You are on page 1of 20

1

PERCOBAAN II
TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT
A. Tujuan
Untuk menentukan konsentrasi asam asetat melalui proses titrasi (7 hal
9).
B. Dasar Teori
Reaksi netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan
asam atau basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi setetes larutan
basa kepada larutan asam. setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam
dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H+ setara dengan mol OH-.
Pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik ekuivalen. Cara seperti ini
disebut titrasi yaitu analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan
untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Analisis ini disebut juga
analisis volumetrik, karena yang diukur adalah volum larutan basa yang
terpakai dengan volum tertentu larutan asam. Larutan basa yang akan
diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret dengan jumlah yang terpakai
dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam yang
akan dititrasi dimasukkan ke dalam gelas kimia dengan mengukur volumenya
terlebih dahulu dengan memakai pipet gondok (8 hal 427 dan 428).
Titrasi adalah pencampuran antara suatu larutan yang telah diketahui
volume dan konsentrasinya dengan larutan lain yang diketahui volumnya
namun tidak diketahui konsentrasinya. Titik ekuivalen merupakan titik pada

saat jumlah mol ion OH- yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah
mol ion H+ yang semula ada. Jadi untuk menentukan titik ekuivalen dalam
suatu titrasi, kita harus mengetahui dengan tepat apa volum basa yang
ditambahkan dari buret ke asam dalam labu. Salah satu cara untuk mencapai
tujuan ini ialah dengan membutuhkan beberapa tetes indikator asam basa ke
larutan asam saat lewat titrasi. Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa
organik lemah yang menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk
tidak terionisasi dan bentuk terionisasinya. Kedua bentuk ini berkaitan dengan
pH larutan yang melarutkan indikator tersebut. Titik akhir titrasi terjadi bila
indikator telah berubah warna (6 hal 142).
Dalam mengamati titik ekuivalen dipakai indicator yang perubahan
warnanya disekitar tititk ekuivalen . Saat terjadi perubahan warna itu disebut
titik akhir. Seharusnya titik akhir berdempet dengan titik ekuivalen tetpai hal
ini sangat sukar diperoleh. Jadi, dalam titrasi yang dapat diamati adalah titik
akhir bukan titik ekuivalen. Indikator untuk titrasi asam basa ditentukan dari
kurva titrasi yang menunjukkan hubungan pH larutan dan volume titran.
Kurva ini dapat dibuat secara teoritis dengan menghitung pH larutan asam
pada titik awal sebelum penambahan basa, titik-titik setelah ditambah basa
sehingga larutan mengandung garam tanpa aa kelebihan asam atau basa dan
daerah lewat ekuivalen yaitu larutan mengandung garam dan kelebihan basa
(8 hal 428-429).
Indikator merupakan zat yang berubah warna jika ada asam atau basa.
asam memiliki rasa asam sedangkan basa memiliki rasa pahit. Asam dan basa

mempunyai sifat dapat mengubah warna dari zat warna yang dikandung
tumbuh-tumbuhan sehingga zat warna tersebut dapat dipakai untuk
mengidentifikasi asam dan basa. Para ahli kimia sudah sejak lama
menggunakan zat warna bersama lakmus yang berasal dari spesies lumut
kerak. Lakmus sangat umum digunakan untuk menguji keasaman dan
kebebasan sebab memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut yaitu lakmus
sukar teroksidasi oleh O2 diudara sehingga dapat disediakan dalam bentuk
kertas lakmus dan perubahan warnanya sangat jelas terlihat. Lakmus akan
berwarna merah dalam larutan asam dan berwarna biru dalam larutan basa (3
hal 79).
Proses penambahan titrasi dengan titrat dilakukan hingga mencapai
tititk ekuivalen yaitu suatu keadaan dimana titran dan titrat tepat habis
bereaksi . untuk mengetahui habis bereaksinya titran dan titrat digunakan
suatu indikator yaitu suatu bahan yang ditambahkan dapat mengalami
perubahan warna. Perubahan warna indikator terjadi akibat kelebihan sedikit
titran. Jadi indikator berubah warna tidak pada saat terjadinya titik ekuivalen
namun terjadi pada saat tititk akhir titrasi terlebih dahulu sebelum terjadinya
titik akhir titrasi di saat proses terakhir titrasi (7 hal 142).
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah tiran dalam proses
titrasi dikenal dengan istilah titran dan titran. Titran merupakan suatu zat yang
akan ditentukan konsentrasinya yang diletakkan didalam buret. pada saat
proses titrasi, titran digunakan sebagai larutan yang ditambahakan.
Sedangkan titrat merupakan suatu zat yang telah diketahui konsentrasinya

