Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
kondisi
yang
memungkinkan
setiap
anggota
masyarakat
perbuatan-perbuatan
yang
luhur
yang
Bersikap adil.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang menjelaskan betapa pentingnya
peran PKK terhadap tujuan negara yakni kesejahteraan umum yang
dimulai dari organisasi terkecil, yakni keluarga maka rumusan masalah
yang tepat untuk mengulas masalah optimalisasi peran PKK ini adalah
bagaimanakah cara mengoptimalkan peran PPK sebagai mitra pemerintah
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Teori Peran
1. Pengertian Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu
(Kozier,1995:21)
Sedangkan Abu Ahmadi (1982:50) mendefinisikan peran sebagai
suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus
bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi
sosialnya.
2. Teori peran
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Setiap orang
mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola
pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan
apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan
apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan
adalah karena ia mengatur perilaku seseorang (Soekanto,1990:268)
Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam
masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal,
yaitu:
a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi
ingin
dicapai
dalam
proses
komunikasi.
Disamping
itu
komunikator dituntut untuk mengetahui informasi yang seluasluasnya berkaitan dengan orang yang menjadi lawan komunikasi
(komunikan) baik dari sumber langsung maupun pihak ketiga.
c) Melakukan kajian terhadap permasalahan. Strategis memecahkan
sebuah permasalahan di dalam sebuah organisasi. Permasalahan
tersebut dikaji secara komprehensif dan diurut menggunakan
skala prioritas mana yang dianggap paling penting dan mendesak.
Setelah usai mengkaji permasalahan tersebut maka hasilnya akan
didapat membangun kapabilitas strategis.
d) Mengelola peran baru. Tetap berahan di fungsional birokrasi
semata akan menyebabkan fungsi manajemen menjadi kurang
efektif dalam organisasi. Kegagalan untuk berubah sesuai dengan
tuntutan ekonomi akan menjadikan manajemen kurang penting, di
mana tantangan-tantangan baru seperti manajemen pengetahuan
dan pengembangan akan diperankan di tempat lain dalam
organisasi. Tetapi hal ini tidak perlu terjadi. Pada kenyataanya,
Sumber Daya Manusia adalah sumber logis dari tantangantantangan baru ini. Manajemen dalam organisasi harus keluar dari
birokrasi masa lalu. Ini memerlukan pergeseran paradigma bahwa
manajemen sebuah organisasi tidak hanya sekadar menjalankan
fungsi dan proses, tetapi lebih kepada peran. Definisi peran dalam
organisasi adalah tanggungjawab, hubungan, dan area kontribusi,
serta harapan-harapan. Peran bisa diartikan sebagai pernyataan
visi organisasi. Dengan mengelola peran, manajemen sebuah
organisasi
memeberi
kontribusi
lebih
untuk
kesuksesan
yang
akan
dilaksanakan
maupun
yang
sedang
yaitu
konsep
mengoptimalkan
penyelenggaraan
kegiatan
suatu
organisasi.
pada
efisiensi
dan
efektifitas
penyelenggaraan
pemerintahan
3) Masih adanya ego sektoral. Yang dimaksud ego sektoral disini
adalah egoisme atasan dengan bawahan didalam suatu organisasi
yang lebih mengedepankan kepentingan pelaksanaan program dan
kegiatan suatu organisasi, yang mengakibatkan terhambatnya
program kerja suatu organisasi tersebut.
4) Sistem teknologi informasi dan komunikasi yang belum efektif dan
kurang
memadai.
Untuk
mendukung
kelancaran
koordinasi
dan
fungsi
suatu
organisasi
dalam
memimpin
10
penghidupan
yang
berkelanjutan,
kedua
Building
sebagai
Capacity
Development,
yang
efektivitas
dan
kemampuan
merespon
kinerja
dalam
rangka
untuk
memperkuat
kemampuan
11
Beberapa
kajian
menunjukan
bahwa
Capacity
Building
secara
konstan
mengidentifikasi
dan
menemukan
akan
datang.
