You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membicarakan kehamilan dan seluk beluknya selalu membuat
penasaran. Selalu saja ada yang menarik, unik dan indah didalamnya.
Apalagi bila berkaitan dengan kearifan tradisi budaya Nusantara. Dimana
didalamnya terkandung nilai - nilai adat istiadat lokal yang mempunyai
kekayaan tradisional yang merupakan warisan leluhur turun - temurun.
Banyak nilai positif tertuang didalamnya. Dari sana pula kemajuan ilmu
pengetahuan digali pada mulanya. Mengenai berbagai pantangan,
hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan
dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun
negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Bagi seorang ibu hamil yang terjebak didalam lingkungan yang
menganut budaya-budaya tradisional dalam mayarakat pasti akan penuh
tanda tanya, harus mengikuti atau mengabaikannya saja. Perlu penjelasan
yang tepat mengenai budaya-budaya tradisonal dalam masyarakat
khususnya dalam dunia kehamilan. Karena jika hanya mengikuti budaya
yang tidak ada dasar alasan yang jelas, bisa membahayakan jiwa ibu dan
anak. Karena itu makalah ini dibuat untuk menjelasakan budaya-budaya
masyarakat khususnya dalam dunia kehamilan dan bagaimana kita harus
menanggapinya.

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi dari kebudayaan dan
kehamilan
2. Agar mahasiswa mengetahui kebudayaan bagi ibu hamil
3. Agar mahasiswa mengetahui budaya-budaya kepercayaan yang di
lakukan di masyarakat
4. Agar mahasiswa mengetahui budaya yang merugikan bagi
kesehatan ibu hamil di masyarakat banjar
5. Agar mahasiswa mengetahui budaya yang menguntungkan bagi
kesehatan ibu hamil di masyarakat banjar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebudayaan Dan Kehamilan
Kebudayaan atau yang disebut peradapan ; adalah pemahaman
yang meliputi : pengetahuan, kepercayaan , seni, moral, hukum, adat
istiadat yang diperoleh dari anggota masyarakat. Kebudayaan berasal dari
bahasa sansekerta budayah atau bodhi yang berarti budi akal atau
segala sesuatu yang berkaitan dengan akal. Budaya dapat dipisahkan
sebagai kata majemuk Budi & Daya yang berupa : cipta , rasa, karsa,
karya.
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke7 sampai ke-9. Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah
telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang
terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya.
Kejadian kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi
(pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam
uterus.
B. Kebudayaan Bagi Ibu Hamil
Orang jawa adalah salah satu contoh dari masyarakat yang sering
menitikberatkan perhatian pada aspek krisis kehidupan dari pertistiwa
kehamilan,sehingga di dalam adat-istiadat mereka terdapat berbagai

upacara adat yang cukup rinci untuk menyambut kelahiran bayi. Biasanya
upacara dimulai sejak usia ketujuh bulan kandungan ibu sampai pada saat
kelahirannya,walaupun ada pula sebagian kecil warga masyarakat yang
telah melakukannya sejak janin di kandungan ibu berusia tiga
bulan.upacara upacara adat jawa yang bertujuan mengupayakan
keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat
kelahirannya itu adalah upacara mitoni, procotan dan brokohan.
1.

Upacara mitoni dilakukan dengan cara memandikan sang calon ibu


dengan air bunga,yang biasanya dilakukan oleh orangtua pasangan
suami-istri yang sedang menantikan bayinya,ditambah sejumlah
kerabat sepupuh terdekat atau sepupuh yang dihormati Selanjutnya
diadakan upacara memecah buah kelapa bergambar wayang dengan
tokoh dewa kamajaya dan dewi ratih oleh sang calon ayah,yang
sebelumnya dimasukan ke dalam sarung yang dikenakan oleh si calon
ibu ketika dimandikan,mulai dari ujung sarung pada batas menyentuh
tanah. Namun sebelum menyentuh tanah,sang calon ayah harus bisa
menagkap buah kelapa itu pada ujung sarung dekat kaki istrinya.
Upacara ini dimkasudkan agar kelak proses kelahiran bayidapat
berjalan lancar dan bayi yang akan lahir tampan atau cantik seprti
dewa dan dewi tersebut. Rangkain upacara mitoni pada dasarnya
melambangkan harapan baik bagi sang bayi, yakni harapan agar ia
sempurna dan utuh fisiknya, tampan atau cantik wajahnya, dan selamat

2.

serta lancar kelahirannya.


