You are on page 1of 31

PANDUAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI HIDROPONIK

Oleh:
Tim Pengampu MK. Teknologi Hidroponik

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016

ACARA I
Kontrak Praktikum
Jadual acara praktikum tahun 2016/2017
N
o
1

Tangga
l
29Sep3okt

6-10 Okt

13-17 Okt

20-24 Okt

27-31 Okt

3-7 Nov

10-14Nov

17-21 Nov

24-28 Nov

1
0

1-5 Des

1
1

8-12Des

Aca
KEGIATAN
ra
I Kontrak praktikum
II Observasi jenis dan cara kerja instalasi sistem
hidroponik
III Persiapan alat dan instalasi
Pengenalan larutan nutrisi hidroponik
Tanam periode I: pindah tanam bibit ke dalam
sistem hidroponik
IV Membuat formula larutan nutrisi untuk sistem
hidroponik
Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
Mengamati peubah pertumbuhan
V Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
Mengamati peubah pertumbuhan
VI Membuat bibit untuk persiapan tanam periode
II
Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
Mengamati peubah pertumbuhan
VII Memelihara bibit untuk persiapan tanam periode II
Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
Mengamati peubah pertumbuhan
VIII Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
Memelihara bibit untuk persiapan tanam periode II
Mengamati peubah pertumbuhan
Survei calon konsumen sayuran hidroponik
IX Panen dan Pemasaran hasil periode I:
mengamati peubah hasil dan produksi sayuran
layak jual
Tanam periode II: pindah tanam bibit ke dalam
sistem hidroponik
X Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
Mengamati peubah pertumbuhan
XI Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
Mengamati peubah pertumbuhan
XII Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik

Mengamati peubah pertumbuhan


XIII
Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
1 15-19 Des
hidroponik
2
Mengamati peubah pertumbuhan
1 22-26 Des XIV Memelihara tanaman dan memantau fungsi system
hidroponik
3
Mengamati peubah pertumbuhan
XV
Panen periode II: mengamati peubah hasil dan
1 29Desproduksi
4 2Jan
sayuran layak jual
Pemasaran hasil II
Laporan akhir
CATATAN:

IDENTITAS KELOMPOK PRAKTIKAN MK. TEKNOLOGI HIDROPONIK

Kelompok/Kla
s
Koass
NAMA KELOMPOK USAHA

NOMOR KONTAK

Ketua kelompok

Divisi Administrasi dan

: 1.

data

(Koordinator)
2.
3.

Divisi Produksi

: 1.
(Koordinator)
2.
3.

Divisi Alat dan

: 1.

perlengkapan

(Koordinator)
2.

Divisi Pemasaran

: 1.
(Koordinator)
2.

JADUAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI HIDROPONIK
HARI BEKERJA/KOORDINASI

KLP (SELAIN JADUAL


PRAKTIKUM)

ACARA II
Kompetensi

: Merinci jenis-jenis dan cara kerja sistem hidroponik,

Dasar

baik yang tanpa media maupun menggunakan media


dan

teknik

aplikasinya

untuk

budidaya

tanaman

hortikultura semusim
Indikator

: 1. Mendeskripsikan komponen instalasi dan skema


cara kerja tiap-tiap jenis sistem hidroponik
2. Merinci kelemahan dan kelebihan dari tiap-tiap
jenis sistem hidroponik
3. Menjelaskan
sistem

contoh

hidroponik

teknik
untuk

aplikasi

jenis-jenis

budidaya

tanaman

hortikultura semusim,
4. Memberikan contoh-contoh gambar/foto visualisasi
modifikasi aplikasi jenis-jenis sistem hidroponik
untuk budidaya tanaman hortikultura

A. PENDAHULUAN
Teknologi hidroponik merupakan suatu teknologi untuk budidaya
tanaman.

Teknologi hidroponik telah diaplikasikan dengan berbagai

bentuk modifikasi, diantaranya adalah Floating hydroponic system (FHS)


atau

rakit

kolom/kolom

apung,

Nutrient

bertingkat,

ebb

pengatusan, serta aeroponik.

Film
and

Technique
flow

(NFT),

atau

substrat

dalam

penggenangan

dan

Tiap-tiap bentuk modifikasi aplikasi

teknologi hidroponik memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu,


untuk membudidayakan tanaman perlu memilih bentuk aplikasi teknologi
hidroponik yang

disesuaikan

dengan karakteristik

tanaman, tujuan

budidaya, dan ketersediaan sumberdaya (misalnya: listrik dan peralatan


pendukung berupa pompa dan alat fertigasi).

