You are on page 1of 29

SUPATMIN, S.E,M.

M
POKOK BAHASAN KOP DAN UKM (085694326866)
PERTEMUAN 1:
Pengertian, asas dan prinsip- prinsip Koperasi
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian Koperasi secara umum


Pengertian Koperasi menurut undang- undang No. 25/ 1992
Hakekat dan tujuan Koperasi
Prinsip- prinsip Koperasi
Ciri khas Koperasi yang membedakan dengan Badan usaha lainnya

PERTEMUAN 2:
Tata cara pendirian Koperasi
A. Berbagai persyaratan untuk berdirinya organisasi Koperasi
B. Tahapan/ langkah- langkah dalam mendirikan organisasi Koperasi
C. Susunan acara dan pengaturan tempat pada Rapat penbentukan Koperasi
PERTEMUAN 3:
Keanggotaan dan anggaran dasar Koperasi
A.
B.
C.
D.

Hak dan kewajiban Anggota Koperasi


Penyusunan dan pengesahan Anggaran dasar Koperasi
Langkah dalam mengurus Badan hukum Koperasi
Tata cara pembubaran Koperasi

PERTEMUAN 4:
Alat kelengkapan organisasi Koperasi
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Tugas dan kewenangan Rapat Anggota


Jenis rapat anggota
Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan
Tugas dan kewajiban dan tanggung jawab Pengurus
Tugas dan kewajiban Pengawas Koperasi
Hak dan wewenang Pengawas Koperasi

PERTEMUAN 5:
Manajemen organisasi Koperasi
A. Struktur organisasi Koperasi
B. Mekanisme kerja antar Pengurus dan Pengawas Koperasi
C. Tugas dan fungsi Manager Koperasi

PERTEMUAN 6:
Permodalan Koperasi
A. Pengertian Modal Koperasi
B. Permodalan intern Koperasi:
- Simpanan Anggota
- Pendayagunaan penyusutan aktiva
- SHU yang tak dibagi
C. Permodalan Ekstern Koperasi :
- Pinjaman Kredit Bank
- Donasi
D. Neraca Koperasi dan perhitungan pembagian SHU

PERTEMUAN 7: LANGSUNG UTS


Strategi membuka usaha Koperasi dan Usaha kecil
A. Peluang usaha
B. Berbagai bidang usaha kecil
C. Strategi membuka Usaha kecil
- Memulai usaha sendiri
- Membeli usaha yang sudah ada ( take over )
- Waralaba

UTS
PERTEMUAN 8:
Karakteristik Usaha kecil
A. Aktivitas usaha kecil
B. Ciri perusahaan kecil dan kekuatan usaha kecil
C. Peran Usaha kecil dalam masyarakat
PERTEMUAN 9:
Pemberdayaan UMKM
A. Prinsip prinsip pemberdayaan UMKM

B. Tujuan pemberdayaan UMKM

PERTEMUAN 10:
Pola kemitraan Usaha kecil
A. Inti plasma, sub kontrak, distributor/ keagenan, kerjasama operasional

PERTEMUAN 11:
Penyusunan Proposal/ rencana usaha kecil
A. Arti pentingnya perencanaan usaha
B. Berbagai langkah dalam menyusun rencana usaha
C. Bentuk/ model Proposal usaha
Bicara bisnis adalah bicara strategi, langkah awal dalam membangun sebuah
usaha baik Besar atau kecilnya bisnis, membuat business plan / perencanaan bisnis adalah
wajib. Business plan merupakan rencana strategis yang akan dilakukan untuk bisa
mencapai target. Kemampuan dalam membuat sebuah business plan / perencanaan bisnis
yang baik dan sesuai latar belakang yang nyata, bisa dijadikan tolak ukur bagaimana
kesiapan terjun kedunia bisnis untuk siap menghadapi persaingan usaha yang ketat dan
penuh resiko. Tidak dipungkiri dalam berbisnis modal utama adalah keberanian
mengambil resiko karna memang dunia bisnis adalah dunia yang penuh resiko. Namun
demikian resiko dapat dihindari ketika dalam mengambil keputusan dan kebijakan
disertai kemampuan dan kecerdasan dalam menganalisa dan membaca peluang sehingga
resiko bisa diminimalisir atau bahkan bisa dihindari karna tanpa kemampuan menganalisa
terhadap resiko sama saja memasuki pintu kegagalan. Bicara bisnis tidak hanya sekedar
bicara keuntungan namun bicara bisnis adalah bicara strategi, strategi dalam membuat
sebuah sistem manajemen yang baik agar bisnis bisa kuat dan tak mudah goyah. Ketika
dalam berbisnis hanya money oriented dan mengejar keuntungan semata tanpa
mempersiapkan sistem manajemen dan strategi yang baik mustahil bisnis akan bisa maju
dan berkembang dengan baik, oleh karnanya perencanaan bisnis yang matang sebelum
memulai usaha itu wajib agar siap menghadapi segela resiko yang terjadi dikemudian
hari.
Business Plan menjadi bagian penting untuk kesuksesan sebuah bisnis, karna
business Plan sebagai alat untuk melakukan proyeksi dan analisa bagi pengambil
keputusan dan kebijakan di masa mendatang. Business Plan menjadi pedoman strategis

untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan dalam menentukan arah tujuan