Upacara procotan dilakukan dengan membuat sajian jenang procot
yakni bubur putih yang dicampur dengan irisan ubi. Upacara procotan

3.

khusus bertujuan agar sang bayi mudah lahir dan rahim ibunya.
Brokohan adalah upacara sesudah lahirnya bayi dengan selamat
dengan membuat sajian nasi urap dan telur rebus yang diedarkan pada
sanak kluarga untuk memberitahukan kelahiran sang bayi. Pusat
perhatian orang jawa mengenai pelaksanaan upacara pada masa

kehamilan

dan

kelahiran

terletak

pada

unsur

tecapainya

keselamatan,yang dilandasi atas keyakinan mengenai krisis kehidupan


yang mengandung bahaya dan harus ditangkal,serta harapan akan
kebaikan

bagi

janin

dan

ibunya.Maka

upacara

kelahiran

seringkali tidak dilaksanakan dalam bentuk kenduri besar dengan


mengundang banyak handai-taulani.
Selain di jawa di Setiap daerah juga mempunyai kebudayaan yang
berbeda-beda dikalangan masyarakat terhadap kesehatan ibu. Berikut
budaya yang ada di beberapa daerah terhadap kesehatan ibu hamil :
1.

Jawa Tengah :
Bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit
persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan

2.

perdarahan yang banyak.


Jawa Barat :
Ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi

makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.


3. Masyarakat Betawi :
Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
4. Daerah Subang :
Ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar
karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit
persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi
yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi
daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan
buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita
hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama
masyarakat di daerah pedesaan.

C. Budaya-Budaya Kepercayaan Yang di Lakukan di Masyarakat


1. Upacara satu bulanan
Upacara ini sudah semakin jarang ditemukan, apalagi bagi yang
tinggal di kota besar. Dalam upacara satu bulanan ini diperingati dengan
membuat semacam bubur sum - sum. Bubur ini terbuat dari bahan beras
dan di tepung. Selanjutnya dimasak dengan air . Sebagai pelengkap diberi
kuah dua warna, yakni dari santan kelapa yang diberi sedikit garam dan
satu lagi kuah warna merah yang terbuat dari gula jawa atau gula aren.
Hidangan ini sebagai pertanda awal kehamilan. Biasanya dibagikan
kepada tetangga kiri kanan dengan permohonan doa agar diberi
kemudahan dan kelancaran dalam memulai kehamilan.

2. Upacara dua bulanan


Pada saat peringatan usia hamil dua bulan, ibu hamil akan
dibuatkan beberapa jenis sajian yang lebih komplit. Yakni nasi tumpeng,
urap - urap lengkap dari sayur mayur segar. Ada beberapa aturan mengenai
jenis sayuran yang dipilih dan jumlah macamnya setiap daerah
mempunyai ketentuan yang beda , yang pasti jumlahnya ganjil. Untuk
pelengkap sajian juga disediakan semacam jenang katul atau bubur dari
katul beras, diatas jenang katul ini ditaburi dengan parutan kelapa dan
parutan gula aren. Kemudian dibuatkan juga campuran dari bahan beras,
santan dan gula merah yang dibungkus daun lalu dikukus. Lalu bubur
berikutnya adalah bubur merah putih yang terbuat dari bahan beras. Bubur
warna merah terbuat dari beras yang ditanak dengan gula merah,
sedangkan bubur warna putih terbuat dari beras yang ditanak dengan

santan. Cara menghidangkan adalah bubur merah lebih dulu dituang di


pring lalu diatasnya dituang sedikit bubur putih.

