PEDOMAN UPAYA
NESERATAN OLATIRVAGA
DI PUSKESMAS
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT BINA KESEHATAN KOMUNITAS
TAHUN 2006612 044 Katalog Dalam Terbitan, Departemen Kesehatan RI
ind Indonesia, Departemen Kesehatan.
P Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga Di Puskesmas -
Jakarta, Oepartemen Kesehatan 2005
1 Judut 1. Sport MedicineKATA PENGANTAR
Seiring lenjadinya perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan
perubahan kebijakan-kebijakan termasuk kebijakan yang ada di lingkungan
Oepartemen Kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian buku-buku yang
telah diterbitkan sebslumnya. Salah satunya adalah buku Petunjuk Pelaksanaan
Ussha Kesehatan Olahraga yang sudah diterbilkan tahun 2001, yang telah
disesuaikan menjadi buku Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas.
Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas disusun oleh Tim yang
merupakan wakil-wakil dari Lintas Program, Lintas Sektor, Perguruan Tinggi,
Organisasi Profesi dan masyarakat, serla LSM yang terkait di bidang kesehatan
olahraga.
Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah untuk memberikan arahan dan
petunjuk bagi petugas yang bekerja di Puskesmas dalam menyelenggarakan
upaya kesshatan olahraga di wilayah kerjanya.
Buku pedoman ini belum sempuma, olah Karena itu masih diperlukan masukan
dan saran untuk perbaikan,
Akhimya pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh tim
penyusun yang telah berpartisipasi didalam penyusunan buku ini, Mudah-mudahan
buku ini dapat bermanfaal dalam menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga di
Puskesmas
Jakarta, Juli 2005
Oirektur Bina KeSehatan Komunitas
Or. Wandaningsih, MPH. 2.
NIP, 140 089 413
WE Fedora Kesehatan Olateaya dé Puskesmes, 2006 H aKATA SAMBUTAN
Pada era reformasi puskesmas, kesehatan olahraga nyenjadi upaya kesehatan
pengembangan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas
dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Pada pelaksanaannya,
masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehalan, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi
sasaran tetapi juga menjadi pelaksana pembangunan kesehatan.
Sejak dicanangkan panji olahraga ‘Memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat" pada tahun 1984, terjadi peningkalan animo
masyarakat untuk melakukan kegiatan aktivitas fisik dan olahraga. Hal tersebut
perlu didukung secara optimal oleh pemerintah melalui upaya kesehatan olahraga.
Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan latihan fisik dan
atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
masyarakat.
Untuk mendukung kegistan tersebut, diterbitkan Pedoman Upaya Kesehatan
Olahraga di Puskesmas yang dapat dipergunakan oleh tenaga kesehatan di
puskesmas sebagai panduan dalam mengelola program kesehatan olahraga.
Jakarta, Juli 2005
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Sees:
J Dr Sri Astuti S. Soeparmanto, MSc, PH.
NIP. 140 061 067DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR,
SAMBUTAN
DAFTAR ISL
TIM PENYUSUN.
BAB |. PENDAHULUAN .
A, Latar Belakang.
B. Landasan Hukum
C. Pengertian
OD. Tyjuan .....
BAB Il. KESEHATAN OLAHRAGA
A. Ruang Lingkup
B. Sasaran
BAB II. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA DI PUSKESMAS ..
4, Hubungan Upaya Kesehatan Olahraga dalam Kel
Puskesmas ....
. _Kebljakan Operasional dan Strategi .....
. Manajemen ....
Kegiatan Kesehatan Gatun
. Sumber Daya ....
. Pencalatan dan Pelaporan
|. Indikator .
oam7rmoo®m
BAB IV. PENUTUP
Kepustakaan
MUNN Pedoazn Kesetaun Obéraga di Meskesmas, 2006 [ill
OSes =
sens
14
14
15
16
21
27
27
28
iii. Dr. Imran A. Nurali, Sp. KO
. Drg. Kirana Ratna, MS:
. Mulyatim, SKM
Dr, Noviar Mahmud, Sp.KO
. Dr. Henny Rahayu Ningtyas
Dr. Sulasmi
8. Or, Diah Ekowati
9. Dr. Rita Verita
10. Or. Eko Prasetyo
11. Or. L. P. Rusmini
12. Org, Mahanani, Mkes
13. Drg. Harmanto Setia Hadi,MS.
14. Waluyali Sahari, SKM
15, M, Bastari, SKM
16. Dr. Eny Riangwati, Sp. KO
17. Drg. Bambang Sugiarto, Mkes
18. Drs. Ari Sanistioro
19, Delnalis
MOABORN =
Dr. Retno Handayani SS, Mkes
HNN Peon Kescharon Olahrags oi Pusteunas, 2006 ll
TIM PENYUSUN
(PS-4KO FKUI)
(Direktorat Kesehatan Keluarga)
{Pusat Promosi Kesehatan)
(Balkeskar OKI Jakarta)
(Ditjen Yanmed Gigi Dasar)
{Kepala Puskesmas Persawahan Propinsi Jabar)
(Kepala Puskesmas Ps. Minggu Jakarla selatan)
( Sudinkes Jakarta Selatan)
(Dinkes Kota Bandung)
(Oinkes Propinsi Jawa Timur)
( Dinkes Propinsi Bali)
(Dinkes propinsi Jawa Timur)
(Ka Sub Dit. Kesehatan Olahraga)
(Sub Dit. Kesehatan Olahraga)
(Sub Dit, Kesehatan Olahraga)
(Sub Dit. Kesehatan Otahraga)
{Sub Dil. Kesehatan Olahraga)
{Sub Dil. Kesehatan Olahraga)
(Sub Dit. Kesehatan Olahraga)
SSA RAO et RR
ivBABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tervaujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai
peran penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan Kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang,
dan lerpadu.
Upaya kesehatan olahraga adalah salah satu upaya kesshatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat Kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivilas
fisik dan atau olahraga. Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju
Indonesia Sehat 2010, program Kesehatan olahraga merupakan salah satu
program dari pokok program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan
masyarakat, Kesehatan alahraga telah ditetapkan sebagai salah satu indikator
keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Antivitas fisik dan atau olahraga dapat memberikan dampak positif bila
dilakukan secara baik, benar, terukur, dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan
lidak sesuai dengan kaidah tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan
atau cedera yang mungkin akan berakibat fatal.
