BAB
Vv
KENDALA DAN GANGGUAN DALAM
OPERASI
GAMBARAN UMUM MENGENAI KENDALA
‘endala yang dalam bahasa Ingoris disebut constraint, sesungguhnya merupakan salah sam
syarat yang harus dipenuhi agar suatu proses dapat dilaksanakan. Sebagai contoh dapat
dikemukakan bahwa untuk mencapai suatu tempat dalam waktu yang sesingkat mungkin
adalah dengan cara mengendarai mobil deagan keoepatan setinggi mungkin, Cara iniakan menghadapi kendala
sebagai berikut :
1, Kecepatan maksimum yang bisa dicapai mobil tanpa merusake mobil.
2. ‘Sondisi jalan, tikungan jalan yang tidak memungkinkan mobil mencapai kecepatan maksimum.
Dua kendala ini harus dipenuhi agar proses mencapai tempat tersebut diatas dengan mobil dapat terlaksana.
Dalam proses optimisasi pada umumnya, Khususnya optimisasi operasi sistem tenaga listrik, selalu ada kendala-
‘kendala (constraints). Secara matematis untuk sistem yang terdiri dari n variabel hal ini digambarken sebagai
‘berikut :
4 Sebual fungsi (X,X,,......X,) yang biasa disebut objective function adalah fungsi yang dioptimisasikan
misalnya dicarinilai maksimumnya atau nilai minimumnya. Dalam hal-hal optimisasi operasi sistem tenaga
lismk PO, -X,) adalah fuagsi biaya operasi/bahan bakar yang perlu dicari nilai minumnya.
Dalam hal ini X,X,,.......X,misalnya adalah daya yang dibangkitkan oleh unit pembangkit ke 1, ke 2 ......
ken dalam sistem.
Dalam kegiatan penjualan P(X,,X,,.......X,) dapat merupakan fungsi keuntungan yang harus dicari
maksimumnya sedangkan X, X,,.......X, merupakan produk-produk yang harus dijual.
b ‘Kendala-kendala yang harus diatas secara matematis digambarkan oleh ketidaksamaan-ketidaksamaan dan
persamaan-persamaan yang harus dipenuhi, misalaya pada operasi sistem tenaga listrik digambarkan oleh
‘ketidaksamaan dan persamaan :K,< OK, X cD
RK, (V2)
QKX (v3)
Dimana:
K, = Bataspembangkitan daya yang minimal
K, = bataspembangkitan daya yang maksimal
K, = batas pembanghitan daya yang maksimal untuk sekelompok unit
pembangkit tertentu (XX,
aliran daya.
B = daya yang dipertusan konsumen (beban).
L_ = ragicrugi dalam sistem
‘Botas bewak ketidaksamean (V7.1) yaite K, biasanya merupakaa kendala metanis dalam
sistem yang ada hubungannya dengan maselzh kontrol pada unit pembangkit termis
dan pada unit PLTA ade hubunganya dengan masalah kavitasi,
Scdangkan batas atas ketidaksamaan (V1) yaitu K, ditentukan oleh kemempuan
pembangkitan unitunit pembangkit membangkitkan daya
Ketidasamaan (V2) merupakan kendala yang kadang-kadang timbul dalam sistem
misalaya karena ada pembatasan penyaluran bagi sekelompok unit-unit pembangkit
tertento,
‘Persamaan (IV.3) adalah persamaan daya yang harus dipenthi agar frekwensi sistem
bisa mencapai nilai yang dikehendaki (90 Herts + toleransi yang diperbolehkan).
Kendala keadala operasi yang telat diuraikan diaras adalah Lendala-kendala untuk
Keadaan statis, Untuk keadaan dinamis yaina dalam rangka pengaturan frelvensi
‘yaitu dalam rangka memenuhi persamaan (IV.3) untok mempertahankan frekwensi
apabila salah satu unsur persamaan tersebut berubab, maka kendala yang perl
diperhatikan adalah besarnya perubahan beban persatuan wakm yaits MW per menit
ati setiap unit pembangkit dalam sistem.
-X,) misalaya karena pembatasaa
V.2 KENDALA-KENDALA OPERASI PADA PLTU
PLTU dalam sister yang xelatif besar (yang daya terpasangnya diatas 1000
MW) pada umumnya merupakan Pusat Listrik yang dominaa baik secara teknis
operasionil maupun ditiojau dari scgi bieya operesi.
Dari segi Operasionil PLTU paling banyak kendala khususnya dalam kodisi dinamis,
Hal ini disebabkan banyaknya komponen dalam PLTU yang harus diaus. Gambar
TV menggambaslsan prinsip kerja dari sebuah PLTU yang menggunakan sistem 12-
heat (pemanasan vlang). Sistem reheat ini umumnye dipakai pada unit-unit PLTU
yang mempunyai kepasitas terpasang diatas [OMW.
BE ‘Operaat Sistem Tenoga ListrkKenéala operasi yang terdapat pada PLTU adalah :
a. Starting time (wakm yang diperluken untuk men-start) yang relatif lama, bisa
mencapai 6 sampai 8 jam apabila start dilakulamn dalam keadaan dingin,
b. Perubehan daya per saan waktu (MW per menit) yang terbatas, Iira kira 5Y%
per menit.
