You are on page 1of 19

LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN

MULSA DAN PEMULSAAN

Oleh :

Nama
NIM
Kelas
Asisten
Prodi

: Lizara Budi Asih


: 155040200111051
:R
: Akbar Hidayatullah Z.
: Agroekoteknologi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi beberapa faktor, baik itu internal maupun
eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain
suhu, kelembaban, dan cahaya matahari. Setiap tanaman memiliki kategori atau
kriteria lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhannya. Sehingga tidak semua
lingkungan yang ada sesuai dengan kriteria tanaman tersebut.
Mulsa merupakan material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan
untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, petani
sering kali menggunakan mulsa sebagai bahan untuk menjaga kelembaban tanah
agar kondisi lingkungan disekitar tanaman sesuai dengan kriteria tanaman.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa penggunaan mulsa
sangat dibutuhkan petani untuk membudidayakan tanamannya tergantung dengan
kondisi lingkungannya.
1.2 Tujuan
Tujuan kegiatan praktikum mulsa dan pemulsaan adalah untuk
mengetahui

pengaruh

penggunaan

mulsa

dan

pemulsaan terhadap pertumbuhan tanaman ubi jalar.

2. TINJAUAN PUSTAKA

kegiatan

2.1 Pengertian Mulsa


a. Mulsa adalah semua bahan yang digunakan pada permukaan tanah terutama
untuk menghalangi hilangnya air karena penguapan atau untuk mematikan
tanaman pengganggu. Mulsa sering juga disebut sersah (Buckman, 1969).
b. Mulsa adalah bahan atau material yang dgunakan untuk menutupi permukaan
tanah atau lahan pertanian dengan maksud dan tujuan tertentu yang prinsipnya
adalah untuk meningkatkan produksi tanaman (Lakitan, 1995).
c. Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah
sebagai media tanaman terjaga kestabilannya, disamping itu dapat menekan
pertumbuhan gulma sehingga tanaman akan tumbuh lebih baik (Rukmana,
1995).
2.2 Fungsi Pemulsaan
Fungsi mulsa atau penutup tanah adalah berpengaruh :
1. Positif terhadap tanaman maupun tanah itu sendiri, baik diterapkan pada
pertanian organic maupun pertanian biasa.
2. Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan tanah.
3. Mengurangi penyiraman, karena penguapan air dari tanah menjadi berkurang.
4. Menjaga suhu tanah lebih stabil. suhu di sekitar perakaran tetap sejuk hingga
akar bias bekerja lebih optimal.
5. Pengendali gulma.
6. Mengurangi erosi air atau angin.
7. Menambah keindahan lahan pertanian.
(Campbell, 2002)
2.3 Macam-Macam Mulsa
Menurut Lakitan (1990), mulsa ada dua jenis yaitu mulsa organik dan mulsa
anorganik. Secara lebih lengkap, dijelaskan sebagai berikut:
A. Mulsa Organik
Untuk mulsa organik dapat digunakan bahan jerami, sekam padi, serbuk
gergaji, dan limbah organik lainnya. Mulsa sisa tanaman dapat memperbaiki
kesuburan, struktur, dan cadangan air tanah. Mulsa juga menghalangi
pertumbuhan gulma, dan menyangga (buffer) suhu tanah agar tidak terlalu

