Professional Documents
Culture Documents
Hari/Tanggal
Waktu
: 08.30-08.45 WIB
Tempat
Topik
Peserta
1.
LATAR BELAKANG
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual. Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba
(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi
yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis,
trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
dan hepatitis B.
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS
dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual yang
tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara
perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun
setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau
produk darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah
dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).
Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah :
1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).
2. Gonta-ganti pasangan seks.
3. Prostitusi.
4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau
radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel
dinding vagina.
5. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita PMS.
Etiologi / Faktor Penyebab
Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni:
a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia
trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis,
Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.
b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia,
c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan 2), Herpes
Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr
virus, Molluscum contagiosum virus,
d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei.
Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
Gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan
tenggorokan atau bbagian putih mata (konjungtiva).
Gejalanya yaitu :
Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2 7 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian
diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Penderita sering
berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika
penyakit ini menyabar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan bengkak.
Pada wanita, gejala awal biasa timbul dalam waktu 7 21 hari setelah terinfeksi.
Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau
bulan, dan tidak diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular.
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi penderita menunjukkan gejala yang
berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari
vagina dan demam.
Komplikasi yaitu kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi,
dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi
terbatas. Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik bintik
merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi
yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis dermatitis).
Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah,
dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak
ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan dilaboratorium. Jika diduga terjadi infeksi
tenggorokan atau rektum, diambil contoh dari daerah ini da dibuat biakan.
Sifilis
Sifilis
Pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh maniusia melalui selaput lendir (vagina dan
mulut) atau melalui kulit. Dalam beberapa jam bakteri akan sampai ke kelenjar getah
bening terdekat, kemudin menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis juga bisa
menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan.
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1 13 minggu setelah terinfeksi; rata
rata 3 4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun tahun dan jarang
menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala gejalanya. Diagnosa pasti ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan :
1.
Tes penyaringan : VDRL (Veneral disease research laboratory ) atau RPR (Rapid
plasma reagin). Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu
dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa
negatif.
2.
akurat. Salah satu dari tes ini adalah tes FTA ABS (fluorescent treponema antibody
absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.
Pengobatan, antibiotik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisillin.
Untuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong, masing
Untuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan dengan selang
waktu 1 minggu.
3.
Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis,
langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai
beberapa bulan, bisa melukai kulit disekelilingnya dan sering gagal. Kutil di uretra bisa
diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil.
4.
HIV AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi
virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lainlain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
Penyebab AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah
retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti
sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara
langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan
tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya
menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel
akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan
berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan
akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah
serta adanya infeksi tertentu.
Penularan Seksual, Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada
kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat
kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa
pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko
hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks
oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun
insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena
pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga
vagina yang memudahkan transmisi HIV.
Diagnosis, Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk
pengawasan epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health
Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut
sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan
klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun spesifik. Di negaranegara berkembang, sistem World Health Organization untuk infeksi HIV digunakan
dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju
digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat
Pencegahan, Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah
melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode
perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang
terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut,
dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan
5.
Herpes Genitalis
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah di sekitrnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang
kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah
dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya
menimbulkan nyeri dan berbentu keropeng. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari
tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah suatu penyakit menular seksual pada vagina atau uretra
Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya kekuningan-
b.
Pengobatan
Penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan
penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan
sindrom (syndrome management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak
hanya berupa pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi
infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan perawatan kesehatan reproduksi yang
komprehensif.
Sedangkan
penanganan
berdasarkan
sindrom
didasarkan
pada
identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan
pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom. Penanganan infeksi
menular seksual yang ideal adalah penanganan berdasarkan mikrooganisme penyebnya.
Namun, dalam kenyataannya penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan
secara empiris.
Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah :
1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin,
kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin.
Bila nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau petugas kesehatan setempat.
2. PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap, yaitu :
a. Tahap perkenalan
Setelah moderator membuka acara dan memperkenalkan materi, selanjutnya
pemateri memberi salam kepada peserta acara dan menanyakan bagaimana para
peserta selama ini mengetahui tentang jenis-jenis penyakit menular seksual dan
cara penularannya serta bagaimana pencegahannya?
b. Tahap penyajian materi
Pemateri menjelaskan materi yang disajikan dalam format power point.
Sebelumnya, peserta juga telah menerima salinan materi yang dibagikan oleh tim
penyaji
c. Tahap tanya jawab
Waktu
3 menit
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
Kegiatan peserta
Menjawab salam
Melakukan
Memberi salam
Melakukan kontrak waktu kontrak waktu
Menjelaskan maksud dan
Mendengarkan
tujuan penyuluhan
dan
Menyebutkan materi atau
memperhatikan
pokok bahasan yang akan
disampaikan
d
2.
7 menit
Pelaksanaan:
Menjelaskan
Menyimak,
materi
berurutan memahami
dan teratur.
dan
memperhatikan
Materi:
Pengertian PMS
Cara penularan PMS
Jenis-jenis PMS
Tanda dan Gejala PMS
Penyebab PMS
Penatalaksanaan dan
cara
Mengatasi
3.
3 menit
Evaluasi
1.
Merespon
dan
4.
2 menit
Penutup
Menyimpulkan
Mengakhiri penyuluhan
bersama-sama
Kesimpulan
Menjawab salam
Mengucapkan terimakasih
salam
d.
a.
b.
c.
d.
Permasalahan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai PMS
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyebab PMS
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akibat PMS
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan PMS
masyarakat
tentang
cara
Peserta Internsip
Pendamping
dr. H. Syahwan