You are on page 1of 7

CV CAHAYA MANDIRI

CONSULTANT

1.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK

Setelah membaca dengan cermat KAK, kami menilai KAK tersebut


secara umum sudah lengkap untuk memberi panduan bagi Konsultan
Perencana dalam melaksanakan tugasnya.
Berikut adalah tanggapan kami :
1.1.1. TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG
Menurut kami sudah cukup lengkap. Disitu diuraikan secara detail
alasan tentang perlunya kegiatan penyusunan DED peningkatan jalan
Kebontunggul - Wonoploso. Ada beberapa alasan yang diuraikan secara
rinci dan runtut dalam tiap alinea hingga mengerucut membentuk satu
kesimpulan yaitu perlunya kegiatan penyusunan DED peningkatan jalan
Kebontunggul - Wonoploso.

1.1.2. TANGGAPAN TERHADAP TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN

PENYUSUNAN DED PENINGKATAN JALAN KEBONTUNGGUL - WONOPLOSO

1-1

CV CAHAYA MANDIRI
CONSULTANT
Maksud dan tujuan yang disampaikan di dalam KAK cukup jelas.
Pembagian tujuan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus makin
memudahkan kami memahami keinginan Pengguna Jasa.
Saran kami, untuk tujuan khusus mungkin bisa ditambah dengan
memasukkan poin : biaya pelaksanaan yang sesuai dengan yang
direncanakan. Sehingga kalimatnya berbunyi : Tujuan khususnya adalah
didapatkan hasil perencanaan yang dapat diaplikasikan dengan baik di
lapangan sehingga pekerjaan teknis dapat diselesaikan tepat waktu,
sesuai

dengan

biaya

pelaksanaan

dan

spesifikasi

teknis

yang

direncanakan serta tercapainya umur rencana sesuai dengan yang


diharapkan
1.1.3. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP KEGIATAN
Cukup jelas dan sangat terinci. Hal ini akan memudahkan kami
dalam melakukan tugas sebagai Konsultan Perencana.
Saran kami, untuk lingkup kegiatan ini bisa ditambah dengan
memasukkan poin no. 9 : Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan
Kegiatan Penyusunan DED Peningkatan Jalan.

Karena

seluruh

kegiatan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana (kajian, inventarisasi,


analisa, dll) harus dilaporkan secara tertulis kepada Pengguna Jasa
sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sebagai bahan monitoring dan
evaluasi.
1.1.4. TANGGAPAN TERHADAP METODOLOGI
Metodologi yang diarahkan oleh Pengguna Jasa sangat jelas,
lengkap dan detail. Metodologi yang dipilih sangat mirip dengan yang
biasa

kam

pakai

untuk

pekerjaan

sejenis.

Hal

ini

akan

semakin

memudahkan kami dalam melaksanakan tugas kami dalam menyusun


DED peningkatan jalan.

PENYUSUNAN DED PENINGKATAN JALAN KEBONTUNGGUL - WONOPLOSO

1-2

CV CAHAYA MANDIRI
CONSULTANT

1.1.5. TANGGAPAN TERHADAP SUMBER DAYA TENAGA AHLI


Secara umum sudah jelas. Kualifikasi dan jumlah yang diminta
sudah jelas. Hanya pada posisi asisten ahli jalan dan Tenaga Ahli Geodesi
tidak disebutkan jumlah orang yang diperlukan.
Saran

