Professional Documents
Culture Documents
www.mevjournal.com
Abstract
This paper discusses magnetic simulation and analysis of radial flux permanent magnet generator (PMG) using finite element
method (FEM) by utilizing open source software FEMM 4.2. The specification of generator is 25 V, 28 A, 3 phase, 300 rpm. The
analyzed magnetic flux was in the air gap, stator teeth and slots to find out the distribusian pattern and its fluctuation. The
simulations were conducted in no-load and nominal load (28 A) conditions. Furthermore, the maximum flux density of
simulation (Bg(sim)) was used to calculate phase voltage Eph to find out the magnitude of generated electromotive force (EMF).
The calculation results were presented as voltage vs. rotation graph in no-load condition and voltage vs. current graph in nominal
load condition. Both graphs were validated using Eph from experiment result (Eph(exp)) and Eph whose Bg value was obtained from
analytical calculation (Eph(calc)). The final results showed that in no-load condition, Eph graph with Bg(sim) (Eph(sim)) was close to
Eph(exp) and Eph(calc). The error rate with respect to the experiment was 6,9%. In nominal load condition, Eph(sim) graph almost
coincided with Eph(calc.) graph, with the voltage drop of both was 0.441 V. Both graphs however were far different from Eph(exp)
graph, which had 9 V of voltage drop. The overall results demonstrated that magnetic distribution pattern presented by FEM was
very helpful to avoid magnetic flux accumulation in a particular segment. Besides, Bg(sim) made the process to predict the value of
Eph become easier.
Key words: simulation, magnetic flux, generator, permanent magnet, finite element .
Abstrak
Dalam makalah ini dibahas simulasi dan analisis magnetik generator magnet permanen (GMP) fluks radial menggunakan
metoda elemen hingga (MEH) dengan perangkat lunak terbuka FEMM 4.2. Generator memiliki spesifikasi 25 V, 28 A, 3 fasa,
333 rpm. Fluks magnet yang dianalisis adalah pada celah udara, gigi dan alur stator untuk mengetahui pola distribusi dan
fluktuasinya. Simulasi dilakukan dalam keadaan tanpa beban dan dengan beban nominal (28 A). Selanjutnya kerapatan fluks
celah udara maksimum hasil simulasi (Bg(sim)) digunakan untuk menghitung tegangan fasa Eph guna mengetahui besarnya
electromotive force (EMF) yang dibangkitkan. Hasil perhitungan ditampilkan berupa grafik tegangan vs. putaran untuk kondisi
tanpa beban dan grafik tegangan vs. arus untuk kondisi beban nominal. Kedua grafik tersebut divalidasi dengan Eph hasil
eksperimen (Eph(exp)) dan Eph yang nilai Bg nya diperoleh dari perhitungan analisis (Eph(calc)). Hasil akhir menunjukkan bahwa
dalam kondisi tanpa beban grafik Eph dengan Bg(sim) (Eph(sim)) mendekati Eph(exp) maupun Eph(calc). Tingkat kesalahan terhadap
eksperimen sebesar 6,9%. Untuk kondisi beban nominal, grafik Eph(sim) hampir berimpit dengan Eph(calc.), dengan tegangan jatuh
keduanya sebesar 0,441 V. Namun kedua grafik tersebut berbeda cukup jauh dengan grafik Eph(exp) yang tegangan jatuhnya 9 V.
Dari keseluruhan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola distribusi magnet yang disajikan oleh MEH sangat membantu
untuk menghindari penumpukan fluks magnet pada segmen tertentu. Selain itu Bg(sim) sangat memudahkan dalam memprediksi
besarnya Eph.
Kata kunci: simulasi, fluks magnet, generator, magnet permanen, elemen hingga.
* Corresponding Author. Tel: +62-22-2503055
E-mail: kasime99uh@yahoo.co.id
24
P. Irassari et al. / Mechaatronics, Electrical Power, and Veehicular Technoloogy 03 (2012) 23-30
I. PENDA
AHULUAN
N
Analisis medan maagnet dalam suatu mesiin
listrik dapaat dilakukann secara anaalisis ataupuun
numerik. Metoda
M
anallisis biasanyya dilakukaan
dalam dua tahap, yangg pertama arrah medan di
d
setiap titik dalam mesin diasumssikan terlebiih
dahulu seehingga daapat diperooleh sebuaah
rangkaian magnetik. Selanjutnya pada tahaap
kedua rangkkaian tersebbut dianalisiss dengan carra
yang samaa seperti annalisis ranggkaian listrikk.
