You are on page 1of 16

BAB 1

LAPORAN RUMAH SEHAT


PROFIL KELUARGA
I.

IDENTITAS
Nama

: Tn.I

Umur

: 56 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Bangsa/suku

: Makassar

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jalan Baji Panasang 9

Pemeriksaan Fisis

II.
1)

Tinggi badan

: 157 cm

Berat badan

: 58 kg

Tekanan Darah

: 130/90 mmHg

Nadi

: 86 x/menit

Pernapasan

: 20 x/menit

Suhu

: 36,7 0C

Kepala

: anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

: tidak ada kelainan

ANGGOTA KELUARGA
Identitas
Nama

: Ny.M

Umur

: 50 tahun

34

Jenis kelamin

: Perempuang

Bangsa/suku

: Makassar

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta

Hubungan keluarga

: Istri

Pemeriksaan Fisis

2)

Tinggi badan

: 150 cm

Berat badan

: 65 kg

Tekanan Darah

: 140/90 mmHg

Nadi

: 72 x/menit

Pernapasan

: 22 x/menit

Suhu

: 36,5 0C

Kepala

: anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

: tidak ada kelainan

Identitas
Nama

: An.Y

Umur

: 17 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Bangsa/suku

: Makassar

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Siswi

Hubungan keluarga

: Anak

Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan

: 150 cm

Berat badan

: 59 kg

Tekanan Darah

: 110/80 mmHg
35

III.

Nadi

: 88 x/menit

Pernapasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,7 0C

Kepala

: anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: vesikuler, Rh +/-, Wh -/-

Cor

: SI/II reguler, murni

Abdomen

: Peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas

: tidak ada kelainan

PROFIL KELUARGA
Bapak tersebut tinggal bersama istri dan 1 orang anaknya. Istrinya

berumur 50 tahun merupakan wiraswasta. Anaknya berumur 17 tahun dan


sekarang merupakan siswi kelas 2 SMA di SMA 2 Makassar. Mereka tinggal
hanya bertiga.
IV.

STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


Pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang wiraswasta (pemilik bengkel)

dan istrinya juga bekerja sebagai wiraswasta (jual baju dipasar). Pendapatan
keluarga Tn.I dan Ny.M setiap bulannya cukup dan bisa untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari keluarganya dan biaya sekolah anaknya yang seorang diri.
Pasien ini tinggal di rumah pribadi yang terletak di jalan Baju Panasang 9
didaerah cendrawasih, Makassar. Rumah pasien dalam kondisi baik, tertata rapi
serta terawat. Sekitar rumah yaitu bagian samping kiri dan kanannya berbatasan
dengan rumah batu, dan berada di lingkungan perumahan yang sangat padat.
Peralatan rumah tangga lengkap, dan dua unit motor.
Kondisi rumah yang ditempati oleh Tn.I dan keluarga terbilang cukup
baik, dengan berbagai fasilitas yang dimiliknya. Kondisi rumah batu berlantai
tegel dengan 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, dan dapur. Ventilasi dan
pencahayaan cukup memadai meskipun banyak pepohonan disekitar rumah.
Jendela cukup memenuhi syarat dalam proses pertukaran udara. Peralatan rumah
36

tangga lengkap. Sumber air untuk kebutuhan mandi, mencuci dan memasak
diperoleh dari air yang didistribusikan oleh PDAM melalui pipa dari rumahkerumah.
V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Menurut Tn.I, dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
bermakna, hanya dirinya yang sering sakit kepala

namun dari hasil

pemeriksaan tidak menunjukkan kondisi yang serius. Dokter hanya


menyarankan Tn.I untuk banyak istirahat dan tidak boleh terlalu lelah.
VI.

POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA


Pola konsumsi keluarga tersebut cukup baik sesuai dengan apa yang

dibutuhkan, Akan tetapi, makanan seharian lebih banyak mengandung lemak.


Dibandingkan dengan sayuran dan buah-buahan. Namun kini keluarga Tn.I mulai
memperhatikan pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, telur,
ikan, tahu, tempe dan sayur secara rutin. Sejauh ini kebutuhan pangan keluarga
Tn.I selalu tercukupi.
VII.

PSIKOLOGI DALAM HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA


Pasien memiliki hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,

baik dalam ruang lingkup rumah tangganya maupun anggota kelurga lainya.
Ditengah kesibukan seahari-hari, pasien selalu menyempatkan waktu untuk
berkumpul bersama anggota keluarganya. Dengan anggota keluarga yang lain,
tetap terjalin komunikasi yang baik dan cukup lancar.
VIII. LINGKUNGAN
Lingkungan tempat tinggal sudah cukup baik. Namun, tata pemukiman
disekitar rumah agak padat. Kebersihan lingkungan rumah terjaga, begitu juga
dengan lingkungan rumah para tetangga disekitar rumah Tn.I. Jalanan di depan
rumah dalam kondisi baik dan teraspal namun masih tergolong sempit.

37

Gambar 1. Halaman Depan Rumah

Gambar 2. Ruang Tamu

Gambar 3. Dapur

38

Gambar 4.Ruang Makan

Gambar 5. Kamar Tidur

Gambar 6. WC

BAB II
39

RUMAH SEHAT
I.

PENGERTIAN RUMAH SEHAT


Menurut

KEPMENKES

RI

NO.829/Menkes/SK/VII/1989,

mengungkapakan bahwa Rumah menupakan salah satu kebutuhan dasar manusia


yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian yang digunakan untuk berlindung
dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, serta pengembangan kehidupan
keluarga. Menurut WHO Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat
berlindung/bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial.1

II.

