You are on page 1of 11

SGD URO LBM 6

STEP 1
Straining : Miksi diawali dengan mengejan, bisa disebabkan
karena tahanan atau obstruksi, sehingga terjadi kontraksi otot
berlebih (Otot Detrusor)
Frekuen : Miksi lebih dari 8 kali per hari. Normalnya 5-6 kali
dengan volume kurang lebih 300 ml per miksi
Terminal Dribbling : Perasaan tidak puas saat kencing, tetapi
masih ada sisa Urin di VU, aliran urin berhenti,a tau pada akhir
berkemih menetes.

STEP 2
1. Mengapa pasien mengeluh tidak bisa BAK ?
2. Mengapa dalam satu bulan terakhir, pasien
merasakan pancaran urin lemah, BAK harus
mengejan, dan merasa tidak puas, dan terdapat
sisa urin pada saat kencing
3. Mengapa didapatkan straining, frekuen, Terminal
Drippling, nokturia, serta massa Suprapubik saat
pemeriksaan Dokter
4. BagAimanakah Manifestasi Klinis ?
5. Hubungan Usia pasien dengan keluhan
6. Bagaimanakah Patofisiologi dari skenario ?
7. Mengapa dilakukan (Indikasi) Kateterisasi dan
Rectal Toucher ?
8. Apa Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan ?
9. Apakah Diagnosis dan Diagnosis bandingnya ?
10.
Apakah Etiologi dari keluhan pasien ?
11.
Apakah Faktor resiko pada keluhan Pasien ?

12.
?
13.

Bagaimana penatalaksaan dari keluhan pasien


Apa Komplikasi yang mungkin terjadi ?

STEP 3
1. Mengapa pasien mengeluh tidak bisa BAK ?
Kemungkinan terjadi pembesaran Prostat, yang menekan di urethra pars
prostatica, di mana akan menyempit, tersumbat. Menyebabkan tidak bisa
BAK
Kemungkinan terjadi kelainan di saluran (VU, Urethra, atau bagian atas).
-

Obstruksi
Kelemahan persarafan atau Otot
Sphincter yang terlalu kuat
Dll

Kelenjar Prostat
Adalah organ pada pria yang melingkari Urethra Posterior, di sebelah
Inferior Buli-Buli. Bila Prostat mengalami perbesaran, maka akan
menghambat urethra pars prostatica, menghambat pengeluaran urin.
Ada 5 Zona :
-

Zona
Zona
Zona
Zona
Zona

Perifer
Sentral
Transisional
Fibromusukler
Peiuretra

Pertumbuhan kelenjar Prostat tergantung Testosteron /


Dihidrotestosterone, dengan bantuan enzim alfa reduktase, Memacu Mrna
untuk mensistensis protein Growth faktor, memacu proliferasi kelenjar
prostat Prostat Membesar
Pengaruh Usia lanjut, maka beberapa laki-laki ada pembesaran prostat
Benigna ( Biasanya pada umur 80 tahun ke atas). Hal ini mengakibatkan
terganggunya aliran Miksi, maka tak bisa BAK

Lobus Medianus Prostat adalah predileksi terbesar BPH (Benign


Prostate Hyperplasia)

2. Mengapa dalam satu bulan terakhir, pasien


merasakan pancaran urin lemah, BAK harus
mengejan, dan merasa tidak puas, dan terdapat
sisa urin pada saat kencing
Statis : Vu merupakan bangunan yang banyak ototnya.
Kalau ada obstruksi maka kontraksi berlebih tekanan
meningkat mengejan (keadaan statis)
Ada juga pengaruh dari Saraf
Aliran
Jika ada massa atau obstruksi, akan menghambat, jika
ada sisa urin pancaran menetes ( kompensasi)
Tidak semua keluar Disusul dengan menetes

Dekompensasi ada obstruksi tapi tidak menutup


semuanya Kontraksi masih ada di Urethra Trauma

(Yang walau tak seberapa) karena otot yang terlalu


merengang
3. Apakah Diagnosis dan Diagnosis bandingnya ?
Straining, Frekuen, Terminal Dripping, Massa
Suprapubik, Nokturia Mengarah ke Benign

Prostate Hyperplasia
BPH
Pembesaran jinak dari prostat yang disebabkan oleh
hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat
yaitu : Jaringan kelenjar dan kelenjar Muskular
BPH Menyebabkan penyumbatan pada Urethra pars
Prostatica

Ca Prostat
Keganasan yang terjadi pada zona perifer pada prostat

Prostatitis
Peradangan pada prostat, bisa karena Bakteri, virus atau
Jamur
Manifestasinya : Nyeri

