You are on page 1of 32

angga wahyu triwibowo

Publik
Jun 02, 2015

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disingkat ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja pada instalansi pemerintah. Juga dapat diartikan
sebagai pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas lainnya.Definisi lain megatakan ASN digaji berdasarkan peraturan perundangundang, merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
ASN merupakan salah satu piranti utama dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang
pada alinea 2 dan 4 pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu Negara yang merdeka,
berdaulat adil dan makmur, melalui cara memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk dapat mewujudkan tujuan nya
maka ASN harus melaksanakan fungsinya sebagai pelayan publik, pemersatu bangsa dan
pelaksana kebijakan publik di berbagasi aspek kehidupan. Pelayanan terbaik adalah salah satu
hak dasar warga Negara yang harus terpenuhi oleh pemerintah. Dalam konteks inilah peran ASN
menjadi sangat relevan dan penting, karena ASN merupakan penyelengara pemerintahan, yang
secara otomatis menjadi penyelenggara pelayanan publik. Muara akhir dari kegiatan pelayanan
adalah kesejahteraan.
Dalam diskursus ilmiahnya, kesejahteraan masyarakat terentang dari aspek fisik (sector
kesehatan), mental spriritual (agama dan pendidikan), ketenagakerjaan dan keterampilan dalam
berusaha, serta dimensi social lainnya yang tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Derajat kesehatan, merupakan salah satu indicator dalam pembentukan IPM, selain
aspek ekonomi dan usia harapan hidup. Indikator ekonomi dan usia harapan hidup, sangat
ditentukan oleh derajat kesehatan masyarakat.
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan individu dan masyarakat. Oleh karena itu
pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan diberbagai tingkatan daerah. Mulai dari rumah
sakit sampai dengan puskesmas yang menjadi ujung tombak pelayan kesehatan dalam artian
paling dekat dan dapat dijangkau dan menjangkau masyarakat.

Di era globalisasi ini masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,termasuk terhadap mutu
pelayanan yang mereka dapatkan. Bahkan timbul paradigma masyarakat bahwa jika berobat
kepuskesmas ataupun rumah sakit pemerintah, mereka tidak akan sembuh tapi akan menjadi
lebih sakit. Mulai dari anggapan pelayanannya yang kurang ramah sampai dengan obat yang
dibilang murahan.
Untuk menghapuskan paradigma tersebut tentu perlu dilakukan intervensi yang cepat dan tepat.
Salah satu intervensi yang dilakukan pemerintah yaitu melakukan perbaikan sumberdaya
manusia melalui pendidikan dan pelatihan (diklat).Perbaikan pola diklat juga terus dilakukan
demi menghasilkan sumber daya ASN yang terbaik untuk Nusa dan Bangsa.
Diklat prajabatan pola baru yang diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 38 Tahun 2014 merupakan salah satu inovasi untuk menciptakan ASN yang bermuutu.
Dalam diklat ini calon ASN yang dilatih diberi materi tentang cara menjadi ASN yang baik dengan
mimiliki dan menerapkan nilai nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika dan Anti korupsi
(selanjutnya nilai nilai disingkat ANEKA) selama 18 hari classical d dan mengaktualisasikan
materi tersebut selama 14 hari nonclasssical di satuan kerja masing-masing. Pada Fase
classical, peserta prajab diwajibkan menyusun rancangan aktualisasi yang akan dilakukan saat
fase nonclassical.

Rancanganaktualisasi nilai nilai dasar bersumber dari 3 hal yaitu


1. Tugas dan fungsi pokok dari profesi atau jabatan masing- masing calon ASN.
2. Penugasan atasan yang di tuangkan dalam Surat perintah tugas kepala SKPD sebagai bentuk
tugas tambahan kepala pegawai yang ada di satuan kerja tertentu.
3. Inisiatif atas persetujuan atasan
Penyusun laporan berprofesi sebagai dokter umum. Berdasarkan SK bupati Nomor
813/579/IV.04/KPTS/MSJ/2014 ditugaskan sebagai dokter umum di puskemas Sidomulyo
berdasarkan SPT dari dinas kesehatan mesuji nomor 800/1741/III.03/II/2014 .Berdasarkan
keputusan Kepala Puskemas Sidomulyo. Nomor 800/04/SK/PKM-SM/IV/2014 peserta diklat
selain berfungsi fungsional sebagai dokter umum juga bertugas sebagai koordinator
penanggulangan penyakit.
Atas dasar ini maka rencana aktualisasi yang telah dibuat dan dilaksanakan yang dilaporkan
berasal dari tugas pokok dan fungsi pembuat laporan sebagai dokter umum dan juga sekaligus
sebagai koordinator Penanggulangan Penyakit di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Mesuji.
Kegiatan yang telah direncanakan dan telah diaktualisasikan terdapat 11 kegiatan.
Perencanaan aktualisasi yang telah dilakukan ketika kembali ke unit tugas diajukan kepada
kepala Puskesmas Sidomulyo, Djumri Obieng, supaya aktualisasi dapat berjalan secara lancar
dan mendapat bimbingan selama fase nonclassical. Pada fase ini peserta diklat wajib

mengaktualisasikan nilai dasar ANEKA pada setiap kegiatan yang akan diimplementasikannya.
Implementasi ini, tentu harus mendapatkan dukungan dari atasan dan dibantu para teman
sejawat di unit kerja. Berbagai proses untuk mewujudkan output dan kegiatan, perlu disusun
dalam sebuah laporan aktualisasi. Dalam kerangka inilah, maka disusun Laporan Aktualisasi
Nilai ANEKA Pada UPT Puskesmas Sidomulyo.
B. Alasan Penerapan ANEKA
Alasan dari penerapan ANEKA yaitu:
1. Usaha untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang kesehatan yang optimal, bermutu,
effisien dan efektif.
2. Mutu dari sumber daya manusia ASN yang perlu terus ditingkatkan.
3. Paradigma masyarakat tentang pelayanan fasilitas kesehatan negeri yang tidak optimal dan
kurang bermutu.
4. Merupakan prasyarat untuk kelulusan diklat prajabatan golongan III angkatan V kabupaten
Mesuji tahun 2015
C. Tujuan Penerapan ANEKA
Tujuan dari kegiatan penerapan atau aktualuasasi ANEKA sebagai berikut:
Tercapai pelayanan kesehatan yang optimal, bermutu, effisien dan efektif sehingga angka
pesakitan masyarakat menurun dan derajat kesehatan masyarakat meningkat;
Sebagai acuan untuk staf puskesmas sehingga mereka akan menyadari pentingnya ANEKA
dan ikut menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA.
Menganilisis faktor-faktor penyulit dari penerapan ANEKA dipuskesmas Sidomulyo;
Menghapuskan paradigma masyarakat tentang pelayanan fasilitas kesehatan negeri yang tidak
optimal dan tidak bermutu.
Sebagai dasar prasyarat untuk kelulusan diklat prajabatan golongan III angkatan V kabupaten
Mesuji tahun 2015.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi nilai- nilai dasar ANEKA ini dilaksanakan di UPT.Puskesmas Sidomulyo
Kecamatan Mesuji pada tanggal kabupaten Mesuji pada tanggal 20 Juni- 3Mei 2015. Kegiatan
aktualisasi di turunkan dari tugas pokok dan fungsi peserta diklat sebagai dokter umum sekaligus
sebagai koordinator P2.
BAB II.DESKRIPSI ORGANISASI