Hal ini disebabken arena proses start maupun perubahan daya dalam PLTU me-
ayangkut pula babagai perubahan suhu yang selanjumaya menyebabkan pemuaizn
atau pengkeratan,
‘Pemuaian-pemuaian atau pengerutan-pengerutan sedapat mungkin harusberlangsung
merata dan tidak terlals cepat untuk menghinéa:kan tegangen mckanis maupun
‘Pergeseran antara bagian-bagian yang berputar dan bagian-bagian yang statis misalnya
antara rotor dan stator :
Untuk meratakan subu terutama pada PLTU-PLTU yang besar misalnya pada unit
PLTU yang mempunyai turbin uap yang menggunakan sistem reheat diperiukan wake
Sirkit udare untuk pembakaran
Sitkit air bersih dan uap
‘Sirk air pendingin
Bahan bakar sebagai sumber energi primer dicampur dengan udara dibakar
dalam muang baker ketel wap schingga timbul energi panas.
Airbersih yang dialirkan dalam pipa-pipa ketel uap disetetiling raang bakal ketel uap
‘bercugas mengambil sebanyak mungkin cnergipanas yang cihasilkan oleh pembakaran
Bahan bakar + udara dalam roang bakar ketel uap schingga dihasilkan uap dengan
‘tekanan dan subu yang tinggi dalam drum ketel uap. Uap yang bertekanan dan bersubu
‘tinggi mengendung encrgy (enthalpy) yang tinggi dari drum ketel wap dialirkan ke
turbin uap melalui supetheater Didalam superheater nap berkesempatan mengambil
‘energi panas dari gas-gas hasil pembakaran schingga suhunya naik yang berarti pula
‘bakwa energi (enthalpy) yang dikendungnya juga maik. Kemudian vap dialirkan ke
tubin vap untuk mengkonversikan sebanyak mungkin energi (enthalpy) yang
dilandungnya menjadi encrgi mckanis turbin uap penggerak generator, Sika dipakai
turbin wap dengan sistem reheat maka wap yang keluar dari mrbin tekanan tinggi
dialitkan kedalam reheater terlebih dahulu sebelum dialirkan ke turbin tekanan
menengah, sehingge berkesempatan mengambil encrgi panas dazi gas hasil
pembakaran, menaikken subunya terlebih dabulu dalam reheater. Setelah uap
melepaskan energinya dalam turbin maka uap dicmbunkan dalam kondensor agar
menjadi air kembali dan dapat dipompakan kedalam ketel uap kembali. Sica energi
‘yang masih ada dalam vep yang keluar dari turbin dibuang melalui kondensor kedalam
air pendingin kondensor, kotika beslangsung proses pengembunan,
a
endala Gan Gangguan dalam Operesi aDari uraian diatas terlihat bahwa apabila ada perubahen beban pada unit PLTU yang
menyebabkan adanya perintah dari governor wnmuk melakukan penambahan atau
pengurangan vap yang dialirkaa ke turbin uap maka hal ini harus pula difleuti dengan
penambahan atau pengurangan aliran air ketel, bahan bakar dan udere. Hal int
‘menunjukkan bahwa pengaturan beban unit PLTU meayangkut svatu sistem
persbahan beban dan begite pula hasya untuk memproses start dan stop. Khusu
mengenai masala start-stop PLTU harus diperhitangtan dalam program unit
comiument tersebut dalam pasal 1.13.
Dari uraian tersebutdiatas, untuk keperiuan operasionil yang perlu dipeshatikan
‘untuk setiap unit PLTU adalah :
A. Beban maksimum
‘Dalam keadaan yang sempurna beban maksimum dari unit PLTU adalah sesuai
dengan yang tercantum dalam buku spesifikasi telais unit pembanglit. Dalam
spesifikasi teknis tersebut ummurmya disebutkan berapa beban maksimum untuk
pembebanan yang kontinyw dan berapa beban maksimum vatuk waktu tertentu,
smisalnya boleh berbeban 110% selams dua jam.
‘Apabila ada bagian dari usit pembangkit yang tidak sempurna keadaannya
rmisainya pemaaas udara sehingga udara yangmasuk keruang baker terlalu rendeht
suhunya, make beban maksimum terpakss diturunkan misalaya merjadi 90%,
texgantung kepaéa hasil pengukran berbagai parameter.
B. Beban Minimum
Beban-beban minimum dari unit PLTU berkisar disekitar 254%, Pembatasan ini
biasanya berhubungan dengan masalah kontrol karena pada beban rendah banyak
‘yang beraubungan tidak inie: sehingga menyulitkan kerjanya alatalat kontrol.
“Misalnye hubuogan antara suhu gas pembakoran dengan bahsa bakarpadabeban
rendah nyala api menjadi karang stabil dan mudah padam,
‘Ada PLTU campuran (dual fuel fring) bahan bakar minyak den betubare yang
kalau bebannya kurang dari 25% tidak dapat beropesasi dengan bate bara
melainkan hanya bisa beroperasi dengan menggunakan bahan baker minyak,
hal ini ada kaitannya dengan tesnik pembalaran dalam ruang bakar ketel vap.
