You are on page 1of 3

Nama

: Agus Firman Muhidin


NIM
: 1142070004
Semester / Kelas : V / A

AF 06
20 Oktober 2016

Penangkal Petir
1. Prinsip Kerja
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan
bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir:
a. Batang penangkal petir
Batang penangkal petir berupa batang tembaga yang ujungnya runcing. Dibuat runcing karena muatan
listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian
dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. Batang runcing ini
dipasang pada bagian puncak suatu bangunan.
b. Kabel konduktor
Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2
cm . Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang muatan listrik ke tanah. Kabel
konduktor tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan.
c. Tempat pembumian
Tempat pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang
pembumian (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga berlapis
baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3 m .
Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah
akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor , menuju ke ujung
batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara
kedua muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif.
Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui
kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat
merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik
di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan.
Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat
yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor).
2. Konsep Fisika
Konsep fisika yang dimanfaatkan dalam prinsip kerja dari penangkal petir ini adalah konsep muatan
(gaya interaksi antar muatan), grounding, dan konduktor. Muatan negatif dari petir akan tarik menarik dengan
muatan positif bumi, kemudian interaksi tersebut akan menghasilkan arus listrik yang kemudian diterima dan
disalurkan oleh kabel konduktor ke bumi untuk dinetralkan.
3. Pertanyaan
Apakah bisa energi listrik yang dihasilkan dari petir tersebut tidak dialirkan ke tanah, melainkan dialirkan
menuju sebuah wadah yang dapat menampungnya sehingga menjadi salah satu energi alternatif?
4. Jawaban
Daya yang dihasilkan dari petir itu sangat besar sekitar 21 GV. Bisa saja energi besar tersebut disimpan
namun masalahnya terletak pada penampungnya. Apabila ada penampung (semacam baterai) yang dapat
menerima energi sebesar itu maka hal ini mungkin dapat terjadi. Listrik yang dihasilkan dari interaksi muatan
positif bumi dan negatif petir kemudian disalurkan ke penampung listrik tersebut kemudian darinya dapat
disalurkan ke alat-alat elektronik lainnya. Apabila wadahnya tidak bisa menampung muatan tersebut tentunya
wadah tersebut akan meledak.
Nama
: Agus Firman Muhidin
NIM
: 1142070004
20 Oktober 2016
Semester / Kelas : V / A

PF - 06

Model POE (Predict Observe Explain)

