You are on page 1of 13

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN

DOKTER INTERNSIP 2016-2017


PUSKESMAS KELURAHAN KOTA TAIS, KABUPATEN SELUMA
OLEH : dr. Luvita Amallia S

Hari/Tanggal

: Rabu, 22 September 2016

Waktu

: 08.30-08.45 WIB

Tempat

: Posyandu Lubuk Lintang

Topik

: Penyakit Menular Seksual

Peserta

: ibu-ibu balita dan usia lanjut di posyandu lubuk lintang

1.

LATAR BELAKANG
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual. Menurut WHO (2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba
(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi
yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhoeae, chlamydia, syphilis,
trichomoniasis, chancroid, herpes genitalis, infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
dan hepatitis B.
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS
dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.

Cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual yang
tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara
perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun
setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau
produk darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah
dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).
Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah :
1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom).
2. Gonta-ganti pasangan seks.
3. Prostitusi.
4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau
radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel
dinding vagina.
5. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita PMS.
Etiologi / Faktor Penyebab
Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni:
a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Chlamydia
trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis,
Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.
b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia,
c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan 2), Herpes
Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr
virus, Molluscum contagiosum virus,
d. Dari golongan ektoparasit, yakni Phthirus pubis dan Sarcoptes scabei.

Jenis jenis Penyakit Menular Seksual


1.

Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria

Gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan
tenggorokan atau bbagian putih mata (konjungtiva).
Gejalanya yaitu :
Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2 7 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian
diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Penderita sering
berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika
penyakit ini menyabar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan bengkak.
Pada wanita, gejala awal biasa timbul dalam waktu 7 21 hari setelah terinfeksi.
Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau
bulan, dan tidak diketahui menderita penyakit ini hanya setelah mitra seksualnya tertular.
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi penderita menunjukkan gejala yang
berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari
vagina dan demam.
Komplikasi yaitu kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi,
dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi
terbatas. Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik bintik
merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi
yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis dermatitis).
Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah,
dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak
ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan dilaboratorium. Jika diduga terjadi infeksi
tenggorokan atau rektum, diambil contoh dari daerah ini da dibuat biakan.

Pengobatan, biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler


atau dengan pemberian antibiotik per-oral selama satu minggu (biasanya diberikan
doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirwat
di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intrvena.
2.

Sifilis
Sifilis

adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema

Pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh maniusia melalui selaput lendir (vagina dan
mulut) atau melalui kulit. Dalam beberapa jam bakteri akan sampai ke kelenjar getah
bening terdekat, kemudin menyebar keseluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis juga bisa
menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan.
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1 13 minggu setelah terinfeksi; rata
rata 3 4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun tahun dan jarang
menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala gejalanya. Diagnosa pasti ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan :
1.

Tes penyaringan : VDRL (Veneral disease research laboratory ) atau RPR (Rapid

plasma reagin). Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu
dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa
negatif.
2.

Pemeriksaan antibiotik terhadap bakteri penyebab sifilis. Pemeriksaan ini lebih

akurat. Salah satu dari tes ini adalah tes FTA ABS (fluorescent treponema antibody
absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.
Pengobatan, antibiotik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisillin.

Untuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong, masing

masing satu kali

Untuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan dengan selang

waktu 1 minggu.
3.

Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis,

atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.


Penyebab virus papilloma. Pada wanita virus papilloma tipe 16 dan 18 yang
menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa
menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa
menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil pap-smear
yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis, mulut, tenggorokan atau
kerongkongan.
Gejala, Kondiloma akuminata paling sering timbul di permukaan tubuh yang
hangat dan lembab. Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis
dan dibawah kulit depannya (jika tidak disunat). Pada wanita timbul divulva, dinding
vagina, leher rahim (serviks) dan kulit disekeliling vagina. Kondiloma akuminata juga
bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan
wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur. Biasanya muncul dalam waktu
1 6 hari setelah terinfeksi, dimulai sebagai pembengkakan kecil yang lembut, lembab,
berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki tangkai. Pada
suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar
memebrikan gambaran seperti bunga kol.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Kutil yang
menetap bisa diangkat melalui pembedahan dan diperiksa dibawah mikroskop untuk
meyakinkan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan. Wanita yang memiliki kutil di
leher rahimnya, harus menjalani pemeriksaan pap-smear secara rutin.
Pengobatan, kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi
(pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal. Pengobatan kimiawi, seperti
podofilum resin atau racun yang dimurnikanatau asam trikloroasetat, bisa dioleskan

langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai
beberapa bulan, bisa melukai kulit disekelilingnya dan sering gagal. Kutil di uretra bisa
diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil.
4.

HIV AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency

Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi
virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lainlain).Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
Penyebab AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah
retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti
sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara
langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan
tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya
menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel
akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan
berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan
akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah
serta adanya infeksi tertentu.
Penularan Seksual, Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada
kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat
kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa
pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko
hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks
oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun

insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena
pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga
vagina yang memudahkan transmisi HIV.
Diagnosis, Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk
pengawasan epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health
Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut
sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan
klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun spesifik. Di negaranegara berkembang, sistem World Health Organization untuk infeksi HIV digunakan
dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju
digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat
Pencegahan, Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah
melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode
perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang
terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut,
dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan
5.

Herpes Genitalis
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di

sekeliling rektum atau daerah di sekitrnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang
kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah
dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya
menimbulkan nyeri dan berbentu keropeng. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari
tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosa,


diambil apusan dari luka dan dibiakkan di laboratorium. Pemeriksaan darah bisa
menunjukkan adanya antibodi terhadap virus.
Pengobatan, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis,
tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan. Jumlah serangan bisa dikurangi
dengan terus menerus mengkosumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif
jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.
6.

Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah suatu penyakit menular seksual pada vagina atau uretra

yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.


Gejalanya, pada wanita penyakit ini biasanya dimualai dengan keluarnya cairan
dari vagina yang berbusa dan berwarna kuning kehijauan. Pada pria, mengeluarkan cairan
berbusa atau cairan seperti nanah dari uretra, mengalami nyeri saat berkemih dan desakan
berkemih yang lebih sering. Gejala ini biasanya timbul pada pagi hari.
Diagnosa, pada wanita biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroskopik terhadap contoh cairan vagina. Pada pria dilakukan pemeriksaan
mikroskopik terhadap sekret dari ujung penis yang diambil pada pagi hari sebelum
penderita berkemih dan sebagian dibiakkan di laboratorium. Jika hasil pemeriksaan
mikroskopik belum meyakinkan, bisa dilakukan pembiakan air kemih.
Pengobatan, Metronodasol dosis tunggal per-oral bisa menyembuhkan sampai
95% penderita. Karena efektifitas tunggal pada penderita pria masih diragukan, maka
kepada penderita pria obat ini biasanya diberikan selama 7 hari.
Gejala umum penyakit menular seksual :
a.

Pada anak perempuan gejalanya berupa:

Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya kekuningan-

kuningan, berbau tidak sedap.

Menstruasi atau haid tidak teratur.

Rasa sakit di perut bagian bawah.

Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin.

b.

Pada anak laki-laki gejalanya berupa:

Rasa sakit atau panas saat kencing.

Keluarnya darah saat kencing.

Keluarnya nanah dari penis.

Adanya luka pada alat kelamin.

Rasa gatal pada penis atau dubur.

Pengobatan
Penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan
penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan
sindrom (syndrome management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak
hanya berupa pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi
infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan perawatan kesehatan reproduksi yang
komprehensif.

Sedangkan

penanganan

berdasarkan

sindrom

didasarkan

pada

identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan
pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom. Penanganan infeksi
menular seksual yang ideal adalah penanganan berdasarkan mikrooganisme penyebnya.
Namun, dalam kenyataannya penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan
secara empiris.
Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah :
1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin,
kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin.

2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin,


eritromisin, dan kloramfenikol
3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir
4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin
5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole.