4. Bagaimanakah Manifestasi Klinis ?

BPH
-

Kelemahan Pancaran Urin


Hesitansi
Proses Miksi lebih lama
Rasa tidak puas saat akhir Miksi

Gangguan Penyimpanan

- Urgensi
- Nokturia, Disuria
- Residu Urin makin banyak, dan terjadi retensi Urin

International Prostate Symptoms Score (IPPS)


7 kriteria :
-

Pengosongan tidak sempurna


Frekuensi
Intermittent
Urgensi
Mengejan saat kencing
Pancaran melemah
Nokturia

Ada skor, contoh Nokturia diberi 0-5


0 : Tidak Pernah, dan seterusnya
Penilaian : Ringan, sedang, Berat
- Ringan : 0 7
- Sedang : 8 - 19
- Berat : 20 - 35

Selain itu,a da 2 kriteria Gejala BPH :


- Gejala Obstruktif : Hesitancy, harus mengejan saay
memulai Miksi, berkurangnya kekuatan dan pancaran urin,
Ssensasi belum selesai berkemih, Miksi ganda
- Gejala Iritatif : Frekuensi, Urgensi, dan Disuria

5. Hubungan Usia pasien dengan keluhan

Biasanya di atas 50 tahun, akan ada ketidak seimbangan


testosteron ( Menurun), menjadi Esrogen di jaringan Adiposa
pada perifer. Maka terjadi pertumbuhan Nodl fibroadenomatosa
pada Prostat. Alhasil Hiperplasia kelenjar dengan Stroma
Fibrosa yang jumlahnya berbeda-beda.
Akan terjadi perbesaran jaringan prostat, kemudian akan
menyebabkan retensi pada vesika urinaria.
Kemudian akan terjadi obstruksi pada leher kandung kemih dan
uretra pars prostatika. Aliran Urin Berkurang Retensi Urin
Kompensasi Otot Dinding VU Otot Detrusor Lelah Tak
mampu berkontraksi Miksi sedikit-sedikit
Kemudian akan terjadi hipersensitifitas dinding VU, bertambah
keinginan miksi nokturia, disuria iritasi

Etiologi BPH ada 5 Teori :


a. DHT (Dihidrotestosterone), peningkatan 5-a reduktase dan
resepor endogen, menyebabkan epitel dan stroma
kelenjar prostat hiperplasi. Maka akan berbentuk bulatbulat, memecah menjadi 2 masing-masing, maka prostat
membesar
DHT adalah bentuk aktif Testosteron. Testosteron
dihasilkan oleh sel itnerstitial leydig pada testit, terbukti
jika testis diangkat berkemungkinana kecil BPH.
Mekanisme Testosteron memproliferasikan Prostat :
Testosteron diproduksi saat Hipotalamus mensekresi GnRH
Sekresi ke sistem Portal (Hipofisis Anterior) Produksi
LH dan FSH Melalui darah menuju testis Sel target
LH adalah ke Sel Leydig Produksi Testosteron
97% Testosteron terikat longgar dengan Albumin Plasma,
sisanya terikat kuat dengan beta globulin.

Keadaan terikat ini disirkulasi kurang lebih 30 menit


sampai berjam jam
Setelah sirkulasi, ada yang ke sel target atau dibuang.

- Yang dibuang menjadi androsterone dan


dihidroepiandrosteron. Pertama dikonjuagsi dulu sebagai
glukoklorida/sulfat dibuang melalui Urin atau saluran
cerna (Kanalis Biliaris)

- Untuk yang ke sel target, bisa ke sel-sel epitel lain. Dan ke


prostat (Paling banyak) Dengan Enzim 5-a Reduktase
diubah menjadi Dihidrotestosterone Berikatan dengan
Protein Reseptor di Sitoplasma Bermigrasi ke nukleus
Menginduksi transkripsi DNA dan RNA RNA Polimerase
aktif, konsentrasi RNA tinggi, diikuti sel-sel yang
bertambah Bertumbuh Besar

b. Perubahan keseimbangan hormon estrogen dan


testosteron Pada Pria yang sudah lanjut usia, ada
peningkatan hormon estrogen dan penutunan testosteron
(Seharusnya Seimbang)
c. Interaksi Stroma epitel. Terjadi peningkatan Epidermal
Growth Factor, menyebabkan hiperplasi, stroma, dan
epitel
d. Teori Stem Cell Stem Cell yang meningkat menyebabkan
proliferasi (Bertambah banyak)
e. Berkurangnya sel yang mati (Estrogen yang
mengakibatkan peningkatan lama stroma, epitel dari
kelenjar Prostat)