1. Intisari Materi
Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktvis,
dimana esensi dari model pembelajaran ini adalah siswa membangun pengetahuan awalnya sendiri dan
dengan bantuan guru dalam pembelajaran mereka berusaha menemukan hal baru dan akhirnya mampu
mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan hasil pembelajaran yang diperoleh.
POE merupakan model pembelajaran dimana guru berperan menggali pemahaman peserta didik
dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu prediksi (predict), observasi
(observe), dan penjelasan (explain). Berikut penjelasan langkah-langkah model pembelajaran POE.
a. Memprediksi (Predict)
Pada tahap ini, siswa memprediksi/meramalkan peristiwa yang akan terjadi terhadap suatu permasalahan
yang diinformasikan oleh guru. Penyusunan prediksi/ramalan berdasarkan pengetahuan awal,
pengalaman, atau buku yang pernah mereka baca berkaitan dengan permasalahan yang akan pecahkan.
Prediksi/ramalan tersebut ditulis pada selembar kertas dan dikumpulkan kepada guru.
b. Mengamati (Observe)
Selanjutnya, siswa dalam kelompok kecil (4-5 anak) melakukan percobaan (praktikum) berkaitan dengan
permasalahan yang telah diinformasikan guru kemudian mengamati hasil percobaan untuk menguji
kebenaran prediksi/ramalan yang telah dibuat siswa sebelumnya. Percobaan dilaksanakan dengan
bimbingan guru dan sesuai langkah/prosedur kerja yang ditetapkan.
c. Menjelaskan (Explain)
Setelah melakukan percobaan dengan prosedur yang benar, siswa dalam kelompok kecil (4-5 anak)
menuliskan hasil percobaan dan menyusun hipotesis atas hasil percobaan tersebut. Selanjutnya mereka
menjelaskan perbedaan yang terjadi antara prediksi awal mereka dengan hasil percobaan yang dilakukan.
Pelaksanaan model pembelajaran POE yang menekankan pada pengalaman bermakna bagi siswa
berupa pengetahuan/informasi yang tersaji dalam peristiwa nyata yang sederhana, memberikan manfaat positif
dalam memperkuat pemahaman siswa berkaitan dengan gejala-gejala alam yang terjadi. Dengan adanya
pembelajaran yang menarik dan dilakukan secara langsung oleh siswa, maka konstruksi pemahaman dari
dalam diri siswa akan terbentuk dengan sendirinya. Selain menunjang perkembangan aspek kognitif siswa,
pembelajaran POE juga melatih aspek psikomotor siswa dalam kegiatan percobaan dan pengamatan. Pada
kegiatan ini, siswa dituntut untuk mengoptimalkan fungsi kerja alat indera yang mereka miliki. Ketelitian,
kecermatan, ketajaman dalam menyimak instruksi guru, dan keterampilan dalam mengungkapkan pikiran baik
lisan maupun tulisan merupakan satu kesatuan aktivitas siswa dalam pembelajaran POE yang dapat melatih
perkembangan kemampuan indera yang mereka miliki.
2. Konsep Relevan
Model pembelajaran POE ini dapat digunakan untuk materi-materi yang menerapkan kegiatan praktikum
seperti gaya dan gerak, dinamika gerak, usaha dan energi, momentum dan impuls, benda tegar, gerak rotasi,
osilasi dan elastisitas, fluida, optik, listrik magnet dll. Hal ini karena model ini sendiri merupakan model
praktikum dengan sintax yang lebih sederhana. Tak heran banyak sekali konsep yang bisa diterapkan dari
model pembelajaran ini khususnya materi yang mempunyai KD4.
3. Pertanyaan
Dari ketiga langkah pembelajaran model tersebut, langkah kedua yaitu observe memerlukan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan langkah lainnya. Bisakah model ini diterapkan dalam kurun waktu 2 jam
pelajaran dan mendapatkan hasil yang diharapkan baik dalam kognitif, afektif, dan psikomotor?
4. Jawaban
Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kelas. Apabila setiap langkah dilakukan
secara seksama dan efektif, maka dalam kurun waktu tersebut model ini dapat dilaksanakan. Guru harus
mengawasi siswa terutama saat kegiatan observe dan membimbingnya supaya mendapat kesimpulan yang
diharapkan.
Nama
: Agus Firman Muhidin
NIM
: 1142070004
Semester / Kelas : V / A
IMPERIUM III : Zaman Kebangkitan Besar
Karya : Eko Laksono