B. TUJUAN
Memberi pengalaman belajar kepada mahasiswa sehingga mampu:
1. Mengidentifikasi komponen dan instalasi beberapa macam sistem
hidroponik, meliputi: , Floating hydroponic system (FHS) atau rakit
apung, Nutrient Film Technique (NFT), substrat dalam kolom/kolom

bertingkat, ebb and flow atau penggenangan dan pengatusan, serta


akuaponik
2. Merinci kelebihan dan kekurangan tiap-tiap jenis sistem
3. Menjelaskan contoh aplikasi jenis-jenis sistem hidroponik untuk
budidaya tanaman hortikultura semusim,
4. Mencontohkan foto/ visualisasi modifikasi aplikasi jenis-jenis sistem
hidroponik untuk budidaya tanaman hortikultura

C. BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
Bahan yang digunakan adalah instalasi beberapa macam sistem
hidroponik, meliputi: , Floating hydroponic system (FHS) atau rakit
apung, Nutrient Film Technique (NFT), substrat dalam kolom/kolom
bertingkat, ebb and flow atau penggenangan dan pengatusan, serta
akuaponik
2. Alat
Alat yang digunakan: Alat tulis dan kamera.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Mengamati bagian-bagian dari bentuk-bentuk modifikasi system


hidroponik: Floating hydroponic system (FHS) atau rakit apung,
Nutrient Film Technique (NFT), substrat dalam kolom/kolom bertingkat,
ebb and flow atau penggenangan dan pengatusan, serta akuaponik
2. Mengamati cara pengoperasian system hidroponik tersebut
3. Mengamati kelemahan dan kelebihan dari tiap-tiap bentuk modifikasi
system hidroponik

E. PENUGASAN (KELOMPOK)
1. Uraikan komponen instalasi, cara kerja, kelemahan dan kelebihan dari
tiap-tiap jenis sistem hidroponik berikut:
a. Floating hydroponic system (FHS) atau rakit apung
b. Nutrient Film Technique (NFT)

c. Substrat dalam kolom/kolom bertingkat


d. Ebb and flow atau penggenangan dan pengatusan
e. Akuaponik
2. Gambarkan bagan komponen dan skema cara kerja tiap-tiap jenis
sistem tersebut
3. Jelaskan contoh aplikasi jenis-jenis sistem hidroponik untuk budidaya
tanaman hortikultura semusim, dan berikan contoh-contoh gambar/foto

ACARA III
Kompetensi

Dasar

Membudidayakan sayuran sawi, pakcoy dan kailan


menggunakan sistem hidroponik rakit apung (Floating
Hydroponic System).

Indikator

: 1. Instalasi sistem hidroponik rakit apung/FHS yang dapat


berfungsi normal
2. Menghasilkan panen sayuran sawi, pakcoy dan kailan
yang layak dipasarkan
3. Data peubah pertumbuhan dan hasil tanaman sawi,
pakcoy dan kailan
4. Hasil evaluasi kelayakan usaha produksi sayuran secara
hidroponik

A. PENDAHULUAN
Sistem

hidroponik

rakit

apung

merupakan

salah

satu

bentuk

modifikasi system hidroponik dimana tanaman ditanam tanpa substrat,


tetapi bagian perakaran tanaman langsung bersentuhan dengan larutan
nutrisi yang menggenang. Bibit ditanamkan pada styrofoam tanam yang
telah dilubangi dan diberi penyangga agar pada saat tanam bibit tidak
lolos masuk ke dalam genangan larutan nutrisi. Untuk menambahkan
oksigen di dalam larutan nutrisi, dialirkan udara melalui selang yang
dihubungkan dengan pompa aerator, sementara ujung lainnya diberi
airstone, untuk menciptakan gelembung udara di dalam larutan nutrisi.
Pompa dapat diaktifkan secara berkala untuk menghemat pemakaian
listrik.

Sistem ini tidak sepenuhnya bergantung terhadap keberadaan

listrik.
B. TUJUAN
1. Memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk membudidayakan
sayuran daun dengan sIstem rakit apung/FHS
2. Menghasilkan produk sayuran sawi, pakcoy dan kailan yang berkualitas
C. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan yang digunakan: benih kailan, sawi, pakcoy; kompos, kemikalia
(Kalsium nitrat, Kalium nitrat, Fe-EDTA, Kalium dihidro fosfat, Amonium
8

sulfat, Magnesium sulfat, Cupri sulfat, Zinc sulfat, Asam borat, Mangan
sulfat, Amonium molibdat), air.
2. Alat
Alat yang digunakan: Bak FHS, Styrofoam tanam, pompa aerator,
selang udara, airstone, penjepit/penyangga tanaman
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tata Laksana
a. Pembuatan larutan nutrisi (komposisi garam terlampir)

Tambahkan garam teknis : Kalsium nitrat, Kalium nitrat dan FeEDTA ke dalam 30 L air untuk membuat pekatan A;

Tambahkan

garam teknis: Kalium dihidrofosfat, Amonium sulfat,

Magnesium sulfat, Cupri sulfat, Zinc sulfat, Asam borat, Mangan


sulfat, Amonium molibdat ke dalam 30 L air untuk membuat
pekatan B;

Larutan nutrisi dibuat dengan perbandingan banyaknya pekatan :


larutan = 1:10

b. Persiapan instalasi Rakit apung

Cuci bak Rakit apung sampai bersih;

Pasang selang udara pada pompa aerator. Pasang airstone pada


bagian ujungnya, kemudian selang tersebut didistribusikan secara
merata dalam bak rakit apung;

Cuci bersih styrofoam tanam yang telah dilubangi dengan jarak


tanam 15x15 cm.

c. Penanaman

Isi bak DFT dengan 90 L air;

Kurangi air tersebut sebanyak 9 L. Tambahkan pekatan A


sebanyak 4,5 L kemudian diaduk hingga merata. Tambahkan
pekatan B sebanyak 4,5 L kemudian diaduk kembali;

Cek EC larutan menggunakan EC-meter;

Letakkan penyangga styrofoam dalam bak tanam;

Letakkan styrofoam tanam di permukaan bak;

Cuci

bibit

untuk

menghilangkan

media

pembibitan

yang

menempel pada akar;

Taruh dalam penjepit, kemudian masukkan dalam lubang tanam


yang telah dibuat pada Styrofoam.