panas dan tidak terlalu dingin. Selain itu, sisa tanaman dapat menarikbinatang
tanah (seperti cacing), karena kelembaban tanah yang tinggi dan tersedianya
bahan organik sebagai makanan cacing. Adanya cacing dan bahan organik akan
membantu memperbaiki struktur tanah (Rujiter & Agus, 2004).
Beberapa penelitian telah membuktikan, penggunaan mulsa organik
mampu meningkatkan produktivitas tanaman, Mulsa jerami dan padi telah
diketahui mampu meningkatkan hasil kubis (Subhan dan umarna, 1994) dan
hasil tomat (Sumarna &Suwandi, 1990).
B. Mulsa Anorganik
Mulsa anorgaik atau sintetis kebanyakan berupa lembaran plastik
polyethylen berwarna perak pada satu sisi, tan berwarna hitam di balik lembar
berwarna perak tersebut. Bahan mulsa anorgaik lain bisa berupa kertas, kertas
koran atau batu. (Suryanto dan Azizah, 2012).
Pada sistem agribisnis yang intensif, dengan jenis tanaman bernilai
ekonomis tinggi, sering digunakan mulsa plastik untuk mengurangi penguapan
air dari tanah dan menekan hama dan penyakit serta gulma. Lembaran plastik
dibentangkan di atas permukaan tanah untuk melindungi tanaman (Rujiter &
Agus, 2004).
Menurut Rukmana (1994) adaptasi atau pengembangan mulsa plastik
dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam
Perak (MPHP). Keguaan dari bertani sistem MPHP ini adalah :
1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus sebelum tanam
2. Warna hitam dari mulsa dapat menimbulkan gelap sehingga dapat menekan
rumput-rumput liar dan gulma.
3. Warna Perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat
mengurangi aphis, trips, dan tungau; secara tidak langsung dapat juga
menekan penyakit virus.
4. Tanah tetap gembur; suhu dan kelembaban relatif tetap.
5. Pupuk terhindar dari duyuran air hujan yang menyebabkan hilangnya
sebagian unsur hara dan terhindar pula penguapan unsur hara oleh sinar
matahari.

Kekurangan dari mulsa plastik ini sifatnya yang sulit lapuk tidak menambah
kesuburan, dan harganya relatif mahal (Lakitan, 1990).
2.4 Teknik Budidaya Ubi Jalar
Menurut Juanda (2000) Teknik Budidaya Ubi jalar dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Penjarangan dan penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam,penanaman ubi jalar harus diamati
kontinu,terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.Bibit yang
mati harus segera disulam.Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit
yang mati,kemudian diganti dengan bibit yang baru,dengan menanam
sepertiga bagian pangkal setek ditimbun tanah.Penyulaman sebaiknya
dilakukan pad pagi atau sore hari,pada saat sinar matahari tidak terlalu terik
dan suhu udara tidak terlalu panas.Bibit (setek) untuk penyulaman
sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2. Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami,lahan penanaman ubi jalar biasanya
mudah ditumbuhi rumput liar (gulma).Gulma merupakan pesaing tanaman
ubi jalar,terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air,unsur hara, dan sinar
matahari.Oleh karena itu,gulma harus segera disiangi.Bersama-sama kegiatan
penyiangan

dilakukan

pembubunan,yaitu

menggemburkan

tanah

gundulan,kemudian ditimbunkan pada gundulan tersebut.


3. Pembubunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan
setelah tanam,kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan.Tata cara
penyiangan dan pembubunan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a.Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati
agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar.
b.Gemburkan tanah sekitar guludan dengan cara memotong lereng
guludan,kemudian tanahnya diturunkan kedalam saluran antar guludan.
c.Timbunkan kembali tanah guludan semula,kemudian lakukan pengairan
hingga tanah cukup basah.

2.5 Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak pada Ubi Jalar


Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk
menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Mulsa dibedakan
menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu mulsa organik dan
anorganik. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai
seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik diberikan
setelah bibit ditanam. Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih murah, mudah
didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik
dalam tanah. Contoh mulsa organik adalah alang-alang atau jerami, ataupun
cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya. Mulsa
anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar atau bahkan tidak dapat
terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak
(PHP) atau karung (Kusumasiwi, 2011).MPHPterdiri dari dua lapisan, yaitu
lapisan berwarna perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah dengan
berbagai keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya
matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman
tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan mengusir seranggaserangga penggangu tanaman seperti Thirps dan Aphids.Sedangkan warna hitam
pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi
hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga
mencegah sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma
tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang) (Agromaret, 2013).Mulsa
berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan
menjaga kelembaban, struktur, kesuburan tanah, serta menghambat pertumbuhan
gulma (Anonim, 2012).
Dengan menggunakan MPHP, perlakuan pemupukan dapat diperkecil karena
hanya dilakukan sekali saja yaitu saat sebelum panen. Pemberian pupuk juga akan
lebih sedikit karena persaingan tanaman dengan gulma bisa dikurangi serta
berkurangnya penguapan pupuk akibat penyinaran matahari karena terhalang oleh
warna hitam mulsa, jadi unsur hara akan tetap tersedia. Persaingan tanaman Ubi
Jalar dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara juga menyebabkan produksi