3. Upacara tiga bulanan atau Madeking


Upacara tiga bulanan sudah agak sulit ditemukan di kota besar.
Dalam upacara Madeking ini dihidangkan aneka jenis makanan yang
berupa ketupat lalu nasi gurih, kali ini nasi berwarna kuning dengan
mencampur air kunyit saat menanak nasi dan di beri garam sedikit dan
santan sebelum dikukus. Untuk lauk pauk sudah lebih lengkap dan
bervariasi, ada sambal goreng ati rempela, daging sapi dan sebagai
kudapan dibuatkan kue apem.

4. Kehamilan lima bulanan


Pada masa kehamilan ini dilakukan upacara selamatan dengan
kudapan khasnya yakni ketan aneka warna dengan ditaburi enten - enten
yang terbuat dari bahan kelapa parut di beri gula. Sebagai hidangan yang
dibagikan untuk tetangga adalah urap - urap terbuat dari sayur mayur
hijau. Hidangan urap urap ini lengkap dengan nasi dan diletakkan dalam
takir atau daun pisang yang dibentuk seperti mangkuk dengan jepit lidi.
Hantaran hidangan ada yang diberikan dengan alas tampah/ tambir kecil
dari anyaman bambu atau bisa pula dengan cobek tanah liat. Pelengkapnya
adalah rujak 7 jenis buah.Upacara lima bulanan sulit ditemukan saat ini.

5. Upacara enam bulanan


Dalam upacara ini dibuatkan kudapan khas yakni apem kocor
terbuat dari tepung beras dan diberu kuah air gula aren. Untuk tradisi enam
bulan ini juga jarang dilakukan.

6. Upacara tujuh bulanan


Biasa dikenal dengan tingkeban dan Mitoni
Berikutnya adalah upacara 7 bulanan, upacara inilah yang masih sering
kita jumpai di masyarakat kita. Hidangan khas yang paling dinantikan para
tamu adalah rujak dan dawet atau cendol beras. Menurut tradisi bila rasa
dawet dan rujaknya sedap berarti anaknya perempuan dan bila saat
upacara membelah kelapa muda air kelapa muncrat tinggi berarti anak
dalam kandungan perempuan. Menarik sekali bukan. Hidangan pelengkap
lain adalah polo pendem yakni umbi umbian dan bisa juga kacang tanah
yang direbus, urap urap , nasi megono dan tumpeng 7 buah kecil kecil,
bubur beras merah putih, yang putih di makan suami, yang merah dimakan
istri, urap urap sayuran hijau 7 jenis, pisang raja, ampyang dan bola
ketan kukus diwarna merah,kuning,hijau ,putih dan coklat. Telur 7 butir.
Kudapan berupa jajan pasar melengkapi hidangan.
7. Upacara delapan bulanan
Pada upacara ini, dihidangkan simbol bulus angrem ( kura kura
sedang mengerami telur ). Uniknya hidangan terbuat dari klepon yakni
adonan tepung ketan diwarnai pandan hijau dan diberi gula parut
didalamnya. Setelah matang klepon disusun dalam piring lalu diartasnya di
telungkupkan kue serabi.

8. Upacara sembilan Bulanan

Dalam upacara ini diadakan doa untuk mohon keselamatan dan


kelancaran persalinan, dimana hidangan yang dibuat dinamakan bubur
procot. Bahan terbuat dari tepung beras, gula merah dan sanatan, ditanak,
setelah matang dituang dalam takir daun pisang lalu diberi pisang kupas
yang utuh ditengahnya.
D. Budaya Yang Merugikan Bagi Kesehatan Ibu Hamil di Masyarakat Banjar
1. Menyematkan gunting, peniti, jarum, dan bawang merah agar terhindar dari
gangguan makhluk halus.
Mitos
: terhindar dari makhluk halus
Fakta

: menyematkan benda-benda tajam seperti gunting, jarum


dan peniti hanya akan membuat ibu hamil berada dalam
bahaya, karena bisa tertusuk benda tajam.

