You are on page 1of 39

PROSEDUR MENERIMA BAYI YANG

BARU MASUK

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

No. Dokumen
03/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
26/05/2016

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan
Direktur RS.Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara atau prosedur menerima bayi yang baru masuk ke
ruang neonati agar bayi memperoleh pelayanan dengan baik,
teratur sesuai kebutuhan

II. Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Dokter, Bidan dan Bidan


dalam menerima bayi yang baru masuk sesuai prosedur

III. Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
Di kamar tindakan

Meja / tempat
tidur dalam keadaan siap pakai

Timbangan bayi
/ anak

Termometer

Spygnomanome
ter bayi / anak

Stetoscope anak

Perangkat
pertolongan dalam keadaan darurat :
Tabung oksigen lengkap dengan
slang yang siap pakai
Alat penghisap lendir lengkap
Obat obat injeksi .

Perangkat pemberian infus :


Cairan infus
Infus set bayi (mikrodrip)
Abocath
Standart infus

IV. Persiapan

V.Prosedur.

V.

Unit terkait

2. Menerima pasien dan memeriksa identitas bayi


Tanda pengenal
Jenis kelamin
Nomor medical record (RM)
ibu dan bayi
Nama ibu dan ayah
Alamat orang tua
Berita acara serah terima bayi
1. Memeriksa kelengkapan catatan medik, termasuk sidik
jari kaki bayi, dan sidik jari tangan ibu
2. Membaringkan bayi di tempat tidur
,memeriksa fisik bayi secara lengkap
3. Menimbang bayi, dan hasilnya catat pada catatan
kebidanan
4. Membersihkan atau kalau perlu ganti pakaian atau
popok bayi, kemudian bayi dimiringkan di tempat tidur
dalam posisi sesuai kebutuhan.
5. Memberi penjelasan pada orang tua atau keluarga
tentang :
Keadaan fisik bayi secara
keseluruhan (terutama bila dijumpai cacat)
Tindakan yang sudah dilakukan
dan akan dilakukan
6. Mengobservasi keadaan umum (tanda vital) dan warna
kulit secara teratur (setiap 2 jam sekali selama 5 jam
pertama dan 4 jam sekali dan seterusnya)
7. Mencatat semua hasil observasi, tindakan pada catatan
kebidanan.
8. Cuci tangan, bereskan alat alat dan kembalikan pada
tempatnya.
1. Kamar bayi
2. Kamar bersalin
3. IGD

PROSEDUR MENYIAPKAN
TEMPAT TIDUR BAYI.

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

II.

Tujuan

III. Kebijakan
IV.

Persiapan

No. Dokumen
04\MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
26/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara dalam menyiapkan tempat tidur bayi dengan segala
perlengkapan yang tempat tidur bayi siap pakai.
Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam
menyiapkan tempat tidur bayi sesuai prosedur
Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
1. Tempat tidur
2. Sprei
3. Perlak
4. Stik laken
5. Selimut
6. Sarung bantal

V.Prosedur

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
VI.Unit Terkait

Mendekatkan alat alat tenun ke tempat tidur


Mencuci tangan
Kasur dibalik dan diratakan
Sprei (laken) dengan ketentuan : garis tengah lipatannya
harus tepat di tengah kasur, bagian atas sprei
dimasukkan di bawah kasur, demikian juga sprei bagian
kaki, setelah itu ditarik
Memasang perlak dan stik laken
Memasang selimut pada bagian bawah tempat tidur
Mengganti sarung bantal yang baru kemudian letakkan
bantal di bagian kepala
Mencuci tangan

Kamar Bayi
Ruang bersalin

PROSEDUR
RAWAT GABUNG

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
04\MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
02/04/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur Utama

dr. Alpin Hoza. MM

I.

Pengertian

Bayi baru lahir ditempatkan bersama ibunya dalam suatu


ruangan yang bertujuan agar bayi segera mendapat colostrum /
ASI, bayi memperoleh stimulasi dini terhadap mental dan
meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi, ibu segera
mendapat informasi dan pengalaman cara merawat bayi baru
lahir serta bayi bisa mendapat ASI setiap saat .

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


melakukan rawat gabung terhadap bayi dan ibu sesuai prosedur

III.Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.Prosedur
1.

8.

