Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air minum merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan
manusia yang memerlukan kualitas dan kuantitas yang baik. Di
Indonesia, salah satu kendala utama dalam penyediaan air bersih
adalah terbatasnya pasokan air. Sebagian besar PDAM beroperasi
dengan mengandalkan air baku dari air sungai. Sementara sungai
yang ada sudah mengalami degradasi. Kerusakan DAS, masalah
antropogenik dan lemahnya perlindungan terhadap sungai
menyebabkan kerusakan makin meningkat. Pengaruh perubahan
iklim global dan penggunaan lahan juga telah menimbulkan debit
sungai menurun.
Untuk mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air
minum yang timbul saat ini diperlukan suatu proses pengolahan
terlebih dahulu dalam unit produksi sistem penyediaan air minum.
Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan standar kualitas
air minum tersebut, seperti salah satunya menggunakan proses
desinfeksi.
Dalam
makalah
ini
akan
dijelaskan
mengenai
unit
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses desinfeksi dengan menggunakan proses
klorinasi ?
2. Bagaimana proses desinfeksi dengan menggunakan proses
ozonisasi ?
3. Bagaimana proses desinfeksi dengan menggunakan sinar UV ?
C. Tujuan
BAB II
ISI
Liquid/gas Cl
Ca(OCl)2
NaOCl
Reaksi dengan air:
Cl2 (aq)+ H2O(l) HOCl(aq)+ H+(aq)+ Cl-(aq)
Keq= 4x10-4= [H+][Cl-][HOCl]/[Cl2]
paling tidak selama 30 menit. Jika air lebih dingin, waktu kontak harus
ditingkatkan. Karena itu biasanya klorin ditambahkan ke air segera setelah air
dimasukkan ke dalam tangki penyimpanan atau pipa penyalur agar zat kimia
tersebut mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dengan air sebelum
mencapai konsumen.
dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat
dan tidak ssuai untuk klorinasi dalam skala besar.
3. Perkloron
Perkloron sering juga disebut sebagai high test hypochlorite. Zat ini
merupakan persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang
diepaskan didalam air.
Ozon ditemukan pertama kali oleh Van Marun pada tahun 1785 dengan
mengalirkan arus listrik dalam gas oksigen. Dari peristiwa itu kemudian timbul
bau yang aneh dan dapat mengusamkan perak. Hal yang sama juga terjadi pada
waktu Cruickshank tahun 1801 mengelektrolisa oksigen. Pada tahun I840,
Schonbien menamakan gas yang berbau khas itu dengan nama ozon (dari
bahasa Yunani, ozo yang artinya : saya cium). Oleh Soret, 1808 dan juga
oleh Ladenberg. 1898; gas ini dinyatakan mempunyai rumus kimia O3.
Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Proses
ozonisasi atau proses dengan menggunakan ozon pertama kali diperkenalkan
Nies dari Prancis sebagai metode sterilisasi pada air minum pada tahun 1906.
Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang sangat pesat. Dalam
kurun waktu kurang dari 20 tahun terdapat kurang lebih 300 lokasi pengolahan
air minum menggunakan ozonisasi untuk proses sterilisasinya di Amerika.
Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak dipergunakan untuk
sterilisasi bahan makanan, pencucian peralatan kedokteran, hingga sterilisasi
udara pada ruangan kerja di perkantoran. Luasnya penggunaan ozon ini tidak
terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi
dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi potential 2.07 V. Selain
itu, ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan plasma
seperti corona discharge.
Pada lapisan atmosfir bumi, ozon dapat terjadi karena pengaruh sinar
ultra violet terhadap oksigen di udara. Di laut, percikan air garam ke udara dan
pada waktu penguapan air laut ke udara, juga menghasilkan ozon. Ozon dapat
terjadi dari gas oksigen yang menyerap energi sebesar 68 kkal.
10
berat molekul, M
: 48
titik leleh, K
: 80,5
titik didih, K
: 161,3
volume, ml/mol
: 147,1
tegangan permukaan pada 90 K, dyne / c m : 38,4
potensial ionisasi, ev
: 12,3 0,1
potensial redoks,
a
O3 + 2H + 2e
O2 + H 2 C + 2,07
O3 + H 2 O + 2e
O2 + 2CH + 1,24
11
12
dapat
dipergunakan
mikroorganisma,
dalam
menghilangkan
proses
bau,
dan
sterilisasi
berbagai
menghilangkan
jenis
warna,
13
Keunggulan :
Oksidan kuat khususnya digunakan untuk menghilangkan Fe dan Mn,
biasanya digunakan untuk pengolahan air minum dengan misi komersial dan
air dalam kemasan botol (Aqua, dll).
Kelemahan :
Stabil di dalam jaringan pipa; terbentuk produk samping (seperti Bromat,
asam hidrokarbonat), lalu air yang telah di-ozon harus difilter
menggunakan filter karbon aktif terlebih dahulu sebelum diozonisasi.
mikroorganisme
dengan
mengubah
DNA
dalam
sel.
14
15
D10
5.4
90 %
10.8
99 %
16.2
99.90 %
21.6
99.99 %
16
17
Lampu UV
Lampu UV
Bertekanan Rendah
Sempit
Bertekanan Sedang
Lebar
Sekitar 254 nm
200 nm 280 nm
40 %
15 %
Daya Lampu
0.5 W/cm
100 W/cm
0.2 W/cm
15 W/cm
5 80 W
0.4 7 Kw
Spektrum UV
Panjang Gelombang UV
Efisiensi daya listrik menjadi UV-C
18
Spora, kista dan virus lebih susah didesinfeksi dari pada bakteri.
Membutuhkan banyak UV karena diserap zat lain
Tidak ada residu, sehingga diperlukan disinfektan sekunder.
Peralatan yang mahal dan energy listrik yang dibutuhkan besar
Seringkali, perawatan alat yang mahal diperlukan untuk memastikan energy
yang stabil dan densitas yang relatif seragam
19