You are on page 1of 13

PERANCANGAN ELECTRIC SYSTEM POWER SWITCH PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535


Endi Permata S.T.,M.T , Dr. Alimuddin M.M.,M.T,Shandi Irawan3
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
Email: endi_permata@yahoo.com,alimudyuntirta@yahoo.co.id2, ndishandi@gmail.com3
ABSTRACT
Technology development in looking for alternative energy recently had been done in various experiment and
research. Automotive field used movement energy from fossil fuel source that was produced CO and CO 2
pollution can accelerate the process of global warming. Advanced countries had been develope vehicle that
reduce fuel dependence from the earth that was limited and friendly environment with no pollution by electrical
energy as main source. Electric vehicle stored of electrical energy in batteries as primary source, so it needed
monitoring battery of voltage and current consumption. The power switch module can be used to arrange
distribution of battery charging performance from solar panel as additional sources in electric vehicle and
using transistors 2N3904 and relays as switches. Those system worked based on measurement on voltage and
current from the battery using microcontroller ATMEGA8535 as controller and data processor with
measurement results will be displayed on the LCD display. Active limitation switch ONon Voltage 46Volt and
connected the source from the solar panel to the battery and switch OFF on voltage 48 Volt with % error
voltage sensor measurement average is 0,22% with batteries drop Voltage measurement is 4944Volt.
Measurement with current sensor is 28 ampere with % error measurement average is 8,85% on run.
Keywords : Power switch, Voltage sensor, Current sensor, Microcontroller
ABSTRAK
Perkembangan teknologi dalam mencari energi alternatif saat ini telah banyak dilakukan dalam berbagai
percobaan dan penelitian. Bidang otomotif menggunakan energi penggerak dari sumber bahan bakar fosil bumi
yang menghasilkan polusi CO dan CO 2 dapat mempercepat pemanasan global. Negara-negara maju telah
mengembangkan kendaraan yang mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar dari bumi yang terbatas
serta ramah lingkungan tanpa polusi dengan sumber utama yaitu energi listrik. Kendaraan listrik menyimpan
energi listrik pada baterai sebagai sumber utama, sehingga memerlukan monitoring terhadap pemakaian
tegangan dan arus baterai. Modul power switch berfungsi untuk mengatur kinerja pendistribusian pengisian
baterai dari panel surya sebagai sumber tambahan pada kendaraan listrik dan menggunakan tansistor 2N3904,
relay sebagai switch. Sistem tersebut bekerja berdasarkan pengukuran tegangan dan arus dari baterai
menggunakan mikrokontroler ATMEGA8535 sebagai pengendali dan pengolah data dengan hasil pengukuran
ditampilkan pada LCD display. Batas aktif switch ON pada tegangan 46 Volt menghubungkan sumber dari
panel surya ke baterai dan switch OFF pada tegangan baterai 48 Volt dengan % error rata-rata pengukuran
sensor tegangan 0,22% dengan drop tegangan baterai 4944 Volt. Pengukuran dengan sensor arus sebesar 28
Ampere dengan % error rata-rata pengukuran sebesar 8,85 % pada saat berjalan.
Kata kunci: Power switch, Sensor tegangan, Sensor arus, Mikrokontroler.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi dalam mencari energi
alternatif saat ini sangat banyak dilakukan dalam
berbagai percobaan dan penelitian terutama
kendaraan yaitu kendaraan listrik. Kendaraan listrik
ini menggunakan sumber tenaga listrik yang disimpan
pada baterai untuk mensuplai ke bagian penggerak.
Saklar elektronika yang ideal dapat digambarkan
seperti peralatan tiga terminal yaitu masukan,
keluaran dan terminal kendali pada kondisi saklar
ON/OFF. Konsep dari saklar (switch) terkontrol
penuh yaitu dapat diaktifkan dan dinonaktifkan
melalui terminal kontrol menggunakan karakteristik

pensaklaran elektronika daya seperti BJT (Bipolar


Junction Transistor) yang termasuk dalam klasifikasi
jenis saklar elektronik yang disebut saklar daya
(Power Switch).
Perkembangan
kendaraan
listrik
dan
pemanfaatan karakteristik konsep pensaklaran
elektronika daya dapat digunakan sebagai saklar
otomatis yang menghubungkan sumber ke baterai.
Dari permasalahan tersebut dibuat penelitian dan
perancangan power switch berfungsi sebagai saklar
daya yang menghubungkan sumber listrik