kami

untuk

Tenaga

Ahli

supaya

diperinci

kualifikasinya

(pendidikan, bidang pengalaman, tahun pengalaman), tingkatan SKA-nya


(Muda, Madya, atau Utama).
1.1.6. TANGGAPAN TERHADAP OUTPUT
Output yang diharapkan oleh Pengguna Jasa terhadap hasil kerja
Konsultan Perencana pada dasarnya sudah cukup jelas, baik jenisnya,
cara teknik penyajiannya, maupun tenggat waktu penyampaiannya. Hanya
saja ada perbedaan dalam info tentang jarak penggambaran potongan
melintang jalan (Cross Section). Di halaman 66 dari KAK dsebutkan
bahwa jarak penggambaran cross section adalah setiap 25 m, tapi di
halaman 67 dari KAK yang sama disebutkan bahwa stationing setiap 50
m
Saran kami : agar diperjelas skala dari masing masing jenis gambar dan
khusus untuk penggambaran potongan melintang jalan (Cross Section)
agar diperjelas jarak penggambarannya. Lazimnya stationing adalah tiap
50 m.
1.1.7. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pada narasi halaman 68 dari KAK disebutkan bahwa pekerjaan
harus diselesaikan seluruhnya dalam waktu 60 hari / 2 bulan. Di sini
kurang jelas yang dimaksud hari tersebut, apakah hari kalender ataukah
hari kerja. Dari tabel Jadwal Pelaksanaan baru jelas bahwa yang dimaksud
hari disini adalah hari kerja. Hal ini terlihat dengan istilah yang dipakai

PENYUSUNAN DED PENINGKATAN JALAN KEBONTUNGGUL - WONOPLOSO

1-3

CV CAHAYA MANDIRI
CONSULTANT
di tabel tersebut yang menyebut satuan waktu dengan istilah Per 5 hari
sebagai pengganti minggu. Jadi 1 minggu = 5 hari. Berarti 1 minggu = 5
hari kerja.
Saran kami : pada narasi untuk waktu penyelesaian pekerjaan supaya
dijelaskan satuannya apakah hari kalender atau hari kerja.
1.1.8. TANGGAPAN TERHADAP ATURAN TAMBAHAN
Ada kalimat bahwa : Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
dinyatakan sebagai pemenang, tidak akan menuntut ganti rugi dan
mengajukan keberatan apabila terdapat perubahan yang berbeda dengan
proses lelang. Di sini tidak dijelaskan makna dan jenis perubahan
tersebut.
Saran

kami

kalau

kalimat

tersebut

dijadikan

semacamklausul,

hendaknya dijelaskan arti, makna dan jenis perubahan yang dimaksud.


1.1.9. TANGGAPAN TERHADAP REFERENSI
Referensi yang direkomendasikan Pengguna Jasa sudah sangat
lengkap dan menyeluruh. Referensi referensi tersebut memang sudah
umum dipakai untuk pekerjaan penyusunan DED jalan. Hal ini akan
memudahkan kami dalam melaksanakan tugas kami.

1.2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP


PERSONIL / FASILITAS PENDUKUNG DARI
PPK
PENYUSUNAN DED PENINGKATAN JALAN KEBONTUNGGUL - WONOPLOSO

1-4

CV CAHAYA MANDIRI
CONSULTANT

Dalam KAK belum dijelaskan secara spesifik atau dijadikan sub bab
tersendiri tentang Personil dan fasilitas pendukung yang disediakan oleh
PPK.
Saran kami : Personil dan Fasilitas Pendukung yang disediakan oleh PPK
harus dijadikan sub bab tersendiri.
Sedangkan isinya adalah sbb :
PPK menyediakan data dan fasilitas yang bisa digunakan oleh Penyedia
Jasa Konsultansi, yaitu :
a. Laporan dan Data
PPK akan menyediakan semua dokumen yang ada, gambar, data,
laporan dan informasi lain yang berhubungan dengan kegiatan ini.
b. Staf Direksi / Pengawas
PPK akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai

Direksi

Pekerjaan

dan

Pengawas

dalam

mengawasi

pelaksanaan kegiatan ini sampai selesai.

1.3. INOVASI
Supaya Tujuan Khusus dari kegiatan ini dapat tercapai, yaitu
tercapainya

umur

rencana

sesuai

dengan

yang

diharapkan,

maka

menyampaikan inovasi inovasi sebagai berikut :


1. Revitalisasi
mengontrol

fungsi jembatan timbang yaitu sebagai alat untuk


kelebihan

muatan

kendaraan,

bukan

untuk

memperoleh retribusi atau pendapatan denda pelanggaran. Hal


ini untuk mencegah kendaraan angkut dengan muatan yang
melebihi JBI (Jumlah Berat yang diizinkan) melewati jalan dan

PENYUSUNAN DED PENINGKATAN JALAN KEBONTUNGGUL - WONOPLOSO

1-5

CV CAHAYA MANDIRI
CONSULTANT
menghilangkan kebijakan adanya toleransi yang mengizinkan
truk berjalan dengan beban maksimum 50 60% diatas JBI.
2. Perlunya adanya titik temu antara Dinas Bina Marga sebagai
penanggungjawab

kegiatan

perencanaan

perkerasan

jalan

dengan Dinas Perhubungan sebagai penanggungjawab kegiatan


pengendalian terhadap muatan kendaraan yang akan melintasi
jalan

raya,

tentang

beban

rencana.

