Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai
berat sekitar 1.5 kg. Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh ,
namun hati terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar
sel-sel
hati
terutama
hepatosit
yang
jumlahnya
kurang
lebih
80%,
kanan.
Beratnya
1200-1600
gram.
Permukaan
atas
terletak
tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada
pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di
tengah-tengah lobuli tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari venavena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian
tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut
traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang mengandung cabangcabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris.Cabang dari vena porta dan
A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah
banyak percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus
yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel.
Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke
dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju
kandung empedu. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh,
merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20
25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hati yaitu :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak
3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah
5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin
6. Fungsi hati sebagai detoksikasi
7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
8. Fungsi hemodinamik
Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang
normal 1500 cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir
di dalam a.hepatica 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran
darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis,
pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu
exercise, terik matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk
mempertahankan
aliran
darah.
Obat-obatan
dapat
memberikan
efek
2.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu:
1. Obat-obat apa saja yang dapat menimbulkan Toksisitas pada Hepar
2. Bagaimana Mekanisme kerja dari suatu toksikan
3. Apa saja efek toksik pada hepar/Hepatotoksik
C. Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Sebagai bahan kajian mengenai efek toksik pada Hepar atau
Hepatotoksik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hati merupakan organ yang paling penting dalam toksisitas
obat dengan dua alasan, yang pertama
secara fungsional,
penyebab
utama
pada
kerusakan
hati
akut
dan
idiosinkarsi
hepatotoksik
dan
ternyata
idiosinkrasi
industri,
karena
merupakan
penyebab
utama
dari
tahun
terakhir
berkembang
berbagai
persepsi
mengenai
terlibat dalam kerusakan sel hati secara umum dan DILI secara
khusus, yang berdampak pada dilakukannya penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya
hepatotoksik. Padahal sebelumnya yang menjadi fokus penelitian
adalah bagaimana suatu obat tertentu dapat menyebabkan
kerusakan awal pada sel hati.
DILI
umumnya
diklasifikasikan
ke dalam
hepatotoksik
hepatotoksik
idiosinkrasi
terjadi
tanpa
adanya
histopatologi.
Pembagian
kelompok
ini
akan
juga
utama
mekanismenya
dikarakterisasi
pada
adalah
pengelompokan
bahwa
dengan
hanya
DILI
tidak
kerusakan
berdasarkan
bisa
awal
tetapi
hanya
juga
tidak
banyak
terdapat
model
penelitian
untuk
untuk
hepatotoksik
yang
diinduksi
oleh
APAP.
awal
toksisitas
Direct
cell
stress,
Direct
penumpukan
substratnya
di
dalam
sel
yang
menyebabkan
atau
menyisip
di
proses
replikasinya,
atau
secara
langsung
baru
(pembentukan
hapten).
Selanjutnya
munculnya
major
proses
terbentuknya
suatu
antibodi
against
haptens
atau
2.Mekanisme
kematian
sel
diperantarai
oleh
reseptor
yang
karena
membutuhkan
stimulasi
tambahan
yang
disebut
danger
dependent
signal
antigen,
yang
membuat
dapat
meningkatkan
hepatosit
lebih
keberadaan
mudah
luka,
MHCII-
sehingga
akan memecah protein sel spesifik dan lebih jauh lagi akan mengaktivasi procaspase
6,
7,
dan
2,
yang
memiliki
protein
targetnya
masing-masing.
Nekrosis, sebaliknya, berkembang jika luka awal yang terjadi sangat parah
sehingga MPT secara cepat terbentuk di seluruh mitokondria, atau jika mekanisme
lain
menyebabkan
menipisnya
ATP
mitokondria
secara
cepat
dan
parah,
menghalangi jalur apoptosis. Ini sangat khas untuk hepatotoksin yang secara
langsung menyebabkan inisiasi stress sel yang sangat besar. Bagaimanapun,
ketiadaan ATP juga aktivasi jalur ekstrinsik akan menghantarkan kepada kematian
sel nekrotik. Kesimpulannya, mitokondria merupakan tokoh penting dalam
kematian dan kehidupan sel dalam hepatotoksisitas: mereka dapat menjadi target
dari inisiasi toksisitas langsung, MPT memegang peran penting dalam signaling
dari jalur ekstrinsik dan intrinsik.