Puskesmas Sido Mulyo merupakan salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat yang berada di
Wilayah Kecamatan Mesuji Kabupaten Mesuji yang merupakan pecahan dari Puskesmas
Wiralaga. Sebelumnya puskesmas ini merupakan salah satu Pukesmas Pembantu yang berada
dalam lingkup kinerja Puskesmas Wiralaga. Pesatnya perkembangan penduduk dan

pengembangan wilayah maka Pustu Sido Mulyo dibangun/dikembangkan serta ditetapkan oleh
Bupati Mesuji berdasarkan SK Bupati Nomor B/1710/I.02/HK/MSJ/2013 menjadi Puskesmas
Induk Sidomulyo sejak tanggal 04 Juli 2013
Puskesmas Sidomulyo berada di Kecamatan Mesuji yang terdiri dari 4 kampung wilayah kerja
dengan luas wilayah kerja 4.487 Km2 dan dengan batas batas wilayah kerja sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mesuji
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Harapan Mukti dan Desa Bangun Jaya
3. Sebelah Timur berbatasan dengan PT. BTLA
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo yang menjadi acuan dalam laporan ini
adalah data penduduk tahun 2012 yaitu sebesar 9.463 jiwadengan penduduk miskin yaitu 3.865
jiwa.
Visi Puskesmas Sidomulyo adalah menciptakan masyarakat Mesuji sehat yang Mandiri,
Sejahtera dan Berkeadilan. Adapun misi yang diemban Puskesmas Sidomulyo adalah:
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di Desa Sidomulyo, Wiralaga Mulya,
Sungai Badak dan Nipah Kuning.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di Desa Sidomulyo,
Wiralaga Mulya, Sungai Badak dan Nipah Kuning.
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
A. Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi
B. Tugas Pokok Dan Fungsi
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Puskesmas:
1. Melaksanakan fungsi fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi kepada koordinator
program.
2. Mengadakan koordinasi di tingkat Kecamatan.
3. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat Kecamatan.
4. Sebagai tenaga ahli kesehatan pendamping camat.
5. Mengkoordinir dan bertanggungjawab terhadap semua kegiatan di Puskesmas.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Unit Tata Usaha:
1. Merancanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit TU
3. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas berhalangan hadir.

Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Keuangan:


1. Melakukan perencanaan keuangan.
2. Merealisasikan keuangan dari Dinas Kesehatan.
3. Membuat pembukuan dan penutupan Kas.
4. Mengkoordinir bendahara bendahara Puskesmas.
5. Memberi dan menerima setoran dari masing masing unit pelayanan.
6. Monitoring, pencatatan, pelaporan serta mengevaluasi penggunaan dana.
7. Bersama Kepala Puskesmas menjadi Tim Verifikasi Keuangan terhadap bendahara
bendahara Puskesmas.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Penanggulangan Penyakit (P2):
1. Menyusun POA dan Evaluasi seluruh kegiatan di P2.
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
3. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit menular
serta menindak lanjuti terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)
4. Ikut secara aktif dalam penyuluhan pencegahan dan pengendalian penyakit baik penyakit
menular maupun penyakit tidak menular (PTM).
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Promosi Kesehatan (Promkes):
1. Menyusun POA dan Evaluasi seluruh kegiatan promosi kesehatan.
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
3. Koordinator pelaksanaan PHBS
4. Memfasilitasi media penyuluhan (pengadaan poster, leaflet, spanduk, dan lain sebagainya)
5. Menyusun dan merancang topik penyuluhan setiap bulan di Posyandu.
6. Berkoordinasi dengan Koordinator program lain dalam hal penyuluhan baik didalam gedung
maupun diluar gedung Puskesmas.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator KIA & KB:
1. Menyusun POA dan Evaluasi seluruh kegiatan KIA & KB.
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
3. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus kematian anak dan
ibu sesuai point MDGs.
4. Menjadi koordinator seluruh bidan di wilayah kerjanya serta memberi penilaian kinerja bidan.
5. Ikut secara aktif dalam penyuluhan KIA dan KB.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Gizi:
1. Menyusun POA dan Evaluasi seluruh kegiatan Gizi.
2. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).
a. Penimbangan Bayi & menginventaris jumlah dan sarana posyandu
b. Pemetaan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
c. Penggunaan ASI Ekslusif
d. Pengukuran LILA WUS

e. Penyuluhan UPGK
3. Penanggulangan Anemia Gizi Besi.
a. Distribusi Tablet Fe
b. Distribusi Sirup Fe
c. Penyuluhan
d. Pengadaan Bahan dan Obat Fe
4. Penanggulangan GAKI
a. Monitoring Garan Beryodium
b. Koordinasi LS / LP
c. Penyuluhan
d. Pengadaan bahan Iodina Test
5. Penanggulangan Defisiensi Vit. A
a. Balita
b. Ibu Nifas
c. Penyuluhan
d. Pengadaan Vitamin A
6. SKPG
7. a. PSG (Pengadaan blanko dan pelaksanaan PSG)
b. PKG
c. Koordinasi LS/LP
d. Pemetaan Kecamatan Rawan Pangan
e. Intervensi kasus gizi buruk/pemberian PMT
8. Pengembangan Pojok Gizi (POZI)
9. Pembinaan dan Evaluasi seluruh kegiatan Gizi.
10. Pencatatan dan Pelaporan.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Penyehatan Lingkungan (Pl):
1. Menyusun POA dan Evaluasi seluruh kegiatan unit Penyehatan Lingkungan.
2. Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang memberi
pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat melalui penyuluhan kesling.
3. Penyehatan air bersih.
4. Penyehatan lingkungan dan pemukiman.
5. Penyehatan pembuangan air limbah.
6. Penyehatan makanan dan minuman.
7. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
8. Pengawasan tempat pengelolaan pestisida.
9. Pelaksana perundangan di bidang kesehatan lingkungan.
10. Manajemen pembuangan sampah.
11. Pencatatan dan pelaporan serta memonitoring dan evaluasi setiap kegiatan di unit
Penyehatan Lingkungan.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Sp2tp (Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas) / Data & Informasi:

1. Sebagai pusat data dan informasi Puskesmas.


2. Mengumpulkan dan mengecek laporan seluruh koordinator program sebelum dikirim ke Dinas
Kesehatan.
3. Mengidentifikasi masalah program dari hasil visualisasi data dan menyerahkannya kembali
kepada masing masing koordinator program.
4. Mengarsipkan laporan setiap bulan.
5. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (tabel, kurva, grafik, dsb) di papan program.
6. Bersama Koordinator TU merencanakan rapat, pertemuan maupun lokakarya mini Puskesmas
untuk menyajikan hasil evaluasi seluruh program Puskesmas.
7. Bersama Kepala Puskesmas memberikan penilaian seluruh staf berdasarkan kinerja selama
satu tahun untuk diserahkan ke unit Tata Usaha.
8. Membuat Profil Puskesmas berdasarkan hasil pencapaian program selama 1 (satu) tahun.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Imunisasi:
1. Membuat POA dan mengevaluasi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan imunisasi.
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT pada bayi
ditempat pelayanan kesehatan ( Puskesmas, posyandu dan pustu ).
3. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL & WUS ditempat
pelayanan kesehatan.
4. Berperan aktif dalam penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah target yang tidak datang
ke tempat pelayanan kesehatan.
5. Mengkoordinir pelaksanaan BIAS di tiap SD oleh tim Puskesmas dan kader.
6. Pengambilan Vaksin ke Dinas Kesehatan setiap bulan.
7. Sterilisasi alat dan pemeliharaan Coldchain di Puskesmas atau Pustu.
8. Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara teratur.
9. Monitoring / Mengevaluasi PWS.
10. Pencatatan dan Pelaporan.
Tugas Dan Tanggung Jawab Koordinator Pelayanan Kesehatan & Medis (Yankes):
1. Membantu Koordinator Keuangan dalam menentukan target pelayanan kesehatan masyarakat
miskin serta memonitoring dan mengevaluasi seluruh kegiatan di unit Pelayanan Kesehatan.
2. Bertanggungjawab atas seluruh tindakan kuratif / pengobatan di wilayah kerjanya
(Puskesmas, Pustu, Praktek Swasta, Poskesdes dsb.)
3. Mengkoordinir pengobatan gratis dan puskesmas keliling.
4. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya (BP Rawat Jalan , BP Gigi &
Mulut, Apotik, Laboratorium, Kesehatan Mata, Kesehatan Olahraga dsb.)
5. Menentukan dan merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
Tugas pokok dokter menurutKeputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara no
139/KEP/M.PAN/11/2003 adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di
bidang kesehatan kepada masyarakat.

