You are on page 1of 74

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Mata Kuliah Praktek Mesin-Mesin Perkakas adalah Mata Kuliah yang wajib ditempuh

oleh Mahasiswa Teknik Mesin D3 Semester II Politeknik Negeri Ambon.


B. Tujuan Praktikum
Mata Kuliah Praktek Kerja Bangku adalah penerapan secara langsung dari teori-teori
yang diberikan dalam proses kuliah yang ada. Dan dilaksanakan sebagai kewajiban untuk
mempelajari ilmu di bidang Teknik Mesin, serta dapat menerapkan serta meningkatkan teknologi
baru dari lapangan kerja ke bangku kuliah dan sebaliknya.
1. Tujuan umum
Secara umum, tujuan Praktek Kerja Bangku adalah sebagai berikut:
a.

Untuk melatih mahasiswa menggunakan alat-alat permesinan dan alat-alat bantu permesinan
seperti alat ukur (, jangka sorong, dll) yang ada pada Workshop Teknik Mesin sesuai aturan dan
cara yang benar.

b.

Agar mahasiswa dapat menggunakan alat-alat tambahan dan alat-alat non-mesin secara benar
sesuai prosedur yang ada.

c.

Agar mahasiswa dapat menerapkan secara langsung teori yang didapat di bangku kuliah
sehingga mahasiswa dengan mudah memahami dan dapat mempraktekkannya sesuai teori
dengan benar dan tepat.

d. Mahasiswa dapat mengoperasikan Mesin-Mesin Perkakas dengan langkah-langkah yang benar


dan sesuai prosedur.
2. Tujuan khusus
Secara khusus, tujuan Praktek Kerja Bangku adalah sebagai berikut:
a.

Untuk memenuhi dan melengkapi jumlah SKS yang diambil mahasiswa dalam program kuliah
Teknik Mesin D3 Semester II.

b. Melatih keterampilan dan pengetahuan atas penerapan teori yang didapat di bangku kuliah.
c.

Sebagai tolak ukur kemampuan Mahasiswa antara memahami teori yang ada dengan praktek
yang akan telah dilaksanakan.

d. Melatih Mahasiswa secara individu untuk mendapatkan bekal di dunia kerja nantinya.
C. Benda Kerja Yang Dibuat
1. Pengerjaan dengan Kikir adalah Mengikir benda kerja
2. Pengerjaan dengan Mesin Bor adalah Melubangi benda kerja
3. Pengukuran dengan Highgauge dalah High gauge adalah pengukur ketelitian dapat dipakai
untuk mengukur tinggi benda kerja untuk mengukur perbedaan ketinggian beberapa bagian
4.

benda kerja, untuk menandai dan membuat garis sejajar.


pengukuran dengan Jangka Sorong adalah salah satu alat ukur mekanik bukan alat ukur

pneumatic yang memiliki fungsi


a. Untuk mengukur diameter luar suatu benda
b. Untuk mengukur diameter dalam suatu benda
c. Untuk mengukur kedalaman suatu benda
d. Untuk mengukur ketebalan suatu bend
5. Pengerjaan dengan Penitik memiliki bentuk mirip sebuah obeng dan memiliki ujung
runcing. Bahan penyusun dari penitik ini adalah dari baja karbon kuat yang lebih kuat dari
bahan yang akan di beri tanda. Fungsi dari penitik ini adalah untuk memberikan tanda pada
benda kerja yang akan dibor. Selain itu penitik juga berfungsi untuk memberikan lubang
kecil pada benda kerja yang akan dibor sehingga mata bor yang akan digunakan untuk
mengebor tidak akan meleset atau tidak tepat sasaran.
6. Pengerjaan dengan Ragum digunakan untuk membantu pekerjaan memotong, mengikir,
mengelas dan sebagainya dengan cara dicekam supaya pekerjaan menjadi lebih mudah dan
aman.
7. Pengukuran dengan siku presisi adalah untuk mengukur kerataan sudut
8. Pengukuran dengan pisau perata untuk mengukur keraataan permukaan benda kerja.

BAB II
PROSES PENGERJAAN BANGKU (PEMBUATAN PALU)
1. Besi bulat di potong,kikir kedua ujungnya hingga rata ukuran panjangnya mencapai 92
mm.
2. Bagi garis menjadi 4 bagian dengan Highgauge di permukaan benda kerja hingga
mencapai persegi 4
3. ukur dengaan jangka sorong dari ujung pertama mencapai 9 mm.beri garis batas keliling
diameternya.
4. jepit di ragum .kikir dari jarak 9 mm hingga mencapai kotak,ukuran ketebalannya adalah
16 mm
5. ukur kerataan permukaan masing2 dengan pisau perata.bila sudah rata,ukur dengan jangka
sorong dari ujung bulatannya hingga mencapai54 mm beri garis batas.ujung kotaknya di
bagimenjadi 2 berikan garis kemudian tarik garis cekung hubungkan keduanya,kikir
hingga rata.
6. ukur lagi dari ujung bulatannya,dan mencapai32 mm berikan titik ditengah. lubangkan
dengan bor,pilih mata bor dengan ukuran yang sudah di tetapkan.kemudian kikir cekung
samping bulatannya.
7. besi yang lebih kecil tetapi ukurannya panjang,kikir salah satu ujungnya sesuai dengan
lubang,pasang stannya pada lubang bila sda terpasang las di sambungan stannya.kikir
hingga rata,amplas dengan kertas plas yang halus hinga licin

Kikir adalah proses mengurangi,membentuk dan menghaluskan benda kerja sesuai


keinginan.yang proses pengerjaannya dimulai dengan menggunakan kikir yang memiliki gigi

kasar untuk awal,dan dilanjutkan dengan kikir yang sedang apabila sudah hamper selesai atau
finishing,dan diakhiri dengan yang memiliki gigi halus.
a) gigi kasar (bastand)dipakai untuk pekerjaan awal.
b) gigi sedang digunakan untuk mendekati finishing.
c) gigi halus ((secoundcuts)smoothcuts) digunakan untuk akhir atau finishing.
Mengikir Benda Kerja
1. Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri ragum dengan kaki tetap tidak berubah.
Kaki harus terbentang dengan menyesuaikan panjang kikir. Sudut antara poros ragumdan kaki
2.

mendekati 30o untuk kaki kiri dan 75o untuk kaki kanan.
Gerakan badan dan kaki
Posisi badan berdiri tegak dan
berlahan-lahan condong maju
selama gerak pemotongan. Kaki
sebelah kanan tetap lurus.
Pandangan lurus selalu ditujukan
pada benda kerja. Perhatikan
3. Cara memegang kikir

a. Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas pegangan dan jari lainnya di
bawah pegangan.
b. Tangan kiri :Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jarijari yang lain sedikit ditekukan akan
tetapi tidak sampai memegang atau menggenggam.
c. Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuat dan pegang kikir dengan
tangan kanan dan ujung kikir dipegang oleh ibu jari dan jari-jari lainnya.
4. Tekanan pada kikir
Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja yang dikikir. Pada waktu mulai
usapan pertama, tekanan maksimum pada tangan kiri dan tekanan minimum pada tangan kiri.
Tekanan tangan kiri dan kanan sama kuat saat pemotongan di tenganhtengah. Pada saat usapan
terakhir, tekanan minimum pada tangan kiri dan tekanan maksimum pada tangan kanan
5.

Pemilihan kikir
Pemilihan macam kikir yang digunakan tergantung pada ukuran, bentuk permukaan benda

kerja.
a) Mengikir rata

Benda kerja dijepit dengan ragum, sedemikian hinggga penjempitan tidak menyebabkan benda
kerja rusak atau bengkok. Pengikiran memanjang, kikir digunakan sejajar dengan sisi panjang
benda. Pengikiran melintang, kikir digunakan sejajar dengan benda kerja. Pengikiran menyilang,
dilakukan pada proses finishing, dengan sudut 60o terhadap sisi memanjang.
1. menggunakan sikat baja
Wire Brush
Bulu-bulu sikat semuanya terbuat dari baja karena disesuaikan dengan penggunaannya. Untuk
membersihkan butiran logam dari peralatan yang habis digunakan atau membersihkan karat pada
lempengan, sisi-sisi benda kerja
C. Mesin Bor
1. Pengertian
Mesin bor adalah salah satu jenis-jenis mesin per kakas yang secara umum digunakan
untuk membuat lubang (mengebor) suatu benda kerja, juga pada mesin ini dapat dilakukan
pekerjaan-pekerjaan yang lain misalnya : memperluas lubang (reamer), mengebor lubang
penahan, pengeboran bentuk tirus pada bagian atas suatu lubang atau gerak pembenam. Mesin
bor biasa juga dinamakan mesin gerak, mesin pembuat lubang.

