Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
OKTRIA SYAFIDA
NIM 04410552
Program Studi Biologi
.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Judul skripsi
Dan
Lumpur
Sawah
Terhadap
: Oktria Syafida
Nim
: 04410552
Jurusan
: Biologi
Program Studi
: Biologi
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi,
Mengetahui :
FMIPA UNIMED
Dekan
Jurusan Biologi
Ketua,
NIP. 131572430
NIP. 131909349
Tanggal Lulus
: 09 Juli 2008
RIWAYAT HIDUP
Oktria Syafida dilahirkan di Rantau Prapat, pada tanggal 01 Oktober 1986. Ayah
bernama Syafruddin R. dan Ibu bernama Idawaty, dan merupakan anak ke tiga
dari empat bersaudara. Pada tahun 1992, penulis masuk SD Negeri No. 112145
Rantau Prapat, dan lulus pada tahun 1998. pada tahun 1998, penulis melanjutkan
sekolah di SLTP Negeri 3 Rantau Prapat, dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun
2001, penulis melanjutkan sekolah di SMU Negeri 2 Rantau Prapat, dan lulus
pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis mengikuti test SPMB di Medan
dan di terima di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.
Soaking Influence of Seed In Potassium nitrate ( KNO3) And Rice Field Mud
To Germination of Areca Sirih ( Areca catechu)
Oktria Syafida ( NIM 04410552)
ABSTRACT
This research aim to know soaking influence of seed in Potassium nitrate
(KNO3) and rice field mud to germination of Areca sirih ( Areca catechu). This
research executed in Februari April 2008 in Laboratorium Jurusan Biologi
FMIPA Unimed and continued in Biology Majors Glasshouse FMIPA UNIMED.
This research applies factorial experiment compiled in Completely
randomized design (RAL). Treatment consisted of 2 factor, first factor is
concentration of Potassium nitrate (KNO3) (A) what consisted of 4 level
concentration of that is 0 gr/L, 1 gr/L, 2 gr/L, 3 gr/L and second factor is depth of
rice field mud ( B) what consisted of 4 depth level that is 0 cm, 10 cm, 20 cm and
30 cm. Interaction factor is mixture between KNO 3 and Lumpur rice field.
Number of restatings 3 number of treatment combinations of 16 and number of all
attempts of 48 attempt units.
Parameter observed that is germinating seed percentage, normal seed
sprout percentage, abnormal seed sprout percentage, seed germination rate, root
length, and sprout height. Data which has been obtained then is analysed with
Analisis Varians (ANAVA) and continued with Least significant difference test
(BNT).
Result of research indicates that soaking of seed in condensation of
Potassium nitrate (KNO3) and rice field mud influential very real to seed
germination rate, root length and sprout height. While soaking of seed in
condensation of Potassium nitrate ( KNO 3) and rice field mud influential not real
to germinating seed percentage, normal seed sprout percentage and abnormal seed
sprout percentage.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan hidayah Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul pengaruh perendaman biji dalan kalium nitrat (KNO3)
dan lumpur sawah terhadap perkecambahan pinang sirih (Areca catechu)
merupakan hasil penelitian penulis yang dilaksanakan di Rumah Kaca Jurusan
Biologi FMIPA Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Mulai dari pengajuan
proposal pelaksanaan penelitian sampai penyususnan skripsi, antara lain Kepada
Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah
banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis selama melaksanakan
penelitian sehingga penulisan skripsi ini selesai. Ibu DR. Fauziyah, M.Si , Bapak
DR. Syahmi Edi, M.Si , Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku dosen penguji yang
telah banyak memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. M. Yusuf Nasution, M.Si
sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dorongan
dan motivasi dari awalkuliah sampai selesainya skripsi ini.
Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Syafruddin R dan Ibunda
Idawaty yang telah mendidik dan membesarkan penulis, memberikan dorongan
dari segi material, spiritual, nasehat dan doa yang tidak pernah putus, serta cinta
kasih yang tulus kepada penulis. Kepada Kakanda Wina Syafida, Erni Syafida
dan Adinda M. Rizky Pamungkas tersayang yang telah memberikan doa dan
semangat kepada penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bang Muslim yang selalu memberikan dukungan, perhatian, waktu serta
kasih sayang kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat penulis dalam
suka dan duka yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi. Juga kepada pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
namun penulis berharap skripsi ini masih bisa bermanfaat bagi kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan memberikan Inspirasi bagi pembaca baik hanya sebagai bahan
bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
Oktria Syafida
Nim. 04410552
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
3
3
4
5
5
8
8
10
10
11
12
13
15
15
15
15
16
18
20
24
24
24
27
30
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Perendaman Kalium nitrat (KNO3)
Terhadap Perkecambahan Pinang Sirih (Areca catechu)
4.2.2. Pengaruh Perendaman Lumpur Sawah Terhadap
Perkecambahan Pinang Sirih (Areca catechu)
4.2.3. Pengaruh interaksi KNO3 dan lumpur sawah terhadap
Perkecambahan Pinang Sirih (Areca catechu)
30
36
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
36
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
39
30
32
34
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Grafik Pengaruh Perlakuan Konsentrasi KNO3
Terhadap Rataan Laju Perkecambahan Benih
25
26
27
28
29
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan Kalium Nitrat (KNO3)
Dan Lumpur Sawah
16
21
Tabel 4.1. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Laju Perkecambahan
Benih Pada Perlakuan Konsentrasi KNO3
24
Tabel 4.2. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Panjang Akar
Pada Perlakuan Konsentrasi KNO3
25
Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Tinggi Kecambah
Pada Perlakuan Konsentrasi KNO3
26
Tabel 4.4. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Laju Perkecambahan
Benih Pada Perlakuan Lumpur Sawah
28
Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Tinggi Kecambah
Pada Perlakuan Lumpur Sawah
29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
39
40
40
41
41
41
42
46
46
47
47
47
48
48
49
49
49
49
50
50
51
51
51
51
52
52
53
53
53
53
54
54
55
55
55
55
56
56
57
57
57
57
58
58
59
59
59
60
60
61
61
61
62
63
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pinang sirih merupakan salah satu keluarga palem-paleman yang jenisnya
cukup banyak. Sebagian anggota kerabatnya berpotensi sebagai tanaman hias.
Pinang sirih adalah salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dikenal masyarakat dan tergolong pula sebagai komoditi yang mempunyai
prospek baik untuk terus dilaksanakan upaya pembudidayaannya dalam skala
komersial. Permintaan pinang sirih Indonesia dari konsumen luar negeri, terutama
bijinya yang telah dikeringkan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan
yang cukup besar (Lutony, 1993).
Selain prospektif untuk mata dagangan ekspor, pinang sirih juga dapat
dikategorikan sebagai tanaman perkebunan serbaguna. Bukan hanya bijinya yang
bermanfaat dan dibutuhkan, namun bagian lain dari tanaman pinang sirih dapat
memberikan manfaat tersendiri antara lain sebagai bahan bangunan, bahan
ramuan obat tradisional, bahan baku industri, dan tanaman hias (Lutony, 1993).
Perbanyakan pinang sirih dilakukan dengan biji dari buah yang benarbenar sudah tua. Sejauh ini, usaha dalam perbanyakan pinang sirih untuk
mempercepat proses perkecambahan cukup dilakukan dengan perlakuan
perendaman buah dalam air bersih selama tiga hari tiga malam. Dan jika proses
pembibitan dilakukan dengan cara yang benar, maka dalam waktu 6 minggu biji
baru akan mulai berkecambah dan pada umur 3 bulan tunasnya baru akan muncul.
Biji pinang sirih mengalami masa dormansi yang menyebabkan lamanya
proses perkecambahan. Dormansi yang penyebabnya terletak pada kulit benih
lazim disebut dormansi struktural, salah satu penyebabnya adalah kedapnya kulit
benih terhadap air dan O2, ini dikarenakan kulit benih tersebut terlalu keras,
meliputi gabus atau lilin (Kartasapoetra, 1992).
Dormansi dapat dipecahkan atau sekurang-kurangnya lama dormansi biji
dapat dipersingkat dengan melakukan berbagai perlakuan, salah satu diantaranya
perlakuan perendaman dengan menggunakan bahan kimia misalnya KNO3.
perlakuan perendaman dalam larutan kimia dapat menjadikan kulit biji lebih
mudah dimasuki oleh air pada waktu proses Imbibisi (Sutopo, 2002).