Selain alacan-alasan teknis tersebut diatas perlu diingat alasan-alasan ckonomis
yang menyangleut efisiensi unit PLTU pada beban rendah yang menjadi rendah
seperti terlihat pada gambar 1V.2
C. Kecepatan perubahaa beban
Kecepatan perubahan bcban peda unit PLTU barus menuret petunjuk instruc.
tion Manual yang dibuat oleh pabrik, karena perubahan beban memberikan
erbagai dampak seperti telah diuraikan diatas.
Kecepatan perubahan beban yang mampu dilakukan oleh uait PLTU tergantung
pula kepada posisi beban permulaan dan keitannya dengaa sistem bahan bakar
dan sistem pengisian air ketel.
208 ‘Operasi Sistem Tenaga Listrik‘Ada PLTU yang diisain apabila bebannye Kurang dari 50% harus ada burner
yang dimatiken dan joga ada pompe pengisi air ketel yang cihentikan. Untuk
‘menaikkan bebannya misainya dari 40% ke 80%, talbapnya terbagi dua yaitu dari
40% smpai dengan 50%. Kemudian berhenti sesaat untuk menyalakan burner
tambehan dan pompa air pengisi ketel tambahan, baru setelah burner tambahan
dan pompa berisiairketel tambahan bekerje normal beban dapat dinaikkan dari
50% sampai dengan 80%,
‘Untuk PLTU yang menggunakan bats bara penambahan bumer yang beroperasi
juga harus diikuti dengan penambahan penggiling bats bara yang beroperasi
Sedangkan pada PLTU yang menggunakan bahan bekar minyak perlu dilkuti
dukeok
DATE weynp Bougy unayy wop pious jeowOy sci HA IGE
anfaeyseueiing = Td
soqwoUorg = OOF
ephswumund = Ad
uepy sed = AX
empasmnund = Ad
soqeq ery = 9d
FuReeD
Suan 0
‘Operasi Sistem Tenaga Listrik
38Se
V.13 SEBAB SEBAB GANGGUAN PADA SALURAN SALURAN LISTRIK
Dalam sistem Jawa, sebab Gangguan yang paling utama adalah petir. Pada
instalasi yang paling sering terkena petir adalah Saluran Udara, baik saluran Udaca
‘Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) maupua
Saluran Udara Tegangan Rendak (SUTR), Hel inidisebabkan karena memangjumlah
etir di Indonesia tergolong banyak. Hal ini biasanya dinyatakan dengan Isokeraunic
Lere! (IKL) yaitu angka yang menggambarken jumlah hari guruh per tahun, Ang ka
IKL di pulau Jewa berkisar antara 20 sampai dengan 135:
Scbab sebab gargguan lainnya adalah layang layang, tanaman/poton, binateng seperti
lar, kelelawar, tikus, ayam atau kucing. Juga kelalaian manusia secing merupakan
‘sebab Gangguan seperti membawa benda yang menjulang tinggi lalu menyentuh
Saluran Udara, Pada SUIT 150 KY, 70KV dan 30K petir masih merupakan sumber
Gangguan yang terbesar, tetapi pada SUTM dan SUTR Gangguan tarena tanaman
Juga merupalan sumber Gangguan yang tidak kecil disebabkan karena SUTM dan
SUTR tidak mempunyai jalur khusus yang bebas tanaman seperti pada SUIT 150
RV, 70 KV dan 30 KV,
Cangguan yang menimpa Saluran Kabel Tanah umumnya bersifat permanen dan
iikuti kerusakan, Penyebab Gangguan pada Saluran Kabel Tanah umumanya adalah
kelalaian mamusia seperti kena cangkul atau kena bor tanah, Gerakan tanah juga
merupakan salah satu scbab Gangguan baik pada Saluran Udara maypun Saluran
Kabel Tanah dan gerakan tanah ini juga menimbulkan kerusakan.
Kelalaian/kecerobohan waktu melakukan pemasangan peralatan juga merapakan
sumber Gangguan Dalam pasal 11.3. telah diuraikan bagian bagian dari instalasi yang
erlu diperiksa dan dipelihara secara periodik, temacuk pula bagian bagian dari
instalasilisuik. Tetapi untuk instalas: Saluran Kabel Tanah banyak bagian yang ditanam
didalam tanah sehingga tidak mungkin dilakukan pemeriksaan atau pemeliharaan
‘erhadap bagian bagiaa ini sehingga pemasangan yang teliti sangat dipertukan agar
‘tidak timbul gangguan dikemudizn har
Apalagi jika PLN menggunekan Kabel lavt antara Jawa dengan Bali dan Madura
maka masalah ketelitian pekerjaan pemasangan dalam hal ini mutiak éipertukan,
V.14 ANGKA ANGKA PELEPASAN SUTT 150 KV DAN 70 KV
Dari pengamatan operasi SUTT 150 KV didaerah kerja PLN Unit Pengasur
Beban Cawang yang meliputi daerah Jewa Barat bagian barat yaita daerah Jakarta,
‘Bogor, Bekasi, Tangerang dan Serang, atau secara operasional biasa disebut Area I
ada tahun 1982/1983, di mana Isokeratmic Level berkisar antara 20 sampai dengan
135 hari guruh per tahun, dapat disampaikan bahwa pelepasan SM (outage dari SUTI)
adalah sebagai berikut:
Kendala den Gangguan dalam Operast 39a. Pelepasan karcna Gangguan petir berjumlah kira kire 60%, Gangguan karena
petir hampir 10% bersifatiemporer, yang bersifat permanen hanya yang menimbal-
ken kerusakan. Alat yang rusak katena Gangguan petir umumnya adalah light
ning arrester,
>. Jumlah pelepesan karena Gangguan petir adalah:
SUTT 150 KV : 1 16 kali per 100 km per tahun,
SUTT 70KV : 575 kali per 100 kon pertaun.