Metoda anaalisis dianggap lebih flekksibel sebagai
design tool untuk mempprediksi unjuuk kerja mesiin
sedangkan dalam metooda numerikk atau MEH
H,
komponen mesin yang dianalisis dibagi menjaddi
elemen-elem
men kecil (diskrit) dan
d
besarnyya
medan maagnet dapat diketahui pada setiaap
elemen terssebut. Dibanndingkan meetoda analisiis,
metoda num
merik dapatt memberikaan hasil yanng
lebih akuraat apabila pembagian
p
e
elemen
dapat
dibuat sekkecil mungkin tetapi metoda inni
memerlukann waktu yangg lebih lama [1, 2].
Analisis medan maggnet perlu dillakukan untuuk
mencegah terjadinya saturasi meedan magnet
dalam lamiinasi inti yaang dapat mengakibatka
m
an
munculnya konsentrasi panas [3]. Pada penelitiaan
yang dilakkukan oleh Ghita et.aal [4] MEH
H
diaplikasikaan untuk optimasi
o
geoometri GMP
P.
Dimensi magnet
m
daan bukaan alur rotoor
merupakan variabel yang diiolah untuuk
memperolehh fluks magnnet maksimuum sementarra
dimensi staatornya konnstan. Guo, Y. et.al [55]
menentukann parameter kunci geneerator sinkroon
magnet perm
manen 500 watt
w mengguunakan MEH
H.
Parameter-pparameter terrsebut adalahh fluks lilitann,
back electroomotive force dan indukttansi. Validaasi
dengan eksperimen
e
menunjukkkan bahw
wa
parameter hasil
h
simulassi memberikkan nilai yanng
akurat (sam
ma dengan hasil eksperimeen).
Dalam makalah
m
inii analisis medan
m
magnet
akan dilakuukan secaraa numerik menggunaka
m
an
software FEMM
F
4.2. Kerapatann fluks yanng
dianalisis addalah pada gigi
g stator daan celah udarra
yang meruppakan tempaat-tempat kriitis terjadinyya
konsentrasi fluks, polaa distribusi dan fluktuaasi
G
serta pengaruhnyya
fluks magnnet dalam GMP
terhadap pembangkita
p
an electrom
motive forcce
(EMF) baikk dalam konndisi tanpa beban
b
maupuun
dengan beban nominal.
II. MET
TODOLOG
GI
Analisis
medan
magnet
dilakukaan
menggunakkan open souurce softwaree FEMM 4.22.
Metodologii penelitian ini seperti diperlihatkaan
pada Gambbar 1. Kotak dengan gariis tanpa putuus
merupakan proses seedangkan yang
y
bergarris
putus-putuss adalah haasil simulasi/perhitungann.
Hasil simullasi pertamaa berupa disttribusi medaan
Gamb
bar 1. Blok diiagram langkahh-langkah anallisis medan
magn
net menggunakaan FEMM 4.2.
mag
gnet yang ditampilkann pada penampang
meliintang generrator. Sedanngkan hasil simulasi
kedu
ua adalah grafik
g
fluktuuasi kerapattan fluks
padaa gigi dan alur dan hhasil simulassi ketiga
adallah grafik fluktuasi keraapatan fluks di celah
udarra. Semua siimulasi dilakkukan dalam
m kondisi
tanp
pa beban dan beban nomiinal.
Dari
D
grafik ketiga (keerapatan fluk
ks celah
udarra) diambil nilai makssimumnya kemudian
k
disu
ubstitusikan ke dalam persamaan tegangan
fasa untuk menndapatkan ggrafik tegangan fasa
kelu
uaran dalam kondisi tannpa beban daan beban
nom
minal. Keduua grafik ttersebut selanjutnya
divaalidasi denggan perhituungan analiisis dan
eksp
perimen.
A. Material Laaminasi Intii
Material
M
lam
minasi inti bbiasa disebutt dengan
soft magnet kaarena materiial ini menu
unjukkan
karaakteristik maagnetnya haanya apabilaa dikenai
gayaa magnet misalnya
m
m
medan magn
net yang
dihaasilkan oleh magnet
m
perm
manen atau arus
a
yang
meliintasi kumpaaran yang m
mengelilingi laminasi
inti tersebut [6]]. Material llaminasi yan
ng paling
bany
yak digunakkan dalam mesin listrrik putar
adallah silicon steeel (baja silikon) jenis grrain-nonoriented. Keberradaan silikoon dalam baaja dapat
men
untuk
ningkatkan
volume
resistivitiy
men
nurunkan aruus Eddy dan m
mengurangi histerisis.
Kan
ndungan silikkon dalam bbaja silikon kira-kira
0,5%
% 3,25% [77]. Laminasii inti yang digunakan
d
dalaam prototip GMP adalaah dari Nipp
pon Steel
deng
gan tebal 5 mm,
m tipe 50H1300. Karakteristik
mag
gnetik dari laminasi
l
intti diperlihatk
kan pada
Gam
mbar 2 dimana fluks yyang mengaalir harus
dijag
ga agar tidakk mencapai tiitik saturasi (kira-kira
(
2 T)). Apabila niilai tersebut ddilampaui, maka
m
arus
mag
gnetisasi akkan menyim
mpang dari bentuk
sinu
usoida dan mengandung hharmonik [9]].
