Professional Documents
Culture Documents
dari panel surya ke baterai secara otomatis yang dikontrol oleh mikrokontroler sebagai
kontrol terminal pensaklaran dan pengolah data dari sensor yang digunakan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diketahui permasalahan dalam Tugas
Akhir ini adalah:
1. Bagaimana merancang sistem Power Switch pada kendaraan Hybrid Roda Dua berfungsi
mengetahui tegangan dan arus baterai ?
2. Bagaimana merancang sistem saklar penghubung sumber listrik dari panel surya dan boost
converter ke baterai yang digunakan pada sistem kelistikan kendaraan Hybrid Roda Dua ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Merancang sistem power switch yang digunakan pada kendaraan hybrid roda dua berfungsi
mengetahui tegangan pada baterai.
2. Merancang sistem power switch sebagai saklar penghubung sumber arus listrik dari panel
surya ke baterai dan mengontrol tegangan baterai pada kendaraan hybrid roda dua.
1.4 Batasan Masalah
Adapun dalam melakukan penelitian ini, maka skripsi ini dibatasi pada :
1. Sensor yang digunakan sensor arus ACS 712-30 Amper dan sensor tegangan dengan
pengukuran maksimum 50 Vdc.
2. Perancangan ini tidak membahas lebih dalam tentang manajemen baterai.
3. Sumber energi listrik pengisi baterai bersumber dari PLN dan Panel Surya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kendaraan Listrik
Kendaraan listrik adalah kendaraan yang menggunakan satu atau lebih motor listrik. Ada
tiga jenis kendaraan listrik yang sekarang ada, yaitu kendaraan listrik yang mendapatkan tenaga
dari sel surya, elemen fuel, dan kendaraan listrik dari mesin pengisian pembakaran dalam
(kendaraan listrik hibrida) sel hidrogen. Kendaraan listrik mencakup kendaraan listrik, kereta
listrik, truk listrik, pesawat listrik, perahu listrik, sepeda motor listrik, becak atau bajaj listrik,
dan pesawat luar angkasa listrik.
2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus.
Secara umum digunakan untuk pengontrolan sistem secara otomatis dan manual pada perangkat
elektronika[6]. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc processor)
ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana
program berjalan lebih cepat karena membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu
instruksi program.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR
ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM, internal, Timer/Counter, PWM,
analog comparator, dan lain-lain .
Symbol
GND
Vcc
Vo
RS
R/W
6
7 to 14
15
16
E
D0 to D7
VB1
VB0
Details
Ground
Supply Voltage +5V
Setting kontras
0 = instruksi input, 1 = data
input
0 = tulis ke LCD, 1 = membaca
dari LCD
Mengaktifkan sinyal
Data
Backlight +5V
Backlight ground
(2.1)
Dimana :
Vout
: Tegangan keluaran pembagi (volt)
Vin
: Tegangan masukan pembagi (volt)
R1,2,3
: Nilai tahanan resistor(K)
Sebagai dasar perancangan rangkaian dibuat sistem minimum sebagai pusat proses
pengontrolan sistem power switch. Mikrokontroler, running dengan internal 1 MHz sebagai
sumber detak (clock) dan eksternal 11.059200 MHZ, clock mempengaruhi kecepatan
mikrokontroler ATMega 8535 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Minimum
sistem ini dbuat agar kompatibel dengan chip yang digunakan sebagai pengolah data yaitu dari
produksi Atmel mikrokontroler atmega 8535.
U1
1
2
3
4
5
6
7
8
+5v
R1
SW1
14
15
16
17
18
19
20
21
PD0
10K
SW-PB
12
13
9
X1
PB0/T0/XCK
PB1/T1
PB2/AIN0/INT2
PB3/AIN1/OC0
PB4/SS
PB5/MOSI
PB6/MISO
PB7/SCK
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/OC1B
PD5/OC1A
PD6/ICP1
PD7/OC2
PA0/ADC0
PA1/ADC1
PA2/ADC2
PA3/ADC3
PA4/ADC4
PA5/ADC5
PA6/ADC6
PA7/ADC7
PC0/SCL
PC1/SDA
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6/TOSC1
PC7/TOSC2
XTAL1
XTAL2
RESET
AREF
AVCC
40
39
38
37
36
35
34
33
ADC04
ADC06
+5v
22
23
24
25
26
27
28
29
D2
LED
R2
220
32
30
D1
ATMEGA8535
CRYSTAL
C1
C2
22pF
22pF
C3
1N4002
100n
R8
ADC04
B1
R9
1
3
100
48V
22k
+12
D6
68k
U2:A
2
R7
LM324
C7
1N4733A
100nF
C8
100nF
D9
C13
100nF
1N4148W
C14
R10
10k
470uF/16v
C1
1nF
U1
8
7
6
5
R1
ADC06
100
C3
1nF
C2
VCC
VIOUT
FILTER
GND
IP+
IP-
1/2
3/4
+BAT1
+ MOTOR DC
ACS712ELCTR-30A-T
1nF
3.1.4
4
Driver relay berfungsi sebagai pengontrol untuk menggerakkan relay yang dikontrol oleh
mikrokontroler. Pada penelitian ini driver relay digunakan untuk menggerakkan relay sebagai
saklar penghubung (switch) .
