You are on page 1of 35
PEDOMAN UPAYA NESERATAN OLATIRVAGA DI PUSKESMAS DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT BINA KESEHATAN KOMUNITAS TAHUN 2006 612 044 Katalog Dalam Terbitan, Departemen Kesehatan RI ind Indonesia, Departemen Kesehatan. P Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga Di Puskesmas - Jakarta, Oepartemen Kesehatan 2005 1 Judut 1. Sport Medicine KATA PENGANTAR Seiring lenjadinya perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan perubahan kebijakan-kebijakan termasuk kebijakan yang ada di lingkungan Oepartemen Kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian buku-buku yang telah diterbitkan sebslumnya. Salah satunya adalah buku Petunjuk Pelaksanaan Ussha Kesehatan Olahraga yang sudah diterbilkan tahun 2001, yang telah disesuaikan menjadi buku Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas. Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas disusun oleh Tim yang merupakan wakil-wakil dari Lintas Program, Lintas Sektor, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi dan masyarakat, serla LSM yang terkait di bidang kesehatan olahraga. Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah untuk memberikan arahan dan petunjuk bagi petugas yang bekerja di Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesshatan olahraga di wilayah kerjanya. Buku pedoman ini belum sempuma, olah Karena itu masih diperlukan masukan dan saran untuk perbaikan, Akhimya pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh tim penyusun yang telah berpartisipasi didalam penyusunan buku ini, Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaal dalam menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga di Puskesmas Jakarta, Juli 2005 Oirektur Bina KeSehatan Komunitas Or. Wandaningsih, MPH. 2. NIP, 140 089 413 WE Fedora Kesehatan Olateaya dé Puskesmes, 2006 H a KATA SAMBUTAN Pada era reformasi puskesmas, kesehatan olahraga nyenjadi upaya kesehatan pengembangan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Pada pelaksanaannya, masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehalan, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi sasaran tetapi juga menjadi pelaksana pembangunan kesehatan. Sejak dicanangkan panji olahraga ‘Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat" pada tahun 1984, terjadi peningkalan animo masyarakat untuk melakukan kegiatan aktivitas fisik dan olahraga. Hal tersebut perlu didukung secara optimal oleh pemerintah melalui upaya kesehatan olahraga. Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan latihan fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Untuk mendukung kegistan tersebut, diterbitkan Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas yang dapat dipergunakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas sebagai panduan dalam mengelola program kesehatan olahraga. Jakarta, Juli 2005 Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Sees: J Dr Sri Astuti S. Soeparmanto, MSc, PH. NIP. 140 061 067 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR, SAMBUTAN DAFTAR ISL TIM PENYUSUN. BAB |. PENDAHULUAN . A, Latar Belakang. B. Landasan Hukum C. Pengertian OD. Tyjuan ..... BAB Il. KESEHATAN OLAHRAGA A. Ruang Lingkup B. Sasaran BAB II. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA DI PUSKESMAS .. 4, Hubungan Upaya Kesehatan Olahraga dalam Kel Puskesmas .... . _Kebljakan Operasional dan Strategi ..... . Manajemen .... Kegiatan Kesehatan Gatun . Sumber Daya .... . Pencalatan dan Pelaporan |. Indikator . oam7rmoo®m BAB IV. PENUTUP Kepustakaan MUNN Pedoazn Kesetaun Obéraga di Meskesmas, 2006 [ill OSes = sens 14 14 15 16 21 27 27 28 iii . Dr. Imran A. Nurali, Sp. KO . Drg. Kirana Ratna, MS: . Mulyatim, SKM Dr, Noviar Mahmud, Sp.KO . Dr. Henny Rahayu Ningtyas Dr. Sulasmi 8. Or, Diah Ekowati 9. Dr. Rita Verita 10. Or. Eko Prasetyo 11. Or. L. P. Rusmini 12. Org, Mahanani, Mkes 13. Drg. Harmanto Setia Hadi,MS. 14. Waluyali Sahari, SKM 15, M, Bastari, SKM 16. Dr. Eny Riangwati, Sp. KO 17. Drg. Bambang Sugiarto, Mkes 18. Drs. Ari Sanistioro 19, Delnalis MOABORN = Dr. Retno Handayani SS, Mkes HNN Peon Kescharon Olahrags oi Pusteunas, 2006 ll TIM PENYUSUN (PS-4KO FKUI) (Direktorat Kesehatan Keluarga) {Pusat Promosi Kesehatan) (Balkeskar OKI Jakarta) (Ditjen Yanmed Gigi Dasar) {Kepala Puskesmas Persawahan Propinsi Jabar) (Kepala Puskesmas Ps. Minggu Jakarla selatan) ( Sudinkes Jakarta Selatan) (Dinkes Kota Bandung) (Oinkes Propinsi Jawa Timur) ( Dinkes Propinsi Bali) (Dinkes propinsi Jawa Timur) (Ka Sub Dit. Kesehatan Olahraga) (Sub Dit. Kesehatan Olahraga) (Sub Dit, Kesehatan Olahraga) (Sub Dit. Kesehatan Otahraga) {Sub Dil. Kesehatan Olahraga) {Sub Dil. Kesehatan Olahraga) (Sub Dit. Kesehatan Olahraga) SSA RAO et RR iv BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tervaujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai peran penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan Kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan lerpadu. Upaya kesehatan olahraga adalah salah satu upaya kesshatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat Kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivilas fisik dan atau olahraga. Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, program Kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari pokok program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat, Kesehatan alahraga telah ditetapkan sebagai salah satu indikator keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Antivitas fisik dan atau olahraga dapat memberikan dampak positif bila dilakukan secara baik, benar, terukur, dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan lidak sesuai dengan kaidah tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera yang mungkin akan berakibat fatal. Saat ini di Indonesia sebagian masyarakal di perkotaan maupun pedesaan sudah melakukan kegiatan aktivitas fisik dan atau olahraga, baik olahraga kelompok atau perorangan. