Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
yang terbuat dari plastik. Inovasi yang lain yaitu pemakaian kantong udara
(Airbag) pada part bottom. Sehingga sepatu yang memakai kantong udara
memiliki bobot yang sangat ringan serta nyaman digunakan.
Gambar 2.1
Bagian bagian sepatu secara umum [1]
motif
dengan
tampilan
yang
sangat
bagus.
Bahan sintetik yang sudah jadi dijual dalam bentuk granulat atau
serbuk. Bahan tersebut dapat dibuat dengan cara penggilingan, ekstrusi,
injeksi, pengepresan, penarikan, peniupan, atau pemintalan dalam keadaan
cair (melt spinning) hingga didapat bahan setengah jadi atau bahan jadi.
Selain itu, bahan sintetik juga dapat diolah dalam bentuk larutan, dispersi
atau bahan pasta melalui cara injeksi, pemintalan, penuangan, atau
pencelupan.
Kebanyakan bahan sintetik hanya dapat digunakan hingga
temperatur 60 C, beberapa jenis sampai temperatur 100 C dan hanya
sedikit yang tahan sampai 250 C. Beberapa jenis bahan sintetik menjadi
rapuh pada temperatur di bawah 10 C. Bahan sintetik pada umumnya tahan
terhadap asam anorganik yang encer, asam organik dengan larutan basa dan
larutan garam. Hampir semua bahan sintetik tidak tahan terhadap halogen,
asam halogenida dan hidrokarbon yang mengandung halogen. Banyak jenis
bahan sintetik yang mengembang dalam alkohol, keton, ester, dan
hidrokarbon. Penggunaan benda dari bahan sintetik harus memperhatikan
temperatur, yaitu tidak boleh lebih tinggi dari temperatur yang diizinkan.
c. Mesh (fabric)
Bahan mesh merupakan bahan buatan yang fleksibel terbuat dari
jaringan serat alami atau tiruan seperti benang yang dirajut menjadi sebuah
kain atau tekstil. Benang diproduksi melalui proses pemintalan bahan alami
seperti wol, rami, kapas atau bahan lainnya sehingga membentuk helaian
yang panjang. Proses pembuatan tekstil dapat melalui dengan beberapa
10
Gambar 2.2
Jenis-jenis upper material [2]
11
bekas
pada
permukaan
benda
tersebut.
Aplikasi
pemakaian karet karbon pada sepatu untuk kategori berjalan atau sepatu
santai.
2. Solid Rubber (Karet padat)
Solid rubber merupakan bahan karet yang sering digunakan dalam
pembuatan part outsole sepatu. Solid rubber merupakan campuran karet
12
13
Gambar 2.3
Struktur reaksi unsur ethylene acetate [3]
14
Gambar 2.4
Butiran Ethylene Vinyl Acetate (EVA) [4]
sangat
prosesnya.
Ukuran
cetakannya
berkisar
antara
50-60%
15
c. Polyurethane (PU)
Polyurethane (PU) adalah komponen sepatu bagian tengah
(midsole) yang terbuat dari campuran antara Polyol dan Polyisocyanate
yang bereaksi sehingga menghasilkan PU (NH2-CO2R) . Polyol adalah
molekul yang terdiri dari dua atau lebih golongan hydroxyl (-OH).
Sedangkan Polyisocyanate adalah molekul yang terdiri dari dua atau lebih
golongan isocyanate ( N=C=O).
Gambar 2.5
Struktur reaksi unsur polyurethane [5]
16
17
barang-barang
elektronik,
pembungkus
18
chloride,
polyethylene
terephthalate,
polystyrene,
dan
19
20
Gambar 2.6
Konstruksi cetakan karet ( original mold )
21
Gambar 2.7
Bagian top plate ( three plate mold )
22
2. Middle Plate
Middle plate merupakan bagian tengah dari asembling cetakan. Dimana
cetakan pada bagian tengah ini membentuk sisi-sisi produk yang undercut,
yang disebut juga dengan cavity side.