+5v
R3
R4
470
470
RL2 SWITCH
D3
D4
LED
LED
R5
1N4002
Q2
2N3904
100k
+BAT1
PD0
5V
D5
Status switch(NC)
Status switch(NO)
48.5
Of
Of
48.4
Of
Of
48.1
Of
Of
47.7
Of
On
47.4
Of
On
47
Of
On
46.3
Of
On
46
On
On
45.4
On
On
45.2
On
On
44.8
On
On
44.1
On
On
Tabel 4.1 menunjukkan pengujian terhadap keputusan switch terhadap tegangan terukur.
Pengambilan data dengan cara tegangan dari baterai terhubung ke variable resistor 10k,
sehingga diperoleh perubahan tegangan Batas aktif switch kondisi NC (normally close) pada saat
tegangan terukur 46 volt atau setara dengan 11,5 volt dan switch tidak aktif saat tegangan 48 volt
atau setara 12 volt. Tegangan tersebut sesuai dengan logika pemrograman yang telah dibuat.
4.1.1 Pengujian Sensor Tegangan
Pengujian tegangan ini menggunakan sensor tegangan berfungsi mengukur tegangan pada
baterai. Pengujian pada sensor tegangan berikut hasil pengukurannya :
a. Pengukuran tegangan secara perhitungan dan pengujian
Tabel 4.2. Pengukuran tegangan secara perhitungan dan pengujian
Perhitungan
Pengujian
%
(Volt)
(Volt)
error
48.5
48.5
0.0
48.4
48.4
0.0
48.1
48.1
0.0
47.8
47.7
0.2
47.6
47.4
0.42
46.9
47
0.21
46.5
46.3
0.43
46.1
46
0.22
45.5
45.4
0.22
45.3
45.2
44.7
44.8
44.1
44.1
43.3
43.2
42.5
42.6
42.5
42.3
Rata-rata % error
b.
0.66
0.22
0.00
0.23
0
0.47
0.22
Pada tabel 4.3 diperoleh hasil pengujian dan pengukuran nilai ADC terhadap tegangan Vout
sensor. Tegangan Vout dari sensor adalah tegangan yang keluar nilai hasil keluaran pembagi
tegangan masuk ke rangkaian penguatan tegangan dengan besar penguatan Av=1 atau Vin=Vout
lalu masuk kedalam ADC mikrokontroler.
4.1.2
573.7
593.6
623
630.2
691.2
815.7
899.9
2.83
2.92
3.01
3.11
3.33
4.07
4.33
Hasil pengujian dan pengukuran pada tabel 4.4 nilai Vout dari sensor ketika bernilai 2,50
adalah ketika tidak ada arus yang terukur 0 Ampere sesuai datasheet ACS712 Vcc/2 dengan nilai
ADC.
Tabel 4.5. Pengukuran arus secara perhitungan dan pengujian terhadap Vout sensor
indikat
or
Buzzer
Pengujia
n
(Ampere
)
Of
0.08
Of
Of
Of
2.43
4.11
4.99
Of
4.06
Of
5.97
Of
4.64
Of
4.64
Of
Of
Of
Of
Of
On
Perhitunga
n
(Ampere)
0.10
2.22
4.03
4.93
5.54
5.69
5.39
5.39
6.12
6.29
8.29
7.62
8.83
9.16
13.3
12.48
22.3
23.66
28.8
27.58
Total rata-rata % error
Vout
Acs(Vol
t)
2.51
2.65
2.77
2.83
2.87
2.88
2.86
2.83
2.92
3.01
3.11
3.33
4.07
4.33
%
erro
r
20.0
0
9.46
1.96
1.22
26.7
1
4.92
13.9
0
13.9
0
2.70
8.79
3.60
6.57
5.74
4.42
8.85
Dari hasil pengujian dan pengukuran yang didapat pada tabel 4.5 nilai Vout sensor dan di
LCD dan teori secara pengujian memiliki nilai rata-rata error 8,85 %.
4.1.3
83
Teg.
bater
ai
(Volt)
48.2
2
3
4
5
67
64
44
30
47
46.8
45.6
44.8
t(seko
n)
%
bater
ai
Arus
bater
ai (A)
Indikat
or
Switch
Indikat
or
buzzer
0.01
Of
Of
8.68
9.36
21.1
25.1
Of
Of
On
On
Of
Of
Of
Of
4.1.4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
33
40
42
45
46
77
77
78
78
30
44.9
45
45
45.5
45.5
47.7
47.7
47.8
47.9
44.9
25.9
25.4
22.2
19.5
17.3
0
0
0
0
26.9
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
33
32
32
27
38
33
40
43
42
72
74
44.9
44.9
44.9
44.9
44.9
44
45
44.9
45
45.6
45.1
47.2
47.4
26.1
26.7
24.9
24.3
24.9
23.6
21.5
23.3
22.2
16.9
20.5
0
0
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
74
74
47.4
47.4
0
0
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
Of
Of
Gambar 4.3. Grafik Pengujian Arus terukur dan perhitungan terhadap Vout sensor
Gambar 4.3 adalah grafik hasil pengujian antara arus terukur pada LCD dan multimeter. Dari
hasil pengujian yang ditunjukkan pada (Tabel 4.5) terjadi perbedaan pengukuran antara nilai arus
pada multimeter dengan grafik berwarna coklat dan arus terukur dengan modul dengan warna biru.