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

dari panel surya ke baterai secara otomatis yang dikontrol oleh mikrokontroler sebagai
kontrol terminal pensaklaran dan pengolah data dari sensor yang digunakan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diketahui permasalahan dalam Tugas
Akhir ini adalah:
1. Bagaimana merancang sistem Power Switch pada kendaraan Hybrid Roda Dua berfungsi
mengetahui tegangan dan arus baterai ?
2. Bagaimana merancang sistem saklar penghubung sumber listrik dari panel surya dan boost
converter ke baterai yang digunakan pada sistem kelistikan kendaraan Hybrid Roda Dua ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama penelitian ini adalah:
1. Merancang sistem power switch yang digunakan pada kendaraan hybrid roda dua berfungsi
mengetahui tegangan pada baterai.
2. Merancang sistem power switch sebagai saklar penghubung sumber arus listrik dari panel
surya ke baterai dan mengontrol tegangan baterai pada kendaraan hybrid roda dua.
1.4 Batasan Masalah
Adapun dalam melakukan penelitian ini, maka skripsi ini dibatasi pada :
1. Sensor yang digunakan sensor arus ACS 712-30 Amper dan sensor tegangan dengan
pengukuran maksimum 50 Vdc.
2. Perancangan ini tidak membahas lebih dalam tentang manajemen baterai.
3. Sumber energi listrik pengisi baterai bersumber dari PLN dan Panel Surya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kendaraan Listrik
Kendaraan listrik adalah kendaraan yang menggunakan satu atau lebih motor listrik. Ada
tiga jenis kendaraan listrik yang sekarang ada, yaitu kendaraan listrik yang mendapatkan tenaga
dari sel surya, elemen fuel, dan kendaraan listrik dari mesin pengisian pembakaran dalam
(kendaraan listrik hibrida) sel hidrogen. Kendaraan listrik mencakup kendaraan listrik, kereta
listrik, truk listrik, pesawat listrik, perahu listrik, sepeda motor listrik, becak atau bajaj listrik,
dan pesawat luar angkasa listrik.

2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus.
Secara umum digunakan untuk pengontrolan sistem secara otomatis dan manual pada perangkat
elektronika[6]. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc processor)
ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana
program berjalan lebih cepat karena membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu
instruksi program.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR
ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM, internal, Timer/Counter, PWM,
analog comparator, dan lain-lain .

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

Gambar 2.1. Konfigurasi pin Mikrokontroler ATmega 8535

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)


LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu display yang digunakan untuk menampilkan
data/karakter dalam bentuk matrik dan struktur perintahnya yang telah diseting dari pabrik. LCD
dalam penelitian ini digunakan untuk menampilkan informasi data dalam bentuk karakter selama
proses monitoring berlangsung.
Tabel 2.1. Fungsi Pinout dari LCD 2x16
Pin No
1
2
3

Symbol
GND
Vcc
Vo

RS

R/W

6
7 to 14
15
16

E
D0 to D7
VB1
VB0

Details
Ground
Supply Voltage +5V
Setting kontras
0 = instruksi input, 1 = data
input
0 = tulis ke LCD, 1 = membaca
dari LCD
Mengaktifkan sinyal
Data
Backlight +5V
Backlight ground

2.4 Transistor Sebagai Saklar (Switching Transistor)


Transistor bipolar pada umumnya digunakan sebagai saklar dan penguat pada rangkaian
elektronika. Transistor memiliki tiga buah terminal komponen semikonduktor pada suatu terminal.
Transistor lebih banyak terbuat dari bahan silicon.

Gambar 2.2. (a) Bias basis. (b) Garis beban dc.


