Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
1
Identitas Pasien
Nama
: Fajar Wati
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 21 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Alamat
Status Nikah
: Menikah
Tanggal MRS
Anamnesis
Keluhan utama : Pasien datang dengan keluhan mual, muntah
Telaah :
Pasien datang dengan keluhan mual muntah sejak 1 minggu. Mual dan muntah terjadi
sepanjang hari lebih dari 3 kali dalam sehari, muntah kurang lebih bervolume 1/4-1/2
gelas, awalnya berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya setelah
itu menjadi air. Pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah
semakin bertambah berat setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat.
Selain itu pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas sehingga tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terlihat kering, nafsu makan
menurun. Berat badan os menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan pusing
(+). Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya.
Riwayat haid
Menarche
Siklus
Banyak
Lamanya
HPHT
TTP
: 14 tahun
: 28 hari
: 3 kali ganti duk
: 7 hari
: 26 Juli 2016
: 02 April 2017
1
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah 1 kali.
- Riwayat Persalinan
G1P0A0
RPT : keluhan yang sama, dirawat 5 hari yang lalu
RPK : RPO : ceftriaxon, ranitidine, ondansetron
3 Pemeriksaan Fisik
Status present
Keadaan Umum
: Tampak Lemas
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 22 x/menit
Suhu
: 36,5 C
Status lokalisata
1. Kepala
Mata
: Normocephali
: Conjungtiva palpebra anemis (+/+), ikterus (-/-)
Telinga: dbn
Hidung
Mulut
Leher
2. Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
3. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
4. Abdomen
Inspeksi
: Simetris
: Stem fremitus kanan sama dengan kiri
: Sonor pada kedua lapang paru
: SN : vesikuler(+/+), ST: wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
: Ictus cordis tidak terlihat
: Ictus cordis teraba
: Jantung dalam batas normal.
: BJ I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
5. Ekstermitas
Superior
Inferior
4
Status Obstetri
Abdomen
TFU
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Darah Rutin 07/09/2016
WBC
: 17,4 x 103/ul
RBC
: 4,39 x 106/ul
Hemoglobin
: 13,4 g/dl
Hematokrit
: 38,5 %
Trombosit
: 286 x 103/ul
Diagnosa
PG + KDR (12 minggu) + hiperemesis gravidarum + dehidrasi sedang
Penatalaksanaan :
Rencana diagnostik
: - Observasi KU
Terapi
:
- Rawat Inap
- IVFD RL 30gtt/i
- Inj. Ranitidin 1 Amp/ 8 jam
- Inj. Ondansetron 1 Amp/8 jam
- Antasida syr 3x1 C
Edukasi
-
BAB 2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual dan muntah.
Keluhan ini biasanya disertai dengan hipersalivasi, sakit kepala, perut kembung, dan
rasa lemah pada badan. Keluhan-keluhan ini secara umum dikenal sebagai morning
sickness. Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena 80% perempuan hamil
mengalami mual dan muntah sepanjang hari. Apabila mual dan muntah yang dialami
mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi, keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum.1
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu
ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada
minggu ke-12 sampai minggu ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut
melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi hiperemesis
gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditatalaksana dengan rawat inap.
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian tetapi angka
kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien hiperemesisi gravidarum
dirawat inap lebih dari sekali. Terkadang, kondisi hiperemesis yang terjadi terusmenerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi.
4
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
3.1.1 Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat
dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit
apendisitis, pielitis, dan sebagainya.3
Mual dan muntah mempengaruhi hingga >50% kehamilan. Kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, dan
symptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Penyebab penyakit ini masih
belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat hubungannya dengan endokrin,
biokimiawi, dan psikologis.3
3.2 Insidensi
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada
kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50-70% wanita hamil dalam 16 minggu
pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-mual
dan 44% mengalami muntah-muntah.
Bila wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga
berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresisi berkurang dan timbul
asetonuria, keadaan ini disebut hiperemesisi gravidarum dan memerlukan perawatan
di rumah sakit, perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4:1000 kehamilan.