Gambar 2.8
Bagian middle plate ( three plate mold )
3. Bottom Plate
Bottom plate merupakan cetakan alas, atau cetakan bagian bawah. Bottom
plate membentuk profil alas bagian luar yang disebut juga dengan cavity
bottom. Pada bottom plate juga terdapat stopper (pengunci), dan pin (pasak
pengunci).
23
Gambar 2.9
Bagian bottom plate ( three plate mold )
24
Pemakaian cutting plate hanya digunakan apabila part outsole tersebut memiliki
banyak warna.
Gambar 2.10
Penampang potong cetakan karet ( three plate mold )
Gambar 2.11
Konstruksi cetakan karet ( three plate mold )
25
Gambar 2.12
Insert-core mold injection phylon
26
Gambar 2.13
Lower mold injection phylon
27
c. Insert upper
Inset-upper merupakan bagian bawah part midsole, yang terdiri
dari bottom-core dan insert-plate yang dipasang dengan menggunakan baut
sebagai pengunci. Pengerjaan insert-upper sama dengan insert-core yaitu
dikerjakan secara terpisah dari mold-base, tujuannya juga sama dengan yang
tersebut diatas. Pemasangan insert-upper pada mold-base upper juga
menggunakan baut sebagai pengunci.
Gambar 2.14
Insert upper mold injection phylon
28
bahan yang sudah masuk kedalam cetakan. Pada sisi berlawanan terdapat
lubang untuk suaian atau dudukan insert-upper yang dikunci menggunakan
baut.
Gambar 2.15
Upper mold injection phylon
Gambar 2.16
Konstruksi mold injection phylon
29
Gambar 2.17
Bagian upper dan lower cetakan terhadap produk
30
31
Gambar 2.18
Konstruksi cetakan injection plastic ( standard mold )
32
b. Slider Mold
Konstruksi cetakan dengan menggunakan tipe slider apabila
produk yang dibuat mempunyai undercut. Produk tersebut tidak dapat dibentuk
dengan hanya core dan cavity saja, harus menggunakan bagian cetakan dengan
sistem slider, misalkan terdapat profil atau lubang di sisi samping suatu produk
(gambar 2.19)
Gambar 2.19
slide-core injection plastic ( slider mold )
Pada gambar 2.19, dapat dilihat bagian yang undercut, bagian ini
tidak dapat dibentuk baik di cavity maupun pada core, karena itulah bagian
tersebut membutuhkan slider. Slider akan bergerak karena ada batang pin yang
dibuat menyudut, bagian ini akan memindah arah gaya bukaan menjadi 90
derajat, misalkan bukaan core dan cavity adalah secara vertikal, maka dengan
adanya pin yang membentuk sudut, slider dapat bergerak secara horizontal,
sehingga bagian samping dari produk yang terdapat undercut bisa dibentuk.
33
Gambar 2.20
Konstruksi cetakan injection plastic ( slider mold )
Pin yang membentuk sudut pada gambar 2.20 diatas disebut juga
dengan angular pin. Pada gambar diatas terdapat empat buah angular pin
disamping kiri dan kanan. Pemakaian jumlah angular pin pada konstruksi
tergantung dari bentuk produk yang dibuat, dari letaknya slider dibedakan
menjadi dua yaitu inner slider dan outer slider.
34
sesuai
dengan
kemampuan
proses
produksi
pada
industri
yang
35
Gambar 2.21
Standard Last untuk desain produk
36
Gambar 2.22
2D part midsole (proses CAD)
37
menjadi 3D, sehingga diperoleh bentuk produk yang lebih nyata. Pada proses
ini juga dapat diketahui kekurangan-kekurangan produk yang dapat dianalisa
langsung, sehingga dapat dilakukan tindakan redesign produk ( desain ulang
atau revisi produk).