Obat Anti TB yang telah diketahui berdasarkan penelitian terkini mempunyai
kemungkinan sebagai DILI adalah Rifampisin dan INH berikut tinjauan molekuler
yang memungkinkan untuk terjadinya hepatotoksik pada penggunaan obat anti
TB.
A. Rifampisin
Nama Kimia
Sinonim
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
: C43H58N4O12.
: 822,95.
: Serbuk hablur, coklat merah.Kelarutan : Sangat
sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol,
eter dan aseton, mudah larut dalam kloroform,
larut
dalam
etil
asetat
dan
dalam
metanol
Farmakokinetika
Rifampisin
segera
diabsorbsi
dari
saluran
pencernaan.
berjalan.
Sekitar
60%
obat
diekskresikan
melalui
feses
Efek Samping
Efek samping dari penggunaan rifampisin adalah gangguan
saluran cerna (anoreksia, diare, mual dan muntah), gangguan darah
(trombositopenia, eosinofilia, leukopenia dan anemia), gangguan saraf
(sakit kepala), udema dan perubahan warna pada urin, feses, keringat,
air liur, dahak, air mata dan cairan tubuh lainnya menjadi jingga
hingga merah (Sweetman, 1999).
B. Isoniazid
Nama Kima
Sinonim
Rumus molekul
: C6H7N3O
Berat molekul
Pemerian
: 137,14
: Hablur putih atau tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak
: 170C - 173C
Kelarutan
etanol,
sukar larut dalam kloroform dan dalam eter, praktis
tidak larut dalam benzena.
Isoniazid atau isonikotinil hidrazid yang sering disingkat dengan
INH. Hanya satu derivatnya yang diketahui, menghambat pembelahan
kuman tuberculosis, yakni iproniazid, tetapi obat ini terlalu toksis untuk
manusia. Isoniazid (INH) adalah turunan asam isonicotinic hydrazide,
obat bakterisidal pilihan untuk tuberkulosis. INH terkenal karena
kecenderungannya
menyebabkan
hepatitis
dengan
penggunaan
Organisasi
Organization/WHO)),
10
Kesehatan
Dunia
mg/kg
hari
per
(World
(di
Health
Inggris
(United
(United
States
of
America/USA))
dengan
semuanya
Farmakokinetika
Isoniazid segera diabsorbsi dari saluran pencernaan. Konsentrasi
maksimum obat dalam plasma adalah 3 g/mL sampai 7 g/mL setelah
1 jam sampai 2 jam pemberian dosis 300 mg. Waktu paruh isoniazid
berkisar antara 1 jam sampai 6 jam, dengan waktu paruh yang lebih
pendek pada individu yang memiliki asetilator yang cepat. Rute
metabolik
primer
adalah
asetilasi
dari
isoniazid
menghasilkan
halus.
Asetilisoniazid
kemudian
dihidrolisis
menjadi
asam
Efek Samping
Efek samping dari penggunaan isoniazid adalah gangguan hati
(mual, muntah dan lelah), gangguan darah (anemia, agranulositosis,
trombositopenia dan eosinofilia), hipersensesitivitas (eritema) dan efek
samping lainnya (konstipasi dan retensi urin) (Sweetman, 1999).
perlahan-lahan,
Peroksidasi lipid
Radikal bebas yang terkandung dalam obat dapat memicu reaksi
peroksidasi
pada
asam
lemak
tak
jenuh
pada
retikulum
peroksidasi lipid.
Penghambatan sintesis
protein melalui
inhibisi
enzim
RNA
kanalikuler intrahepatik.
