Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Skripsi
Jurnal Skripsi
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the level of
underpricing. Variables examined include underwriter reputation, auditor
reputation, firm age, financial leverage, and ROA
This research was carried out through the analysis of multiple linear
regression with a 5% significance level, Data collection tool that used is
observation and literature study with purposive sampling method. This research
used 50 selected samples from 74 firms available in population.
The research concluded that first underwriter reputation, succeed to
show a significant effect on the level of underpricing, second auditor
reputation, failed to show a significant influence on the level of underpricing,
third age of firms, failed to show a significant influence on the level of
underpricing, fourth financial leverage, failed to show a significant influence
on the level of underpricing, and fifth return on assets (ROA), failed to show a
significant influence on the level of underpricing. The result is expected as
additional information not only for investors but also potential investors and
potential investors in making strategy of capital market investment, to make
decisions of profitable investment and be used as consideration, especially
parties related to information disclosure problems if will make an initial public
offering (IPO) to obtain the optimal price.
PENDAHULUAN
Kebutuhan
tambahan
modal
semakin
bertambah
sejalan
dengan
sekunder (bursa efek), terlebih dahulu saham perusahaan yang akan go public
dijual di pasar perdana (Daljono,2000). Harga saham pada penawaran perdana
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara peusahaan emiten dengan underwriter
(penjamin emisi efek), sedangkan harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh
mekanisme pasar (berdasarkan permintaan dan penawaran). Underwriter adalah
pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum
bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek
yang tidak terjual. Underwriter dalam hal ini memperoleh informasi lebih baik
mengenai permintaan saham-saham emiten, dibandingkan emiten itu sendiri. Oleh
karena itu, underwriter akan memanfaatkan informasi yang dimiliki untuk
memperoleh kesepakatan optimal dengan emiten.
Menurut Imam Ghozali dan Mudrik Al Mansur (2002) bahwa reputasi
underwriter berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing dengan tingkat
signikansi 10%. Daljono (2000) menemukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara reputasi penjamin emisi dengan initial return. Rosyati dan Arifin
Sebeni (2002) menemukan bahwa reputasi penjamin emisi dan umur perusahaan
mempengaruhi underpricing pada level signifikansi 5% dengan arah korelasi
negatif. Dan Sulistio (2005) menemukan bahwa reputasi underwriter tidak
menunjukkan pengaruh terhadap initial return. Sedangkan menurut Yolana dan
Dwi Martani (2005) bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel reputasi penjamin emisi dengan underpricing.
Auditor memegang peranan yang penting dalam proses go public, yaitu
sebagai pihak yang ditunjuk oleh perusahaan, yang melakukan pemeriksaan
laporan keuangan perusahaan sebagai calon emiten. Auditor yang berkualitas akan
dihargai dipasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit dan auditor
yang memiliki reputasi yang tinggi maka akan mempertahankan reputasinya
dengan memberikan kualitas audit yang tinggi pula. Atas kualitas pengauditannya
yang tinggi, auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien.
Penggunaan adviser yang profesional (auditor dan underwriter yang mempunyai
reputasi tinggi) dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas
perusahaan emiten, Holland dan Harton (1993) dalam Daljono (2000). Dengan
leverage
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
1998).
Fenomena
underpricing
tidak
menguntungkan
bagi
menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang telah diatur dalam
undang-undang tersebut dan peraturan pelaksanaannya. Initial Public Offering
(IPO) atau sering disebut go public merupakan kegiatan penawaran saham atau
efek lainnya (Obligasi, Right, Warrant) yang dilakukan oleh emiten (perusahaan
yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya. Selain kegiatan penawaran efek kepada pemodal oleh penjamin
emisi (underwriter) pada periode pasar perdana, juga mencakup kegiatan
penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan
jumlah efek yang tersedia dan pencatatan efek saat efek mulai diperdagangkan di
bursa.