tanaman Ubi Jalar dapat meningkat bahkan berbeda nyata dengan produksi Ubi
Jalar tanpa mulsa. Produksi cabai merah menggunakan MPHP mencapai 20-40
ton per hektar (Rukmana, 1994), sementara jika tanpa menggunakan mulsa
produksinya hanya mencapai 16 ton per hektar (Prajnanta, 2002).Intensitas
penyiraman dalam budidaya cabai merah dengan MPHP juga akan lebih sedikit
karena penggunaan MPHP bisa menjaga kelembaban dan suhu tanah. Selain itu
kegiatan penyiangan tidak perlu dilakukan pada keseluruhan lahan, melainkan
hanya pada lubang tanam atau sekitar batang tanaman. Berbeda dengan budidaya
tanaman cabai yang tidak menggunakan MPHP, penyiangan dilakukan diseluruh
bagian bedengan serta dapat mengakibatkan kerusakan akar akibat dari kurang
hati-hati pada saat menyiang bagian yang dekat perakaran tanaman.
Dengan demikian, pengaruh pemakaian mulsa pada budidaya tanaman Ubi
Jalar sangat besar dalam meningkatkan produktivitasnya.Secara umum,
penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan suhu rizosfir yang
ditutupi mulsa dibanding tanpa mulsa (Fahrurrozi and Stewart, 1994 ; Fahrurrozi
et al., 2001). Peningkatan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam perak lebih
rendah dibanding dengan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam. Meskipun di
daerah tropis, peningkatan suhu tanah relatif tidak diinginkan, tetapi peningkatan
suhu tanah akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dalam
menguraikan bahan organik yang tersedia (Fahrurrozi et al., 2001), sehingga
terjadi penambahan hara tanah dan pelepasan karbon dioksida melalui lubang
tanam.

3. BAHAN DAN METODE


3.1 Alat dan Bahan
Alat :

1. Cangkul

: Untuk mengolah tanah

2. Meteran

: Untuk mengukur jarak tanam

3. Tugal

: Untuk melubangi tanah

4. Penggaris

: Untuk mengukur tinggi tanaman

5. Gembor

: Untuk menyiram tanaman

6. Alat tulis

: Untuk mencatat hasil pengamatan

7. Kamera

: Untuk dokumentasi

8. Kaleng susu

: Untuk melubangi mulsa

Bahan :
1. Plastik hitam perak : Sebagai bahan pemulsaan
2. Bibit ubi jalar

: Sebagai bahan tanam

3. Pupuk urea

: Sebagai bahan pemupukan

4. Pupuk SP36

: Sebagai bahan pemupukan

5. Pupuk KCL

: Sebagai bahan pemupukan

3.2 Cara Kerja (diagram alir)


Siapkan alat dan bahan

separuh dari setiap petak lahan pertanaman ubi jalar diberi mulsa
plastic hitam perak pada guludannya

Pilih setengah bagian dari petakan lahan ubi jalar kemudian pasang
mulsa plastic hitam perak di atas permukaan tanah (guludan)
sepanjang lajur

Ujung ujung mulsa plastik ditarik secara bersamaan lalu kedua ujung
dipasak dengan menggunakan pasak dari bambu

Lubangi mulsa dengan kaleng yang dipanaskan untuk memasukkan


tanaman ubi jalar

Menanami dengan tanaman ubi jalar

Amati perbedaan pertumbuhan dan hasil panen dari tanaman yang


diberi mulsa dan yang tidak diberi mulsa hingga tanaman panen

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Panjang Tanaman Ubi Jalar
Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan tinggi tanaman ubi jalar pada usia
2 sampai 5 minggu setelah tanam (mst).
Panjang Tanaman (cm)