Saat ini di Indonesia sebagian masyarakal di perkotaan maupun pedesaan
sudah melakukan kegiatan aktivitas fisik dan atau olahraga, baik olahraga
kelompok atau perorangan. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlan pengunjung
yang memanfaatkan sarana olahraga terutama pada hari libur. Selain ilu terlihat
minat masyarakat dalam memanfaatkan berbagai peralatan sederhana maupun
modern untuk menunjang kegiatan olahraga baik di pusat kebugaran jasmani
(fitness center) maupun di rumah tangga, namun proses dan hasilnya belum
sesuai dengan yang diharapkan.
Podorms Kowtatan Olaheaga dk Puskesennny, 2005 i 1rs}
Di sisi lain peningkatan penyakit tidak menular sangat erat kaitannya dengan
perubahan perilaku dan gaya hidup, seperti pola makan tidak seimbang, kurang
melakukan aktivitas fisik dan merokok yang merupakan salah satu dampak
negatif dari perkembangan Iptek di berbagai bidang.
Data SKRT tahun 2001 menunjukkan 61% panduduk Indonesia tidak aktif
dalam melakukan aktivitas fisik di mana persentase perempuan yang fidak aktif
(73%) lebih tinggi daripada laki-laki (63%), baik di setiap kelompok umur
a@taupun di perkotaan.
Hasil survei Departemen Kesehatan tahun 2002 pada Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Kantor Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah Provinsi di Sumatera
Selatan, DOKI Jakarta, Jawa Barat dan Bali, pada kemponen daya tahan
jantung-paru (Cardio Respiratory Endurance/CRE} menunjukkan 73% dengan
fingkal kebugaran jasmani yang kurang dan kurang sekali.
Selain itu pada Susenas 2003, dilaporkan bahwa 74% penduduk usia 10 tahun
ke alas kufang gerak dalam perjalanan, 81% kurang gerak dalam waktu
senggang dan 14% kurang gerak dalam pekerjaan.
Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang
mempunyai gaya hidup seperti tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan
melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari
penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup sebaliknya.
Dari data-data di atas, upaya kesehatan olahraga mempunyai peran penting
dalam mencegah dan menanggulangi keadaan lersebut,
Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan di berbagai institusi pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM},
rumah sakit, dan institusi kesehatan lain baik pemerintah maupun swasta. Pada
tahun 1995 telah diterbitkan Petunjuk Pelaksanaan Upaya kesehalan olahraga
untuk digunakan sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan olahraga di puskesmas.
| Pedsann Keetecn Olahrgs di PusteanPerubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan perubahan
kebijjakan-kebijakan termasuk di Departemen Kesehatan, yaitu reformasi di
bidang kesehatan. Sejalan dengan itu disusun Kebijakan Dasar Puskesmas, di
mana visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas:
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju lervujudnya Indonesia Sehat
2010.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas tersebut,
puskesmas berlanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehalan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat serta merupakan pelayanan
kesehatan tingkal pertama.
Upaya kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas, dan upaya kesehatan pengembangan
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan olahraga merupakan salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Alas dasar lersebul di atas, maka buku Petunjuk Pelaksanaan Usaha
Kesehatan Olahraga di Puskesmas peru disesuaikan.
LANDASAN HUKUM
1. Amandemen Undang-Undang Dasar 45 tahun 2002 pasal 28 H:
2. Undang-Undang RI; nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara tahun 1992 nomor 100 Tambahan Lembaran Negara no. 3495);
3. Undang-Undang RI; nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
{Lembaran Negara tahun 1999 nomor 60 Tambahan Lembaran Negara no
3839);
4. Peraturan Pemerintah; nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 nomor 54 Tambahan Lembaran Negara nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah; nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerinlah Daerah;
Podoman Kesetatan Ofiitraga di Meskesnas, 2006 am 36. SKB 4 Menteri (Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri Rl); nomor 1/U/SKB/2003, nomor
1067/Menkes/SKB/VII2003, nomor MAY230A/2003, nomor 26 tahun 2003
tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI; nomor 1277/MENKES/SK/XU2001,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI; nomor 1457/ MENKES/SK/X/2003.
tentang Standard Pelayanan Minimal bidang Kesehatan di kabupaten/kota;
9. Kepulusan Menteri Kesehatan RI; nomor 128/MENKES/SK/II/2004, tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakal;
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI; nomor 131/MENKES/SK/II/2004, tentang
Sistem Kesehatan Nasional.
PENGERTIAN
1. Sehat
Adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produklif secara sosial dan ekonomi.
2. Kebugaran jasmani
Adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-
hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
3. Aktivitas fisik
Adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan
energi (pembakaran kalori)
4, Olahraga
Adalah suatu bentuk aklivilas fisik yang lerencana dan terstruktur, yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang) dan ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani.
5. Kesehatan olahraga
Adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latinan fisik
untuk meningkatkan derajat kesehatan.
6. Rumah sakil
Adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan pelayanan
TE Peoman Reston Obhngs & Pukeme, 206pengobalan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkalan
kesehatan dan pencegahan penyakit, yang dilaksanakan melalui pelayanan
rawal inap, rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan tindak medik. Sarana
ini dapat juga dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian.
7. BKOM
Adalah fasilitas kesehatan sekunder yang menyelenggarakan pelayanan
spesialistik di bidang kesehatan olahraga secara proaktif sesuai kebutuhan
masyarakat setempat dengan melibalkan peran serta masyarakat, terpadu,
dan mempunyai wilayah kerja.
8. Puskesmas.
Adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
9. Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
Adalah organisasi yang menghimpun tokoh-tokch masyarakat peduli
Kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja puskesmas dalam
menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.
10. Sarana Kesehatan Olahraga
Adalah tempat yang secara khusus diperaunakan dalam pelayanan
Kesehatan ataupun kesehalan olahraga termasuk kegiatan latihan
fisikfalahraga.
. Tenaga Kesehalan Olahraga
Adalah petugas yang menyelenggarakan atau melakukan kegiatan sesuai
dengan keahlian dan kewenangannye di bidang kesehatan olahraga.
12. Pusat kebugaran jasmani
Adalah tempat untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran
jasmani melalui kegiatan latihan fisik dan olahraga secara baik, benar,
terukur, dan teratur.