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlan pengunjung yang memanfaatkan sarana olahraga terutama pada hari libur. Selain ilu terlihat minat masyarakat dalam memanfaatkan berbagai peralatan sederhana maupun modern untuk menunjang kegiatan olahraga baik di pusat kebugaran jasmani (fitness center) maupun di rumah tangga, namun proses dan hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Podorms Kowtatan Olaheaga dk Puskesennny, 2005 i 1 rs} Di sisi lain peningkatan penyakit tidak menular sangat erat kaitannya dengan perubahan perilaku dan gaya hidup, seperti pola makan tidak seimbang, kurang melakukan aktivitas fisik dan merokok yang merupakan salah satu dampak negatif dari perkembangan Iptek di berbagai bidang. Data SKRT tahun 2001 menunjukkan 61% panduduk Indonesia tidak aktif dalam melakukan aktivitas fisik di mana persentase perempuan yang fidak aktif (73%) lebih tinggi daripada laki-laki (63%), baik di setiap kelompok umur a@taupun di perkotaan. Hasil survei Departemen Kesehatan tahun 2002 pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kantor Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah Provinsi di Sumatera Selatan, DOKI Jakarta, Jawa Barat dan Bali, pada kemponen daya tahan jantung-paru (Cardio Respiratory Endurance/CRE} menunjukkan 73% dengan fingkal kebugaran jasmani yang kurang dan kurang sekali. Selain itu pada Susenas 2003, dilaporkan bahwa 74% penduduk usia 10 tahun ke alas kufang gerak dalam perjalanan, 81% kurang gerak dalam waktu senggang dan 14% kurang gerak dalam pekerjaan. Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup seperti tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup sebaliknya. Dari data-data di atas, upaya kesehatan olahraga mempunyai peran penting dalam mencegah dan menanggulangi keadaan lersebut, Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM}, rumah sakit, dan institusi kesehatan lain baik pemerintah maupun swasta. Pada tahun 1995 telah diterbitkan Petunjuk Pelaksanaan Upaya kesehalan olahraga untuk digunakan sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan olahraga di puskesmas. | Pedsann Keetecn Olahrgs di Pustean Perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan perubahan kebijjakan-kebijakan termasuk di Departemen Kesehatan, yaitu reformasi di bidang kesehatan. Sejalan dengan itu disusun Kebijakan Dasar Puskesmas, di mana visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas: adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju lervujudnya Indonesia Sehat 2010. Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas tersebut, puskesmas berlanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehalan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat serta merupakan pelayanan kesehatan tingkal pertama. Upaya kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas, dan upaya kesehatan pengembangan ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan olahraga merupakan salah satu upaya kesehatan pengembangan. Alas dasar lersebul di atas, maka buku Petunjuk Pelaksanaan Usaha Kesehatan Olahraga di Puskesmas peru disesuaikan. LANDASAN HUKUM 1. Amandemen Undang-Undang Dasar 45 tahun 2002 pasal 28 H: 2. Undang-Undang RI; nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1992 nomor 100 Tambahan Lembaran Negara no. 3495); 3. Undang-Undang RI; nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah {Lembaran Negara tahun 1999 nomor 60 Tambahan Lembaran Negara no 3839); 4. Peraturan Pemerintah; nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 nomor 54 Tambahan Lembaran Negara nomor 3952); 5. Peraturan Pemerintah; nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerinlah Daerah; Podoman Kesetatan Ofiitraga di Meskesnas, 2006 am 3 6. SKB 4 Menteri (Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Rl); nomor 1/U/SKB/2003, nomor 1067/Menkes/SKB/VII2003, nomor MAY230A/2003, nomor 26 tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah; 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI; nomor 1277/MENKES/SK/XU2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI; 8. Keputusan Menteri Kesehatan RI; nomor 1457/ MENKES/SK/X/2003. tentang Standard Pelayanan Minimal bidang Kesehatan di kabupaten/kota; 9. Kepulusan Menteri Kesehatan RI; nomor 128/MENKES/SK/II/2004, tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakal; 10. Keputusan Menteri Kesehatan RI; nomor 131/MENKES/SK/II/2004, tentang Sistem Kesehatan Nasional. PENGERTIAN 1. Sehat Adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produklif secara sosial dan ekonomi. 2. Kebugaran jasmani Adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari- hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. 3. Aktivitas fisik Adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori) 4, Olahraga Adalah suatu bentuk aklivilas fisik yang lerencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang) dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. 5. Kesehatan olahraga Adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latinan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan. 6. Rumah sakil Adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan pelayanan TE Peoman Reston Obhngs & Pukeme, 206 pengobalan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkalan kesehatan dan pencegahan penyakit, yang dilaksanakan melalui pelayanan rawal inap, rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan tindak medik. Sarana ini dapat juga dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. 7. BKOM Adalah fasilitas kesehatan sekunder yang menyelenggarakan pelayanan spesialistik di bidang kesehatan olahraga secara proaktif sesuai kebutuhan masyarakat setempat dengan melibalkan peran serta masyarakat, terpadu, dan mempunyai wilayah kerja. 