c. Lamanya pelepasan pada SUT adalah:
SUTT 150 KV : I130jampertahun.
SUTT 70KV : 1150 jam per tahun.
Jumlah jam pelepasan SUTT ini dipergunakan untuk pemeliharaan yang
direncanakan (Planned Outage) sedanyak 95 99% sedangkan yang karena
Gangguan atau hal hal yang tidak direncenakan (Forced Outage) ber jumlah
antara 15%,
Pelepasan yang direncarakan adalah untuk pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan seperti
pemeliharaan PMT, Pemisah (PMS) scita bagian bagian penghantat
‘Sedangkan pelepasan yang tidak direncanakan seperti telah diseburkan dalam pasal
\V.2. maupun pada butir V3 a diatas adalah karena Gangguan pedis, Gangguan layang-
layang dan lair lain baik yangbersifat temporer maupun yangbersifet permanen yaitu
yang menimbulkan kerusakan peralatan sehingga memerlukan waktu uatuk
menyelenggarakan perbaikan terlebih dahalu.
v.15 JUMLAH GANGGUAN KARENA PETIR PADA SUTT
Jomish Gangguan pada SUTT yang disebabkan petir dapat dihitung dengan
teori gelombang dan karena jumlah Gangguan karena petiradalah jumlah Gangguan
yang terbesar maka dengan menambah engka Gangguan yang disebabkan hal hal
lain seperti layang layang dan lain Iain dari statistik maka jumlah Gangguan dari
svatu SUTI dapat éiperkirakan. Parameter parameter yang mempengaruhi jumlah
Gangguan karena petir adalah:
Isokeraunic Level (KL).
Konfigurasi kawat tanah,
‘Konstruksi tiang.
‘Tabanan pentanahan.
Andongan penghantar.
Petir yang menyambar SUTT menimbulkan gelombang terjalaa pada SUIT yang
‘merarbat ke be:bagai arah dan menghasilkan pula gelombang gelombang pantulan
yang berinteferensi satv sama lain. Gelombang gelombang berjalan ini beserta hasil
interferensi dengan pantulan pantulannya apabila mencapai nilai yang lebih besar
ppose
320 Operasi Sister Tenaga Listrikdari pada Nilai Isolasi Dasar (Basic Insulation Level) dari peralatan SUTT maupun
Peralatan ainnya yang terhubung dengan SUTT secara langsung, dapatmenimbulcan,
flachover pada peralatan tersebut yang mungkin menimbulkan Gangguan, terutama
apabila flashoverinitidak bethent setelah tegangan kembali mencapaitegangan nomi
val dari SUTT, ketika proses pelepasan muatan petit telah selesai. Lightning arrester
bertuges menyelenggarakan pelepasan muctan peti ini dengan harapan tidak timbul
fashover pada peralatan lain, karena flashover dapat merusekperalatan. Apabila proses
Pelepasan muatan listrik yang berasal dati petir dalam lightning arrester beclangsung
‘cokup lama maka hal inisempat dilthat oleh relay pengaman SUT sebagai Gangguan,
fasa ke canal dan selanjumya relay akan memerintahkan PMT unsuk membuka SUTT
yang bersangkuraa dan hal ini merupakan Gangguan,
Apabila pelepasan muatan listik yang berasal dari petir dalam lightning arrester
‘menimbullan arus yang melcbihi kemampuan lightning arrestcr maka lightning ar-
ester dapat meledak. Lightning arrester juga dapat meledak karena dia tidak berhenti
smelepaskan muctan istic sctelah tegaagan kembali mencapainilainomainal dari SUIT
yang seharusnya apabila dia berfungsi normal dia harus sudah berhenti melepeskan
muatan Listrik. Dalam hal yang demikian dikatakan terjadi power follow yang dapat
menimbullan pemanasan berlebihan pada lightning arrester dan akhirnye dia meledak,
Apabila lightning arrester tidak bechasil “memotong” gelombang berjalan yangbcrasal
dari petir dengan jalan melepaskan muatan listriknya, mnaka gelombang berjalan ini
dapat merambat ke peralstan lain yang terhubung langsung dengan SUTT yang
tersambar petir dan menimbulkan flashover bahkan mungkin juga kerusakan pada
peralatan tersebut,
Peralatan yang biasanya mengalami hal demikian adalah isolesi dari tansformmator
Karena dalam koordinasi isolasi sistem umumnya Tingkst Isolaci Dasar dari
‘ransformator adalah saa tingkat diatas arrester,
Dalam sistem dimana generator dihubungken langsung dengan SUTM maka genera-
tor dapat pula mengalami kerusakan karena sambaran petir pada SUTM.