C. Personil
Tabel 1. Data Personil Puskesmas
NO
Jenis Ketenagaan
Yang ada sekarang
Status Kepegawaian
Keterangan
I

II

Puskesmas Induk
1. Dokter umum
2. Dokter gigi
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat
4. Perawat (S1 / D-III Keperawatan)
5. Analis Kesehatan
6. Sanitarian (S1/D-III Kesehatan Lingkungan)
7. Perawat Gigi
8. Bidan (D-IV / D-III Kebidanan)
9. Apoteker / Ass.Apoteker (S1/D-III Farmasi)
10. Nutrisionist/Gizi (S1/D-III Gizi)

11. Pekarya Kesehatan


12. D-1 Perawat (SPK)
13. Tenaga Lain
Puskesmas Pembantu
1) Perawat (S1 / D-III Keperawatan)
2) Bidan (D-IV / D-III Kebidanan )
Total
3
1
2
5
- - 2 10 - 1 - 1 1 4
29
1 CPNS,1 PNS 1 PTT
1 PTT
2 PNS
1 PNS, 2 CPNS, 2 TKS
--

1 PNS, 1 CPNS
4 PNS, 1 CPNS, 5 TKS
-

1 CPNS
1 PNS
1 TKS

2 PNS, 2 PTT
11 PNS, 7 CPNS, 4 PTT, 8 TKS
PNS = Pegawai Negeri Sipil
CPNS = Calon Pegawai Negeri Sipil
PTT = Pegawai Tidak Tetap
TKS = Tenaga Kerja Sukarela
Struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab Koordinator dan data personil puskesmas
diambil dari Surat keputusan Kepala Puskesmas Sidomulyo nomor 800/045/ SK/ PKMSM/IV/2014 dan profil tahunan puskesmas.
BAB III. RENCANA AKTUALISASI NILAI DASAR

A. Kegiatan
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika public,
Komitmen Mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di
ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya
nilai nilai publik.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk mengaktualisasikan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan public, bangsa
dan Negara.
3. Etika pubik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/ norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
tindakan keputusan, prilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas
hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain Mengedepankan komitmen terhadap
kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah
laku atau tindakan yang melawan normanorma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi,
merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak

pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-menyuap,pemerasan,


perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan
gratifikasi.
B. Rancangan Kegiatan
Rancangan kegiatan yang telah dibuat telah memmuat nilai dasar ANEKA yang meliputi kegiatan
pelayanan publik seperti berikut :
1. Melakukan rapat koordinasi antar unit dipuskesmas
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Koordinasi pelayanan kurang sesuai dengan peraturan dengan menyampaikan
laporan bulanan tiap unit kurang bertanggung jawab
b) Nasionalisme: Kegiatan dilaksanakan dengan rasa cinta tanah air yang masih kurang untuk
memperbaiki mutu pelayanan dalam meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat
c) Etika Publik: Peserta kurang menjaga sopan satun dalam penyampaian dan kurang
pertanggung jawaban pelayanan kesehatan dalam rapat koordinasi
d) Komitmen Mutu: Pengkoordinasian kegiatan kurang cepat dan tepat dalam upaya perbaikan
mutu pelayanan kesehatan
e) Anti Korupsi : Pelaporan retribusi pasien kurang sesuai dengan kenyataan.
2. Pelayanan Anamnese, pemeriksaan fisik, pembuatan surat persetujuan tindakan medis,
tindakan kegawatdaruratan, dan peresepan obat atau alat di Unit Gawat Darurat (UGD)
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pelayanan dilaksanakan kurang cepat dan tepat dalam penanganan kasus
gawat darurat dan kurang sesuai Standar Operational Prosedur (SOP)
b) Nasionalisme: Masyarakat terkadang mendapatkan pelayanan kurang adil dengan
membedakan suku, agama, dan status social.
c) Etika Publik: Masyarkat mendapatkan pelayanan yang kurang ramah, santun, cepat tanggap
dan kurang terjaga privasinya serta membuat surat persetujuan tindakan medis terkadang
sering tidak dilakukan
d) Komitmen Mutu: Masyarkat mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai dengan SOP,
mendapatkan peralatan dan pengobatan yang kurang berkualitas
e) Anti Korupsi : Terkadang menggunakan tarif yang kurang sesuai peraturan yaitu masyarkat
yang memiliki kartu BPJS mendapatkan pelayanan secara tidak gratis dan masyarakat yang
tidak memiliki kartu BPJS dibebankan biaya yang tidak sesuai dengan PERDA sebagai restribusi

3. Pelayanan anamnese, pemeriksaan fisik, pembuatan surat keterangan sehat/ sakit dan
peresepan obat atau alat di Unit Balai Pengobatan
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pelayanan yang kurang cepat dan tepat untuk pasien dewasa dan kurang
sesuai dengan Standar Operational Prosedur (SOP)
b) Nasionalisme: Terkadang masyarakat mendapatkan pelayanan yang kurang adildengan
membedakan suku, agama, dan status sosial
c) Etika Publik: Masyarakat mendapatkan pelayanan dengan kurang ramah, santun, cepat
tanggap dan kurang terjaga privasinya
d) Komitmen Mutu: Masyarkat mendapatkan pelayanan yang kurang tepat, cepat, dan resep obat
serta peralatan yang steril yang kurang sesuai indikasi diagnosis
e) Anti Korupsi : Terkadang menggunakan tarif yang kurang sesuai peraturan yaitu masyarkat
yang memiliki kartu BPJS mendapatkan pelayanan secara tidak gratis dan masyarakat yang
tidak memiliki kartu BPJS dibebankan biaya yang tidak sesuai dengan PERDA sebagai restribusi
4. Membuat pencacatan rekam medis di balai pengobatan
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Tersedianya rekam medis balai pengobatan yang kurang sistematis dan kurang
jelas tiap pasien yang datang ke puskesmas sehingga menyulitkan dalam pelaporan dan kurang
dapat dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme: Rekam medis balai pengobatan dibuat tidak dalam bentuk yang sama,
terkadang masih dibedakan suku, etnis, maupun status sosial pasien dalam masyarakat
c) Etika Publik: Kurang adanya kerahasian dalam rekam medis balai pengobatan tiap pasien
d) Komitmen Mutu: Pencacatan rekam medis balai pengobatan yang kurang sistematis dan
lengkap
e) Anti Korupsi : Petugas kesehatan terkadang berlaku curang dengan membocorkan informasi
mengenai hasil rekam medis balai pengobatan tanpa persetujuan pasien
5. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di balai pengobatan
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pasien kurang mendapatkan informasi yang jelas dan kurang dapat
dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme: Pasien mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai dengan antrian dan
terkadang membedakan suku, agama, dan status sosial
c) Etika Publik: Pasien mendapatkan pelayanan yang kurang ramah dan sopan
d) Komitmen Mutu: Masyarakat mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai dengan prosedur
pendaftaran
e) Anti Korupsi : Terkadang mendahulukan pasien yang tidak gawat darurat dan bukan
kelompok rentan karena diancam atau diberikan imbalan
6. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di puskesmas
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pasien kurang mendapatkan informasi yang jelas dan kurang dapat

dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme: Pasien mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai dengan alur dan
terkadang mempertimbangkan suku, agama, dan status sosial
c) Etika Publik: Pasien mendapatkan pelayanan yang kurang ramah dan sopan
d) Komitmen Mutu: Masyarakat mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai dengan prosedur
pendaftaran
e) Anti Korupsi : Terkadang mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan kelompok rentan
dengan pertimbangan tertentu seperti : diancam atau diberikan imbalan
7. Mendapatkan data laporan bulanan P2 dari tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas,
mengolah dan mengumpulan laporan ke dinas kesehatan
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Terkadang tidak melaporkan kejadian penyakit menular setiap bulannya dengan
integritas sehingga hasil feedback tidak dapat diimplementasikan ke masyarakat secara luas dan
tidak dapat dipertanggung jawabkan
b) Nasionalisme: Melaporkan data penyakit menular setiap bulannya tanpa melakukan pemantau
perkembangan penyakit dan kurang menjaga semangat perwujudan MDGs Indonesia
c) Etika Publik: Mendapatkan data dari tenaga kesehatan secara kurang sopan dan ramah
d) Komitmen Mutu: Menggunakan format laporan yang tidak sesuai dan tidak melaporkan data
sesuai dengan keadaan
e) Anti Korupsi : Ada kemungkinan memanipulatif data pelaporan
8. Pelayanan allo/auto-anamnesa, pemeriksaan fisik, dan peresepan obat di Unit Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pelayanan yang kurang cepat dan tepat untuk pasien KIA sesuai Standar
Operational Prosedur (SOP)
b) Nasionalisme: Masyarakat mendapatkan pelayanan yang kurang adil dengan membedakan
suku, agama, dan status sosial
c) Etika Publik: Masyarakat mendapatkan pelayanan yang kurang ramah, santun, cepat tanggap
dan terjaga privasinya
d) Komitmen Mutu: Masyarkat mendapatkan pelayanan yang kurang tepat, cepat, dan resep obat
serta peralatan yang kurang steril sesuai indikasi diagnosis
e) Anti Korupsi : Terkadang menggunakan tarif yang kurang sesuai peraturan yaitu masyarkat
yang memiliki kartu BPJS mendapatkan pelayanan secara tidak gratis dan masyarakat yang
tidak memiliki kartu BPJS dibebankan biaya yang tidak sesuai dengan PERDA sebagai restribusi
9. Membuat pencacatan rekam medis di Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Tersedianya rekam medis KIA yang kurang sistematis dan kurang jelas tiap
pasien yang datang ke puskesmas sehingga menyulitkan dalam pelaporan dan kurang dapat
dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme: Rekam medis KIA dibuat dalam tidak bentuk yang sama, terkadang

membedakan suku, etnis, maupun status sosial pasien dalam masyarakat


c) Etika Publik: Kurang adanya kerahasian dalam rekam medis KIA tiap pasien
d) Komitmen Mutu: Pencacatan rekam medis KIA yang kurang sistematis dan lengkap
e) Anti Korupsi : Petugas kesehatan terkadang berlaku curang dengan membocorkan informasi
mengenai hasil rekam medis KIA tanpa persetujuan pasien
10. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA)
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pasien mendapatkan informasi yang kurang jelas dan kurang dapat
dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme: Pasien mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai dengan antrian terkadang
masih membedakan suku, agama, dan status sosial
c) Etika Publik: Pasien mendapatkan pelayanan yang kurang ramah dan sopan
d) Komitmen Mutu: Masyarakat mendapatkan pelayanan yang kurang sesuai prosedur
pendaftaran
e) Anti Korupsi : Terkadang mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan kelompok rentan
dengan pertimbangan ancaman atau pemberian imbalan
11. Membuat mading informasi penyakit terkini
Potensi masalah :
a) Akuntabilitas : Pasien mendapatkan informasi yang kurang jelas dan kurang dapat
dipertanggungjawabkan
b) Nasionalisme: Pasien yang datang ke puskesmas mendapatkan informasi kesehatan yang
kurang adil dan kurang mendukung semangat nasional dalam penyehatan nasional
c) Etika Publik: Informasi diberikan tidak menggunakan bahasa yang sopan dan santun
d) Komitmen Mutu: Mading tidak diperbaharui sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
kedokteran
e) Anti Korupsi : Informasi diberikan kurang terbuka, transparan dan sarat kecurangan

B. Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Jadwal kegiatan
No. KEGIATAN TANGGAL DI BULAN MEI JUNI 2015
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 KET
1. Melakukan rapat koordinasi antar unit di puskesmas
2. Pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Pelayanan di Unit Balai Pengobatan
4. Membuat pencacatan rekam medis di balai pengobatan
5. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di balai pengobatan
6. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di puskesmas
7. Mendapatkan data laporan bulanan P2 dari tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas,
mengolah dan mengumpulan laporan ke dinas kesehatan

8. Pelayanan di Unit Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


9. Membuat pencacatan rekam medis di Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
10. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA)
11. Membuat mading informasi penyakit terkini

BAB IV. CAPAIAN AKTUALISASI

A. Bukti Hasil Output Kegiatan


Kegiatan yang telah dilakukan sejumlah 11 kegiatan. 7 kegiatan berasal dari Sasaran kerja
pegawai sedangkan 4 kegiatan berasal dari tugas tambahan. Peserta diklat prajab ketika kembali
ke satuan kerjanya yaitu UPT. Puskesmas Sidomulyo langsung menghadap dan melaporkan
hasil rancangan yang akan dilakukan kepada kepala Puskesmas Sidomulyo yaitu bapak Djumri
Obieng. Hal ini merupakan upaya agar aktualisasi yang telah direncanakan dapat berlangsung
secara optimal dan mendapat dukungan dari atasan dan kerjasama dari staf- staf puskesmas
lainnya.

1) Melakukan rapat koordinasi antar unit dipuskesmas


Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 27 Mei 2015. Saya telah mengikuti acara tersebut dengan
semangat dan penuh integritas. Saya juga telah menyampaian informasi, masalah, tantangan,
laporan pada bulan tersebut. Saya telah men-share secara transparan dengan menggunakan
cara-cara yang sopan dan santun kepada kepala puskesmas sebagai manajer usaha kesehatan
perorangan dan masyarakat dan seluruh staf. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini agar setiap
kendala yang didapatkan masing-masing bagian dapat dimengerti oleh seluruh staf puskesmas
dan pimpinan sehingga diperoleh pemecahan masalah yang dapat diterpakan dari masalah
tersebut. Produk yang dicapai adalah peningkatan pelayanan masyarakat dalam bidang
kesehatan sehingga upaya menciptakan semangat indonesia sehat dapat tercapai.
Nilai nilai aneka yang tercermin dari output yaitu:
Akuntabilitas
Koordinasi pelayanan telah sesuai dengan peraturan dengan menyampaikan laporan bulanan
tiap unit secara bertanggung jawab
Nasionalisme

Kegiatan telah dilakukan dengan rasa cinta tanah air untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat
Etika publik
Kegiatan telah dilakukan dengan menjaga sopan satun dalam penyampaian dan pertanggung
jawaban pelayanan kesehatan dalam rapat koordinasi
Komitmen mutu
Koordinasi menjadi lebih cepat dan tepat dalam upaya perbaikan mutu pelayanan kesehatan
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan melaporkan semua retribusi pasien sesuai dengan kenyataan.
2. Pelayanan Anamnese, pemeriksaan fisik, pembuatan surat persetujuan tindakan medis,
tindakan kegawatdaruratan, dan peresepan obat atau alat di Unit Gawat Darurat (UGD)
Kegiatan ini berlangsung tanggal 20-21 Mei 2015. Contoh pasien yang datang dengan keadaan
gawat dan darurat adalah kecelakaan dengan luka robek maka langsung dilayani di unit gawat
darurat. Prognosis kasus gawat darurat bergantung pada kecepatan dan ketepatan bagaimana
penanganan yang telah saya dan unit laksanakan sesuai SOP. Selain itu sebelum dilakukan
tindakan, saya telah menjelaskan kepada pasien atau wali pasien untuk mendapatkan informasi
dan persetujuan untuk dilakukan tindakan, sehingga tidak terjadi salah faham dikemudian hari.
Saya telah melayani pasien sesuai indikasi penyakitnya dengan adil tanpa dibedakan
berdasarkan suku, agama, amaupun status sosial pasien.
Adapun nilai nilai dasar yang terlihat dari output kegiatan yaitu:
Akuntabilitas
Pelayanan telah dilakukan secara cepat dan tepat dalam penanganan kasus gawat darurat
sesuai Standar Operational Prosedur (SOP)
Nasionalisme
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan secara adil tanpa dibedakan suku, agama, dan status
social.
Etika Publik
Masyarkat telah mendapatkan pelayanan dengan ramah, santun, cepat tanggap dan terjaga
privasinya serta membuat surat persetujuan tindakan medis bila diperlukan
Komitmen Mutu
Masyarkat telah mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan SOP, mendapatkan peralatan dan
pengobatan yang berkualitas
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan menggunakan tarif sesuai peraturan yaitu masyarkat yang
memiliki kartu BPJS mendapatkan pelayanan secara gratis dan masyarakat yang tidak memiliki
kartu BPJS dibebankan biaya sesuai dengan PERDA sebagai restribusi
3. Pelayanan anamnese, pemeriksaan fisik, pembuatan surat keterangan sehat/ sakit dan
peresepan obat atau alat di Unit Balai Pengobatan

