You are on page 1of 8

TUGAS KIMIA KLINIK

Pemeriksaan Laboratorium dan Non Laboratorium


Klinik Bio Medika

NAMA

: GITA OKTAPRIYANTI

NIM

: 3311131166

KELAS

:D

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


FAKULTAS FARMASI
JURUSAN FARMASI
2016

LABORATORIUM KLINIK UTAMA


BIO MEDIKA

Laboratorium Klinik Utama Bio Medika yang terletak di Jalan Arjuna


Utara 11, Jakarta 11510 memberikan pelayanan Laboratorium dan Non
Laboratorium. Adapun pelayanan Laboratorium yang disediakan ialah sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan Hematologi

7. Pemeriksaan Rematologi

2. Pemeriksaan Koagulasi

8. Pemeriksaan Petanda Tumor

3. Pemeriksaan Urin

9. Pemeriksaan Tiroid

4. Pemeriksaan Tinja

10. Pemeriksaan Hormon Reproduksi

5. Pemeriksaan Kimia Klinik

11. Pemeriksaan Imunologi

6. Pemeriksaan Serologi

12. Pemeriksaan Petanda Tulang

Sedangkan pelayanan Non Laboratorium yang disediakan ialah :


1. Radiologi
2. USG
3. Elektrokardiografi dan Treadmill
Dari 12 pelayanan laboratorium klinik utama Bio Medika, yang akan
dibahas dalam tugas ini ialah pemeriksaan kimia klinik. Sedangkan dari 3
pelayanan Non Laboratorium yang akan dibahas ialah pelayanan Radiologi.

PELAYANAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Kimia Klinik

Pemeriksaan Kimia Klinik merupakan pemeriksaan laboratorium yang


berdasarkan pada reaksi kimia, dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain.
Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara
lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas,
elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk
membantu menegakkan diagnosis anemi.
1. Uji Fungsi Hati
Uji fungsi hati meliputi pemeriksaan kadar protein total dan albumin, bilirubin
total dan bilirubin direk, serum glutamic oxaloacetate transaminase (SGOT/AST)
dan serum glutamic pyruvate transaminase (SGPT/ALT), gamma glutamyl
transferase (-GT), alkaline phosphatase (ALP) dan cholinesterase (CHE).
Pemeriksaan protein total dan albumin sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan
fraksi protein serum dengan teknik elektroforesis. Dengan pemeriksaan
elektroforesis protein serum dapat diketahui perubahan fraksi protein di dalam
serum. Pemeriksaan elektroforesis protein serum ini menunjukkan perubahan
fraksi protein lebih teliti dari hanya memeriksa kadar protein total dan albumin
serum.
a. Penentuan Kadar Bilirubin
Bilirubin merupakan hasil urai hemoglobin (Hb) yang lisis setelah 120 hari dan
eritrosit yang sudah mati (terjadi di hati). Penetapan kadar bilirubin dalam darah
dapat mengevaluasi fungsi hati terutama yang terikat dalam metabolisme Hb dan
sel eritrosit. Maka pemeriksaan fungsi hati dilakukan melalui tes kombinasi
bilirubin dalam darah.

Metode Jendrassik (Kolorimetri)


