Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK IV
THERESIA B. GHARI
TRESIA R. KADUNGA
TRI HARTUTI ABDULLAH
TRI SANDHYA F. ASYARI
WIDIATI ZULKARNAIN
YENIANTY LAPIKOLY
YESI N. TARIGAN
YOHANA F. GITA OLA
YULIANA N. YENI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
JURUSAN KEBIDANAN ANGKATAN XVI
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk
menjabarkan mutu layanan kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga
semua orang yang terlibat dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu
sistem, baik pasien, penyedia layanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan ,
ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung gugat
dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan
pelayanan kebidanan dapat memuaskan pasien. Mutu pelayanan kebidanan
berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta
kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.
Program menjaga mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang
dilaksanakan sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakan. Untuk menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu diupayakan unsur
masukan dan lingkungan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dalam
menyusun peraturan perundang-undangan.
2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana peningkatan kualitas kehidupan seksual dalam penurunan IMS
?
b) Bagaimana pengelolaan IMS di tingkat pelayanan kesehatan primer ?
c) Bagaimana penjagaan kesehatan ibu dan janin dari aspek pencegahan IMS
?
d) Bagaimana peran kemenkes dalam menurunkan angka kejadian infeksi
HIV/AIDS ?
3. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehidupan seksual yang sehat.
b) Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang peningkatan
kualitas kehidupan seksual dalam penurunan IMS
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang pengelolaan IMS
di tingkat pelayanan kesehatan primer
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang penjagaan
kesehatan ibu dan janin dari aspek pencegahan IMS
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang peran kemenkes
dalam menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
penerimaan
yang
salah
tentang
seksualitas,
sehingga
Pasal 7
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dalam penanggulangan
HIV dan AIDS meliputi :
a) melakukan koordinasi penyelenggaraaan berbagai upaya pengendalian
dan penanggulangan HIV dan AIDS;
b) menetapkan situasi epidemik HIV tingkat provinsi;
c) menyelenggarakan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi dengan
memanfaatkan sistem informasi; dan
d) menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer
dan rujukan dalam melakukan Penanggulangan HIV dan AIDS sesuai
dengan kemampuan.
Pasal 8
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
penanggulangan HIV dan AIDS meliputi :
a) melakukan penyelenggaraaan berbagai upaya pengendalian dan
penanggulangan HIV dan AIDS;
b) menyelenggarakan
penetapan
situasi
epidemik
HIV
tingkat
kabupaten/kota;
c) menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer
dan rujukan dalam melakukan penanggulangan HIV dan AIDS sesuai
dengan kemampuan; dan
d) menyelenggarakan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi dengan
memanfaatkan sistem informasi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengetahuan seksual yang benar dapat memberikan petunjuk pada seseorang
kearah perilaku seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat
membantunya dalam membuat keputusan pribadi yang penting tentang
seksualitas. Sebaliknya pengetahuan seksual yang sangat kurang dapat
mengakibatkan
penerimaan
yang
salah
tentang
seksualitas,
sehingga
DAFTAR PUSTAKA