Kegiatan berlangsung pada tanggal 22-23 Juni 2015. Pasien dewasa yang datang dengan
keluhan sakit yang tidak gawat dan tidak darurat, telah saya layani dengan cepat, baik, ramah,
sopan sesuai dengan SOP. Saya juga tidak membedakan pelayanan kepada pasien
berdasarkan suku, agama maupun status sosial agar pasien merasa adil dan memberikan
kepercayaan serta kepuasan akan pelayanan di balai pengobatan. Pasien juga tidak saya
pungut biaya tambahan selain biaya yang telah diatur dalam undang-undang dan PERDA.
Adapun nilai nilai dasar yang tercermin dalam output yaitu:
Akuntabilitas
Pelayanan telah dilakukan secara cepat dan tepat untuk pasien dewasa sesuai Standar
Operational Prosedur (SOP)
Nasionalisme
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan yang adil tanpa dibedakan suku, agama, dan status
sosial
Etika Publik
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan dengan ramah, santun, cepat tanggap dan terjaga
privasinya
Komitmen Mutu
Masyarkat telah mendapatkan pelayanan secara tepat, cepat, dan resep obat serta peralatan
yang steril sesuai indikasi diagnosis
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan menggunakan tarif sesuai peraturan yaitu masyarkat yang
memiliki kartu BPJS mendapatkan pelayanan secara gratis dan masyarakat yang tidak memiliki
kartu BPJS dibebankan biaya sesuai dengan PERDA sebagai restribusi
4. Membuat pencacatan rekam medis di balai pengobatan
Kegiatan berlangsung pada tanggal 22-23 Juni 2015. Setiap pasien membutuhkan catatan
rekam medis balai pengobatan yang telah diberikan pelayanan di puskesmas sehingga
tersedianya laporan, informasi berkala dan memudahkan pemberian terapi berikutnya. Saya
telah membuat dan mengisi format rekam medis balai pengobatan yang sistematis dan lengkap.
Saya dan perawat telah memeriksa kelengkapan rekam medis balai pengobatan dan
menyerahkan ke unit rekam medis puskesmas.
Nilai-nilai dasar ANEKA yang terdapat dalam output yaitu :
Akuntabilitas
Telah tersedianya rekam medis balai pengobatan yang sistematis dan jelas tiap pasien yang
datang ke puskesmas sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat
dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Rekam medis balai pengobatan telah dibuat dalam bentuk yang sama, tanpa membedakan
suku, etnis, maupun status sosial pasien dalam masyarakat
Etika Publik
Kegiatan telah dilakukan dengan adanya kerahasian dalam rekam medis balai pengobatan tiap

pasien
Komitmen Mutu
Pencacatan rekam medis balai pengobatan telah dilakukan dengan sistematis dan lengkap
Anti Korupsi
Petugas kesehatan telah dilarang untuk berlaku curang dengan membocorkan informasi
mengenai hasil rekam medis balai pengobatan tanpa persetujuan pasien
5. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di balai pengobatan
Kegiatan berlangsung pada tanggal 22-23 Juni 2015. Masyarakat membutuhkan keterbukaan
informasi dan kejelasan alur prosedur pelayanan balai pengobatan di puskesmas. Saya telah
membuat konsep alur pelayanan, desain alternatif, mengkonsultasikan dengan koordinator balai
pengobatan dan kepala puskesmas serta mensosialisasikan konsep yang telah disepakati. Staf
balai pengobatan yang lain telah memfasilitasi semua kegiatan di balai pengobatan,
mensosialisasikan dan memberikan pengarahan alur pelayanan di balai pengobatan.
Sedangkan kepala puskesmas telah managemen pelayanan usaha kesehatan perorangan
Adapun nilai-nilai dasar dari output yaitu:
Akuntabilitas
Pasien telah mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Pasien telah mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan antrian tanpa membedakan suku,
agama, dan status sosial
Etika Publik
Pasien telah mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan
Komitmen Mutu
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan sesuai prosedur pendaftaran
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan tidak mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan
kelompok rentan walaupun diancam atau diberikan imbalan
6. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di puskesmas
Kegiatan berlangsung pada tanggal 22-23 Juni 2015. Masyarakat membutuhkan keterbukaan
informasi dan kejelasan alur prosedur pelayanan di puskesmas. Saya telah membuat konsep
alur pelayanan, desain alternatif, mengkonsultasikan dengan koordinator balai pengobatan dan
kepala puskesmas serta mensosialisasikan konsep yang telah disepakati. Staf unit di puskesmas
telah memfasilitasi semua kegiatan di puskesmas, mensosialisasikan dan memberikan
pengarahan alur pelayanan di puskesmas. Sedangkan kepala puskesmas telah memanagemen
pelayanan usaha kesehatan perorangan
Adapun nilai-nilai dasar dari output yaitu:
Akuntabilitas
Pasien telah mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme

Pasien telah mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan alur tanpa membedakan suku,
agama, dan status sosial
Etika Publik
Pasien telah mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan
Komitmen Mutu
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan sesuai prosedur pendaftaran
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan tidak mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan
kelompok rentan walaupun diancam atau diberikan imbalan

7. Mendapatkan data laporan bulanan P2 dari tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas,
mengolah dan mengumpulan laporan ke dinas kesehatan
Kegiatan dilakukan pada tanggal 28-29 Juni 2015. Masyarakat mendapatkan informasi tentang
perkembangan penyakit menular di wilayah kerja puskesmas dan penatalaksanaan secara cepat
apabila terjadi ledakan kasus. Saya telah mengkoordinir data laporan bulanan P2 dari tenaga
kesehatan di wilayah kerja setiap bulannya, mengolah data dan mengumpulkan laporan ke dinas
kesehatan serta memantau perkembangan kasus. Staf saya telah bersinergi dengan
Koordinator bagian lain dan Kepala Puskesmas untuk pengumpulan dan penatalaksanaan
penyakit. Sedangkan kepala puskesmas telah memanagemen pelayanan usaha kesehatan
Masyarakat. (Salinan Laporan Terlampir)
Adapun nilai-nilai dasar dari output kegiatan pemeriksaan fisik yaitu:
Aktualisasi
Kegiatan telah dilakukan dengan melaporkan kejadian penyakit menular setiap bulannya dengan
integritas sehingga hasil feedback dapat diimplementasikan ke masyarakat secara luas dan
bertanggung jawab
Nasionalisme
Kegiatan telah dilakukan dengan melaporkan data penyakit menulat setiap bulannya untuk
memantau perkembangan penyakit dan menjaga semangat perwujudan MDGs Indonesia
Etika Publik
Kegiatan telah dilakukan dengan mendapatkan data dari tenaga kesehatan secara sopan dan
ramah
Komitmen Mutu
Kegiatan telah dilakukan dengan menggunakan format laporan yang sesuai dan melaporkan
data sesuai dengan keadaan
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan tidak memanipulatif data pelaporan
8. Pelayanan allo/auto-anamnesa, pemeriksaan fisik, dan peresepan obat di Unit Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)