Solusi

: Ibu hamil agar terhindar dari gangguan makhluk halus


sebaiknya perbanyak ibadah, dzikir dan membaca Al-Quran

2. Tidak boleh memotong atau menjahit baju selama kehamilan


Mitos
: Masyarakat Banjar percaya tidak boleh memotong atau
menjahit baju selama kehamilan atau anak akan lahir
dengan bibir sumbing.
Fakta

: Bibir sumbing biasanya karena pengaruh obat-obatan


yang

diminum

ibu

saat

hamil,

efek

radiasi

atau

faktor genetik. Oleh karenanya x-ray tidak dilakukan


selama kehamilan kecuali atas indikasi tertentu.
3. Ibu hamil tidak boleh makan menggunakan piring yang pinggirannya cacat

Mitos

: Menurut adat Banjar jika si ibu menggunakan piring yang


cacat pinggirannya maka bayi yang dilahirkannya akan memiliki
bibir sumbing.

Fakta

: Namun sebenarnya bibir sumbing dipengaruhi oleh obatobatan yang dikonsumsi selagihamil,faktor genetik dan
radiasi. Jadi sebenarnya tidak apa-apa menggunakan piring
yang cacat tapi selama masih ada yang bagus buat apa menggunakan
piringyang cacat.

4. Selama kehamilan ibu dilarang memotong kuku maupun memotong rambut


Mitos

: Menurut adat jika hal terrsebut dilakukan maka akan


membawa kesialan bagi si ibu dan calon bayinya.

Fakta

: Padahal tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Alangkah


tidak nyamannya harus membiarkan kuku yang mulai panjang dan
rambut yang membuat gerah selama 9 bulan.

5. Memakan buah ginalun dapat mengakibatkan sawanan (bisul-bisul)


Mitos

: Buah ginalun adalah buah hutan yang dulu banyak tumbuh


di pedesaan,namun saat ini buah terrsebut sudah jarang
ditemui.

Dulu

orangmempercayai

bahwa

tersebut

mmengakibatkan sawanan atau bisul.


Fakta

: Padaha lmungkin bisul yang muncul lebih merupakan akibat dari


perubahan hormon selama kehamilan bukannya disebabkan buah
ginalun.

6. Saat kehamilan jangan menonton film kartun karena si bayi akan berwajah aneh

10

Mitos

: bayi akan berwajah aneh

Fakta

: sebenarnya tidak ada hubungannya antara film kartun dan


wajah si bayi.

E. Budaya Yang Menguntungkan Bagi Kesehatan ibu hamil di Masyarakat Banjar


1. Saat hamil jangan mandi terlalu sore
Mitos
: agar ibu hamil terhindar dari gangguan makhluk halus.
Fakta
: Hamil atau tidak sebaiknya seorang wamita memang tidak
mandi terlalu sore.
2. Ibu hamil tidak boleh duduk di depan pintu karena akan mudah kena guna-guna
Mitos

: akan mudah kena guna-guna

Fakta

sebenarnya

hal

tidak menghalangi

ini

lebih

agar

jalan masuk orang

supaya

ibu

lain saja,meskipun

hal ini tidak membawa kerugian bagi ibu tapi selama masih ada
tempat untuk duduk lebih baik di kursi daripada di depan
pintu.
3. Untuk menghindari gangguan makhluk halus ibu hamil harus tidur memakai
kelambu
Mitos
Fakta

: menghindari gangguan makhluk halus


: Sekali lagi ini hanyalah kepercayaan semata,tapi tidak ada
salahnya menggunakan kelambu karena yang pasti kelambu akan
melindungi ibu dari gigitan nyamuk maupun mengurangi rasa dingin.

4. Tidak boleh memotong kayu karena akan membuat anak yang dilahirkan berbibir
sumbing
Mitos
Fakta

: membuat anak dilahirkan dengan bibir sumbing


: Memotong kayu biasanya dilakukan oleh wanita pedesaan
yang masih memasak menggunakan kayu bakar. Budaya
seperti ini sangat menguntungkan bagi wanita hamil karena
berarti mengurangi pekerjaan yang termasuk berat sehingga
tidak membahayakan kandungannya.