Larutan KNO3 yang dipakai pada penelitian ini dikarenakan telah
diketahui peran KNO3 pada proses perkecambahan yaitu dapat mengaktifkan
enzim-enzim yang berperan dalam pertumbuhan terutama dalam proses awal
perkecambahan.
Dari hasil penelitian Sujarwati dan Santosa (2004), bahwa perlakuan
perendaman biji dalam lumpur dapat meningkatkan persentase perkecambahan
serta pertumbuhan palem jepang. Perendaman biji dalam lumpur dengan
kedalaman 20 cm dan 15 cm memberikan persentase perkecambahan yang lebih
tinggi dibandingkan biji yang direndam pada kedalaman 5 dan 10 cm. Hal ini
menunjukkan kecenderungan bahwa semakin dalam biji direndam maka
persentase perkecambahannya semakin besar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian tentang
pengaruh perendaman biji dalam KNO3 dan lumpur
sawah terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Pinang Sirih (Areca catechu)
1. Botani
Pinang Sirih termasuk suku Arecaceae (palmae) yang merupakan jenis
tumbuhan monokotil. Tanaman Pinang Sirih ini berasal dari kawasan Asia
Tenggara, yakni dari Filipina. Tetapi sekarang, selain dapat dijumpai dikawasan
Asia Tenggara, sudah menyebar secara luas dari pantai timur sampai kepulauan
Fiji (Lutony, 1993).
Kedudukan tanaman Pinang Sirih dalam sistematika tumbuhan termasuk
kedalam klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Monokotiledoneae
Ordo
: Arecales
Family
: Arecaceae (Palmae)
Genus
: Areca
Spesies
: Areca catechu
(Anonim, 2006).
2. Morfologi
a) Akar
Pinang sirih mempunyai akar serabut.
b) Batang
Tanaman pinang sirih ini berbatang lurus agak licin dengan tinggi pohon
dapat mencapai 25 meter. Garis tengah batangnya rata-rata 15 cm, tetapi dapat
juga lebih tergantung pada umur serta kesuburan pertumbuhannya.
c) Daun
Bentuk daun dari pinang sirih ini bersirip agak melengkung. Pelepah daun
berbentuk tabung dengan panjang 80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun
panjangnya sampai 80 cm, anak daun 85 kali 5 cm, dengan ujung sobek dan
bergerigi.
d) Bunga
Bunga pinang sirih tersusun dalam suatu bulir berupa tongkol, biasa
muncul dibawah daun yang panjangnya lebih kurang 75 cm. Bunga betina
berwarna hijau, terletak pada bagian pangkal sekitar 15 mm. sebagian besar dari
bunga jantan berwarna ke kuning-kuningan, terdapat pada bagian ujung, panjang
lebih kurang 4 mm. Karena bunga betina terletak dibagian pangkal, maka buahnya
juga hanya dapat dijumpai pada pangkalnya saja.
e) Buah dan Biji
Buah pinang sirih berbentuk telur, berukuran 3,5-7 cm, berwarna hijau
ketika masih muda dan berubah menjadi jingga atau merah kekuning-kuningan
setelah masak. Buah pinang sirih berbiji satu dan mempunyai kulit buah yang
banyak sekali mengandung serat (Lutony, 1993).
2.2 Lingkungan Tumbuh
Tanaman pinang sirih dapat tumbuh di segala jenis tanah pada ketinggian
antar 0-1.400 meter di atas permukaan laut. Tetapi ketinggian idealnya berkisar
antara 0-750 meter di atas permukaan laut. Meskipun pinang sirih dapat tumbuh
pada berbagai jenis tanah, namun supaya pertumbuhannya baik memerlukan tanah
yang banyak mengandung unsur hara serta tidak berbatu atau berkapur.
2.3 Kegunaan Tanaman Pinang Sirih (Areca catechu)
Tanaman
pinang
sirih
(Areca
catechu)
berpotensi
untuk
terus
dikembangkan. Karena kecuali diakui sebagai tanaman obat, pinang sirih juga
mempunyai potensi atau manfaat yang lain dalam berbagai bidang, sehingga
sangat pantas kalau tanaman ini mendapat julukan tanaman serbaguna.
1. Daun
Melalui proses penyulingan, seperti penyulingan dalam pengambilan
minyak atsiri, dari daun pinang sirih akan diperoleh minyak daun pinang sirih.
para industriawan kecil memanfaatkan sari biji pinang sirih untuk membentuk
warna merah anggur pada kain katun yang biasa dipakai masyarakat.
Kecuali untuk keperluan ramuan obat-obatan, dalam bidang industri pun
buah atau biji pinang sirih mempunyai potensi yang tinggi, antara lain: untuk
ramuan pembuatan sabun, penyamak kulit, pasta gigi, pewarna, kosmetik dan
pembuatan cat atau pernis. Serat kulit buah pinang yang membungkus biji juga
dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan kuas gambar dan kuas alis
(Lutony, 1993).
4. Tanaman hias
Sama halnya dengan tanaman dari family Palmae atau palem-paleman
lainnya, pinang sirih pun mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai
tanaman hias.
Perawakan pinang sirih sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan
penghias jalan, sebagai tanaman penghijauan, sebagai penghias taman. Pohon
pinang sirih yang tinggi setelah berumur dewasa akan semakin memikat perhatian
karena tanaman ini dapat menambah semaraknya taman.
5. Komoditi ekspor tanaman Pinang Sirih (Areca catechu)
Pinang sirih kini sudah termasuk deretan komoditi non migas yang
diekspor dan telah banyak pula perusahaan atau eksportir yang menekuninya
dengan sungguh-sungguh.
Hal ini terbukti bahwa pasaran komoditi Pinang Sirih ini telah melanglang
buana ke berbagai negara. Saat ini buah pinang sudah menjadi komoditi
perdagangan. Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan
seperti India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal. Negara-negara pengekspor pinang
utama adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar (Anonim,
2006).
2.
3.
terlalu keras, meliputi gabus atau lilin. Tentang zat penghambat, dapat berada
disekitar kulit serta dibagian-bagian dalam benih itu, atau menempel pada kulit
(semula zat ini berada dalam daging buah) kerasnya kulit benih menyebabkan
resistensi mekanis, dan ini menyebabkan embrio yang memiliki daya untuk
berkecambah tidak dapat menyobek kulit yang berarti pula tidak dapat keluar
untuk tumbuh sebagaimana mestinya (Kartasapoetra , 1992).
2.5 Pematahan Dormansi Benih
KNO3 sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat
penerimaan benih akan O2
(Kartasapoetra , 1992).
Menurut Saleh (2002), pada penelitian Perlakuan fisik dan Kalium Nitrat
(KNO3) untuk mempercepat perkecambahan benih aren dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan kecambah, bahwa perlakuan fisik dengan penggoresan kulit biji
dapat mempercepat perkecambahan, dan perendaman biji aren dalam larutan
Kalium Nitrat pada konsentrasi 0,5% selama 24 jam memberikan persentase
perkecambahan yang lebih tinggi dibandingkan biji yang direndam pada
konsentrasi 0,3% dan 0,1%.
2.6 Viabilitas Biji
Menurut Sadjad (1980), viabilitas biji adalah daya hidup biji yang
ditunjukkan oleh fenomena pertumbuhan biji atau gejala metabolismenya, dapat
pula ditunjukkan oleh keadaan organel sitoplasma sel atau kromosom. Gejala
pertumbuhan biji yang dimaksud adalah persentase jumlah kecambah normal dari
seluruh biji yang ditanam.
Faktor genetika yang berpengaruh disamping ditentukan oleh susunan
kimia benih yang berhubungan pula dengan jangka waktu benih dapat tahan
hidup. Termasuk sifat genetik adalah sifat ketahanan hidup yang berhubungan
dengan kadar air benih, kegiatan enzim dalam benih dan sifat-sifat fisik maupun
dari kulit benih.
