Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS
Nama
: Tn.I
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
Pemeriksaan Fisis
II.
1)
Tinggi badan
: 157 cm
Berat badan
: 58 kg
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 86 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,7 0C
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
ANGGOTA KELUARGA
Identitas
Nama
: Ny.M
Umur
: 50 tahun
34
Jenis kelamin
: Perempuang
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubungan keluarga
: Istri
Pemeriksaan Fisis
2)
Tinggi badan
: 150 cm
Berat badan
: 65 kg
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 72 x/menit
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
Identitas
Nama
: An.Y
Umur
: 17 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Siswi
Hubungan keluarga
: Anak
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan
: 150 cm
Berat badan
: 59 kg
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
35
III.
Nadi
: 88 x/menit
Pernapasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36,7 0C
Kepala
Leher
Thorax
Cor
Abdomen
Ekstremitas
PROFIL KELUARGA
Bapak tersebut tinggal bersama istri dan 1 orang anaknya. Istrinya
dan istrinya juga bekerja sebagai wiraswasta (jual baju dipasar). Pendapatan
keluarga Tn.I dan Ny.M setiap bulannya cukup dan bisa untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari keluarganya dan biaya sekolah anaknya yang seorang diri.
Pasien ini tinggal di rumah pribadi yang terletak di jalan Baju Panasang 9
didaerah cendrawasih, Makassar. Rumah pasien dalam kondisi baik, tertata rapi
serta terawat. Sekitar rumah yaitu bagian samping kiri dan kanannya berbatasan
dengan rumah batu, dan berada di lingkungan perumahan yang sangat padat.
Peralatan rumah tangga lengkap, dan dua unit motor.
Kondisi rumah yang ditempati oleh Tn.I dan keluarga terbilang cukup
baik, dengan berbagai fasilitas yang dimiliknya. Kondisi rumah batu berlantai
tegel dengan 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, dan dapur. Ventilasi dan
pencahayaan cukup memadai meskipun banyak pepohonan disekitar rumah.
Jendela cukup memenuhi syarat dalam proses pertukaran udara. Peralatan rumah
36
tangga lengkap. Sumber air untuk kebutuhan mandi, mencuci dan memasak
diperoleh dari air yang didistribusikan oleh PDAM melalui pipa dari rumahkerumah.
V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Menurut Tn.I, dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
bermakna, hanya dirinya yang sering sakit kepala
baik dalam ruang lingkup rumah tangganya maupun anggota kelurga lainya.
Ditengah kesibukan seahari-hari, pasien selalu menyempatkan waktu untuk
berkumpul bersama anggota keluarganya. Dengan anggota keluarga yang lain,
tetap terjalin komunikasi yang baik dan cukup lancar.
VIII. LINGKUNGAN
Lingkungan tempat tinggal sudah cukup baik. Namun, tata pemukiman
disekitar rumah agak padat. Kebersihan lingkungan rumah terjaga, begitu juga
dengan lingkungan rumah para tetangga disekitar rumah Tn.I. Jalanan di depan
rumah dalam kondisi baik dan teraspal namun masih tergolong sempit.
37
Gambar 3. Dapur
38
Gambar 6. WC
BAB II
39
RUMAH SEHAT
I.
KEPMENKES
RI
NO.829/Menkes/SK/VII/1989,
II.
A. Bahan Bangunan
1. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang
yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk
rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang
penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah
pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak
berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan
dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang
basah dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.2, 3
2. Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi
tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih
baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka
lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan
ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.2
3. Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan, maupun di
pedesaan. Di samping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat
40
41
a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding, dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangan lainnya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari
gigitan nyamuk tersebut.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar
udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya dalam ruangan
rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut: 2
a. Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.
b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan.
c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandi/WC.
d. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau
exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
e. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya.
f. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.
C. Cahaya
42
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya
matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang
baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: 2, 3
a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya
15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu
diperhatikan dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi
genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian menutupnya dengan
pecahan kaca.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.
D. Luas Bangunan Rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia
di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan,
kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Kebutuhan
minimum ruangan pada rumah sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut: 2
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
44
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Di bawah ini adalah contoh variable dan nilai skor vatiabel rumah sehat yang
digunakan oleh Supraptini dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran Rumah
Sehat di Indonesia, Berdasarkan Analisis Data SUSENAS 2001 dan 2004.5
45
BAB III
PEMBAHASAN
Cek
1.
Lokasi
2.
3.
4.
5.
Skor
Ventilasi
a. ada ventilasi
b. tidak ada
46
6.
Air bersih
7.
8.
a. leher angsa
b. plengsengan
c. cemplung/cubluk
d. kolam ikan/sungai/kebun
e. tidak ada
Septic tank
9.
10.
a. sendiri
b. bersama
c. tidak ada
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
a. saluran tertutup
b. saluran terbuka
c. tanpa saluran
11.
Saluran got
a.
b.
c.
d.
12.
mengalir lancar
mengalir lambat
tergenang
tidak ada got
Pengelolaan sampah
a. diangkut petugas
47
13.
b. ditimbun
c. dibuat kompos
Polusi udara
14.
listrik, gas
minyak tanah
kayu bakar
arang/batu bara
Total
40
DAFTAR PUSTAKA
48
1.
Zainal. Pengertian Rumah Sehat. Available at: URL: http://zainal-a-fkm10.web.unair.ac.id/. Accessed 28 Februari, 2014.
2.
3.
4.
5.
Meidianti
S.
Rumah
Sehat.
Available
at:
URL:
49