Professional Documents
Culture Documents
Prociding 2012, Kesadaran Hukum
Prociding 2012, Kesadaran Hukum
ISSN : 2089-2144
1,
I.
PENDAHULUAN
ISSN : 2089-2144
desain industri sebagai bagian dari sistem Hak
Kekayaan Intelektual.
b. Bahwa Indonesia telah meratifikasi Agreement
Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia) yang mencakup Agreement on Trade
Related Aspect of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan
Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia.(Gautama,2000:. 1.) Sehingga perlu diatur
mengenai desain industri. Selain sebagai
pelaksanaan dan konsekuensi ikut sertanya
Indonesia dalam World Trade Organization,
Indonesia juga mempunyai kepentingan nasional
dengan diterimanya rancangan undang-undang ini.
Salah satunya adalah untuk memenuhi kewajiban
yang tertera dalam perjanjian World Trade
Organization dan Agreement on Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights yang
mengharuskan setiap peserta dalam World Trade
Organization, untuk mentaati dan menerima dalam
undang-undang tersendiri atau aturan lainnya secara
nasional segera ketentuan yang termaktub dalam
perjanjian Agreement on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights ini. Jadi, keikutsertaan
World Trade Organization mewajibkan Indonesia
sebagai anggota untuk mentaati dan memuat semua
ketentuan yang termasuk dalam persetujuan
Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights ini dalam tata peraturan perundangundangannya. Rancangan undang-undang ini
diharapkan akan meningkatkan harkat dan martabat
bangsa Indonesia, karena telah melaksanakan
kewajibannya
sebagai
anggota
masyarakat
internasional, World Trade organization berikut
peraturan-peraturan konvensi dan persetujuan
lainnya.
Di era pasar bebas dan terbuka sebagaimana
yang terjadi saat ini, membuat segala macam produk
barang maupun jasa tidak mengenal lagi batas negara
dan proteksi, yang diperlukan hanyalah profesionalisme,
efisiensi, produktifitas dan daya saing. Dalam era
tersebut hasil karya desainer harus mampu bersaing atau
mempunyai daya saing tinggi dengan produk-produk
desainer dari negara-negara lain.
Efisiensi dan daya saing tinggi hanya dapat
dicapai jika para desainer mengadakan berbagai
penyesuaian dan perubahan. Secara konkritnya pula para
desainer harus menyesuaikan diri dalam norma-norma
hukum internasional yang mengatur bidang desain baik
langsung maupun tidak langsung. Desainer harus
mampu mengidentifikasi masalah dan menganalisa dari
dampak ketentuan WTO yang berkaitan dengan desain.
Dalam kaitan dengan globalisasi perdagangan
Indonesia telah meratifikasi konvensi tentang
pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (World
Trade Organization ) yang mencakup pula persetujuan
tentang aspek-aspek dagang hak kekayaan intelektual
(Trade Related Aspects Of Intellectual Property Rights/
2|
ISSN : 2089-2144
desain industri dikategorikan sebagai karya cipta, rasa
dan karsa (budaya). (OK. Saidin, 2004 :469)
Sebenarnya perbedaan antara hak cipta dengan
desain industri memang sama-sama memiliki unsur
estetika bukan satu-satunya unsur. Hak cipta
menekankan pada unsur seni dan estetika, sedangkan
desain industri tidak hanya pada kesan estetis tetapi pada
unsur dapat diproduksi secara terus menerus proses
produksi dapat dikatakan merupakan inti yang
membedakan desain industri dengan hak cipta unsur lain
yang menjadi ciri adalah bahwa hak desain cenderung
berkaitan dengan estetika produk aspek kemudahan atau
keamanan dalam penggunaan produksi yang dihasilkan
sehingga memberikan sumbangan yang berarti untuk
kesuksesan pemasaran barang tersebut. Dengan kata
lain desain industri melindungi ciptaan seni pakai
sedangkan hak cipta dimaksudkan untuk melindungi
ciptaan seni murni (Patrick Keyzer, 1998:14)
Desain industri merupakan bagian dari hak
kekayaan intelektual Indonesia yang dikelompokkan
dalam bidang teknologi tetapi dibedakan dari paten
karena desain industri:
1. Tidak memerlukan isyarat langkah inventif
(inventive step)seperti pada paten
2. Mengutamakan keahlian/keterampilan kerja
yang bersifat seni(skill and artistic work)
3. Cenderung mengikuti mode musiman yang
distandardisasi
(standardized
seasonal
fashion)
4. Mewajibkan
pendesainan
mengarahkan
1(satu) contoh desain indsustri untuk
disimpan sesuai dengan ketentuan the Haque
Agreement london industrial designs
(Abdulkadir Muhammad 2001:268)
2.4 Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Desain Industri
Pada hakekatnya perlindungan terhadap hak
kekayaan intelektual dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan
antara
kepentingan
masyarakat
sebagaimana prinsip-prinsip yang berlaku dalam hak
kekayaan intelektual, perlindungan terhadap desain
industri juga didasarkan pada beberapa prinsip antara
lain (Sunaryati Hartono 1982:124):
1. Prinsip keadilan (the principle of natural
justice)
Seseorang atau sekelompok orang yang telah
menciptakan sesuatu. Berhak mendapatkan
imbalan atas ciptanya imbalan tersebut dapat
merupakan materi, seperti penghargaan dan
pengakuan atas hasil karyanya, juga rasa
aman karena mendapat perlindungan.