Pemeliharaan

tanaman

dilakukan

dengan

mengontrol

kemungkinan serangan OPT dan menambahkan larutan nutrisi jika


diperlukan.
d. Pengamatan

Amati pertumbuhan tanaman seminggu sekali, sesuai dengan


peubah yang telah ditetapkan

e. Panen

Panen dilakukan

pada umur 5 MST kemudian diamati sesuai

dengan peubah yang ditetapkan


f.

Pemasaran produk

Sebelum

panen,

perlu

dilakukan

survey

harga

dan

calon

konsumen.

Sortir sayuran dengan cara membuang bagian daun yang rusak


(terutama daun kuning atau kering), kemudian ditimbang dan
diikat.

Beri label dan taruh dalam ember yang sudah diisi air bersih
dengan cara ditegakkan (untuk menjaga agar produk tetap segar)

2. Peubah Amatan
a. Pertumbuhan dan hasil tanaman (diambil 3 tanaman sampel/m 2 atau
9 tanaman per bak)

Jumlah daun/tanaman: dihitung tiap minggu sampai dengan panen

Tinggi tanaman (atau tajuk)/tanaman (cm) : diukur tiap minggu


sampai dengan panen

Berat segar tajuk/tanaman (gram): diukur saat panen

Serangan opt (jenis opt dan tingkat kerusakan dalam %)

b. Panen dan pemasaran

Berat segar tanaman total sisa setelah diambil sampel /bak dalam
satuan gram (a)

Jumlah tanaman layak jual/bak

Berat segar tanaman layak jual/bak dalam satuan gram (b)

Persentase produk layak jual (rasio b/a x 100%)

Nilai jual produk/bak (dalam rupiah)

E. TUGAS KELOMPOK
1. Amati pertumbuhan tanaman budidaya umur 2 mst (dan seterusnya
sampai panen), meliputi: jumlah daun dan tinggi tanaman atau tajuk
(cm) per sampel, kondisi umum kesehatan tanaman, dan serangan opt

10

2. Kontrol system hidroponik yang digunakan. Perhatikan apakah posisi


bak memungkinkan larutan nutrisi menyebar merata pada seluruh
bagian bak dengan ketebalan larutan yang seragam, aerasi berfungsi
dengan baik dan merata, pertumbuhan tanaman seragam (akar
berkembang baik), nilai EC larutan (dicatat)

11

Kompetensi

Dasar

Membudidayakan sayuran sawi, pakcoy dan kailan


menggunakan sistem hidroponik substrat pot dalam bak.

Indikator

: 1. Instalasi sistem hidroponik substrat pot dalam bak yang


dapat berfungsi normal
2. Menghasilkan panen sayuran sawi, pakcoy dan kailan
yang layak dipasarkan
3. Data peubah pertumbuhan dan hasil tanaman sawi,
pakcoy dan kailan
4. Hasil evaluasi kelayakan usaha produksi sayuran secara
hidroponik

A. PENDAHULUAN
Sistem hidroponik substrat pot dalam bak merupakan salah satu
bentuk modifikasi system hidroponik dimana tanaman ditanam dengan
media substrat yang bersifat inert, dengan bagian dasar pot terendam
larutan nutrisi yang ditampung dalam bak.

Sistem ini memberikan

jaminan bahwa substrat akan selalu tersuplai dengan larutan nutrisi, dan
suhu media cenderung lebih stabil. Dalam hal ini akar tanaman tumbuh
di dalam media substrat, dan tidak bersentuhan langsung dengan larutan
nutrisi yang menggenang di dalam bak. Aerasi dalam media sangat
tergantung pada komposisi substrat yang digunakan. Penggunaan pasir
Malang berukuran agregat akan membantu menciptakan pori makro yang
dapat terisi oksigen yang dibutuhkan oleh akar tanaman.

Penggunaan

arang sekam dan pakis cacah akan membantu penyerapan larutan nutrisi
dari dalam bak, sehingga selalu tersedia bagi akar tanaman. Ketepatan
komposisi akan menciptakan keseimbangan antara ketersediaan oksigen,
air dan nutrisi bagi tanaman.
B. TUJUAN
1. Memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk membudidayakan
sayuran daun dengan system hidroponik substrat pot dalam bak
2. Menghasilkan produk sayuran daun berkualitas
C. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan yang digunakan: benih kailan, sawi, pakcoy; arang sekam, pasir
Malang dan pakis cacah, kemikalia (Kalsium nitrat, Kalium nitrat, Fe-

12

EDTA, Kalium dihidro fosfat, Amonium sulfat, Magnesium sulfat, Cupri


sulfat, Zinc sulfat, Asam borat, Mangan sulfat, Amonium molibdat), air.