BAB III
A. Kesimpulan
Kikir adalah proses mengurangi,membentuk dan menghaluskan benda kerja sesuai
keinginan.yang proses pengerjaannya dimulai dengan menggunakan kikir yang memiliki gigi
kasar untuk awal,dan dilanjutkan dengan kikir yang sedang apabila sudah hamper selesai atau
finishing,dan diakhiri dengan yang memiliki gigi halus.
B. Saran
Beberapa saran yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Persiapkan diri sebelum memasuki bengkel
2. Patuhilah tata tertib bengkel yang ada dan telah dibuat.
3. Gunalahlah alat keamanan yang telah disiapkan yang sesuai dengan alat yang akan kita
4.
5.
6.
7.

jalankan.
Megunakan alat-alat benkel sesuai fungsinya.
Disiplin praktikum dengan alat yang ada.
Melaksanakan petunjuk praktikum yang telah diberikan.
Tetap mengutamakan Teori K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

LAPORAN PRAKTIKUM
KERJA PLAT
I. DASAR TEORI :
Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung
lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah
direncanakan.

Pengerjaan

plat

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan

keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi


macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat,
melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.
Dalam melakukan praktek kerja kita harus mengetahui urutan atau langkahlangkah kerja sebagai berikut, antara lain :
1. Pembuatan gambar kerja
2. Melakukan pemotongan plat
3. Menghitung besarnya bending (penekukan)
4. Assembling
II. TUJUAN :
Setelah menyelesaikan job ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan
untuk :
1.Membaca gambar kerja
2.Menggunting plat
3.Membuat sambungan lipat bersudut
4.Mematri
5.Membuat penguat tepi
6.Membuat pengawatan tepi
7.Menggambar diatas plat

III. PERALATAN DAN PERLENGKAPANNYA :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penggores
Mistar baja
Gunting seng lurus
Gunting sengk serong kiri kanan
Palu plastic
.Tang
Landasan
Jangka besi

IV. BAHAN :
Seng plat 1,5 lembar. Paku keling secukupnya.
V. PETUNJUK UMUM :
1. Pahami terlebih dahulu gambar kerja sebelum memulai pekerjaan.
2. Proses pembuatan sambungan tidak harus urut dari A, B, C, D.
VI. TINDAKAN KEAMANAN KERJA :
1.Pakailah pakaian kerja dan alas kaki yang lengkap.
2.Hati-hati dalam menggunakan alat yang tajam dan runcing seperti gunting seng
dan penggores.
3.Bersihkan serpihan-serpihan plat sisa pemotongan dan buang ditempat sampah
yang telah disediakan.
4.Gunakan alat dan perkakas sesuai dengan fungsinya.
PROSES PENGERJAAN PLAT (PEMBUATAN OPEN )
1. Terlebih dahulu cek semua peralatan yang akan digunakan apakah sudah lengkap
sesuai dengan daftar yg tersedia, dan letakkan semua peralatan ditempatnya dengan
rapi.
2. Sebelum proses pengerjaan ukur terlebih dahulu bahan plat mentah, pastikan
ukuran nya cukup untuk membuat benda jadi.
3. Sebelum pemotongan lihat dengan teliti berapa ukuran yang diperlukan untuk
penguatan dan pelipatan atau pun ukuran utama nya.
4. Plat 1,5 lembar diberi tanda ukuran dengan penggores gunting untuk pembuatan
bagian tengah, ukuran bagian belakang, ukuran bagian depan, ukuran bagian pintu,
ukuran bagian luar yang diinginkan.
5. Kemudian lipat dengan lipat plat dengan mesin pelipat sesuai dengan ukuran yang
ditetapkan
6. Rangkai sesuai gambar kerja untuk pembuatan open

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada proses kerja plat selalu gunakan alat keselamatan hal ini menjaga diri anda
dan agar kita tidak luka. Pada saat pengerjaan benda kerja harus benar-benar teliti
baik pada saat pengukuran maupun pemotongan plat agar pada saat benda kerja
dirakit akan mendapatkan kecocokan antara bagian yang satu dan lainnya dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
B. Saran
Sebaiknya didalam pengerjaan plat mahasiswa diharapkan lebih teliti dalam
pengukuran agar tidak merusak bahan kerja. dan lebih profesional didalam
bekerja.

Dec
2

Laporan Kerja Plat


K

ATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, sehigga saya dapat menyusun laporan ini hingga
selesai. Laporan ini saya susun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan
progam kegiatan belajar mengajar tahun ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 1
Kediri.
Dan saya telah menyelesaikan laporan kerja ini, yang telah saya beri judul
LAPORAN PEKERJAAN PLAT yang disusun dengan pembahasan materi dengan
bahasa yang baik, singkat, padat, dan mudah untuk dipahami.
Tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :

Yth. Bapak Winarto

Yth. Bapak Irawadi P

Selaku guru pembimbing.


Atas bimbingan dari bapak gurulah, saya bias membuat pekerjaan dan
menyelesaikan laporan pekerjaan ini

Dan juga teman-teman di X TPM 2

Saya menyadari bahwa laporan pekerjaan ini masih banyak terdapat


kekurangan, untuk itu saya berharap datangnya saran atau kritik yang

sifatnya membangun dari pembaca, guna penyempurnaan laporan pekerjaan


ini di masa yang akan dating.
Akhir kata, semoga laporan pekerjaan ini dapat memberi manfaat yang
sebesar besarnya, baik bagi penulis maupun bagi orang lain yang
membacanya.
Wassalamualaikum wr.wb
Kediri, 01 Desember 2012
Penyusun

AFTAR ISI

D
1. Kata Pengantar

i
2. Daftar Isi
..............................................................................................................
.................................. ii
3. BAB I Pendahuluan
.. 1
4. BAB II Alat Alat KerjaPlat
. 2
II. 1. Mistar Baja
. 2
II. 2. Mistar Siku
. 2
II. 3. Penggores
... 3
II. 4. Penitik
... 3
II. 5. Jangka
3

II. 6. Gunting
. 4
II. 7. Malet (Palu Lunak)
4
II. 8. Palu Konde
. 5
II. 9. Landasan
. 5
II. 10. Ragum
5
II. 11. Mesin Lipat
. 5
5. BAB III Bahan Kerja Plat
. 6
6. BAB IV Intruksi Kerja
7
IV. 1. Cara Menggunakan Penggores
7
IV. 2. Cara Memotong Plat
.. 8
IV. 3. Cara Menggunakan Kikir
8
7. BAB V Gambar Kerja
. 9
8. BAB VI Langkah Kerja
. 10

9. BAB VII Keselamatan Kerja .


11
10. Kesimpulan

12
11. Kata Penutup

13

AB I
PENDAHULUAN
B

Pekerjaan membentuk plat tipis adalah cara yang sering dilakukan tanpa
menggunakan mesin. Laporan ini berisi tentang alat alat yang dipakai
dalam membentuk dan melipat plat tipis, serta bahan yang dibutuhkan.
Kegiatan belajar yang harus dilakukan adalah menjelaskan fungsi alat yang
dipakai, macam bentuk alat dan langkah kerja serta keselamatan dan
kesehatan kerja dalam pekerjaan untuk membentuk dan melipat plat tipis.
Dengan menguasai laporan pekerjaan plat ini, diharapkan peserta diklat
mamapu memahami cara kerja yang meliputi pembentukan dan pelipatan
plat tipis secara benar.

AB II
Alat Alat Kerja Plat
B

Alat yang diperlukan dalam pekerjaan plat khususnya untuk pembentukan


dan pelipatan plat, adalah sebagai berikut :
II. 1. Mistar Baja
Digunakan untuk mengukur kasar, karena memiliki ketelitian 0,5 mm. Mistar
baja mempunyai satuan panjang metris (cm) dan inchi (). Digunakan untuk
menarik garis garis lurus.
II. 2. Siku - Siku
Digunakan untuk menarik garis garis sejajar serta menyiku terhadap sisi
sisi pinggir, juga digunakan untuk memeriksa kerataan pinggir suatu benda
kerja. Siku - siku memiliki sudut 90
Macam macam siku siku antara lain :
a. Siku siku balok
b. Siku siku Kipas
c. Siku siku Papak
d. Siku siku Lapang
e. Siku siku Kombinasi
II. 3. Penggores
Digunakan sebagai pengganti pensil untuk menggambar plat, penggores
dengan sudut antara 15 - 30.
II. 4. Penitik
Digunakan untuk membuat titik pusat lengkung atau titik garis.
II. 5. Jangka
Digunakan untuk membuat lingkaran, memebuat garis sejajar dengan
bidang sisi yang lain, dan mencari titik tengah pada benda bundar.
Macam macam jangka :
a. Jangka Kaki
b. Jangka Tusuk

c. Jangka Bengkok
d. Jangka Garis
e. Jangka Tongkat
II. 6. Gunting
Digunakan untuk memotong plat
Macam macam gunting :
a. Dilihat dari bentuk bibir :
-

gunting
gunting
gunting
gunting
gunting

bibir lurus
lengkung
universal
paruh burung
dirgantara.