Kegiatan dilakukan pda tanggal 28-29 Juni 2015. Saya telah melayani secara adil, cepat, tepat,
informasi mengenai penyakit dan resep obat pasien. Saya telah memberikan pelayanan
pemeriksaan dan pengobatan pasien dewasa yang sesuai dengan SOP dengan cepat, adil,
tepat, dan bermutu. Satuan unit saya telah melakukan koordinasi dan membuat perencanaan
pelayanan yang efektif , efisien dan bermutu serta membuat SOP yang sesuai dengan ilmu,
SDM dan sarana prasarana yang ada di puskesmas. Sedangkan kepala puskesmas telah
memanagemen pelayanan usaha kesehatan perorangan
Adapun nilai nilai dasar yang tercermin dari output kegiatan ini yaitu:
Akuntabilitas
Pelayanan telah dilakukan dengan cepat dan tepat untuk pasien KIA sesuai Standar Operational
Prosedur (SOP)
Nasionalisme
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan yang adil tanpa dibedakan suku, agama, dan status
sosial
Etika Publik
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan dengan ramah, santun, cepat tanggap dan terjaga
privasinya
Komitmen Mutu
Masyarkat telah mendapatkan pelayanan secara tepat, cepat, dan resep obat serta peralatan
yang steril sesuai indikasi diagnosis
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan menggunakan tarif sesuai peraturan yaitu masyarkat yang
memiliki kartu BPJS mendapatkan pelayanan secara gratis dan masyarakat yang tidak memiliki
kartu BPJS dibebankan biaya sesuai dengan PERDA sebagai restribusi
9. Membuat pencacatan rekam medis di Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kegiatan dilakukan pda tanggal 28-29 Juni 2015. Setiap pasien membutuhkan catatan rekam
medis KIA yang telah diberikan pelayanan di puskesmas sehingga tersedianya laporan, informasi
berkala dan memudahkan pemberian terapi berikutnya. Saya telah membuat dan mengisi format
rekam medis KIA yang sistematis dan lengkap, kemudian saya dan satuan unit saya telah
memeriksa kelengkapan rekam medis KIA dan menyerahkan ke unit rekam medis puskesmas.
Adapun nilai nilai dasar yang tercermin dari output kegiatan ini yaitu:
Akuntabilitas
Telah tersedianya rekam medis KIA yang sistematis dan jelas tiap pasien yang datang ke
puskesmas sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Rekam medis KIA telah dibuat dalam bentuk yang sama, tanpa membedakan suku, etnis,
maupun status sosial pasien dalam masyarakat
Etika Publik
Kegiatan telah dilakukan dengan adanya kerahasian dalam rekam medis KIA tiap pasien
Komitmen Mutu

Pencacatan rekam medis KIA telah dilakukan dengan sistematis dan lengkap
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan petugas kesehatan tidak diperkenankan berlaku curang dengan
membocorkan informasi mengenai hasil rekam medis KIA tanpa persetujuan pasien
10. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA)
Kegiatan dilakukan pda tanggal 28-29 Juni 2015. Masyarakat membutuhkan keterbukaan
informasi dan kejelasan alur prosedur pelayanan KIA di puskesmas. Saya telah membuat
konsep alur pelayanan, desain alternatif, mengkonsultasikan dengan koordinator KIA dan kepala
puskesmas serta mensosialisasikan konsep yang telah disepakati, kemudian satuan unit saya
telah memfasilitasi semua kegiatan di balai pengobatan, mensosialisasikan dan memberikan
pengarahan alur pelayanan di KIA.
Adapun nilai nilai dasar yang tercermin dari output perencanaan kegiatan pusling yaitu:
Akuntabilitas
Pasien telah mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Pasien telah mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan antrian tanpa membedakan suku,
agama, dan status sosial
Etika Publik
Pasien telah mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan
Komitmen Mutu
Masyarakat telah mendapatkan pelayanan sesuai prosedur pendaftaran
Anti Korupsi
Kegiatan telah dilakukan dengan tidak mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan
kelompok rentan walaupun diancam atau diberikan imbalan
11. Membuat mading informasi penyakit terkini
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1-2 Mei 2015. Masyarakat membutuhkan informasi
tentang penyakit yang jelas, aktual, dan terpercaya. Saya telah merancang desain dan isi
mading, mengkonsultasikan dengan kepala puskesmas dan mensosialisasikan mading di tempat
strategis di puskesmas. Satuan unit telah mendukung dan mensosialisasikan ke masyarakat
tentang mading dan informasi mengenai penyakit.
Nilai-nilai ANEKA dalam output kegiatan ini adalah :
Akuntabilitas
Pasien tidak mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Pasien yang datang ke puskesmas telah mendapatkan informasi kesehatan secara adil dan
mendukung semangat nasional dalam penyehatan nasional
Etika Publik

Informasi diberikan telah menggunakan bahasa yang sopan dan santun


Komitmen Mutu
Mading telah diperbaharui sesuai perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran
Anti Korupsi
Informasi telah diberikan secara terbuka, transparan dan tanpa kecurangan
BAB V. ANALISA
A. Analisa Kegiatan Aktulisasi ANEKA
Dari proses pembelajaran classical dan non classical kegiatan pengaktualiasasian nilai nilai
dasar ANEKA maka inti agar nilai dasar ANEKA dapat dilakukan harus terdapat aturan baku
tentang mutu pelayanan. Dari peraturan tersebut (SOP, SKP dsb) maka penerapan nilai-nilai
dasar ANEKA dapat lebih terkontrol. Pada kegiatan-kegiatan aktualisasi harus bersumber atau
mempunyai dasar peraturan tertentu, sehingga mutu pelayanan dapat maksimal tercapai.
Aktualisasi ANEKA pada fase nonclassical Diklat Prajabatan Golongan III yang memakan waktu
lebih kurang 13 hari di satker nya masing-masing, selain peraturan yang menjadi acuan
kinerjanya tentu saja kelancarannya harus mendapat dukungan penuh dari atasan dan temanteman kantornya, sehingga kegiatan yang direncanakan dapat diterapkan secara optimal.
B. Analisa dampak tidak diterapkannya ANEKA
Penerapan ANEKA sangat penting untuk memperbaiki mutu pelyanan dari setiap ASN yang
merupakan pelayan publik, dalam hal khususnya fasilitas kesehatan negeri. Dampak tidak
diterapkannya ANEKA sudah dirasakan oleh masyarakat berupa paradigma masyarakat bahwa
berobat di RS maupun puskesmas negeri penyakit mereka tidak akan sembuh. Paradigma ini
harus segera dihilangkan dengan menerapkan nilai dasar ANEKA pada setiap unsur yang
bekerja di fasilitas kesehatan negeri. Sehingga pada akhirya kepercayaan masyarakat pada
faskes negeri meningkat yang akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan bangsa.

NO. KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR ANALISA DAMPAK


1. Melakukan rapat koordinasi antar unit dipuskesmas
Kegiatan bersumber dari SKP
Akuntabilitas
Koordinasi pelayanan sesuai dengan peraturan dengan menyampaikan laporan bulanan tiap unit
secara bertanggung jawab
Nasionalisme
Dengan rasa cinta tanah air untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam meningkatkan tingkat
kesehatan masyarakat
Etika publik
Menjaga sopan satun dalam penyampaian dan pertanggung jawaban pelayanan kesehatan

