembang maupun yang sudah maju.Dari data SEAMIC Health
Statistic 2001 influenza dan pneumonia merupakanpenyebab kematian nomor
6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia,nomor 3 di
Singapura, nomor 6 di Thailand dan nomor 3 di Vietnam. Laporan WHO1999
menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi
didunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influenza.
Insidensipneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per
tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang
dewasa di negara itu.Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah
10%. Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya
ditemukan 50%. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan
waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia
dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada
pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris. Hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi
saluran napas bawahmenempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di
Indonesia. Di SMF Paru RSUP Persahabatan tahun 2001 infeksi juga
merupakan penyakit paru utama, 58% diantarapenderita rawat jalan adalah
19
IV.
Etiologi
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting padaperbedan
dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi,gambaran
klinis, dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab
padaneonatus dan bayi kecil berbeda dengan anak yang lebih besar. Etiologi
pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus grup B dan
bakteri gram negatif seperti E. Colli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp.
Pada bayi yang lebih beeasr dan anak balita, pneumonia sering disebabkan
oleh infeksi Streptococus pneumoniae, Haemophillus inflienzae tipe B, dan
Staphylococcusaureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja,
selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma
pneumoniae.
Di negara maju, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh
virus,disamping bakteri, atau campuran bakteri dan virus. Virkki dkk.
Melakukan penelitian pada pneumonia anak dan menemukan etiologi virus
sebanyak 32%,campuran bakteri dan virus 30%, dan bakteri saja 22%. Virus
20
21
UMUR
< 1 bulan
1-3 bulan
3 bulan 5 tahun
5 10 tahun
> 10 tahun
BAKTERI
Grup B streptococcus
Gram negativ
E.Coli
Klebsiela
Chlamydia
Staphylococcus aureus
Grup B streptococcus
H. influenza
S. pneumonia
S. aureus
Grup A streptococcus
Mycoplasma
Mycoplasma
S. aureus
Grup A streptococcus
S. pneumonia
Mycoplasma
Grup A streptococcus
Klebsiela
V. Klasifikasi
Pembagian secara anatomis :
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
3. Pneumonia intersisialis (bronkiolitis)
Pembagian secara etiologi :
1. Bakteri : Pneumococcus
pneumonia,
Sreptococcus
pneumonia,
22
Patogenesis
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru dapat melalui
berbagai cara, antara lain :
1. Inhalasi langsung dari udara
2. Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring
3. Perluasan langsung dari tempat lain
4. Penyebaran secara hematogen
Dalam keadaan sehat pada paru tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme,
keadaanini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Mekanisme
daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah
infeksi dan terdiri dari :
1. Susunan anatomis rongga hidung
2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring.
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan
4.
5.
6.
7.
23
Gejala Klinis
Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan
hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja. Hanya sebagian kecil yang
berat,mengancam kehidupan, dan mungkin terdapat komplikasi sehingga
memerlukanperawatan di RS. Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran
klinis pneumonia pada anak adalah imaturitas anatomikdan imunologik,
mikroorganisme penyebab yang luas, gejala klinik yang kadang-kadang tidak
khas terutama pada bayi, terbatasnya penggunaan prosedur diagnostik invasif,
etiologi non infeksi yang relatif lebih sering, dan faktor patogenesis.
24
25
26
a. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.00040.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak
meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma.
b. Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan
bakterial. Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak
melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan) dan bakteri
leukosit meningkat 15.000-40.000 /mm3 dengan neutrofil yang
predominan.
c. Nilai Hb biasanya tetap normal atau menurun
d. Peningkatan LED
e. Kultur dahak dapat positif pada 20-50% penderita yang tidak
diobati. Selain kultur dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara
hapusan tenggorok (throat swat).
f. Analisa Gas Darah (AGD) menunjukkan
hipoksemia
dan
27
virus
Deteksi antigen bakteri
IX.
Diagnosis Banding
1. Bronkiolitis
2. Bronkhitis
3. TB paru primer
4. Aspirasi pneumonia
X.
Penatalaksanaan
A. Penatalaksaan umum:
1. O2 2-4 liter/ menit sampai sesak hilang
2. Infus 20 tetes per menit mikro (untuk obat)
B. Penatalaksanaan khusus:
1. Mukolitik, ekspektoran, dan obat penurun panas sebaiknya tidak
diberikan pada 72 jam pertama karena akan mengaburkan
interpretasi reaksi antibiotik awal.
2. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu
tinggi, takikardi, atau penderita kelainan jantung.
3. Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan
manifestasi klinis. Antibiotik yang merupakan drug of choice untuk
kuman yang dicurigai.Bila tidak ada kuman yang dicurigai, berikan
antibiotik awal (24-72 jam pertama) menurut kelompok usia.
28
Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau
kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk
hilang.
2. Emfisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya pus eksudatif
dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
4. Endokarditis adalah peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis adalah infeksi yang menyerang selaput otak.
XII.
Prognosis
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat yang dimulai secara
dini pada perjalanan penyakit tersebut maka mortalitas selam masa bayi
dan masa kanak-kanak dapat diturunkan sampai kurang 1% dan sesuai
dengan kenyataan ini morbiditas yang berlangsung lama juga menjadi
rendah. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
XIII. Pencegahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak
dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini.
Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya
tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti : cara
29
hidup sehat, makan makanan yang bergizi dan teratur, menjaga kebersihan,
beristirahat cukup, rajin berolahraga dll.
Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
terinfeksi antara lain :
a. Vaksinasi Pneumokokus
b. Vaksinasi H.Influenza
c. Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh
rendah
d. Vaksin influenza yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
DAFTAR PUSTAKA
30
31