dan cara mencapai sasaran yang diinginkan. Banyak manfaat yang diperoleh ketika
sebelum memulai usaha membuat business plan terlebih dahulu, diantaranya:
Kejelasan rencana strategi bisnis dalam menentukan poin-poin penting dalam usaha
Potensi besar keberhasilan bisnis karna adanya kejelasan arah tujuan serta visi misi bisni
Persiapan lebih matang dalam menghadapi masalah / resiko yang akan terjadi
Kejelasan peluang serta potensi pasar
Dapat memprioritaskan sumber daya yang dibutuhkan
Sebagai pegangan atau dasar fungsi pengendalian, dll.
Ada 3 ( tiga ) komponen penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun business plan, yaitu :
1. Konsep Bisnis
Konsep bisnis merupakan ide bisnis tertulis yang berisi Visi misi sebuah bisnis, dan nilai
produk atau jasa yang akan diberikan kepada pelanggan. Konsep bisnis juga menjelaskan
mengapa pelaku usaha sangat kompeten untuk menawarkannya.
2. Market / Pasar
Analisa mengenai situasi pasar : Pelanggan, pesaing, proses distribusi, dan promosi.
Dalam hal ini perlu dibuat sebuah marketing plan yang matang yang menjabarkan
rencana pemasaran yang akan dijalankan dalam rangka memenangkan persaingan, dan
mencapai target yang telah ditentukan. Marketing Plan terdiri dari kondisi pasar eksisting,
review atas kompetitor, strategi pemasaran, dan strategi harga. Kondisi pasar eksisting
mengungkapkan adanya besaran permintaan pasar atas produk atau jasa layanan yang
ditawarkan baik secara keseluruhan maupun per segmentasi. Kunci sukses awal dari
marketing plan adalah seberapa jauh perusahaan dapat mengenal calon customers, apa
yang dibutuhkan, yang tidak dinginkan, dan yang diharapkan customers.
3. Financial
Menjelaskan tentang situasi keuangan yang terdiri dari Income statement, Balance sheet,
Cash flow, dan ratio. Analisa dan strategi keuangan sangat penting dalam menyusun
business plan guna memberikan gambaran sistematis terhadap langkah-langkah yang
akan diambil untuk mencapai profitabilitas yang diharapkan. Financial Plan disusun

dengan cara menentukan secara actual jumlah dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan bisnis dan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Business plan dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang yang
pertama kali diikuti untuk tiga tahun berjalan. Business plan merupakan rencana
perjalanan atau road map yang akan diikuti oleh wirausaha. Business plan seakanakan menjawab pertanyaan: Where am I now? Where am I going? How will I get
there? Semoga ringkasan business plan ini bermanfaat dan menjadi modal keyakinan
yang kuat bagi para pembaca untuk lebih mantap dalam berencana memulai sebuah
usaha.

Langkah-langkah dalm menyusun Rencana usaha.


Ada beberapa pebisnis yang melewatkan membuat perencanaan bisnis atau business plan dalam
memulai usahanya. Mereka beranggapan hal tersebut bukanlah syarat wajib dalam berwirausaha.
Tapi faktanya, sejumlah pakar dan ahli ekonomi menyebutkan bahwa rencana bisnis itu vital
untuk pengembangan usaha. Adanya perencanaan bisnis yang tepat mampu mendorong
keberhasilan suatu usaha.
Perencanaan bisnis umumnya berbentuk dokumen tertulis yang berisi informasi detail terkait
usaha Anda. Mulai dari visi, misi, tujuan, strategi, kelebihan, kelemahan, segmentasi dan
sebagainya. Jika Anda bisa menyusunnya dengan tepat dan ideal juga jadi poin plus dalam
mendapatkan investor potensial.
Nah, sebagai panduan Anda menyusun rencana bisnis, berikut akan dijelaskan 7 langkah tepat
dan idealnya. Setiap langkah sangat penting dan saling terkait satu dengan lainnya. Anda bisa
menerapkannya sebelum memulai bisnis usaha di bidang yang diinginkan.
Rencana yang akan dijabarkan merupakan model paling sederhana. Jadi Anda bisa
mengembangkannya sesuai kebutuhan, keinginan dan konsep bisnis masing-masing. Buatlah
perencanaan bisnis yang fleksibel agar memudahkan untuk Anda juga investor dalam
mengembangkan usaha.
1. Deskripsikan Bisnis secara Singkat, Detail dan Jelas

Langkah pertama menyusun perencanaan bisnis ialah menggambarkan bidang usaha yang akan
dijalankan. Buat daftar yang singkat, detail dan jelas tentang produk/ jasa yang akan Anda
lakukan. Termasuk potensi usaha tersebut saat ini dan di masa mendatang.
Sertakan juga peluang pasar, manfaat untuk konsumen, tempat produksi dan memasarkan,
kendala serta tantangan. Langkah ini untuk memudahkan Anda menyelesaikan masalah dan
urusan yang perlu di atasi sebelum memasarkan produk/ jasa.
2. Lakukan Analisa Pasar
Anda perlu memahami seluruh aspek yang memiliki kaitan erat dengan pasar. Hal ini sangat
berguna untuk menentukan target pembeli dan target penjualan dalamperencanaan bisnis.
Buatlah analisa pasar yang berisi informasi detail tentang kebutuhan konsumen, cara bisnis Anda
bertemu pasar, mengiklankan, penyaluran bisnis ke konsumen hingga besaran dana yang akan
dikeluarkan.
3. Analisa Pesaing
Jangan lupa untuk mengenal lebih dalam pesaing bisnis Anda di pasar yang sama. Lakukan
analisa dan ketahui apa kekuatan serta kelemahan dari produk/ jasa yang dimiliki pesaing. Dari
kekuatan pesaing, Anda bisa membuat strategi pemasaran yang unik dan berbeda. Gunakanlah
strategi yang tidak mudah ditiru dan menghadang mereka memasuki jalan Anda.
Sementara dari kelemahan, bisa jadi tolak ukur membuat produk/ jasa yang lebih baik dari
pesaing. Satu hal yang pasti, tetaplah jujur dan bertindak realistis pada pihak yang menjadi
sumber dana bisnis Anda
4. Gambarkan Desain dan Pengembangan
Menyusun perencanaan bisnis juga perlu membuat gambaran desain dan pegembangan. Hal ini
bisa menunjukkan tahap perencanaan dan grafik pengembangan dalam onteks penjualan dan
produksi. Gambaran ini juga sangat bermanfaat untuk membuat rencana anggaran sesuai
kebutuhan.
5. Gambarkan Operasional dan Manajemen