Setelah ibu diobservasi kala IV di VK petugas VK


memindahkan ibu ke ruang rawat inap Kebidanan yang
sudah tersedia
Bidan ruangan menjelaskan pada ibu dan keluarga tujuan
rawat gabung
Mensosialisasikan sarana dan fasilitas ruang rawat
kebidanan ibu dan bayi.
Memberikan informasi atau petunjuk cara dan tehnik
menyusui
Memberikan dan memotivasi cara merawat payudara,
merawat bayi, merawat tali pusat dan cara
memandikannya
Memotivasi pemberian ASI
Memastikan ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang
diberikan.
Mencuci tangan dan permisi meninggalkan ruangan

1.
2.

Ruang Bayi
Ruang VK

2.
3.
4.
5.
6.
7.

V.Unit Terkait

PROSEDUR MENGUKUR

BERAT BADAN BAYI

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

II.

Tujuan

III. Kebijakan
IV.

Persiapan

No. Dokumen
04\MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
27/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS.Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara mengukur berat badan bayi dengan mempergunakan
timbangan berat badan khusus untuk bayi yang bertujuan untuk
mengetahui berat badab bayi, mengetahui kenaikan berat
badan bayi sesuai dengan usia dan membantu Dokter dalam
menentukan dosis obat bayi.
Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam
mengukur berat badan bayi sesuai prosedur
Surat Keputasan Direktur Rumah
sakit Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
1.Timbanganbayi.
2.Alas timbangan.
3.Alat tulis dan catatan.

V.Prosedur
1. Mencuci tangan
2. Membawa timbangan dan meletakkan pada yang bidang
datar
3. Memastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol
4. Mengangkat bayi dari tempat tidur dalam keadaan
telanjang dan tidurkan di atas timbangan dalam keadaan
telentang
5. Melihat jarum menunjukkan angka berapa (hasil berat
badan)
6. Mencatat pada catatan kebidanan hasil berat badan
7. Mengangkat bayi dari timbangan dan dipakaikan baju,
rapikan tempat tidur
8. Membersihkan timbangan dan mengembalikan pada
tempatnya
9. Mencuci tangan
IV .Unit Terkait

Ruang Bayi
Ruang Bersalin

PROSEDUR MENGUKUR
PANJANG BADAN BAYI
DAN TINGGI BADAN

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

II.

Tujuan

III. Kebijakan
VI.Persiapan

No. Dokumen
07/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
27/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara mengukur panjang badan bayi dan tinggi badan
dengan menggunakan alat pengukur untuk mengetahui panjang
badan bayi dan tinggi badan .
Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam
mengukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak sesuai
prosedur
Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan Ponek
1.Pita meter
2.Alat tulis.

IV.

Prosedur
:
Bayi dibaringkan dala posisi sesuai kebutuhan
Mendekatkan peralatan ke pasien
Mencuci tangan
Menyiapkan alat pengukur
Membaringkan bayi secara telentang tanpa dibedong
dengan kedua diluruskan
Mengukur panjang badan mulai dari ujung kepala
sampai ke tumit dan hasilnya catat pada catatan
kebidanan
Mengangkat bayi dari tempat pengukuran dan
dipakaikan bedong dan dibaringkan di box / tempat
tidur dengan posisi yang nyaman
Merapikan alat alat
Men cuci tangan

V.

Unit terkait

Ruang bayi
Ruang bersalin

PROSEDUR MENGHITUNG
PERNAFASAN PASIEN BAYI

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

No. Dokumen
08/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
28/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS.Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara menghitung jumlah pernafasan (inspirasi dan
ekspirasi) dalam 1 menit

II.

Tujuan

III. Kebijakan

VI . Persiapan alat.

IV.

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


menghitung pernafasan pasien bayi sesuai prosedur
Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
1. Arloji tangan yang ada jarum detiknya
2. Catatan kebidanan
3. Alat tulis
Menjelaskan kepada orang tua / keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan

Prosedur

V.

Uterkait

Bayi :
Menyiapkan peralatan di dekat pasien
Mencuci tangan
Membuka baju, penghitungan pernafasan dalam satu
menit, hasilnya dicatat dalam catatan kebidanan
Merapikan pasien, beri posisi tidur yang
menyenangkan
Mencuci tangan

1.Ruangan bayi
2.Ruang bidanan nifas

PROSEDUR MENGUKUR SUHU


BADAN PASIEN BAYI

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

II.