13

2. Alat
Alat yang digunakan: bak larutan nutrisi berukuran 1x1 m, pot tanam,
styrofoam (penutup bak).
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tata Laksana
a. Pembuatan larutan nutrisi (komposisi garam terlampir)

Tambahkan garam teknis : Kalsium nitrat, Kalium nitrat dan FeEDTA ke dalam 30 L air untuk membuat pekatan A;

Tambahkan

garam teknis: Kalium dihidrofosfat, Amonium sulfat,

Magnesium sulfat, Cupri sulfat, Zinc sulfat, Asam borat, Mangan


sulfat, Amonium molibdat ke dalam 30 L air untuk membuat
pekatan B;

Larutan nutrisi dibuat dengan perbandingan banyaknya pekatan :


larutan = 1:20

b. Persiapan instalasi bak larutan nutrisi

Cuci bak larutan nutrisi sampai bersih;

Cuci bersih styrofoam penutup yang telah dilubangi dengan jarak


tanam 25x25 cm.

c. Penanaman

Isi bak larutan nutrisi dengan 30 L air;

Kurangi air tersebut sebanyak 6 L. Tambahkan pekatan A


sebanyak 3 L kemudian diaduk hingga merata. Tambahkan
pekatan B sebanyak 3 L kemudian diaduk kembali;

Cek EC larutan menggunakan EC-meter;

Letakkan penyangga styrofoam dalam bak tanam;

Letakkan styrofoam penutup bak;

Isi pot dengan media tanam (campuran arang sekam dan pakis
cacah)

Letakkan pot dalam bak yang telah berisi larutan nutrisi, diamkan
beberapa saat agar larutan nutrisi membasahi media

Pindah tanamkan bibit berikut media yang menempel pada akar


(akar tidak perlu dicuci);

Tanam bibit dalam pot, sebanyak 3 bibit per pot (dengan 3 lubang
tanam)

Pemeliharaan

tanaman

dilakukan

dengan

mengontrol

kemungkinan serangan OPT dan menambahkan larutan nutrisi jika


diperlukan.

14

d. Pengamatan

Amati pertumbuhan tanaman seminggu sekali, sesuai dengan


peubah yang telah ditetapkan

e. Panen

Panen dilakukan

pada umur 5 MST kemudian diamati sesuai

dengan peubah yang ditetapkan


f.

Pemasaran produk

Sebelum

panen,

perlu

dilakukan

survey

harga

dan

calon

konsumen.

Sortir sayuran dengan cara membuang bagian daun yang rusak


(terutama daun kuning atau kering), kemudian ditimbang dan
diikat.

Beri label dan taruh dengan cara ditegakkan dalam ember yang
sudah diisi air bersih (untuk menjaga produk tetap segar).

2. Peubah Amatan
a. Pertumbuhan dan hasil tanaman (diambil 4 tanaman sampel/ bak)

Jumlah daun/tanaman: dihitung tiap minggu sampai dengan panen

Tinggi tanaman (atau tajuk)/tanaman (cm) : diukur tiap minggu


sampai dengan panen

Berat segar tajuk/tanaman (gram): diukur saat panen

Serangan opt (jenis opt dan tingkat kerusakan dalam %)

b. Panen dan penjualan

Berat segar tanaman total sisa setelah diambil sampel /bak dalam
satuan gram (a)

Jumlah tanaman layak jual/bak

Berat segar tanaman layak jual/bak dalam satuan gram (b)

Persentase produk layak jual (rasio b/a x 100%)

Nilai jual produk/bak (dalam rupiah)

E. TUGAS KELOMPOK
1. Amati pertumbuhan tanaman budidaya umur 2 mst (dan seterusnya
sampai panen), meliputi: jumlah daun dan tinggi tanaman atau tajuk
(cm) per sampel, kondisi umum kesehatan tanaman, dan serangan
opt
2. Kontrol system hidroponik yang digunakan dengan memperhatikan:
apakah posisi bak memungkinkan larutan nutrisi menyebar merata
pada seluruh bagian bak dengan ketebalan larutan yang seragam,
sehingga setiap pot mendapatkan larutan nutrisi, larutan nutrisi perlu
15

ditambah, pertumbuhan tanaman seragam (akar berkembang baik),


nilai EC larutan (dicatat)

16

ACARA IV

Kompetensi

: Membuat larutan nutrisi yang berkualitas untuk sistem

Dasar

hidroponik

Indikator

: 1. Menghasilkan larutan pekatan A dan B sebagai sumber


untuk larutan nutrisi mix AB
2. Menghasilkan larutan nutrisi mix AB siap pakai
3. Menentukan

kualitas

larutan

nutrisi

berdasarkan

indikator nilai konduktivitas listrik (EC) larutan nutrisi.


A. PENDAHULUAN
Definisi yang berkembang saat ini bagi istilah hidroponik adalah
membudidayakan tanaman tanpa tanah, dalam larutan kaya hara
(nutrisi), bisa menggunakan media (substrat) ataupun tanpa media,
menggunakan

sistem

tertutup

ataupun

terbuka.

Larutan

nutrisi

merupakan komponen utama yang sangat menentukan keberhasilan


budidaya

tanaman

menggunakan

sistem

hidroponik.

Pengaturan

kepekatan larutan nutrisi secara tepat dapat digunakan sebagai salah


satu strategi mengatur kecepatan pertumbuhan tanaman, sekaligus dapat
digunakan untuk mengatur waktu panen. Pengukuran tingkat kepekatan
larutan nutrisi untuk hidroponik yang sering dipergunakan secara praktis
berdasarkan indikator nilai konduktivitas listrik (Electric Conductivity =
EC) larutan nutris. Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air berupa ion
bermuatan positif (kation) dan negatif (anion).