Untuk langkah yang ini fungsinya ialah untuk keberlanjutan bisnis Anda. Gambaran rencana
operasional dan manajemen berfokus pada logistik. Seperti pembagian tugas dan tanggung jawab
tim manajemen, prosedur penugasan, pengeluaran operasional dan anggaran yang dibutuhkan.
Anda juga perlu menonjolkan pengalaman tim manajemen untuk membangun hubungan dengan
investor. Para investor tentu ingin tahu kemampuan dna kekuatan tim dalam memulai usaha dan
mengembangkannya.
6. Faktor Pembiayaan
Faktor terkait pembiayaan jadi salah satu poin penting dalam perencanaan bisnis. Buat informasi
keuangan yang cermat dan rinci terkait sumber serta pengelolaan anggaran. Anda wajib membuat
informasi keuangan dari awal usaha hingga masa depan. Termasuk laporan keuangan, kas
tahunan dan pencapaian yang diinginkan terkait keuangan.
7. Ringkasan Bisnis
Langkah terakhir ialah ringkasan yang berisi kesimpulan dari perencanaan bisnis Anda. Agar
berjalan dengan lancar, Anda bisa mencantumkan jadwal waktu pada tiap langkah di atas.
Membuat perkiraan waktu sangat efektif mendukung hal penting dalam aktifitas memulai usaha.
Untuk investor, susunlah perencanaan bisnis Anda dengan baik dan tepat agar nyaman dibaca
dan mudah dipahami. Bagian ringkasan biasanya cukup dalam 1 atau 2 halaman saja.
Pada hakekatnya rencana bisnis disusun untuk jadi kerangka acuan operasional bisnis dan
mendorong rencana masa depan secara efisien. Rencana bisnis juga bisa jadi jalan dalam
menyusun strategi jitu mencapai tujuan yang diharapkan. Namun penyusunan juga harus dikaji
agar penerapannya berjalan dengan baik.
Ada prosedur standar untuk merealisasikan perencanaan bisnis. Di antaranya pembangkitan
gagasan, pengembangan, penyaringan, strategi, analisa, pengujian dan komersialisasi. Untuk
mengkajinya ada tiga aspek penting yang perlu dipahami. Yakni aspek ekonomis, teknis dan
masa depan bisnis. Jadi, susun dan kembangkanperencanaan bisnis Anda dengan
mempertimbangkan langkah di atas dan aspek penting yang perlu ada. Penerapannya akan sangat
berguna untuk memudahkan Anda menjalankan bisnis.

Contoh Proposal usaha


Dalam membangun satu bisnis baik itu bisnis rumahan, usaha sampingan maupun usaha kecil
menengah anda tentunya membutuhkan modal baik untuk modal awal maupun modal
pengembangan bisnis anda. Tak dapat di pungkiri bahwa modal merupakan faktor pendukung
meskipun bukan yang paling utama namun modal bisa jadi kekuatan yang mampu mendongkrak
bisnis anda agar lebih berkembang.

Ketika anda ingin mendapatkan modal namun anda terkendala dengan peraturan dari bank atau
anda takut untuk meminjam dari kredit bank atau pinjaman lain maka salah satu cara yang dapat
anda lakukan dan terbukti berhasil adalah dengan cara menjalin kerjasama dengan investor.
Namun dalam menjalin kerjasama tersebut maka anda perlu mempersiapkan proposal usaha
untuk mencari modal dengan cara investasi.

Namun demikian, kendala paling umum adalah ketidaktahuan bagaimana cara membuat proposal
yang baik dan benar, kendala ini bukan hanya terjadi kepada mereka yang kurang beruntung
dalam mendapatkan pendidikan tinggi tapi mereka yang notebene telah mendapatkan
pengalaman di bangku sekolah mengaku sulit untuk membuat proposal usaha. Untuk itulah
dalam artikel Cara Membuat Proposal Usaha Yang Baik Dan Benar akan saya kupas secara
tuntas mengenai cara menulis proposal usaha yang sesuai dengan kaidah - kaidahnya.
Berikut unsur - unsur dalam proposal usaha
1. BAB Pendahuluan
Bab pendahuluan merupakan bab perkenalan dimana anda menguraikan latar belakang usaha
anda, visi dan misi bisnis anda, dan gambaran usaha yang ingin anda jalankan termasuk juga
bagaimana keadaan pasar saat ini.
2. Profil Badan Usaha

Jenis usaha
uraikan tentan jenis usapa apa yang ingin anda jalankan secara singkat. Anda bisa
menjalaskannya dengan bentuk list atau uraian singkat. Kemudian sebutkan secara singkat model
bisnisnya.

Nama perusahaan
Nama perusahaan merupakan branded yang akan di ingat oleh pelanggan anda. Maka tentukan
nama perusahaan anda dan tulis dalam proposal usaha.

Lokasi
Salah satu hal yang sangat penting dalam berbisnis adalah pemilihan lokasi terlebih jika anda
menjualnya secara langsung maka pemilihan lokasi adalah hal mutlak yang harus anda
perhatikan, tulislah lokasi perusahaan anda, kemudian buat peta atau denah. Anda bisa
menggunakan google maps yang kini sangat memudahkan kita dalam membaut denah lokasi.