2.7 Metabolisme Perkecambahan Biji
Proses perkecambahan biji merupakan suatu rangkaian kompleks dari
perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia. Tahap pertama perkecambahan
dimulai dengan proses penyerapan air oleh biji, melunaknya kulit biji dan hidrasi
dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzimenzim serta naiknya tingkat respirasi biji. Tahap ketiga adalah assimilasi dari
bahan-bahan yang melarut dan ditranslokasikan ketitik-titik tumbuh. Tahap
keempat adalah assimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi didaerah
meristematik
menghasilkan
energi
bagi
kegiatan-kegiatan
pembentukan
komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari
kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel-sel pada
titik tumbuh. Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk
Menurut Sujarwati dan Santosa (2004), dormansi kulit biji yang keras
dapat dipatahkan melalui perusakan kulit biji oleh mikroorganisme yang terdapat
didalam tanah. Pada tanah tergenang (termasuk lumpur) ruang antar partikel jenuh
dengan air, konsentrat oksigen dalam tanah berkurang sehingga hanya
mikroorganisme
anaerob
yang
dapat
tumbuh.
Kondisi
anaerob
sangat
Ho : Hipotesis nihil
H1 : Hipotesis alternatif
Pi : Pengaruh perlakuan ke-i
j : Nilai tengah umum
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Jurusan Biologi FMIPA
Unimed yang dilanjutkan di Rumah Kaca Jurusan Biologi FMIPA. Dan waktu
penelitian ini diperkirakan akan dimulai bulan Desember 2007 sampai bulan
Maret 2008.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan bibit pinang sirih (Areca
catechu) yang ditanam dengan perlakuan perendaman KNO3 dan perendaman
dalam lumpur sawah
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan bibit
pinang sirih (Areca catechu) yang tumbuh dengan 16 perlakuan dan 3 ulangan,
sehingga keseluruhan sampel berjumlah 48 unit penelitian.
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polibag, cangkul, tali
plastik, beaker glass, handsprayer, timbangan, pisau, sarung tangan, penggaris,
benang dan alat lainnya yanng mendukung penelitian ini.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji pinang sirih
(Areca catechu), Kalium Nitrat (KNO3), lumpur sawah, campuran tanah top soil
dan pupuk kandang serta pasir dengan perbandingan 1:1:1, Fungisida Dithane M45, Insektisida Sevin 85 SP, air, dan bahan lain yang mendukung penelitian ini.
A0B3
A3B3
A1B0
A2B0
A2B1
A3B0
A3B1
A3B3
A3B1
A1B2
A2B2
A2B3
A0B2
A0B0
A1B1
A1B3
A3B2
A0B1
A1B1
A2B2
A2B3
A3B1
A0B2
A1B1
A0B2
A0B2
A2B3
A1B3
A3B2
A0B1
A3B3
A2B0
A0B0
A3B0
A2B1
A0B1
A2B2
A1B0
A0B3
A1B0
A2B0
A1B3
A1B2
A0B0
A3B0
A1B2
A3B2
Keterangan :
A0B0
A1B0
A2B0
A3B0
A0B1
A0B2
A0B3
A1B1
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
A2B3
A3B1
A3B2
A3B3
Pelaksanaan Penelitian
1. Penyediaan Biji
-
Buah Pinang Sirih diambil dari pohon yang sudah dewasa dimana buah
yang diambil harus sudah matang yakni yang kulitnya berwarna jingga
atau merah kekuning-kuningan.
Setelah itu, buah direndam didalam air tanpa dikupas kulitnya terlebih
dahulu.
Biji Pinang Sirih tersebut kemudian ditiriskan dan dijemur sampai kering
selama 2 (dua) hari.
Biji yang telah selesai direndam kemudian dibilas dengan air selama
beberapa menit untuk menghilangkan larutan Kalium Nitrat (KNO 3) pada
kulit biji dan kulit biji tersebut dikeringkan sebentar.
diisi media
perkecambahan yaitu tanah top soil, pupuk kandang dan pasir dengan
perbandingan 1:1:1 sebanyak sepertiga dari ukuran polibag.
-
3. Penyemaian biji
-
Biji satu per satu disemaikan kedalam polibag yang sudah berisi media
tanah top soil dengan campuran pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1:1.
4. Pemeliharaan
-
= + i + j + ()ij + ijk
Dimana :
Yij
()ij
ijk
(Yitnosumarto, 1993).
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan Analisis
Varians (ANAVA) dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Analisis Varians
Sumber
keragaman
Derajat
bebas
Jumlah
kuadrat
Kuadrat tengah
Perlakuan
(t-1)
JK P
Faktor
KNO3 (A)
(a-1)
JK A
JKP
(t 1)
JK A
2
S1
g 1
Faktor
Lumpur
sawah (B)
Faktor AB
(b-1)
JK B
(a-1)(b-1)
JK AB
S2
2
S3
JK B
b 1
F
hitung
F0 , 05 F0 , 01
S1
S2
2
S2
S2
2
JK AB
S3
( a 1)(b 1) 2
Galat
ab(n-1)
Total
JK Galat
JK Galat
S2
ab( n 1)
JKT
Yijk 2
abn
a b n
JKT =
Yijk 2 FK
i l j l k l
Y FK
JKP
2
ij
Yijk 2
JKA =
FK
i l
bn
a
Yijk 2
JKB =
FK
j l
an
b
= a-1
db Lumpur sawah
= b-1
= ab (n-1)
JKA
a 1
KT Lumpur Sawah
JKB
b 1
KT AB
JK AB
a 1 b 1
KT Galat
= ab n 1
JK G
10. f hitung :
KT A
f hitung A
= KT G
f hitung B
= KT G
KT B
f hitung AB
KT AB
= KT G
Jika dari pengujian hipotesis terdapat F hitung lebih besar dari pada Ftabel,
maka beda nyata dapat dilakukan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada
= 5% dengan cara menghitung kesalahan standard dari masing-masing rataan
perlakuan dengan rumus :
BNT = ta (db galat) x
2S 2
ulangan
Dimana :
S2 = Kuadrad Tengah Galat (KTG)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
4.1.1. Pengaruh Kalium Nitrat Terhadap Tiap Parameter
1. Laju Perkecambahan Benih
Dari hasil pengamatan rata-rata laju perkecambahan benih apat dilihat
pada lampiran 2 dan analisis varians terdapat pada lampiran 3.
Dari hasil analisis varians diketahui bahwa perendaman biji dalam kalium
nitrat berpengaruh sangat nyata terhadap laju perkecambahan benih.
Dari hasil pengamatan diperoleh uji beda rataan pengaruh perendaman biji
dalam kalium nitrat terhadap laju perkecambahan benih yang tertera pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.1. Hasil Uji Beda Laju Perkecambahan Benih Pada Perlakuan Berbagai
Konsentrasi Kalium Nitrat
Perlakuan
A0
A1
A2
A3
Total
Rataan
B0
154
154
175
154
637
159,25 a
B1
126
147
140
147
560
140,00 b
B2
126
119
133
154
532
133,00 c
B3
105
133
133
133
504
126,00 d
Total
511
553
581
588
2233
558,25
Rataan
127,75 c
138,25 b
145,25 a
147,00 a
558,25
139,56
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom atau baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,05.
24
B0
51,8
39,4
40,9
43,3
175,4
43,85 a
B1
50,3
45,2
51,1
42,8
189,4
47,35 a
B2
48,5
47,4
48,7
45,6
190,2
47,55 a
B3
61,7
48,0
43,0
42,1
194,8
48,70 b
Total
212,3
180,0
183,7
173,8
749,8
187,45
Rataan
53,08 a
45,00 b
45,93 b
43,45 c
187,45
46,86
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom atau baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,05.
Untuk melihat secara jelas pengaruh kalium nitrat pada parameter panjang
akar dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
B0
80,5
53,5
38,4
50,2
222,60
55,65 a
B1
76,6
62,6
79,7
69,0
287,90
71,98 b
B2
77,2
81,9
72,9
53,6
285,60
71,40 b
B3
117,7
73,6
79,1
74,3
344,70
86,18 c
Total
352,0
271,6
270,1
247,1
1140,80
285,20
Rataan
88,00 a
67,90 b
67,53 b
61,78 c
285,20
71,30
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom atau baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,05.