Keberadaan ion-ion

tersebut yang memungkinkan konduktivitas listrik dalam larutan nutrisi


dapat terukur oleh alat EC-meter (EC- tester).
Secara umum larutan nutrisi untuk hidroponik dibuat dengan
melarutkan berbagai bahan kimia yang memungkinkan tersedianya
berbagai jenis unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan mikro (Fe, Zn,
Mn,

Cu,

Mo,

B,

Na)

yang

diperlukan

perkembangan tanaman budidaya.

untuk

pertumbuhan

dan

Tiap jenis komposisi larutan nutrisi

akan mengandung unsur-unsur hara tersebut dengan perimbangan yang


berbeda. Oleh karena itu untuk merancang komposisi larutan nutrisi perlu
disesuaikan

dengan

kebutuhan

dari

tiap-tiap

jenis

tanaman

yang

dibudidayakan.

17

B. TUJUAN
Memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk:
1. Mengenal jenis garam teknis yang biasa digunakan dalam pembuatan
larutan nutrisi untuk hidroponik
2. Membuat komposisi larutan nutrisi mix AB untuk budidaya tanaman
sayuran (komponen hasil berupa bagian batang dan daun)
3. Mengukur tingkat kepekatan larutan nutrisi berdasarkan indikator nilai
konduktivitas listrik (EC)
4. Menganalisis hubungan antara kepekatan larutan nutrisi (berdasarkan
volume larutan pekat A dan B yang digunakan tiap 1000 ml larutan
nutrisi) dengan nilai EC

C. BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
Bahan yang digunakan: kemikalia yang terdiri atas Kalsium nitrat,
Kalium

nitrat,

Fe-EDTA,

Kalium

dihidro

fosfat,

Amonium

sulfat,

Magnesium sulfat, Cupri sulfat, Zinc sulfat, Asam borat, Mangan sulfat,
Amonium molibdat, air.
2. Alat
Alat yang digunakan: Timbangan, ember, gelas takar, EC-meter, alat
tulis dan penggaris
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Menimbang

kemikalia

dengan

jumlah

sesuai

komposisi

(untuk

menghasilkan larutan nutrisi sebanyak 300 L).


2. Komposisi A terdiri atas: Kalsium nitrat, Kalium nitrat, Fe-EDTA,
3. Komposisi B terdiri atas: Kalium dihidro fosfat, Amonium sulfat,
Magnesium sulfat, Cupri sulfat, Zinc sulfat, Asam borat, Mangan sulfat,
Amonium molibdat.

4. Untuk membuat pekatan A dan B masing-masing sebanyak 30 L


diperlukan garam teknis sebagai berikut:

18

Jenis garam

Kebutuhan (g)

teknis

Pekatan A

Kalium nitrat

330

Kalsium nitrat

528

Fe EDTA

11,4

Pekatan B

Kalium fosfat

84

Magnesium sulfat

426

Mangan sulfat

Cupri sulfat

0,4

Zinc sulfat

1,5

Asam/natrium

4,0

borat
Ammonium

0,1

molibdat

19

6. Mengukur nilai EC dari air yang akan digunakan sebagai pelarut


(dicatat sebagai EC air)
7. Melarutkan tiap-tiap komposisi garam A dan B masing-masing ke
dalam 30 L air, sehingga tersedia larutan pekat A dan larutan pekat B
8. Membuat simulasi pengukuran nilai EC pada berbagai perimbangan
penggunaan larutan pekat A dan B dalam 1L larutan nutrisi siap pakai,
dengan melengkapi tabel berikut :

Volume lar. Pekat

Volume lar. Pekat

Volume air

Nilai EC

A (ml)

B (ml)

(ml)

larutan nutrisi

50

50

900

75

75

850

100

100

800

125

125

750

150

150

700

9. Membuat grafik hubungan antara volume larutan pekat A dan B yang


digunakan tiap 1000 ml larutan nutrisi (X) dengan nilai EC (Y)

E. TUGAS KELOMPOK
1. Jelaskan jenis kation dan anion yang disediakan oleh tiap-tiap jenis
garam teknis yang digunakan dalam formula larutan nutrisi Mix-AB
2. Jika komposisi tersebut dilarutkan hingga menjadi 1000 L, maka unsurunsur hara yang terlarut dapat diukur dalam satuan part per million
(ppm). Hitung kandungan tiap-tiap jenis unsur hara yang terlarut
(tersedia) dalam larutan nutrisi Mix-AB
3. Uraikan fungsi/peran tiap-tiap jenis unsur hara tersebut bagi tanaman
sayuran daun
4. Jelaskan hubungan antara jumlah larutan pekat yang digunakan (X :
volume larutan pekat A atau B dalam ml/L larutan nutrisi dan Y: nilai
EC) berdasarkan gambar grafik.