Reputasi Underwriter
Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder
(bursa efek), terlebih dahulu saham perusahaan yang akan go public dijual di
pasar perdana (Daljono,2000). Harga saham pada penawaran perdana ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara peusahaan emiten dengan underwriter (penjamin
emisi efek), sedangkan harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme
pasar (berdasarkan permintaan dan penawaran). Underwriter adalah pihak yang
membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang
tidak terjual. Underwriter dalam hal ini memperoleh informasi lebih baik
mengenai permintaan saham-saham emiten, dibandingkan emiten itu sendiri. Oleh
karena itu, underwriter akan memanfaatkan informasi yang dimiliki untuk
memperoleh kesepakatan optimal dengan emiten.
Berhubung penentuan harga perdana saham ditentukan oleh emiten dan
underwriter sebagai penjamin emisi, sudah selayaknya kalau underwriter tersebut
mempunyai peran yang besar dalam menentukan harga perdana saham. Oleh
karena itu, underwriter sebagai pihak luar yang menjembatani kepentingan emiten
dan investor diduga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat underpriced
(Nurhidayati dan Nur Indriantoro, 1998). Menurut Ghozali dan Mudrik Al Mansur
(2002) bahwa reputasi underwriter signifikan mempengaruhi fenomena
underpricing dengan arah koefisien korelasi negatif. Namun menurut Yolana dan
Dwi Martani (2005) bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel reputasi penjamin emisi dengan underpricing. Dan tidak terdapat
pengaruh antara reputasi underwriter terhadap initial return (Sulistio, 2005).
Reputasi Auditor
Perusahaan yang akan melakukan IPO akan memilih Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang memiliki reputasi baik (Rosyati dan Arifin Sebeni, 2002).
Karena reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan keuangan ketika
suatu perusahaan go public. Menurut Balvers at al. (1998) penelitian tersebut
tentang pengaruh reputasi auditor dan reputasi underwriter terhadap initial return.
Hasil analisisnya menunjukkan bahwa reputasi auditor dan reputasi underwriter
berpengaruh negatif terhadap initial return. Menurut Beatty (1989) bahwa initial
return dipengaruhi oleh reputasi auditor, reputasi underwriter, prosentase
penawaran saham, umur perusahaan, tipe penjamin emisi, dan indikator
perusahaan minyak dan gas. Sedangkan pada penelitian Daljono (2000) bahwa
reputasi auditor, umur perusahaan, persentase saham yang ditawarkan pada
publik, profitabilitas perusahaan yang diwakili ROA, dan solvability ratio,
terbukti tidak signifikan mempengaruhi initial return. Sedangkan menurut Sulistio
(2005) bahwa tidak terdapat pengaruh antara reputasi auditor terhadap initial
return.
Umur perusahaan
Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi
bukti bahwa perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis
yang ada dalam perekonomian (Ardiansyah, 2004). Menurut Daljono (2000),
umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan.
Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang telah
diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Perusahaan yang sudah lama
berdiri, kemungkinan sudah mempunyai banyak pengalaman yang diperoleh.
Semakin lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang telah diperoleh
masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian akan mengurangi
adanya asimetri informasi dan memperkecil ketidakpastian di masa yang akan
datang (Rosyati dan Sebeni, 2002). Menurut Rosyati dan Arifin Sebeni (2002)
bahwa
reputasi
penjamin
emisi
dan
umur
perusahaan
mempengaruhi
underpricing.
Financial Leverage
Kemampuan perusahaan didalam membayar hutang dengan equity yang
dimiliki merupakan financial leverage. Apabila financial leverage tinggi,
menunjukkan risiko suatu perusahaan yang tinggi pula. Para investor dalam
melakukan keputusan investasi, tentu akan mempertimbangkan informasi
financial leverage sehingga menghindarkan penilaian harga saham perdana terlalu
tinggi yang menyebabkan terjadinya underpricing. Menurut Ghozali dan Mudrik
Al Mansur (2002) bahwa variabel financial leverage berpengaruh secara
signifikan terhadap underpricing dengan tingkat signifikansi 10%. Dan menurut
Sulistio (2005) bahwa terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara tingkat
leverage terhadap initial return.
Return On assets
ROA merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan.
Informasi ini akan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas
operasional perusahaan. Probabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi
ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Menurut Imam
Ghozali dan Mudrik Al Mansur (2002) bahwa ROA mempengaruhi underpricing
dengan level signifikansi 5% dengan arah negatif. Sedangkan menurut Trisnawati
(1998) dan Daljono (2000) bahwa tidak ada hubungan antara besarnya ROA
dengan initial return.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go public yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan penawaran saham perdana
(IPO) dengan periode tahun amatan yaitu tahun 2005 2009 sebanyak 50
perusahaan.