Untuk melihat secara jelas pengaruh kalium nitrat pada parameter tinggi
kecambah 12 MST dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Tabel 4.4. Hasil Uji Beda Laju Perkecambahan Benih Pada Perlakuan Berbagai
Kedalaman Lumpur Sawah
Perlakuan
B0
B1
B2
B3
Total
Rataan
A0
154
126
126
105
511
127,75 c
A1
154
147
119
133
553
138,25 b
A2
175
140
133
133
581
145,25 a
A3
154
147
154
133
588
147,00 a
Total
637
560
532
504
2233
558,25
Rataan
159,25 a
140,00 b
133,00 c
126,00 d
558,25
139,56
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom atau baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,05.
Untuk melihat secara jelas pengaruh Lumpur sawah pada parameter laju
perkecambahan benih dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Tabel 4.5. Hasil Uji Beda Tinggi Kecambah Pada Perlakuan Berbagai Kedalaman
Lumpur Sawah.
Perlakuan
B0
B1
B2
B3
Total
Rataan
A0
80,52
76,60
77,20
117,70
352,00
88,00 a
A1
53,50
62,60
81,90
73,60
271,60
67,90 b
A2
38,40
79,70
72,90
79,10
270,10
67,53 b
A3
50,20
69,00
53,60
74,30
247,10
61,78 c
Total
222,60
287,90
285,60
344,70
1140,80
285,20
Rataan
55,65 c
71,98 b
71,40 b
86,18 a
285,20
71,30
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom atau baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,05.
Untuk melihat secara jelas pengaruh Lumpur sawah pada parameter tinggi
kecambah 12 MST dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman biji Pinang Sirih (Areca
catechu) dalam larutan Kalium Nitrat (KNO3) dengan berbagai konsentrasi
berbeda dan perendaman dalam lumpur sawah dengan kedalaman tertentu
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap parameter laju
perkecambahan benih, tinggi kecambah dan panjang akar. Sedangkan untuk
parameter persentase benih yang berkecambah, persentase kecambah benih
normal dan persentase kecambah benih abnormal berpengaruh tidak nyata.
4.2.1. Pengaruh Perendaman Larutan Kalium Nitrat (KNO3) Terhadap
Perkecambahan Pinang Sirih (Areca catechu).
Hasil analisis menunjukkan bahwa perendaman biji dalam larutan Kalium
Nitrat (KNO3) berpengaruh sangat nyata terhadap parameter laju perkecambahan
benih (lampiran 2), panjang akar (lampiran 8), tinggi kecambah (lampiran 48).
Dari uji rataan, perendaman dalam larutan Kalium nitrat (KNO3) pada
konsentrasi A0 (0 gr/L) sampai konsentrasi A3 (3 gr/L) berpengaruh sangat nyata
terhadap laju perkecambahan benih. Pada konsentrasi KNO3 2 gr/L benih lebih
cepat berkecambah, hal ini dikarenakan fungsi Kalium pada kalium nitrat yang
dapat mengaktifkan enzim dalam perkecambahan, juga dapat memudahkan
penyerapan O2 dalam proses respirasi benih. Pada laju perkecambahan, angka laju
perkecambahan besar apabila jumlah hari yang diperlukan untuk berkecambah
juga besar. Sebaliknya angka laju perkecambahan kecil apabila sedikit jumlah hari
yang diperlukan untuk berkecambah (Kamil, 1982). Dalam arti lain, semakin
cepat laju perkecambahan benih maka semakin sedikit jumlah hari yang
perkecambahan benih maka semakin banyak jumlah hari yang dibutuhkan benih
untuk berkecambah.
Dari uji rataan, perendaman dalam larutan Kalium Nitrat (KNO 3) pada
konsentrasi A0 (0 gr/L) sampai konsentrasi A3 (3 gr/L) berpengaruh sangat nyata
terhadap panjang akar. Pada konsentrasi A1 (1 gr/L) mengalami penurunan pada
panjang akar. Hal ini diduga karena perendaman biji pada konsentrasi KNO 3 2
gr/L sudah mampu merangsang proses perkecambahan yang dimulai dari
pembentukan akar, dan penurunan konsentrasi akan berpengaruh terhadap
penurunan parameter panjang akar tersebut. Dimana menurut Saleh (2002), bahwa
perendaman biji dalam larutan Kalium Nitrat dapat memberikan persentase
perkecambahan yang tinggi terhadap biji aren. Panjang akar dipengaruhi oleh laju
perkecambahan benih dimana laju perkecambahan benih merupakan jumlah hari
yang dibutuhkan untuk munculnya akar. Hal ini berarti semakin kecil laju
perkecambahan benih terjadi maka akan semakin cepat pula munculnya akar dan
dengan demikian perkembangan akar akan lebih cepat dan akan dihasilkan
panjang akar yang tinggi (Kamil, 1992).
Dari uji rataan, perendaman dalam larutan Kalium nitrat (KNO3) pada
konsentrasi A0 (0 gr/L) sampai konsentrasi A3 (3 gr/L) berpengaruh sangat nyata
terhadap tinggi kecambah. Ini dapat dilihat dari fungsi unsur kalium bagi tanaman
yaitu membantu didalam proses kimia tanaman seperti proses pengeluaran enzimenzim yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dengan subur. Tampaknya
tinggi kecambah ada korelasinya dengan pengamatan panjang akar. Setelah akar
terbentuk maka akar akan mensuplai unsur-unsur dari tanah, yang kemudian akan
digunakan untuk pembentukan organ-organ baru seperti batang dan daun.
Semakin cepat munculnya akar dan semakin baik pertumbuhannya maka akan
semakin cepat pula perkembangan batang dan juga daun
tersebut. Pada
(2002), bahwa dormansi dapat dipecahkan dengan berbagai perlakuan, salah satu
diantaranya perlakuan perendaman dengan bahan kimia misalnya KNO3 (2 gr/L),
karena dapat mempermudah proses Imbibisi. Selain itu menurut Rismunandar
(1984), bahwa air merupakan faktor lingkungan yang sangat diperlukan dalam
perkecambahan. Kehadiran air sangat dibutuhkan bagi biji yang sedang
berkecambah. Fungsi air ini dapat mengaktifkan seluruh proses metabolisme
didalam biji, seperti respirasi dan aktivitas enzim.
Unsur K dari KNO3 sangat berperan aktif dalam mempercepat proses
respirasi. K+ ion dari garam KNO3 dapat masuk kedalam sel dengan tidak
ditemani oleh NO32-. Masuknya K+ ion kedalam sel dapat disebabkan oleh tarikan
dari OH-, sedang ion-ion H+ yang bersisa kemudian tertarik keluar dan berikatan
dengan NO32- hingga tersusun HNO3 yang mengakibatkan kondisi menjadi asam,
hai ini menyebabkan O2 dapat dengan mudah masuk melalui kulit benih
(Sugiyanto, 2008).
4.2.2. Pengaruh Perendaman Lumpur Sawah Terhadap Perkecambahan
Pinang Sirih (Areca catechu)
Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perendaman biji
dalam lumpur sawah berpengaruh sangat nyata terhadap parameter laju
perkecambahan benih (tabel 4.2) dan parameter tinggi kecambah (tabel 4.8).
Dari uji rataan, perendaman dalam lumpur sawah pada kedalaman B0
(0cm) sampai kedalaman B3 (30 cm) berpengaruh sangat nyata terhadap laju
perkecambahan benih. Pada kedalaman B0 (0 cm) menunjukkan laju
perkecambahan yang cukup besar dan pada kedalaman B3 (30 cm) angka laju
perkecambahan cukup kecil. Pada kedalaman lumpur 30 cm dapat mempercepat
perkecambahan, hal ini disebabkan karena perendaman biji dalam lumpur sawah
pada kedalaman 30cm menyebabkan biji menjadi lebih mudah menyerap air.
