Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. Farmakologi adalah
ilmu yang sangat luas cakupannya, karena itu bidang kesehatan manusia hanya membatasi
ilmu farmakologi klinik yang hanya mempelajari efek obat terhadap manusia dan
farmakologi eksperimental yang hanya mempelajari efek obat terhadap binatang.
Secara umum, obat-obatan anestesi terdiri dari obat pre-medikasi, obat induksi
anestesi, obat anestesi inhalasi, obat anestesi intravena, obat anestesi lokal/regional, obat
pelumpuh otot, analgesia opioid dan analgesia non-opioid.
BAB II
PEMBAHASAN
Atropin
Efedrin
Ranitidin
Ketorolac
Metoklorpamid
Aminofilin
Asam Traneksamat
Adrenalin
Kalmethason
lidocain
Adrenalin
darah hipotensi
diberikan jika anestesi dilakukan dengan anestetika dengan sifat analgesik rendah,
Golongan ini berfungsi sebagai obat penenang dan membuat pasien menjadi
mengantuk.
Contoh: luminal dan nembufal untuk golongan sedative; diazepam dan DHBF
menurunkan
efek
parasimpatolitik
paravasopagolitik
sehingga
Induksi anestesia merupakan tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi
tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan. Dapat
berupa intravena, inhalasi, intramuskular, atau rektal.
a. Anestesi Intravena
Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui jalur
intravena, baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun pelumpuh
otot. Anestesi intravena selain untuk induksi juga dapat digunakan untuk
rumatan anestesia, tambahan pada analgesia regional atau untuk membantu
untuk prosedur diagnostikk misalnya thiopental, ketamine dan propofol. Untuk
anesthesia intervena total biasanya menggunakan propofol.
Tiopental
Thiopental (pentotal,tiopenton) dikemas dalam bentuk tepung atau bubuk
berwarna kuning, berbau belerang, biasanya dalam bentuk ampul 500 mg
atau 1000 mg. Sebelum digunakan dilarutkan dalam aquades steril sampai
kepekatan 2,5% (1 ml = 25 mg). Thiopental hanya boleh digunakan untuk
intravena dengan dosis 3-7 mg/kg disuntikkan perlahan-lahan dihabiskan
dalam 30-60 detik.
Larutan ini sangat alkalis dengan pH 10-11, sehingga suntikan keluar vena
akan menimbulkan nyeri hebat apalagi masuk ke arteri akan menyebabkan
vasokontriksi dan nekrosis jaringan sekitar. Kalau hal ini terjadi dianjurkan
memberikan suntikan infiltrasi lidokain. Bergantung dosis dan kecepatan
suntikan thiopental akan menyebabkan pasien berada dalam keadaan sedasi,
hypnosis, anestesia atau depresi nafas.
Thiopental menurunkan aliran darah otak, tekanan likuor, tekanan
intracranial dan diduga dapat melindungi otak akibat kekurangan O2 .
Dosis rendah bersifat anti-analgesi. Kontra indikasinya adalah status
asmatikus, syok, anemia, disfungsi hepar, dispnue berat, asma bronchial,
versi ekstraksi, miastenia gravis. Keuntungannya adalah induksi mudah dan
cepat, tidak ada delirium, masa pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa
jalan nafas, sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi
Propofol
Propofol adalah campuran 1% obat dalam air dan emulsi berisi 10%
minyak kedelai, 2,25% gliserol dan lesitin telur. Propofol menghambat
transmisi neuron yang dihantarkan oleh GABA. Propofol (diprivan,
recofol) dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat
isotonic dengan kepekatan 1% (1 ml = 10 mg). Suntikan intravena sering
menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya dapat diberikan
lidokain 1-2 mg/kg intravena.
Dosis bolus untuk induksi 2-2,5 mg/kg, dosis rumatan untu anestesia
intravena total 4-12 mg/kg/jam dan dosis sedasi untuk perawatan intesif
0,2 mg/kg. Pengenceran propofol hanya boleh dengan dekstrosa 5%. Pada
manula dosis harus dikurangi, pada anak < 3 tahun dan pada wanita hamil
tidak dianjurkan. Sebaiknya menyuntikkan obat anestetik ini pada vena
besar karena dapat menimbulkan nyeri pada pemberian intravena.