Pola Tanam

2 mst
37
29

Tanpa Mulsa
MPHP

3 mst
42
35

4 mst
51
41

5 mst
70
53

Tabel 1. Perbandingan Rata-Rata Panjang Tanaman Ubi Jalar dengan Perlakuan


Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa panjang tanaman jagung,
pada perlakuan tanpa mulsa, panjang tanaman ubi jalar pada minggu kedua
setelah tanam adalah 37 cm. Pada minggu ketiga setelah tanam panjang tanaman
ubi jalar menjadi 42 cm. Pada minggu keempat setelah tanam panjang tanaman
ubi jalar adalah 51 cm dan pada minggu terakhir, yaitu minggu kelima, panjang
tanaman ubi jalar adalah 70 cm.
Pada ubi jalar dengan perlakuan mulsa plastik hitam perak, panjang tanaman
ubi jalar pada minggu kedua setelah tanam adalah 29 cm. Pada minggu ketiga
setelah tanam panjang tanaman menjadi 35 cm. Pada minggu keempat panjang
tanaman ubi jalar menjadi 41 cm dan pada minggu kelima panjang tanaman ubi
jalar menjadi 53 cm. Berikut adalah grafik rata-rata panjang tanaman ubi jalar
pada perlakuan tanpa mulsa dan menggunakan mulsa plastik hitam perak.
80
70
60
50
Tinggi Tanaman (cm)

40
30

Tanpa Mulsa

20

MPHP

10
0
2

Umur Tanaman (mst)

Gambar 1. Perbandingan Rata-Rata Panjang Tanaman Ubi Jalar dengan


Perlakuan Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak

4.1.2 Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar


Jumlah Daun (helai)

Pola Tanam

2 mst
26
14

Tanpa Mulsa
MPHP

3 mst
57
56

4 mst
107
131

5 mst
214
178

Tabel 2. Perbandingan Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar dengan


Perlakuan Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak
Berdasarkan hasil pengamatan selama 5 minggu setelah tanam, diketahui
jumlah daun tanaman ubi jalar pada perlakuan tanpa mulsa minggu kedua setelah
tanam sebanyak 26 helai. Pada minggu ketiga sebanyak 57 helai. Pada minggu
keempat sebanyak 107 helai dan pada minggu kelima setelah tanam jumlah daun
menjadi 214 helai. Pada perlakuan menggunakan mulsa plastik hitam perak
minggu kedua setelah tanam, jumlah daun tanaman ubi jalar sebanyak 14 helai.
Pada minggu ketiga setelah tanam sebanyak 56 helai. Pada minggu keempat
sebanyak 131 helai dan pada minggu kelima sebanyak 178 helai. Berikut adalah
grafik perbandingan rata-rata jumlah daun tanaman ubi jalar dengan perlakuan
tanpa mulsa dan menggunakan mulsa plastik hitam perak.
250
200
150
Jumlah Daun (Helai) 100

Tanpa Mulsa
MPHP

50
0
2

Umur Tanaman (mst)

Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar


dengan Perlakuan Tanpa Mulsa dan Penggunaan Mulsa Plastik Hitam
Perak

4.2 Pembahasan
4.2.1 Tinggi Tanaman Ubi Jalar
Berdasarkan data hasil pengamatan terlihat bahwa panjang tanaman ubi jalar
meningkat setiap minggunya baik pada perlakuan tanpa pemulsaan maupun
menggunakan mulsa plastik hitam perak. Namun pada minggu terakhir
pengamatan tanaman ubi jalar dengan perlakuan tanpa pemulsaan tumbuh lebih
panjang daripada tanaman ubi jalar dengan perlakuan menggunakan mulsa plastik
hitam perak. Menurut Lakitan (1995), penggunaan mulsa dapat memberikan
keuntungan antara lain menghemat penggunaan air dengan mengurangi laju
evaporasi dari permukaan lahan, memperkecil fluktuasi suhu tanah sehingga
menguntungkan pertumbuhan akar dan mikroorganisme tanah, memperkecil laju
erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan maupun aliran permukaan dan
menghambat laju pertumbuan gulma. Dari pendapat tersebut, penggunaa mulsa
bermanfaat bagi budidaya tanaman. Karena mulsa dapat menghambat
pertumbuhan gulma maka tanaman budidaya dapat menyerap nutrisi secara
maksimal tanpa harus bersaing dengan gulma. Selain itu, penggunaan mulsa
plastik dapat mengurangi erosi tanah sehingga nutrisi yang berasal dari tanah
maupun pupuk kimia yang diberikan tidak tercuci dan dapat dimanfaatkan oleh
tanaman budidaya. Dari manfaat mulsa tersebut, ubi jalar yang ditanam dengan
menggunakan mulsa plastik hitam perak seharusnya tumbuh lebih baik daripada
tanpa pemulsaan. Namun, hasil pengamatan selama lima minggu setelah tanam
selalu menunjukkan bahwa setiap minggu panjang tanaman ubi jalar yang ditanam
tanpa mulsa selalu lebih panjang dibanding dengan yang menggunakan mulsa
plastik hitam perak. Hasil pengamatan yang tidak sesuai tersebut kemungkinan
disebabkan karena kesalahan praktikan waktu mengamati tinggi tanaman atau bisa
dikarenakan karena pertumbuhan akar yang kurang optimal sehingga walaupun
unsur hara yang tersedia melimpah namun bagian penyerapan nutrisinya tidak
memadai maka dapat mempengaruhi pertumbuhan batang tanaman. Hal ini sesuai
dengan pendapat Triharso (2012) bahwa perkembangan perakaran tanaman yang
diberi mulsa akan berkembang kurang baik dibandingkan dengan tanpa pemulsaan
karena pada budidaya menggunakan mulsa, kelembapan tanah terjaga sehingga
akar tanaman tidak berkembang. Cekaman lingkungan termasuk kekeringan atau

keterbasan air dapat memicu tanaman untuk memperluas daerah perakaran untuk
mendaptkanair dan nutrisi bagi tanaman.
4.2.2 Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar
Pada hasil pengamatan dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman ubi jalar
dengan perlakuan tanpa pemulsaan maupun menggunakan mulsa plastik hitam
perak mengalami peningkatan setiap minggunya. Namun jumlah daun tanaman
ubi jalar pada perlakuan tanpa mulsa selalu lebih banyak dibanding yang
menggunakan mulsa plastik hitam perak. Menurut Tobing (1994) penggunaan
mulsa plastik dapat meningkatkan suhu dan kelembapan di dalam tanah. Selain itu
juga dapat meningkatkan jumah dan luas daun tanaman ubi jalar. Hasil
pengamatan dari selama lima minggu setelah tanam tidak sesuai dengan
pernyataan tersebut. Penyimpangan ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan
perhitungan yang dilakukan oleh praktikan.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa panjang tanaman dan
jumlah daun tanaman ubi jalar mengalami peningkatan setiap minggunya baik
dengan perlakuan tanpa mulsa maupun menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Menurut literatur, budidaya tanaman ubi jalar menggunakan mulsa lebih baik
daripada tanpa mulsa baik dari segi panjang batang maupun jumlah daun. Namun,
hasil praktikum menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan literatur. Hal ini
kemungkinan besar dikarenakan kesalahan praktikan pada waktu pengamatan
panjang batang dan jumlah daun ubi jalar.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengamatan Ubi Jalar Tanpa Mulsa
Sampel
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Rata-rata

Panjang Tanaman (cm)


2 mst
3 mst
4 mst
5 mst
48
53
60
76
36
42
50
78
27
31
39
50
38
44
53
76
37
42
51
70

Tabel 3. Data Pengamatan Panjang Tanaman Ubi Jalar Perlakuan Tanpa Mulsa
Sampel
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Rata-rata

