You are on page 1of 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Sejarah dan Perkembangan Pabrik

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan anak perusahaan dari PT.


Pupuk Indonesia (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan dari PT. Pupuk Indonesia (Persero) (saat
itu masih bernama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero)) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang serta pengalihan hak dan kewajiban PT. Pupuk Indonesia (Persero)
kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang yang tertuang didalam RUPS-LB tanggal
24 Desember 2010 berlaku efektif 1 Januari 2011 sebagaimana dituangkan dalam
Perubahan Anggaran Dasar PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui Akte Notaris
Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12 November 2010 yang telah disahkan oleh
Menteri Hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor AHU57993.AH.01.01 tahun 2010.
Pada awalnya PT. PUSRI Palembang berbentuk Persero yang secara resmi
didirikan berdasarkan akte Notaris Eliza Pondang nomor 177 tanggal 24
Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1960 dimana sebagai Presiden Direktur dan
Direktur Utama adalah Ir. Ibrahim Zahier dan Ir. Salmon Mustafa. Sriwidjaja
diambil sebagai nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah kejayaan Kerajaan
Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara
hingga daratan Cina, pada abad ke tujuh Masehi. PT. PUSRI Palembang
merupakan produsen Pupuk Urea pertama di Indonesia. Kantor Pusat dan Pusat
Produksi dari PT. PUSRI Palembang bertempat di Jalan Mayor Zen Palembang,
Sumatera Selatan. Pemilihan Provinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang
sebagai lokasi pabrik didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa gas alam
dan letaknya berada di tepian Sungai Musi.
PT. PUSRI Palembang telah mengalami 3 (tiga) kali perubahan bentuk
badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20

tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi
Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua statusnya dikembalikan lagi menjadi
Perseroan Terbatas ((PT) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun
1969 dengan akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970.
1

Perubahan ketiga adalah pemisahan tugas seperti yang telah dijelaskan


sebelumnya.
Pabrik pertama yang dibangun PT. PUSRI adalah PUSRI I yang
diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas terpasang sebesar
180 ton Ammonia/hari dan 300 ton Urea/hari. Produksi perdana PUSRI I pada
tanggal 16 Oktober 1963. Perluasan pabrik PT. PUSRI mulai direncanakan pada
tahun 1965 melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara Departemen
Perindustrian dan Perusahaan Toyo Engineering Corp (TEC) dari Jepang. Rencana
tersebut menemui kegagalan akibat terjadinya pemberontakan G30S/PKI. Pada
tahun 1968 kembali dilakukan perencanaan pembangunan dengan diadakannya
studi kelayakan bersama John Van Der Volk & Associate dari Amerika Serikat.
Pada tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI II dengan kapasitas
terpasang 660 ton Amonia/hari dan 1150 ton Urea/hari, dan pembangunannya
selesai pada tahun 1974. Pendirian pabrik tersebut dikerjakan oleh kontraktor
M.W Kellog Overseas Corp dari Jepang. Pada tahun 1992 dilakukan optimalisasi
terhadap kapasitas pabrik PUSRI II menjadi 570 ribu ton Urea/tahun. Karena
kebutuhan akan pupuk di Indonesia meningkat dengan pesat, maka pada waktu
yang relatif bersamaan dibangun pabrik PUSRI III dan PUSRI IV.
Pabrik PUSRI III dibangun pada 21 Mei 1975 dengan kapasitas terpasang
1000 ton Amoniak/hari dengan menggunakan proses Kellog dan kapasitas
produksi Urea 1725 ton/hari atau 570 ribu ton/tahun dengan proses Mitsui Toatsu
Total Recycle (MTTR) C-Improved. Pembangunan pabrik PUSRI III dikerjakan
oleh Kellog Overseas dan Engineering Corp. 5 (lima) bulan setelah pembangunan
pabrik PUSRI III, pabrik PUSRI IV mulai didirikan dengan kapasitas terpasang
dan proses yang sama.
Pada tahun 1985 pabrik PUSRI I dihentikan operasinya karena dinilai
tidak efisien lagi. Sebagai penggantinya didirikan pabrik PUSRI IB pada tahun

1990 Tujuan proyek PUSRI IB adalah membangun pabrik baru dengan kapasitas
produksi sebesar 446 ribu ton Amonia/tahun dengan menggunakan proses Kellog
dan 570 ribu ton Urea/tahun dengan menggunakan proses Advanced Process For
Cost and Energy Saving (ACES) dari TEC. Konstruksi pabrik ini dikerjakan oleh
PT. Rekayasa Industri (Indonesia). Data perluasan Pabrik PT. PUSRI Palembang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Perluasan Pabrik PT. PUSRI
Pabrik
PUSRI
II

Tahun
Mulai
Operasi
1974

Lisensor Proses
Kellogg MTC, Total
Recycle C- Improved

PUSRI
III

1976

Kellogg MTC, Total


Recycle C- Improved

PUSRI
IV

1977

Kellogg MTC, Total


Recycle C- Improved

PUSRI
IB

1995

Kellogg Advanced
Process for Cost and
Energy Saving of Toyo
Engineering Corp.