BF - 06
20 Oktober 2016

1. Intisari Buku
Eipsa Scientia Potestas Est. Pengetahuan adalah kekuatan. Dahulu siapa yang mempunyai
pengetahuan, dialah yang akan berkuasa. Untuk menciptakan bangsa yang unggul diperlukan proses
pembelajaran yang dilakukan secara menyeluruh dari mulai pemimpi negara, sampai rakyat jelata.
Pembelajaran yang unggul akan mengantarkan bangsa pada sebuah kebangkitan besar. Buku ini akan
menguraikan rahasia-rahasia bangsa unggul yang padahal dulunya adalah bangsa yang terbelakang.
Pembahasan pertama adalah tentang kemajuan peradaban Islam dulu. Kemajuan ini dipelopori oleh seorang
nabi yaitu Muhammad SAW. Sebelum kedatangannya, bangsa arab sangat tidak bermoral. Perampokan,
perjudian, pembunuhan, khamr, seolah menjadi hal yang lumrah. Saat diangkat menjadi Rasul, beliau
mendapat pertentangan keras dari kaum kafir Quraisy. Pengikut beliau pun banyak yang disiksa sampai
meninggal. Namun akhirnya beliau mendapat momentum ketika hijrah ke kota Yatsrib dan akhirnya
mengumpulkan kekuatan untuk merebut mekah kembali. Islam pun menjadi semakin berkembang bahkan
setelah beliau wafat. Masa keemasan Islam terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh seorang
pemimpin bijak yaitu Harun Al-Rasyid dan putranya yaitu Al-Mamun. Harun adalah seorang yang intelek dan
mengutamakan pendidikan. Banyak buku-buku Yunani kuno diterjemahkan kemudian dikembangkan pada
masa ini. Tak heran banyak sekali ilmuwan yang muncul, seperti Ibn Sina, Ibn Rusyd, Ibn Khaldun, AlKhawarizmi, dll. Kota Bagdad sangat megah sampai dijuluki kota 1001 malam.
Setelah kemunduran Islam, Eropa mulai bangkit dari Zaman Kegelapan yang menyelimutinya selama
1000 tahun. Kebangkitan ini dimulai dari para pemimpin-pemimpin nya yang mulai belajar dari bangsa Islam,
khususnya di Andalusia, Spanyol. Puncaknya terjadi di Italia, yang dipelopori oleh keluarga Medici. Kemudian
setelah itu ditemukanlah mesin cetak oleh Gutenberg yang dapat mengkopi ribuan buku secara instan
khususnya buku-buku dari Aristotles, Ibn Rusyd, dan Ibn Sina. Ribuan buku tersebut pun disebar secara gratis
ke seluruh penjuru Eropa. Disini muncul pula tokoh-tokoh besar seperti Da Vinci, Newton, Gallileo,
Charlemagne, Frederick II, Elizabeth I, Joan of the Arc yang menginspirasi perubahan besar di Eropa.
Terakhir adalah tentang negara superior baru Jepang. Pada mulanya Jepang dipimpin oleh keshogunan
yang korup dan mengisolasi Jepang dari dunia luar. Hal ini membuat penjajah dari Spanyol, yaitu Laksamana
Mary dengan mudah berkuasa di Jepang. Namun, terjadi kudeta yang diprakarsai oleh klan Satsume dan
Jepang mengangkat pemimpin baru yaitu Kaisar Meiji. Jepang pun mulai berubah dan dalam kurun waktu 30
tahun mereka dapat menyaingi kemajuan Eropa. Mereka belajar dari bangsa Eropa dengan mendatangkan
para ilmuwannya untuk mengajar, mengirim para pemudanya ke luar untuk belajar dan mendatangkan
teknologi-teknologi mutakhir yang dikembangkan Eropa untuk dibedah dan dipelajari. Selain itu rahasia mereka
adalah karena menerapkan TQM yang dipelajari dari doktor Amerika, Dr. Edward Deming dan konsep Kaizen.
2. Pertanyaan
Apa yang dapat kita contoh dan bisa kita terapkan agar bangsa Indonesia dapat bangkit seperti bangsabangsa yang telah disebutkan di atas?
3. Jawaban
Sebenarnya ada pola umum yang menjadikan bangsa yang terbelakang dapat bangkit yaitu mentransfer besarbesaran ilmu dari bangsa-bangsa yang telah maju, kesadaran rakyat dan para pemimpin untuk berubah secara
intelek untuk menjadi lebih, lebih dan lebih pintar dan hadirnya sesosok pemimpin yang dapat menginspirasi
perubahan besar tersebut. Mungkin inilah yang kita perlukan. Pendidikan tidak hanya sekedar untuk mencari
lapangan pekerjaan, tapi untuk meraih mimpi yang lebih besar yaitu dapat memerdekakan bangsa dari
kebodohan

You might also like