b. Dilihat dari kekuatan :

gunting tuas

gunting giletin,

Macam gunting giletin yaitu tenaga manusia dan tenaga motor


II. 7. Mallet (Palu Lunak)
Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan tangan maupun
dengan mesin. Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat menggunakan palu
lunak, kitapun dapat dapat menggunakan palu yang sejenis, akan tetapi
mengingat benda kerja yang kita pergunakan adalah BJLS, maka agar lapisan
tidak terkelupas atau cacat maka dipergunakan palu mallet. Mallet dapat
terbuat dari plastic, kayu, kayu, karet, tembaga, atau imah hitam.
II. 8. Palu Konde
Digunakan untuk memukul penitik yang dilandaskan ke benda yang akan dib
or atau untuk memberi posisi pengeboran.
II. 9. Landasan
Digunakan untuk landasan pada waktu meratakan benda kerja, melipat
benda kerja, atau melukis benda kerja dsb.
Macam macam landasan :

Landas Muka Rata

Landas Tirus

Landas Pinggiran Lurus

Landas Bola

Landas Pinggir Lengkung

Landas Pipa

Landas Setengah Bola

Landas Alur

II. 10. Ragum


Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat,
ditab, dll.
II. 11. Plat Landasan
Plat Landasan digunakan untuk melapisi benda kerja sewaktu dijepit di
ragum, supaya benda kerja tidak cacat terkena tekanan mulut ragum.
II. 12. Mesin Lipat
Digunakan untuk melipat suatu plat agar lebih rapi dan juga untuk
menguatkan badan pada pekerjaan penguatan alur.

AB III
BAHAN KERJA PELAT
B

Yang dimaksud dengan kerja plat adalah membuat benda kerja atau benda
jadi dari bahan logam yang berbentuk lempeng tipis atau plat.
Pekerjaan yang sering dilakukan pada kerja plat meliputi : melukis,
mengawat, membentuk, menyambung, dan menguat tepi.
Bahan yang digunakan dalam kerja plat banyak sekali macamnya, tetapi
dalam kerja plat khususnya dalam pembuatan penglipatan dan
pembentukan digunakan bahan BJLS. BJLS digunakan karena mudah
dibentuk dan juga dilapisi seng yang berfungsi melindungi baja agar tidak
berkarat dan tahan lama.
Baja BJLS memiliki ukuran ketebalan plat antara 0,02 mm 8,97 mm,
mempunyai panjang 1800 mm dan lebar 900 mm dan ada juga dengan
panjang 24000 mm dan lebar 1200 mm.

Macam macam bentuk plat baja antara lain :


1. Plat Kasar
2. Plat Menengah
3. Plat Nomor
4. Plat Istimewa
5. Plat Berombak
Bahan yang digunakan Plat BJLS berukuran 0,5 mm

AB IV
INTRUKSI KERJA
B

Dalam mengerjakan sesuatu tentunya kita harus memperhatikan intruksi


atau cara penggunaan alat alat kerja, untuk itu maka dibawah ini dijelaskan
beberapa informasi tentang cara menggunakan alat alat kerja beserta
gambanya
Bila mana bekerja pada ragum, letakkan alat perkakas yang diperlukan
diatas meja disebelah kiri dan kanan ragum, sehingga tidak menumpuk.
Letakkan sedimikianrupa sehingga disebelah kiri ragum ditempatkan alat
alat ukur, sedangkan disebelah kanan ragum adalah palu, kikir, pahat,
gergaji, dll.
IV. 1. Cara Menggunakan Penggores
Penggores terbuat dari baja perkakas, kedua ujung penggores
dikeraskan dan dibuat sudut lancip dengan sudut antara 15 - 30, salah satu
ujungnya dibuat bengkok agar dapat digunakan untuk menyetel benda kerja
pada mesin bubut dengan menggunakan pertolongan balok gores.

Cara menentukan garis dengan menggunakan siku siku yang menyiku


terhadap siku pinggir, dengan cara benda kerja diletakkan diatas plat datar
berdiri, dengan pula siku sikunya. Tekan siku siku tersebut dengan
menempel pada benda pekerjaan yang akan digambar.
IV. 2. Cara Memotong Plat
Setelah gambar dibuat diatas plat, plat harus dipotong menurut garis garis
pada gambar tsb. Pemotongan dapat dilakukan dengan dengan gunting
maupun dengan gergaji tangan atau gergaji pipa.
Langkah Pemotongan
1. Peganglah bahan dengan tangan kiri, cukup jauh dengan bibir gunting.
2. Bibir gunting dibuat tegak lurus terhadap bahan dan tepat pada garis
lukisan,
3. Jari manis tangan kanan diletakkan diantara kedua tangkai gunting
untuk menahan bibir gunting agar tidak terkatup seluruhnya, agar
hasil potongan tidak rusak
4. Katup bibir gunting dengan menekan tangkainya, bibir jangan terkatup
seluruhnya.
IV. 3. Cara Menggunakan Kikir
Untuk bagian tepi kedudukan kikir diserongkan 15 terhadap garis siku dan
sisi yang memanjang pada benda pekerjaan.

AB V
GAMBAR JOBSITE (GAMBAR KERJA)
B

AB VI
LANGKAH KERJA
B

1. Pertama tama yang kita laukan adalah meratakan bahan plat yang
telah dibagikan digunakan dengan mallet. Pukullah hingga permukaan
plat menjadi rata
2. Lalu plat disikukan dengan cara dikikir dengan kikir halus
3. Bahan diukur dengan panjang 150 mm dan lebar 40 mm, bila sudah
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan kemudian digunting dan
disikukan kembali
4. Lukis plat dengan penggores dengan sisi kiri diberi panjang 45 mm dan
sisi kanan diberi panjang 5 mm
5. Sisi atas dan bawah diberi jarak 5 mm
6. Buat sudut 45 terhadap sisi atas dan sisi kanan
7. Kemudian buat lagi sudut 45 terhadap sisi bawah dan sisi kanan

8. Kemudian buat sudut 45 sebelah kiri, ukuran 45 mm dan sisi atas


9. Dan buat sudut 45 lagi pada sisi sebelah kanan, ukuran 45 mm dan sisi
bawah
10. Setelah pada ukuran 45 mm tadi digambar dengan R. 10 dan dibor 4
11. Dan sisi 45 sebelah kanan dari 45 mm tadi dihubungkan dengan R. 10
itu.
12. Setelah itu garis garis yang telah kita lukis tadi dipotong sesuai
dengan gambar pekrjaan
13. Setelah itu beri lubang di titik R. 4 dengan cara dibor.
14. Lipat plat di mesin lipat.
15. Kemudian ratakan lipatang dengan palu mallet diatas landasan,
janngan terlalu keras untuk meratakan lipatan, berguna untuk
memberi sedikit rongga yang akan diisi dengan amplas.

AB VII
KESELAMATAN KERJA
B

Dalam bekerja kita harus memperhatikan tiga hal yang sangat penting demi
keamanan kita, yaitu 3K yang artinya adalah Kesehatan, Keamanan, dan
Keselamatan Kerja. Dalam hali ini saya hanya membahas tentang
keselamatan kerja, yang isinya :
1. Jangan memakai jam tangan, cincin, dll pada waktu bekerja.

2. Jangan menyimpan alat alat tajam (pena, penggaris, dll) didalam


saku pakaian.
3. Jangan menghilangkan bekas serbuk besi dengan tgangan telanjang,
pakailah sikat atau lap
4. Jangan mengangkat perlengkapan perlengkapan yang berat dengan
menggunakan tangan kosong.
5. Janagn menggunakan alat alat yang telah rusak atau retak.
6. Jangan menggunakan kikir, skiber, dll tanpa gagang.
7. Pakailah pakaian kerja yang terkancing rapat.
8. Cukurlah rambut agar selalu pendek, atau pakailah peci.
9. Periksalah kepala kepalu palu tidak longgar dari tangkainya.
10. Apabila sedang mengangkat potongan potongan hasil kerja atau
perlengkapan dengan mesin Derek, berdirilah ditempat yang aman,
terang, dan terbuka.
11. Segera laporkan kecelakaan apa saja, bagaimanapun kecilnya ke guru
pengawas.

ESIMPULAN

K
Bahwa sesungguhnya untuk memperoleh hasil yang baik dan benar dalam
bekerja, khususnya pada pembuatan macam macam lipatan tepi tidaklah
mudah. Kita harus benar benar memperhatikan fungsi dan tujuan dari
penggunaan alat alat kerja. Misalnya saja dalam memotong plat yang

berbentuk melengkung ataupun bulat kita harus menggunakan gunting plat


dengan bibir gunting lurus, akan tetapi hasilnya tidak akan lebih baik apabila
kita menggunakan gunting dengan bibir lengkung. Jika kita menggunakan
gunting bibir lengkung kita akan mendapat hasil yang lebih naik dan lebih
sempurna. Yang kesimpulannya bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik
maka kita harus memahami kegunaan dari macam macam alat yang kita
pergunakan.