dalam rapat koordinasi


Komitmen mutu
Mengkoordinasikan secara cepat dan tepat dalam upaya perbaikan mutu pelayanan kesehatan
Anti Korupsi
Melaporkan semua retribusi pasien yang sesuai dengan kenyataan. Akuntabilitas
Apabila kegiatan rapat tidak dilandasi nilai ini maka laporan yang disampaikan menjadi tidak
sesuai aturan dan asal-asalan sehingga laporan menjadi tidak dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Apabila kegiatan rapat tidak dilandasi nilai ini maka kegiatan ini akan dilaksanakan secara
malas-malasan sehingga konsistensi kelangsungan kegiatan menjadi diragukan dan
memperburuk mutu pelayanan kesehatan
Etika publik
Apabila kegiatan rapat tidak dilandasi nilai ini maka peluang kegiatan akan timbul perbedaan
pendapat yang berujung pada perselisihan akan besar
Komitmen mutu
Apabila kegiatan rapat tidak dilandasi nilai ini maka koordinasi antar unit menjadi lambat dan
salah sasaran sehingga dapat memperburuk mutu pelayanan puskesmas
Anti Korupsi
Apabila kegiatan rapat tidak dilandasi nilai ini maka peluang untuk melakukan kecurangan
berupa pengurangan atau penambahan retribusi semakin besar
2. Pelayanan Anamnese, pemeriksaan fisik, pembuatan surat persetujuan tindakan medis,
tindakan kegawatdaruratan, dan peresepan obat atau alat di Unit Gawat Darurat (UGD)
Kegiatan bersumber dari SKP Akuntabilitas
Pelayanan yang cepat dan tepat dalam penanganan kasus gawat darurat sesuai Standar
Operational Prosedur (SOP)
Nasionalisme
Masyarakat mendapatkan pelayanan secara adil tanpa dibedakan suku, agama, dan status
social.
Etika Publik
Masyarkat mendapatkan pelayanan dengan ramah, santun, cepat tanggap dan terjaga privasinya
serta membuat surat persetujuan tindakan medis bila diperlukan
Komitmen Mutu
Masyarkat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan SOP, mendapatkan peralatan dan
pengobatan yang berkualitas
Anti Korupsi
Menggunakan tarif sesuai peraturan yaitu masyarkat yang memiliki kartu BPJS mendapatkan
pelayanan secara gratis dan masyarakat yang tidak memiliki kartu BPJS dibebankan biaya
sesuai dengan PERDA sebagai restribusi
Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka penanganan kasus gawat daarurat menjadi lambat
dan tidak tepat baik secara diagnosa maupun tindakan
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan pelayanan yang diberikan menjadi

tidak adil dengan mempertimbangkan suku, status sosial, maupun agama pasien
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka peluang terjadinya persinggungan akibat pemilihan
bahasa maupun tindakan yang kasar kepada pasien
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pelayanan yang diberikan tidak sesuai SOP
sehingga angka kesembuhan dan angka kesakitan pasien menjadi buruk
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka penggunaan tarif menjadi asal-asalan sehingga
rentan terjadinya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan
3. Pelayanan anamnese, pemeriksaan fisik, pembuatan surat keterangan sehat/ sakit dan
peresepan obat atau alat di Unit Balai Pengobatan
Kegiatan bersumber dari SKP Akuntabilitas
Pelayanan yang cepat dan tepat untuk pasien dewasa sesuai Standar Operational Prosedur
(SOP)
Nasionalisme
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang adil tanpa dibedakan suku, agama, dan status sosial
Etika Publik
Masyarakat mendapatkan pelayanan dengan ramah, santun, cepat tanggap dan terjaga
privasinya
Komitmen Mutu
Masyarkat mendapatkan pelayanan secara tepat, cepat, dan resep obat serta peralatan yang
steril sesuai indikasi diagnosis
Anti Korupsi
Menggunakan tarif sesuai peraturan yaitu masyarkat yang memiliki kartu BPJS mendapatkan
pelayanan secara gratis dan masyarakat yang tidak memiliki kartu BPJS dibebankan biaya
sesuai dengan PERDA sebagai restribusi
Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka penanganan kasus gawat daarurat menjadi lambat
dan tidak tepat baik secara diagnosa maupun resep obat sehingga resiko terjadi malpraktik
menjadi besar
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan pelayanan yang diberikan menjadi
tidak adil dengan mempertimbangkan suku, status sosial, maupun agama pasien
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka peluang terjadinya persinggungan akibat pemilihan
bahasa maupun tindakan yang kasar kepada pasien
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pelayanan yang diberikan tidak sesuai SOP
sehingga angka kesembuhan dan angka kesakitan pasien menjadi buruk
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka penggunaan tarif menjadi asal-asalan sehingga
rentan terjadinya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan

4. Membuat pencacatan rekam medis di balai pengobatan


Kegiatan bersumber dari SKP Akuntabilitas
Tersedianya rekam medis balai pengobatan yang sistematis dan jelas tiap pasien yang datang ke
puskesmas sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Rekam medis balai pengobatan dibuat dalam bentuk yang sama, tanpa membedakan suku,
etnis, maupun status sosial pasien dalam masyarakat
Etika Publik
Adanya kerahasian dalam rekam medis balai pengobatan tiap pasien
Komitmen Mutu
Pencacatan rekam medis balai pengobatan yang sistematis dan lengkap
Anti Korupsi
Petugas kesehatan tidak diperkenankan berlaku curang dengan membocorkan informasi
mengenai hasil rekam medis balai pengobatan tanpa persetujuan pasien
Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka tersedianya rekam medis yang asal-asalan yaitu
tidak sistematis dan tidak jelas sehingga membuat sulit peserta dalam pelaporan maupun
perkembangan serta pemantauan penyakit pasien
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan rekam medis dibuat dengan
berbagai model dengan mempertimbangkan suku, status sosial, maupun agama pasien
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka data rekam medis dapat diketahui semua orang
sehingga rahasia-rahasia pasien menjadi tersebar
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pembuatan rekam medis menjadi acak-acakan
dan tidak dibaut dengan data yang lengkap
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas kesehatan mungkin berlaku curang
dengan membocorkan informasi tanpa persetujuan pasien
5. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di balai pengobatan
Kegiatan bersumber dari Inisiatif Akuntabilitas
Pasien mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan antrian tanpa membedakan suku, agama,
dan status sosial
Etika Publik
Pasien mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan
Komitmen Mutu
Masyarakat mendapatkan pelayanan sesuai prosedur pendaftaran
Anti Korupsi
Tidak mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan kelompok rentan walaupun diancam atau
diberikan imbalan Akuntabilitas

Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pasien mungkin mendapat informasi yang samarsamar dan kabur
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas maupun pasien dapat mendapatkan
pelayanan dengan mempertimbangkan suku, agama maupun status sosial
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan menyinggung perasaan maupun
maksud penyampaian bagan menjadi tidak sama setiap pasiennya
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pelayanan menjadi tidak sesuai prosedur sehingga
pelayanan di puskesmas menjadi acak-acakan dan jauh dari teratur
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas maupun pasien dapat berbuat curang
dengan mendahulukan atau mengakhirkan pasien dengan imbalan maupun dibawah ancaman
6. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di puskesmas
Kegiatan bersumber dari inisiatif Akuntabilitas
Pasien mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan alur tanpa membedakan suku, agama,
dan status sosial
Etika Publik
Pasien mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan
Komitmen Mutu
Masyarakat mendapatkan pelayanan sesuai prosedur pendaftaran
Anti Korupsi
Tidak mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan kelompok rentan walaupun diancam atau
diberikan imbalan Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pasien mungkin mendapat informasi yang samarsamar dan kabur
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas maupun pasien dapat mendapatkan
pelayanan dengan mempertimbangkan suku, agama maupun status sosial
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan menyinggung perasaan maupun
maksud penyampaian bagan menjadi tidak sama setiap pasiennya
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pelayanan menjadi tidak sesuai prosedur sehingga
pelayanan di puskesmas menjadi acak-acakan dan jauh dari teratur
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas maupun pasien dapat berbuat curang
dengan mendahulukan atau mengakhirkan pasien dengan imbalan maupun dibawah ancaman
7. Mendapatkan data laporan bulanan P2 dari tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas,
mengolah dan mengumpulan laporan ke dinas kesehatan