Kapasitas
Terpasang

Pelaksanaan
Konstruksi

218.000 ton
Amonia/tahun
570.000 ton
Urea/tahun
330.000 ton
Amonia/tahun
570.000 ton
Urea/tahun
330.000 ton
Amonia /tahun
570.000 ton
Urea/tahun
446.000 ton
Amonia /tahun
570.000
ton Urea/tahun

Kellogg
Overseas
Corp. (AS)
Kellogg
Overseas
Corp. (AS)
Kellogg
Overseas
Corp. (AS)
PT Rekayasa
Industri
(Indonesia)

Sumber : HUMAS PT. PUSRI Palembang, 2015

PT. PUSRI Palembang melakukan proyek optimalisasi proses kerjasama


dengan Imperial Chemical Industry (ICI) pada tahun 1992. Proyek tersebut diberi
nama Ammonia Optimization Project (AOP). Hal ini dilakukan karena adanya
tuntutan efisiensi produksi dan penghematan bahan baku. Melalui proyek ini,
kapasitas produksi dapat ditingkatkan lagi dengan penghematan pemakaian gas
alam sebesar 10%. Proses optimalisasi dan modifikasi ini telah membuat PT.

PUSRI Palembang mampu memproduksi total 2.280.000 ton Urea/tahun dan


1.149.000 ton Ammonia/tahun.
Perkembangan PT. PUSRI Palembang dari pertama didirikan sampai
sekarang :
PUSRI I
-

Studi Kelayakan Ekonomi

: Gass and Bell

Pelaksana Konstruksi

: Morrison Knudsen of Asia, Inc.

Penandatanganan Kontrak

: 1 Maret 1961

Mulai Konstruksi

: Oktober 1961

Selesai Konstruksi

: Agustus 1963

Produksi Perdana

: 16 Oktober 1963

Biaya : US $33 juta

Sumber Dana

: Bank Exim RI

Jenis Proyek

: Turn Key + Cost Plus

Kapasitas Terpasang

: - Urea 300 ton/hari


- Ammonia 180 ton/hari

Proses Pembuatan

: Ammonia-Gidler dan Mitsui Toatsu


Process (Urea)

Kebutuhan Gas Alam

: 12,50 MMSCF/MBTU

Kapasitas Gudang

: 25.000 MT

Fasilitas Angkut Pupuk

: Pupuk dalam kantong dari gudang ke


kapal dengan ban berjalan (Belt Conveyor)

Sumber Gas Alam

: Pertamina / Stanvac

PUSRI II
-

Studi Kelayakan Ekonomi

: Jhon Vander Valk

Pelaksana Konstruksi

: Kellog Overseas Corp. (AS)


Toyo Engineering Corp. (JP)

Penandatanganan Kontrak

: 1 Agustus 1972

Mulai Konstruksi

: 7 Desember 1972

Selesai Konstruksi

: 6 Agustus 1974

Produksi Perdana

: 6 Agustus 1974

Biaya : US $86 juta

Sumber Dana

: USAID, OECF, IDA BANK Asia, RI

Jenis Proyek

: Cost Plus fixed fee

Kapasitas Terpasang

: - Urea 1150 ton/hari


- Ammonia 660 ton/hari

Proses Pembuatan

: - Ammonia-Kellog
- Urea-TRCI (Total Recyle C Improved)

Kebutuhan Gas Alam

: 40.000 MMSCF/MBTU

Kapasitas Gudang

: 15.000 MT

Fasilitas Angkut Pupuk

: Pupuk curah dari gudang ke kapal Belt


Conveyor (ban berjalan)

Sumber Gas Alam

: Pertamina / Stanvac

PUSRI II terdiri dari dua pabrik utama disamping fasilitas pembantu


lainnya, yaitu :
a. Ammonia dengan kapasitas 660 MT, setelah Ammonia Optimalization
Project (AOP) menjadi 1100 MT dengan menggunakan M.W Kellog
Corp (USA).
b. Pabrik Urea yang mempunyai kapasitas 1150 MT, setelah Urea
Optimalization Project (UOP) menjadi 1750 MT, dengan menggunakan
Mitsui Toatsu Total Recycle C-Improve dan Advance Cost and Energy
Saving (ACES), milik Mitsui Toatsu Chemical Inc. (Jepang).
Fasilitas pembantu yang dibangun untuk pabrik PUSRI II ini adalah :
a. Pembangkit tenaga listrik/generator dengan penggerak gas turbin
dengan kapasitas 15 MW.
b. Pembangkit listrik cadangan berupa dua generator cadangan dan
generator darurat.
c. Pembangkit steam bertekanan 1500 psig dan 625 psig.
d. Unit Water Treatment yang menyediakan air untuk kebutuhan proses
dan air pendingin.
e. Gudang penyimpanan pupuk curah berkapasitas 15.000 MT.
PUSRI III
-

Tahun Pendirian

: 21 Mei 1975

Pelaksana Konstruksi

: Kellog Overseas Corp. (AS)