8. Puskesmas. Adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 9. Badan Penyantun Puskesmas (BPP) Adalah organisasi yang menghimpun tokoh-tokch masyarakat peduli Kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja puskesmas dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas. 10. Sarana Kesehatan Olahraga Adalah tempat yang secara khusus diperaunakan dalam pelayanan Kesehatan ataupun kesehalan olahraga termasuk kegiatan latihan fisikfalahraga. . Tenaga Kesehalan Olahraga Adalah petugas yang menyelenggarakan atau melakukan kegiatan sesuai dengan keahlian dan kewenangannye di bidang kesehatan olahraga. 12. Pusat kebugaran jasmani Adalah tempat untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui kegiatan latihan fisik dan olahraga secara baik, benar, terukur, dan teratur. 13. Kelompok olahraga Adalah kelompok masyarakat yang melakukan Kegialan olahraga untuk kesehatan, prestasi dan rekreasi tanpa harus menggunakan tempat yang tetap, baik di dalam maupun di luar ruangan. 1 CE Pedoauan Kesetauan Ofadraga di Keshesmes, 2006 [8 14. Kecamalan Sehat Adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan penlaku sehat, memiliki kKemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinaginya. D. TUJUAN 6 1. Tujusn Umum Menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga di puskesmas untuk menunjang terwujudnya Kecamalan Sehat. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga; b. Meningkatnya kemitraan melalui kerja sama lintas program. lintas sektor, dunia usaha/swasta, LSM, organisasi profesi, dan media massa; ¢. Meningkatnya jangkauan, cakupan, dan mutu pelayanan kesehatan olahraga di puskesmas; d. Meningkatnya pemberdayaaan masyarakat dalam upaya kesehatan olahraga. CUA redomin Kewtoce Obhnys di hatomn, 200 (EEN BAB II KESEHATAN OLAHRAGA Kesehatan olahrags diperlukan unluk tercapainya derajat Kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat yang optimal dengan melakukan olahraga atau latihan fisik secara baik, benar, lerukur, dan teratur serta berkesinambungan sebagai modal penting dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja sumber daya manusia. ; A. RUANG LINGKUP Kesehatan olahraga meliputi pelayanan kesehatan pada kegiatan olahraga dan pemanfaatan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehalan dan kebugaran jasmani yang diselenggarakan secara terpadu dan menyeluruh melalui pendekatan promolif, preventif, kuratif. dan rehabilitatif, 1, Pendekatan promotif dibarapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan daya lahan tubuh terhadap penyakit; 2, Pendekatan preventif diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit atau penyulit akibat kurang gerak serta memperlambat proses penuaan; 3. Pendekatan kuratif diharapkan dapat memberikan altematif untuk upaya penyembuhan penyakit (exercise is medicine); 4. Pendekatan rehabilitatif diharapkan dapat memulihkan gangguan fungsi tubuh akibat penyakit dan kecacatan. B. SASARAN Swsaran yang ingin dicapai melalui upaya Kesehatan olahraga adalah : 1. Meningkatnya = kemampuan manajemen penyelenggaraan = dan. pengembangan upaya kesehatan olahraga; 2. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan olahraga masyarakat; 3. Terbentuknya Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat di provinsif kabupaten/kota; 4. Meningkatnya jumlah puskesmas dan rumah sakit yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan olahraga; Nedoman Keschaces Olahraza di Pushexnas, 2006 ill 5. Mendorong terbentuknya upaya pelayanan kesehatan olahraga yang dilaksanakan di institusi pelayanan pemerintah dan swasta; 6. Meningkatnya psmberdayaan masyarakat dalam pengembangan kesehatan olahraga; Meningkatnya jejaring kemitraan dalam pengembangan kesehatan olahraga; 8. Meningkatnya budaya masyarakat untuk melakukan latihan fisik/olahraga secara baik, benar, terukur, dan teratur, OLAHRAGA 1, Jenis olahraga Olahraga terdiri dari dua jenis yaitu agrobik dan anaerobik. Olahraga aerobik bila Komponen aerobik lebih dominan, dan olahraga anaerobik bila komponen anaerobik lebih dominan. Tidak ada olahraga yang mumi eerobik alau anaerobik saja. 3. Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus: di mana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi oleh tubuh. Olahraga aerobik dibagi dalam 3 tipe, yaitu: 1) Tipe 1: Olahraga dengan naik-turunnya denyut nadi yang relatif stabil Cantoh : jalan, jogging, lan, bersepeda. 2) Tipe 2: Olahraga dengan naik-turunnya denyut nadi secara bertahap. Cantoh : senam, dansa, renang 3) Tipe 3: Olahraga dengan naik-turunnya denyut nadi secara mendadak. Umumnya dalam bentuk permainan. Contoh : sepak bola, basket, voli, tenis lapangan, tenis meja b. Olahraga anaerobik adalah olahraga di mana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Contoh : angkat besi, lari cepat 100 meter (sprint). HL Pedoman Kesrhosam Olahraga di Puskesnas, 2006 ENN 2 Kaidah olahraga Agar olahraga dapat memberikan hasil yang optimal bagi paningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, maka dalam berolahraga perlu mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikul = @, Olahraga yang balk adalah = 1) Olahraga yang dimulai sejak usia dini hingga usia lanjut. Dapat dilakukan di mana saja, dengan memperhatikan lingkungan yang sehalt, aman, nyaman, bebas polusi, tidak rawan cedera. Contoh : di rumah, tempat kerja, dan lapangan yang lantainya rata, tidak ada genangan air, dan tidak licin. 2) Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi dan disenangi. 3) Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan dengan peregangan 10-15 menit, diikuti latihan inti 20-60 menit, dan diakhiri pendinginan dengan peregangan selama 5-10 menit. b. Olahraga yang benar adalah = Olahraga yang dilakukan sesuai dengan kondisi fisik yang secara medis mampu melakukannya, sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan, Contoh : - Bagi orang sehat dapat melakukan olahraga asrobik tipe 1, 2, dan 3. - Bagi orang dengan faktor risika (hiperkolesterolaemia dan obesitas), penderita penyakit tidak menular Gjantung dan pembuluh darah, diabetes melitus) tidak dianjurkan melakukan olahraga aerobik tipe 3. - Penderita obesilas tidak dianjurkan berlari karena akan menimbulkan cedera, contoh : cedera pada lutut dan persendian. c. Olahraga yang terukur adalah : 1) Olahraga yang dilakukan dengan mengukur denyut nadi latihan (DNL). 2) Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, denyut nadi latihan harus mencapai 70% - 85% dari Denyut Nadi Maksimal (ONM). DNM dihitung berdasarkan : DN! 220-UMUR } x por THEE Pecdommem Keschores Olshrage di Puskesnas, 2006 2) Untuk membakar lemak dengan intensitas latihan lebih ringan, denyut nadilatihan antara 60-70% DNM. Contoh = Pada usia 40 tahun, ONM = (220-40) x per menit = 180 x per menit. Untuk membakar lemak orang tersebut harus berolahraga dengan denyut nadi latihan mencapai : {60%-70%) x 180 x per menit = (108-126) x per menit 4) Waktu latiban Waktu latinan dimulai semampunya, ditambah bertahap secara perlahan-lahan. Untuk meningkalkan daya lahan tubuh (endurance) perlu waktu antara 20-60 menil, untuk membakar lemak perlu waktu lebih lama (lebih dari 1 jam). d, Olahraga yang teratur adalah : Menurut WHO aktivitas fisik dibagi 4 Kategori 1} Hidup aktif Setiap hari melakukan aktivitas ringan sampai sedang selama 10 menit atau lebih beberapa kali sehari. 2} Aktivilas untuk sehat Setiap hari melakukan aktivitas sedang selama 30 menil alau lebih. 3) Latihan fisik untuk bugar Seminggu 3 kali melakukan aktivitas sedang sampai berat selama 20 menit atau lebih. 4) Latihan fisik untuk olahraga Durasi dan frekuensi tergantung tingkat kebugaran jasmani seseorang, aktivitas terprogram, 3 Manfaat olahraga Bila kita sudah melakukan olahraga dengan baik, benar, lerukur, dan teratur secara berkesinambungan minimal 12 minggu, akan didapat manfaat sebagai berikut : a. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh, sehingga dapat mengurangi terjadinya risiko cedera_ TAGE Pedomas Keectaten Olsheagy & Puskestnas, 2006 f b. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal. c. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang, anlara lain pada : 1) Anak-anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan. 2) Orang dewasa untuk memperkual massa lulang, menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung, dan lutut serta mencegah osteoporosis, d, Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru, serta pembuluh darah yang ditandai dengan : 4). Denyut nadi istirahat menurun; 2}. Isi sekuncup jantung bertambah; 3). Kemampuan fungsi paru meningkat; 4). Penumpukan asam laktat berkurang; 5). Meningkatkan pembuluh darah kolateral; 6). Meningkalkan kolesterol HDL; 7). Mengurangi aterosklerosis. e. Mengurangi risika lerjadinya berbagai penyakit seperti pada + 1) Tekanan darah tinggi dapal menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik; 2) Penyakit jantung koroner dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL dan mengurangi kadar lemak dalam darah; 3 Diabetes Melitus dapat meningkatkan sensitivitas insulin. f. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitivitas hormon terhadap jaringan tubuh, g. Meningkatkan aktivitas kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh. D. KEBUGARAN JASMANI Adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Pedsaun Kesehatan Otshraga di Pashosmas, 2005 ll 1) Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 2 kelompok : 1. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yailu: a Daya tahan jantung-paru Adalah kesanagupan sistem jantung, paru, dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan bekerja. Daya tahan jantung, paru merupakan komponen terpenting dalam penilaian kualitas kKebugaran jasmani. . Daya tahan otot Adalah kemampuan otel untuk melakukan kontraksi yang berulang- ulang terhadap sualu beban dalam jangka waktu tertentu, Daya tahan otot merupakan kemampuan tubuh mengatasi kelelahan. Contoh : kemampuan mslakukan tes push-up dalam 1 menil. Kekuatan otot Adalah tenaga atau tegangan yang dapat dihasilkan olot pada konlaksi maksimal. Contoh : kemampuan melakukan tes dalam mengangkat beban maksimal 1 kali angkat tanpa kesalahan. Fleksibilitas Adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sandi secara maksimal. . _Komposisi tubuh dapal diukur melalui : 1) Indeks Massa Tubuh (IMT) : Berat Badan (kg) Tinggi Badan (ny) 2) Persen lemak tubuh dengan menggunakan skin fold caliper. 2. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kelerampilan : a Kecepatan gerak Adalah kemampuan untuk melakukan gerak secepat mungkin. Kelincahan Adalah kemampuan mengubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangquan pada keseimbangan dan gerakan itu sendiri. Keseimbangan Adalah kKemampuan mempertahankan sikap tubuh yang lepat pada saat berdiri dan melakukan gerakan. Waktu reaksi Adalah waktu tersingkat yang dibuluhkan untuk memberi jawaban kinetik setelah menerima suatu rangsangan. Koordinasi Adalah hubungan harmonis berbagai faktor dalam suatu gerakan hasil interaksi antara sistem saraf dengan sistem muskuloskeletal, sehingga sualu gerakan menjadi efisien, efektif, dan tepal sasaran. Daya ledak otot Adalah kemampuan otot untuk bekerja secara tiba-tiba dan kuat. Contohnye : 1) pukulan smash pada bulu tangkis, tenis, bola voli. 2) Start pada lari sprint 13 § Pedeaun Kesetauun Otatvaga di Pushewnas, 2006 A BAB Ill UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA DI PUSKESMAS HUBUNGAN UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA DENGAN KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS. Berdasarkan Kep.Menkes RI No. 128/Menkes/SK/I2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, untuk mencapai visi Kecamatan Sehat guna tenwujudnya Indonesia Sehat 2010. Untuk mencapai tujuan tersebut misi pembangunan kesehatan adalah menagerakkan pembangunan berwawasan Kesehatan di wilayah kerjanya : Mandorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat Memelihara dan meningkatkan mutu Pemerataan kelerjanakauan pelayanan kesehalan eae eo Memelihara dan meningkatkan kesehalan perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan Dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas. maka fungsi puskesmas adalah : 1. Pusat penggerak pembangunan benvawasan kesehatan 2. Pusat pemberdayaan masyarakat 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama tas dasar tersebut upaya kesehatan di puskesmas dikelompokkan menjadi : 1. Upaya Kesehatan Wajib 2. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan olahraga sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan, diselenggarakan oleh puskesmas bila : HL Pedynan Keseboran Olatiraga di Puskesmas, 2000 NNN 1. Ada permasalahan yang menyangkut bidang kesehatan olahraga di wilayah kerja puskesmas, seperti meningkatnya kasus obesitas, kurang gerak, panyakit tidak menular dil. 2. Ada kebutuhan dan minat masyarakat melakukan olahraga untuk kesehatan, baik dalam) kelompok maupun perorangan. Hal tersebut di atas disesuaikan dengan situasi dan kondisi sumber daya yang tersedia di puskesmas. = Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan alahraga, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berlanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan unit fungsional bidang kesehatan olahraga. Dalam menyelenggarakan upaye kesehatan olahraga, perlu memperhatikan beberapa azas sebagai berikut : @. Azas pertanggungan-jawab wilayah Puskesmas bertanggung jawab dalam) meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat yang bertempal tinggal di wilayah kerjanya. b. Azas pemberdayaan masyarakat Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga, dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga. c. Azas keterpaduan Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga puskesmas perlu mengintegrasikan dengan program kesehatan dan sektor terkait lainnya, guna mengatasi kelerbatasan sumber daya yang ada. d. Azas rujukan Keterbatasan sarana pelayanan kesehatan olahraga di puskesmas periu ditunjang dengan azas rujukan untuk membantu puskesmas dalam menyelesaikan masalah kesehatan olahraga. KEBIJAKAN OPERASIONAL DAN STRATEGI. Dalam menyelenggarakan upaya kesshatan olahraga agar mencapai tujuan yang berhasil dan berdaya guna, maka perlu ditetapkan kebijakan operasional dan strategi sebagai berikut : AN Potome Kerehatin Obiheaps di Piokesmess, 2008 15 . Kebijakan Operasional. Upaya kesehatan olahraga diselenggarakan @, Sesuai standar operasional prosedur yang berlaku. b. Secara msnysluruh dengan mengutamakan pendekatan promolif, preventif, tanpa mengabaikan kuratif, dan rehabilitatif. ¢. Berdasarkan kemitraan melalui jejaring kerjasama dengan lintas program, lintas sekter, LSM, organisasi profesi serta dunia usaha. d. Dengan memberdayakan masyarakat baik perorangan, keluarga, dan kelompok . e. Dengan memberikan bantuan pembinaan prestasi olahraga di wilayah kerja melalui tahapan pelayanan sesuai standar operasional yang berlaku. . Strategi a, Meningkalkan pengetahuan dan kelerampilan petugas kesehatan dan non kesehatan di bidang kesehatan olahraga. b. Advokasi dan sosialisasi pada pembuat kebijakan dan pemegang program terkait. c, Menyebarluaskan informasi tentang kesehatan olahraga. d. Memberikan pelayanan kesehatan olahraga sesuai standar pelayanan yang berlaku. e. Memanfaatkan forum keordinasi yang ada sebagai wadah pembinaan upaya kesehatan olahraga. f. Menghimpun potensi/ sumber daya masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan olahraga. |. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesshatan olahraga oO Cc. MANAJEMEN 16 Untuk terselenggaranya upaya kesehatan olahraga di puskesmas, perlu ditunjang dengan manajemen yang baik. Manajemen kesehatan olahraga di puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efeklif dan efisien di bidang kesehatan olanraga. Redon Keadtoten Ollerga diPuskesinas, 406 f i Ada tiga fungsi manajemen kesehatan olahraga di puskesmas yakni; 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan dan pengendalian 3. Pengawasan dan pertanggungjawaban Semua fungsi manajemen tersedut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. 1. Perencanaan Perencanaan kesehatan olahraga adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengalasi masalah dan kebuluhan masyarakal di bidang kesehatan olahraga pada wilayah kerja puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan olahraga yang dilakukan oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut : a, Identifikasi masalah Identifikasi masalah dilakukan : 1) Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebuluhan dan minat masyarakat melakukan olahraga untuk Kesehatan. 2) Bersama masyarakat melalui survei mawas diri (SMD), bila puskesmas tidak memiliki Kemampuan, maka dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbeq Technique) di mana petugas puskesmas dapat mengikut sertakan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). 3) Dengan memperhatikan perkembangan 10 pola penyakit terbesar di puskesmas, terutama dikaitkan dengan adanya peningkalan dari kejadian penyakit tidak menular (PTM). Selanjutnya dilakukan kKonsolidasi dengan BPP dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, b. Menyusun usulan kegiatan. Langkah puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan kesehatan olahraga dilakukan dengan menetapkan : 1) Kegiatan 2) Tujuan 3) Sasaran 4) Besar/volume kegiatan §) Waktu Pedoman Kesehetan Otalerags di Paskesmas, 2066 AAA 17 6) Lokasi 7) Perkiraan kebutuhan biaya Rencana kegiatan kesehatan olahraga disusun dalam bentuk matriks. Penyusunan tahap awal dilaksanakan melalui pertemuan musyawarah bersama dengan BPP dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan untuk tahap berikutnya diselenggarakan secara terintegrasi dengan upaya Kesehatan lainnya. Mengajukan usulan kegiatan. Usulan kegiatan yang telah disusun diajukan Ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila mengajukan ke pihak lain (dunia usaha) harus dilengkapi proposal/kerangka acuan dengan uraian latar belakang dan tujuan dilaksanakannya upaya pengembangan kesehatan oclahraga, dengan persetujuan Ka. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota . Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Setelah disetujui oleh Dinas kesehalan Kabupaten/Kota, maka puskesmas melakukan penyusunsn rencana pelaksanaan kKegiatan di: 1) Tingkat kecamatan Advokasi dan sosialisasi tentang upaya kesehatan olahraga agar pihak-pihak terkait paham dan memberikan dukungan secara optimal dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga. Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah : @) Camat beserta jajarannya b) Kapolsek ¢) Danramil d) Lintas sektor kecamatan terkail. 6) Dunia usaha f} TP PKK kecamatan g} Pengurus olahraga kecamatan h) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Selanjutnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dibahas + a) Prioritas kegiatan b) Prioritas sasaran (orang dan lokasi) c) Waktu pelaksanaan it Pokenn Ketan Oldinga di Piskesmas, 2005 (il 3) e) 2) Pembiayaan Pembagian tugas kepada unsur/sektor yang terlibat Tingkal dese Advokasi dan Sosialisasi tentang upaya kesehatan olahraga agar pihak-pihak terkait paham dan memberikan dukungan secara optimal dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga. Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah : a} b) °) d e) bY) 9) hy Kepala Kelurshan/Desa. Babinsa Binmaspol, Pengurus RWI/RT TP PKK Kelurahan/Desa Pengurus klub olahraga di tingkat desa Tokoh Masyarakat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Selanjutnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dibahas : (1) Inventarisasi sumberdaya. ¢ Kelompok olahraga * Pelatib/instruktur + Sarana olahraga ° Peralalan * Pembiayaan. « = Sektor terkait. {2) Pengorganisasian/pembagian tugas penyelanggaraan. 2. Pelaksanaan dan Pengendalian Adalah proses penyelenggaraan, pemantauvan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas. Langkah-langkah pelakssnaan dan pengendalian adalah sebagai berikut: a. Pengorganisasian Di tingkat Puskesmas dilakukan dengan 2 ( dua } cara, yaitu : 1) Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap kKegialan serta untuk setiap satuan wilayah kerja /binaan wilayah kerja. § Fodomm Kestaten Olahrags & Puskesimas, 2006 PN 19 2) Penggalangan kerja sama tim secara lintas sektor dan mila kerja lainnya, seperti: a) Puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, kanlor kecamatan, dalam penyelenggaraan usaha kesehatan sekolah (kegiatan pendidikan jasmani dan kesehatan bagi anak usia sekolah) b) Kemitraan dengan dunia usaha, contohnya memanfaatkan halaman parkir perlokoan, perkantoran untuk kegiatan olahraga masyarakat. b. Penyelenggaraan Dilaksanakan dengan tahapan sebagai benkut : 1). Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun, mencakup jadwal pelaksanaan, target pencapaian . lokasi dan rincian tugas para penanggung jawab dan pelaksana. 2). Menyusun jadual kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan. 3). Menyelenggarakan kegiatan sesuai jadual yang telah ditetapkan. Pada waktu menyelenggarakan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut: a) Azas penyelenggaraan puskesmas b) Berbagai standar pedoman pelayanan kesehatan c} Standar dan pedoman ketenagaan . d) Kendali mutu, e) Kendali biaya. c. Pemantauan Pemantauan dilakukan secara berkala, mencakup hal-hal sebagai berikut: 1} Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai. 2) Mengumpulkan masalah, hambatan, dan saran-seran untuk peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan balik. dg. Penilaian Penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran, mencakup: 1) Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang telah dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. f Tedomnan Kemdatin Olalraga & Puskenss, 2006, SANA 2) Menyusun saran-saran sesuai pencapaian, masalah, dan hambatan yang ditemukan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan kesehatan olahraga dan rencana tahun berikutnya. 3} Melakukan survei Kesehatan olahraga (need assessment, rapid survey di), untuk mengetahui fingkal kebugaran jasmani masyarakat, dan perubahan perilaku masyarakat 3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban Adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan upaya kesehatan olahraga, meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Pengawasan Terdiri dari pengawasan internal dan eksternal, Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh alasan langsung, sedangkan pengawasan eksternal dilakukan cleh masyarakal. Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan, dan teknis pelayanan b. Pertanggung jawaban Pada akhir tahun anggaran, penanggung jawab upaya kesehatan olahraga di puskesmas membuat laporan mencakup pelaksanaan kegialan dan penggunaan berbagai sumber daya, yang disampaikan kepada kepala puskesmas_ D. KEGIATAN KESEHATAN OLAHRAGA. Dalam menjalankan kegialan kesehatan olahraga, puskesmas berpedoman kepada ketiga fungsi puskesmas, yaitu = 1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan Kegiatan-kegiatannya meliputi a, Pengembangan jejaring kemitraan, Adalah kegiatan yang melibatkan instansi/instlusi pemerintah, swasta, dan masyarakat, dalam =~ memecahkan permasalahan dan mengembangkan upaya kesehatan olahraga sesuai bidangnya. b. Advokasi kesehatan olahraga Adalah_upaya memberikan pemahaman kepada penentu atau pembuat kebijakan yang diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan upaya kesehalan olahraga. Pedeauan Kesebatan Olitraps di Peskesmes, 2005 21 BAB IV PENUTUP Buku pedaman upaya keschatan olahraga di Puskesmas merupakan sarana penunjang yang sangal dibutuhkan oleh petugas kesehatan di lapangan, agar dapat melaksanakan olahraga dengan baik, benar, terukur dan teratur, sehingga dapat meningkatkan derajat Kesehatan. Diharapkan para pelugas mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya kesehatan olahraga di Puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait serta peran serta aktif masyarakat Untuk melengkapi pengetahuan yang diperlukan, diharapkan petugas kesehatan dapal membaca/mempelajari buku-buku lain mengenai kesehatan olahraga. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga kesehatan olahraga dapat berkembang, Polama Kedatin Obdripidi Peokesrons, 20005. [Dy a 29 N 8 ¢. Survei kesehatan olahraga Adalah upaya untuk mendapatkan data dasar kesehatan olahraga yang dapat dipergunakan dalam merencanakan dan mengembangkan kebijakan upaya kesehatan olahraga. . Pusat Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan-kegiatannya meliputi = a. Penggalian sumber daya masyarakat Adalah kegiatan penggerakan masyarakat agar berperan seria dalam mengembangkan potensi yang ada untuk menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga. b, Pembentukan kelompok olahraga Adalah kegiatan masyarakat yang telah memahami manfaat kesehatan olahraga, sehingga menjadi Kebutuhan masyarakat untuk melakukan olahraga dalam kelompok olahraga. ¢. Sarasehan kesehatan olahraga Adalah pertemusn untuk mendengarkan pendapat dan saran-saran para ahli mengenai kesehatan olahraga, sehingga masyarakat paham lentang pentingnya kegiatan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani. d. Gerakan budaya berolahraga Adalah kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti olahraga rutin, lomba pada hari-hari tertenty, dil. e. Gerakan kesehatan olahraga di sekolah Adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah agar siswa paham dan mau menerapkan kebiasaan berolahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmaninya. f. Pameran kesehatan olahraga Adalah Kegiatan yang menampilkan hasit-hasil pembangunan di bidang kesshalan olahraga agar masyarakat dapat memahami manfaat kesehatan olahraga dan mau berperan serta. . Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Puskesmas dapat melakukan kegiatan pelayanan kesehatan olahraga di wilayah kerjanya sebagai berikut : OOMUMNNN Pekuun Keston Obhngadi Pushes, 2005 NGAGE ERNEE a. Skrining kesehatan. Skrining kesehatan adalah awal pemilahan individu melalui pemeriksaan slalus kesehalan, untuk membedakan individu sehat dan sakit Skrining kesehatan, dapat dilakukan pada : 1) Masyarakat umum, dilakukan oleh dokter umum dan atau perawat terlatih. 2) Masyarakat khusus, seperti allet, penyandang cacat, pasien setelah perawatan, ibu hamil, lanjut usia dan calon jemaah haji. Hal tersebut dapat dilakukan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis kedokteran olahraga. Hasil dari skrining Kesehatan tersebut dijadikan pedoman dalam langkah berikutnya, yailu pengukuran lingkat kebugaran jasmani. b. Pengukuran tingkat kebugaran jasmani 1} Pemeriksaan bagi individu dengan kriteria sehat (bila seluruh pertanyaan pada lembaran Par-Q & you dijawab tidak) dilakukan oleh tenaga terlatin di bawah pengawasan dokter umum terlalih. Sedangkan individu dengan kriteria sakit (bila ada 1 atau lebih pertanyaan pada lembaran Par-Q & you dijawab ya) dilakukan oleh dokter umum terlatih dibawah pengawasan dokter spesialis kedokteran olahraga bekerja sama dengan dokter spesialis terkait. Bilamana tidak tersedia tenaga spesialis tersebut, dapat dirujuk pada unit yang lebih mampu. Dalam melakukan pengukuran tingkal kebugaran jasmani, perlu diperhatikan kontra indikasi baik yang relatif maupun yang absolut. 2) Pengukuran tingkat kebugaran jasmani meliputi komponen : a) Daya tahan jantung-paru Dilakukan dengan metode antara lain : « Tes larijalan 2,4 km «Tes larifjalan 1,6 km * Tes larijalan 12 menit * Tes naik turun bangku « Tes ergometer sepeda. b) Daya tahan otot Dilakukan dengan metode antara lain : * = Situp 1 menit ERUNEEEEEEN Pooren Kerckinn Otdapli Poker, 2005 TT 23 « =Push up 1 menit c) Kekuatan otot Dilakukan dengan metode antara lain : « Handgrip dynamometer * Back-leg dynamometer « Push-pull dynamometer Fleksibilitas Dilakukan dengan metode antara lain : Bangku fleksibilitas Kompasisi tubuh Dilakukan dengan metode antara lain = + Indeks massa tubulvIMT + Tes skinfald Pengukuran tingkat kebugaran jasmani dilakukan untuk menentukan kondisi kebugaran jasmani, dan hasilnya dijadikan pedoman dalam menentukan dosis latihan. d e 3) Pemberian cosis latihan Secara keseluruhan pemberian dosis lalitan berpedoman pada prinsip- prinsip latihan yang berkailan dengan : 1) Tujuan latihan fisikfolahraga harus jelas. contohnya: latihan untuk menurunkan/menaikkan berat badan, meningkatkan kekuatan dan Gaya tahan otot dil. 2) Frekuensi latihan fisikfolahraga = Latihan minimal dilakukan 3-5 kali per minggu, hari pertama latihan, hari kedua istirahat, hari ketiga latihan dst. 3) Intensitas fatihan fisikfolahraga. Pemberian beban latihan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran tingkal kebugara jasmani yang telah dilakukan. Intensitas latihan fisik / olahraga di lakukan dengan mengukur denyut nadi agar berada dalam zona latihan dan disesuaikan dengan tujuan latihan fisik /olahraga. 