Ketamin
Ketamin adalah suatu rapid acting non barbiturate general anesthesia.
Indikasi pemakain ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan
nafas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko
tinggi, tindakan operasi sibuk dan asma. Ketamin (ketalar) kurang
digemari untuk induksi anestesia, karena sering menimbulkan takikardi,
hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca anestesia dapat menimbulkan
mual-muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk.
Opioid
Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi diberikan
dosis tinggi. Opioid tidak menggangu kardiovaskular, sehingga banyak
digunakan untuk induksi pasien dengan kelainan jantung. Untuk
anestesia opioid digunakan fentanil dosis induksi 20-50 mg/kg
dilanjutkan dengan dosis rumatan 0,3-1 mg/kg/menit.
b. Anestesi Inhalasi
Obat anestesia yang berupa gas atau cairan mudah menguap. Biasanya
diapakai untuk pemeliharaan anestesi umum akan tetapi juga dapat dipakai
sebagai induksi terutama pada pasien anak.
(1) N2O
Berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar
Gas ini bersifat anestesi lemah, tetapi analgesinya kuat
N2O diserap dengan cepat dalam tubuh, yaitu 1 liter/menit dalam
menit pertama
Penggunaan campuran nitrous oksida dengan oksigen 50:50
Depresi napas terjadi pda pemakaian N2O tanpa oksigen
(2) Halotan
Bau enak dan tak merangsang jalan nafas. Dapat juga digunakan
(3) Enfluran
Enfluran berbentuk cair pada suhu kamar, mudah menguap
Efek depresi nafas dengan menurunkan volume tidal, depresi
terhadap sirkulasi lebih kuat, dan lebih iritatif dibandingkan
halotan, tetapi jarang menimbulkan aritmia. Efek relaksasi
terhadap otot lurik lebih baik dibandingkan halotan sehingga
meningkatkan kinerja obat relaksan otot
d. Sofluran
Isomer enflurane
Halogenasi eter yang dapat menurunkan laju otak terhadap oksigen,
tetapi meninggikan aliran darah otak dan tekanan intrakranial, namun
hal ini dapat dikurangi dengan teknik anestesia hiperventilasi, sehingga
dengan obat relaksan otot, namun tidak terlalu merelaksasi otot uterus
Awita aksi beberapa menit tergantung dosis. Efek anestesi bedah 1,53,0 % menimbulkan anesthesia dalam 7-10 menit.
e. Desfluran
Digunakan sebagai pemelihara anestesi umum
Penggunaannya mulai menggantikan isoflurane
Kelemahan potensinya kurang kuat, perih dan harga yang mahal.
Merangsang jalan napas atas sehingga tidak digunakan untuk
induksi anestesi
f. Sevofluran
Agen anestesi inhalasi berbau manis, tidak mudah meledak, yang
Relaksan
Obat golongan ini menghambat transmisi neuromuscular sehingga menimbulkan
kelumpuhan pada otot rangka. Menurut mekanisme kerjanya, obat ini dibagi menjadi 2
golongan, yaitu obat penghambat secara depolarisasi resisten ( misalnya suksinil kolin )
dan obat penghambat kompetitif atau nondepolarisasi ( misalnya kurarin )
a. Pelumpuh otot depolarisasi
Bekerja seperti asetilkolin, tetapi di celah saraf otot tak dirusak oleh
koliesterase, sehingga cukup lama berada di celah sinaptik, sehingga terjadilah
hanya
menghalangi
asetil-kolin
menempatinya,
sehingga
Anestesi Lokal
Anestetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara
lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Anestetik lokal bekerja pada tiap
bagian susunan saraf.
Anestetik lokal bekerja merintangi secara bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf
ke susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi
rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin. Anestesi loka mencegah
terjadinya pembentukan dan konduksi impuls saraf.
Golongan
Ester
(-COOC-)
Kokain
Benzokain
Ametocaine
Prokain
Tetrakain
Kloropokain
Golongan
Amida
(-NHCO-)
Lidokain
Mepivakain
Prilokain
Bupivacain
Etidokain
Dibukain
Ropivakain
Levobupivacai
ne
Daftar Pustaka
Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Prakis Anestesiologi Edisi Kedua. Jakarta:
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 2009.