Seperti telah diuraikan diatas salah satu parameter dari penyebab Gangguan karena
ppetir adalah tahanan pentanahan, Sehubungan dengan hal ini maka Gangguan kerena
petit banyak timbul pada permulaan musim hujan kateria pada saat yang demikian
tir sudah berdatangan tapi hujan belum cukup banyak untuk membuatnilai tahanan
pentanahan menjadi cukup rendah.
abel V. Idan tabel V.2. menunjukkan angka angka Gangguan pada berbagai SUTT
didaerah kerja Area 1. Sedangkan gambar V, 1, éan V.2. menggimbarkan konfigurasi
beberapa macam SUTT di daetah kerja Area 1.
‘Angke angke ini harus dibandingkan dengan angka angka yang di¢apat dani petkiraan
dengan perhitungan teoristis yang telah diuraikan pada permulean pasal ini. Apabila
‘erdapat perbedaan yang besar maka perlu dilakukan pengusutan,
Kendela den Gangguan dalam Operasi 3aKalau Gangguan yang scsungguhaya terjadi jash Icbih banyak dari pada yang
diperkirakan maka mungkin pemeliharaan SUTT yang bersangkutan perlu
ditingkatkan.
Sebaliknya jika lebih kecil maka perlu ditinjav kembali peshitungan teoritisnya atau
juga perlu ditinjau cora cara pelaporan Gangguannya karena mungkin ada Gangguan.
yang tidak laporkan.
V.16 GANGGUAN PADA SUTT SIRKIT GANDA
‘SUTT dengan sirkit ganda diharapkan tidak akan terganggu dua dua nye
ersamzan apabila tersambar petit. Namun dalam kenyataanaya sering terjadibehwa
kedua sirkit mengalami Ganggvan karena petir pada saat yang sama.
Dari pengamatan di Area I didapat angka angka sebagai berikut untuk tige tahun
terakhir:
Tahunan: 1981/1982 1982/1983 1983/1984
a. SUTTIS0KV : Satu sitkitterganggu : 28 kali 15 kali 27 kali
‘Due sirkitterganggu : 10 kali 2 kali 9 ali
Dv. SUIT 70KY ; Satu siskiteerganggu : 33 kali 37 kali 50 kali
‘Dua sirkit terganggu 23 kali 19 kei 36 kali
‘Ganguan dua sirkit bersamaan tersebut diatas hanya terjadlipada SUT dengan isolasi
‘yang seimbang (balanced iSulation) sedangkan pada SUTT, dengan isolasi yangtidak
seimbang tidak pernah terjadi Gangguan dimana dua sirkit terganggu bersamaan.
‘Nampaknya tujuan menggunaken SUT écngan Isolasi tidak seimbang, mencapai
sasarannya di Area 1. Pemikiran penggunaan isolator tidak seimbang agar tidak terjadi
Gangguan yangmenjatuhkan dua sirkit sekaligus ditujukan terhadap Gangguan yang
disebabkan petir dan tidak ada artinya bagi penyebab gangguan yang lain.
17 SAAT SAAT TERJADINYA GANGGUAN KARENA PETIR
Seperti diketahui Gangguan karena petit terjadi pada musim hujan. Dari
pengamatan di Area I terlibat bahwa intensites Gangguan petir yang paling tinggi
adalah antara jam 12.00 18.00 seperti terlihat dalam tabel berikut:
181/192] ORY] —sar~) | 20G97% | 10@s% | 25°100%
TOKV 36%) 40(7117%) 13 (23%) $6(100%)
rwsarses| oxy | xi | wom | re | r7c00%
KY 10%) 45 (80%) 108% | 56(100%)
1983/1934 150KV 70%) 23 (64%) (17%) 36(100%)
cosy | 70% | 62% | 20m | sxcioo
3az ‘Operesi Sistem Tenege LisirikPada saat ini beban puncak sistem Jawa masih terjadi sckitar jam 19.00 sedangkan
Gangguan karena petir banyak terjadi antara jam 12.00-18.00 sehingga hal ini secara
operasionil agak menguntungkan karena pada saat banyak petir beban tidak begitu
tinggi yang berarti cadangan peribangkitan relatif banyak. Namun ji pemakaian
tenaga listrik mengarah kepada pemakaian untuk industri maka beban puncak akan
bergeser kesiang hari yang justra merupakan saat banyak Gangguan petir.
Hal-bal tersebut diatas periu diperhatikan oleh para operator sistem yang biasanya
disebut dispatcher atau pejabat/petugas piket operasi sistem agar dapat mengambil
langkah-langkah operasionil untuk menjaga keandalan sistem,
Untuk ini para dispatcher harus memperiatikan laporan mengenai cuace yang terjadi
dalamn sistem,
18 PERSENTASE JUMLAH GANGGUAN KARENA PETIR
Dari pengematan didacrah kedua Area I didapat persentase angka angka jumlah
gangguaa Karena petir sebagai berikut:
1985/1988
61%
65%
1981/1982
73%
52%
Seperti telah disinggung pada pasal V.2., sebab-sebab Gangguan yang lain adalah
layang layang, tanaman, binatang dan Kelalaian manusia,
‘Namun sesungguhnya masih banyak Ganggguan yang tidak diketahui sebabnya
walaupun bisa diduga bahia scbabnya adalah petir, karena biasanya Gangguan
semacam ini terjadi pada waktu ada hujan lebat atau cuaca buruk.