yang diletakkan ldalam labu Erlenmeyer. Pada saat prses titrasi , titran
digunakan sebagai larutan yang ditambahkan atau direaksikan dengan titran.
baik titrat atau pun titran biasanya berupa suatu larutan (1 hal 1)
Sebagai contoh perhitungan dalam proses titrasi agar dengan mudah
memahami proses yang terjadi dalam proses titrasi. misalnya untuk
menentukan kadar larutan asam asetat dilakukan percobaan sebagai berikut.
101 larutan asam asetat ditempatkan dalam sebuah Erlenmeyer, setelah diberi
3 tetes indicator phenoftalin, larutan ini ditetesi dengan NaOH 0,1 N. ternyata
larutan ungu lembayung ketika volume NaOH yang digunakan sebesar 6,4 ml.
Ditentukan kemolaran larutan asam asetat yaitu dengan menggunakan rumsa
pengenceran terlebih dahulu dengan persamaan :
fp =
(7 hal 9)
Kemudian setelah ditentukan fp nya , maka dicari kemolaran larutan asam
asetat dengan menggunakan persamaan:

(8 hal 433)
Bila didalam persamaan larutan tersebut bisa didapatkan reaksi reaksi yang
terjadi sehingga
NaOH(aq) + CHCOOH(aq)

CHCOONa(aq) + HO(l)
(5

hal

66)
Penambahan NaOH yang menyisakan asam CHCOOH akan
membuat larutan tetap bersifat asam. Keadaan netral (titik ekuivalen) terjadi

ketika CHCOOH dan NaOH tepat habis bereaksi . Setelah keadaan ini bila
NaOH terus menerus ditambahkan maka tidak akan terbentuk lagi larutan
yang bersifat buffer asam melainkan akan terbentuk larutan garam dan
terdapat basa yang masih tersisa (2 hal 1).
Ada tiga jenis reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa kuat, asam
lemah dan basa basa kuat serta asam kuat dan basa lemah dalam proses titras.
Namun disini, titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa kuat sangat
mudah terionisasi atau mengalami hidrolisis. Jadi pada titik ekuivalen ketika
hanya dapat natrium asetat saja pH akan lebih besar daripada 7 sebagai akibat
kelebihan pembentukan ion OH . Titrasi asam lemah dengan basa kuat akan
mempunyai kurva dan titik ekuivalen yang berbeda dari asam kuat dengan
basa kuat (8 hal 43-431).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Botol semprot , 1 buah
b. Buret , 1 buah
c. Corong saring, 1 buah
d. Gelas kimia 100 mL, 1 buah
e. Labu Erlenmeyer 100 mL, 3 buah
f. Labu takar 100 mL, 1 buah
g. Pipet gondok 10 mL, 1 buah
h. Pipet skala 5 mL, 1 buah
i. Pipet tetes panjang, 2 buah
j. Statif dan klem, 1 set
2. Bahan
a. Air suling
b. Asam asetat, CH3COOH (yang dijual dipasaran), 1 botol kecil
c. Indikator phenoftalin pp
d. Larutan standar natrium hidroksida, NaOH 0,1 M
(7 hal 15-16)