Menejemen
sektor
publik
harus
Karena
organisasi-organisasi
secara
konstan
dimensi
ini
adalah
bagaimana
mewujudkan
menjadi
fokus
sasarannya
adalah
bagaimana
13
struktur
yang
efektif
dan
efisien
melaui
kebijakan
dan
hukum
serta
reformasi
konstitusional.
Akan tetapi, dari ketiga dimensi tersebut dapat dianalisis
menjadi lima faktor dimensi yang berbeda. Yang mana, menurut
Hilderbrand dan Grindle dalam Amir (2003:25) kelima dimensi tersebut
yaitu the action environtment dimension, the public sector institutional
context, the task network dimension, the organisation dimension and
the human resources dimension.
8. Faktor yang mempengaruhi Capacity Building
Faktor-faktor yang mempengaruhi Capacity Building organisasi sector
public antara lain meliputi (Michael McGuire et.al, dalam Harsono :
2006):
14
(b)
menawarkan
pekerjaan
yang
sebenarnya
15
network.
(5)
pengembangan
dan
pemanfaatan
tersebut.
hambatan
yang
paling
utama
adalah
menimbulkan
pekerjaan
dan
beban
yang
harus
16
yang
keliru
dan
sering
terjadi
dalam
konteks
keorganisasian.
12. Metode-metode Capacity Building
Capacity Building mempunyai beberapa metode yang berbeda pada
setiap level, beberapa metode tersebut adalah (Imawan, 2006: 28):
1) Metode Capacity Building pada level individu, meliputi:
a) Mentoring
Ide metode ini adalah mendatangkan mentor yang
berpengalaman untuk mendampingi individu. Mentor berfungsi
untuk membantu individu atau kelompok tersebut dalam
menemukan dan merumuskan visi dan misi organisasi,
menstimulus proses sosialisasi mengenai kultur organisasi dan
menunjukan kepada mereka bagaimana hal itu harus dilakukan.
Pada dasarnya mentor bertugas untuk mengajar, mensponsori,
menashati, memimpin, mendampingi, memotivasi dan juga
mengkritik.
b) Coaching
Coaching dapat dimaknai sebagai gaya manajemen dimana
pemimpin mendorong individu-individu untuk memperoleh
kapasitas secara utuh, dan fokus pada pencapaian kinerja yang
baik dari masing-masing individu anggota staf.
2) Metode Capacity Building pada level organisasi, meliputi:
a) Twinning
Metode twinning meliputi kerjasama institusional antara
lembaga pemerintah, perusahaan privat dan NGO dalam
17
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum PKK Kota Malang Sebagai Organisasi Publik
Dalam tulisan blog sejarah pkk (sejarahpkk.blogspot.com:2008),
dijelaskan sekilas tentang sejarah berdirinya PKK serta perubahanperubahannya. Bahwasannya Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) sebagai gerakan pembangunan masyarakat bermula dari Seminar
"Home Economic" di Bogor pada tahun 1957. Sebagai tindak lanjut dari
seminar tersebut, pada tahun 1961 Panitia Penyusunan Tata Susunan Pelajaran
pada Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kementerian Pendidkan
bersama kementerian-kementerian lainnya menyusun 10 segi Kehidupan
Keluarga. Gerakan PKK di masyarakat berawal dari kepedulian Isteri Gubernur
Jawa Tengah pada tahun 1967, Ibu Isriati Moenadi, setelah melihat keadaan
masyarakat yang menderita busung lapar. Pada awalnya program PKKadalah
10 segi pokok PKK.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui 10 Segi
Pokok Keluarga dengan membentuk Tim Penggerak PKK di semua tingkatan,
yang keanggotaan timnya secara relawan dan terdiri dari tokoh/pemuka
masyarakat, para Isteri Kepala Dinas/Jawatan dan Isteri Kepala Daerah sampai
dengan tingkat Desa dan Kelurahan yang kegiatannya didukung dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pada tanggal 27 Desember 1972 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan
Surat Kawat Nomor Sus 3/6/12 kepada Gubernur KDH Tk.I Jawa Tengah
dengan tembusan Gubernur KDH seluruh Indonesia , agar mengubah nama
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga menjadi Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga. Sejak itu Gerakan PKK dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan
nama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan tanggal 27 Desember
ditetapkan sebagai "Hari Kesatuan Gerakan PKK" yang diperingati setiap
tahun.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, oleh karena itu dalam
upaya
mewujudkan
masyarakat
sejahtera
harus
dimulai
dari
upaya
19
bersifat
Konsultatif
dan
Koordinatif
dengan
tetap
20
dan
Kesejahteraan
Keluarga,
para
Dewan Penyantun
Kelompok PKK adalah kelompok kelompok yang berada di
bawah tim penggerak PKK Desa/kelurahan yang dapat
21
yang
selain
mengganggu
kinerja
anggota,
juga
mengganggu implementasi visi dan misi dalam bentuk programprogram kerja yang seharusnya.