ATA ENUTUP

K
P
Sebetulnya masih banyak hal yang akan saya sampaikan didalam laporan
ini, karena terbatasnya waktu dan kesempatan serta kemampuan saya,
maka seperti inilah adanya yang saya sampaikan. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan
kekurangan baik dari bentuk, tulisan, isi, mupun susunan bahasanya.
Dan apabila dalam laporan ini ada hal hal yang tidak berkenan dihati
pembaca, saya mohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Semoga saya diberi kesempatan lagi untuk menyusun laporan selanjutnya,
demikian laporan ini saya buat semaksimal mungkin agar bapak guru dan
pembaca bisa menggunakannya sebagai media informasi.
Diposkan 2nd December 2012 oleh Yahya Mahendra

Tambahkan komentar

Tugas Dan Laporan Sekolah

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.
Dec
2

Laporan Kerja Las


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas
limpahan rahmat dan hidayahnya saya menyusun laporan ini hingga selesai
.saya menyusun laporan ini untuk memnuhi persyaratan program kegiatan
belajr mengajar tahun ajaran 2012-2013 SMK NEGERI 1 KEDIRI.

Saya ucapkan terima kasih kepada bapak dan semua pihak yang telah
membantu membuat laporan ini .

Ucapan terima kasih ini saya sampaikan kepada:

1. Yth. Bapak Winarto

2.Yth. Bapak Irawadi P

Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam laporan ini pasti banyak


kekurangan semoga laporan ini dapat memajukan sekolah kita ,membantu
masyarakat umum dan menjadi ketrampilan bagi saya.

Kediri,01 Desember 2012

Penyususn

DAFTAR ISI

Kata Pengantar. i
Daftar Isi ii
Pendahuluan . 1
Perlengkapan dan Pekerjaan Las ..4
Fungsi - fungsi dari alat bantu las ................................................... 6
Keselamatam Dan Langkah Kerja .. 8

Kesimpulan Dan Saran . 10

PENDAHULUAN
Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Dalam kegiatan belajar ini, siswa didik diberikan
penjelasan
mengenai; fungsi atau kegunaan serta macam-macam peralatan dari las
busur listrik.
Uraian Materi :
Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang
dikeluarkan pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa
macam.

1. Mesin Las Arus Bolak-balik (Mesin AC)


Mesin memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat
digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan.

Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber


pembangkit listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk
pengelasan.
Bisa terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah,
sehingga besarnya tegangan perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan
cara menaikkan atau menurunkan tegangan. Alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut transformator atau
trafo.
Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah
jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan.
Hal ini disebabkan kebanyakan sumber listrik, baik listrik PLN maupun
listrik dari sumber yang lain, mempunyai tegangan yang cukup tinggi,
padahal kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh mesin las untuk
pengelasan hanya 55 volt sampai 85 volt. Transformator yang
digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar.
Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan
energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan
Menggunakan Peralatan Las Busur Listrik

Kontak kutub Pengontrol tegangan Pengatur arus Kabel las Kabel massa Kabel las kabel
massa Kontak terbuka Tegangan Pengatur arus (halus)
Pengatur arus (kasar) sekunder hanya kecil, maka Gambar mesin Las AC. untuk
menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las
sekitar 10 ampere sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan
keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan
sebaliknya.

2. Mesi Las Arus Searah (Mesin DC)


Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah.
Arus searah ini berasal dari mesin berupa dinamo motor listrik searah. Dinamo dapat
digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain.
Mesin arus yang
menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang
berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah
menjadi arus searah pada proses
pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
a. nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,
b. setiap jenis elektroda dapat digunakan
pada mesin las DC,
c. tingkat kebisingan lebih rendah,
d. mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah.
Menggunakan Peralatan Las Busur Listrik
Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las portabel. Mesin las
stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang mempunyai jaringan listrik
permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las portabel mempunyai bentuk relatif kecil
biasanya digunakan untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau
jaringan listrik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang
sesuaidengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang
sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin las, antara lain

mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah. Kelebihan mesin
DC dan AC Mesin las DC Mesin las AC Busur nyala listrik yang dihasilkan stabil
Perlengkapandanperawatan lebih murah Dapat menggunakan semua jenis elektroda
Kabelmassadan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan
Dapat digunakan untuk pengelasan pelat tipis Nyala busur kecil sehingga mengurangitimbulnya keropos pada rigi-rigi las
Sumber penyebab gangguan pada mesin las bisa terjadi dari dalam mesin (internal) atau
dari luar (eksternal). Gangguan-gangguan dari luar yang bisa terjadi misalnya arus dari
sumber tegangan mati atau tegangan dari sumber lemah atau turun. Adapun gangguan
dari dalam mesin sendiri misalnya sikat katup mesin DC kotor, mesin las terlalu panas,
kumparan pada trafo rusak (akibat hubung singkat atau lilitannya putus), atau ada ada
salah satu instalasi yang tidak terhubung (ada kabel putus). Gangguan-gangguan yang
timbul dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain menaikkan putaran generator untuk
menaikkan tegangan atau menaikkan arus yang lemah, memperbaiki atau
mengganti lilitan kumparan trafo, mendinginkan mesin, jika kabel amper Menggunakan
Peralatan Las Busur Listrik rusak diganti yang baik, memperbaiki hubungan kabel,
membersihkan sikat pada katup, dan menghidupkan listrik cadangan bial sumber
utamanya mati.

3. Mesin Las Ganda (Mesin AC-DC)


Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan
dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah
alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan
sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran
alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan
dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las. Mesin las
AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masingmasing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk
bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam,
sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda.

PERLENGKAPAN PEKERJAAN LAS


1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata,Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar
ultra violet dan ultra merah tersebut.
Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung
sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan

helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca
Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya
penggunaan kaca las adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6
dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30
sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12.
untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas
400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar
maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
2. Sarung Tanagn
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang
sarung tangan.

3. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
atau dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
o apron lengan
o apron dada
o apro lengkap :
4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak
ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

5. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

6. Kamar Las

Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.
Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim
ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari
bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya
kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.

7. Jaket las
Jaket pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes
Pengertian Pengelesan :
Mengelas Busur adalah menyambung dua buah benda kerja dengan jalan menggunakan
nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.
Alat alat utama yang digunakan dalam mengelas adalah :
1.

mesin las ac dan dc atau gabungan antara mesin las ac dan dc.

2.

Clem penjepit Electroda

3.

Clem Massa

Ala alat Bantu dalam mengelas Busur adalah :


1.

Sarung tangan Las

2.

Baju apron

3.

Sepatu las

4.

Palu terak

5.

Sikat baja atau sikat kawat

6.

Ragum

7.

Tang atau penjepit panas

8.

Kaca mata las

Fungsi - fungsi dari alat bantu las


adalah :
1.

Sarung tangan las untuk melindungi tangan terhadap listrik dan panas tersebut maka

operator las diwajibkan untuk menggunakan sarung tangan las.sarung tangan las
hendaknya terbuat dari benda yang bersifat isolator dan fleksibel atau lemas sehingga
tidak mengganggu sewaktu memegang bendakerja las.
2.

Baju apron untuk melindungi badan bagian dada terhadap sinar yang tidak terlihat

dan pengaru panas atau sinar tajam lainnya.


3.

Sepatu las untuk melindungi bagian bawah kaki dari percikan bunga api las.

4.

Palu terak untuk mengeluarkan terak las dari hasil pengelasan.

5.

Sikat baja atau sikat kawat untuk membersihkan hasil terak las setelah dipukul

dengan menggunakan palu terak


6.

Ragum untuk menjepit benda kerja yang akan dikerjakan oleh operator las.

7.

Tang atau penjepit panas untuk menjepit benda kerja yang dalam keadaan masih

panas setelah selesai pengelasan.


8.

Kaca mat alas untuk melindungi mata dari sinar ultrafiolet dan inflamerah.

Persiapan Alat dan Bahan Las Asetilen


Dalam pengelasan karbit atau asetelyne memerlukan beberapa peralatan yang harus
disiapkan agar proses pengelasan dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang sempurna,
peralatan tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Regulator
Berfungsi untuk mengatur aliran dari masing-masing gas.
1

Gas asetelyne

Agar aman dipakai gas asetelyne dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa
dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetelyne diisi dengan bahan pengisi
berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetelyne. Tabung
asetelyne mampu menahan tekanan sampai 1,7 MPa.
1

Gas oksigen

Berisi gas oksigen yang berfungsi dalam proses pembakaran.