3. Struktur Organisasi Perusahaan


Setiap perusahaan memiliki struktur organisasinya masing - masing, apakah anda berdiri sendiri
atau anda membentuk satu sistem yang membuat perusahaan anda berjalan dengan satu sistem
kerjasama antara owner dengan karyawan, Jika perusahaan anda memiliki sistem manajerial
keorganisasian maka sebutkan mulai dari Pemilik usaha, manager atau pengelola, marketing,
HRD dll.
Secara umum proposal dapat dibedakan menjadi 4 jenis:
1. Proposal bisnis.
Proposal ini berfungsi sebagai sarana pengajuan untuk mengajukan bantuan modal atau bentuk
kerjasama baik dalam pengembangan maupun pendirian. Denan adanya proposal usaha
diharapkan para investor atau pihak piha yang berkepentingan dapat dengan jelas memahami
tentang jenis usaha yang akan dijalankan sehingga investor tertarik.
2. Proposal proyek,
Hampir sama dengan proposal bisnis, proposal proyek lebih menitik beratkan pada satu proye
khusus seperti proyek pembangunan gedung DPR dan lain sebagainya. Proposal ini merupakan
salah satu syarat untuk mendapatkan dana dari pihak terkait untuk dapat melakukan suatu proye.
Angka - angka yang masuk dalam rancangan biaya nantinya akan dikalkulasi sebagai
pertimbangan. Khusus untuk proposal ini, dalam bagian latar belakang, harap di tulis dengan
teliti dan rasional sehingga pihak yang berkepentingan percaya dan tertarik.
3. Proposal penelitian.
Proposal jenis ini sering digunakan untuk melakukan survey, atau kegiatan observasi. Fungsinya
bisa sebagai syarat pengajuan ijin melakukan penelitian atau dukungan dana untuk melakukan
suatu penelitian.
4. Proposal kegiatan
Proposal ini yang paling lazim dan paling dikenal karena di hampir semua pelosok desa, kegiatan
- kegiatan keagamaan atau sosial membutuhkan bantuan dana sehingga dibuatlah proposal
sebagai bukti kevalidan kegiatan.

Dari pemaparan diatas, telah dapat disimpulkan bahwa ciri khusus dari proposal usaha adalah
pengajuan suatu bisnis, atau usaha yang berjalan dengan hubungan saling menguntungkan. Hal
yang perlu dicatat adalah bahwa proposal bisnis berfokus pada kegiatan untung rugi, sehingga
dalam menyusun proposal bisnis, anda harus menempatkan diri sebagai investor, dan
menanyakan apakah data ini valid? apakah perhitungan laba ruginya valid atau tidak?. Anda bisa
saja memanipulasi data dengan mengiming imingi keuntungan yang besar, namun ini akan
berdampak pada kemajuan perusahaan anda berikut nya.

PERTEMUAN 12:
Analisa pulang pokok/ BEP
A. Arti pentingnya Analisis bisnis
Analisa Break Even Point / Pengertian BEP
Pengertian Break Even Point
Pengertian Break Even Point adalah kondisi dalam suatu operasi entitas bisnis tidak
menghasilkan laba, pun tidak mengalami kerugian.
Dalam bahasa sederhana: IMPAS (pendapatan = beban). Break Even Point seringkali disingkat
BEP dalam penyebutannya agar mudah oleh kebanyakan orang.

Break Even Point


Saya kutipkan beberapa pengertian Break Even Point menurut beberapa ahli:
S Munawir | 2002
Titik BEP (Break Even Point) atau juga titik pulang pokok adalah suatu kondisi operasi
perusahaan tidak mendapatkan laba dan juga tidak mengalami kerugian (Total Biaya = Total
Pendapatan)
Abdullah | 2004
Abdullah menyatakan Analisis BEP yang juga disebut Cost Volume Profit analysis bagi
manajemen suatu perusahaan menjadi sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan
keuangan, yaitu :
Untuk menetapkan angka minimal yang harusnya diproduksi oleh perusahaan supaya
tidak menyebabkan kerugian
Menetapkan target angka penjualan yang harusnya bisa dicapai guna memperoleh laba
tertentu
Menetapkan penurunan penjualan yang bisa ditoleransi supaya perushaaan tidak
mengalami kerugian

Purba | 2002
Purba menyatakan Break Even Point berdasar kepada suatu pernyataan yang sederhana, berapa
jumlah unit produksi yang harusnya dijual guna menutupi semua biaya yang telah dikeluarkan
untuk menghasilkan produk tersebut
PS Djarwanto | 2002
BEP adalah suatu kondisi impas yaitu bila telah tersusun perhitungan laba-rugi entitas bisnis
pada periode tertentu, dan entitas tersebut tidak memperoleh keuntungan juga tidak mengalami
kerugian.