13. Kelompok olahraga
Adalah kelompok masyarakat yang melakukan Kegialan olahraga untuk
kesehatan, prestasi dan rekreasi tanpa harus menggunakan tempat yang
tetap, baik di dalam maupun di luar ruangan.
1
CE Pedoauan Kesetauan Ofadraga di Keshesmes, 2006 [814. Kecamalan Sehat
Adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan penlaku sehat, memiliki kKemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tinaginya.
D. TUJUAN
6
1. Tujusn Umum
Menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga di puskesmas untuk
menunjang terwujudnya Kecamalan Sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan puskesmas dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga;
b. Meningkatnya kemitraan melalui kerja sama lintas program. lintas
sektor, dunia usaha/swasta, LSM, organisasi profesi, dan media massa;
¢. Meningkatnya jangkauan, cakupan, dan mutu pelayanan kesehatan
olahraga di puskesmas;
d. Meningkatnya pemberdayaaan masyarakat dalam upaya kesehatan
olahraga.
CUA redomin Kewtoce Obhnys di hatomn, 200 (EENBAB II
KESEHATAN OLAHRAGA
Kesehatan olahrags diperlukan unluk tercapainya derajat Kesehatan dan
kebugaran jasmani masyarakat yang optimal dengan melakukan olahraga atau
latihan fisik secara baik, benar, lerukur, dan teratur serta berkesinambungan
sebagai modal penting dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja
sumber daya manusia. ;
A. RUANG LINGKUP
Kesehatan olahraga meliputi pelayanan kesehatan pada kegiatan olahraga dan
pemanfaatan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehalan dan kebugaran
jasmani yang diselenggarakan secara terpadu dan menyeluruh melalui
pendekatan promolif, preventif, kuratif. dan rehabilitatif,
1, Pendekatan promotif dibarapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani
dan daya lahan tubuh terhadap penyakit;
2, Pendekatan preventif diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit atau
penyulit akibat kurang gerak serta memperlambat proses penuaan;
3. Pendekatan kuratif diharapkan dapat memberikan altematif untuk upaya
penyembuhan penyakit (exercise is medicine);
4. Pendekatan rehabilitatif diharapkan dapat memulihkan gangguan fungsi
tubuh akibat penyakit dan kecacatan.
B. SASARAN
Swsaran yang ingin dicapai melalui upaya Kesehatan olahraga adalah :
1. Meningkatnya = kemampuan manajemen penyelenggaraan = dan.
pengembangan upaya kesehatan olahraga;
2. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan olahraga
masyarakat;
3. Terbentuknya Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat di provinsif
kabupaten/kota;
4. Meningkatnya jumlah puskesmas dan rumah sakit yang mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan olahraga;
Nedoman Keschaces Olahraza di Pushexnas, 2006 ill5. Mendorong terbentuknya upaya pelayanan kesehatan olahraga yang
dilaksanakan di institusi pelayanan pemerintah dan swasta;
6. Meningkatnya psmberdayaan masyarakat dalam pengembangan
kesehatan olahraga;
Meningkatnya jejaring kemitraan dalam pengembangan kesehatan
olahraga;
8. Meningkatnya budaya masyarakat untuk melakukan latihan fisik/olahraga
secara baik, benar, terukur, dan teratur,
OLAHRAGA
1, Jenis olahraga
Olahraga terdiri dari dua jenis yaitu agrobik dan anaerobik. Olahraga
aerobik bila Komponen aerobik lebih dominan, dan olahraga anaerobik bila
komponen anaerobik lebih dominan. Tidak ada olahraga yang mumi
eerobik alau anaerobik saja.
3. Olahraga aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus:
di mana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi oleh tubuh.
Olahraga aerobik dibagi dalam 3 tipe, yaitu:
1) Tipe 1:
Olahraga dengan naik-turunnya denyut nadi yang relatif stabil
Cantoh : jalan, jogging, lan, bersepeda.
2) Tipe 2:
Olahraga dengan naik-turunnya denyut nadi secara bertahap.
Cantoh : senam, dansa, renang
3) Tipe 3:
Olahraga dengan naik-turunnya denyut nadi secara mendadak.
Umumnya dalam bentuk permainan.
Contoh : sepak bola, basket, voli, tenis lapangan, tenis meja
b. Olahraga anaerobik adalah olahraga di mana kebutuhan oksigen tidak
dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh.
Contoh : angkat besi, lari cepat 100 meter (sprint).
HL Pedoman Kesrhosam Olahraga di Puskesnas, 2006 ENN2 Kaidah olahraga
Agar olahraga dapat memberikan hasil yang optimal bagi paningkatan
derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, maka dalam
berolahraga perlu mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikul =
@, Olahraga yang balk adalah =
1) Olahraga yang dimulai sejak usia dini hingga usia lanjut.
Dapat dilakukan di mana saja, dengan memperhatikan lingkungan
yang sehalt, aman, nyaman, bebas polusi, tidak rawan cedera.
Contoh : di rumah, tempat kerja, dan lapangan yang lantainya rata,
tidak ada genangan air, dan tidak licin.
2) Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi dan disenangi.
3) Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan dengan
peregangan 10-15 menit, diikuti latihan inti 20-60 menit, dan diakhiri
pendinginan dengan peregangan selama 5-10 menit.
b. Olahraga yang benar adalah =
Olahraga yang dilakukan sesuai dengan kondisi fisik yang secara
medis mampu melakukannya, sehingga tidak menimbulkan dampak
yang merugikan,
Contoh :
- Bagi orang sehat dapat melakukan olahraga asrobik tipe 1, 2, dan 3.
- Bagi orang dengan faktor risika (hiperkolesterolaemia dan obesitas),
penderita penyakit tidak menular Gjantung dan pembuluh darah,
diabetes melitus) tidak dianjurkan melakukan olahraga aerobik
tipe 3.
- Penderita obesilas tidak dianjurkan berlari karena akan
menimbulkan cedera, contoh : cedera pada lutut dan persendian.
c. Olahraga yang terukur adalah :
1) Olahraga yang dilakukan dengan mengukur denyut nadi latihan
(DNL).
2) Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, denyut nadi latihan harus
mencapai 70% - 85% dari Denyut Nadi Maksimal (ONM).
DNM dihitung berdasarkan :
DN!