1

Katup pengaman

Kaca mata las

Tang penjepit

Apron atau pelindung dada

Sarung tangan

Sumber api

Palu besi

Pembersih brander

Kunci tabung

10 Sikat baja
Persiapan alat alat dan bahan las Busur atau Las listrik
Alat alat utama yang digunakan dalam mengelas adalah :
1.

mesin las ac dan dc atau gabungan antara mesin las ac dan dc.

2.

Clem penjepit Electroda

3.

Clem Massa

4.

Batangan Electroda

Ala alat Bantu dalam mengelas Busur adalah :


1.

Sarung tangan Las

2.

Baju apron

3.

Sepatu las

4.

Palu terak

5.

Sikat baja atau sikat kawat

6.

Ragum

7.

Tang atau penjepit panas

8.

Kaca mata las

Keselamatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktik (jaket/apron).
2. Gunakan alat keselamatan seperti: pelindung muka, kaca mata las,
resipator, sarung tangan, sepatu las.
3. Jangan memegang benda kerja sesaat setelah proses pengelasan,
apabila akan memegang benda kerja gunakan tang panas atau sarung
tangan.
4. Sewaktu busur listrik menyala jangan sekali-kali melihat dengan mata
telanjang (tanpa kaca mata las).
5. Letakkan benda kerja panas pada tempat yang aman, jangan mengenai
benda-benda yang berbahaya misal: kabel elektroda atau kabel massa
dan benda-benda mudah terbakar.
6. Bebaskan bagian yang akan dilas dari kontak dengan bahan-bahan
yang mudah terbakar dan ruangan bertekanan.

Langkah Kerja
1. Mesin las disiapkan dan stel amperenya, yaitu ON untuk
menghidupkan dan OFF untuk mematikan mesin las.
1

Pakailah alat-alat keselamatan kerja seperti: sarung tangan, apron, helm

las, dan sepatu kerja.

Menggunakan Peralatan Las Busur Listrik

Pasangkan klem massa sebaik mungkin agar pada saat pengelasan

terjadi sirkuit listrik yang baik. Pasangkan elektroda pada tang las.
1

Siapkan alat-alat bantu seperti: sikat las, palu las dan tang penjepit.

Lakukan setiap proses menurut langkah kerja yang ditentukan.

Mintalah petunjuk guru/instruktur apabila ada hal-hal yang belum jelas.

Lakukan seluruh pekerjaan dengan tekun dan penuh disipli

Jenis bahan yang akan di las hendaknya sesuai dengan jenis elektrodayang akan
digunakan. Karakteristik elektroda dapat dicari pada katalog pabrik pembuatnya
biasanya tertera pada pembungkus elektroda. Pada tabel 2 terteraukuran elektroda tebal
plat baja yang akan di las serta penggunaan listrik. Ukuran-ukuran tersebut hanya berlaku
untuk mengelas mils steel atau baja karbon rendah.3.Kecepatan PengelasanKecepatan
yang seragam dan sesuai sangat diperlukan agar diperoleh pengelasan yang baik. Jika
dikerjakan terlalu cepatakibatnya penetrasi buruk,sambungan menjadi porous dan jejak
hasil pengelasan agak menonjol. Sebaliknya jika terlalu lambat maka cairan elektroda
akan melebar, kan berbentuk lembahatau lekukan serta tidak
ekonomis.mmDiameter SWG NO./inci

Jika arus terlalu besar cairan logam akan mendatar dan tebentuk alur dikirikanannya.Angka-angka yang berikutnya mempumayi artitersendiri, dimana angkaketiga
menunjukan posisi penggunaan yaitu angka 1 untuk posisi bebas, angka 2dibatasi untuk
posisi horizontal dan datar dan jika angkanya 3 hanya untuk posisidatar saja. Angka ke 4
menunjukkan sifat-sifat khusus seperti hasil pengelasan, besar arus listrik dan sifat
penetrasinya. Untuk pengelasan jenis logam lainya jugamempunyai kode angka yang
berbeda misalnya untuk stainless steel: E 308-15,16,E 347-15,16 dan lain-lain. Demikian
juga untuk mengelas logam lainnya. Semuasifat-sifat elektroda tersebut dapat diketahui
misalnya dari katalog pabrik pembuatelektroda.5.Sudut Kemiringan Elektroda dan
KerenggangannyaUmumnya kemiringan elektroda ialah ke arah bagian yang belum di
las.Besar sudutnya sekitar 70o, hampir tidak pernah dilakukan pada arah tegak
lurus.Keranggangan antara ujung elektroda dengan permukaan yang di las sangat penting.
Dapat diartikan sebagai panjang bunga api listrik dari ujung elektrodakepermukaan yang
di las. Ukurannya tergantung dari ukuran elektroda dan posisi pengelasan. Semakin kecil
ukuran elektroda, semakin dekat jaraknya atau bungaapi listrik semakin pendek. Sebagai
patokan ukuran panjang bunga api listrik yaitukira0kira mendekati elektroda.6.Bentuk
sambungan dan LintasanTepi logam yang akan disambung perlu dipersiapkan terlebih
dahulu.Baja yang tebal biasanya tidak cukup hanya dengan satu kali lintasan
pengelasantetapi perlu beberapa kali pengelasan sehingga semua celah tertutup.7.LainlainSelain untuk mengelas elektroda juga sering dipergunakan untuk memotong baja
tetapi hasilnya tidak sebaik pemotongan oksigen jenis elektroda biasanya tertentu tetapi
dapat juga menggunakan jenis E-6010 atau E601

Umumnya elektroda ukuran 2,6mm dapatdipergunakan untuk memotong baja plat setebal
3,2mm dengan arus 75-100A.Gbr. Proses Pengelasan Menggunakan Las
Listrik Pengelasan dengan Elektroda Karbon

KESIMPULAN DAN SARANA.


> Kesimpulan
1. Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam
denganmenggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
2. Perlengkapan las terdiri dari Pembangkit Listrik, Pemegang elektroda,Penjepit
Masa, Pelindung sinar, Pakaian kerja, Lain-lain

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas yaitu PosisiPengelasan,


Pemilihan Elektroda, Kecepatan Pengelasan, PengaturanBesar Arus Listrik, Sudut
Kemiringan Elektroda danKerenggangannya, Bentuk sambungan dan Lintasan dan lainlain.4.Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik 200 A
tergolong ukuran ringan atau kecil, mesin las berukuran sedang250-300A , 400 ampere
keatas tergolong mesin berukuran berat.
>Saran
Saran yang disampaikan dalam praktikum ini adalahSeharusnya jadwal praktikum tidak
berantakan, sehingga tidak membuat praktikan menjadi bingung mengatur waktu untuk
belajar dan seharusnya alatyang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu sebelum
mulai praktikum.

Diposkan 2nd December 2012 oleh Yahya Mahendra


0

Tambahkan komentar
2
Dec
2

Laporan Kerja Bangku


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji sukur saya kepada Tuhan YME karena berkat dan rahmat Nya saya dapat
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Ucapan terimakasih yang pertama
saya sampaikan kepada guru pembimbing matakuliah Praktikum Kerja Bangku yaitu :
o Yth. Bapak Winarto
o Yth. Bapak Sugeng A
Yang telah membimbing saya dalam perkerjaan Kerja Bangku . Yang kedua kepada bapak
ibu saya yang telah membiayai kuliah saya . selanjutnya kepada teman-teman saya telah
membantu saya dalam pratikum dan dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan dalam
bentuk kata-kata maupun dalam penyusunan kalimat. Kritik dan saran kami perlukan
untuk memperbaiki laporan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
yang membacanya, terimakasih.