20

ACARA V

Kompetensi

: Membuat media/substrat yang berkualitas untuk sistem

Dasar

hidroponik

Indikator

: 1. Menghasilkan bahan untuk media/substrat hidroponik


2. Menentukan kapasitas menyimpan air/larutan nutrisi
pada tiap-tiap jenis bahan untuk substrat hidroponik
3. Menghasilkan komposisi substrat berkualitas yang
sesuai untuk budidaya sayuran menggunakan system
hidroponik substrat

A. PENDAHULUAN
Definisi yang berkembang saat ini bagi istilah hidroponik adalah
membudidayakan tanaman tanpa tanah, dalam larutan kaya hara
(nutrisi), bisa menggunakan media (substrat) ataupun tanpa media,
menggunakan sistem tertutup ataupun terbuka.

Substrat merupakan

salah satu komponen utama yang sangat menentukan keberhasilan


budidaya tanaman menggunakan sistem hidroponik substrat. Pengaturan
komposisi jenis substrat secara tepat dapat digunakan sebagai salah satu
strategi mengatur dan mempertahankan ketersediaan air dan larutan
nutrisi, maupun oksigen yang dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman.
memiliki

kelebihan

dan

Setiap jenis bahan substrat hidroponik

kelemahan,

sehingga

dapat

mendukung

keberhasilan budidaya tanaman, atau sebaliknya dapat menghambat


pertumbuhan dan perkembanagan tanaman.
Secara umum jenis bahan substrat dibedakan antara substrat
organik dan anorganik. Substrat organik berasal dari bahan alam yang
dapat terdekomposisi sehingga relatif lebih mudah rusak, misalnya sabut
(kelapa), batang pakis, dan arang sekam. Substrat anorganik biasanya

21

berasal dari bahan alam yang tidak terdekomposisi sehingga relatif lebih
tahan lama, misalnya: batu apung, pasir Malang (berasal dari material
gunung), dan pasir pantai (atau sungai).
Agar dapat memanfaatkan kelebihan dari tiap-tiap jenis bahan
substrat, maka dalam aplikasinya dapat dilakukan pencampuran sehingga
membentuk komposisi substrat hidroponik yang menguntungkan bagi
perakaran tanaman.
B. TUJUAN
Memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk:
1. Mengenal jenis dan karakteristik dari tiap-tiap jenis bahan substrat
yang biasa digunakan dalam sistem hidroponik
2. Menyiapkan bahan dasar substrat untuk membuat susbtrat hidropnik
3. Mengukur kapasistas menahan air dari tiap-tiap jenis bahan dasar
substrat hidroponik
4. Membuat komposisi sustrat hidroponik yang dapat diaplikasikan untuk
budidaya sayuran menggunakan system hidroponik substrat

C. BAHAN DAN ALAT


1. Bahan
Bahan yang digunakan: bahan dasar substrat, yang meliputi: sekam
padi, batang pakis, pasir Malang, pasir Merapi, dan air.
2. Alat
Alat yang digunakan: Tungku pembakar sekam,

pisau,

gunting,

saringan, timbangan, ember, polibag, gelas takar, dan alat tulis.


D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Membuat arang sekam:
-

Menyiapkan

alat

tungku

pembakar

sekam

padi,

kemudian

mengisinya dengan sekam padi. Usahakan agar sekam padi berada


pada posisi di sekeliling saringan,
-

Taruh

sumber

api

di

bagian

dalam

saringan

menggunakan

kayu/bambu yang dibakar,


-

Tunggu beberapa saat agar sekam mulai terbakar, kemudian bolakbaliklah perlahan-lahan agar sekam yang terbakar tidak sampai
berubah menjadi abu,

22

Jika sebagian besar sekam sudah berwarna hitam, segera percikan


air ke sekam yang sedang terbakar, sehingga proses pembakaran
berhenti,

Tumpahkan isi tungku pembakaran, dan untuk meyakinkan bahwa


proses pembakaran telah berhenti, percikan air ke dalam tmpukan
sekam bakar, kemudian kering anginkan.

2. Menyiapkan pakis cacah.


-

Rendamlah batang pakis hingga batang tersebut menjadi relatif


lunak (supaya tidak ulet),

Potong-potonglah batang pakis menggunakan pisau besar atau


gunting dengan ukuran sekitar 1-1,5 cm,

Tiriskan batang pakis yang sudah dicacah/dipotong-potong, atau


dikeringanginkan.

Simpan pakis cacah dalam karung atau siap dicampurkan dengan


substrat lainnya untuk membuat komposisi sustrat hidroponik.

3. Menyiapkan pasir Malang/pasir agregat


-

Pasir

yang

digunakan

sebagai

substrat

hidroponik

berukuran

agregat, yaitu antara 3-8 mm


-

Gunakan

saringan ganda untuk mendapatkan pasir berukuran

agregat, dengan cara susunlah saringan dengan mata saring yang


berukuran lebih besar (8 mm) di bagian atas, sementara yang
berukuran lebih kecil (5 mm) di bagian bawah.
-

Saringlah pasir dan kumpulkan pasir yang terperangkap di bagian


tengah/ diantara kedua saringan, yang merupakan pasir dengan
ukuran yang kita kehendaki.

Cucilah pasir dengan cara merendamnya dengan air, kemudian


ditiriskan dan dijemur.