dan
Vout sensor arus. Pengukuran tegangan yang dilakukan adalah pengukuran menggunakan
multimeter pada keluaran sensor dan menggunakan modul power switch untuk menampilkan
ADC. Dari hasil gambar 4.4 menunjukkan grafik hasil pengukuran dengan garis grafik berwarna
10
biru adalah nilai ADC ditampilkan di LCD terhadap Vout sensor. perubahan nilai tegangan dari
Vout sensor akan merubah nilai ADC, sehinggaterjadi perubahan arus.
Gambar 4.5. Grafik Pengujian tegangan baterai terhadap arus dari baterai
Gambar 4.5 adalah grafik pengujian tegangan dan arus yang digunakan oleh kendaraan saat
berjalan dimana nilai tegangan pada baterai turun terhadap kenaikan arus.
V KESIMPULAN
Hasil perancangan dan pembuatan sistem yang telah dilakukan pengujian, pengukuran dan
analisa pada tugas akhir ini dapat memberikan suatu kesimpulan diantaranya adalah :
1.
Perancangan electric system power Switch pada kendaraan listrik hybrid roda dua dapat
memonitoring tegangan dan arus dari baterai pada LCD
2.
3.
maupun keadaan diam dan status switch ON/OFF serta dapat menghubungkan antara sumber
listrik dari panel surya dan boost converter sebagai tenaga hybrid ke baterai dengan
memanfaatkan karakteristik komponen elektronika daya yaitu transistor BJT sebagai power
switch/saklar daya serta relay sebagai switch penghubung menggunakan sistem pengolah data
kontrol mikrokontroler ATmega 8535.
Sensor tegangan mampu mengukur tegangan baterai sebesar 49 volt pada kendaraan listrik
hybrid roda dua dan memiliki nilai rata-rata kesalahan/error pembacaan dengan cara
membandingkan pengukuran antara hasil sensor tegangan dan alat ukur sebesar 0,22 %.
Sensor arus mampu mengukur penggunaan arus sebesar 30 ampere dari baterai oleh motor
listrik dan memiliki nilai rata-rata kesalahan/error pembacaan dengan cara membandingkan
pengukuran antara hasil sensor arus dan alat ukur sebesar 14,84 % pada saat kendaraan tidak
bergerak dan 8,85% pada saat kendaraan bergerak.
5.1 Saran
1. Dapat melakukan pengembangan perancangan electric system power Switch pada kendaraan
listrik selain berfungsi sebagai switch penghubung antara sumber daya listrik ke baterai serta
menampilkan status tegangan dan arus baterai menggunakan mikrokontroler.
2. Dalam perancangan memerlukan penambahan parameter yang digunakan serta memerlukan
sistem proteksi untuk sistem tersebut.
Daftar Pustaka
[1] Hidayat, Taufik. 2012. Rancang Bangun Sistem Power Control Pada Mobil Listrik ZEC-01
dengan Menggunakan Logic Solver. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
11
[2] Aldino, B. A-S. 2011. Purwarupa Power Control Pada Electronic Power System Untuk
Monitoring Power Charging/Discharging Baterai. Jurnal IJEIS.
[3] Bejo, A. C dan AVR Rahasia kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler 8535. 2008,
Yogyakarta : Graha Ilmu.
[4] Winoto, A. Mikrokontroler AVR ATmega 8/32/16/8535 Dan Pemrogramannya Dengan
Bahasa C Pada WnAVR.2008. Bandung : Informatika.
[5] Atmel. ATmega 8535 Data sheet. 2006, United State America : Orchad Parkway.
[6] Agung Wahana, A. Grummy. 2013. Rancang Bangun Sistem Kelistrikan Body pada Mobil
Listrik Garuda UNESA. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
[7] Malvino,A.P. Prinsip-prinsip Elektronik edisi ke 2. Alih bahasa Gunawan, Hanapi. Jakarta :
Erlangga.
[8] Jr, W H-H., & Kemmerly, J.E. (-). Rangkayan Listrik Jilid 1Edisi ke 4. Alih bahasa Silaban,
Pantur. Jakarta : Erlangga.
[9] Honey well, Inc. 2004. Hall Effect Sensing and Aplication. Illinois, USA.
[10] Rohman, Y. A. Budikarso & H. Amran D.2009. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Arus
Berbasis Mikrokontroller ATmega 8535.
[11] Ario Wibawa. 2012. Analisis Konsumsi Energi Menggunakan Profil Kecepatan Pada
Kendaraan Listrik. Universitas Indonesia. Depok.
[12] Jovendra, Heru. 2012. Rancang Bangun Kendaraan Listrik Dengan Memanfaatkan Potensi
Sel Surya. Universitas Indonesia. Depok.
12