Konsep / Cara Penanggulangan Masalah


Adapun upaya penanggulangan Penyakit Menular Seksual yang dapat dilakukan adalah:
a. Tidak melakukan hubungan seks.
b.
c.

Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom).


Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasangannya.

d. Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari penderita PMS.


e. Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.
f.

Bila nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau petugas kesehatan setempat.

2. PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap, yaitu :
a. Tahap perkenalan
Setelah moderator membuka acara dan memperkenalkan materi, selanjutnya
pemateri memberi salam kepada peserta acara dan menanyakan bagaimana para
peserta selama ini mengetahui tentang jenis-jenis penyakit menular seksual dan
cara penularannya serta bagaimana pencegahannya?
b. Tahap penyajian materi
Pemateri menjelaskan materi yang disajikan dalam format power point.
Sebelumnya, peserta juga telah menerima salinan materi yang dibagikan oleh tim
penyaji
c. Tahap tanya jawab

Setelah penyampaian materi, peserta diberi kesempatan untuk bertanya. Pemateri


menjawab setiap pertanyaan yang ada.
Kegiatan Penyuluhan
No
1.

Waktu
3 menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :

Kegiatan peserta
Menjawab salam

Melakukan
Memberi salam
Melakukan kontrak waktu kontrak waktu
Menjelaskan maksud dan
Mendengarkan
tujuan penyuluhan
dan
Menyebutkan materi atau
memperhatikan
pokok bahasan yang akan
disampaikan

d
2.

7 menit

Pelaksanaan:
Menjelaskan

Menyimak,
materi

berurutan memahami

dan teratur.

dan

memperhatikan

Materi:

Pengertian PMS
Cara penularan PMS
Jenis-jenis PMS
Tanda dan Gejala PMS
Penyebab PMS
Penatalaksanaan dan

cara

Mengatasi
3.

3 menit

Evaluasi
1.

Merespon

dan

Memberi kesempatan kepada bertanya


peserta untuk bertanya

4.

2 menit

Penutup

Menyimpulkan

Mengakhiri penyuluhan

bersama-sama

Kesimpulan

Menjawab salam

Mengingatkan materi pertemuan


selanjutnya

Mengucapkan terimakasih
salam
d.
a.
b.
c.
d.

Permasalahan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai PMS
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyebab PMS
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akibat PMS
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan PMS

e. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


a. Prioritas masalah
:kurangnya pengetahuan

masyarakat

tentang

cara

pencegahan dan mengobati keputihan


b. Intervensi
: penyuluhan kelompok
c. Metode
: penyuluhan dibagi atas dua sesi yaitu penyampaian materi
dan sesi Tanya jawab
f. Pelaksana Intervensi
a. Penyuluhan dilakukan sebelum imunisasi dan pengobatan lansia dilakukan
b. Lama penyuluhan lebih kurang 10-15 menit dengan metode interaksi dua arah
g. Monitoring dan Evaluasi
Sebelum dilakukan penyuluhan, didapatkan data sebagai berikut :
a. Audien kurang mengetahui apa itu PMS
b. Audien kurang mengetahui bagaimana cara penularan PMS
c. Audien kurang mengetahui jenis-jenis PMS
d. Audien kurang mengetahui cara mengatasi PMS
e. Audien kurang mengetahui pemeriksaan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya PMS
Setelah dilakukan penyuluhan, sebagian besar audien lebih kurang 80% sudah
memahami mengenai penyakit menular seksual. Selain itu audien juga sudah mengetahui
jenis jenis penyakit menular seksual. gejala penyakit menular seksual seperti apa dan
bagaimana pencegahannya serta pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan.
h. Kesimpulan
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarajat mengenai penyakit menular seksual
sangat penting karena keputihan merupakan gejala dari suatu penyakit. Dengan
masyarakat memahami pemeriksaan dan pencegahan secara awal bisa dilakukan untuk
mengatasi penyakit menular seksual.
Seluma, 22 September 2016

Peserta Internsip

Pendamping

dr. Luvita Amallia S

dr. H. Syahwan

You might also like