Toyo Engineering Corp. (JP)


-

Produksi Perdana

: Desember 1976

Biaya : US $192 juta

Sumber Dana

: Bank Dunia, RI

Kapasitas Terpasang

: - Urea 1725 ton/hari


- Ammonia 1000 ton/hari

Proses Pembuatan

: - Ammonia-Kellog
- Urea-TRCI (Total Recyle C Improved)

Kebutuhan Gas Alam

: 40.000 MMCR/MBTU

Kapasitas Gudang

: 15.000 MT

Fasilitas Angkut Pupuk

: Pupuk curah dari gudang ke kapal Belt


Conveyor (ban berjalan)

Sumber Gas Alam

: Pertamina / Stanvac

PUSRI IV
-

Tahun Pendirian

: 25 Oktober 1975

Pelaksana Konstruksi

: Kellog Overseas Corp. (AS)


Toyo Engineering Corp. (JP)

Produksi Perdana

: Desember 1977

Biaya : US $186 juta

Sumber Dana

: Dana Pembangunan Saudi Arabia, RI

Jenis Proyek

: Cost Plus Fixed Fee

Kapasitas Terpasang

: - Urea 1725 ton/hari


- Ammonia 1000 ton/hari

Proses Pembuatan

: - Ammonia-Kellog
- Urea-TRCI (Total Recyle C Improved)

Sumber Gas Alam

: Pertamina / Stanvac

Berdasarkan pertimbangan teknis, maka PUSRI III dan PUSRI IV


dibangun secara berdampingan dengan menggunakan proses dan desain
yang sama dengan masing-masing terdiri dari dua pabrik, yaitu :
1. Pabrik Urea dengan kapasitas produksi 1725 MTD.
2. Pabrik Ammonia dengan kapasitas produksi 1000 MTD.

Fasilitas-fasilitas pembantu tambahan yang dibangun dalam rangka proyek


PUSRI III dan PUSRI IV adalah :
1. Unit Steam Generator masing-masing terdiri dari Waste Heat Boiler.
2. Dua unit Turbin Generator (Hitachi) dengan kapasitas 15 MW.
3. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1000 MT.
4. Pembangunan pabrik Oksigen dan Nitrogen cair dengan kapasitas
masing-masing 500 MT.
PUSRI IB
-

Studi Kelayakan Ekonomi

: PT. PUSRI (April 1985 direvisi 1988)

Mulai Konstruksi

: Agustus 1990

Produksi Perdana

: Tahun 1994

Pelaksana Konstruksi

: PT. Rekayasa Industri yang bekerja


berdasarkan Process Engineering Design
Package (PEDP)

Biaya : US $297 juta

Sumber Dana

: USAID, OECF, IDA BANK Asia, RI

Jenis Proyek

: Cost Plus Fixed Fee

Kapasitas Terpasang

: - Urea 1725 ton/hari


- Ammonia 1350 ton/hari

Proses Pembuatan

: - Ammonia-Kellog
- Urea-ACES

Kebutuhan Gas Alam

: 50 MMSCFD/MBTU

Fasilitas Angkut Pupuk

: Pupuk curah dari gudang ke kapal dengan


ban berjalan (belt conveyor)

Sumber Gas Alam

: Pertamina / Stanvac

Fasilitas fasilitas pembantu yang dibangun untuk PUSRI IB adalah :


1. Dua unit Turbin Generator (Hitachi) dengan kapasitas 90.700 kg/jam
steam.
2. Dua unit water treatment untuk penyediaan demineralized water dan
kebutuhan air pendingin.
3. Dua unit Steam Generator, yang masing-masing terdiri dari :
- Waste Heat Boiler dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam.

- Package Boiler berkapasitas 102.060 kg/jam steam.


4. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1000 MT.
5. Memperpanjang dermaga dan fasilitas-fasilitas pengangkut pupuk yang
memakai ban berjalan (Belt Conveyor) untuk dimuat langsung ke kapal.
Makna Logo
Nama Sriwidjaja diabadikan di perusahaan ini untuk mengenang dan
mengangkat kembali masa kejayaan kerajaan maritim pertama di Indonesia yang
termahsyur di seluruh penjuru dunia. Sebuah penghormatan kepada leluhur yang
pernah membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. Pendirian pabrik
pupuk dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, adalah warisan yang
sekaligus menjadi visi bangsa Indonesia terhadap kekuatan, kesatuan, dan
ketahanan wawasan Nusantara.

Gambar 1. Logo PT. Pupuk Sriwijadja


Sumber : HUMAS PT. PUSRI Palembang, 2015

Detail Elemen Visual Logo Perusahaan

1.

Lambang Pusri yang berbentuk huruf "U" melambangkan singkatan


"Urea". Lambang ini telah terdaftar di Ditjen Haki Dep. Kehakiman & HAM
No. 021391

2.

Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte


pendirian PT Pusri.

3.

Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12, melambangkan


bulan Desember pendirian PT Pusri.

4.

Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya. Butir kapas yang mekar
berjumlah 5 buah Kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini, melambangkan
angka 59 sebagai tahun pendirian PT Pusri (1959).