Seperti yang dikatakan Sujarwati dan Santosa (2004), bahwa kondisi anaerob
yang
dialami
biji
selama
proses
perendaman
dapat
memicu
proses
anaerob yang dapat tumbuh. Kondisi anaerob sangat menghambat produksi etilen,
karena konversi dari 1-aminocyclopropan 1-carboxil acid (ACC) menjadi etilen
membutuhkan oksigen. Akibatnya akan terjadi akumulasi ACC selama biji
dikenakan pada kondisi anaerob. Pada saat biji dikembalikan pada kondisi aerob,
ACC yang terakumulasi akan di konversi menjadi etilen. Peningkatan produksi
etilen akan memacu proses perkecambahan. Etilen dihasilkan oleh bakteri
pembentuk spora dalam keadaan anaerobic yaitu Azotobacter yang merupakan
pengatur kegiatan mikroba dalam tanah berkaitan dengan transformasi bahan
organik dan ketersediaan hara tanaman (Hardjowigeno, 2005). Azotobacter
diketahui pula mampu mensintesis substansi yang secara biologis aktif dapat
meningkatkan
perkecambahan
(Wedhastri, 2002).
biji,
tegakan
dan
pertumbuhan
tanaman
yang sudah tua, ukurannya seragam, bentuk tidak cacat, warna kuning kemerahan.
Karena sudah melewati uji mutu benih maka dapat dipastikan daya hidup benih
cukup besar oleh sebab itu dalam hal ini tidak akan berpengaruh pada parameter
yang diamati.
Perlakuan perendaman dalam Kalium Nitrat (KNO3) dan lumpur sawah
berpengaruh tidak nyata terhadap persentase kecambah benih normal dan
persentase kecambah benih abnormal. Hal ini juga dipengaruhi oleh kualitas
benih yang di pakai sudah melewati uji mutu benih. Dan dalam penelitian ini
menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilakukan di Rumah
Kaca, dimana kondisi lingkungan tumbuh, temperatur, intensitas cahaya,
kelembaban, dan lain-lain menjadi terkontrol. Dalam penelitian ini perawatan
yang intensif juga telah dilakukan seperti penyemprotan hama, pemberian
fungisida dan insektisida. Seperti yang dikatakan Sutopo (2002), bahwa kecambah
abnormal ini dapat terjadi akibat adanya serangan dari patogen ataupun
mikroorganisme. Sehingga dari perawatan yang dilakukan dengan begitu peluang
benih untuk tumbuh secara normal cukup besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan Pengaruh Perendaman Biji Dalam Larutan Kalium
Nitrat (KNO3) dan Lumpur Sawah Terhadap Perkecambahan Pinang Sirih (Areca
catechu) yaitu:
1. Perlakuan perendaman biji dalam larutan Kalium nitrat (KNO 3) pada
berbagai konsentrasi berpengaruh sangat nyata terhadap parameter laju
perkecambahan benih, panjang akar, tinggi kecambah.
2. Perlakuan perendaman biji dalam lumpur sawah berpengaruh sangat nyata
terhadap parameter laju perkecambahan benih dan tinggi kecambah.
3. Interaksi antara perendaman biji dalam Kalium nitrat (KNO 3) dan lumpur
sawah menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada setiap parameter
pengamatan.
4. Kedalaman optimum perendaman dalam lumpur sawah terhadap
perkecambahan pinang sirih (Areca catechu) yaitu 30 cm.
5.2. Saran
1.
Perlu
dilakukan
penelitian
lanjutan
untuk
36
DAFTAR PUSTAKA
Agrina, (2005), Pinang Luar Biasa Khasiatnya, Fakultas Pertanian IPB, Bogor
Anonim, (2006), Pokok Pinang (Areca catechu L.), http://www.wikipedia.go.id
(Di askses 11 Oktober 2007)
Anonim, (2008), Pengaruh Unsur Esensial Terhadap Pertumbuhan Tanaman,
http://www.tanindo.com (Di akses 12 Mei 2008)
Dwidjoseputro, D., (1983), Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT Gramedia, Jakarta
Hardjowigeno, S., dan Rayes, L., (2005), Tanah Sawah, Bayumedia, Bogor
Justice, O. L., dan Bass, L. N., (2002), Prinsip & Praktek Penyimpanan Benih,
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Kamil, J., (1982), Teknologi Benih 1, PT Angkasa Raya, Padang
Kartasapoeta, A. G., (1992), Teknologi Benih, Rineka Cipta, jakarta
Lutony, T, L., (1993), Pinang Sirih, Kanisius, Yogyakarta
Mahdalena, M., (2007), Respon Perkecambahan Biji Aren (Arenga pinnata)
Terhadap Lama Perendaman Dengan Asam Nitrat, Skripsi, Fakultas MIPA
UNIMED, Medan
Rismunandar, (1984), Fungsi Air dan Kegunaannya Bagi Pertanian, Sinar Baru,
Bandung
Sadjad, S., (1980), Proses Metabolisme Perkecambahan Benih, Capita Selekta.
Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian IPB, Bogor
Saleh, M.S., (2002), Perlakuan Fisik dan Kalium Nitrat untuk Mempercepat
Perkecambahan Benih Aren dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Kecambah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
Sastrosupadi, A., (2000), Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian,
Kanisius, Yogyakarta
Sugiyanto,
E.,
(2008),
Penyerapan
Unsur
Hara
http://ediskoe.blogspot.com (Di akses 27 April 2008)
Oleh
Akar,
Analisis
dan
A3B3
A1B3
A0B3
A3B1
A3B2
A3B3
A1B2
A0B1
A1B0
A2B2
A1B1
A2B0
A2B3
A2B2
A2B3
A0B2
A2B3
A3B0
A0B0
A3B1
A3B1
A1B1
A0B2
A0B1
A1B0
A2B0
A2B2
A2B0
A0B0
A1B2
A1B3
A3B0
A0B2
A2B1
A2B1
A3B2
A3B0
A3B3
A1B3
A0B1
A0B3
A0B0
A3B2
A1B0
A1B1
A0B3
A1B2
Ulangan
I
II
49
56
42
42
35
42
35
35
49
56
49
49
42
42
42
42
70
56
49
42
49
42
42
49
49
49
49
49
56
49
49
42
756
742
47,25
46,38
III
49
42
49
35
49
49
35
49
49
49
42
42
56
49
49
42
735
45,94
Total
Rataan
154
126
126
105
154
147
119
133
175
140
133
133
154
147
154
133
2233
139,56
51,33
42
42
35
51,33
49
39,67
44,33
58,33
46,66
44,33
44,33
51,33
49
51,33
44,33
744,33
46,52
Derajat
Jumlah
Bebas
Kuadrat
Perlakuan
15
1452,65
Faktor KNO3 (A)
3
305,23
Faktor Lumpur (B)
3
819,73
Faktor KNO3 dan 9
327,69
Lumpur (AB)
Galat
32
653,33