D. Prosedur Kerja
1. Dipipet 1 mL asam asetat dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml ,
ditambahkan air suling hingga tanda batas, dihomogenkan.
2. Dipipet 10 ml asam asetat yang telah diencerkan pada prosedur 1, lalu
dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer 100 ml.
3. Ditambahkan beberapa tetes indikator phenolftalin.
4. Dititrasi dengan larutan standar natrium hidroksida 0,1 sampai terjadi
perubahan warna tidak berwarna menjadi merah muda.
5. Dicatat volume larutan natrium hidroksida yang digunakan.
6. Dilakukan langkah 2-5 sebanyak tiga kali.
(7 hal 16)

E. Hasil pengamatan
Tabel 5.1 volume natrium hidroksida yang digunakan dalam titrasi asam asetat
pengulangan
1
2
3
Rata-rata

V CH3COOH (ml)
10
10
10
10

V NaOH(ml)
1, 9 ml
2,5 ml
2,7 ml
2,36 ml

Volume asam asetat pengenceran = 100 ml


volume asam asetat pekat= 1 ml
Diketahui: V CHCOOH = 1 ml
V NaOH = 2,36 ml
V NaOH = 0,1 N
Penyelesaian:

persamaan reaksi :
CHCOOH(aq) + NaOH(aq)

CHCOONa(aq) + HO(l)

F. Pertanyaan
1. Golongkan CH3COOH dan NaOH ke dalam asam kuat, asam lemah, basa
kuat atau basa lemah. jelaskan alasan jawaban anda!
Jawaban:
Asam asetat CH3COOH adalah asam yang tergolong sebagai asam
lemah karena asam asetat hanya terionisasi sebagian. Oleh karena itu
dalam larutan asam lemah tersebut terjadi kesetimbangan reaksi antar ion
yang dihasilkan dengan molekul asam yang terlarut dalam air.
2. Dalam percobaan titrasi CH3COOH dengan NaOH, manakah yang
bertindak sebagai titrasi dan yang mana sebagai titran?
Jawaban:
Yang bertindak sebagai titrat adalah asam asetat CH3COOH dan yang
bertindak sebagai titran adalah natrium hidroksida NaOH.
3. Tuliskan persamaan reaksi antara CH3COOH dengan NaOH!
Jawaban:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)
CH3COONa(aq) + H2O(aq)
4. Tentukan kadar CH3COOH yang anda ukur!
Jawaban:

Voleme asam asetat pengenceran = 100 mL


Voleme asam asetat pekat = 1 mL

100

V CH3COOH = 10 ml
V NaOH = 3.4 ml
N NaOH = 0.1 N

10

5. Gambarkan rangkaikan alat titrasi pada percobaan ini dan tunjukkan posisi
titran (tuliskan rumus senyawanya) !
Jawaban:

Larutan NaOH
(Titran)

Larutan CH3COOH
(Titrat)

6. Jelaskan

bagaimana

perubahan pH dari awal titrasi


(sebelum

titrasi)

hingga

mencapai titik ekuivalen dan

titik

akhir titrasi
Jawaban:
Untuk mencari moralitas dapat ditentukan dengan persamaan N = M.
Valensi dengan
Diketahui : N CH3COOH = 0,034 N (lihat hasil pengamatan)
Valensi CH3COOH = 1

11

mol CH3COOH = M CH3COOH X V CH3COOH


= 0,034 X 10
= 0,34 mmol
N NaOH = 0,1
V NaOH = 1

a. pH CH3COOH sebelum titrasi

pH

= 4 log 7,82

12

= 4 0,89
= 3,11

b. pH ketika ditambahkan NaOH 3,3 ml X 0,1 M = 0,33 mmol


CHCOOH(aq) + NaOH(aq)
m

0,34 mmol

0,33mmol

0,33 mmol

0,33 mmol

0,01 mmol

CHCOONa(aq) + HO(l)