Harahap | 2004
Pengertian BEP menurut Harahap, 2004 adalah suatu kondisi perusahaan tidak memperoleh laba
dan tidak menderita kerugian artinya semua biaya biaya yang telah dikeluarkan untuk operasi
produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.
Garrison dan Noreen | 2004
Pengertian Break Even Point menurut Garrison & Noreen, 2004 adalah suatu tingkat penjualan
yang dibutuhkan untuk menutupi total biaya biaya operasional yang dikeluarkan dimana BEP
tersebut adalah earning before interest and tax (laba sebelum bunga dan pajak)
Langka awal dalam penentuan BEP adalah dengan membagi HPP (harga pokok penjualan) dan
biaya operasional menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap merupakan fungsi waktu, bukan fungsi jumlah penjualan yang umumnya ditetapkan
berdasar kontrak,
Contohnya sewa gedung.
Sedangkan biaya variabel bergantung secara langsung dengan penjualan bukan fungsi waktu.
Contohnya beban angkut barang
Manfaat Break Even Point
Berikut beberapa manfaat dari Break Even Point :
Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan laba
BEP menyediakan informasi tentang berbagai tingkat jumlah volume suatu penjualan dan
hubungannya dengan potensi mendapatkan laba berdasarkan tingkat volume penjualan yang
bersangkutan
Untuk mengevaluasi laba entitas secara keseluruhan.
Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik yang sangat mudah dibaca atau pun
dimengerti.
Komponen-komponen yang memiliki peran pada BEP adalah biaya.
Biaya di sini merupakan biaya tetap dan biaya variabel, dimana dalam praktiknya untuk
menentukan atau memisahkan suatu jenis biaya apakah itu termasuk biaya tetap atau variabel
bukan hal yang mudah.
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan satu unit produk
Jadi apabila tidak melakukan aktivitas produksi maka biaya variabel ini tidak akan muncul,
Sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang keluar untuk semua aktivitas entah itu untuk
produksi atau pun bukan untuk produksi.

Tujuan utama dari suatu perusahaan salah satunya adalah mendapatkan keuntungan,
Untuk memperoleh keuntungan/laba secara maksimal bisa dilakukan dengan beberapa langka
berikut :

Menekan sebisa mungkin biaya produksi atau biaya operasional sekecil kecilnya,
serendah rendahnya tetapi tingkat harga, kualitas maupun kuantitas-nya tetap dipertahankan
sebisanya.

Penentuan harga jual sedemikian rupa menyesuaikan tingkat keuntungan yang


diinginkan/dikehendaki.

Volume kegiatan ditingkatkan dengan semaksimal mungkin


Kegunaan dari Break Even Point
Di atas sudah dijabarkan analisa BEP penting bagi pimpinan manajemen suatu perusahaan untuk
bisa mengetahui berapa tingkat produksi dimana total biaya yang dikeluarkan akan sama dengan
total jumlah penjualan.
Dengan kata lain, dengan BEP manajemen akan tahu hubungan antara produksi, harga jual,
penjualan, biaya, laba atau pun rugi sehingga bisa mempermudah manajemen dalam
pengambilan sebuah keputusan.
Asumsi Break Even Point
Analisis BEP akan berguna bila asumsi asumsi dasar dipenuhi, berikut diantaranya:

Biaya biaya yang dikeluarkan entitas bisa dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel.

Besar kecilnya biaya variabel secara total berubah ubah secara proporsional dengan
tingkat volume produksi atau pun penjualan, hal ini mengartikan bahwa biaya variable per
unit adalah tetap

Besar kecilnya biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan dalam volume
produksi atau pun penjualan.
Ini mengartikan biaya tetap per unit berubah ubah dengan adanya perubahan pada volume
kegiatan.

Jumlah unit yang terjual (unit produk) sama dengan angka per unit produk yang
dihasilkan/diproduksi.

Harga jual per unit tidak akan berubah dalam periode tertentu

Perusahaan hanya menghasilkan satu jenis produk. Jika lebih dari satu jenis produk,
komposisi masing masing jenis produk diasumsikan tetap (konstan)
Analisis BEP juga bisa digunakan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan beberapa
keputusan mengenai:

Jumlah produk minimal yang harus terjual supaya perusahaan tidak menderita kerugian

Jumlah minimal penjualan yang harus tetap dipertahankan supaya perusahaan tidak
menderita kerugian
Besar kecilnya penurunan penjualan yang bisa ditoleransi agar perusahaan tak mengalami
kerugian
Guna mengetahui efek dari sebuah perubahan harga, biaya atau pun tingkat volume
penjualan terhadap keuntungan/laba yang didapat.

BEP juga bisa dipergunakan dalam 3 cara yang terpisah, tetapi masih saling berhubungan satu
sama lainnya, yaitu digunakan untuk:

Menganalisis program otomatis dimana suatu entitas akan melakukan operasi dengan
cara lebih mekanis serta otomatis dan mengganti biaya variabel dengan biaya tetap

Mengamati/menelaah impak dari suatu perluasan tingkat aktivitas operasi secara umum

Membuat suatu keputusan mengenai jenis produk baru yang harus dicapai apabila
perusahaan menginginkan BEP dalam suatu proyek yang diusulkan
Kita bisa menggunakannya menjadikan rumus untuk mengetahui hal hal seperti berikut ini

Hubungan antara biaya, penjualan serta laba

Mengetahui struktur biaya variable dan biaya tetap.

Bisa mengetahui kemampuan dalam merendahkan atau menekan biaya dan batasan
dimana suatu perusahaan tidak mengalami rugi dan juga laba.

Mengetahui hubungan antara volume, biaya, harga serta laba


Analisis BEP bisa memberikan penerapan yang cukup luas untuk menguji aktivitas aktivitas
yang diusulkan di dalam mempertimbangkan beberapa alternatif atau tujuan pengambilan suatu
keputusan yang lain.
Analisa BEP bukan sekedar semata mata hanya untuk mengetahui kondisi perusahaan yang
Impas atau break even saja
Tetapi analisa break even point bisa memberikan informasi kepada para pimpinan perusahaan
mengenai berbagai tingkat volume penjualan dan juga hubungannya dengan potensi atau
kemungkinan mendapatkan keuntungan menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
Kelemahan dari Analisa Break Even Point.
Walaupun Analisa Break Even Point ini telah banyak dipergunakan oleh berbagai perusahaan,
namun tidak bisa menafikan bahwa analisa break even point ini memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan yang paling menonjol dari analisa BEP adalah asumsi mengenai linearity, klasifikasi
biaya dan pada penggunaan terbatas dalam rentang waktu yang tidak panjang.
B. Berbagai model perhitungan BEP
- Pay back period