Tujuan

III. Kebijakan

IV.

No. Dokumen
09/MDGS/5V/2016
Tanggal Terbit
28/05/2016

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara mengukur suhu badan bayi
dengan
menggunakan termometer untuk mengetahui suhu badan
bayi , membantu menegakkan diagnosa dan melakukan
tindakan kebidanan
Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / dalam
menghitung mengukur suhu badan pasien bayi sesuai
prosedur

Surat Keputasan Direktur Rumah sakit Nomor:


01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

Persiapaan

V .Prosedur.

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan
Direktur RS.Vita Insani

Termometer
Vaseline
Nierbekken
Kapas cebok
Kasa / tissue
Catatan kebidan

Menyiapkan peralatan di dekat pasien


Men cuci tangan
Membaringkan bayi dalam posisi terlentang atau
dimiringkan agar anus mudah dicapai
Membuka popok bayi, daerah anus dibersihkan
dengan kapas cebok. Lalu buang ke nierbekken
Memeriksa termometer, apakah air raksa tepat
pada angka nol kemudian dilap dengan tissue
lalu ujungnya diolesi vaseline. Selanjutnya
termometer dimasukkan melalui anus sampai
batas air raksa kira kira 2 cm
Setelah 3 5 menit, termometer dicabut dan
langsung dibaca hasilnya kemudian dicatat pada
catatan kebidanan
Memasang popok kemudian baringkan bayi
dalam posisi yang menyenangkan
Membersihkan termometer pada air mengalir,
lap kemudian masukkan kepada tempatnya yang

V.

Unit terkait

berisi cairan desinfektan, kemudian kembalikan


pada tempatnya
Mencuci tangan
Membuat grafik suhu pada formulir yang
tersedia
Ruangan bayi

PROSEDUR MENGUKUR LINGKAR

KEPALA BAYI

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
09/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
28/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS.Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara mengukur lingkaran kepala bayi
dengan
menggunakan pita pengukur untuk mengetahui besarnya
lingkaran kepala bayi untuk mendeteksi pertumbuhan
selanjutnya.

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / dalam mengukur


lingkar kepala bayi sesuai prosedur

III.

Kebijakan

IV.

Persiapan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/VI.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
Alat :
1. Pita pengukur
2. Catatan kebidanan

V.Prosedur.

V.

Unit terkait

1. Membawa peralatan ke dekat pasien


2. Mencuci tangan
3. Membaringkan bayi dalam posisi terlentang dalam keadaan
tenang
4. Mengukur kepala anak dengan cara : pita pengukur
dilingkarkan pada kepala bayi / anak bagian yang paling
menonjol. Bidan satu lagi dengan mengusahakan anak tidak
bergerak, memperhatikan hasil pengukuran kepala
5. Mencatat hasil pengukuran kepala pada catatan kebidanan
6. Merapikan bayi, beri posisi tidur yang menyenangkan
7. Merapikan alat dan kembalikan pada tempatnya
8. Mencuci tangan
1. Kamar bayi
2. Kamar bersalin

PRO
SEDUR MENGHITUNG
DENYUT NADI BAYI

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

II.

Tujuan

III.

Kebijakan

IV.

Persiapan

V .Prosedur.

No. Dokumen
10/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
29/05/2016

No. Revisi
00

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur Utama

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara menghitung denyut nadi bayi melalui perabaan arteri
radialis, arteri temporalis, ubun ubun yang belum menutup
untuk mengetahui denyut nadi dalam satu menit
Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan dalam menghitung
denyut nadi bayi sesuai prosedu
Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/VI.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
1. Arloji tangan yang mempunyai penunjuk detik
2. Catatan kebidanan

1.
2.
3.
4.

Mencuci tangan
Membaringkan bayi dalam posisi terlentang
Menghitung nadi dari tangan / kaki
Meraba arteri dengan jari telunjuk danjari tengah
sambil menghitung denyut nadi selama 1 menit
5. Mencatat hasilnya pada catatan kebidanan dan buat
grafik
6. Merapikan bayi dan dibaringkan dengan posisi yang
menyenangkan
7. Mencuci tangan

VI.Unit terkait

Ruang Bersalin
Ruang Bayi.