Gambar 2.23
Modeling part midsole (proses CAD)
38
39
Gambar 2.24
Mesin bubut CNC jenis SL-20 (20HP, 45-4000rpm) [6]
40
Untuk pelumasnya,
beberapa
mesin
menggunakan minyak oli dengan jenis dan merek tertentu, dan beberapa
mesin menggunakan grease. Pelumas ini sangat penting untuk menjaga
kehalusan pergerakan meja, dan menghindari kerusakan ball screw plus
bearing atau guide way slider. Untuk itu pemberian pelumas setiap hari
wajib dilakukan kecuali mesin tidak digunakan. Meja ini juga bisa
digerakan secara manual dengan menggunakan handel eretan.
b. Spindel mesin
Spindel mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah
pahat (cutter). Spindel inilah yang mengatur putaran dan pergerakan pahat
pada sumbu Z. Spindel inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh
transmisi berupa belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindel ini
juga bisa digerakkan oleh handel eretan yang sama. Pelumasan untuk
spindel ini biasanya ditangani oleh pembuat mesin. Spindel inilah yang
memegang arbor cutter dengan bantuan udara bertekanan atau sistem
peneumatik.
c. Magasin tool
Satu program NC biasanya menggunakan lebih dari satu tool
atau pahat (cutter) dalam satu operasi permesinan. Pertukaran pahat yang
satu dengan yang lainnya dilakukan secara otomatis melalui perintah yang
tertera pada program. Oleh karena itu harus ada tempat khusus untuk
menyimpan tool-tool yang akan digunakan selama proses permesinan.
Magasin Tool adalah tempat peletakkan tool atau cutter standby yang akan
digunakan dalam satu operasi permesinan. Magasin tersebut memiliki
41
banyak slot untuk banyak pahat, antara 8 sampai 24 slot tergantung jenis
mesin CNC yang digunakan.
d. Monitor
Monitor mesin terdapat pada bagian depan mesin atau terpisah
dari mesin yang menampilkan data-data mesin mulai dari setting parameter,
posisi koordinat benda, pesan error, dan lain-lain.
e. Panel control
Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang
terdapat pada bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan
perintah-perintah
khusus
pada
mesin,
seperti
memutar
spindel,
menggerakkan meja, mengubah setting parameter, dan lain-lain. Masingmasing tombol ini harus diketahui dan dipahami betul oleh seorang CNC
Setter.
f. Coolant hose
Setiap mesin selalu dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk
pahat dan benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu water coolant
dan udara bertekanan, melalui selang yang dipasang pada blok spindel.
42
Gambar 2.25
Mesin Milling CNC (Doosan DMV 6030) [7]
43
Perintah
Gerakan cepat pahat tanpa beban (penyayatan)
Gerakan interpolasi linear dengan beban
Gerakan interpolasi melingkar searah jarum jam
Gerakan interpolasi melingkar berlawan arah jarum jam
Penetapan radius pada program absolut
Teknik subprogram
Perintah melompat
Pemotongan ulir dengan kisar tetep sama
Siklus pemboran dengan pemutusan tatal
Siklus penguliran
Siklus pengeboran
Siklus pengeboran titik (diam)
Siklus pengeboran dengan penarikan
Siklus pembubutan memanjang
Siklus pereameran
Siklus pengaluran
Siklus pembubutan melintang
Siklus pereameran titik (diam)
Sistem program absolute
Sistem program ingkremental
Pencatat penetapan
Penetapan kecepatan asutan
Penetapan ukuran asutan
M Codes
Perintah
Perintah menghentikan program, spindle, coolan dan proses
mesin
Spindel bergerak searah jarum jam
Menghentikan spindel
Menghitung panjang pahat, penggantian pahat
Perintah menyalakan coolant
Perintah mematikan coolant
Perintah melompat kembali
Program berhenti dan dimulai dari awal
Parameter dari interpolasi melingkar
M00
M03