Teknik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
dengan
= Konstanta
X1
= Reputasi underwriter
X2
= Reputasi Auditor
X3
= Umur perusahaan
X4
= Financial leverage
X5
= error term
No.
Variabel
Deskripsi
Skala/Indikator
1.
Reputasi Underwriter
Variabel dummy
brokerage
monthly
IDX
house
berdasarkan
Reputasi Auditor
klien
Variabel dummy
maupun
(Trisnawati,
1998).
3.
Umur Perusahaan
dengan
Interval
tahun
IPO.
4.
Financial Leverage
Persentase/Rasio
Total Ekuitas
5.
Return On Assets
(ROA)
6.
Underpricing
Persentase/Rasio
Total Asset
IR = CP OP x 100%
OP
Persentase/Rasio
Hipotesa Penelitian
Dalam penelitian ini, formula hipotesis yang diajukan sebagai berikut :
a. H1 : Reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap underpricing.
b. H2 : Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap underpricing.
c. H3 : Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing.
d. H3 : Financial leverage berpengaruh negatif terhadap underpricing.
e. H3 : Return on assets berpengaruh negatif terhadap underpricing.
Tabel 2
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UNDERPRIC
ING
N
Normal Parametersa
AGE
ROA
50
50
50
50
.3702
16.26
.5456
5.9426
.32334
10.437
Mean
Std. Deviation
FIN_LE
.36252 4.16367
Most Extreme
Absolute
.134
.130
.259
.157
Differences
Positive
.134
.130
.259
.157
Negative
-.133
-.086
-.156
-.091
Kolmogorov-Smirnov Z
.947
.919
1.829
1.110
.332
.367
.002
.170
50
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
.0000000
.97271911
Absolute
.133
Positive
.072
Negative
-.133
Kolmogorov-Smirnov Z
.939
.341
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas adalah variabel dependen yang ada dalam model
memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien
korelasinya tinggi bahkan sama dengan satu) untuk mendeteksi adanya
multikolonieritas dapat dilihat matrik korelasi antara variabel independen.
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Collinearity
Statistics
Beta
-1.995
.604
REP_UNDER
-.779
.283
REP_AUD
-.170
LX3
Sig.
Tolerance
VIF
-3.301
.002
-.324
-2.751
.009
.988
1.012
.303
-.068
-.561
.577
.924
1.083
.267
.212
.165
1.257
.215
.792
1.262
LX4
-1.014
.267
-.466
-3.801
.000
.913
1.096
LX5
-.412
.169
-.309
-2.433
.019
.848
1.180
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Tabel 5
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model
.631a
R Square
.398
Adjusted R
Square
.329
Std. Error of
the Estimate
.94254
DurbinWatson
2.243
Model Summaryb
Model
.631a
R Square
.398
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
.329
DurbinWatson
.94254
2.243
Std. Error
(Constant)
-.220
.361
REP_UNDER
-.748
.289
REP_AUD
-.153
AGE
FIN_LEV
ROA
Standardized
Coefficients
Beta
Sig.
-.610
.545
-.311
-2.591
.013
.314
-.062
-.489
.627
.013
.015
.122
.920
.363
-1.500
.392
-.473
-3.830
.000
-.060
.036
-.217
-1.675
.101
1(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
-1.995
.604
REP_UNDER
-.779
.283
REP_AUD
-.170
LX3
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-3.301
.002
-.324
-2.751
.009
.988
1.012
.303
-.068
-.561
.577
.924
1.083
.267
.212
.165
1.257
.215
.792
1.262
LX4
-1.014
.267
-.466
-3.801
.000
.913
1.096
LX5
-.412
.169
-.309
-2.433
.019
.848
1.180
Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, dimana seharusnya financial
leverage mempunyai hubungan positif secara signifikan dengan initial return.
Semakin besar tingkat leverage-nya, maka initial return-nya semakin besar.