220-UMUR } x por
THEE Pecdommem Keschores Olshrage di Puskesnas, 20062) Untuk membakar lemak dengan intensitas latihan lebih ringan,
denyut nadilatihan antara 60-70% DNM.
Contoh =
Pada usia 40 tahun, ONM = (220-40) x per menit = 180 x per menit.
Untuk membakar lemak orang tersebut harus berolahraga dengan
denyut nadi latihan mencapai :
{60%-70%) x 180 x per menit = (108-126) x per menit
4) Waktu latiban
Waktu latinan dimulai semampunya, ditambah bertahap secara
perlahan-lahan. Untuk meningkalkan daya lahan tubuh (endurance)
perlu waktu antara 20-60 menil, untuk membakar lemak perlu
waktu lebih lama (lebih dari 1 jam).
d, Olahraga yang teratur adalah :
Menurut WHO aktivitas fisik dibagi 4 Kategori
1} Hidup aktif
Setiap hari melakukan aktivitas ringan sampai sedang selama 10
menit atau lebih beberapa kali sehari.
2} Aktivilas untuk sehat
Setiap hari melakukan aktivitas sedang selama 30 menil alau lebih.
3) Latihan fisik untuk bugar
Seminggu 3 kali melakukan aktivitas sedang sampai berat selama
20 menit atau lebih.
4) Latihan fisik untuk olahraga
Durasi dan frekuensi tergantung tingkat kebugaran jasmani
seseorang, aktivitas terprogram,
3 Manfaat olahraga
Bila kita sudah melakukan olahraga dengan baik, benar, lerukur, dan teratur
secara berkesinambungan minimal 12 minggu, akan didapat manfaat
sebagai berikut :
a. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh, sehingga dapat
mengurangi terjadinya risiko cedera_
TAGE Pedomas Keectaten Olsheagy & Puskestnas, 2006 fb. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan
mempertahankan berat badan ideal.
c. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang, anlara lain pada :
1) Anak-anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan.
2) Orang dewasa untuk memperkual massa lulang, menurunkan nyeri
sendi kronis pada pinggang, punggung, dan lutut serta mencegah
osteoporosis,
d, Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru, serta pembuluh darah
yang ditandai dengan :
4). Denyut nadi istirahat menurun;
2}. Isi sekuncup jantung bertambah;
3). Kemampuan fungsi paru meningkat;
4). Penumpukan asam laktat berkurang;
5). Meningkatkan pembuluh darah kolateral;
6). Meningkalkan kolesterol HDL;
7). Mengurangi aterosklerosis.
e. Mengurangi risika lerjadinya berbagai penyakit seperti pada +
1) Tekanan darah tinggi dapal menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolik;
2) Penyakit jantung koroner dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL
dan mengurangi kadar lemak dalam darah;
3
Diabetes Melitus dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
f. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitivitas hormon
terhadap jaringan tubuh,
g. Meningkatkan aktivitas kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui
peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
D. KEBUGARAN JASMANI
Adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Pedsaun Kesehatan Otshraga di Pashosmas, 2005 ll
1)Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 2 kelompok :
1. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yailu:
a
Daya tahan jantung-paru
Adalah kesanagupan sistem jantung, paru, dan pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan bekerja.
Daya tahan jantung, paru merupakan komponen terpenting dalam
penilaian kualitas kKebugaran jasmani.
. Daya tahan otot
Adalah kemampuan otel untuk melakukan kontraksi yang berulang-
ulang terhadap sualu beban dalam jangka waktu tertentu,
Daya tahan otot merupakan kemampuan tubuh mengatasi kelelahan.
Contoh : kemampuan mslakukan tes push-up dalam 1 menil.
Kekuatan otot
Adalah tenaga atau tegangan yang dapat dihasilkan olot pada konlaksi
maksimal.
Contoh : kemampuan melakukan tes dalam mengangkat beban
maksimal 1 kali angkat tanpa kesalahan.
Fleksibilitas
Adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak
sandi secara maksimal.
. _Komposisi tubuh dapal diukur melalui :
1) Indeks Massa Tubuh (IMT) : Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (ny)
2) Persen lemak tubuh dengan menggunakan skin fold caliper.
2. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kelerampilan :
a
Kecepatan gerak
Adalah kemampuan untuk melakukan gerak secepat mungkin.Kelincahan
Adalah kemampuan mengubah secara tepat arah tubuh atau bagian
tubuh tanpa gangquan pada keseimbangan dan gerakan itu sendiri.
Keseimbangan
Adalah kKemampuan mempertahankan sikap tubuh yang lepat pada saat
berdiri dan melakukan gerakan.
Waktu reaksi
Adalah waktu tersingkat yang dibuluhkan untuk memberi jawaban
kinetik setelah menerima suatu rangsangan.
Koordinasi
Adalah hubungan harmonis berbagai faktor dalam suatu gerakan hasil
interaksi antara sistem saraf dengan sistem muskuloskeletal, sehingga
sualu gerakan menjadi efisien, efektif, dan tepal sasaran.
Daya ledak otot
Adalah kemampuan otot untuk bekerja secara tiba-tiba dan kuat.
Contohnye :
1) pukulan smash pada bulu tangkis, tenis, bola voli.
2) Start pada lari sprint
13
§ Pedeaun Kesetauun Otatvaga di Pushewnas, 2006A
BAB Ill
UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
DI PUSKESMAS
HUBUNGAN UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA DENGAN KEBIJAKAN
DASAR PUSKESMAS.
Berdasarkan Kep.Menkes RI No. 128/Menkes/SK/I2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja, untuk mencapai visi Kecamatan Sehat guna tenwujudnya
Indonesia Sehat 2010.
Untuk mencapai tujuan tersebut misi pembangunan kesehatan adalah
menagerakkan pembangunan berwawasan Kesehatan di wilayah kerjanya :
Mandorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
Memelihara dan meningkatkan mutu
Pemerataan kelerjanakauan pelayanan kesehalan
eae eo
Memelihara dan meningkatkan kesehalan perorangan, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan
Dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
maka fungsi puskesmas adalah :
1. Pusat penggerak pembangunan benvawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
tas dasar tersebut upaya kesehatan di puskesmas dikelompokkan menjadi :
1. Upaya Kesehatan Wajib
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan olahraga sebagai salah satu upaya kesehatan
pengembangan, diselenggarakan oleh puskesmas bila :
HL Pedynan Keseboran Olatiraga di Puskesmas, 2000 NNN1. Ada permasalahan yang menyangkut bidang kesehatan olahraga di wilayah
kerja puskesmas, seperti meningkatnya kasus obesitas, kurang gerak,
panyakit tidak menular dil.