Total
47
2105,98
Keterangan: ** = Sangat Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
Kuadrat
Tengah
96,84
101,74
273,24
36,41
20,42
F hitung
F0,05
F0,01
4,74 **
4,98 **
13,38 **
1,78 tn
3,435
3,04
3,04
3,35
4,595
4,06
4,06
4,45
A3
154
147
154
133
588
147,00
Total
637
560
532
504
2233
558,25
A0
Rataan
159,25
140
133
126
558,25
139,56
Notasi
a
a
b
c
BNT (0,05) = 3,767
Yij2
axbxn
2233 2
4 x4 x4
4986289
48
= 103881,02
JKT =
Y
i l
j l k l
2
ijk
FK
Y FK
2
ij
154
316001
103881,02
3
= 1452,65
4. Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JK Total JK Perlakuan
= 2105,98 1452,65
= 653,33
Yijk2
bxn FK
i l
1250235
103881,02
12
= 104186,25 103881,02
= 305,23
6. Jumlah Kuadrat Lumpur Sawah (JK B)
JK B =
Yijk2
a x n FK
j l
1256409
103881,02
12
= 104700,75 103881,02
= 819,73
7. Jumlah Kuadrat KNO3 dan Lumpur Sawah (JK AB)
JK AB = JK Perlakuan JK KNO3 JK Lumpur Sawah
= 1452,65 305,23 819,73
= 327,69
8. Derajat Bebas (db)
db KNO3
=a1
=41
=3
db Lumpur Sawah = b 1
=41
=3
= ab (n-1)
= 4 x 4 (3-1) = 32
JK A
= a 1
=
305,23
4 1
= 101,74
JK B
KT Lumpur Sawah = b 1
=
819,73
4 1
= 273,24
JK AB
a 1 b 1
327,69
4 1 4 1 = 36,41
JK G
= ab n 1
=
140,09
15,62
= 20,42
10. f hitung
KT A
f hitung A = KT G
KT B
f hitung B = KT G
KT AB
f hitung AB= KT G
101,74
= 20,42
273, 24
= 20,42
36,41
= 20,42
= 4,98
= 13,38
= 1,78
=t
db Galat x
2
2 KTG
n
= t 2 db Galat x
BNT ()
= t (0,05) (32) x
2 KTG
n xb
2 20,42
3x4
= 2,042 x 1,845
= 3,767
Beda Nyata Terkecil (BNT) Faktor Lumpur Sawah (B) :
= t 2 db Galat x
BNT ()
= t (0,05) (32) x
2 KTG
n xa
2 20,42
3x4
= 2,042 x 1,845
= 3,767
12. Koefisien Keragaman (KK)
KK =
=
KT G
Y
x 100%
20,42
x 100%
139,56
= 3,22 %
(Perhitungan Teliti)
Ulangan
Total
Rataan
A0B0
A0B1
A0B2
A0B3
A1B0
A1B1
A1B2
A1B3
A2B0
A2B1
A2B2
A2B3
A3B0
A3B1
A3B2
A3B3
Total
Rataan
I
18,7
16,9
18,2
20,5
11,8
11,5
14,8
16,7
12,2
17,8
16
15,5
14
13,2
14,6
15,6
248
15,5
II
14,7
17,1
16,8
19
13,8
17,5
19
17,1
12,5
18
17,1
15
14,5
12,8
16,1
13,1
254,1
15,88
III
18,4
16,3
13,5
22,2
13,8
16,2
13,6
14,2
16,2
15,3
15,6
12,5
14,8
16,8
14,9
13,4
247,7
15,48
51,8
50,3
48,5
61,7
39,4
45,2
47,4
48
40,9
51,1
48,7
43
43,3
42,8
45,6
42,1
749,8
46,86
17,27
16,77
16,17
20,57
13,13
15,07
15,8
16
13,63
17,03
16,23
14,33
14,43
14,27
15,2
14,03
249,93
15,62
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
Kuadrat
Tengah
9,87
24,26
5,85
6,42
3,33
F hitung
2,97 tn
7,29 **
1,76 tn
1,93 tn
F0,05
F0,01
3,435
3,04
3,04
3,35
4,595
4,06
4,06
4,45
A
A2
40,9
51,1
48,7
43,0
183,7
45,93
A3
43,3
42,8
45,6
42,1
173,8
43,45
Total
175,4
189,4
190,2
194,8
749,8
187,45
A3
Rataan
43,85
47,35
47,55
48,70
187,45
46,86
Notasi
a
b
b
c
BNT (0,05) = 1,521
Lampiran 12. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
Notasi
B3
B2
B1
B0
B3
48,70
a
tn
B2
47,55
1,15
a
B1
47,35
1,35 tn
0,20 tn
a
*
*
*
B0
43,85
4,85
3,70
3,50
b
BNT (0,05) = 1,521
I
0.00
0.00
0.30
1.10
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.40
0.087
Ulangan
II
0.00
0.00
0.00
0.20
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.20
0.012
III
0.00
0.00
0.00
1.30
0.00
0.00
0.80
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2.10
0.13
Total
Rataan
0.00
0.00
0.30
2.60
0.00
0.00
0.80
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
3.70
0.23
0.00
0.00
0.10
0.87
0.00
0.00
0.27
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.23
0.077
I
0.71
0.71
0.89
1.26
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
12.09
0.76
Ulangan
II
0.71
0.71
0.71
0.84
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
11.49
0.72
III
0.71
0.71
0.71
1.34
0.71
0.71
1.14
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
12.42
0.78
Total
Rataan
2.13
2.13
2.31
3.44
2.13
2.13
2.56
2.13
2.13
2.13
2.13
2.13
2.13
2.13
2.13
2.13
36,00
2.25
0.71
0.71
0.77
1.15
0.71
0.71
0.85
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
0.71
12,00
0.75
Derajat
Bebas
15
3
Jumlah
Kuadrat
0,57
0,12
Kuadrat
Tengah
0,04
0,04
F hitung
0,10
0,03
3 tn
3,04
4,06
0,35
0,04
4*
3,35
4,45
0,29
0,86
0,01
Perlakuan
Faktor KNO3 (A)
Faktor Lumpur
3
Sawah (B)
Faktor KNO3 dan
9
Lumpur Sawah (AB)
Galat
32
Total
47
Keterangan: ** = Beda Sangat Nyata
3,8 *
4 **
F0,05
F0,01
3,435 4,595
3,04 4,06
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
KK = 4,44 %
Lampiran 16. Rataan Tinggi Kecambah (cm) UMUR 6 MST
Faktor
A
Level
A0
A1
A2
A3
Total
B0
2,13
2,13
2,13
2,13
8,52
B1
2,13
2,13
2,13
2,13
8,52
B
B2
2,31
2,56
2,13
2,13
9,13
B3
3,44
2,13
2,13
2,13
9,83
Total
10,01 8,95
8,52
8,52
36,00
Rataan 2,503 2,24
2,13
2,13
9,00
Lampiran 17. Tabel Data Uji BNT Faktor KNO3 (A)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
A0
A2
A1
A0
2,50
A2
2,24
0,26 *
*
A1
2,13
0,37
0,11 *
*
*
A3
2,13
0,37
0,11
0 tn
A3
Rataan
2,13
2,13
2,28
2,46
9,00
2,25
Notasi
a
b
c
c
BNT (0,05) = 0,083
Lampiran 18. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
Notasi
B3
B2
B1
B0
B3
9,83
a
B2
9,13
0,7 *
b
B1
8,52
1,31 *
0,61 *
c
*
B0
8,52
1,31
0,61 *
0 tn
c
BNT (0,05) = 0,083
I
0.00
1.90
5.70
8.00
0.00
0.00
1.90
0.40
0.00
0.00
0.00
0.80
0.00
0.00
0.00
0.00
18.70
1.17
Ulangan
II
1.10
1.30
0.20
4.20
0.00
0.00
0.90
1.60
0.00
0.80
0.40
0.00
0.00
0.00
0.00
00.40
10.90
1.68
III
0.00
0.70
0.00
8.20
0.00
0.00
4.80
0.00
0.00
0.00
0.60
1.20
0.00
0.00
0.00
0.80
16.30
1.20
Total
Rataan
1.10
3.90
5.90
20.40
0.00
0.00
7.60
2.00
0.00
0.80
1.00
2.00
0.00
0.00
0.00
1.20
45.90
2.87
0.37