Gambar 2.2 memperlihatkan rangkaian bias basis. Sebuah sumber tegangan VBB membias
maju dioda emiter melalui resistor RB yang juga berfungsi membatasi arus. Dengan VBE = 0,7 V
untuk transistor silikon dan 0,3 V untuk germanium.
Salah satu penggunaan dari transistor adalah sebagai switch atau saklar dengan
mengoperasikan transistor pada kondisi saturasi dan cuttoff.

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

2.5 Pembagi Tegangan


Resistor adalah komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik
yang mengalir dalam suatu rangkaian. Cara mengkombinasikan tahanan-tahanan yang disusun
secara seri terhadap sumber tegangan maka tahanan tersebut akan menghasilkan nilai tegangan
yang berbeda terhadap tegangan sumber tergantung dari nilai tahanan tersebut yang disebut
dengan pembagi tegangan yang memiliki persamaan sebagai berikut :
Vout=

(2.1)

Dimana :
Vout
: Tegangan keluaran pembagi (volt)
Vin
: Tegangan masukan pembagi (volt)
R1,2,3
: Nilai tahanan resistor(K)

Gambar 2.3. Rangkaian pembagi tegangan


2.6 Hall Efect
Efek Hall ditemukan oleh Dr. Edwin Hall pada tahun 1879 menemukan bahwa jika sebuah
magnet diletakkan dan medan magnet tersebut tegak lurus dengan suatu permukaan pelat emas
yang dialiri arus, maka timbul beda potensial pada ujung-ujung yang berlawanan. Ketika ada arus
listrik yang mengalir pada pelat konduktor, Efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet
yang arahnya tegak lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi
dan menghasilkan medan listrik. Hasil keluaran dari efek hall ini akan menghasilkan sebuah
tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi sehingga medan
listrik terus membesar hingga gaya Lorentz yang bekerja pada partikel menjadi nol.

Gambar 2.8. Pengukuran Tegangan Hall


Berikut persamaannya :
(2.3)
Dimana :
VH
: Tegangan Hall(Volt)
I
: Arus (Ampere)
B
: Medan magnet (Tesla)
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Perangkat keras(Hardware)
3.1.1 Sistem Minimum Mikrokontroler ATmega 8535

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

Sebagai dasar perancangan rangkaian dibuat sistem minimum sebagai pusat proses
pengontrolan sistem power switch. Mikrokontroler, running dengan internal 1 MHz sebagai
sumber detak (clock) dan eksternal 11.059200 MHZ, clock mempengaruhi kecepatan
mikrokontroler ATMega 8535 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. Minimum
sistem ini dbuat agar kompatibel dengan chip yang digunakan sebagai pengolah data yaitu dari
produksi Atmel mikrokontroler atmega 8535.
U1
1
2
3
4
5
6
7
8

+5v

R1
SW1

14
15
16
17
18
19
20
21

PD0

10K

SW-PB

12
13
9

X1

PB0/T0/XCK
PB1/T1
PB2/AIN0/INT2
PB3/AIN1/OC0
PB4/SS
PB5/MOSI
PB6/MISO
PB7/SCK
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/OC1B
PD5/OC1A
PD6/ICP1
PD7/OC2

PA0/ADC0
PA1/ADC1
PA2/ADC2
PA3/ADC3
PA4/ADC4
PA5/ADC5
PA6/ADC6
PA7/ADC7
PC0/SCL
PC1/SDA
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6/TOSC1
PC7/TOSC2

XTAL1
XTAL2
RESET

AREF
AVCC

40
39
38
37
36
35
34
33

ADC04
ADC06
+5v

22
23
24
25
26
27
28
29

D2
LED

R2
220

32
30

D1

ATMEGA8535
CRYSTAL

C1

C2

22pF

22pF

C3

1N4002

100n

Gambar 3.3. Sistem Minimum Mikrokontroler


3.1.2

Rangkaian Sensor Tegangan


Sensor tegangan ini dibuat dari beberapa resistor yang disusun secara seri terhadap tegangan
sumber sehingga menjadi sebuah rangkaian pembagi tegangan. Besar nilai pembagi tegangan ini
tergantung dari nilai yang akan dijadikan sebagai input ke pin mikrokontroler.
(3.1)
Dimana :
Vout
: Tegangan keluaran pembagi (volt)
Vin
: Tegangan masukan pembagi (volt)
R1,2,3
: Nilai tahanan resistor()
11