11

5. Ibu hamil dilarang makan-makanan pedas, asam dan asin


Mitos
:Fakta

: Yang ini hampir sepenuhnya benar karena makanan pedas


yang merangsang rasa mulas memang sebaiknya dipantang oleh ibu
hamil dengan riwayat keguguran. Perasaan mulas ini
selanjutnya

akan menimbulkan

kontraksidalam

rahim,

sehingga risiko keguguran akan kian meningkat. Begitu


juga makanan asam yang tidak disarankan karena bisa memicu
penyakit maag. Apalagikadar asam lambung saat hamil umumnya
meningkat. Tentu saja ibu hamil yang tidak memiliki riwayat
penyakit mag atau penyakit lain yang dapat diperberat oleh
asam, boleh-boleh saja sesekali menikmati makanan asam-asam yang
memang terasa menyegarkan. Asupan makanan asin pun
sebaiknya dibatasi. Terlebih bagi ibu yangmemiliki riwayat
penyakit

darah

tinggi

karena

makanan

yang

banyak mengandung garam ini amat berpotensi lebih


meningkatkan gangguan darahtinggi. Selain itu, garam
bersifat

menyerap

air

menimbulkan pembengkakan

sehingga
di

sekujur

kadang
tubuh.

Ibu

jelas akan terganggu saat menjalanikehamilannya.


6. Jangan minum es, nanti bayi lahir besar
Mitos
: nanti bayi lahir besar
Fakta
: Yang benar, perawakan bayi lebih ditentukan oleh faktor genetik.
Artinya, orangtua yang bertubuh tinggi besar sangat mungkin akan
melahirkan bayi montok. Selain itu, kecukupan asupan
nutrisi juga amat berpengaruh pada perkembangan fisik
bayi.

Semakin

baik kualitas

gizi

yang

dikonsumsi

ibu,semakin besar pula berat tubuh bayi itu. Meski beberapa penyakit
tertentu semisal diabetes umumnya juga membuat BB bayi lebih

12

besar ketimbang bayi normal. Jadi, besar tidaknya ukuran


tubuh bayi sama sekali bukan ditentukanoleh kebiasaan si
calon ibu minum es. Tentu saja selama air es yang diminumnya tidak
ditambah

sirup,

madu,

atau gula

secara

berlebih.

Karbohidrat langsungyang terkandung dalam gula inilah


yang akan membuat bayi memiliki bobot diatas rata-rata
bayi normal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor sosial-budaya mempunyai peranan penting dalam
memahami sikap dan prilaku menanggapi kehamilan dan
kelahira.Sebagian pandangan budaya mengenai hal-hal tersebut telah
diwariskan turun-temurun dalam kebudayaan masyarakat yang

13

bersangkutan.Oleh karna itu, meskipun petugas kesehatan mungkin


menemukan suatu bentuk prilaku atau sikap yang terbukti kurang
menguntungkan bagi kesehatan,seringkali tidak mudah bagi mereka untuk
mengadakan perubahan terhadapnya,akibat telah tertanamnya keyakinan
yang melandasi sikap dan prilaku itu secara mendalam pada kebudayaan
warga komuniti tersebut.
B. Saran
Bagi ibu hamil dan bersalin, sebaiknya berkonsultasi ke bidan atau
tenaga kesehatan sebelum melakukan adat/budaya masyarakat yang dirasa
tidak sesuai atau agak membahayakan bagi kondisinya.
Budaya yang ada harus dilihat apakah baik atau tidak untuk
kesehatan ibu hamil dan bersalin. Jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu
yang kita dapat budaya tersebut tidak baik, maka tidak boleh diikuti lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Atmawati Yuris. 2012. Budaya dan Mitos yang Selalu Dihubungkan Seputar
Kehamilan - Perawatan Anak. Jakarta : Erlangga
Kalangi, Nico S. 1994. Kebudayaan dan Kesehatan, Jakarta: Megapoin.
Novi. 2011. Ilmu Budaya : Mitos dan Adat Jawa Seputar Kehamilan. Surabaya :
PDS
Nugraheni. 2010. Adat dan Kehamilan, Surabaya : PDS

14

15

You might also like