Pengertian Payback Period


Menurut Abdul Choliq dkk (2004) payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu
kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu
proyek yang telah direncanakan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004) payback period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).
Selanjutnua menurut Djarwanto Ps (2003) menyatakan bahwa payback period lamanya waktu
yang diperlukan untuk menutup kembali original cash outlay.
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa payback
period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang
tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Analisis payback period
dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek
yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi.
Metode analisis payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi
akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point (jumlah arus kas masuk sama
dengan jumlah arus kas keluar). Analisis payback period dihitung dengan cara menghitung waktu
yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas keluar. Dari hasil
analisis payback period ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah alternatif dengan periode
pengembalian lebih singkat. Penggunaan analisis ini hanya disarankan untuk mendapatkan
informasi tambahan guna mengukur seberapa cepat pengembalian modal yang diinvestasikan.
Rumus Payback Periode
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period=n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Payback Peiod=(investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
Periode pengembalian lebih cepat : layak
Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih cepat
yang dipilih

Kelebihan dan Kelemahan Payback Period


Kelebihan
Metode payback period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk mennentukan
lamanya waktu pengembalian dana investasi.
Memberikan informasi mengenai lamanya break even project.
Bisa digunakan sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback periodnya
maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.
Dapat digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki resiko dan rate of return
yang sama dengan cara melihat jangka waktu pengembalian investasi (payback period) apabila
payback period-nya lebih pendek itu yang dipilih.
Kelemahan
Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah
payback periode tercapai.
Metode ini juga mengabaikan time value of money (nilai waktu uang).
Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.
Payback periods digunakan untuk mengukur kecapatan kembalinya dana, dan tidak mengukur
keuntungan proyek pembangunan yang telah direncanakan.

Contoh Perhitungan Payback Period


Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya sama
PT. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $ 45.000, jumlah proceed per tahun adalah $
22.500, maka payback periodnya adalah:
Payback Peiod=(investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
Payback Peiod=($ 45.000)/($ 22.500) x 1 tahun
Payback Period=2 tahun
Payback Period dari investasi tersebut adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam
aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila
investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period yang paling kecil.
Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda
PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar $ 100.000 pada aktiva tetap, dengan proceed
sebagai berikut:
Tahun Proceed Proceed Kumulatif
1 $ 50.000 $ 50.000
2 $ 40.000 $ 90.000
3 $ 30.000 $ 120.000

4 $ 20.000 $ 140.000
Maka payback periodnya adalah:
Payback Period=n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun
Payback Period=2+($ 100.000-$ 90.000)/($ 120.000-$ 90.000) x 1 tahun
Payback Period=2+($ 10.000)/($ 30.000) x 1 tahun
Payback Period=2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
contoh soal perhitungan Payback Period yang benar:
Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 500 juta (initial investment) dan ditargetkan
penerimaan dana investasi (cash flow) berbeda setiap tahun. Katakanlah tahun ke-1 cash flownya
Rp. 250 juta, tahun ke-2 Rp. 200 juta, tahun ke-3 Rp. 150 juta, tahun ke-4 Rp. 100 juta. Syarat
periode pengembalian investasi 4 tahun, berapakah payback periodnya?
Payback Periodnya
= 1 + (500jt-250jt) / (450jt-250jt)
= 2,33 juta
ato bisa juga dihitung dengan cara:
Dari tabel tersebut, investasi Rp. 600 juta terletak di cumulative cash flow ke-3.
Payback periodnya
= 2 + Rp. 500 juta Rp. 450 juta / Rp.600 juta Rp. 450 juta x 1 tahun
= 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
Payback periodnya kurang dari syarat periode pengembalian perusahaan sehingga usulan proyek
investasinya diterima.
-

BEP unit

Setiap pengusaha atau pemilik modal sebelum menanamkan uang atau modal pada sebuah usaha
pasti akan menghitung untung rugi usaha yang akan digeluti terlebih dahulu. Lebih jauh lagi,
hitungan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal alias titik impas mutlak
perlu dilakukan. Secara sederhana, Break Even Point (BEP) atau Titik impas adalah sebuah
istilah ekonomi yang menunjukkan kapan total Keuntungan sebuah usaha setara atau sama
dengan modal yang telah dikeluarkan.

Kenapa BEP/titik impas menjadi penting? Karena titik ini bisa menunjukkan mulai kapan usaha
anda memberikan keuntungan yang sesungguhnya. Sebagai contoh, misalnya anda membuka
gerai frenchise makanan/minuman dengan modal awal Rp 25 juta. Keuntungan bersih yang
didapat (keuntungan setelah dikurangi semua biaya produksi) selama 3 tahun adalah 30 juta.
Berarti BEP usaha tersebut kurang dari 3 tahun dan layak dipertimbangkan untuk dilakukan.
Bagaimana bila BEP usaha tersebut 10 tahun?
Untuk memperjelas bagaimana BEP bisa dihitung silahkan anda perhatikan gambar dibawah ini.