2 mst
31
25
18
29
26

Jumlah Daun (helai)


3 mst
4 mst
5 mst
79
120
231
46
116
192
48
97
163
53
94
268
57
107
214

Tabel 4. Data Pengamatan Daun Ubi Jalar Perlakuan Tanpa Mulsa


Lampiran 2. Data Pengamatan Ubi Jalar dengan MPHP
Sampel
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Rata-rata

2 mst
30
23
34
30
29

Panjang Tanaman (cm)


3 mst
4 mst
5 mst
32
35
44
41
49
71
36
44
56
32
37
42
35
41
53

Tabel 5. Data Pengamatan Panjang Tanaman Ubi Jalar Perlakuan MPHP


Sampel
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Rata-rata

2 mst
12
14
23
6
14

Jumlah Daun (helai)


3 mst
4 mst
5 mst
58
113
131
63
121
234
54
151
168
49
138
180
56
131
178

Tabel 6. Data Pengamatan Jumlah Daun Ubi Jalar Perlakuan MPHP

DOKUMENTASI

Gambar

Keterangan

Tanaman Ubi Jalar

Tanaman Ubi Jalar

Tanaman Ubi Jalar

DAFTAR PUSTAKA
Andriyatmoko, 2012. Penggunaan Mulsa. Agrivita (Universitas Gadjah Mada) 30
(2): 179-188.
Buckman, Harry O and Brandy, Nile C. 1969. The Nature and
Properties of Soils. 7th Edn., The Macmillan Company, p
486-487.
Campbell, V. A. 2002. Biologi Jilid I Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Juanda JS Dede dan Cahyono Bambang.2000.Ubi jalar Budidaya dan Analisis
Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta
Kusumasiwi, A.W.P. 2011. Panduan Sukses Bertanam Ubi Jalar. Skripsi Fakultas
Pertanian (Jurusan Budidaya Pertanian UGM).
Lakitan, B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lakitan, B. 1995. Hortikultura Teori Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta :
PT.Raja Grafindo
Prajnanta, F. 2002. Kiat Sukses Bertanam Ubi Jalar di Musim Hujan. Depok:
Penebar Swadaya.
Rujiter, R., dan Agus, F. 2004. Apa itu Mulsa?. http:www.worldagroforestry.org.
Rukmana R. 1995. Bertanam Semangka Sistem Mulsa Plastik .
Trubus, Feb.1995, No.303.
Rukmana,
R.
1994.
Budidaya
Cabai
Hibrida
Sistem
Mulsa
Plastik.Yogyakarta:Kanisius.
Sembiring, A. P. 2013. Pemanfaatan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) dalam
Budidaya Ubi Jalar (Ipomeae Batatas L.). Jakarta: Penebar Swadaya.
Setyorini, 2013. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP). Jurnal Online
Agroekoteknologi1 (4): 1004-1017. ISSN 2337-6597.
Subhan dan A. Sumarna. 1994. Pengaruh Dosis Fosfat dan Mulsa Terhadap
Pertunbuhan dan Hasil Kubis (Brassica oleraceae var. Capitala L. Cv.
Gloria Ocena). Bul.Penelitian Hortikultura. Edisi Khusus 28(1):80-90
Sumarna, A. dan Suwandi. 1990. Pengaruh Penggunaan Turus dan Mulsa
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat. Bul. Penelitian Hortikuktura.
Edisi Khusus 28(1):74-80.
Suryanto, A., N. Azizah. 2012. Modul Bahan Ajar UB Distance Learning Dasar
Budidaya Tanaman.Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
Tobing,S.1994. Penggunaan Mulsa Organik dan Mulsa Anorganik Beserta
Dampaknya Pada Tanaman Dengan Perakaran Dangkal. Jakarta : Balai
Pustaka
Triharso, P,S., 2012. Dampak Pemulsaan Terhadap Perkembangan Tanaman Ubi
Jalar. Jakarta : Yudhistira.

You might also like