4) Lama atau durasi latihan fisik/olahraga Lamanya latihan fisik/olahraga disesuaikan dengan kondisi tubuh dan tujuan yang ingin dicapai, karena latihan yang terlalu lama akan HN Pedeenan Kesehssan Ofstinuga di Pashesmas, 206 menimbulkan dampak negalif ternadap tubuh, sedangkan latihan yang terlalu singkat kurang bermanfaat. Umumnya dalam satu sesi latihan dibuat pembagian waktu sebagai baerikut : a) Pemanasan 10-15 menit b) Latihan inti_ 20-60 menit c) Pendinginan 5-10 menit Jenis latihan fisik/olahraga. Pemilihan jenis latihan fisik/olahraga harus sesuai dengan lujuannya, contohnya = a) Untuk menurunkan berat badan dengan olahraga aerobik. 5) b) Untuk mengurangi timbulnya serangan penyakit asma dengan berenang atau senam asma. Perlangkapan dan peralatan tatihan fisik/ olahtaga : a) Baju olahraga, sebaiknya terbuat dari bahan yang niudah manyerap keringat. § b) Sepatu olahraga harus sesuai dengan ukuran kaki dan jenis olahraga yang dilakukan. Alat pelindung terhadap panas matahari (topi,kacamata dill ). d) Peralatan olahraga harus cocak dan memenuhi syarat bagi individu tersebut { barbell, grip rake tennis dil ) Pengaturan gizi dalam latihan fisik/olahraga, jumlah_ kalori, komposisi menu dan cara pengolahan harus disesuaikan dengan kebutuhan, Dengan perkataan lain, penyesuaian gizi dan macam kegiatan olahraga yang dilakukan harus seimbang. ¢) 7) . Evaluasi lalihan Dilakukan untuk menilai perkembangan tingkat kebugaran jasmani setelah menjalani program latihan minimal 12 minggu. Evaluasi ini perlu dilaksanakan untuk menentukan langkah berikutnya yang berkailan dengan peningkatan tingkat kebugaran jasmani dan pemeliharaan kesehalan seuluhnya. Redomran Keadtstir Olaleaga i Pudesenas, 206 Hasil evaluasi tersebul dijadikan pegangan dalam pemberian program latihan berikutnya dengan memperhatikan langkah-langkah yang Giuraikan terdahulu, sehingga didapat hasil yang optimal. e. Pencegahan dan penanggulangan cedera olahraga Merupakan suatu upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan cedera akibat berolahraga‘iatinan fisik. Prinsip yang perlu diketahui/dilakukan dalam penangqulangan cedera olahraga yaitu = 1) Meminimalisasi perluasan cedera 2) Menurunkan derajat nyeri dan inflamasi 3) Mempercepat proses menyembuhan kerusakan jaringan 4) Memelihara dan memulihkan kelenturan, kekualan dan daya tahan kebugaran jasmani selama proses penyembuhan 5) Mempercspat fungsi tubuh saat pemulihan untuk kembali berolahraga 6) Memeriksa dan mengoreksi faktor-faktor prediposisi yang dapat mengakibatkan cedera berulang. Dalam upaya pencegahan cedera olahraga diperiukan alat pelindung tubuh. Macam-macam alat pelindung pada berbagai cabang olahraga seperti ; pelindung kepala (helm), pelindung kaki (sepatu), pelindung mata (kacamata) dengan bahan sesuai standar masing-masing cabang olahraga, Upaya penanggulangan dan pemulihan cedera ringan dapat dilakukan oleh lenaga medis/paramedis Puskesmas, sedangkan cedera berav/kompleks dirujuk ke rumah sakit/institusi yang lebih mampu. f Rujukan kesehatan olahraga Dilaksanakan sesuai dengan sistem yang ada, g Bimbingan teknis dan pengawasan terhadap upaya kesehatan olahraga pada kelompok-kelompok olahraga di masyarakat, dilakukan sesuai dengan standar/pedoman yang ada. 26 «EE Pedorun Keseton Obdraga di Peskeseas, 2000 h. Penyuluhan 1) Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga, masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan olahraga agar : @). Mengerti/ paham tentang kesehatan olahraga b). Mau dan mampu melaksanakan olahraga untuk kesehatan c). Berperan serta dalam mengembangkan upaya kesehatan olahraga 2) Penyuluhan dapat dilakukan di : a) Dalam Puskesmas melalui keteladanan, media, penyuluhan individu dan kelompok b) Luar Puskesmas metalui kelompok sasaran pri dan tersier jer, sekunder E. SUMBER DAYA Untuk mendukung terselenggaranya upaya Kesehatan olahraga di Puskesmas diperlukan sumber daya sebagai berikut : 1, Tenaga : Untuk ketenagaan perlu memperhatikan = a. Jenis ketenagaan b. Kompetensi tenaga Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga, petugas Puskesmas berfungsi sebagai provider, fasilitator dan motivator, serta bermitra dengan kelompok peduli olahraga di masyarakat. 2. Tempat Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan di dalam atau di luar gedung puskesmas dalam wilayah kerjanya. 3. Peralatan Tersedianya peralalan yang mudah didapat dan tepat guna serta sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, 4, Pembiayaan Sumber biaya dapat berasal dari : swadaya masyarakat, donatur, sponsor, PLN, APBD, APBN, dil, TE heorin Keston Olihngs di Puce, XO6 HNN 27 5, Pedoman dan slandarisasi, Untuk penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga diperlukan pedoman- pedoman, patunjuk teknis, standarisasi, dil. F. PENCATATAN DAN PELAPORAN Untuk mendapatkan data mengenai penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga diperlukan pencatalan dan pelaporan baik yang dilakukan di dalam maupun di luar gedung puskesmas. Kegialan pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh petugas puskesmas maupun patugas lapangan : 1, Pencatatan Kegiatan pencatatan yang dilakukan : a. Di dalam Puskesmas melipuli : 1) Jumlah orang yang mengikuti skrining kesehatan olahraga. 2) Jumlah orang yang diukur kebugaran jasmani 3) Jumlah orang yang berkonsultasi kesehatan olahraga 4) Frekuensi penyuluhan kesehatan olahraga 5) Frekuensi kegiatan olahraga di puskesmas b. Di luar Puskesmas meliputi : 1) Jumlah kelompok olahraga 2) Nama dan alamat kelompok. 3) Jumlah dan nama pelatih, 4) Frekuensi latihan/kegiatan 5) Frekuensi penyuluhan kesehatan olahraga 6) Frekuensi pembinaan pada kelompok olahraga Pelaporan Pelaporan yang dilakukan oleh Puskesmas disesuaikan dengan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau mengikuti sistem informasi kesehatan yang ada, bd G. INDIKATOR Indikator yang mudah didapat dari hasil pengembangan upaya kesehatan olahraga adalah: 1, Frekuensi penyuluhan kesehatan olahraga. 2. Persentase kelompok olahraga yang dibina. 3. Jumlah orang yang mendapat pelayanan kesehatan olahraga. 28 sf Paloma Keschanan Olsteaga di Packers, 2006 {iil pie i

You might also like