Grafik BEP (Break Event Point)


Untuk setiap usaha bisnis yang akan dibuat biasanya memiliki Fix Cost (garis orange), bisa
berupa modal awal untuk sewa lahan, pembelian alat produksi, dan biaya-biaya lainnya.
Pokoknya segala biaya yang diperlukan untuk membuat usaha berjalan atau dapat dimulai.
Semua biaya tersebut dikelompokkan dalam biaya tetap (Fix Cost).
Selanjutnya untuk setiap unit barang yang akan diproduksi membutuhkan variabel cost yang bisa
berubah-ubah. Biaya bahan baku, ongkos kerja, dan biaya-biaya lain selama produksi
dimasukkan dalam kelompok variable cost dan dihitung per satuan item barang yang diproduksi.
Jumlah kedua biaya tersebut (Fix cost dan variable cost) disebut total biaya (garis biru).
Kemudian barang yang diproduksi tersebut dijual dan semua hasil penjualan barang dimasukkan
dalam Total Pendapatan (Total Revenue, garis hijau). Keadaan dimana total hasil penjualan
(Total Revenue) sama dengan total biaya (Total Cost) inilah yang disebut Break Even Point
(BEP). Pada saat garis Total Revenue di atas garis Total Cost maka laba mulai diperoleh.
Semakin besar selisih Total Revenue dan Total Cost ini semakin besar laba bersih atau
keuntungan investasi yang akan didapat (ditunjukkan oleh area arsiran Hijau).
Untuk menghitung perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk BEP, kita mulai saja bagaimana cara
menghitung BEP baik berdasarkan jumlah unit dan berdasarkan nilai.

Dengan asumsi Pendapatan Total (TR) adalah sama dengan Biaya total (TC) maka perhitungan
BEP berdasarkan unit dapat diturunkan melalui turunan rumus berikut :

Rumus menghitung BEP berdasarkan Unit


Dimana :

TR adalah Pendapatan total (Total Revenue)


P adalah Harga Per Unit (jual)
X adalah Jumlah Unit
TC adalah Biaya total (Total Cost)
TFC adalah Biaya tetap total (Total Fix Cost)
V adalah Biaya variabel per unit (produksi)

Untuk lebih jelasnya kita gunakan saja contoh kasus bagaimana menggunakan rumus BEP diatas.
Misalkan kita ingin menghitung BEP usaha frenchise ayam goreng Huahahahey. Modal awal
yang diperlukan hingga usaha siap berjalan adalah Rp 21 juta. Ongkos produksi untuk setiap 1
item(potong) ayam goreng adalah Rp 5.000,- (termasuk untuk minyak goreng, tepung, bumbu,
ongkos kerja, dan lain sebagainya) Sedangkan harga harga jual Rp 8.000,- per potong ayam.
Maka perhitungan BEP usaha tersebut dilakukan sebagai berikut:

BEPunit : X = TFC / ( P V)
= Rp 21.000.000 / ( Rp 8.000 Rp 5.000) = 7.000 unit(potong)
Lantas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk BEP? Yah tergantung frekuensi penjualannya.
Kalau anda berpikir bahwa secara rata-rata terjual 20 potong ayam per hari maka waktu yang

dibutuhkan adalah 7.000/20 = 350 hari. Kalau bisa laku 35 potong perhari maka 7.000/35 = 200
hari, dan seterusnya.
Jadi berapa omzet yang harus diperoleh untuk BEP? Jawabannya adalah jumlah unit barang
dikali harga jual :
BEPRupiah = 7.000 x Rp 8.000 = Rp 56.000.000 .
Bila anda ingin menghitung jumlah omzet saat BEP TANPA menghitung jumlah unit dahulu,
maka gunakan saja rumus berikut :

Rumus menghitung BEP berdasarkan Nilai (harga)


Dimana :
FC adalah Biaya Tetap

P adalah Harga jual per unit

VC adalah Biaya Variabel per unit


Jadi bila kita gunakan data pada contoh di atas maka :

BEPNilai = 21.000.000 / ( 1 [5000 / 8000] )


= 21.000.000 / (1 0,625) = Rp 56.000.000
Yang paling penting dalam perhitungan BEP adalah bagaimana mengelompokkan biaya yang
termasuk fix cost dan variabel cost. Untuk dapat memahami biaya mana yang termasuk fix cost
atau variabel cost maka hal terpenting yang perlu dilakukan anda adalah berlatih dengan contoh
kasus perhitungan BEP yang lebih kompleks. Kita akan coba kembangkan contoh kasus
sebelumnya.
Kita kelompokkan dulu biaya yang masuk dalam masing-masing kelompok:
FIX COST

Peralatan Masak
Gerobak/Etalase

Meja Kursi
Peralatan makan/minum
Spanduk

VARIABLE COST

Daging ayam Per Potong


Bumbu (per potong ayam)
Plastik/kertas pembungkus
Minyak Goreng (harian)
Karyawan (1 orang) per bulan
Sewa tempat per bulan
Listrik+Air per bulan

Lihat komponen variabel cost di atas. Terlihat perbedaan waktu pada variabel-variabel tersebut.
Ada yang per potong, harian dan bulanan. Untuk mempermudah mendapatkan nilai variabel cost
per potong ayam kita buat dahulu ke dalam satuan bulan setelah itu baru di konversi ke dalam
satuan potong ayam. Misalkan target penjualan per hari adalah 20 potong ayam, maka target 1
bulan adalah 600 potong ayam. Demikian juga untuk minyak goreng, kita konversi dulu dalam
bulanan. Setelah itu kita akan mendapatkan nilai variable cost setiap potong ayam dengan cara
menjumlahkan semua komponen biaya variable cost lalu di bagi dengan total potong ayam
dalam per bulan.
Selanjutnya Dengan harga jual Rp 8.000 pe potong ayam kita akan dapat menghitung BEP unit
dan nilai omzet seperti terlihat pada gambar hasil perhitungan BEP menggunakan microsoft
excel berikut.

Contoh perhitungan BEP dengan menggunakan Microsoft Excel


Untuk mengurangi kebingungan, silahkan download file contoh perhitungan BEP (studi kasus
ayam goreng) di atas .