5.

Perahu Kajang, merupakan legenda rakyat dan ciri khas kota


Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi. Perahu Kajang juga diangkat
sebagai merk dagang PT Pupuk Sriwidjaja.

6.

Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan


prospek perusahaan dimasa datang.

Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur dengan

7.

dibatasi garis-garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang


melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta kesuburan, ketenangan,
dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita-cita itu.
1.2

Lokasi Pabrik

PT. PUSRI Palembang terletak sekitar 7 Km di tepi Sungai Musi dan


berada di wilayah perkampungan Sungai Selayur, Kecamatan Ilir Timur II,
Kotamadya Palembang. Pembangunan ini ditunjang oleh keadaan geografis

10

Sumatera Selatan yang memilliki kekayaan alam yaitu gas alam (Natural Gas)
yang merupan bahan baku utama dalam pembuatan pupuk dan tersedia dalam
jumlah yang cukup banyak. Gass Bell & Associates dari Amerika Serikat
memberikan rekomendasi berdasarkan studi kelayakan untuk membangun Pabrik
Pupuk Urea di Palembang, dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun.
Beberapa faktor teknis dan faktor ekonomi yang menunjang studi
kelayakan pembangunan PT. PUSRI Palembang di wilayah perkampungan Sungai
Selayur adalah :
a. Keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan gas alam
sebagai

bahan baku utama pembuatan pupuk dalam jumlah yang cukup

banyak. Selain itu lokasi pabrik juga dekat dengan sumber bahan baku gas
alam, yaitu Prabumulih dan Pendopo yang terletak sekitar 100150 km dari
pabrik.
b. Dekat dengan Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun,
merupakan salah satu sarana penting untuk sumber air, sarana pembuangan
limbah dan juga sebagai sarana transportasi.
c. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang lokasinya tidak jauh dari Kota
Palembang, yang banyak mengandung batubara dan dapat dijadikan sebagai
cadangan bahan baku yang sangat potensial jika persediaan gas bumi sudah
menipis.
d. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.
Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar,
ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,7965 hektar. Disamping itu
sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar yang dimaksudkan
untuk persediaan perluasan komplek pabrik dan perumahan karyawan bila
diperlukan kemudian hari. Pada bagian depan kompleks industri terdapat gedung
kantor pusat. Kantor pusat merupakan kantor staff direksi dan administrasi umum
PT. PUSRI Palembang. Di dalam kompleks PT.PUSRI Palembang juga terdapat
fasilitas pendukung berupa kompleks peumahan karyawan yang dilengkapi
dengan rumah sakit, fasilitas olahraga, gedung pertemuan, perpustakaan umum,
rumah makan, dan masjid. Terdapat juga penginapan yang diperuntukan untuk
tamu PT.PUSRI Palembang.

11

Kompleks perumahan dan kompleks pabrik dibatasi oleh pagar dengan dua
buah gerbang masuk kompleks pabrik yang dijaga eoleh aparat keamanan. Empat
buah pabrik terletak berkelompok kelompok mengelilingi daerah penyimpanan
tangki amoniak. Daerah pengantongan dan gudang terletak dipinggiran sungai
Musi. Peletakan gedung dan daerah pengantongan ke arah dermaga bertujuan agar
pengangkutan untuk bongkar muat di pelabuhan menjadi lebih mudah dan
memerlukan biaya yang lebih murah. Untuk keperluan bongkar muat, PT.PUSRI
Palembang memiliki pelabuhan di tepi sungai Musi. Gambar tata letak PT. PUSRI
Palembang dapat dilihat pada gambar 2.

12

Gambar 2. Tata Letak PT. PUSRI Palembang


Sumber : HUMAS PT. PUSRI Palembang, 2015

1.3

Jenis Produk yang Dihasilkan

13

1.3.1

Produk Pabrik Ammonia


Produk yang dihasilkan oleh Pabrik Ammonia adalah Karbon dioksida

(CO2) dan Ammonia (NH3). Karbon dioksida dan Ammonia digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan Urea, selain digunakan sebagai bahan baku,
Ammonia juga merupakan produk yang langsung dapat dipasarkan.
Tabel 2. Spesifikasi Produk Ammonia PT. PUSRI Palembang
Spesifikasi
Komponen
NH3
H2O
Kandungan minyak

Detail

Keterangan

99,50% (b/b)
0,50% (b/b)
5 ppm

Minimum
Maksimum
Maksimum

Sumber : Dinas Teknik Proses PT. PUSRI Palembang, 2015

Tabel 3. Spesifikasi Produk CO2 Pabrik Ammonia PT. PUSRI


Spesifikasi
CO2 (dry basis)
Gas inert
Sulfur
H2O

Detail
98% berat
2% (vol.)
1 ppm (vol.)
Jenuh

Keterangan
Minimum
Maksimum
Maksimum

Sumber : Dinas Teknik Proses PT. PUSRI Palembang, 2015

1.3.2

Produk Pabrik Urea


Produk yang dihasilkan oleh pabrik Urea adalah Urea Prill. Urea, dengan

rumus molekul NH2CONH2 adalah senyawa yang berbentuk kristal putih dan tidak
berbau. Bila bercampur air, dapat terhidrolisa menjadi senyawa Ammonium
Karbamat, dan terdekomposisi menjadi Ammonia dan CO 2. Urea larut dalam air,
Alkohol dan Benzene. Daya racunnya rendah, tidak mudah terbakar, dan tidak
meningalkan residu garam setelah dipakai untuk tanaman. Spesifikasi dan sifat
sifat fisik dari produk urea yang dihasilkan PT. PUSRI Palembang dapat dilihat
pada tabel 4 dan 5.