M05
M06
M08
M09
M17
M30
M99
44
Perintah
Gerakan cepat pahat tanpa beban (penyayatan)
Gerakan interpolasi linear dengan beban
Gerakan interpolasi melingkar searah jarum jam
Gerakan interpolasi melingkar berlawan arah jarum jam
Teknik subprogram
Perintah melompat
Siklus pengefraisan kantong
Siklus pemutusan tatal
Siklus penguliran (jalan kiri)
Siklus pengeboran tetap
Siklus pengeboran tetap diam
Siklus pengeboran dengan pembuangan tatal
Siklus penguliran
Siklus pereameran tetap
Siklus pereameran tetap diam
Sistem program absolute
Sistem program ingkremental
Penggeseran titik referensi
M Codes
Perintah
Perintah menghentikan program, spindle, coolan dan proses
mesin
Spindel bergerak searah jarum jam
Spindel bergerak berlawanan arah jarum jam
Menghentikan spindel
Penggantian pahat
Perintah menyalakan coolant
Perintah mematikan coolant
Kembali ke program pokok
Program berhenti dan dimulai dari awal
Memanggil subprogram
Parameter dari interpolasi melingkar
M00
M03
M04
M05
M06
M08
M09
M17
M30
M98
M99
Selain kode diatas NC program juga dilengkapi dengan kode lain, seperti : F
(ketebalan pemakanan), S (kecepatan spindel), N (nomor blok), T (pahat) dan
R (radius).
45
Gambar 2.26
Proses kerja Mesin Miling CNC [8]
46
logam
adalah
suatu
proses
manufaktur
yang
menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan bagian cetakan dengan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan
dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke
bentuk padat, hasil pengecoran dipisahkan dari cetakannya.
Proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu
traditional casting dan non-traditional atau contemporary casting.
1. Teknik traditional terdiri atas :
Sand-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituangkan
kedalam cetakan pasir. Cetakan pasir relative murah dan memiliki
ketahan panas yang tinggi untuk pengecoran baja.
Dry-Sand Casting, proses pengecoran logam cair yang dituangkan
kedalam cetakan pasir, dimana cetakan pasir dibakar pada temperatur
tertentu sehingga menjadi kering dan cetakannya lebih kuat.
Shell-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituang kedalam
cetakan pasir. Proses ini menggunakan pola shell dari logam yang tipis,
untuk menghasilkan geometri yang akurat.
Full-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituang kedalam
cetakan pasir. Proses ini menggunakan pola dari busa yang mengembang
setelah dipanaskan, sebelum logam cair dituangkan.
Cement-Mold Casting, proses pengecoran logam cair yang dituang
kedalam cetakan yang menggunakan bahan semen.
47
48
49
50
51
3. Penggunaan EDM
Karakteristik yang mengharuskan pengerjaan melalui proses EDM
pada cetakan sebagai berikut :
Dinding yang sangat tipis
Profil atau kosmetik yang rumit
Rasio ketinggian dan diameter sangat besar
Ukuran yang sangat kecil
Sulit dicekam
Material benda kerja keras dan liat
Harus mendapatkan perlakuan panas
Gambar 2.27
Mesin EDM konvensional [9]
52
Menambah tampilan pada permukan, seperti tampilan kulit, titiktitik, pasir, permukaan timbul-tenggelam, dan lain-lain.
53
2. Coating process
Coating adalah proses pelapisan dengan logam, atau oksida, atau
senyawa organik (misalnya pengecatan), terhadap material dasar logam
maupun non-logam.
Jenis proses coating yang digunakan untuk cetakan part midsole adalah :
Electro chemical plating, merupakan proses elektrolisa dimana ionion logam pelapis dalam larutan elektrolit dideposisikan pada
permukaan benda kerja. Sebagai sumber daya digunakan listrik arus
54
Gambar 2.28
Proses tekstur pada part midsole [10]
55
asembling
merupakan
proses
menggabungkan
atau