2. Faktor Eksternal Organisasi
Sedangkan, dari faktor ekternal organisasi yakni segala pengaruh
penghambat yang datang dari luar organisasi datang dari dinasdinas yang memiliki tugas yang mirip kurang memberdayakan
organisasi PKK. Kemudian adanya hegemoni dari penguasa hirarki
politik.
3.2 Optimalisasi Peran PKK Melalui Konsep Capacity Building
Dengan segala faktor yang membuat peran organisasi PKK di kota
Malang maka penulis mencoba mengkajinya melalui konsep Capacity
Building, sebuah konsep yang meningkatkan kemampuan personal dan
institusional untuk mewujudkan tujuan-tujuannya. Sebagaimana beberapa ide
dasar yang disampaikan oleh PBB
menjelaskan bahwa:
ide dasar yang menjadi fondasi bagi upaya peningkatan kapasitas.
Terdapat lima ide dasar yang secara keseluruhan berupaya untuk meningkatkan
kapasitas lokal, melalui upaya sistematis yang dilakukan oleh pemerintah, baik
23
di tingkat pusat maupun di tingkat pemerintah lokal. Kelima ide dasar tersebut
adalah pertama, peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat memeperoleh
penghidupan
yang
berkelanjutan,
kedua
pendekatan
multisektor
dan
dukungan
masyarakat,
lembaga
masyarakat,
lembaga
dapat
dilakukan
bekerjasama
dengan
lembaga-lembaga
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Peran PKK di Kota Malang sangat penting dalam
mewujudkan kesejahteraan keluarga, mengingat tidak semua
jangkauan organisasi publik bisa menyentuh lapisan masyarakat
terkecil seperti organisasi PKK. Namun secara empirik peran PKK
belum mampu mewujudkan kesejahteraan keluarga khususnya di
kota Malang dengan cara pemberdayaan. Hal ini dikarenakan
berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prof. Dr. I
Gde Parimartha, M.A bahwa terdapat berbagai faktor yang
dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal organisasi. Oleh
karena itu, guna menjawab permasalahan yang terjadi dalam peran
organisasi PKK maka ditawarkan sebuah konsep Capacity
Building yaitu konsep pengembangan kapasitas organisasi dengan
fokus pengembangan pada tiga dimensi yaitu: dimensi sumber
daya manusia, dimensi penguatan organisasi dan dimensi reformasi
kelembagaan. Perubahan
ini harus
dilakukan agar
dalam
pemerintah,
terutama
yang
menyangkut
dengan
pemberdayaan masyarakat.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.1982 .Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Amir,Imbaruddin.2003. Understanding Institutional Capacity
Of
Local
Pemerintah
Daerah
Untuk
Mendukung
Desentralisasi.
28
29