Tabel 4. Spesifikasi Produk Urea PT.PUSRI Palembang


Spesifikasi
Komponen
Nitrogen
Biuret
Kandungan air (moisture)
NH3 bebas

Detail
46%(b/b)
0,55%(b/b)
0,50%(b/b)
150 ppm

Keterangan
Minimum
Maksimum
Maksimum
Maksimum
Maksimum

14

Abu
Fe
Ukuran (prill size) :
6-8 US mesh
>25 US mesh
Penampilan

15 ppm
1 ppm

Kecepatan muat (loading rate)


Ukuran vessel draft untuk
Pemuatan

Maksimum

95%
2%
Putih, butiran(prilled),
Free flowing
1000 Metrik ton/jam
3500 Metrik ton/jam
6,5 meter

Minimum
Maksimum
Urea dalam kantong
Urea curah

Sumber : Dinas Teknik Proses PT.PUSRI Palembang, 2015

Tabel 5. Sifat-Sifat Fisik Urea


No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Spesifikasi
Titik didih
Titik leleh
Spgr
Indeks bias
Bentuk kristal
Panas pembentukan pada 25C
Panas pelarutan dalam air
Densitas curah

Nilai
132,0C
132,7C
1,335
1,484
Tetragonal
-47,12 Kkal/mol
60 Kkal/mol
0,74 gr/cm3

Sumber : Perrys Chemical Enginering;s Handbook, 1996

1.3.3

Produk Samping
Produk samping yang dihasilkan dari proses reaksi pembuatan Urea ini

diantaranya adalah biuret, air dan Amonium Karbamat. Biuret merupakan


senyawa kimia yang dihasilkan akibat dekomposisi Urea. Urea akan
terdekomposisi menjadi biuret jika dipanaskan pada waktu yang lama dan tekanan
yang rendah. Pembentukan biuret yang paling utama adalah pada seksi
dekomposisi dari proses Urea sehingga untuk mencegah terajdinya hal tersebut
parameter waktu tinggal didalam unit proses dekomposisi sangat diperhatikan.
Reaksi pembentukan biuret :
2CO(NH2)2 NH2CONHCONH2 + NH3
Kadar biuret yang tinggal dalam produk (>2%) sangat mengganggu untuk
pertumbuhan tanaman. Selain produk samping yang dihasilkan dari hasil reaksi
pembentukan Urea terdapat juga produk samping yang merupakan bahan baku
pembuatan Urea yaitu Ammonia dan CO2.

15

1.4 Sistem Pemasaran


Pada tahun 1979, PT. PUSRI ditunjuk sebagai penanggung jawab
pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk bersubsidi, baik yang berasal dari
produksi dalam negeri maupun luar negeri untuk memenuhi kebutuhan program
intensifikasi pertanian melalui Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi
No.56/KP/II/1979. Berdasarkan penunjukan tersebut, PT. PUSRI bertanggung
jawab dalam memasarkan dan mendistribusikan berbagai jenis pupuk hingga
sampai di tangan petani (Pipe Line Distribution Pattern) dengan menekankan
mekanisme distribusi pada faktor biaya (Least Cost Distribution Pattern). Apabila
kebutuhan pupuk di sektor pertanian sudah terpenuhi, maka kelebihan hasil
produksi dijual ke sektor industri dan atau diekspor. Hasil penjualan pupuk subsidi
dan non-subsidi PT. PUSRI Palembang tertera pada tabel 6. Untuk dapat
memenuhi kewajibannya tersebut, PT. PUSRI memiliki sistem distribusi
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 3.

16

Tabel 6. Penjualan Pupuk Subsidi dan Non-Subsisi PT. PUSRI


Tahun 2007 sampai 2011
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

Jenis Pupuk
Subsidi (Ton)
Non-Subsidi (Ton)
1.377.612
1.088.188
1.473.045
504.524
1.981.923
426.540
1.875.213
678.165
1.768.256
567.588