0,33 mmol

0,33 mmol

0,33 mmol

0,33 mmol

13

pH

= 5 log 11,6
= 5 log 1,06
= 3,94

c. pH CHCOOH ketika ditambahkan 3,4 ml NaOH 0,1 M = 0,34 mmol


CHCOOH(aq) + NaOH(aq)
m

0,34 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

CHCOONa(aq) + HO(l)

0,34 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

Pada saat CHCOOH dan NaOH habis bereaksi, pada keadaan ini
disebut titik ekuivalen. Dengan demikian pH nya juga ditentukan
dengan rumus pH basa.
Dimana pH = 14 pOH (M sisa = 0)

14

Karena semua reaktan (asam dan basa) habis bereaksi maka pH


dianggap sanggat mendekati netral
d. pH CH3COOH ketika ditambahkan 3,5 ml NaOH 0,1 M = 0,35 mmol
CHCOOH(aq) + NaOH(aq)

CHCOONa(aq) + HO(l)

0,34 mmol

0,35 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

0,01 mmol

0,34 mmol

0,34 mmol

15

pOH

= 7 - log 6,4
= 7 - 0,80
= 6,2

pH

= 14 6,2

= 7,8

7. Mengapa diperlukan indicator pp dalam percobaan ini ? jelaskan !


Jawaban :
Indikator pp dibutuhkan untuk menunjukan titik ekuivalen dan titik akhir
titrasi pada asam lemah dan basa kuat dengan kisaran trayek pH perubahan
warna antara 8,0 10,0. Pada titrasi indicator pp ini tepat digunakan dalam
percobaan ini, karena rentang perubahan warnanya dari tidak berwarna
sampai merah dan mencakup titik ekuivalen titrasi
8.

Mengapa dilakukan pengulangan dalam proses titrasi ? jelaskan !


Jawaban:

16

Penangulangan dilakukan, untuk mendapatkan data akurat dalam


percobaan ini karena sering kali terjadi titik akhir titrasi yang letaknya cukup
jauh dari titik akhir ekuivalennya, dan dilakukan pengulangan karena warna
yang dihasilkan kelebihan titran yakni berwarna merah muda.
9.

berapakah kadar cuka yang anda ukur (dalam molar, lihat lagi percobaan 1
pada kimia dasar 1 )
Jawaban:
Setelah diketahui kadar asam cuka dalam normalitas kita dapat
menentukan kemolarannya dengan persamaan :

Diketahui : N CH3COOH = 3,4 N, N CH3COOH encer = 0,034 N


Valensi CH3COOH = 1

10. Apa tujuan dilakukannya pengenceran?


Jawaban:

17

Tujuan pengenceran adalah untuk memperkecil konsentrasi larutan


awal (pekat) dengan menambahkan sejumlah pelarut tertentu sehingga
menyebabkan volum konsentrasinya berubah.

G. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yang berjudul titrasi asam basa - penentuan
kadar asam asetat yang mempunyai tujuan untuk menentukan konsentrasi
asam asetat melalui proses titrasi. Titrasi itu sendiri adalah pencampuran
antara suatu larutan yang telah diketahui volumenya, namun tidak diketahui
konsentrasinya. Titrasi asam basa itu sendiri merupakan metode penentuan
kadar larutan asam dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan basa atau
penentuan kadar larutan basa, dengan zat peniter suatu larutan asam.
Titrasi dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui kadar zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
Kemudian titrasi asam basa juga berguna untuk menganalisa kuantitatif
penentuan konsentrasi dari asam atau basa dengan menetralkan secara tepat
asam atau basa yang ingin diketahui konsentrasinya.
Kenapa menggunakan CH3COOH dan NaOH karena larutan tersebut
merupakan cara alkalimetri dan larutan tersebut adalah larutan standar basa
dan standar asam dan jika direaksikan asam menghasilkan garam yang berasal
dari asam lemah dan basa kuat.