2. Prinsip ekonomi (The economic argument)
Hak desain industri merupakan suatu bentuk
kekayaan bagi pemiliknya. Dari kepemilikan
hak tersebut seseorang dapat memperoleh
keuntungan ekonomis misalnya dalam bentuk
pembayaran royalti.
3. Prinsip kebudayaan (The cultural argument)
|3
ISSN : 2089-2144
Pengakuan atas kreasi, karya, karsa dan cipta
manusia yang diberlakukan dalam sistem.
Hak kekayaan intelektual adalah suatu usaha
yang tidak dapat dilepaskan sebagai
perwujudan suasana yang diharapkan mampu
membangkitkan semangat dan minat untuk
mendorong melahirkan ciptaan baru.
ISSN : 2089-2144
Adanya peningkatan aktivitas daya inovasi untuk
menciptakan produk-produk desain baru, ditinjau secara
ekonomis juga akan membantu meningkatkan
kualitas/mutu dari produk suatu industri, mengingat
kwalitas mutu suatu produk disamping ditentukan oleh
faktor bahan baku atas produk industri, faktor proses
pembuatan atas suatu produk industri, juga ditentukan
oleh hasil desain dad karya pendesaian atas suatu
produk industri. Dengan meningkatnya kualitas/mutu
suatu produk industri secara langsung akan berpengaruh
pada peningkatan daya saing atas produk industri
tersebut. Suatu produk industri akan mempunyai daya
saing tinggi jika produk industri itu mempunyai
kemampuan memasuki pasar (baik dalam negeri
maupun luar negeri) dan kemampuan untuk dapat
bertahan dalam pasar tersebut.
Apabila kondisi tersebut dikaitkan dengan
penggunaan hak desain industri oleh masyarakat
pengrajin di kawasan industri keramik Dinoyo.
Terlihat bahwa pada umumnya masyarakat pengrajin
belum menyadari bahwa perlindungan hukum atas suatu
karya desain sebagaimana tertuang dalam UndangUndang No. 31 Tahun 2000 tentang Hak Desain Industri
akan berdampak pada peningkatan daya saing atas suatu
produk kerajinan, dan akan berdampak pula pada
kelanggengan suatu usaha kerajinan. Sebab dengan
dilindunginya suatu karya desain kerajinan, pada
dasarnya akan memberikan suatu hak monopoli atas
suatu
karya
desain
kerajinan
dari
pendesaian/desainer kerajinan. Dengan adanya hak
monopoli ini tentunya para pendesain/desainer
kerajinan akan mendapatkan keuntungan monopolitis
sebagai imbalan dari usaha menciptakan suatu karya
desain kerajinan. Sehingga pada akhirnya karena
adanya perlindungan hukum atas hak desain
kerajinan akan mendorong para desainer kerajinan
untuk selalu berinovasi sekaligus juga merangsang
para pengrajin lain untuk menjadi inovatorinovator/pendesain/desainer baru.