R8

ADC04

B1
R9

1
3

100

48V

22k

+12

D6

68k

U2:A
2

R7

LM324

C7

1N4733A
100nF

C8
100nF

D9

C13

100nF
1N4148W

C14

R10
10k

470uF/16v

Gambar 3.22. Rangkaian sensor tegangan


3.1.3

Rangkaian sensor arus


Sensor arus yang digunaka pada rangkaian Power Switch ini bertujuan untuk mengukur besar
arus yang digunakan pada baterai. Sensor arus yang digunakan adalah jenis efek hall ACS712-30
A. ACS 712 ini memiliki prinsip kerja berdasarkan efek magnet akibat adanya arus yang mengalir,
sehingga menghasilkan nilai arus yang tegak lurus dengan tegangan keluaran, sehingga besar arus
yang terbaca pada sensor akan menghasilkan perubahan tegangan.
+5

C1
1nF

U1
8
7
6
5

R1
ADC06

100

C3
1nF

C2

VCC
VIOUT
FILTER
GND

IP+
IP-

1/2
3/4

+BAT1
+ MOTOR DC

ACS712ELCTR-30A-T

1nF

Gambar 3.23. Skematik sensor Arus

3.1.4
4

Rangkaian Driver Relay

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

Driver relay berfungsi sebagai pengontrol untuk menggerakkan relay yang dikontrol oleh
mikrokontroler. Pada penelitian ini driver relay digunakan untuk menggerakkan relay sebagai
saklar penghubung (switch) .
+5v

+50v from panel

R3

R4

470

470

RL2 SWITCH

D3

D4

LED

LED

R5

1N4002

Q2
2N3904

100k

+BAT1

PD0

5V

D5

Gambar 3.24. Rangkaian Driver Relay


3.2 Perangkat Lunak(Software)
3.2.1 CodeVision 2.05.3 Standard
CodeVision 2.05.3 Standard (Gambar 3.14) berfungsi untuk menuangkan algoritmaalgoritma dalam bentuk source code (kode-kode mesin), CodeVision ini umumnya menggunakan
bahasa C untuk bahasa pemogramannya dan software ini dilengkapi dengan berbagai menu yang
membantu proses pembuatan listing program yang ditulis kemudian di compile dalam bentuk
heksa (Hex) untuk kemudian dimasukkan ke dalam mikrokontroler dengan menggunakan
downloader K-125 R, Dalam penelitian ini CodeVision 2.05.3 standard ini digunakan untuk
menuliskan program pengolahan data pada sistem power switch.

Gambar 3.14. CodeVision 2.05.3 Standard


3.3.1. Perancangan Alat
Sub-bab ini membahas tentang perancangan electric system power switch pada kendaraan
listrik roda dua. Berikut ini adalah diagram blok sistem kelistrikan power switch :

Gambar 3.17. Diagram blok sistem kelistrikan power switcth


IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil perancangan Modul Electric System Power Switch
Perancangan Electric Sistem Power Switch pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian
utama. Bagian pertama yaitu hardware system power switch dan bagian kedua adalah sistem
software sebagai perancangan rangkaian dan pengolah data. Dalam perancangan ini terbagi dari
beberapa bagian yang memiliki fungsi yang dijelaskan pada sub bab dibawah ini.

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

Gambar 4.1 Pengujian arus dengan modul power switch


Tabel 4.1. Hasil pengujian keputusan switch terhadap tegangan terukur
Tegangan terukur (Volt)

Status switch(NC)

Status switch(NO)