Kediri, 01 Desember 2012

.
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. i
DAFTAR ISI ii
1. BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang . 1
2. Tujuan .. 1
2. BAB II KAJIAN TEORI
1. Kikir .. 2
2. Ragum . . 3
3. Gergaji .. 3
4. Penggores .. 4
5. Mistar besi . 4
6. Jangka sorong. ... 4
7. Penitik .. 5
8. Mal huruf . 5

3. GAMBAR JOBSET . 6
4. BAB IV

LAPORAN PRAKTIKUM

1. Mengikir ... 7
2. Menggores 8
3. Setemple 8
5. BAB IV PENUTUP
6. Kesimpulan ... 9
7. Saran . 10

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Praktikum kerja bangku adalah salah satu mata kulah pokok yang diajarkan
difakultars Teknik Universitas Negeri Malang. Mata kuliah ini sangat penting guna untuk
melatih keterampilan dan kejelian mahasiawa dalam bidang permesinan. Praktikum kerja
bangku ini merupakan langkah awal mahasiswa untuk maju ke peralatan permesinan
lebih canggih dan modern sesuai dengan pekembangan jaman. Dalam praktikum ini
mahasiswa hanya mengenal alat-alat paraktikum sederhana dan dikerjakan dengan
manual dan tanpa mengguna kan mesin guna untuk melatik keterampilan mahasiswa,
sehingga dalam praktikum selanjutnya mahasiswa tidak mengalami banyak kesulitan.
Alat-alat kerja bnagku tiu antara lain:
o Kikir
o Ragum

o Gergaji
o Penggores
o Mistar besi
o Jangka sorong.
o Penitik
o Mal huruf
Tujuan
o Siswa dapat mengoprasikan alat-alat kerja bangku dengan baik dan benar.
o Siswa mengerti fungsi dari alat kerja bangku.
o Siswa mampu menggunakan alat ukur dengan benar.
o Siswa mampu menentukan mana bagian yang harus dikikir sehngga ditemekan
permukaan yang presisi.
o Menyiapkan mahasiswa untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik Teknik Mesin

BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini kita akan mempelajari secara detail bagaimana cara kerja dan
kegunaanya dari alat kerja bangku. Disini saya hanya ingin membahas alat kerja bangku

yang telah saya pergunakan dalam praktikum. Alat kerja bangku adalah alat yang
pengoprasianya secara manual tanpa menggunakan mesin,disinilah kemudahan dari alat
kerja bangku bisa dioperasikan dengan mudah namun harus dengan penuh
ketelitian,keterampilan dan keuletan dalam pengerjaanya. Sebelum kita membahas satu
persatu dari alat kerja bangku perlu kita ketahui bahwa semua alat yang kita gunakan
dikerjakan secara manual maka dari itu perlunya keseimbangan antara posisi tubuh dan
gerakan tubuh. Selain itu juga kita harus menggunakan pelindung tubuh untuk
menghindari bahaya keselamatan kerja.
1. 1. Kikir
Mengikir adalah salah satu dari kerja bangku yang bertujuan untuk melakukan proses
pemakanan tatal tatal pada benda kerja yang proses pengerjaannya secara manual. Kikir
dibedakan dua jenis kikir halus dan kikir kasar.
Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelahkiri ragum dengan kaki tetap
tidak berubah. Kakiharus terbentang dengan menyesuaikan panjangkikir. Sudut antara
poros ragumdan kaki mendekati30o untuk kaki kiri dan 75o untuk kaki kanan.
Gerakan badan dan kaki Posisi badan berdiri tegak dan berlahan-ahan condong maju
selama gerak pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus. Pandangan lurus selalu
ditujukan pada benda kerja. Perhatikan
Cara memegang kikir:
o Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas
o pegangan dan jari lainnya di bawah pegangan.
o Tangan kiri :Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jarijari yang lain
sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau
menggenggam.

o Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuatdan pegang
kikir

dengan tangan kanan dan ujung kikir dipegang olehibu jari dan jari-jari

lainnya.
Cara kerja
Pada usapan pertama yaitu usapan maju tekanan kedua tangan maksimum dan
fungsi tubuh mendorong kedepan.dan pada saat usapan kedua yaitu kebelakang tekanan
minimum.
Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikirdan benda kerja yang dikikir.
1. 2. Ragum
Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluardari mulut
ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan bendakerja itu terbuat dari logam
tipis. Bila memungkinkan perbandingan bahanyang keluar dari mulut ragum harus lebih
kecil daripada bagian yang terjepit
Berdasarkan fungsinya ragum untuk mencekam dengan kuat atau memberikan
tekanan tetap, tapi disamping tekanan yang kuat, benda kerja yang kita jepit akan
meninggal kan bekas. Maka dari itu kita perlu matras permukaan yang halus. Caranya
yaitu dengan menaruh plat yang permukaanya halus dan lunak di kedua bagian
pemukaan penjepit.
2. 3. Gergaji
Pada umumnya proses kerja gergaji hampir sama dengan proses kerja kikir namun
perbedaanya yaitu fungsinya kalu gergaji digunakan untuk memotong atau membelah
sedangkan kikir digunakan untuk mengurangi pemukaan yang kurang rata untuk
menentukan permukaan yang presisi.
Cara kerja

Beda dengan kikir kita menggunakan kedua tangan untuk menekan sedangkan pada
gergaji kita hanya menggunakan satu tangan saja yaitu pada pegangan gergaji. Tekanan
maksimal diberikan pada gerakan maju sedangkan pada gerakan mundur tekanan
minimal.

3. 4. Penggores
Alat ini duigunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan
yang akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores:
o Penggores tangan sedukan.
o Penggores dengan satu ujung bengkok.
o Penggores dengan satu ujung dirobah.
Dan cara pemakainnya adalah sebagai berikut:
Dalam menggunakan penggores membentuk 20-25 derajat. Tekan penggores pada
gambar.
Condongkan penggores kearah maju.
1. 5. Mistar besi
Yaitu berfungsi untuk membuat garis garis. Kenapa menggunakan penggaris besi,
karena semua benda kerja yang kita kerjakan terbuat dari besi mka alat ukurnya pun
harus terbuat dari besi. Kalu kita menggunakan alat ukur yeng terbuat dari plastic maka
akan cepat aus dan alt ukur tersebut tidak standart lagi.
2. 6. Janka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur hingga Seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagianbergerak. Pembacaan hasil

pengukuran sangat bergantung pada keahlian danketelitian pengguna maupun alat.


Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapidengan bacaan digital. Pada versi analog,
umumnya tingkat ketelitian adalah0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01.
Kegunaan jangka sorong adalah:
~ Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri,
buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar
rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan
.
~ Mengukur Diameter Dalam Benda
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah
pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat
pada benda, putar pengunci ke kanan.
~ Mengukur Kedalaman Benda
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong
hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.
cara menggunakan jangka sorong yaitu;
Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama.
Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Suatu misal skala nonius yang berimpit
dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.
Selanjutnya perhatikan skala utama. Suatu misal angka nol pada sekala nonius tepat pada
angka 4,7 Sehingga benda yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.
3. 7. Penitik

Yaitu berfungsi untuk menitik benda setelah selesai penggoresan benda kerja. Cara
menggunakan penitik bias dikatakan mudah karena tidak diperlukan cara yang khusus.
Tinggal tentukan tempat mana yang akan di titik dan pukul satu kali.
4. 8. Mal huruf
Mal huruf digunakan untuk proses steempling yaitu member nomor atau huruf pada
benda kerja. Dalam proses seteampel ini harus extra hati-hati karena dilakukan dengan
satu kali pukulan saja, kenapa? karena apabila kita melakukan pemukulan berulang kali
maka posisinya akan berubah dan huruf atau angka akan hancur.
Cara kerja
Tempakan mal pada tempat yang akan di beri huruf dan kemudian pukul satu kali
saja. Lakukan berulang kali sesuai susunan abjad yang diinginkan.
5. 9. Benda kerja
Benda kerja terbuat dari sebuah balok besi yang berukuran kurng lebih; panjang 15
cm dan diameter 23,4 cm

BAB III
GAMBAR JOBSET (GAMBAR KERJA)

BAB VI
LAPORAN PRAKTIKUM
Dalam bab ini saya ingin memjelaskan hasil praktikum yang telah saya jalani selama
kurang lebih 3 minggu ada beberapa pekerjaan yang saya lakukan yaitu;
6. 1. Mengikir
Yaitu mengikir benda kerja sesuai ukuran yang ditentukan oleh dosen pembimbing. Alat
yang digunakan yaitu:

o Kikir kasar dan kikir halus


o Ragum
o Benda kerja
o Jangkasorong
o Jobset
o Penggaris siku
Cara kerja
o Siapkan benda kerja dan alat-alat yang digunakan.
o Gunakan pakaian pengaman dan kaos tangan sebagai pelindung tangan.
o Jepit benda kerja dengan ragum, dengan bagian benda terjepit. Kemudian
lakukan pengikiran dengan arah usapan maju tekanan penuh dan pada saat usapan
mundur tekanan minimum. Ini berguna untuk memaksimalkan pengikiran dan
memperpanjang umur kikir.
o Perlu kita perhatikan Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelahkiri
ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kakiharus terbentang dengan
menyesuaikan panjangkikir. Sudut antara poros ragumdan kaki
mendekati30o untuk kaki kiri dan 75o untuk kaki kanan. Dan gerakan pengikiran
diikuti seleruh bagian tubuh bukan tanganya saja yang bergerak.