4.3 Manfaat Yang Akan Diperoleh Pengrajin
Keramik Dinoyo Malang dengan Menggunakan
Desain Industri
Dibentuknya UU Desain Industri pada intinya
bertujuan mendorong kreasi dan inovasi masyarakat
untuk terciptanya suatu karya desain dengan cara
mempromosikan perlindungan hukum atas penciptaan
tersebut. Dalam UU Desain Industri, hal menjadi
pertimbangan utama sebagaimana terjabar dalam
konsiderans dan penjelasan umum Keanekaragaman
budaya yang dipadukan dengan upaya untuk ikut serta
dalam globalisasi perdagangan dengan memberikan
pula perlindungan hukum terhadap desain industri
akan mempercepat pembangunan industri nasional.
Tanpa adanya perlindungan hukum, para
pesaing dapat meniru desain orang lain tanpa harus
mengeluarkan biaya untuk proses penciptaannya.
Dengan cara demikian, barang yang merupakan tiruan
desain baru tersebut dapat dijual dengan harga
semurah-murahnya. Hal ini berarti merampas
kesempatan pendesain asli untuk memperoleh
keuntungan dari jerih payahnya membuat suatu ciptaan.
|5
ISSN : 2089-2144
Perlindungan hak-hak ekonomi (economic
rights) dan hak moral (moral rights) yang diberikan UU
tersebut searah dengan gagasan dalam konstitusi atau
UUD 1945. Dilihat dari perspektif filosofi negara
Indonesia regulasi mengenai dua hal tersebut
merupakan upaya mempromosikan hak-hak bangsa
Indonesia di bidang sosial ekonomi. Secara ekonomi,
perlindungan economic rights dimaksudkan untuk
memberikan keuntungan finansial bagi pedesain, tapi
adanya perlindungan hukum, maka pesaing dapat
meniru rancangan tanpa harus mengeluarkan biaya
untuk mendisain peniruan ini dapat merampas
kesempatan pendisain untuk mendapat insentif finansial
guna menciptakan desain baru.
Oleh karena itu, UU Desain Industri
mengupayakan agar manfaat ekonomis dapat diterima
oleh yang berhak dan memberikan rangsangan bagi
tumbuhan kreatifitas. Disamping itu perlindungan
terhadap desain industri juga akan mendorong
penanaman modal dan kemajuan industri negara secara
umum.
Dari sisi sosial budaya, moral rights merupakan
perlindungan nilai-nilai keberadaan manusia Indonesia
sebagai manusia beradab yang diharapkan mampu
menghargai jerih payah dan hasil karya yang menjadi
hak orang lain, pengaturan desain industri diharapkan
mampu menjadi landasan bagi pemberian perlindungan
yang efektif terhadap ancaman berbagai bentuk
penjiplakan, pembajakan atau peniruan desain.
V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1 Kesimpulan
1. Pada umumnya di dalam masyarakat
pengrajin di kawasan industri keramik
Dinoyo dalam menggunakan hak desain
industrinya masih mengalami kendala
budaya, dimana masyarakat pengrajin dalam
hidupnya masih berpegang teguh pada nilainilai
budaya
jawa
traditional
yang
melingkupinya. Disamping itu juga dalam
menggunakan hak desain industri masih
terbatas
pada
perilaku
kebutuhan
ekonomisnya belum mengarah pada perilaku
kebutuhan perlindungan hukumnya.
2. Pengaturan dibidang disain industri menurut
para pendesain/desainer kerajinan di Daerah
Kawasan Industri Keramik Dinoyo, kurang
memberikan motivasi atau berdampak pada
peningkatan kreatifitas, kualitas dan daya
saing atas produk kerajinannya. Baginya
penciptaan karya desain kerajinan di dalam
proses pembuatan produksi
kerajinan
merupakan suatu tuntutan pasar yang harus
dipenuhi apabila usaha kerajinannya tetap
langgeng. Di sini para pendesaian, desainer
kerajinan belum melekatkan sistem desain
industri sebagai bagian dari strategi bisnis,
karena hal itu dianggap sebagai hukum
yang tidak berkaitan dengan kepentingan
bisnis.
6|
ISSN : 2089-2144
dan
Kritik
Peraturan-peraturan :
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
Desain Industri
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2001 tentang
Perubahan II atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen
Kehakiman.
Keputusan Direktur Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual Nomor 1/1/08 PR.07.10 Tahun 2000
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Penerimaan
Permohonan Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual
melalui Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
|7