2. Ada kebutuhan dan minat masyarakat melakukan olahraga untuk
kesehatan, baik dalam) kelompok maupun perorangan.
Hal tersebut di atas disesuaikan dengan situasi dan kondisi sumber daya yang
tersedia di puskesmas. =
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
alahraga, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berlanggung jawab dan
wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu
dilengkapi dengan unit fungsional bidang kesehatan olahraga.
Dalam menyelenggarakan upaye kesehatan olahraga, perlu memperhatikan
beberapa azas sebagai berikut :
@. Azas pertanggungan-jawab wilayah
Puskesmas bertanggung jawab dalam) meningkatkan derajat kesehatan dan
kebugaran jasmani masyarakat yang bertempal tinggal di wilayah kerjanya.
b. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga, dan masyarakat,
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga.
c. Azas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga puskesmas perlu
mengintegrasikan dengan program kesehatan dan sektor terkait lainnya,
guna mengatasi kelerbatasan sumber daya yang ada.
d. Azas rujukan
Keterbatasan sarana pelayanan kesehatan olahraga di puskesmas periu
ditunjang dengan azas rujukan untuk membantu puskesmas dalam
menyelesaikan masalah kesehatan olahraga.
KEBIJAKAN OPERASIONAL DAN STRATEGI.
Dalam menyelenggarakan upaya kesshatan olahraga agar mencapai tujuan
yang berhasil dan berdaya guna, maka perlu ditetapkan kebijakan operasional
dan strategi sebagai berikut :
AN Potome Kerehatin Obiheaps di Piokesmess, 2008 15. Kebijakan Operasional.
Upaya kesehatan olahraga diselenggarakan
@, Sesuai standar operasional prosedur yang berlaku.
b. Secara msnysluruh dengan mengutamakan pendekatan promolif,
preventif, tanpa mengabaikan kuratif, dan rehabilitatif.
¢. Berdasarkan kemitraan melalui jejaring kerjasama dengan lintas
program, lintas sekter, LSM, organisasi profesi serta dunia usaha.
d. Dengan memberdayakan masyarakat baik perorangan, keluarga, dan
kelompok .
e. Dengan memberikan bantuan pembinaan prestasi olahraga di wilayah
kerja melalui tahapan pelayanan sesuai standar operasional yang
berlaku.
. Strategi
a, Meningkalkan pengetahuan dan kelerampilan petugas kesehatan dan
non kesehatan di bidang kesehatan olahraga.
b. Advokasi dan sosialisasi pada pembuat kebijakan dan pemegang
program terkait.
c, Menyebarluaskan informasi tentang kesehatan olahraga.
d. Memberikan pelayanan kesehatan olahraga sesuai standar pelayanan
yang berlaku.
e. Memanfaatkan forum keordinasi yang ada sebagai wadah pembinaan
upaya kesehatan olahraga.
f. Menghimpun potensi/ sumber daya masyarakat dalam pelaksanaan
upaya kesehatan olahraga.
|. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesshatan
olahraga
oO
Cc. MANAJEMEN
16
Untuk terselenggaranya upaya kesehatan olahraga di puskesmas, perlu
ditunjang dengan manajemen yang baik. Manajemen kesehatan olahraga di
puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk
menghasilkan luaran puskesmas yang efeklif dan efisien di bidang kesehatan
olanraga.
Redon Keadtoten Ollerga diPuskesinas, 406 f iAda tiga fungsi manajemen kesehatan olahraga di puskesmas yakni;
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan dan pengendalian
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban
Semua fungsi manajemen tersedut harus dilaksanakan secara terkait dan
berkesinambungan.
1. Perencanaan
Perencanaan kesehatan olahraga adalah proses penyusunan rencana
tahunan puskesmas untuk mengalasi masalah dan kebuluhan masyarakal
di bidang kesehatan olahraga pada wilayah kerja puskesmas.
Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan olahraga yang dilakukan
oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut :
a, Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan :
1) Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebuluhan dan minat
masyarakat melakukan olahraga untuk Kesehatan.
2) Bersama masyarakat melalui survei mawas diri (SMD), bila
puskesmas tidak memiliki Kemampuan, maka dapat dilakukan
melalui kesepakatan kelompok (Delbeq Technique) di mana petugas
puskesmas dapat mengikut sertakan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP).
3) Dengan memperhatikan perkembangan 10 pola penyakit terbesar di
puskesmas, terutama dikaitkan dengan adanya peningkalan dari
kejadian penyakit tidak menular (PTM).
Selanjutnya dilakukan kKonsolidasi dengan BPP dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota,
b. Menyusun usulan kegiatan.
Langkah puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan kesehatan
olahraga dilakukan dengan menetapkan :
1) Kegiatan
2) Tujuan
3) Sasaran
4) Besar/volume kegiatan
§) Waktu
Pedoman Kesehetan Otalerags di Paskesmas, 2066 AAA 176) Lokasi
7) Perkiraan kebutuhan biaya
Rencana kegiatan kesehatan olahraga disusun dalam bentuk matriks.
Penyusunan tahap awal dilaksanakan melalui pertemuan musyawarah
bersama dengan BPP dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan untuk tahap berikutnya diselenggarakan secara terintegrasi
dengan upaya Kesehatan lainnya.
Mengajukan usulan kegiatan.
Usulan kegiatan yang telah disusun diajukan Ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Apabila mengajukan ke pihak lain (dunia usaha) harus dilengkapi
proposal/kerangka acuan dengan uraian latar belakang dan tujuan
dilaksanakannya upaya pengembangan kesehatan oclahraga, dengan
persetujuan Ka. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Setelah disetujui oleh Dinas kesehalan Kabupaten/Kota, maka
puskesmas melakukan penyusunsn rencana pelaksanaan kKegiatan di:
1) Tingkat kecamatan
Advokasi dan sosialisasi tentang upaya kesehatan olahraga agar
pihak-pihak terkait paham dan memberikan dukungan secara
optimal dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga.
Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah :
@) Camat beserta jajarannya
b) Kapolsek
¢) Danramil
d) Lintas sektor kecamatan terkail.
6) Dunia usaha
f} TP PKK kecamatan
g} Pengurus olahraga kecamatan
h) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Selanjutnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
dibahas +
a) Prioritas kegiatan
b) Prioritas sasaran (orang dan lokasi)
c) Waktu pelaksanaan
it Pokenn Ketan Oldinga di Piskesmas, 2005 (il3)
e)
2)
Pembiayaan
Pembagian tugas kepada unsur/sektor yang terlibat
Tingkal dese
Advokasi dan Sosialisasi tentang upaya kesehatan olahraga agar
pihak-pihak terkait paham dan memberikan dukungan secara
optimal dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga.
Pihak-pihak terkait yang dimaksud adalah :
a}
b)
°)
d
e)
bY)
9)
hy
Kepala Kelurshan/Desa.
Babinsa
Binmaspol,
Pengurus RWI/RT
TP PKK Kelurahan/Desa
Pengurus klub olahraga di tingkat desa
Tokoh Masyarakat
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
Selanjutnya dalam penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
dibahas :
(1) Inventarisasi sumberdaya.
¢ Kelompok olahraga
* Pelatib/instruktur
+ Sarana olahraga
° Peralalan
* Pembiayaan.
« = Sektor terkait.
{2) Pengorganisasian/pembagian tugas penyelanggaraan.
2. Pelaksanaan dan Pengendalian
Adalah proses penyelenggaraan, pemantauvan serta penilaian terhadap
penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas. Langkah-langkah
pelakssnaan dan pengendalian adalah sebagai berikut:
a. Pengorganisasian
Di tingkat Puskesmas dilakukan dengan 2 ( dua } cara, yaitu :
1) Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk
setiap kKegialan serta untuk setiap satuan wilayah kerja /binaan
wilayah kerja.
§ Fodomm Kestaten Olahrags & Puskesimas, 2006 PN 192) Penggalangan kerja sama tim secara lintas sektor dan mila kerja
lainnya, seperti:
a) Puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, kanlor
kecamatan, dalam penyelenggaraan usaha kesehatan sekolah
(kegiatan pendidikan jasmani dan kesehatan bagi anak usia
sekolah)
b) Kemitraan dengan dunia usaha, contohnya memanfaatkan
halaman parkir perlokoan, perkantoran untuk kegiatan olahraga
masyarakat.
b. Penyelenggaraan
Dilaksanakan dengan tahapan sebagai benkut :
1). Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun, mencakup
jadwal pelaksanaan, target pencapaian . lokasi dan rincian tugas
para penanggung jawab dan pelaksana.
2). Menyusun jadual kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai
dengan rencana pelaksanaan.
3). Menyelenggarakan kegiatan sesuai jadual yang telah ditetapkan.
Pada waktu menyelenggarakan kegiatan harus diperhatikan hal
sebagai berikut:
a) Azas penyelenggaraan puskesmas
b) Berbagai standar pedoman pelayanan kesehatan
c} Standar dan pedoman ketenagaan .
d) Kendali mutu,
e) Kendali biaya.
c. Pemantauan
Pemantauan dilakukan secara berkala, mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1} Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai.
2) Mengumpulkan masalah, hambatan, dan saran-seran untuk
peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan balik.
dg. Penilaian
Penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran, mencakup:
1) Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang telah dicapai, dibandingkan
dengan rencana tahunan dan standar pelayanan.
f Tedomnan Kemdatin Olalraga & Puskenss, 2006, SANA2) Menyusun saran-saran sesuai pencapaian, masalah, dan hambatan
yang ditemukan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
kesehatan olahraga dan rencana tahun berikutnya.
3} Melakukan survei Kesehatan olahraga (need assessment, rapid
survey di), untuk mengetahui fingkal kebugaran jasmani
masyarakat, dan perubahan perilaku masyarakat
3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan
dan pencapaian tujuan upaya kesehatan olahraga, meliputi kegiatan
sebagai berikut :
a. Pengawasan
Terdiri dari pengawasan internal dan eksternal, Pengawasan internal
dilakukan secara melekat oleh alasan langsung, sedangkan
pengawasan eksternal dilakukan cleh masyarakal.
Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan, dan teknis
pelayanan
b. Pertanggung jawaban
Pada akhir tahun anggaran, penanggung jawab upaya kesehatan
olahraga di puskesmas membuat laporan mencakup pelaksanaan
kegialan dan penggunaan berbagai sumber daya, yang disampaikan
kepada kepala puskesmas_
D. KEGIATAN KESEHATAN OLAHRAGA.
Dalam menjalankan kegialan kesehatan olahraga, puskesmas berpedoman
kepada ketiga fungsi puskesmas, yaitu =
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Kegiatan-kegiatannya meliputi
a, Pengembangan jejaring kemitraan,
Adalah kegiatan yang melibatkan instansi/instlusi pemerintah, swasta,
dan masyarakat, dalam =~ memecahkan permasalahan dan
mengembangkan upaya kesehatan olahraga sesuai bidangnya.
b. Advokasi kesehatan olahraga
Adalah_upaya memberikan pemahaman kepada penentu atau pembuat
kebijakan yang diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan upaya
kesehalan olahraga.
Pedeauan Kesebatan Olitraps di Peskesmes, 2005 21BAB IV
PENUTUP
Buku pedaman upaya keschatan olahraga di Puskesmas merupakan sarana
penunjang yang sangal dibutuhkan oleh petugas kesehatan di lapangan, agar
dapat melaksanakan olahraga dengan baik, benar, terukur dan teratur,
sehingga dapat meningkatkan derajat Kesehatan.
Diharapkan para pelugas mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi upaya kesehatan olahraga di Puskesmas secara terpadu
bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait serta peran serta aktif
masyarakat
Untuk melengkapi pengetahuan yang diperlukan, diharapkan petugas
kesehatan dapal membaca/mempelajari buku-buku lain mengenai kesehatan
olahraga.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga kesehatan
olahraga dapat berkembang,
Polama Kedatin Obdripidi Peokesrons, 20005. [Dy a 29N
8
¢. Survei kesehatan olahraga
Adalah upaya untuk mendapatkan data dasar kesehatan olahraga yang
dapat dipergunakan dalam merencanakan dan mengembangkan
kebijakan upaya kesehatan olahraga.
. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan-kegiatannya meliputi =
a. Penggalian sumber daya masyarakat
Adalah kegiatan penggerakan masyarakat agar berperan seria dalam
mengembangkan potensi yang ada untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan olahraga.
b, Pembentukan kelompok olahraga
Adalah kegiatan masyarakat yang telah memahami manfaat kesehatan
olahraga, sehingga menjadi Kebutuhan masyarakat untuk melakukan
olahraga dalam kelompok olahraga.
¢. Sarasehan kesehatan olahraga
Adalah pertemusn untuk mendengarkan pendapat dan saran-saran
para ahli mengenai kesehatan olahraga, sehingga masyarakat paham
lentang pentingnya kegiatan olahraga untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kebugaran jasmani.
d. Gerakan budaya berolahraga
Adalah kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti olahraga rutin,
lomba pada hari-hari tertenty, dil.
e. Gerakan kesehatan olahraga di sekolah
Adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah agar siswa paham dan mau
menerapkan kebiasaan berolahraga untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kebugaran jasmaninya.
f. Pameran kesehatan olahraga
Adalah Kegiatan yang menampilkan hasit-hasil pembangunan di bidang
kesshalan olahraga agar masyarakat dapat memahami manfaat
kesehatan olahraga dan mau berperan serta.
. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas dapat melakukan kegiatan pelayanan kesehatan olahraga di
wilayah kerjanya sebagai berikut :
OOMUMNNN Pekuun Keston Obhngadi Pushes, 2005 NGAGE ERNEEa. Skrining kesehatan.
Skrining kesehatan adalah awal pemilahan individu melalui
pemeriksaan slalus kesehalan, untuk membedakan individu sehat dan
sakit
Skrining kesehatan, dapat dilakukan pada :
1) Masyarakat umum, dilakukan oleh dokter umum dan atau perawat
terlatih.
2) Masyarakat khusus, seperti allet, penyandang cacat, pasien setelah
perawatan, ibu hamil, lanjut usia dan calon jemaah haji. Hal tersebut
dapat dilakukan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis
kedokteran olahraga.
Hasil dari skrining Kesehatan tersebut dijadikan pedoman dalam
langkah berikutnya, yailu pengukuran lingkat kebugaran jasmani.
b. Pengukuran tingkat kebugaran jasmani
1} Pemeriksaan bagi individu dengan kriteria sehat (bila seluruh
pertanyaan pada lembaran Par-Q & you dijawab tidak) dilakukan
oleh tenaga terlatin di bawah pengawasan dokter umum terlalih.
Sedangkan individu dengan kriteria sakit (bila ada 1 atau lebih
pertanyaan pada lembaran Par-Q & you dijawab ya) dilakukan oleh
dokter umum terlatih dibawah pengawasan dokter spesialis
kedokteran olahraga bekerja sama dengan dokter spesialis terkait.
Bilamana tidak tersedia tenaga spesialis tersebut, dapat dirujuk
pada unit yang lebih mampu.
Dalam melakukan pengukuran tingkal kebugaran jasmani, perlu
diperhatikan kontra indikasi baik yang relatif maupun yang absolut.
2) Pengukuran tingkat kebugaran jasmani meliputi komponen :
a) Daya tahan jantung-paru
Dilakukan dengan metode antara lain :
« Tes larijalan 2,4 km
«Tes larifjalan 1,6 km
* Tes larijalan 12 menit
* Tes naik turun bangku
« Tes ergometer sepeda.
b) Daya tahan otot
Dilakukan dengan metode antara lain :
* = Situp 1 menit
ERUNEEEEEEN Pooren Kerckinn Otdapli Poker, 2005 TT 23« =Push up 1 menit
c) Kekuatan otot
Dilakukan dengan metode antara lain :
« Handgrip dynamometer
* Back-leg dynamometer
« Push-pull dynamometer
Fleksibilitas
Dilakukan dengan metode antara lain : Bangku fleksibilitas
Kompasisi tubuh
Dilakukan dengan metode antara lain =
+ Indeks massa tubulvIMT
+ Tes skinfald
Pengukuran tingkat kebugaran jasmani dilakukan untuk menentukan
kondisi kebugaran jasmani, dan hasilnya dijadikan pedoman dalam
menentukan dosis latihan.
d
e
3)
Pemberian cosis latihan
Secara keseluruhan pemberian dosis lalitan berpedoman pada prinsip-
prinsip latihan yang berkailan dengan :
1) Tujuan latihan fisikfolahraga harus jelas. contohnya: latihan untuk
menurunkan/menaikkan berat badan, meningkatkan kekuatan dan
Gaya tahan otot dil.
2) Frekuensi latihan fisikfolahraga =
Latihan minimal dilakukan 3-5 kali per minggu, hari pertama latihan,
hari kedua istirahat, hari ketiga latihan dst.
3) Intensitas fatihan fisikfolahraga.
Pemberian beban latihan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran
tingkal kebugara jasmani yang telah dilakukan.
Intensitas latihan fisik / olahraga di lakukan dengan mengukur
denyut nadi agar berada dalam zona latihan dan disesuaikan
dengan tujuan latihan fisik /olahraga.
4) Lama atau durasi latihan fisik/olahraga
Lamanya latihan fisik/olahraga disesuaikan dengan kondisi tubuh
dan tujuan yang ingin dicapai, karena latihan yang terlalu lama akan
HN Pedeenan Kesehssan Ofstinuga di Pashesmas, 206menimbulkan dampak negalif ternadap tubuh, sedangkan latihan
yang terlalu singkat kurang bermanfaat.
Umumnya dalam satu sesi latihan dibuat pembagian waktu sebagai
baerikut :
a) Pemanasan 10-15 menit
b) Latihan inti_ 20-60 menit
c) Pendinginan 5-10 menit
Jenis latihan fisik/olahraga.
Pemilihan jenis latihan fisik/olahraga harus sesuai dengan
lujuannya, contohnya =
a) Untuk menurunkan berat badan dengan olahraga aerobik.
5)
b) Untuk mengurangi timbulnya serangan penyakit asma dengan
berenang atau senam asma.