Sumber : http://www.pusri.co.id

17

Pada tanggal 1 Desember 1998, pemerintah menghapus tata niaga pupuk,


baik produksi dalam negeri maupun impor. Keputusan pemerintah tersebut
membuat setiap pabrik pupuk berhak untuk memasarkan sendiri produknya di
Indonesia, meskipun begitu untuk mencegah persaingan yang tidak sehat
pemerintah menentukan daerah-daerah penyaluran untuk setiap pabrik pupuk
yang ada. Adanya keputusan pemerintah ini hanya berlaku pada tata niaga pupuk
nasional dan tidak mempengaruhi status PT. PUSRI sebagai sebuah holding
company.
Pada tahun 2001, tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah melalui
Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit niaga
PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di lini III (kabupaten)
sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor
(BUMN, swasta, dan koperasi).
Kemudian, pada tahun 2003, dikeluarkan kebijakan tambahan mengenai
tata niaga pupuk, yaitu keputusan Menteri Perindag RI No.70/MPP/2003 tanggal
11 Februari 2003 yang menyatakan tentang tata niaga pupuk yang bersifat
rayonisasi. PT. PUSRI tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan
penyediaan pupuk secara nasional namun dibagi dalam beberapa rayon. Wilayah
pemasaran PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang terdiri dari :
- Pemasaran wilayah 1 :
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepri, Jambi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Babel, lampung, dan Kalimantan Barat.
-

Pemasaran Wilayah 2 :
Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Tengah, Jawa Barat.
Kemudian menyusul Surat Keputusan No. 306/MPP/Kep/4/2003 yang
mengatur tentang perubahan atas Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No 70/MPP/Kep/2/2003 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. SK ini mengatur tentang syarat-syarat bagi
importir, serta tatacara pengadaan pupuk bersubsidi dan non subsidi melalui
impor, Terakhir, dalam rangka lebih meningkatkan kelancaran pengadaan dan

18

pendistribusian pupuk bersubsidi, maka Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan


No.356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang menegaskan kembali
tanggung

jawab

masing-masing

Produsen,

Distributor,

Pengecer,

serta

pengawasan terhadap pelaksanaannya dilapangan. Sarana distribusi dan


pemasaran yang dimiliki PT. PUSRI meliputi :
1. Satu buah kapal ammonia, yaitu MV Sultan Machmud Badaruddin II
2. Tujuh buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa berdaya
muat masing-masing 66500 ton, yaitu MV PUSRI Indonesia, MV Abusamah,
MV Sumantri Brojonegoro, MV Mochtar Prabumangkunegara, MV Julianto
Mulio Diharjo, MV Ibrahim Zahier, dan MV Otong Kosasih
3. Empat unit pengantongan pupuk di Belawan, Cilacap, Surabaya, dan
Banyuwangi, serta 1 UPP (Unit Pengantongan Pupuk) sewa di Semarang
4. Gerbong kereta api sebanyak 595 buah
5. Gudang persediaan pupuk sebanyak 107 unit dan gudang sewa sebanyak 261
unit
6. Pemasaran PUSRI Daerah (PPD) sebanyak 25 unit di ibukota propinsi
7. Pemasaran PUSRI Kabupaten (PPK) sebanyak 180 kantor di ibukota
kabupaten
8. Empat unit Kantor Perwakilan PUSRI di produsen pupuk lain, yaitu
a. PT. Pupuk Kujang
b. PT. Pupuk Iskandar Muda
c. PT. Petrokimia Gresik
d. PT. Pupuk Kalimantan Timur.
1.5 Sistem Manajemen
PT. PUSRI Palembang dalam pengelolaannya menggunakan sistem Line
and Staff Organization dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT) dan modal
pengelolaan pabrik berasal dari Pemerintah. Proses manajemen PT. PUSRI
Palembang berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM) yang
melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu
secara kontinyu. Ada beberapa jenis organisasi, yaitu :
1. Line Organization

19

Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat


perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan
dalam hal yang sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan.
Oleh sebab itu di dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang
dan perintah. Memang untuk organisasi sejenis ini, khususnya didalam
institusi-institusi yang lebih kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan
cepat diambil dan pelaksaan keputusan juga cepat.
2. Staff Organization
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan
staff pelaksana. Peran staff bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun
staff berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini
muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga
pimpinan sudah tidak dapat lagi mneyelesaikan semuanya dan memerlukan
bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan
pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
3. Line dan Staff Organization
Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu
disebutkan (Line dan Staff). Dalam organisasi ini staff bukan sekedar
pelaksana tugas tetapi juga memberikan wewenang untuk memberikan
masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak
sekedar memberikan perintah untuk nasehat tetapi juga bertanggung jawab
atas perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab.
Organisasi PT. PUSRI Palembang dipimpin oleh Direktur Utama dan
dibantu oleh lima orang direksi. Dalam kegiatan operasionalnya direksi dibantu
oleh staf kepala departemen. Direksi bertanggung jawab kepada dewan Komisaris
yang terdiri dari wakil-wakil pemegang saham yang bertugas menentukan
kebijaksanaan umum yang harus dilaksanakan oleh direksi, juga bertindak sebagai
pengawas atas semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh dewan direksi. Dewan
komisaris terdiri dari wakil-wakil pemerintah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri.


Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar.
Departemen Pertanian.
Departemen Pertambangan dan Energi.