1. 2. Menggoresan

Yaitu memberi garis-garis pada benda kerja. Alat yangdigunakan yaitu:


o Penggores
o Penggaris
o Penitik
Cara kerja
o Letakkan benda kerja pada meja.
o Beri ukuran jarak antar garis
o Letakkan penggaris pada benda kerja kemudian tekan penggaris. Dan gores
dangan penggores.
1. 3. Seteample
Yaitu memberi huruf atau angka pada benda kerja;alat yang digunakan adalah;
o Mal huruf
o Palu
o Bantalan besi
Cara kerja
o Pertama letakan benda yang sudah diberi garis atau kolom pada bantalan besi.
o Tempatkan mal huruf pada posisinya. Kemudian pukul menggunakan palu
o Perlu diketahui bahwa pada proses steampling ini menggunakan ketelituan dan
kejelian, salah satu contoh pada saat kita memukul mal huruf posisinya harus

benar-benar tepat karena pemukulan hanya dilakukan satu kali saja. Kalu
dilakukan secara ber ulang-ulang takutnya posisinya berubah dan huruf akan
hancur.

BAB V
PENUTUP
Kesimpualm
o a)

Perlu diketahui bahwa proses kerja bangku adalah proses kerja yang

memiliki jiwa kesabaran ,keuletan dan kejelian dalam pengerjaanya.


o b)

Pengikiran adalah suatu proses pemakanan tatal-tatal benda kerja yang

dikerjakan secara manual atau pengikisan benda kerja untuk memperoleh ukuran
yang di tentukan, yang dalam penggunaanya secara manual.
o c)

Dalam proses pengikiran, penggoresan dan penyetempelan benda kerja

mahasiswa harus memahami bagaimana cara pengerjaanya yang benar.


o d)

Mahasiswa juga perlu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja pada

dirinya dan juga rekan kerjanya serta pada alat-alat yang digunakanya. Maka dari
itu mahasiswa perlu mengenkan pakaian kerja untuk menghindari bahaya
keselamatan kerja
o Saran

o a)

Semua pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa yang

sabar,ulet,terampil dan mau bekerja keras.


o b)

Semua pekerjaan akan terasa mudah apabila kita tidak takut untuk mencoba

lagi apa bila terjadi kesalahan.

A. Keselamatan Kerja
o Saat bekerja dengan menggunakan las Asetelyne operator harus memahami
prosedur keselamatan kerja, karena sangat berpotensi menimbulkan bahaya
kebakaran atau ledakan. Prosedur keselamatan kerja sewaktu menggunakan las
asetelyne menekankan pada tindakan pengamanan terhadap peralatan utamanya.
Adapun uraian pelaksanaan keselamatan kerja pada las asetelyne adalah sebagai
berikut.
o 1.

Tidak melakukan pekerjaan dengan bergurau.

o 2.

Ikuti petunjuk dari instruktur atau dosen pembimbing dan petunjuk yang

tertera dari lembar kerja.


o 3.

Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan prosedur yang benar.

o 4.

Minta ijin dari instruktur atau dosen bila hendak melakukan pekerjaan yang

tidak tertera pada lembar kerja.


o 5.

Memakai perlengkapan praktik, meliputi pakaian praktik, apron (pelindung

dada), sepatu, sarung tangan dan lain-lain.


o 6.

Membuka tabung gas dan asetelyne dengan memperhatikan SOP yang

sesuai.
o 7.

Mengatur tekanan kerja yang digunakan untuk pengelasan sesuai dengan

standar.
o 8.

Menerapkan prosedur proses penyalaan brander las asetelyne dengan tepat.

Diposkan 2nd December 2012 oleh Yahya Mahendra


1

Lihat komentar
2
Dec
2

Laporan Kerja Plat

ATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, sehigga saya dapat menyusun laporan ini
hingga selesai. Laporan ini saya susun dalam rangka untuk memenuhi
persyaratan progam kegiatan belajar mengajar tahun ajaran
2012/2013 di SMK Negeri 1 Kediri.
Dan saya telah menyelesaikan laporan kerja ini, yang telah saya beri
judul LAPORAN PEKERJAAN PLAT yang disusun dengan pembahasan
materi dengan bahasa yang baik, singkat, padat, dan mudah untuk
dipahami.
Tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada :
o Yth. Bapak Winarto
o Yth. Bapak Irawadi P
Selaku guru pembimbing.
Atas bimbingan dari bapak gurulah, saya bias membuat pekerjaan dan
menyelesaikan laporan pekerjaan ini

o Dan juga teman-teman di X TPM 2


Saya menyadari bahwa laporan pekerjaan ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu saya berharap datangnya saran atau kritik yang
sifatnya membangun dari pembaca, guna penyempurnaan laporan
pekerjaan ini di masa yang akan dating.
Akhir kata, semoga laporan pekerjaan ini dapat memberi manfaat yang
sebesar besarnya, baik bagi penulis maupun bagi orang lain yang
membacanya.
Wassalamualaikum wr.wb
Kediri, 01 Desember 2012

Penyusu
n

AFTAR ISI

D
1. Kata Pengantar

i
2. Daftar Isi
....................................................................................................
............................................ ii
3. BAB I Pendahuluan

.. 1
4. BAB II Alat Alat KerjaPlat
. 2
II. 1. Mistar Baja

. 2
II. 2. Mistar Siku

. 2
II. 3. Penggores

... 3

II. 4. Penitik

... 3
II. 5. Jangka

3
II. 6. Gunting

. 4
II. 7. Malet (Palu Lunak)
4
II. 8. Palu Konde

. 5
II. 9. Landasan

. 5
II. 10. Ragum

5
II. 11. Mesin Lipat

. 5
o BAB III Bahan Kerja Plat
. 6

o BAB IV Intruksi Kerja

7
IV. 1. Cara Menggunakan Penggores
7
IV. 2. Cara Memotong Plat
.. 8
IV. 3. Cara Menggunakan Kikir
8
7. BAB V Gambar Kerja

.9
8. BAB VI Langkah Kerja
.
10
9. BAB VII Keselamatan Kerja .
11
10. Kesimpulan

12
11. Kata Penutup

13

AB I

ENDAHULUAN

Pekerjaan membentuk plat tipis adalah cara yang sering dilakukan


tanpa menggunakan mesin. Laporan ini berisi tentang alat alat yang
dipakai dalam membentuk dan melipat plat tipis, serta bahan yang
dibutuhkan. Kegiatan belajar yang harus dilakukan adalah menjelaskan
fungsi alat yang dipakai, macam bentuk alat dan langkah kerja serta
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan untuk membentuk
dan melipat plat tipis. Dengan menguasai laporan pekerjaan plat ini,
diharapkan peserta diklat mamapu memahami cara kerja yang
meliputi pembentukan dan pelipatan plat tipis secara benar.

B
A

AB II

lat Alat Kerja Plat

Alat yang diperlukan dalam pekerjaan plat khususnya untuk


pembentukan dan pelipatan plat, adalah sebagai berikut :
II. 1. Mistar Baja
Digunakan untuk mengukur kasar, karena memiliki ketelitian 0,5 mm.
Mistar baja mempunyai satuan panjang metris (cm) dan inchi ().
Digunakan untuk menarik garis garis lurus.

II. 2. Siku - Siku


Digunakan untuk menarik garis garis sejajar serta menyiku terhadap
sisi sisi pinggir, juga digunakan untuk memeriksa kerataan pinggir
suatu benda kerja. Siku - siku memiliki sudut 90
Macam macam siku siku antara lain :
g. Siku siku balok
h. Siku siku Kipas
i. Siku siku Papak
j. Siku siku Lapang
k. Siku siku Kombinasi
II. 3. Penggores
Digunakan sebagai pengganti pensil untuk menggambar plat,
penggores dengan sudut antara 15 - 30.

II. 4. Penitik

Digunakan untuk membuat titik pusat lengkung atau titik garis.

II. 5. Jangka
Digunakan untuk membuat lingkaran, memebuat garis sejajar dengan
bidang sisi yang lain, dan mencari titik tengah pada benda bundar.
Macam macam jangka :
g. Jangka Kaki
h. Jangka Tusuk
i. Jangka Bengkok
j. Jangka Garis
k. Jangka Tongkat
II. 6. Gunting
Digunakan untuk memotong plat

Macam macam gunting :


g. Dilihat dari bentuk bibir :
- gunting bibir lurus
- gunting lengkung
- gunting universal
- gunting paruh burung
- gunting dirgantara.
g

Dilihat dari kekuatan :

o gunting tuas
o gunting giletin,

Macam gunting giletin yaitu tenaga manusia dan tenaga


motor
II. 7. Mallet (Palu Lunak)
Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan tangan
maupun dengan mesin. Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat
menggunakan palu lunak, kitapun dapat dapat menggunakan palu
yang sejenis, akan tetapi mengingat benda kerja yang kita pergunakan
adalah BJLS, maka agar lapisan tidak terkelupas atau cacat maka
dipergunakan palu mallet. Mallet dapat terbuat dari plastic, kayu, kayu,
karet, tembaga, atau imah hitam.
II. 8. Palu Konde
Digunakan untuk memukul penitik yang dilandaskan ke benda yang
akan dib or atau untuk memberi posisi pengeboran.
II. 9. Landasan
Digunakan untuk landasan pada waktu meratakan benda kerja, melipat
benda kerja, atau melukis benda kerja dsb.
Macam macam landasan :
o Landas Muka Rata
o Landas Tirus
o Landas Pinggiran Lurus
o Landas Bola
o Landas Pinggir Lengkung
o Landas Pipa
o Landas Setengah Bola
o Landas Alur
II. 10. Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat, ditab, dll.