Perlangkapan dan peralatan tatihan fisik/ olahtaga :
a) Baju olahraga, sebaiknya terbuat dari bahan yang niudah
manyerap keringat.
§
b)
Sepatu olahraga harus sesuai dengan ukuran kaki dan jenis
olahraga yang dilakukan.
Alat pelindung terhadap panas matahari (topi,kacamata dill ).
d) Peralatan olahraga harus cocak dan memenuhi syarat bagi
individu tersebut { barbell, grip rake tennis dil )
Pengaturan gizi dalam latihan fisik/olahraga, jumlah_ kalori,
komposisi menu dan cara pengolahan harus disesuaikan dengan
kebutuhan,
Dengan perkataan lain, penyesuaian gizi dan macam kegiatan
olahraga yang dilakukan harus seimbang.
¢)
7)
. Evaluasi lalihan
Dilakukan untuk menilai perkembangan tingkat kebugaran jasmani
setelah menjalani program latihan minimal 12 minggu.
Evaluasi ini perlu dilaksanakan untuk menentukan langkah berikutnya
yang berkailan dengan peningkatan tingkat kebugaran jasmani dan
pemeliharaan kesehalan seuluhnya.
Redomran Keadtstir Olaleaga i Pudesenas, 206Hasil evaluasi tersebul dijadikan pegangan dalam pemberian program
latihan berikutnya dengan memperhatikan langkah-langkah yang
Giuraikan terdahulu, sehingga didapat hasil yang optimal.
e. Pencegahan dan penanggulangan cedera olahraga
Merupakan suatu upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan
cedera akibat berolahraga‘iatinan fisik.
Prinsip yang perlu diketahui/dilakukan dalam penangqulangan cedera
olahraga yaitu =
1) Meminimalisasi perluasan cedera
2) Menurunkan derajat nyeri dan inflamasi
3) Mempercepat proses menyembuhan kerusakan jaringan
4) Memelihara dan memulihkan kelenturan, kekualan dan daya tahan
kebugaran jasmani selama proses penyembuhan
5) Mempercspat fungsi tubuh saat pemulihan untuk kembali
berolahraga
6) Memeriksa dan mengoreksi faktor-faktor prediposisi yang dapat
mengakibatkan cedera berulang.
Dalam upaya pencegahan cedera olahraga diperiukan alat pelindung
tubuh.
Macam-macam alat pelindung pada berbagai cabang olahraga seperti ;
pelindung kepala (helm), pelindung kaki (sepatu), pelindung mata
(kacamata) dengan bahan sesuai standar masing-masing cabang
olahraga,
Upaya penanggulangan dan pemulihan cedera ringan dapat dilakukan
oleh lenaga medis/paramedis Puskesmas, sedangkan cedera
berav/kompleks dirujuk ke rumah sakit/institusi yang lebih mampu.
f Rujukan kesehatan olahraga
Dilaksanakan sesuai dengan sistem yang ada,
g Bimbingan teknis dan pengawasan terhadap upaya kesehatan olahraga
pada kelompok-kelompok olahraga di masyarakat, dilakukan sesuai
dengan standar/pedoman yang ada.
26 «EE Pedorun Keseton Obdraga di Peskeseas, 2000h. Penyuluhan
1) Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu, keluarga, masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan
olahraga agar :
@). Mengerti/ paham tentang kesehatan olahraga
b). Mau dan mampu melaksanakan olahraga untuk kesehatan
c). Berperan serta dalam mengembangkan upaya kesehatan
olahraga
2) Penyuluhan dapat dilakukan di :
a) Dalam Puskesmas melalui keteladanan, media, penyuluhan
individu dan kelompok
b) Luar Puskesmas metalui kelompok sasaran pri
dan tersier
jer, sekunder
E. SUMBER DAYA
Untuk mendukung terselenggaranya upaya Kesehatan olahraga di Puskesmas
diperlukan sumber daya sebagai berikut :
1, Tenaga :
Untuk ketenagaan perlu memperhatikan =
a. Jenis ketenagaan
b. Kompetensi tenaga
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga, petugas Puskesmas
berfungsi sebagai provider, fasilitator dan motivator, serta bermitra dengan
kelompok peduli olahraga di masyarakat.
2. Tempat
Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan di dalam atau di luar
gedung puskesmas dalam wilayah kerjanya.
3. Peralatan
Tersedianya peralalan yang mudah didapat dan tepat guna serta sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat,
4, Pembiayaan
Sumber biaya dapat berasal dari : swadaya masyarakat, donatur, sponsor,
PLN, APBD, APBN, dil,
TE heorin Keston Olihngs di Puce, XO6 HNN 275, Pedoman dan slandarisasi,
Untuk penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga diperlukan pedoman-
pedoman, patunjuk teknis, standarisasi, dil.
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Untuk mendapatkan data mengenai penyelenggaraan upaya kesehatan
olahraga diperlukan pencatalan dan pelaporan baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar gedung puskesmas. Kegialan pencatatan dan pelaporan
dilakukan oleh petugas puskesmas maupun patugas lapangan :
1, Pencatatan
Kegiatan pencatatan yang dilakukan :
a. Di dalam Puskesmas melipuli :
1) Jumlah orang yang mengikuti skrining kesehatan olahraga.
2) Jumlah orang yang diukur kebugaran jasmani
3) Jumlah orang yang berkonsultasi kesehatan olahraga
4) Frekuensi penyuluhan kesehatan olahraga
5) Frekuensi kegiatan olahraga di puskesmas
b. Di luar Puskesmas meliputi :
1) Jumlah kelompok olahraga
2) Nama dan alamat kelompok.
3) Jumlah dan nama pelatih,
4) Frekuensi latihan/kegiatan
5) Frekuensi penyuluhan kesehatan olahraga
6) Frekuensi pembinaan pada kelompok olahraga
Pelaporan
Pelaporan yang dilakukan oleh Puskesmas disesuaikan dengan kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau mengikuti sistem informasi
kesehatan yang ada,
bd
G. INDIKATOR
Indikator yang mudah didapat dari hasil pengembangan upaya kesehatan
olahraga adalah:
1, Frekuensi penyuluhan kesehatan olahraga.
2. Persentase kelompok olahraga yang dibina.
3. Jumlah orang yang mendapat pelayanan kesehatan olahraga.
28 sf Paloma Keschanan Olsteaga di Packers, 2006 {iil pie i