Kegiatan bersumber dari SKP Aktualisasi


Melaporkan kejadian penyakit menular setiap bulannya dengan integritas sehingga hasil
feedback dapat diimplementasikan ke masyarakat secara luas dan bertanggung jawab
Nasionalisme
Melaporkan data penyakit menulat setiap bulannya untuk memantau perkembangan penyakit
dan menjaga semangat perwujudan MDGs Indonesia
Etika Publik
Mendapatkan data dari tenaga kesehatan secara sopan dan ramah
Komitmen Mutu
Menggunakan format laporan yang sesuai dan melaporkan data sesuai dengan keadaan
Anti Korupsi
Tidak memanipulatif data pelaporan Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka laporan penyakit akan dikerjakan secara asalasalan sehingga hasil laporan tidak dapat diimplementasikan ke masyarakat dan kurang
bermakna bagi peningkatan mutu pelayanan
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pelaksanaannya memungkinkan dikerjakan secara
malas-malasan sehingga upaya perwujudan indonesia sehat menjadi terhambat
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka peluang terjadinya persinggungan akibat pemilihan
bahasa maupun tindakan yang kasar kepada unit lain saat pengumpulan data
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka dalam pengumpulan tidak menggunakan format
yang sesuai dan data yang dikumpulkan merupakan data palsu
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka rentan pengurangan kasus-kasus yang dapat
memicu KLB di suatu wilayah
8. Pelayanan allo/auto-anamnesa, pemeriksaan fisik, dan peresepan obat di Unit Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)
Kegiatan bersumber dari SKP Akuntabilitas
Pelayanan yang cepat dan tepat untuk pasien KIA sesuai Standar Operational Prosedur (SOP)
Nasionalisme
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang adil tanpa dibedakan suku, agama, dan status sosial
Etika Publik
Masyarakat mendapatkan pelayanan dengan ramah, santun, cepat tanggap dan terjaga
privasinya
Komitmen Mutu
Masyarkat mendapatkan pelayanan secara tepat, cepat, dan resep obat serta peralatan yang
steril sesuai indikasi diagnosis
Anti Korupsi
Menggunakan tarif sesuai peraturan yaitu masyarkat yang memiliki kartu BPJS mendapatkan
pelayanan secara gratis dan masyarakat yang tidak memiliki kartu BPJS dibebankan biaya
sesuai dengan PERDA sebagai restribusi

Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka penanganan kasus gawat daarurat menjadi lambat
dan tidak tepat baik secara diagnosa maupun resep obat sehingga resiko terjadi malpraktik
menjadi besar
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan pelayanan yang diberikan menjadi
tidak adil dengan mempertimbangkan suku, status sosial, maupun agama pasien
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka peluang terjadinya persinggungan akibat pemilihan
bahasa maupun tindakan yang kasar kepada pasien
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pelayanan yang diberikan tidak sesuai SOP
sehingga angka kesembuhan dan angka kesakitan pasien menjadi buruk
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka penggunaan tarif menjadi asal-asalan sehingga
rentan terjadinya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan
9. Membuat pencacatan rekam medis di Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kegiatan bersumber dari SKP Akuntabilitas
Tersedianya rekam medis KIA yang sistematis dan jelas tiap pasien yang datang ke puskesmas
sehingga memudahkan dalam pelaporan dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Rekam medis KIA dibuat dalam bentuk yang sama, tanpa membedakan suku, etnis, maupun
status sosial pasien dalam masyarakat
Etika Publik
Adanya kerahasian dalam rekam medis KIA tiap pasien
Komitmen Mutu
Pencacatan rekam medis KIA yang sistematis dan lengkap
Anti Korupsi
Petugas kesehatan tidak diperkenankan berlaku curang dengan membocorkan informasi
mengenai hasil rekam medis KIA tanpa persetujuan pasien
Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka tersedianya rekam medis yang asal-asalan yaitu
tidak sistematis dan tidak jelas sehingga membuat sulit peserta dalam pelaporan maupun
perkembangan serta pemantauan penyakit pasien
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan rekam medis dibuat dengan
berbagai model dengan mempertimbangkan suku, status sosial, maupun agama pasien
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka data rekam medis dapat diketahui semua orang
sehingga rahasia-rahasia pasien menjadi tersebar
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pembuatan rekam medis menjadi acak-acakan

dan tidak dibaut dengan data yang lengkap


Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas kesehatan mungkin berlaku curang
dengan membocorkan informasi tanpa persetujuan pasien
10. Membuat bagan tertib alur untuk prosedur pelayanan pasien datang di Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA)
Kegiatan bersumber dari SKP Akuntabilitas
Pasien mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan antrian tanpa membedakan suku, agama,
dan status sosial
Etika Publik
Pasien mendapatkan pelayanan yang ramah dan sopan
Komitmen Mutu
Masyarakat mendapatkan pelayanan sesuai prosedur pendaftaran
Anti Korupsi
Tidak mendahulukan pasien kecuali gawat darurat dan kelompok rentan walaupun diancam atau
diberikan imbalan Akuntabilitas
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pasien mungkin mendapat informasi yang samarsamar dan kabur
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas maupun pasien dapat mendapatkan
pelayanan dengan mempertimbangkan suku, agama maupun status sosial
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan menyinggung perasaan maupun
maksud penyampaian bagan menjadi tidak sama setiap pasiennya
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pelayanan menjadi tidak sesuai prosedur sehingga
pelayanan di puskesmas menjadi acak-acakan dan jauh dari teratur
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas maupun pasien dapat berbuat curang
dengan mendahulukan atau mengakhirkan pasien dengan imbalan maupun dibawah ancaman
11. Membuat mading informasi penyakit terkini
Kegiatan bersumber dari inisiatif Akuntabilitas
Pasien mendapatkan informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
Nasionalisme
Pasien yang datang ke puskesmas mendapatkan informasi kesehatan secara adil dan
mendukung semangat nasional dalam penyehatan nasional
Etika Publik
Informasi diberikan dengan menggunakan bahasa yang sopan dan santun
Komitmen Mutu
Mading diperbaharui sesuai perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran
Anti Korupsi

Informasi diberikan secara terbuka, transparan dan tanpa kecurangan Akuntabilitas


Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka pasien mungkin mendapat informasi yang samarsamar dan kabur
Nasionalisme
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka informasi yang ditampilkan tidak secara adil, hanya
kalangan tertentu yang dapat melihat mading ataupun informasi yang disampaikan merupakan
informasi yang menyesatkan
Etika Publik
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka kemungkinan menyinggung perasaan maupun
maksud penyampaian mading menjadi tidak sama setiap pasiennya
Komitmen Mutu
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka mading hanya memuat informasi yang sudah
usang tanpa mengikuti perkembangan informasi kesehatan
Anti Korupsi
Apabila kegiatan tidak dilandasi nilai ini maka petugas maupun pasien dapat berbuat curang
dengan menambahkan atau mengurangi informasi secara sesat

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Salama Off kampus, telah direalisasikan 11 kegiatan yang terdiri dari 7 kegiatan bersumber
dari SKP, sedangkan 4 kegiatan berasal dari inisiatif peserta diklat.
Capaian kinerja aktualisasi penerapan nilai ANEKA sesuai rancangan aktualisasi merupakan
hasil kerjasama antara peserta diklat dengan teman sejawat dibawah bimbingan dan arahan
atasan langsung atau mentor.
Kerjasama tim yang bagus dengan sumberdaya manusia yang menerapkan nilai ANEKA maka
visi dan misi puskesmas dapat cepat tercapai.
B. Saran Untuk Organisasi Dan Penyelanggara Diklat
1. Saran untuk puskesmas
Dari hasil proses prajabatan ini, saran yang ingin saya berikan yaitu:
Penerapan ANEKA dilakukan disosialisasikan lebih lanjut dan diterapkan oleh seluruh staf
puskesmas.
Pembuatan Peraturan yang baku akan mutu pelayanan.
Peningkatan koordinasi dan kinerja puskesmas untuk meningkatkn mutu pelayanan.
3. Saran untuk penyelengara diklat.
Saran saya dari hasil proses prajabatan ini yaitu meningkatkan sistem penerapan ANEKA.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2014. Akuntabilitas: Modul Diklat


Prajabatan Gologan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat
Prajabatan Gologan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2014. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan
Gologan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2014. Komitmen Mutu: Modul Diklat
Prajabatan Gologan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan
Gologan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2014. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi
Pegawai Negeri Sipil: Modul Diklat Prajabatan Gologan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:139/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang
Jabatan fungsional dokter dan angka kreditnya
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang kebijakan dasar pusat
kesehatan Masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2014 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis.
www. Managemen-pelayanan kesehatan.net. modul spesifik puskesmas 1-6. Diakses tgl 25 Juni
2014 pukul 22.00.
Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Nomor:HK.00.DJ.II.924
tentang pelayanan farmasi di Puskesmas

Surat keputusan Kepala Puskesmas

domulyo nomor 800/045/ SK/ PKM-SM/IV/2014


Perda Mesuji No 03 tahun 2012 tentang tarif jasa pelayana

You might also like