48.5

Of

Of

48.4

Of

Of

48.1

Of

Of

47.7

Of

On

47.4

Of

On

47

Of

On

46.3

Of

On

46

On

On

45.4

On

On

45.2

On

On

44.8

On

On

44.1

On

On

Tabel 4.1 menunjukkan pengujian terhadap keputusan switch terhadap tegangan terukur.
Pengambilan data dengan cara tegangan dari baterai terhubung ke variable resistor 10k,
sehingga diperoleh perubahan tegangan Batas aktif switch kondisi NC (normally close) pada saat
tegangan terukur 46 volt atau setara dengan 11,5 volt dan switch tidak aktif saat tegangan 48 volt
atau setara 12 volt. Tegangan tersebut sesuai dengan logika pemrograman yang telah dibuat.
4.1.1 Pengujian Sensor Tegangan
Pengujian tegangan ini menggunakan sensor tegangan berfungsi mengukur tegangan pada
baterai. Pengujian pada sensor tegangan berikut hasil pengukurannya :
a. Pengukuran tegangan secara perhitungan dan pengujian
Tabel 4.2. Pengukuran tegangan secara perhitungan dan pengujian
Perhitungan
Pengujian
%
(Volt)
(Volt)
error
48.5
48.5
0.0
48.4
48.4
0.0
48.1
48.1
0.0
47.8
47.7
0.2
47.6
47.4
0.42
46.9
47
0.21
46.5
46.3
0.43
46.1
46
0.22
45.5
45.4
0.22

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

45.3
45.2
44.7
44.8
44.1
44.1
43.3
43.2
42.5
42.6
42.5
42.3
Rata-rata % error
b.

0.66
0.22
0.00
0.23
0
0.47
0.22

Pengujian ADC terhadap tegangan Vout sensor


Tabel 4.3. Pengujian ADC terhadap tegangan Vout sensor
Vout
Tegangan
ADC
sensor
Baterai
(Volt)
(Volt)
992
4.86
48.5
990
4.85
48.4
983.9
4.82
48.1
975
4.79
47.7
970
4.75
47.4
961.5
4.7
47
948
4.66
46.3
941
4.62
46
929
4.56
45.4
924
4.54
45.2
911
4.48
44.8
902
4.42
44.1
883
4.34
43.2
867.6
4.26
42.6
866
4.26
42.3

Pada tabel 4.3 diperoleh hasil pengujian dan pengukuran nilai ADC terhadap tegangan Vout
sensor. Tegangan Vout dari sensor adalah tegangan yang keluar nilai hasil keluaran pembagi
tegangan masuk ke rangkaian penguatan tegangan dengan besar penguatan Av=1 atau Vin=Vout
lalu masuk kedalam ADC mikrokontroler.
4.1.2

Pengujian Sensor Arus


Pengujian arus ini menggunakan sensor arus dengan tipe ACS712 dari allegro dengan
kemampuan pengukuran maksimum 30 ampere dengan sensitivitas pengukuran sebesar
66mV/A.
Saat kendaraan berjalan
Tabel 4.4. Pengujian nilai ADC terhadap Vout sensor
ADC
Vout Acs(V)
511.2
2.51
543.8
2.65
566.5
2.77
578.4
2.83
565.9
2.87
591.6
2.88
573.7
2.86

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

573.7
593.6
623
630.2
691.2
815.7
899.9

2.83
2.92
3.01
3.11
3.33
4.07
4.33

Hasil pengujian dan pengukuran pada tabel 4.4 nilai Vout dari sensor ketika bernilai 2,50
adalah ketika tidak ada arus yang terukur 0 Ampere sesuai datasheet ACS712 Vcc/2 dengan nilai
ADC.
Tabel 4.5. Pengukuran arus secara perhitungan dan pengujian terhadap Vout sensor
indikat
or
Buzzer

Pengujia
n
(Ampere
)

Of

0.08

Of
Of
Of

2.43
4.11
4.99

Of

4.06

Of

5.97

Of

4.64

Of

4.64

Of
Of
Of
Of
Of
On

Perhitunga
n
(Ampere)
0.10
2.22
4.03
4.93
5.54
5.69
5.39

5.39
6.12
6.29
8.29
7.62
8.83
9.16
13.3
12.48
22.3
23.66
28.8
27.58
Total rata-rata % error

Vout
Acs(Vol
t)
2.51
2.65
2.77
2.83
2.87
2.88
2.86
2.83
2.92
3.01
3.11
3.33
4.07
4.33

%
erro
r
20.0
0
9.46
1.96
1.22
26.7
1
4.92
13.9
0
13.9
0
2.70
8.79
3.60
6.57
5.74
4.42
8.85

Dari hasil pengujian dan pengukuran yang didapat pada tabel 4.5 nilai Vout sensor dan di
LCD dan teori secara pengujian memiliki nilai rata-rata error 8,85 %.