Prinsip : Berdasarkan reaksi pembentukan zat warna azo, dimana bilirubin akan
diazotasi dengan asam sulfanilat dengan adanya kofein. Pemeriksaan bilirubin
tanpa penambahan kofein dihitung sebagai direct bilirubin.
b. Penentuan Kadar GOT dan GPT
Prinsip : Uji Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT) dan Glutamic Oxaloacetic
Transaminase (GPT) ialah berdasarkan enzim GPT mengkatalis reaksi
pemindahan gugus amino alanine ke asam keto glutarat untuk membentuk
asam glutamate dan asam piruvat, sedangkan enzim GOT mengkatalis
pemindahan gugus amino asam aspartat ke asam - keto glutarat untuk
membentuk asam glutamate dan oksaloasetat.
2. Uji Fungsi Ginjal
Uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin. Ureum adalah
produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang diproduksi oleh hati
dan dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi ginjal, pengeluaran ureum ke
dalam urin terhambat sehingga kadar ureum akan meningkat di dalam darah.
Kreatinin merupakan zat yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari tubuh
melalui urin. Oleh karena itu kadar kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh besar
otot, jenis kelamin dan fungsi ginjal. Di Laboratorium Klinik Utama Bio Medika
pemeriksaan kadar kreatinin dilaporkan dalam mg/dl dan estimated GFR (eGFR)
yaitu nilai yang dipakai untuk mengetahui perkiraan laju filtrasi glomerulus yang
dapat memperkirakan beratnya kelainan fungsi ginjal.
a. Penentuan Kadar Kreatinin
Metode Jaffe
Prinsip : Berdasarkan reaksi antara kreatinin dengan larutan Pikrat Alkalis
membentuk warna kemerahan (reaksi Jaffe). Warna merah yang terbentuk
berbanding lurus dengan kadar kreatinin dan diukur dengan spektrofotometri UVVisible pada panjang gelombang 510 (500-520) nm.

b. Penentuan Kadar Urea


Metode Fearon
Prinsip : Berdasarkan reaksi langsung terhadap urea dengan diasetil tanpa
diganggu oleh amoniak
3. Penentuan Kadar Gula Darah
Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya peningkatan atau
penurunan kadar gula darah serta untuk monitoring hasil pengobatan pasien
dengan Diabetes Melitus (DM). Peningkatan kadar gula darah biasanya
disebabkan oleh Diabetes Melitus atau kelainan hormonal di dalam tubuh.
Metode Enzim Glukose Oksidase (GO)
Prinsip : -glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menjadi glukonolakton dan
hidrogen peroksida. Konsentrasi glukosa sebanding dengan hidrogen peroksida
yang dihasilkan. Hidrogen peroksida diukur dengan merangkainya dengan reaksi
indicator peroksida
4. Pemeriksaan Lemak Darah
Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida,
HDL dan LDL kolesterol.
a. Penentuan Kadar Kolesterol
Metode Flegg
Prinsip : Hidrolisis ester kolesterol dengan kolesterol esterase (CE). Oksidasi
kolesterol dengan kolesterol oksidase (CO) menjadi hidrogen peroksida. Oksidasi
warna quinonimin dengan hidrogen peroksida menghasilkan warna.

b. Penentuan Kadar Trigliserida


Metode GOD-PAP
Prinsip : Trigliserida diukur setelah hidrolisa enzimatik dengan lipase indicator
quinonimin dibentuk dari hydrogen peroksida 4amino pryme chlorophenol
dibawah pengaruh katalisa peroksida.

PELAYANAN NON LABORATORIUM


Radiologi

Prinsip : Berdasarkan penggunaan sinar X untuk kepentingan teraputik dan


diagnosa.
1. Pemeriksaan Radiologi Sederhana
Merupakan metode pemeriksaan yang paling sederhana, tidak diperlukan
persiapan khusus dan perjanjian. Pasien dapat datang kapan saja. Contoh : Foto
Rontgen : dada, kepala, dll.
2. Pemeriksaan Radiologi Khusus
Memberikan zat kontras untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik dan
informatif. Pasien memerlukan persiapan puasa dan minum pencahar. Zat kontras
yang diberikan dapat berupa larutan yang diminum atau dimasukan melalui anus
atau berupa suntikan tergantung organ yang akan diperiksa. Zat kontras hanya
berfungsi sebagai pewarna dan bukan pengobatan. Pasien harus dengan
perjanjian. Contoh: BNO IVP (melihat saluran kemih), OMD (melihat saluran
cerna bagian atas)

DAFTAR PUSTAKA

Bio Medika. Services Laboratorium dan Non Laboratorium. Diambil dari :


http://www.biomedika.co.id/services . Diakses pada tanggal 9 Oktober 2016.
Gandasoebrata, R., 2004. Penuntun Laboratorium Klinik. s.l.:Dian Rakyat.
Siangproh W., Thesima N., Sakai T., Katoh S., Chailapakul O., 2009, Alternative
method for measurement of albumin/creatinine ratio using spectrophotometric
sequential injection analysis, Talanta,79, pp.11111179.

You might also like