Sindrom ini ditandai dengan adanya muntah yang sering, penurunan berat badan,
Muntah pertama keluar makanan, lender, dan sedikit cairan empedu dan
mual muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan yang bersifat sentral pada pusat
muntah (chemoreceptor trigger zone). 4
3.6 Gejala Klinis
Gejala hiperemesis gravidarum terjadi pada kehamilan trimester pertama, gejala
klinis yang sering dijumpai adalah: 4
1. Muntah yang hebat
2. Haus, mulut kering
3. Dehidrasi
4. Factor ex ore (mulut berbau)
5. Berat badan menurun
6. Keadaan umum menurun
7. Kenaikan suhu
8. Ikterus
9. Gangguan serebral (kesadaran menurun, delirium)
10. Laboratorium : hipokalsemia dan asidosis. Dalam urine ditemukan protein,
aseton, urobilinogen, porfirin bertambah, dan silinder positif.
Pada bentuk yang ringan, pasien hanya merasa mual atau muntah pada pagi hari
saja dan siang hari sudah membaik kembali. Oleh karena itu, penyakit ini disebut
dengan morning sickness. Keadaan ini tidak mempengaruhi keadaan umum
penderita.4
3.7 Diagnosis
Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu
Fungsi vital : nadi menigkat 100x/i, tekanan darah menurun pada keadaan berat,
subfebris dan gangguan kesadaran ( Apatis koma )
Fisik : dehidrasi, kulit pecah, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal
toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konstitensi lunak, pada
pemeriksaan inspekulo servix berwarna biru (livide).
Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk
mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
molahidatidosa.
Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda
keton, dan proteinuria.
Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi
psikologi.3
dilarutkan kedalam 100cc NaCl. Urin output juga harus dimonitor dan perlu
dilakukan pemeriksaan dipstick untuk mengetahui terjadinya ketonuria.
Antiemesi
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine
antagonis
(metoklopramid,
domperidon),
fenotiazin
(klorpromazin,
3.9 Komplikasi
a. Maternal
Akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi
nervus ke-6, nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani,
akan terjadi psikosis Korsakoff (amnesi, menurunnya kemampuan untuk
beraktivitas), ataupun kematian. Oleh karena itu, untuk hiperemesisi tingkat III
perlu dipertimbangkan terminasi kehamilan.
b. Fetal
Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim.3
3.10 Prognosis
Dengan terapi yang baik, prognosis penyakit ini umumnya baik. Jarang sekali
menyebabkan kematian atau memaksa kita melakukan abortus terapeutikus. Yang
menjadikan pegangan untuk menilai berhasil tidaknya pengobatan pasien ialah hilangnya
asetonuria, asam laktat, dan meningkatnya berat badan ibu.4
10
KESIMPULAN
Pasien atas nama ibu Fajar Wanti, umur 21 tahun, dengan diagnosa PG + KDR
(12 minggu) + hiperemesis gravidarum. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan keluhan pasien mual muntah sejak 1
minggu. Mual dan muntah terjadi sepanjang hari lebih dari 3 kali dalam sehari, muntah
kurang lebih bervolume 1/4-1/2 gelas, awalnya berupa makanan dan minuman yang
dikonsumsi sebelumnya setelah itu menjadi air. Pada muntahan tidak terdapat darah.
Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan
berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas sehingga
tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terlihat kering, nafsu
makan menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan pusing (+). Berat badan os
menurun. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 x/i,
RR 22x/i. Dan ditemukan tanda-tanda dehidrasi sedang.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala
apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan
umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan
terdapat aseton dalam urin.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Jueckstock JK, Kaestner R, Mylonas I. Managing hyperemesis gravidarum: a
multimodal challenge. BMC Medicine. 2010;8:46.
2. Lacasse A, Rey E, Ferreira E, Morin C, Berard A. Nausea and vomiting of
pregnancy: what about quality of life? BJOG.2008;115:1484-93.
3. Siddik D. 2010. kelainan gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. (Ed keempat).
Ilmu kandungan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta, 815-816.
4. Mose CJ. 2012. Gestosis. Dalam: ilmu kesehatan reproduksi. (Ed kedua). Obstetri
patologi. EGC: Jakarta, 64-67.
12