Reaksi imunoalergenik, yaitu berupa reaksi sitotoksik akibat
BAB III
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Hepatotoksik Rifampisin
Rifampisin adalah obat antituberkulosis. Rifampisin bisa merusak hati
dengan 3 cara :
a) Mengganggu proses metabolisme bilirubin dan asam empedu. Efeknya
reversible dan mekanismenya tidak diketahui, walaupun ada yang
mengatakan efeknya merusak hepatosit.
b) Rifampisin menginduksi metabolisme obat di retukulum endoplasma
yang mengganggu biotransformasi dari zat zat yang hepatotoksik,
apalagi jika digabung dengan isoniazid.
c) Rifampisin sendiri bisa mengakibatkan efek seperti hepatitis akibat
virus.
Namun
karena
rifampisin
diberikan
bersamaan
obat
rifampicin
sehingga
terpisah
secara
hidrolisis
Penggunaan
kombinasi
rifampisin
dan
INH
telah
retinoid
reseptor.
CYP3A4
merupakan
enzim
PXR
tergantung
ligan;
pengikatan
ligan,
diantaranya
dan
ritonavir.
adalah
Inilah
antibiotik
yang
rifampisin,
mendasari
bahwa
merupakan
INH.
penyebab
Penelitian
pada
hepatotoksisitas
pada
mikrosom
tikus
liver
hidrazin
penyebab
secara
oksidasi,
utama
yang
kemungkinan
hepatotoksisitas.
Penelitian
dismutase,
dehydrogenase.
Catalase,
Mengubah
tingkat
dan
Glucose-6-Phosphate
Bcl-2/Bax,
cytochrome-c
cytocrhome
(cyt
c)
yang
terdapat
didalam
hepatotoksik.
diabetes.
Identifikasi
PXR
membantu
mengungkapkan
atau
Konsekuensi
transporter,
klinis
interaksi
interaksi
obat
obat-obat
dimediasi
dapat
PXR
terjadi.
umumnya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rifampisin, Isoniazid (INH) dan Pirazinamid adalah 3 jenis obat pertama
yang bersifat hepatotoksik. Faktor risiko hepatotoksisitas yaitu : Faktor Klinis
(usia lanjut, pasien wanita, status nutrisi buruk, alcohol, punya penyakit
dasar hati, karier HBV, prevalensi tinggi di negara berkembang, hipoalbumin,
TBC lanjut, pemakaian obat tidak sesuai aturan dan status asetilatornya) dan
Faktor Genetik. Risiko hepatotoksisitas pasien TBC dengan HCV atau HIV
yang memakai OAT adalah 4-5 x lipat. Telah dibuktikan secara meyakinkan
adanya keterkaitan antara HLA-DR2 dengan tuberculosis pada berbagai
populasi dan keterkaitan variasi gen NRAMPI dengan kerentanan terhadap
tuberculosis.
Presentasi klinis hepatitis akibat Obat Anti Tuberkulosis (OAT) terkait
mirip dengan hepatitis virus akut. OAT bisa menyebabkan hepatotoksisitas
dengan tingkat gejala yang bervariasi dari asimtomatik hingga simptomatik
seperti mual, muntah, anoreksia, jaundice (Penyakit kuning), dll. Enzim hati
transaminase mengalami kenaikan seperti pada kegagalan hati akut.
Jika
diklasifikasikan
berdasarkan
potensi
masing-masing
OAT
yang
menyebabkan hepatotoksisitas.
B. Saran
Pengelolaan OAT perlu diperhatikan agar kejadian hepatotoksik obat
dapat
diminimalisir
sehingga
pengobatan
TB
dapat
berjalan
efektif.
dahulu.
Jika pasien telah menyelesaikan tahap intensif, berikan INH dan
Etambutol
sampai
DAFTAR PUSTAKA
Department
of
Silbernagl, Stefan dan Florian Lang. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi.
Jakarta. EGC. 2007
World Health Organization. Treatment of Tuberculosis: Guidelines for National
Program. 2003.
http://en.wikipedia.org/wiki/Hepatotoxicity
http://id.scribd.com/doc/122418051/HEPATOTOKSIK-AKIBAT-OAT#download
http://wailineal.blogspot.com/2012/01/obat-obat-hepatotoksik.htm