20

Struktur organisasi PT. PUSRI Palembang berdasarkan Surat Keputusan


Direksi No. SK/DIR/240/2011 pada tanggal 5 September 2011 mengenai susunan
dewan direksi dan para pejabat yang sedang menduduki jabatan tersebut sejak
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Direktur Utama
Direktur Produksi
Direktur Komersil
Direktur Teknik dan Pengembangan
Direktur SDM dan Umum
Direktur utama bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris PT.PUSRI

Palembang, dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil wakil pemegang saham
yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum, juga bertindak sebagai
pengawas atas semua pekerjaan dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Dewan
Direksi.
Direktur Produksi bertugas menjalankan kegiatan produksi melalui unit
unit organisasi yang berperan di dalam mengoperasikan peralatan dan sarana
penunjang produksi, meliputi pabrik pupuk unit I-B, II, III, IV, produk samping
serta sarana pendukung produksi lainnya dan mengolah serta mengkoordinasikan
seluruh aktivitas yang berkaitan dengan teknik produk dan teknik keandalan serta
jaminan kualitas. Dalam menjalankan tugasnya sehari hari, Direktur Produksi
membawahi General Manajer Operasi dan General Manajer Pemeliharaan.
Direktur Komersil dalam kegiatan sehari harinya dibantu oleh General
Manajer Keuangan dan General Manajer Pemasaran. Tugas dari General Manajer
keuangan yaitu mengelola sumber daya perusahaan dalam bidang keuangan
meliputi pengendalian penerimaan dan pengeluaran serta penempatan dana,
sedangkan tugas pokok General Manajer Pemasaran yaitu mengelola dan
mengembangkan usaha pupuk baik untuk memenuhi program pemerintah maupun
untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri serta mengelola pelaksanaan
ekspor pupuk urea dan ammonia.
Direktur Teknik dan Pengembangan membawahi General Manajer Teknik
dan Perekayasaan, General Manajer Perencanaan dan Tata Usaha, dan General
Manajer Perkapalan. Tugas pokok dari Direktur Teknik dan Pengembangan adalah
mengelola kegiatan rancang bangun dan perekayasaan pemeliharaan pabrik serta
jasa teknik lainnya, baik untuk kepentingan umum maupun kepentingan

21

perusahaan. Memberikan jasa profesi keteknikan berupa rancang bangun


perekayasaan untuk fasilitas bangunan dan peralatan pabrik. Melaksanakan
pemasaran jasa jasa pemeliharaan pabrikasi peralatan dan mesin mesin
produksi serta mencari peluang pasar ekstern untuk mencapai sasaran. Mengelola
tugas tugas perencanaan dan pengendalian, pengadaan dan pergudangan dalam
mencapai sasaran unit kerja Departemen Pengadaan dan merencanakan,
mengendalikan, memelihara sistem infrastruktur teknologi informasi serta
memantau kinerja teknologi informasi.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum membawahi General Manajer
Sumber Daya Manusia dan General Manajer Umum. Fungsi pokok Direktur SDM
dan Umum ini adalah memberikan jasa jasa pelayanan administrasi dan umum
untuk keperluan perusahaan. Mengelola sistem informasi manajemen perusahaan,
mengelola kegiatan pembinaan dan pengawasan anak anak perusahaan dan
yayasan. Mengelola dan mengendalikan program kemitraan usaha kecil dan bina
wilayah, menjaga keamanan aset perusahaan. Bagan struktur organisasi PT.
PUSRI Palembang dapat dilihat pada gambar 4.

22

Direktur Produksi adalah salah satu bagian penting didalam perusahaan


yang membawahi Kompartemen Pemeliharaan, Kompartemen Operasi dan
Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH).
Kompartemen pemeliharaan membewahi Panel, Teknik Kendala dan
Jaminan Kualitas serta Instrumen dan Listrik. Kompartemen pemeliharaan
bertugas memelihara dan memperbaiki alat-alat pabrik yang berhubungan dengan
operasi pabrik. Kompartemen Operasi membawahi Departemen Operasi IB, II, III
dan IV, Teknik Produksi Subdepartemen Laboratorium dan Subdepartemen PPU.
1. Departemen Operasi
Tugas dan tanggung jawab utama departemen operasi adalah sebagai berikut :
-

Mengoperasikan sarana produksi secara optimal dengan faktor produksi


setinggi-tingginya.

Menjaga kualitas produksi, bahan baku dan peralatan serta bahan-bahan


penunjang.

Membuat sendiri peralatan dan suku cadang yang mampu dibuat dengan
tetap memperhatikan segi teknis dan ekonomis.

Menggantikan peralatan pabrik yang pemakainannya sudah tidak


ekonomis.