SYARAT RUMAH SEHAT

A. Bahan Bangunan
1. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang
yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk
rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang
penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah
pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak
berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan
dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang
basah dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.2, 3
2. Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi
tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih
baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka
lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan
ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.2
3. Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan, maupun di
pedesaan. Di samping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat
40

terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya


sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu
untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat
dipertahankan. Atap seng atau asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,
disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.2
4. Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.
Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang
baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut ruasruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada ujungujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu. 2
B. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumahtersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang berarti kadar CO 2
yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu, tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban
ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteribakteri penyebab penyakit).2, 3
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara
yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi
lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelambaban
(humudity) yang optimum.2
Ada dua macam ventilasi, yakni: 2

41

a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding, dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangan lainnya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari
gigitan nyamuk tersebut.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar
udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya dalam ruangan
rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut: 2
a. Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.
b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan.
c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandi/WC.
d. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau
exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
e. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya.
f. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.

C. Cahaya
42

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya
matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang
baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: 2, 3
a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya
15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu
diperhatikan dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi
genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian menutupnya dengan
pecahan kaca.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.
D. Luas Bangunan Rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia
di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan,
kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Kebutuhan
minimum ruangan pada rumah sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut: 2

kebutuhan luas per jiwa


43

kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)

kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)

kebutuhan luas lahan per unit bangunan


Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

dalamnya, artinya harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan


yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya
konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan
mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum
adalah apabila dapat menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang. 2
E. Fasilitas-Fasilitas Dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilita-fasilitas sebagai berikut: 3, 4
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)
d. Pembuangn sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (PPM & PL, 2002):5
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan

ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.


2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.


3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

44

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Di bawah ini adalah contoh variable dan nilai skor vatiabel rumah sehat yang
digunakan oleh Supraptini dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran Rumah
Sehat di Indonesia, Berdasarkan Analisis Data SUSENAS 2001 dan 2004.5

45

BAB III
PEMBAHASAN

Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal


yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat
bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, serta sebagai
tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Rumah yang sehat
merupakan rumah yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga
dapat bekerja secara produktif.
Adapun tabel hasil observasi penilaian terhadap rumah yang dimiliki oleh
Tn.I untuk dikategorikan sebagai rumah sehat :
No
.

Variabel yang dinilai

Cek

1.

Lokasi

2.

a. tidak rawan banjir


b. rawan banjir
Kepadatan hunian

3.

a. tidak padat (>8m2/orang)


b. padat (<8m2/orang)
Lantai

4.

a. Semen ubin, keramik, kayu


b. Tanah
Pencahayaan
a. cukup
b. tidak cukup

5.

Skor

Ventilasi
a. ada ventilasi
b. tidak ada

46

6.

Air bersih

7.

a. air dalam kemasan


b. ledeng/PAM
c. mata air pelindung
d. sumum pompa tangan
e. sumur terlindung
f. sumur tidak terlindung
g. mata air tidak terlindung
h. lain-lain
Pembuangan kotoran (kakus)

8.

a. leher angsa
b. plengsengan
c. cemplung/cubluk
d. kolam ikan/sungai/kebun
e. tidak ada
Septic tank

9.

a. septic tank dengan jarak >10 meter dari sumber


air minum
b. lainnya
Kepemilikan WC

10.

a. sendiri
b. bersama
c. tidak ada
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

a. saluran tertutup
b. saluran terbuka
c. tanpa saluran
11.
Saluran got
a.
b.
c.
d.
12.

mengalir lancar
mengalir lambat
tergenang
tidak ada got

Pengelolaan sampah
a. diangkut petugas

47

13.

b. ditimbun
c. dibuat kompos
Polusi udara

14.

a. tidak ada gangguan polusi


b. ada gangguan
Bahan bakar masak
a.
b.
c.
d.

listrik, gas
minyak tanah
kayu bakar
arang/batu bara
Total

40

Berdasarkan 14 parameter yang dipakai sebagai parameter rumah sehat


didapatkan bahwa rumah yang dimiliki oleh Tn.I memenuhi syarat kesehatan baik
yakni : ventilasi, pencahayaan alami, lokasi, kepadatan hunian, lantai, dan polusi
udara. Hanya saja, saluran got dari rumah Tn.I perlu diperbaiki sehingga airnya
bisa mengalir dan tidak tergenang.
Adapun status kesehatan yang dimiliki oleh setiap anggota keluarga dalam
kondisi sehat dan didukung oleh lingkungan yang sehat pula. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kondisi rumah dengan kesehatan
seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

48

1.

Zainal. Pengertian Rumah Sehat. Available at: URL: http://zainal-a-fkm10.web.unair.ac.id/. Accessed 28 Februari, 2014.

2.

Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. Available at: URL:


http://www.lmbunika.com. Accessed 28 Februari, 2014.

3.

Erawan A. Beberapa Syarat Rumah Sehat. Available at: URL:


http://www.rumah.com/. Accessed 28 Februari, 2014.

4.

Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka


Cipta; 2007.

5.

Meidianti

S.

Rumah

Sehat.

Available

at:

URL:

sherlidankesling.blogspot.com. Accessed 28 Februari.

49

You might also like