1.30
1.97
6.80
0.00
0.00
2.53
0.67
0.00
0.27
0.33
0.67
0.00
0.00
0.00
0.40
15.30
0.96
I
0.71
1.55
2.49
2.92
0.71
0.71
1.55
0.95
0.71
0.71
0.71
1.14
0.71
0.71
0.71
0.71
17.70
1.11
Ulangan
II
1.26
1.34
0.84
2.17
0.71
0.71
1.18
1.45
0.71
1.14
0.95
0.71
0.71
0.71
0.71
0.95
16.52
1.02
III
0.71
1.10
0.71
2.95
0.71
0.71
2.30
0.71
0.71
0.71
1.05
1.30
0.71
0.71
0.71
1.14
16.94
1.06
Total
Rataan
2.68
3.99
4.04
8.04
2.13
2.13
5.03
3.11
2.13
2.56
2.71
3.15
2.13
2.13
2.13
2.80
50.89
3.18
0.89
1.33
1.35
2.68
0.71
0.71
1.68
1.04
0.71
0.85
0.90
1.05
0.71
0.71
0.71
0.93
16.96
1.06
Derajat
Bebas
15
3
Jumlah
Kuadrat
12,02
4,47
Perlakuan
Faktor KNO3 (A)
Faktor Lumpur
3
3,13
Sawah (B)
Faktor KNO3 dan
9
4,42
Lumpur Sawah (AB)
Galat
32
4,07
Total
47
16,09
Keterangan: ** = Beda Sangat Nyata
Kuadrat
Tengah
0,80
1,49
6,16 **
11,46 **
1,04
8 **
3,04
4,06
0,49
3,77 *
3,35
4,45
F hitung
F0,05
F0,01
3,435 4,595
3,04 4,06
0,13
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
KK = 11,34 %
Lampiran 22. Rataan Tinggi Kecambah (cm) Umur 7 MST
Faktor
A
Level
A0
A1
A2
A3
B0
2,68
2,13
2,13
2,13
B1
3,99
2,13
2,56
2,13
B
B2
4,04
5,03
2,71
2,13
B3
8,04
3,11
3,15
2,80
Total
18,75 12,4
10,55
9,19
Rataan 4,69
3,1
2,64
2,30
Lampiran 23. Tabel Data Uji BNT Faktor KNO3 (A)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
A0
A1
A2
A0
4,69
A1
3,11
1,59 *
*
A2
2,64
2,05
0,46 *
*
*
A3
2,30
2,39
0,80
0,34 *
Total
9,07
10,81
13,91
17,10
50,89
12,72
A3
Rataan
2,27
2,70
3,48
4,28
12,69
3,18
Notasi
a
b
c
d
Lampiran 24. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
Notasi
B3
B2
B1
B0
B3
4,28
a
B2
3,48
0,80 *
b
B1
2,70
1,58 *
0,78 *
c
*
B0
2,27
2,01
1,21 *
0,43 *
d
BNT (0,05) = 0,30
I
0.60
7.80
11.20
15.10
0.50
0.50
5.70
3.50
0.00
1.80
1.00
6.30
0.90
0.70
0.00
0.80
56.40
3.53
Ulangan
II
7.10
5.40
4.40
10.20
0.00
0.40
5.60
6.80
0.00
6.70
5.00
1.70
1.90
1.40
0.30
3.40
60.30
3.77
III
1.30
4.90
1.80
15.20
1.90
0.30
10.30
0.60
1.80
1.10
3.90
6.60
0.00
1.50
1.20
5.80
58.20
3.64
Total
Rataan
9.00
18.10
17.40
40.50
2.40
1.20
21.60
10.90
1.80
99.60
9.90
14.60
2.80
3.60
1.50
10.00
174.90
10.93
3.00
6.03
5.80
13.50
0.80
0.40
7.20
3.63
0.60
3.20
3.30
4.87
0.93
1.20
0.50
3.33
58.30
3.64
I
1.05
2.88
3.42
3.95
1.00
1.00
2.49
2.00
0.71
1.52
1.22
2.61
1.18
1.10
0.71
1.14
27.98
1.75
Ulangan
II
2.76
2.43
2.21
3.27
0.71
0.95
2.47
2.70
0.71
2.68
2.35
1.48
1.55
1.38
0.89
1.97
30.51
1.91
III
1.34
2.32
1.52
3.96
1.55
0.89
3.29
1.05
1.52
1.26
2.10
2.66
0.71
1.41
1.30
2.51
29.38
1.84
Total
Rataan
5.15
7.63
7.15
11.18
3.26
2.84
8.25
5.75
2.94
5.46
5.67
6.75
3.44
3.89
2.90
5.62
87.88
5.49
1.72
2.54
2.38
3.73
1.09
0.95
2.75
1.92
0.98
1.82
1.89
2.25
1.15
1.30
0.97
1.87
29.29
1.83
Derajat
Bebas
15
3
Jumlah
Kuadrat
27,04
10,49
Kuadrat
Tengah
1,80
3,50
5,30*
10,29 **
9,50
3,17
9,32 **
3,04
4,06
7,05
0,78
2,29tn
3,35
4,45
10,92
37,97
0,34
Perlakuan
Faktor KNO3 (A)
Faktor Lumpur Sawah
3
(B)
Faktor KNO3 dan
9
Lumpur Sawah (AB)
Galat
32
Total
47
Keterangan: ** = Beda Sangat Nyata
F hitung
F0,05
F0,01
3,435 4,595
3,04 4,06
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
KK = 10,62 %
Lampiran 28. Rataan Tinggi Kecambah (cm) Umur 8 MST
Faktor
A
Level
A0
A1
A2
A3
B0
5,15
3,26
2,94
3,44
B1
7,63
2,84
5,46
3,89
B
B2
7,15
8,25
5,67
2,90
B3
11,18
5,75
6,75
5,62
Total
31,11
20,10
20,82
15,85
Rataan 7,78
5,03
5,21
3,96
Lampiran 29. Tabel Data Uji BNT Faktor KNO3 (A)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
A0
A2
A1
A0
7,78
A2
5,21
2,57 *
*
A1
5,03
2,75
0,18 tn
*
*
A3
3,96
3,82
1,25
1,07 *
Total
14,79
19,82
23,97
29,30
87,88
21,97
A3
Rataan
3,70
4,96
5,99
7,33
21,97
5,49
Notasi
a
b
b
c
BNT (0,05) = 0,486
Lampiran 30. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
Notasi
B3
B2
B1
B0
B3
7,33
a
B2
5,99
1,34 *
b
B1
4,96
2,37 *
1,03 *
c
*
B0
3,70
3,63
2,29 *
1,26 *
d
BNT (0,05) = 0,486
I
6.90
13.70
17.80
22.40
4.60
4.60
10.10
7.60
0.00
7.30
4.40
11.60
5.00
7.40
1.20
6.20
130.80
8.18
Ulangan
II
13.40
9.80
9.50
16.60
1.80
6.90
10.80
12.00
1.30
12.10
10.70
6.80
5.50
7.20
4.70
7.60
136.70
8.54
III
7.10
9.20
5.50
22.60
7.60
4.10
16.20
5.80
7.00
8.00
8.80
12.10
1.30
6.60
4.70
11.20
137.80
8.61
Total
Rataan
27.40
32.70
32.80
61.60
14.00
15.60
37.10
25.40
8.30
27.40
23.90
30.50
11.80
21.20
10.60
25.00
405.30
25.33
9.13
10.90
10.93
20.53
4.67
5.20
12.37
8.47
2.77
9.13
7.97
10.17
3.93
7.07
3.53
8.33
135.10
8.44
I
2.72
3.77
4.28
4.79
2.26
2.26
3.26
2.85
0.71
2.79
2.21
3.48
2.35
2.81
1.30
2.59
44.43
2.78
Ulangan
II
3.73
3.21
3.16
4.14
1.52
2.72
3.36
3.54
1.34
3.55
3.35
2.70
2.45
2.77
2.28
2.85
46.67
2.92
III
2.76
3.11
2.45
4.81
2.85
2.14
4.09
2.51
2.74
2.92
3.05
3.55
1.34
2.66
2.28
3.42
46.68
2.92
Total
Rataan
9.21
10.09
9.89
13.74
6.63
7.12
10.71
8.90
4.79
9.26
8.61
9.73
6.14
8.24
5.86
8.86
137.78
8.61
3.07
3.36
3.30
4.58
2.21
2.37
3.57
2.97
1.60
3.09
2.87
3.24
2.05
2.75
1.95
2.95
45.93
2.87
Derajat
Bebas
15
3
Jumlah
Kuadrat
23,75
8,83
Perlakuan
Faktor KNO3 (A)
Faktor Lumpur
3
8,78
Sawah (B)
Faktor KNO3 dan
9
6,14
Lumpur Sawah (AB)
Galat
32
10,34
Total
47
34,09
Keterangan: ** = Beda Sangat Nyata
Kuadrat
Tengah
1,58
2,94
4,95 **
9,19 **
3,435 4,595
3,04 4,06
2,93
9,16 **
3,04
4,06
0,68
2,13 tn
3,35
4,45
F hitung
F0,05
F0,01
0,32
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
KK = 6,57 %
Lampiran 34. Rataan Tinggi Kecambah (cm) Umur 9 MST
Faktor
A
Level
A0
A1
A2
A3
B0
9,21
6,63
4,79
6,14
B1