4.1.3

Pengujian keseluruhan modul power switch


Tabel 4.6. Pengujian keseluruhan modul power switch jarak 200 meter

83

Teg.
bater
ai
(Volt)
48.2

2
3
4
5

67
64
44
30

47
46.8
45.6
44.8

t(seko
n)

%
bater
ai

Arus
bater
ai (A)

Indikat
or
Switch

Indikat
or
buzzer

0.01

Of

Of

8.68
9.36
21.1
25.1

Of
Of
On
On

Of
Of
Of
Of

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

4.1.4

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

33
40
42
45
46
77
77
78
78
30

44.9
45
45
45.5
45.5
47.7
47.7
47.8
47.9
44.9

25.9
25.4
22.2
19.5
17.3
0
0
0
0
26.9

On
On
On
On
On
On
On
On
On
On

Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

31
33
33
32
32
27
38
33
40
43
42
72
74

44.9
44.9
44.9
44.9
44.9
44
45
44.9
45
45.6
45.1
47.2
47.4

26.1
26.7
24.9
24.3
24.9
23.6
21.5
23.3
22.2
16.9
20.5
0
0

Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of
Of

74
74

47.4
47.4

0
0

On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On

Of
Of

Grafik Pengujian Sensor Tegangan


Berikut ini adalah hasil pengukuran tegangan pada sensor.

Gambar 4.1. Grafik pengujian Tegangan terhadap nilai ADC


Gambar 4.1 diatas adalah hasil grafik pengujian tegangan terukur terhadap hasil ADC.
Pengukuran tegangan yang dilakukan adalah pengukuran secara teori dan menggunakan modul
power switch. Dari hasil gambar 4.1 menunjukkan grafik perbedaan hasil pengukuran dengan garis
grafik berwarna merah adalah Tegangan secara teori dan berwarna biru dengan modul power
switch terhadap nilai yang dihasilkan ADC.

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

Gambar 4.2. Grafik pengukuran ADC di LCD terhadap Vout sensor


Gambar 4.2 diatas adalah hasil grafik pengujian tegangan terukur Vout terhadap hasil ADC.
Pengukuran tegangan yang dilakukan adalah pengukuran menggunakan multimeter pada keluaran
sensor dan menggunakan modul power switch untuk menampilkan nilai ADC.
4.1.5
Grafik Pengujian Sensor Arus
a. Pengujian saat kendaraan berjalan

Gambar 4.3. Grafik Pengujian Arus terukur dan perhitungan terhadap Vout sensor
Gambar 4.3 adalah grafik hasil pengujian antara arus terukur pada LCD dan multimeter. Dari
hasil pengujian yang ditunjukkan pada (Tabel 4.5) terjadi perbedaan pengukuran antara nilai arus
pada multimeter dengan grafik berwarna coklat dan arus terukur dengan modul dengan warna biru.

Gambar 4.4. Grafik Pengujian ADC terhadap Vout


Gambar 4.4 diatas adalah hasil grafik pengujian nilai ADC tampilan di LCD

dan

Vout sensor arus. Pengukuran tegangan yang dilakukan adalah pengukuran menggunakan
multimeter pada keluaran sensor dan menggunakan modul power switch untuk menampilkan
ADC. Dari hasil gambar 4.4 menunjukkan grafik hasil pengukuran dengan garis grafik berwarna

10

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

biru adalah nilai ADC ditampilkan di LCD terhadap Vout sensor. perubahan nilai tegangan dari
Vout sensor akan merubah nilai ADC, sehinggaterjadi perubahan arus.