4. Buatlah komposisi substrat, dengan perbandingan berdasarkan volume


sebagai berikut:
-

Komposisi A = arang sekam : pasir Malang (1:1)

Komposisi B = pakis cacah : pasir Malang (1: 1)

Komposisi C = arang sekam : pasir Merapi (1: 1)

Komposisi D = pakis cacah : pasir Merapi (1: 1)

Komposisi E = arang sekam : pakis cacah: pasir Malang (1:1:1)

Komposisi F = arang sekam : pakis cacah: pasir Merapi (1:1:1)


23

5. Mengukur kapasitas menahan air pada tiap-tiap jenis bahan substrat


dan pada beberapa komposisi substrat hidroponik,

dengan cara

sebagai berikut:
-

Isilah polibag dengan substrat sebanyak 1 L, kemudian timbang


(B1),

Tuangkan air sebanyak 1 L (V1) ke dalam polibag yang telah berisi


substrat, tunggu selama 30 menit agar air membasahi seluruh
bagian substrat,

Buatlah lubang pada bagian bawah polibag (bisa menggunakan


paku atau lidi) sehingga air dapat menetes namun substrat tidak
ikut keluar,

Tampunglah air yang menetes, dan tunggu hingga beberapa lama


sampai air tidak lagi menetes, kemudian ukurlah volume air yang
menetes (V2)

Timbanglah kembali polibag berisi substrat setelah dibasahi (B2)

6. Hitunglah jumlah air yang dapat tertahan dalam substrat, dengan


melengkapi tabel berikut :

Jenis bahan substrat/

Volume air

Berat

V1-V2

B2-B1

komposisi substrat

yang

substrat

(ml)

(gram)

menetes (ml)

basah (gram)

Arang sekam
Pakis cacah
Pasir Malang
Pasir Merapi
Komposisi A
Komposisi B
Komposisi C
Komposisi D
Komposisi E
Komposisi F
E. TUGAS KELOMPOK
1. Jelaskan fungsi substrat dan pengaruhnya terhadap keberhasilan
budidaya tanaman dalam system hidroponik substrat
2. Jelaskan kelebihan dan kelemahan tiap-tiap jenis bahan substrat
maupun komposisi substrat yang saudara amati

24

ACARA VI

Kompetensi

: Membuat bibit yang berkualitas untuk budidaya sayuran

Dasar

menggunakan sistem hidroponik

Indikator

: 1. Membuat komposisi media yang memadai untuk


pembibitan sayuran sawi, pakcoy, kangkung dan
kailan
2. Menghasilkan bibit sayuran yang vigor, seragam dan
siap dipindah tanam ke dalam sistem hidroponik

A. PENDAHULUAN
Dalam budidaya sayuran secara hidroponik, penggunaan bibit yang
berkualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
panen.

Bibit yang berkualitas adalah bibit yang memiliki vigor yang

tinggi, yaitu kemampuan bibit untuk tumbuh dan berkembang secara


normal pada kondisi sub optimum atau tumbuh dan berkembang
maksimal

pada

kondisi

optimum.

Dalam

rumah

kaca,

pengaruh

perubahan panjang gelombang cahaya yang masuk akibat atap kaca,


menciptakan temperatur yang cukup tinggi di dalam ruang. Temperatur
yang tinggi (ekstrim) dengan kelembaban relatif yang rendah pada waktu
siang, menjadi kendala untuk menciptakan kondisi yang optimum untuk
pembibitan di rumah kaca. Salah satu upaya untuk mengurangi kondisi
ekstrim dengan memberikan naungan (paranet) dan membasahi lantai
secara periodik pada siang hari.
Media yang optimal untuk pembibitan adalah media yang mampu
menciptakan temperatur yang stabil dengan aerasi dan drainase yang
baik.

Benih

memerlukan

kelembaban

media

yang

tinggi

untuk

merangsang perkecambahan, selanjutnya bila akar sudah muncul, aerasi


dan drainase yang baik membantu pertumbuhan dan perkembangan akar
yang sehat dan tunas daun/ kotiledon. Akar yang baik akan tumbuh
dengan rambut akar yang banyak dan berwarna putih.
Perawatan bibit sangat menentukan vigor bibit. Pada saat bibit
berumur 1 minggu, dapat dilakukan perawatan dengan menyiram larutan
nutrisi dengan EC 1,5-2 menggunakan alat sprayer tangan. Pengamatan
bibit dilakukan untuk mencegah timbulnya kematian bibit akibat serangan
25

opt atau busuk pangkal leher karena kelembaban yang terlampau tinggi
dan kurangnya aerasi pada media tanam (media terlalu padat).
Bibit sawi, pakcoy, kailan berumur 3 minggu setelah semai biasanya
sudah memiliki daun kotiledon yang lebar ataupun muncul tunas daun
baru.

Bibit tersebut sudah siap dipindahtanamkan ke dalam system

hidroponik.