Tips Hitung BEP/Titik Impas Usaha Bisnis


Perhitungan Break Even Point (BEP) di atas hanya menggunakan angka yang konstan.
Artinya, faktor inflasi atau kenaikan harga belum dihitung. Jadi bila hasil perhitungan anda
ternyata termasuk dalam jangka waktu yang lama maka pertimbangkanlah faktor inflasi,
depresiasi, dan faktor-faktor lainnya yang mungkin dapat berpengaruh kuat pada usaha bisnis
anda. Untuk hal tersebut anda bisa saja menggunakan simulasi per tahun

Pada saat perhitungan BEP pergunakanlah angka yang moderat, tidak terlalu optimis
maupun pesimis. Frenchise terkadang memberikan angka yang optimis, dan ini bisa
menjerumuskan anda dalam memperkirakan BEP

Pada kali ini saya akan me-share tentang rumus BEP, salah satu teknik analisis laporan keuangan
adalah break even point, Sebetulnya masih banyak teknik-teknik analisis laporan keuangan
lainnya, seperti : Teknik analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis common
size, dan lain-lain. Dalam artikel ini penulis memfokuskan untuk membahas teknik break even
point untuk menganalisis target suatu penjualan agar dapat memaksimalkan penjualan dan
meminimalisir resiko.
Ukuran yang sering dipakai menilai sukses tidaknya suatu manajemen perusahaan adalah
tercapainya target penjualan dalan arti laba yang maksimal. Untuk mencapai penilaian tersebut di
pengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : biaya produksi, harga jual, dan volume penjualan. Biaya akan
menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan
akan mempengaruhi volume produksi dan volume produksi akan mempengaruhi biaya.
Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar
kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu, manajemen yang baik
dan efisien adalah manajemen yang dapat mengelola dan mengambil keputusan yang
berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan guna untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu
fungsi manajemen adalah sebagai alat dalam membantu perencanaan (planning). Salah satu
pendekatan yang digunakan manajemen Hal 2 dalam perencanaan laba adalah analisis
titik impas (break even point).

Pengertian BEP (Break Even Point)

Break even point adalah titik dimana Entity/company/business dalam keadaan belum
memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak merugi. Break Even point atau BEP dapat
diartikan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual
kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta
mendapatkan keuntungan / profit.
BEP dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan yang dinilai menggunakan total
biaya). Tetapi analisa BEP tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan
apakah mencapai titik BEP, akan tetapi analisa BEP mampu memberikan informasi kepada
pinjaman perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya
dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
Fungsi Analisis BEP
Rumus BEP/analisis break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk menentukan halhal seperti:

Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus
dibuat.
Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan
atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba
tersebut.
Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau
tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan
penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak
mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan
harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997).

Rumus BEP (Break Even Point)


Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break Even Point :
1) Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama adalah menghitung break even point yang harus diketahui adalah
jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau
harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Break even point dalam unit.

Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
S : Sales Volume
2. Break even point dalam rupiah.

Berikut Contoh Kasus :


Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan data sebagai
berikut :
1.
2.
3.

Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.


Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
1.
Fixed Cost
Overhead Pabrik :
Biaya disribusi :

Rp. 60.000.000,Rp. 65.000.000,-

Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,Total FC :


Rp.150.000.000,2.
Variable Cost
Biaya bahan :
Rp. 70.000.000,Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,Overhead pabrik :

Rp. 20.000.000,-

Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,Total VC :

Rp.250.000.000,-

Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.


Penyelesaian :
Kapasitas produksi
Harga jual per unit

100.000 unit
Rp. 5000,-

Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-

Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :

Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :

Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar
terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit

BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,2) Pendekatan Grafik


Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu pendekatan grafik menggambarkan hubungan antara
volume penjualan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta laba. Selain itu
juga untuk mengetahui biaya tetap dan biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan.
Asumsi yang digunakan dalam analisis peulang pokok ini adalah bahwa harga jual, biaya
variabel per unit adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi
yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau
rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh
komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun
rupiah yang diperoleh.

Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan


kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap,
biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan
penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal
(sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal
(sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu
X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara
yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar break even point tersebut.
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis
penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus
vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point dalam unit. dan
Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya
break even point dalam rupiah.

BEP rupiah

PERTEMUAN 13:
Pembukuan Usaha kecil
A. Penyusunan Rencana anggaran Usaha kecil
B. Neraca, laporan Laba/ rugi
PERTEMUAN 14:
Strategi pemasaran dan peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM
A. Peran Koperasi dalam ekonomi pasar
B. Strategi produk, harga, distribusi dan promosi

Buku Wajib
1. Berhard Limbong( 2010 ) Pengusaha Koperasi, Jakarta: Margaretha Pustaka
2. Sudarsono, Edilius ( 2004 ) Manajemen Koperasi Indinesia Indonesia, Jakarta : Rineka
Cipta
3. Subandi (2001 ) Koperasi, Teori dan Praktek, Jakarta: Erlangga
4. M. Tohar( 2004 ) Permodalan dan Perkreditan Koperasi, Yogyakarta: KanisiusSinggih
5. Wibowo ( 2004) Petunjuk mendirikan Perusahaan Kecil, Jakarta : Swadaya
6. Undang- undang Nomor 25/ 1992 tentang Perkoperasian
7. Undang- undang nomor 20/ 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Buku Anjuran
1. Ricard Burton Simatupan ( 2007 ) Aspek hukum dalam Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta
2. Frans M Royan ( 2003 ) Kiat sukses mengelola Supermarket Toko tradisional
Minimarket, Jakarta : Effhar
3. Buchari Alma ( 2002 ) Kewirausahaan, Bandung : Alfabeta

You might also like