Departemen operasi IB, II, III, IV ini dipimpin oleh seorang Plant Manager
yang dibantu oleh Superintendent dibantu oleh Assistat Superintendent. Di
bawahnya terdapat group shift yang dipimpin oleh seorang kepala seksi.
2. Departemen Teknik Produksi
Departemen teknik produksi bertugas membantu kompartemen operasi dalam
hal pengamatan operasi, persiapan dan pengendalian mutu bahan baku serta
bahan pendukung, perhitungan produk, eveluasi kondisi serta studi untuk
melakukan modifikasi dan peningkatan efisiensi. Departemen teknik produksi

23

membawahi staf Engineer Ammonia, Urea, Utilitas, Kepala Laboratorium,


Engineer Rendal Produksi dengan tugas utama sebagai berikut :
a. Memonitor dan mengevaluasi kondisi operasi pabrik sehingga dapat dioperasikan
pada kondisi yang optimum
b. Mengendalikan dan mengevaluasi kualitas dan kuantitas hasil-hasil produksi
c. Memberikan bantuan yang bersifat teknis kepada unit-unit yang terkait
d. Merencanakan modifikasi peralatan produksi serta tambahan unit produksi dalam
rangka peningkatan efisiensi dan produktifitas
e. Memberikan rekomendasi pengganti katalis, resin dan bahan sejenis.
3. Subdepartemen Laboratorium
Subdepatemen laboratorium

bertugas

menganalisa,

mengontrol

dan

mengawasi mutu bahan baku, bahan penunjang serta hasil produksi pabrik.
Subdepartemen laboratorium ini terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Bagian laboratorium kimia analisis, membawahi :
-

Seksi analisis instrumen


Seksi laboratorium pengujian mutu
Seksi laboratorium pengujian dan standar

b. Bagian laboratorium kontrol produksi, membawahi :


-

Seksi shift laboratorium kontrol produksi I membawahi laboratorium

kontrol Pusri IB dan II


Laboratorium Pusri II membawahi lab. Komtrol Pusri III dan IV.

c. Bagian laboratorium penunjang sarana, membawahi :


-

Seksi penyediaan dan distribusi sarana


Seksi laboratorium kalibrasi
Seksi laboratorium harian alat dan instrumen

Struktur Organisasi PT. PUSRI ditentukan oleh dewan direksi yang meliputi :
1. General Manager
General Manager berkedudukan di bawah direktur yang membawahi
beberapa manager. General Manager bertugas sebagai pimpinan disuatu
kompartemen yang meliputi kompartemen produksi, kompartemen pemasaran,
kompartemen jasa teknik & pengembangan usaha, kompartemen keuangan

24

dan kompartemen SDM & umum. General Manager bertanggung jawab


kepada direktur.
2. Manager
Manager berkedudukan dibawah seorang general manager dan bertanggung
jawab kepada general manager. Manager memimpin suatu departemen,
misalnya Departemen Operasi PUSRI III.
3. Superintendent
Superintendent

berkedudukan

dibawah

seorang

Staff

Manager

dan

bertanggung jawab kepada Staff Manager. Superintendent memimpin suatu


bagian di dalam dinas tertentu, misalnya bagian utilitas dan Departemen
Operasi PUSRI III.
4. Assistant Superintendent
Assistant

Superintendent

bertugas

untuk

membantu

kinerja

seorang

superintendent dan mewakili tugas superintendent apabila superintendent


tidak berada ditempat.
5. Senior Foreman
Senior Foreman bertanggung jawab kepada superintendent dan bertugas untuk
memimpin suatu seksi tertentu. Senior Foreman membawahi beberapa
foreman.
6. Foreman
Foreman atau kepala regu bertugas untuk mengkoordinir regu yang sedang
bertugas pada shiff

kerja tertentu dan membantu kinerja seorang senior

foreman.
7. Koordinator Operator
Koordinator operator bertugas untuk mengkoordinir operator yang bertugas
dilapangan. Koordinator operator bertanggung jawab kepada senior foreman.
8. Operator Senior
Operator senior bertugas untuk melaksakan suatu kontrol operasi pada pabrik
yang berada di kontrol panel dan bertanggung jawab pada senior foreman.
9. Operator Lapangan

25

Operator lapangan bertugas untuk mengoperasikan peralatan yang ada


dilapangan pabrik sesuai instruksi dari operator kontrol panel dan bertanggung
jawab kepada senior foreman.
Setiap unit pabrik terdapat Senior Foreman yang bertugas sebagai
koordinator antar unit pabrik dan sebagai penanggung jawab teknis pada sore dan
malam hari. Pembagian jam kerja terdiri dari empat group shift dimana tiga group
melakukan shift sedangkan satu group shift libur (off duty). Setiap group dikepalai
oleh senior foreman shift. Pengaturan jam kerja untuk tiap shift adalah :
1) Day shift
2) Swing shift
3) Night shift

: Pukul 07.00 15.00 WIB


: Pukul 15.00 23.00 WIB
: Pukul 23.00 07.00 WIB

Selain operator dan karyawan lapangan yang dibutuhkan selama 24 jam


sehingga jadwal kerjanya dibagi per-shift, terdapat pula karyawan non-shift untuk
pegawai administrasi dan jabatan setingkat kepala bagian keatas dengan jadwal
kerja :
-

Senin- Kamis : Pukul 07.30 16.30 diselingi istirahat pada pukul 12.00-13.00
Jumat
: Pukul 07.30 17.00 diselingi istirahat pada pukul 11.30-13.00
Sabtu-minggu: Libur

You might also like