Return On Assets (ROA)
Variabel return on assets (ROA) memiliki angka probabilitas sebesar 0,019
yang lebih kecil dari derajat kepercayaan sebesar 0,05 sehingga hipotesis (H5)
yang menyatakan tedapat pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap tingkat
underpricing pada penawaran perdana ditolak. Hal ini konsisten dengan temuan
Ghozali dan Al Mansur (2002), dan Ardiansyah (2004) yang menyatakan bahwa
variabel Return On Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
underpricing. Namun, hasil temuan ini tidak konsisten dengan Daljono (2000)
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara besarnya ROA dengan initial
return.
Tanda koefisien regresi (-0,309) yang menunjukkan hubungan negatif yang
menjelaskan bahwa semakin tinggi return on assets (ROA) maka semakin rendah
tingkat underpricing pada perusahaan.
Hasil temuan ini menunjukkan bahwa investor dalam membeli saham di
pasar
perdana
sangat
memperhatikan
kemampuan
perusahaan
dalam
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 yaitu reputasi
underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, financial leverage, return on
assets (ROA). Sedangkan variabel dependennya adalah Underpricing. Dan model
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan pada hasil analisis yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diambil kesimpulan :
1.
2.
reputasi
auditor
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
4.
5.
sangat
memperhatikan
kemampuan
perusahaan
dalam
3.
Sampel yang dipakai perlu ditambah lebih banyak lagi agar data
berdistribusi normal.
4.
Para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian dibidang yang sama
dapat menggunakan atau menambah variabel-variabel keuangan lainnya
yang
ada
dalam
prospektus
yang
kemungkinan
mempengaruhi
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Indonesia.
Ambarnilasari, Dinda Aprilia. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Fenomena Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO) Di BEJ
Periode 2005-2007. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Jurusan Manajemen,
Universitas Diponegoro.
Ardiansyah, Misnen. 2004. Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal
dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan
terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan
Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Vol. 7, No. 2, h. 125-153.
Balvers, R.J.McDonald and R.E. Miller. 1988. Underpricing of New Issues and
the Choice of Auditor as a Signal of Investment Banker Reputation.
Accounting Review. Vol.LXIII, No.4, pp. 605-622.
Baron, D.P. 1982. A Model of the Demand for Investment Banking Advising and
Distribution Services for New Issues. Journal of Finance, September, pp.
955-976.
Beatty. R.P. 1989. Auditor Reputaion and The Pricing of Initial Public Offering.
Accounting Review, Vol. LXIV, No. 4, h. 693-709.
Daljono. 2000. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham
yang Listing di BEJ Tahun 1990-1997. Kumpulan Makalah Simposium
Nasional Akuntansi III, h. 556-572.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia :
Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.
Ernyan dan Suad Husnan. 2002. Perbandingan Underpricing Penerbitan Saham
Perdana Perusahaan Keuangan dan Nonkeuangan di Pasar Modal
Indonesia : Pengujian Hipotesis Asimetri Informasi. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, Vol.17, No.4, h. 372-383.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Mudrik Al Mansur. 2002. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 4. No. 1, h. 74-87.
Hedge, S.P dan R. E. Miller. 1996. The Informational Role Of Debt and The
Pricing of Initial Public Offerings. Emporical issuer In Raising Equilty
Capital : 151-174.
Holland, K.M. dan J.G. Horton. 1993. Initial Public Offerings on the Unlisted
Securities Market : the impact of Professional Advisor. Accounting &
Business Research, Vol. 24, No. 93, pp. 19-34.
Husnan, Suad. 2005. Dasardasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
4. Yogyakarta : AMP YKPN.
Leland, H. And D. Pyle. 1997. Informational Asymmetries. The Journal of
Finance, Vol.XXXII, No.2, May, pp. 371-387.
Nurhidayati, Siti dan Nur Indriantoro. 1998. Analisis Faktor-faktor yang
Berpengaruh terhadap Tingkat Underpriced pada Penanam Perdana.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 13.
Prastiwi, Arum dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. Analisis Kinerja Surat
Berharga Setelah Penawaran Perdana (IPO) di Indonesia. Jurnal Ekonomi
dan Bisinis Indonesia, Vol. 16, No. 2, h. 177-187.
Rosyati dan Arifin Sabeni. 2002. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing Saham pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta
(Tahun 1997-2000). Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi
V, h. 286-297.