10,09 7,12
9,26
8,24
B
B2
9,89
10,71
8,61
5,86
B3
13,74 8,90
9,73
8,86
Total
42,93 33,36
32,39
29,10
Rataan 10,73 8,34
8,10
7,28
Lampiran 35. Tabel Data Uji BNT Faktor KNO3 (A)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
A0
A2
A1
A0
10,73
A2
8,34
2,39 *
*
A1
8,10
2,63
0,24 tn
*
*
A3
7,28
3,45
1,06
0,82 *
Total
26,77
34,71
35,07
41,23
137,78
34,45
A3
Rataan
6,69
8,68
8,77
10,31
34,45
8,61
Notasi
a
b
b
c
BNT (0,05) = 0,472
Lampiran 36. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
Notasi
B3
B2
B1
B0
B3
10,31
a
B2
8,77
1,54 *
b
B1
8,68
1,63 *
0,09 tn
b
*
B0
6,69
3,62
2,08 *
1,99 *
c
BNT (0,05) = 0,472
I
12.80
19.40
23.40
30.30
8.50
8.40
13.50
11.20
0.00
12.10
7.90
17.20
9.20
13.00
6.60
10.20
203.70
12.73
Ulangan
II
19.30
14.50
14.40
23.50
4.50
12.70
16.60
16.10
4.40
19.30
16.60
11.50
8.20
12.30
9.20
12.60
215.70
13.48
III
11.60
12.50
9.00
30.30
12.10
7.70
22.60
9.00
10.80
14.80
13.90
18.30
4.50
11.60
7.80
16.80
213.30
13.33
Total
Rataan
43.70
46.60
46.80
84.10
25.10
28.80
52.70
36.30
15.20
46.20
38.40
47.00
21.90
36.90
23.60
39.60
632.70
39.54
14.57
15.47
15.60
28.03
8.37
9.60
17.57
12.10
5.07
15.40
12.80
15.67
7.30
12.30
7.87
13.20
210.90
13.18
I
3.65
4.46
4.89
5.55
3.00
2.98
3.74
3.42
0.71
3.55
2.90
4.21
3.11
3.67
2.66
3.27
55.77
3.49
Ulangan
II
4.45
3.87
3.86
4.90
2.24
3.63
4.14
4.07
2.21
4.45
4.14
3.46
2.95
3.58
3.11
3.62
58.68
3.67
III
3.48
3.61
3.08
5.55
3.55
2.86
4.81
3.08
3.36
3.91
3.79
4.34
2.24
3.48
2.88
4.16
58.18
3.64
Total
Rataan
11.58
11.94
11.83
16.00
8.79
9.47
12.69
10.57
6.28
11.91
10.83
12.01
8.30
10.73
8.65
11.05
172.63
10.79
3.86
3.98
3.94
5.33
2.93
3.16
4.23
3.52
2.09
3.97
3.61
4.00
2.77
3.58
2.88
3.68
57.54
3.60
Derajat
Bebas
15
3
Jumlah
Kuadrat
24,50
4,76
Perlakuan
Faktor KNO3 (A)
Faktor Lumpur
3
9,23
Sawah (B)
Faktor KNO3 dan
9
10,51
Lumpur Sawah (AB)
Galat
32
11,31
Total
47
35,81
Keterangan: ** = Beda Sangat Nyata
Kuadrat
Tengah
1,63
1,59
4,67 *
4,54 *
3,435 4,595
3,04 4,06
3,08
8,80 **
3,04
4,06
1,17
3,34 tn
3,35
4,45
F hitung
F0,05
F0,01
0,35
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
KK = 5,48 %
Lampiran 40. Rataan Tinggi Kecambah (cm) Umur 10 MST
Faktor
A
Level
A0
A1
A2
A3
Total
B0
11,53
8,79
6,28
8,30
34,90
B1
11,94
9,47
11,91
10,73
44,05
B
B2
11,83
12,69
10,83
8,65
44,00
B3
16,00 10,57
12,01
11,05
49,63
Total
51,30 41,52
41,03
38,73
172,58
Rataan 12,83 10,38
10,26
9,68
43,15
Lampiran 41. Tabel Data Uji BNT Faktor KNO3 (A)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
A0
A1
A2
A0
12,83
A1
10,38
2,45 *
*
A2
10,26
2,57
0,12 tn
*
*
A3
9,68
3,15
0,70
0,58 *
A3
Rataan
8,73
11,01
11,00
12,41
43,15
10,79
Notasi
a
b
b
c
BNT (0,05) = 0,493
Lampiran 42. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
Notasi
B3
B1
B2
B0
B3
12,41
a
B1
11,01
1,40 *
b
B2
11,00
1,41 *
0,01 tn
b
*
B0
8,73
3,68
2,28 *
2,27 *
c
BNT (0,05) = 0,493
I
18.40
25.60
29.00
36.70
12.80
13.60
15.80
17.60
1.10
17.30
12.10
23.40
12.60
18.50
11.90
15.70
282.10
17.63
Ulangan
II
24.80
19.00
19.80
29.50
7.80
18.10
23.00
22.10
8.00
25.90
23.50
16.60
13.10
18.10
14.90
17.90
302.10
18.88
III
17.50
16.90
13.20
38.30
16.60
14.00
28.90
14.30
14.90
21.40
19.10
23.70
7.80
16.80
11.60
22.50
297.50
18.59
Total
Rataan
60.70
61.70
62.00
104.50
37.20
45.70
67.70
54.00
24.00
64.60
54.70
63.70
33.50
53.40
38.40
56.10
881.70
55.10
20.23
20.50
20.67
34.83
12.40
15.23
22.57
18.00
8.00
21.53
18.23
21.23
11.17
17.80
12.80
18.70
293.90
18.37
Derajat
Bebas
15
3
Jumlah
Kuadrat
1669,98
551,26
Perlakuan
Faktor KNO3 (A)
Faktor Lumpur
3
633,85
Sawah (B)
Faktor KNO3 dan
9
484,88
Lumpur Sawah (AB)
Galat
32
690,94
Total
47
2360,92
Keterangan: ** = Beda Sangat Nyata
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
KK = 8,43 %
Kuadrat
Tengah
111,33
183,75
5,16 **
8,51 **
3,435 4,595
3,04 4,06
211,28
9,79 **
3,04
4,06
53,88
2,50 tn
3,35
4,45
21,59
F hitung
F0,05
F0,01
A3
Rataan
38,85
56,35
55,70
69,58
220,48
55,12
Notasi
a
b
b
c
BNT (0,05) = 3,874
Lampiran 47. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Perlakuan
B3
B1
B2
B0
Rataan
69,58
56,35
55,70
38,85
B3
13,23 *
13,88 *
30,73 *
Beda Rata-rata
B1
B2
0,65 tn
17,5 *
16,85 *
B0
Notasi
a
b
b
c
BNT (0,05) = 3,874
I
24,5
29,7
34,2
40,4
17,5
18,6
19,5
24,8
4,4
22,5
17,8
28,2
18,2
24,1
17
21,6
363
22,69
Ulangan
II
31,3
24,9
25,1
34
13,4
23,6
28,6
29,2
13,2
31,7
30,5
21,6
18,5
23,6
19,9
24
393,1
24,57
III
24,7
22
17,9
43,3
22,6
20,4
33,8
19,6
20,8
25,5
24,6
29,3
13,5
21,3
16,7
28,7
348,7
24,04
Total
Rataan
80,5
76,6
77,2
117,7
53,5
62,6
81,9
73,6
38,4
79,7
72,9
79,1
50,2
69
53,6
74,3
1140,8
71,3
26,83
25,53
25,73
39,23
17,83
20,87
27,3
24,53
12,8
26,57
24,3
26,37
16,73
23
17,87
24,77
380,27
23,77
Derajat
Jumlah
Bebas
Kuadrat
Perlakuan
15
1599,95
Faktor KNO3 (A)
3
527,24
Faktor Lumpur (B)
3
622,21
Faktor KNO3 dan 9
450,51
Lumpur (AB)
Galat
32
791,94
Total
47
2391,89
Keterangan: ** = Beda Sangat Nyata
* = Beda Nyata
tn = Beda Tidak Nyata
KK = 6,98 %
Kuadrat
Tengah
106,63
175,75
207,40
50,06
24,75
F hitung
F0,05
F0,01
4,31 *
7,10 **
8,38 **
2,023 tn
3,435
3,04
3,04
3,35
4,595
4,06
4,06
4,45
A3
Rataan
55,65
71,98
71,40
86,18
285,20
71,30
Notasi
a
b
b
c
BNT (0,05) = 4,147
Lampiran 52. Tabel Data Uji BNT Faktor Lumpur Sawah (B)
Beda Rata-rata
Perlakuan Rataan
Notasi
B3
B1
B2
B0
B3
86,18
a
*
B1
71,98
14,20
b
*
tn
B2
71,40
14,78
0,58
b
B0
55,65
30,53 *
16,33 *
15,25 *
c
BNT (0,05) = 4,147