Belum bisa dipastikan bahwa sebabnya adalah petir kerena pada waktu Gangguan
tersebut terjadi lightning arrester tidak bekerje, counternya tidak menunjuikkan
penambahan angka. Dalam keadaan cuaca baik misalaya pada musim kemarau kadang
Kadang juga terjadi Gangguan yang tidak diketahui sebabnya.
V.19 JUMLAH GANGGUAN DALAM SISTEM
Seielah Ganggvan pada Saluran Transmisi terutama SUTT ada pula Gangguan,
pada Unit Fembangkit dan Transformator di Gardu Induk. Kemudian Gangguan pada
Jaringan Distribusi yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah Gangguan
pada/di Unit Pembangkit, Saluran Transmisi dan Transformator Gardu Induk. Sebagai
‘gambaran dapat dilihat angka angka Gangguan dari Sistem Jawa scbagai ditunjukkan
oleh gambar gambar Y.9, V.10 dan V. 11 serta tabel V3.
Kendala dan Gangguan dalam Gperest 323
;
z‘Sebagai gambaran umum dapat disampaikan baba Sistem Jawa mencekup kira kira
80% dari produksi PLN yang didaerah opcresinya meliputi seluruh Indonesia.
Sedangkan sebagai sedikit gambaran mengenal engka angka Gangguan Jaringgan
Disiribusi disampaikan disini angka angka Gangguan Jaringn Tegangan Menengah
yang diamati oleh Unit Pengatur Beban Ware (Area IV) dan hanya meliputi PMT
tegangan menengah yang ada di Gardu gardu Indus di Jawa Timur saje untuk tahun
1983/1984 sebagai berilat:
— Tegangan 6 KV, jumlah Gangguan 1443 kali
— Tegangan 20 XV, jumlah Gangguan 4109 kali.
Dati angka angka ini dapat dibayangk’an bahwa juinlah Gangguan di Sistem Distibust
adalah jauh lebih banyak daripada di Sistem Pembangkit dan Traasmisi mengingat
‘balwa angka tersebut diatas baru Untuk sistem Distribusi Teganggan Menengah di
Jawa Timur saja.
V.20 SEBAB SEBAB GANGGLUAN PADA PUSAT PUSAT LISTRIK
Ganggpan gangguan Pada Pusat pusat Listrik secara garis besar dapat dibagi
atas 4 kelormpok yait
A. Gangguan pada Sirkit Listrik Generator
B. Gangguan pada Mesin Penggerak Generator (prime mower).
C. Ganggnan pada bagian instalasi yang berhubungan dengan lingkungan seperti
instalasi & pendingin dan saluran air terbuke pada PLTA.
D. Gangguan pada Sirkit Kontrol,
Dalam instalasi yang dijaga oleh Operator scperti dalam Pusat Listrik atau Garde
Jnduk ada gangguan yang tidak atan belum dilihat oleh Relay tapi dilihat oleh opere-
tor yang kemudian berinisiatif men trip PMT demi Keselamatan instalasl. Sebelum
‘menjatubkan PINTT mungkin Operator sempat memberitahu atau mungkia, juga tidak
‘kepada Dispatcher bahwa ia terpeksa men trip PMT, maka dalam hal ini sesunggunnya
‘Operator bertindak sebagai relay.
Selanjutnya kita tinjau scbab sebab Gangguan pada empat kelompok Ganggguan
tersebut diatas:
A. Gangguan pada Sirkit Listrik Generator,
Gangguan pada Sitkit Listrik Generator yang menyebabkaa triprya PMT.
Generator pada umumaya disebabkan:
1. Gangguan di luar seksi Generator tetapi PMT generator ikut wip sebagat
alibat kurang selettifnya Relay Generator,
2. Ade Ganggwan dalam seksi Generator yang disebabkan Karena:
a. Kerusakan Generator ata kerusakan peraletan listik dalam seksi Gen
erator.
328 ‘Operasi Sistem Tenaga Listekb Binatang yang menimbulkan hubung singkat.
Kontak kontak listik yang kurang sempurna.
3. Ada Gangguan dalam sistem penguat (cisicasi) dari Generator, biasanya
‘menyangkut pengatur tegangan otomatis dari Generator.
4. Ada Gangguan pada sistem arus searzh Khususnye yang diperlukan untuk
mentrip PMT.