Selama

ini

dalam

perencanaan MST (Muatan Sumbu Terberat) yang dipakai hanya


8 ton untuk truk sumbu tunggal, 15 ton untuk truk sumbu
tandem dan 20 ton untuk truk sumbu tripel. Sementara JBI
(Jumlah Berat yang diizinkan) untuk truk tunggal sebesar 15
ton, truk ganda 21 ton dan truk tiga sumbu 29 ton. Berat yang
jauh lebih besar dari beban standar yang direncanakan. Hal ini
membuat perencanaan perkerasan tidak sesuai dengan kondisi
di lapangan dan cenderung menjadi under design.
3. Jangan sampai terlewati umur rencana. Kerusakan jalan akibat
terlewatinya umur rencana lebih disebabkan oleh keterbatasan
dana

yang

tersedia

untuk

memperbaiki

kerusakan

jalan.

Sehingga jalan yang seharusnya sudah perlu direkonstruksi


namun akibat keterbatasan dana terpaksa ditangani dengan
pemeliharaan

berkala

atau

pemeliharaan

rutin

untuk

memperpanjang masa layan jalan tersebut. Hal ini untuk jangka


pendek dianggap mampu mengatasi permasalahan yang terjadi,
namun karena langkah penanganan yang tidak sesuai dengan
kerusakan yang terjadi, kerusakan perkerasan dapat dengan
segera muncul kembali.
4. Menghilangkan faktor pelaksanaan yang tidak tepat. Penyebab
dari kegagalan pelaksanaan konstruksi jalan dipengaruhi oleh
dua

faktor,

yaitu

faktor

ketidak-sengajaan

dan

PENYUSUNAN DED PENINGKATAN JALAN KEBONTUNGGUL - WONOPLOSO

faktor

1-6

CV CAHAYA MANDIRI
CONSULTANT
kesengajaan.

Faktor

ketidak-sengajaan

meliputi

kegagalan

konstruksi jalan akibat terbatasnya wawasan yang dimiliki oleh


para perencana dan pelaksana serta terbatasnya pengetahuan
dasar tentang teknik perkerasan jalan yang dimiliki oleh para
kontraktor. Disamping itu, kurangnya peranan laboratorium
didalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jalan. Banyak
pelaksanaan

pekerjaan

yang

belum

memenuhi

spesifikasi

sehingga banyak pekerjaan yang diselesaikan dengan mutu


yang tidak memenuhi standar sudah rusak sebelum umur
rencananya tercapai.
Sementara faktor kesengajaan yang menyebabkan kegagalan
konstruksi jalan lebih diakibatkan oleh kecurangan-kecurangan
yang dilakukan kontraktor untuk mengejar keuntungan pribadi
semata, dalam hal ini dilakukan dengan merubah komposisi
campuran material perkerasan, pemakaian material perkerasan
tidak memenuhi syarat, mengurangi tebal perkeraan serta
pekerjaan pemadatan lapis perkerasan yang tidak memenuhi
standar dengan tujuan untuk agar proses pelaksanaan menjadi
lebih

singkat

Sehubungan

dan
dengan

biaya
hal-hal

produksi
tersebtu

menjadi
diatas

lebih

kecil.

maka

faktor

pengawasan pekerjaan dilapangan harus diperketat sehingga


penyimpangan-penyimpangan dilapangan terhadap pelaksanaan
pekerjaaan, penggunaan kualitas material yang tidak sesuai
dapat direduksi seminimal mungkin.

PENYUSUNAN DED PENINGKATAN JALAN KEBONTUNGGUL - WONOPLOSO

1-7

You might also like