Some people were executed in Indonesia through July 2016. Most death penalty cases involve the execution of drug peddlers although capital punishment can also be applied for treason, and other crimes. Many for and against reactions came after the execution. Then, should the death penalty be allowed in Indonesia? Proponents of the death penalty say that it is an important tool for law enforcement, deters crime, and costs less than life imprisonment. They also argue that retribution or "an eye for an eye" honors the victim, helps console grieving families, and ensures that the perpetrators of heinous crimes never have an opportunity to cause future tragedy. Opponents of capital punishment say that it has no deterrent effect on crime, gives governments overlapped power to take human life, and potentially makes social injustices by disproportionately targeting people of color (racist) and people who cannot afford good attorneys (classist). They say lifetime jail sentences are a more appropriate than death. In conclusion, death penalty will always exist in our society as well as its pros and cons. But in my opinion, in our country Indonesia had really no death penalty, but only temporarily because it includes human rights violations. For the proponents of this action, they think that it will be very effective to deter crime. While for those who are against this policy, they argue that this punishment will potentially make social injustice.
Haruskah hukuman mati diperbolehkan?
Beberapa orang dieksekusi mati di Indonesia sampai Juli 2016. Sebagian besar kasus hukuman mati melibatkan kasus peredaran narkoba meskipun hukuman mati juga dapat diterapkan karena adanya pengkhianatan, dan kejahatan lainnya. Banyak reaksi pro dan kontra yang datang setelah diadakannya eksekusi. Kemudian, haruskah hukuman mati diperbolehkan di Indonesia? Para pendukung hukuman mati mengatakan bahwa itu adalah alat penting untuk penegakan hukum, menghalangi kejahatan, dan lebih menghemat biaya dibandingkan hukuman penjara seumur hidup. Mereka juga berpendapat bahwa balasan atau prinsip hukum "mata ganti mata" dilakukan untuk menghormati korban, membantu menghibur keluarga yang berduka, dan memastikan bahwa pelaku kejahatan keji tidak pernah memiliki kesempatan untuk menyebabkan tragedy yang sama di masa depan. Penentang hukuman mati mengatakan bahwa ia tidak memiliki efek jera terhadap kejahatan, memberikan kekuatan yang berlebihan terhadap pemerintah untuk mengambil nyawa manusia, dan berpotensi membuat ketidakadilan sosial dengan secara tidak proporsional menargetkan orang-orang dari kelompok warna kulit (rasis) tertentu dan orang-orang yang tidak mampu membayar pengacara yang baik (classist). Mereka mengatakan hukuman penjara seumur hidup lebih tepat daripada hukuman mati. Kesimpulannya, hukuman mati serta pro dan kontranya akan selalu ada di masyarakat kita. Namun menurut saya, di Negara kita Indonesia ini memang pernah ada hukuman mati namun hanya sementara karena itu termasuk pelanggaran HAM. Untuk para pendukung aksi ini, mereka berpikir bahwa itu akan sangat efektif untuk mencegah kejahatan. Sedangkan bagi mereka yang menentang kebijakan ini, mereka berpendapat bahwa hukuman ini berpotensi akan membuat ketidakadilan sosial.