Gambar 4.5. Grafik Pengujian tegangan baterai terhadap arus dari baterai
Gambar 4.5 adalah grafik pengujian tegangan dan arus yang digunakan oleh kendaraan saat
berjalan dimana nilai tegangan pada baterai turun terhadap kenaikan arus.
V KESIMPULAN
Hasil perancangan dan pembuatan sistem yang telah dilakukan pengujian, pengukuran dan
analisa pada tugas akhir ini dapat memberikan suatu kesimpulan diantaranya adalah :
1.

Perancangan electric system power Switch pada kendaraan listrik hybrid roda dua dapat
memonitoring tegangan dan arus dari baterai pada LCD

2.

3.

saat kendaraan bergerak

maupun keadaan diam dan status switch ON/OFF serta dapat menghubungkan antara sumber
listrik dari panel surya dan boost converter sebagai tenaga hybrid ke baterai dengan
memanfaatkan karakteristik komponen elektronika daya yaitu transistor BJT sebagai power
switch/saklar daya serta relay sebagai switch penghubung menggunakan sistem pengolah data
kontrol mikrokontroler ATmega 8535.
Sensor tegangan mampu mengukur tegangan baterai sebesar 49 volt pada kendaraan listrik
hybrid roda dua dan memiliki nilai rata-rata kesalahan/error pembacaan dengan cara
membandingkan pengukuran antara hasil sensor tegangan dan alat ukur sebesar 0,22 %.
Sensor arus mampu mengukur penggunaan arus sebesar 30 ampere dari baterai oleh motor
listrik dan memiliki nilai rata-rata kesalahan/error pembacaan dengan cara membandingkan
pengukuran antara hasil sensor arus dan alat ukur sebesar 14,84 % pada saat kendaraan tidak
bergerak dan 8,85% pada saat kendaraan bergerak.

5.1 Saran
1. Dapat melakukan pengembangan perancangan electric system power Switch pada kendaraan
listrik selain berfungsi sebagai switch penghubung antara sumber daya listrik ke baterai serta
menampilkan status tegangan dan arus baterai menggunakan mikrokontroler.
2. Dalam perancangan memerlukan penambahan parameter yang digunakan serta memerlukan
sistem proteksi untuk sistem tersebut.
Daftar Pustaka
[1] Hidayat, Taufik. 2012. Rancang Bangun Sistem Power Control Pada Mobil Listrik ZEC-01
dengan Menggunakan Logic Solver. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

11

Jurnal SIMETRIS, Vol. No. April 2012


ISSN: 2252-4983

[2] Aldino, B. A-S. 2011. Purwarupa Power Control Pada Electronic Power System Untuk
Monitoring Power Charging/Discharging Baterai. Jurnal IJEIS.
[3] Bejo, A. C dan AVR Rahasia kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler 8535. 2008,
Yogyakarta : Graha Ilmu.
[4] Winoto, A. Mikrokontroler AVR ATmega 8/32/16/8535 Dan Pemrogramannya Dengan
Bahasa C Pada WnAVR.2008. Bandung : Informatika.
[5] Atmel. ATmega 8535 Data sheet. 2006, United State America : Orchad Parkway.
[6] Agung Wahana, A. Grummy. 2013. Rancang Bangun Sistem Kelistrikan Body pada Mobil
Listrik Garuda UNESA. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
[7] Malvino,A.P. Prinsip-prinsip Elektronik edisi ke 2. Alih bahasa Gunawan, Hanapi. Jakarta :
Erlangga.
[8] Jr, W H-H., & Kemmerly, J.E. (-). Rangkayan Listrik Jilid 1Edisi ke 4. Alih bahasa Silaban,
Pantur. Jakarta : Erlangga.
[9] Honey well, Inc. 2004. Hall Effect Sensing and Aplication. Illinois, USA.
[10] Rohman, Y. A. Budikarso & H. Amran D.2009. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Arus
Berbasis Mikrokontroller ATmega 8535.
[11] Ario Wibawa. 2012. Analisis Konsumsi Energi Menggunakan Profil Kecepatan Pada
Kendaraan Listrik. Universitas Indonesia. Depok.
[12] Jovendra, Heru. 2012. Rancang Bangun Kendaraan Listrik Dengan Memanfaatkan Potensi
Sel Surya. Universitas Indonesia. Depok.

12

You might also like