Gangguan pada sirkit listrik tersebut diatas berlaku pada semua macam Pusat
Listrik,
B, Ganggxaa pada Mesin Pengegerak Generator
Gangguan pada Mesin Pengggerak Generator merupakan Gangguan yang pal
Jngseringterjadi pada semua Pusat Listrik. Hal hal yang menycbabkan Gangguan
‘Mesin penggerak generator secara umum telah disebut dalam pasal 1.3 yaitu
‘mengcnai bagian bagian yang harus secara periodik dipelinara dan apabila hal
ini tidak dilakukan maka bagian bagian ini bisa merupakan sumber Gengguan,
‘Secara singkat sebab-sebab Gangguan Mesin Penggerak Generator disebabkan:
1, Kerusakan pada bagian bagian yang berputar atau bergeser (moing parts)
seperti bantalan bantalan, batang batang pengeggcrak, katup katup, khusus-
nya yang jarang bergerak, pada waktu diperlukan malah macet.
2. Kerusakan pada bagian bagian dimana terdapat pertemuan antara zat-zat
yang berbeda suhunya seperti kondensor PLTU, pemanas awal PLTU,
‘pemanas udara PLTU. Hal serapa bisa pula terjadi pada alat alat pendingin
i PLTA atau PLTD.
3. Kerusakan pada Peagabut yang bertugas mengubah bahan bakar minyak
(Cait) menjadi kabut (gas) dalam wakiu singgkat. Pengabvt semacam ini
terdapat pada PLTU, PLTG dan PITD dan seringkali merupalan sumber
gargguan karena tersumbet.
4. Kebocoran pada perapat (packing) dari tagian yang mengandung zat cair
atau pun gas yang bertekanan tinggi. Kebocoran semacam ini dapat
‘menyebabkan Gangguan Opcrasi dari Pusat Listrik yang bersangkutan.
C. Gangguan pada bagian instalasi yang berhubangan dengan lingkongan.
Gangguan semacam ini dapat terjadi pada semua macam Pusat Listrik karena
semua Pusat Listrik selalu berhubungan dengan lingkungen. Pada PLTU
Gangguan semacam ini dialami misalnya karena air laut yang berfungsi sebagai
air pendingin mengandung banyak binatang laut dan kotoran yang menyumabat
instalasi air pendingin atau menyumbat kondensor.
Begitu pula pada PLTA sering pula dialami Gangguan yang disebabkan kazena
air dari sungai mengandung banyak kotoran schingge saringan air masuk ter-
sumbat dan mengrangeu operasi Pusat pusat Listik yang bersangkutan.
Masalah kotoran yang dibawa air sungai dapat pula menimbulian Gangguea
pada PLD yaitu apabila kotoran tersebut menyumbat instalasi air pendingin.
Kendala dan Gangguan dalam Operasi 325D. Gangguaa pala Sixkit Kontrol
Dalana setiap Pusat listik selalu terdapatsirkit kontrol yang mengaturbaik, Sirkit
Listrik Generator, Mesin Penggerak Generator maupun alat alat bantu, Siriat
Kontrol dapat berupa sitht lisrik, sickit mekanik, sirkit peneumatic ataupun sirkit
hhidrolik Dapat pula merupakan kombinasi dari beberapa macar sirkit kontrol.
Seringkali Ganggguan timbul karena adanya bagian dari sirkit kontrol yangg
tidak berfungsi dengan baik.
‘Schagai contoh kegagalan start dari unit PLTG sering sebabnya adalah adanya
bagian dari sirkit kontrol yang kurang baik kerjanya.
V.21 GANGGUAN DALAM GARDU INDUK
(Gambar V.3, menggambarkan rangkaian listrik yang vtama dalam Gardu Induk
(GD. Gangguan pada saluran transmisi maupun pada jaringan tegangan menengah
distribusi terlihat dalam GI, yaitu dengan tripnya PMT SUTT atau tripnya PMT
Penyulang (feeder) distribusi yang ada dalam GI.
Yang akan dibehas dalam pesal ini hanyalah Gangguen yang terjadi dalam G1 Khusus-
nya yang men trip PMT Transformator vtanta dalam GI atau yang menimbullan
Gangguan besar dalam G1.
Gangguan terscbut diaias umumnye adalah:
a. Gangguan diluar GI scperti di SUT atau di jaringan distribusi yang ileut tip
PMT Transformator sebagai akibat kurang selektifaya kerja relay atau karena
ada kepagalan pada sistem pengaman deri SUTT atau dari jaringan distribusi
‘yang terganggu.
b. Gangguan pada Rel Tegangan Tinggi maupun Tegang Rel Tegangan Menenga
yang umumnya disebabkan karena adanya binateng yang menimbulkan hubung
singkat di Rel
Gangguan pada Rel terutama pada Rel Tegangan Tinggi akan menyebabkan
jatuhaya semua Saluran Transmisi yang mengirim daya Rel yang terganggu
sehingga alcbat Gangguan tersebut akan terasa luas.
¢. Gangguan pada Transformator dalam Gl, halini biasanya disebabkan karena
ada kerusakan pada transformator, seperti kerusakan bushing, kervsakan kontak
‘Kontak tap changer atau ada kumparan yang terbakar.
Juga bisa disebablan karena radiator minyak dari Transformator telah kotor
sehingga pendinginannya laurang sempumna dan meayebabkan Relay Suu bekerja
menjatuhkan PMT Transformator dalam keadaan betan yang belum jenuh.