26

B. TUJUAN
1. Memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk membuat bibit sayuran
daun yang siap untuk dipindah tanam ke dalam sistem hidroponik,
2. Menghasilkan bibit sawi, pakcoy dan kailan yang berkualitas
C. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan yang digunakan: benih kailan, sawi, pakcoy dan kangkung cabut;
kompos, arang sekam, larutan nutrisi mix AB, dan air.
2. Alat yang digunakan: Bak/tray pembibitan, ember, cethok kecil, bilah
bambu, daun penutup tray, dan sprayer tangan.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
2. Menyiapkan media dengan cara diaduk agar komposisi merata,
kemudian di lembabkan
3. Siapkan tray/bak pembibitan dengan memberikan lubang drainase
secukupnya
4. Taruh media ke dalam tray/bak pembibitan dengan ketebalan 5 cm
5. Buatlah alur tanam sedalam 1 cm, dengan jarak antar alur 3 cm dengan
menggunakan potongan bambu/sumpit.
6. Taburkan benih kecil (sawi, pakcoy, kalian) di sepanjang alur dengan
perlahan-lahan, masing-masing 3-4 butir tiap selang 2 cm, dan 3 cm
untuk benih kangkung.
7. Tutuplah alur perlahan-lahan dengan media, dan pastikan benih
tertutup media.
8. Letakkan tray di tempat yang teduh selama 2 hari (atau dapat juga
ditutup dengan seresah daun pisang/jati).
9. Pada hari ke 3, singkirkan penutup tray, dan pindahkan tray pembibitan
pada tempat yang memperoleh paparan matahari pagi.
10.Bila telah tumbuh kecambah normal, lakukan pemeliharaan rutin
dengan menyiramnya setiap hari menggunakan larutan nutrisi dengan
kepekatan rendah.
E. TUGAS KELOMPOK
1. Amati pada hari ke berapa kecambah normal dapat tumbuh sampai
mencapai 80 % pada tiap-tiap jenis benih
2. Uraikan pengaruh dari faktor-faktor yang menentukan keberhasilan
pembibitan, yang meliputi:
27

Media pembibitan

Pemilihan benih

Pemeliharaan bibit

Pengendalian organisme pengganggu tanaman (opt) pada fase bibit

Lingkungan abiotik (micro climate)


TUGAS KELOMPOK

Menyusun laporan akhir dengan sistematika sebagai berikut:


A.

Pendahuluan
Uraikan mengenai prospek usaha budidaya sayuran secara hidroponik,
tujuan dan manfaat melakukan praktik budidaya sayuran secara
hidroponik

B.

Metode
1. Uraikan mengenai alat-alat yang diperlukan (yang menimbulkan biaya
tetap), dan bahan habis pakai (yang menimbulkan biaya variabel)
2. Uraikan mengenai tahap-tahap kegiatan yang dilakukan untuk
memproduksi sayuran hidroponik
C.

Hasil Kegiatan

1. Uraikan mengenai pengaruh jenis sistem yang digunakan terhadap


pertumbuhan tanaman, disajikan dalam bentuk grafik rata-rata
pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun dari umur 1 s.d 5
mst (untuk sayuran daun)
2. Uraikan mengenai pengaruh jenis sistem yang digunakan terhadap
hasil tanaman, yang disajikan dalam angka rata-rata berat segar
sayuran per tanaman dan berat total sayuran per system (berat
buah/tanaman sayuran buah)
3. Uraikan mengenai jenis opt yang menyerang pertanaman dan cara
mengendalikannya
4. Uraikan mengenai pengaruh faktor lingkungan dalam rumah kaca
(gunakan data hasil pencatatan alat termohigrograf)
5. Uraikan mengenai jumlah biaya produksi per jenis system, yang
meliputi: biaya tetap berupa nilai penyusutan alat sebesar 5 % dan
biaya variabel berupa biaya benih, larutan nutrisi, pestisida, (listrik
jika ada), kemasan dan tenaga kerja. (1 HOK setara dengan
penggunaan satu orang tenaga kerja selama 8 jam efektif dengan
upah sebesar Rp. 40.000,-)
6. Uraikan persentase hasil sayuran yang layak jual dan nilai jual per
komoditas.
7. Uraikan hasil analisis nilai R/C, B/C, BEP produk, BEP harga dan ROI
28

8. Uraikan mengenai profil konsumen sayuran hidroponik dan komentar


konsumen mengenai kualitas produk sayuran hidroponik yang
dipasarkan
D. Pembahasan
1. Uraikan apakah usaha produksi sayuran hidroponik menguntungkan
atau tidak menguntungkan berikut alasan logisnya (berdasarkan hasil
evaluasi nilai R/C, B/C, BEP produk, BEP harga dan ROI
2. Uraikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan biaya
produksi
3. Uraikan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kuantitas
dan kualitas hasil.
E.

Kesimpulan dan saran

1. Kesimpulan: uraikan besarnya keuntungan dan prospek bisnis sayuran


hidroponik
2. Saran: uraikan upaya perbaikan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keuntungan
Lampiran 1. Data pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman
sayuran daun
Kelompok /Klas
Nama Ketua
kelompok
Koass Pendamping
Peubah

Nomor
sampel

:
:
:
PERIODE I
1mst

Jumlah daun

PERIODE - II

Sistem:
Komoditas:
2mst

Sistem:
Komoditas:
3mst

4mst

5mst

1mst

2mst

3mst

4mst

5mst

1
2
3
4
5
6
7
8

Tinggi
tanaman
(tajuk) (cm)

1
2
3
4
5
6

29

7
8
Berat segar
per tanaman
saat panen
(g)

1
2
3
4
5
6
7
8

Berat total
panen (g)

Per
sistem

Jumlah tan
layak jual

Per
sistem

Berat total
layak jual (g)

Per
sistem

Nilai jual
(Rp)

Per
sistem

30

You might also like