II. 11. Plat Landasan


Plat Landasan digunakan untuk melapisi benda kerja sewaktu dijepit di
ragum, supaya benda kerja tidak cacat terkena tekanan mulut ragum.
II. 12. Mesin Lipat
Digunakan untuk melipat suatu plat agar lebih rapi dan juga untuk
menguatkan badan pada pekerjaan penguatan alur.

B
B

AB III

AHAN KERJA PELAT

Yang dimaksud dengan kerja plat adalah membuat benda kerja atau
benda jadi dari bahan logam yang berbentuk lempeng tipis atau plat.
Pekerjaan yang sering dilakukan pada kerja plat meliputi : melukis,
mengawat, membentuk, menyambung, dan menguat tepi.
Bahan yang digunakan dalam kerja plat banyak sekali macamnya,
tetapi dalam kerja plat khususnya dalam pembuatan penglipatan dan
pembentukan digunakan bahan BJLS. BJLS digunakan karena mudah
dibentuk dan juga dilapisi seng yang berfungsi melindungi baja agar
tidak berkarat dan tahan lama.
Baja BJLS memiliki ukuran ketebalan plat antara 0,02 mm 8,97 mm,
mempunyai panjang 1800 mm dan lebar 900 mm dan ada juga dengan
panjang 24000 mm dan lebar 1200 mm.
Macam macam bentuk plat baja antara lain :
1. Plat Kasar

2. Plat Menengah
3. Plat Nomor
4. Plat Istimewa
5. Plat Berombak
Bahan yang digunakan Plat BJLS berukuran 0,5 mm

AB IV

NTRUKSI KERJA

Dalam mengerjakan sesuatu tentunya kita harus memperhatikan


intruksi atau cara penggunaan alat alat kerja, untuk itu maka
dibawah ini dijelaskan beberapa informasi tentang cara menggunakan
alat alat kerja beserta gambanya
Bila mana bekerja pada ragum, letakkan alat perkakas yang diperlukan
diatas meja disebelah kiri dan kanan ragum, sehingga tidak
menumpuk. Letakkan sedimikianrupa sehingga disebelah kiri ragum
ditempatkan alat alat ukur, sedangkan disebelah kanan ragum adalah
palu, kikir, pahat, gergaji, dll.
IV. 1. Cara Menggunakan Penggores

Penggores terbuat dari baja perkakas, kedua ujung penggores


dikeraskan dan dibuat sudut lancip dengan sudut antara 15 - 30, salah
satu ujungnya dibuat bengkok agar dapat digunakan untuk menyetel
benda kerja pada mesin bubut dengan menggunakan pertolongan
balok gores.
Cara menentukan garis dengan menggunakan siku siku yang
menyiku terhadap siku pinggir, dengan cara benda kerja diletakkan
diatas plat datar berdiri, dengan pula siku sikunya. Tekan siku siku
tersebut dengan menempel pada benda pekerjaan yang akan
digambar.
IV. 2. Cara Memotong Plat
Setelah gambar dibuat diatas plat, plat harus dipotong menurut garis
garis pada gambar tsb. Pemotongan dapat dilakukan dengan dengan
gunting maupun dengan gergaji tangan atau gergaji pipa.
Langkah Pemotongan
6. Peganglah bahan dengan tangan kiri, cukup jauh dengan bibir
gunting.
7. Bibir gunting dibuat tegak lurus terhadap bahan dan tepat pada
garis lukisan,
8. Jari manis tangan kanan diletakkan diantara kedua tangkai
gunting untuk menahan bibir gunting agar tidak terkatup
seluruhnya, agar hasil potongan tidak rusak
9. Katup bibir gunting dengan menekan tangkainya, bibir jangan
terkatup seluruhnya.
IV. 3. Cara Menggunakan Kikir

Untuk bagian tepi kedudukan kikir diserongkan 15 terhadap garis siku


dan sisi yang memanjang pada benda pekerjaan.

AB V

AMBAR JOBSITE (GAMBAR


KERJA)

AB VI

ANGKAH KERJA

10. Pertama tama yang kita laukan adalah meratakan bahan plat
yang telah dibagikan digunakan dengan mallet. Pukullah hingga
permukaan plat menjadi rata
11. Lalu plat disikukan dengan cara dikikir dengan kikir halus
12. Bahan diukur dengan panjang 150 mm dan lebar 40 mm, bila
sudah sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan kemudian
digunting dan disikukan kembali
13. Lukis plat dengan penggores dengan sisi kiri diberi panjang 45
mm dan sisi kanan diberi panjang 5 mm
14. Sisi atas dan bawah diberi jarak 5 mm
15. Buat sudut 45 terhadap sisi atas dan sisi kanan
16. Kemudian buat lagi sudut 45 terhadap sisi bawah dan sisi kanan
17. Kemudian buat sudut 45 sebelah kiri, ukuran 45 mm dan sisi atas

18. Dan buat sudut 45 lagi pada sisi sebelah kanan, ukuran 45 mm
dan sisi bawah
19. Setelah pada ukuran 45 mm tadi digambar dengan R. 10 dan
dibor 4
20. Dan sisi 45 sebelah kanan dari 45 mm tadi dihubungkan dengan
R. 10 itu.
21. Setelah itu garis garis yang telah kita lukis tadi dipotong sesuai
dengan gambar pekrjaan
22. Setelah itu beri lubang di titik R. 4 dengan cara dibor.
23. Lipat plat di mesin lipat.
24. Kemudian ratakan lipatang dengan palu mallet diatas landasan,
janngan terlalu keras untuk meratakan lipatan, berguna untuk
memberi sedikit rongga yang akan diisi dengan amplas.

B
K

AB VII

ESELAMATAN KERJA

Dalam bekerja kita harus memperhatikan tiga hal yang sangat penting
demi keamanan kita, yaitu 3K yang artinya adalah Kesehatan,
Keamanan, dan Keselamatan Kerja. Dalam hali ini saya hanya
membahas tentang keselamatan kerja, yang isinya :

25. Jangan memakai jam tangan, cincin, dll pada waktu bekerja.
26. Jangan menyimpan alat alat tajam (pena, penggaris, dll)
didalam saku pakaian.
27. Jangan menghilangkan bekas serbuk besi dengan tgangan
telanjang, pakailah sikat atau lap
28. Jangan mengangkat perlengkapan perlengkapan yang berat
dengan menggunakan tangan kosong.
29. Janagn menggunakan alat alat yang telah rusak atau retak.
30. Jangan menggunakan kikir, skiber, dll tanpa gagang.
31. Pakailah pakaian kerja yang terkancing rapat.
32. Cukurlah rambut agar selalu pendek, atau pakailah peci.
33. Periksalah kepala kepalu palu tidak longgar dari tangkainya.
34. Apabila sedang mengangkat potongan potongan hasil kerja
atau perlengkapan dengan mesin Derek, berdirilah ditempat
yang aman, terang, dan terbuka.
35. Segera laporkan kecelakaan apa saja, bagaimanapun kecilnya ke
guru pengawas.

ESIMPULAN

Bahwa sesungguhnya untuk memperoleh hasil yang baik dan benar


dalam bekerja, khususnya pada pembuatan macam macam lipatan
tepi tidaklah mudah. Kita harus benar benar memperhatikan fungsi
dan tujuan dari penggunaan alat alat kerja. Misalnya saja dalam
memotong plat yang berbentuk melengkung ataupun bulat kita harus
menggunakan gunting plat dengan bibir gunting lurus, akan tetapi
hasilnya tidak akan lebih baik apabila kita menggunakan gunting
dengan bibir lengkung. Jika kita menggunakan gunting bibir lengkung
kita akan mendapat hasil yang lebih naik dan lebih sempurna. Yang
kesimpulannya bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik maka kita
harus memahami kegunaan dari macam macam alat yang kita
pergunakan.

ATA PENUTUP

Sebetulnya masih banyak hal yang akan saya sampaikan didalam


laporan ini, karena terbatasnya waktu dan kesempatan serta
kemampuan saya, maka seperti inilah adanya yang saya sampaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan kekurangan baik dari bentuk, tulisan, isi, mupun
susunan bahasanya.
Dan apabila dalam laporan ini ada hal hal yang tidak berkenan dihati
pembaca, saya mohon maaf. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.
Semoga saya diberi kesempatan lagi untuk menyusun laporan
selanjutnya, demikian laporan ini saya buat semaksimal mungkin agar
bapak guru dan pembaca bisa menggunakannya sebagai media
informasi.

You might also like