18

Sebenarnya dapat digunakan pada percobaan ini akan tetapi jika kita
ingin mengetahui larutan itu netral tidak dapat efektif, karena larutan indikator
ini membuat warna kekuning-kuningan.
Pada percobaan ini CH3COOH bersifat asam karena mendapat
penambahan asam (H+), akan bergeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H +
yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH 3COO- membentuk molekul
CH3COOH oleh sebab itu CH3COOH bersifat asam.
Dalam percobaan ini kita mengenal moralitas dan normalitas,
molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Sedangkan
normalitas menyatakan jumlah mol ekuivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Konsep mol mungkin lebih dikenal dalam perhitungan perhitungan
etoikiometri, sedangkan konsep ekuivalen lebih banyak digunakan dalam
menyelesaikan perhitungan dalam titrasi. Jadi banyaknya zat yang terkandung
dalam satu ekuivalen dapat berbeda untuk reaksi yang berlainan.
Konsekuensinya berat satu ekuivalen suatu zat tidak dapat dihitung tanpa
diketahui reaksi dari zat tersebut. Demikian pula nirmalitas larutan tidak dapat
di tentukan tanpa mengetahui berat ekuivalennya.
Pada percobaan ini kita melakukan pengenceran, pengenceran itu
sendiri ialah suatu untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk
memperoleh contoh dengan jumlah terbalik. Dengan kata lain pengenceran
merupakan proses yang dilakukan untuk menunrunkan atau memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambahkan zat pelarut ke dalam larutan,
sehingga volume berubah.

19

Pada saat CH3COOH dan NaOH bergabung muncul adanya perubahan


warna pink, hal itu menunjukkan bahwa larutan tersebut berada pada pH asam
atau basa. Jadi, bukannya terjadi reaksi kimia, tapi indikator asam-basa
(fenoftalin) menunjukkan bahwa suatu larutan terjadi bersifat asam atau basa.
Indikator asam-basa seperti pp (fenoftalin)mempunyai warna tertentu pada
trayek pH / rentang pH tertentu yang ditunjukkan dengan perubahan warna
indikator. Kalau indikator pp merupakan indikator yang menunjukkan pH
basa, kareba dia berada pada rentang pH antara 8,3-10,0 (dari tak berwarna
merah muda). Kalau pada percobaan anda ketika NaOH diberi fenoftalin, lalu
warnanya berubah menjadi merah lembayung maka trayek pH nya mungkin
sekitar 9-10.
Kemudian larutan kembali menjadi bening karena pH yang tadinya 910 (basa) ditambah dengan CH3COOH yang bersifat asam, maka pH menurun
menjadi asam yang menyebabkan pH menjadi asam dan larutan berwarna
bening.
NaOH disini sebagai titran karena NaOH lah yang akan ditentukan
kadarnya dan NaOH belum diketahui konsentrasinya. Kemudian CH3COOH
disini sebagai titran karena CH3COOH telah diketahui volumenya, kemudian
CH3COOH bersifat asam oleh itu diletakkan diburet karena jika ditambah air
dan indikator larutan tersebut membuat larutan tetap bening dan tidak
diletakkan ke buret karena larutan tersebut sebagai penguji (pembukti) kalau
larutan sesudah dicampur akan berubah.

20

Hubungan titik ekuivalen dan titik akhir titrasi jika titik ekuivalen
ialah titik tepat akhir bereaksi antara larutan CH3COOH dengan NaOH,
sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana titran itu kelebihan dalam
suatu larutan yang dilihat dari perubahan warnanya.
H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Dalam menentukan konsentrasi asam asetat melalui proses titrasi, kita dapat
melakukan percobaan yang dimana dalam proses ini yang ikut berperan dalam
penentuan konsentrasi yaitu titran adalah NaOH dan titrat adalah CHCOOH.
Dan diperlukannya indikator PP untuk mengetahui kisaran pH pada larutan
dengan diketahuinya perubahan warna pada proses ini maka dapat mengetahui
konsentrasi asam asetatnya dengan menggunakan rumus

Dan dihasilkan konsentrasi asam asetat dari percobaan ini adalah 2,36 N

You might also like