P. Irasari et al. / Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology 03 (2012) 23-30
25
B.
Magnet Permanen
Magnet permanen yang digunakan adalah
NdFeB tipe N35 dengan karakteristik teknis dari
pabrikan
diperlihatkan
pada
Tabel
1.
Karakteristik magnet yang diberikan oleh
pabrikan (Tabel 1) merupakan parameter
masukan simulasi distribusi medan magnet. Di
antara dua parameter Hc hanya salah satu yang
akan dipilih. Untuk menentukan yang mana
parameter tersebut, digunakan bantuan kurva BH yang memperlihatkan kurva demagnetisasi
magnet permanen (Gambar 3).
Pada umumnya titik operasi magnet dapat
bergerak naik turun sepanjang garis lurus yang
disebut dengan demagnetizing characteristic dan
kemiringannya adalah recoil permeability. Tanpa
adanya arus fasa yang mengalir dalam lilitan,
titik operasi magnet berada pada open-circuit
operating point. Garis dari titik pusat menuju
open-circuit operating point disebut load line.
Apabila ada arus yang mengalir dalam lilitan
stator, medan magnet yang dibangkitkan oleh
lilitan akan mendorong titik operasi menuruni
lintasan karakteristik demagnetization, menekan
kerapatan fluks celah udara sehingga besarnya
kerapatan fluks celah udara turun di bawah opencircuit operating point atau nilai tanpa beban.
Apabila arus dihilangkan, titik operasi akan
kembali menuju ke open circuit point. Garis lurus
yang menjadi lintasan operasi magnet disebut
recoil line. Perpotongan antara recoil line dengan
sumbu H negatif diberi label Hca, yaitu apparent
coercivity, yang digunakan untuk perhitungan
Tabel 1
Karakteristik magnet N35 [10].
Parameter, simbol
Coercive force, Hc
Besaran
1220
Satuan
mT
o Hcb
868
kA/m
o Hcj
955
kA/m
36
MGOe
Produk BH(maks.)
VH=J
(1)
VB=0
(2)
(3)
(4)
0
0
,
(5)
P. Irasari et al. / Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology 03 (2012) 23-30
26
4,44
fluks magnet
(6)
0
2) Kerapatan fluks celah udara
Perhitungan kerapatan fluks celah udara
digunakan sebagai validasi metoda elemen
hingga untuk mendapatkan tegangan fasa baik
dalam kondisi berbeban maupun tanpa beban.
Kerapatan fluks celah udara sangat dipengaruhi
oleh dimensi stator dan magnet permanen. Dalam
rancangan ini stator diadopsi dari salah satu stator
motor induksi standar yang ada di pasaran.
Besarnya kerapatan fluks celah udara Bg(calc.)
dihitung dengan persamaan (7-13) [2] [14]:
(14)
frekuensi
(15)
(16)
(7)
(8)
(9)
(10)
(13)
(17)
Besaran
Satuan
Tabel 3
Parameter masukan simulasi magnetik menggunakan
FEMM 4.2.
Komponen
Keterangan
Laminasi inti
1,2
Kurva BH magnetik
1,1
Permeabilitas relatif, r
4000 [2]
0,00534
Magnet permanen
0,00859
Permeabilitas relatif, r
1,1 [11]
0,001
Gaya koersif, Hc
0,012
Lilitan
Tabel 2
Parameter menghitung Bg.
Parameter, simbol
0.02576
90 lilit
Busur magnet,m
0.01603
Kerapatan arus, J
5 A/mm2
P. Irasari et al. / Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology 03 (2012) 23-30
27
Meshing (diskritisasi)
Hasil
Gambar 4. Langkah-langkah utama simulasi distribusi
medan magnet menggunakan FEMM 4.2.
Keterangan:
1. Alur (terisi lilitan)
2. Stator
3. Poros
(a)
(b)
Gambar 6. Distribusi medan magnet; (a) tanpa beban; (b) beban nominal.
28
P. Irasari et al. / Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology 03 (2012) 23-30
(a)
(b)
Gambar 8. Fluktuasi rapat fluks pada alur dan gigi stator; (a) tanpa beban; (b) beban nominal.
(a)
(b)
Gambar 9. Hasil simulasi fluktuasi rapat fluks celah udara; (a) tanpa beban; (b) beban nominal.