6. Bagaimanakah Patofisiologi dari skenario ?


BPH
Pembesaran Prostat

Kegagalan M. Detrusor

Dekompensasi VU

Retensio Urin

Produksi Urin Terus Menerus

Obstruksi Total
Kronik

Urin Residu Setelah Miksi


VU-Ureter

Merasa Tidak Puas

Disuria

Retensi

VU tak dapat Menampung

Reflux

Tekanan Intravesika Meningkat


Hidroureter

Inkontinensia Urin
Hidronefrosis

Gagal Ginjal
Mekanisme Dekompensasi

7. Mengapa dilakukan (Indikasi) Kateterisasi dan


Rectal Toucher ?
Kateterisasi
RT untuk menentukan pembesaran Prostat, menentukan
konsistensi, ada atau tidaknya nodul
Ada beberapa Derajat RT untuk Prostat
- Derajat 1 : Ada penonjolan prostat, batas atah sudah
teraba, urin residu kurang dari 50 ml
- Derajat 2 : Penonjolan prostat jelas, dan batas atas dapat
dicapai. Urin residu 50-100 ml
- Derajat 3 : Batas atas prostat tak bisa diraba. Urin residu
lebihd ari 100 ml
- Derajat 4 : Ada retensi urin total

Indikasi Kateterisasi : Agar mengatasi distensi kandung kemih,


pengumpulan spesimen urin. Mengukur residu urin setelah
miksi pada kandung kemih.
- Kateterisasi untuk Terapi, membebaskan pasien dari
Retensio urin
- Kateterisasi untuk Diagnosis, untuk kultur urin, mengukur
tekanan intravesika, menentukan derajat obstruksi. Juga
untuk mengukur residual urin.
Dapat dipakai untuk operasi traktus urinarius bawah.
Kemudian juga dapat mengatasi obstruksi intravesika,
memasukkan obat-obat intravesika (Contoh : Antipiretik untuk
buli-buli)

RT : Menentukan konsistensi pada prostat.


- Pada kanker baisanya berbenjol-benjol. Asimetris,
konsistensi keras
- Pada BPH, halus, kenyal, dan tak ada nyeri tekan. Simetris

8. Apa Pemeriksaan penunjang yang dapat


dilakukan ?
- FPA : Dilihat bagaimana traktus urinarius, pembesaran
ginjal, pemebsaran prostat, tanda-tanda retensi Urin
- USG : Melihat pembesaran Prostat, massa di ginjal, batu,
residu urin, Volume Prostat, Protusion (IPP), Menghitung
saisa urin pasca miksi
- Urinalisis : Melihat warna urin, kultur urin (Umumnya
ditemukan S. Aureus, E. Coli )
- Sistogram : Washed Out - Dilihat apakah ada yang
tertahan
- Uretrosistografi
- Faal ginjal : Seperti PSA (Prostate Specific Antigen)
- IVU : Biasanya ditemukan seperti mata kecil

9. Apakah Faktor resiko pada keluhan Pasien ?


Usia Tua : Karena perubahan keseimbangan Testosteron
dan Estrogen, di mana Testosteron menurun,
menyebabkan Estrogen terlihat naik. Maka melalui DHT
yang menginduksi pembesaran prostat

10.
?

Bagaimana penatalaksaan dari keluhan pasien

- Watchful Waiting : Untuk Pasien BPH dengan skor IPSS


kurang dari 7
- Secara periodik, dikontrol dengan pemeriksaan lab, residu
urin
- Secara Medika mentosa :
o Penghambat Adrenergik alfa (alfa 1a Tamsulosin,
selektif terhadap pembesaran prostat). Alfa blocker
bisa mendilatasi Uretra yang tersumbat.
o Fitofarmakologis Anti Estrogen, Androgen,
menurunkan kadar stressing hormon binding globulin
inhibisi basic fibroblast growth factor

o Pembedahan : Dilakukan bila tidak ada perbaikan


oleh terapi medikamentosa, retensi urin, infeksi
saluran kemih berkurang, hematuria
Pembedahan Terbuka Ada Prostatektomi
terbuka, dilakukan bila prostat lebih dari 100
gram
Pembedahan Endourologi Dengan tenaga
energi laser
*TURP : Reseksi Prostat Trans Uretral. Di mana

PR VIDEO DYMAS
11.

Apa Komplikasi yang mungkin terjadi ?

Umur >50 Tahun


Retensi Urin

Prostat

Straining
Frequent

Non Prostat
Sebulan

Terminal Dribbling
Nokturia
BPH
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Prostat

Adenokarsinoma

You might also like