Adz kalanya Gangguan semacam ini disebabkan karena motor kipas pendinginn
‘Transformator mengalami kerusakan,
4. Gangguan yang discbabkan karena salah melakukan manuver dalam operasi
seperti merbula PMS sebelum membuka PMT terlebin date, Juga bisa
30 ‘Operasi Sistem Tenaga Listrike Gangguan yang disebabkan Karena adanya kontak koatak listik yang kendor.
Hal ini sering terjadi pada PMS, karena kontak kontak PMS sering tidak masuk
Kembali dengan sempurna disebabkan karena keadaan fisiknya yeng panjang.
f Gangguan karena petir yang tidak berhasil di discharge olch Lightning Asrester
dengan baik sehingga merusak peralatan dalarn GI seperti Transformnator
Utama, Transformator Arus atau Lightning Arrester ius senciri seperd telah
disinggung dalam pasal V4.
. Gangguan dalam sirkit kontrol yang mengakibatkan jatuhnya salah sau PMT
GI.
Gangguan semacam inibiasanya disebablan karena ada kesalahan yangdilakukan
petugas relay pada waktu melakukan pengecheckan rutin dari relay dalam GL.
bh. Gangguan karena mal operation dan relay, Khususaya Relay Diferensial dari
Transformator,
Hal ini sering verjadi pada G1 baru atau jika ada penambahaa Transformator
baru dalam GI. Sebabnya adalah karena Relay Diferensialnya masih terfalupeka
penyetelanye sehingga memerlukan penyetelan kembali.
Gangguan dalam GI seperti telah divraikan diatas dapat pula terjadi dalam Pusat
Listrik-larena instalasi Swicthch Yaud dari Pusat Listrik adalah sama dengen instelesi
ci.
EEE
v.22 GANGGUAN KARENA BEBAN LEBIH
Sering terjadi gangguan yang disebabkan adanya bagian dari sistem yangmeng-
alami beban lebih. Hal semacam ini bisa terjadi karena sebelumnye sudah ada
Gangguan yang menyebabkan beban berpindah ke bagian sistem yang lain sehingga
‘imbul beban lebih. Gangguan semacam ini disebut Gangguan kaskade,
‘Sebagai contoh apabila ada SUTT sirkit ganda dengan beban 80% pada tiap sirkit
apabila satu sirikt meaglami Gangguan maka sirkit yang tidak mengalami Gangguan
akan menampung beban dari sirkit yang verganggu discbabkan beban menjadi
2xB0%=160% daa akhienya juge mengalami gangquan discbabkan mengalamibeban
Jebih. Gangguan karena beban lebih bisa juga terjadi karena memang pertumbuban
beban tidak dengan penguatan instalesi misalaya penamibehan transformator ataou
penambahan SUTT. Koordinasi yang kurang baik dalam pengoperasian sistem dapat
juga menimbulkan gangguan beban Iebih, misalnya ada pemindahan beban dalam
jatring distibusi dari sate Gl ke GI yang lain tanpa diilet perencanazn operasi yang
baik dalam sistem transmisi dapat menimbullan gangguan beban lebih dalam sistem
ansmisi, PEnccgahan gaagguan scmacam ini dapat dilakslan deagan mengatur
alokasi pembangkitan agar tidak ada bagian dalam sistem transmisi yang akan
mengzlami beban lebih namwun hal semacam ini tidakdab selalu mongkin tergantung
kepada keadaan sistem,
we ‘Operasi Sistem Tenaga ListrikV.23 USAHA-USAHA MENGURANGI JUMLAH GANGGUAN
‘Karena gangguan dalam sistem tenaga listik adalah hal yang tidak diinginkan
‘etapi tidak dapat dihindarkan, maka perlu dilakukan usahe-usaha untuk mengurangi
jumlah gangguan dengan memperhatikan hasil analisa gangguan seperti telah diuraikan
dalam pasal-pasal terdahulu.
Useha-uszha uncuk mengurangi jumlah Gangguan dapat dilakukan dengan :
a
h
‘Merencanakan dan melatsanak pemelinaraan peralatan sesuai dengan buku
Tnstraksi pemeliharaan, sehingga terjadinya Forced Outage dapat scbanyek
mungkin dicegah.
‘Membvat Rencana Operasi yang mencakup butir a serta juga memperhatikan
agar tidak akan ada bagian-bagian instalasi yang mengalami beban lebih.
‘Memeriksa alat-alat pengaman (Relay-relay) secara periodic dan juga secara isiden-
til segera setelah ada laporan yang menyatakan keraguan atas kerjanya suatu
relay,
Kerjanya Relay yang baik diperlukan untuk mencegah Kerusakan peralatan
‘maupun untuk mencegah meluasnya Gangguan
‘Dalam operasi real time mengikuti perkembangan cuaca khususnya yang
‘menyangkut petir karen penycbab gangguan yang texbeser adalah petir,
Jka diketahui bahwa daerzh suatu SUTT sedang banyak peti, diusahakan
‘mengurangi bebannya sclama ini mungkin dilakukan dengan mengatur alokasi
pembangtitan dalam sistem schingga apbila SUTT, tersebut mengalami Gangguan