29
A
B
(a)
(b)
Keteerangan: A = m
magnet permaneen
B = aalur rotor
Gambar 10. Perbandingaan tegangan fassa tanpa bebann hasil
F
perhitunngan dan eksperimen.
simulasi FEMM,
Gambar
G
12. Koondisi magnet; (a) masih baru
u dari pabrikan;;
(b
b) terpasang paada rotor.
secara
s
langssung maupuun tak lang
gsung yangg
sering
s
dilakkukan terhhadap mag
gnet dapatt
menyebabkan
m
n retak padda bagian lu
uar maupunn
dalamnya
d
[117] [18]. K
Kerusakan fisik tersebutt
dapat
d
menyebbabkan terjaadinya fluks bocor, yaituu
kondisi
k
dim
mana fluks magnet tidak
t
dapatt
melintasi
m
cellah udara ddan berkontrribusi dalam
m
konversi
k
enerrgi [19]. Konndisi magnett yang masihh
baik
b
memperrlihatkan peenurunan teg
gangan yangg
tiidak terlalu curam
c
sebaggaimana dalam penelitiann
[5] [20] [21].
Gambar 11.
1 Perbandinggan tegangan fasa berbeban pada
kondisi nominal hasil simulasi
s
FEMM
M, perhitungann dan
eksperimeen.
Gambar
G
13. Gaya
G
mekanis tak langsung pada magnett
permanen
p
saat assembling
a
.
IV.
I KESIM
MPULAN
Hasil sim
mulasi mempperlihatkan bahwa
b
flukss
magnet
m
terdiistribusi seccara merata atau tidakk
teerjadi konseentrasi fluks pada area teertentu yangg
dapat
d
menim
mbulkan hoot spot. Paada putarann
nominal
n
(333 rpm) dann kondisi taanpa beban,,
perbedaan
p
n
nilai
Eph(calc)) dan Eph(sim) terhadapp
Eph(exp) masinng-masing sebbesar 4,47% dan 6,9%.
Pada puttaran dan bbeban nom
minal, grafikk
teegangan jatuuh Eph(exp) m
menunjukkan
n kecuramann
yang
y
relatif tajam
t
kemunngkinan disebabkan olehh
demagnetisas
d
si. Simulasi menggunak
kan FEMM
M
4.2
4 memudahhkan dalam analisis fluk
ktuasi medann
magnet
m
pada tiap segmenn, terutama celah udara,,
serta
s
gigi dann alur stator yyang merupaakan segmenn
paling
p
bereesiko terjaddi penump
pukan atauu
konsentrasi
k
f
fluks.
Namunn demikian, FEMM 4.22
masih
m
memiiliki kelemaahan karenaa data jeniss
30
P. Irasari et al. / Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology 03 (2012) 23-30
REFERENSI
[1] D. arko, T.A. Lipo, D. Ban, "Analytical
calculation of magnetic field distribution in
the slotted air gap of a surface pm motor
using complex relative air gap permeance,"
IEEE Transaction on Magnetics, vol. 42, no.
7, pp. 1828-1837, Juli 2006.
[2] G. Mahalingam, A. Keyhani, "Design of
42v/3000w permanent magnet synchronous
generator,"
Electrical
Engineering
Department,
Ohio
State
University,
Columbus Ohio, Technical Report 2000.
[3] E.S. Hamdi,, Design of small electrical
machine, D.V. Morgan, Ed. England: John
Wiley & Sons, 1994.
[4] C. Ghita, A.L. Chirila, I.D. Deaconu, D.I.
Ilina, "Wind turbine permanent magnet
synchronous generator magnetic field
study," in ICREPQ, Santender, 2008.
[5] Y. Guo, Y. Dou, J. Zhu, Y. Zhan, J. Jin,
"Parameter determination and performance
analysis of a PM synchronous generator by
magnetic field finite element analysis," in
Power Eng. Conf., AUPEC Australasian
Universities , Perth, WA , 2007, pp. 1-4.
[6] A. Parviainen, "Design of axial-flux
permanent-magnet low-speed machines and
performance comparison between radial-flux
and axial-flux machines," Lappeenranta
University of Technology, Finland, PhD
Thesis ISBN 952-214-030-9 (PDF), 2005.
[7] R.H. Staunton, et al, "PM motor parametric
design analyses for a hybrid electric traction
drive application," Oak Ridge National
Laboratory,
Department
of
Energy,
Tennessee, Laporan Penelitian 2004.
[8] K. Fujisaki, R. Hirayama, Y. Nemoto,
"Electromagnetic
steel
solution
in
electromagnetic field," Environment &
Process Technology Center, Technical
Development
Bureau,
Nippon
Steel
Corporation,
Electrical
Steel
Sheet,
Technical Report 2004.
[9] P. Irasari, Fitriana, "Pengaruh harmonik
terhadap tegangan keluaran prototip
generator magnet permanen kecepatan