PROSEDUR MEMANDIKAN
PASIEN BAYI

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

II.

Tujuan

III.

Kebijakan

No. Dokumen
11/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
29/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/3
Ditetapkan
DirekturRS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa sisa lemak
serta keringat, menhilangkan bau badan, merangsang
peredaran darah, mencegah infeksi kulit dan memberikan rasa
nyaman dengan menggunakan minyak / air bersih atau dengan
cara memasukkan atau mencelupkan tubuh bayi ke dalam air.
Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam
memandikan pasien bayi / anak sesuai prosedur
Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.

Persiapan
1 Bak madi yang suddah dibersihkan.
1. Handuk mandi
2. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
3. Waslap sekurang kurangnya dua buah
4. Sabun mandi dalam tempatnya
5. Kapas lembab (yang diseduh dengan air mendidih)
dalam tempatnya
6. Kapas kering dalam tempatnya
7. Kapas alkohol dalam tempatnya
8. Minyak bayi (baby oil)
9. Ember tertutup untuk pakaian kotor
10. Tempat sampah tertutup
11. Perlengkapan pakaian bayi (baju, popok, gurita)
12. Dua buah baskom berisi air hangat

V.

Prosedur
1.
2.
3.
4.

Memakai pakaian khusus (skort)


Menutup pintu dan jendela bila perlu
Membuka pakaian bayi
Mengangkat bayi ke meja mandi dan diletakkan pada
posisi yang nyaman
5. Membersihkan mata bayi dengan kapas lembab dengan
cara menghapus mulai dari bagian dalam dan selanjutnya
mengarah ke luar. Setiap kali usapan kapas diganti. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kontaminasi antara mata satu
dengan yang lain
6. Membersihkan telinga dengan kapas pembersih, setiap kali
usapan kapas harus diganti

7. Melap muka dengan waslap setelah bersih dikeringkan


dengan handuk. Pada saat membersihkan muka,
pemakaian sabun tidak dianjurkan, karena soda sabun
dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit muka bayi
8. Kemudian kepala bayi diletakkan di atas tangan kiri Bidan
secara hati hati. Lalu disabun dan dibersihkan memakai
9 waslap. Pada saat menyabun, kepala bayi dijaga agar sabun
tidak mengenai mata, karena dapat menimbulkan mata pedih
dan iritasi. Setelah sabun bersih, kepala dikeringkan dengan
handuk.
10Bidan membuka pakaian bayi, lalu tangan, badan dan kaki
disabun dan dibersihkan dengan waslap basah
9. Menyabuni punggung dengan menelungkupkan /
memiringkan bayi selama menyabun punggung, dada dan
leher bayi harus selalu berada di atas lengan kiri Bidan.
Bidan memegang lengan kanan bayi secara erat.
10. Menyeka punggung dengan waslap basah. Sabun harus

betul betul bersih dari semua bagian tubuh, terutama


pada daerah lipatan, karena soda sabun dapat
menimbulkan rasa gatal dan iritasi.
11. Membersihkan bokong dan daerah perineum paling akhir.
Genitalia dibersihkan dari bagian depan menuju bagian
bagian belakang untuk mencegah kontaminasi kotoran dari
anus, dan harus betul betul diperhatikan mengingat
daerah ini sering basah dan kotor.
12. Setelah bersih, tubuh bayi dikeringkan dengan handuk dan
selanjutnya diberi talk
13. Merawat tali pusat dan daerah sekelilingnya.
14. Mengolesi kulit yang terlalu kering dengan minyak baby ,
setelah itu pakaian dipasang.
Mandi rendam :
1. Memakai pakaian khusus (skort)
2. Menutup pintu dan jendela bila perlu
3. Mencuci tangan mulai dari telapak tangan sampai siku
4. Membuka pakaian bayi
5. Sebelum memasukkan bayi ke dalam bamandi, wajah,
mata, telinga, leher, kepala bayi dibersihkan terlebih
dahulu dengan menggunakan waslap basah
6. Memasukkan bayi di dalam baskom / ember mandi dengan
posisi punggung atas bayi terletak di atas lengan Bidan.
Sedangkan tangan Bidan memegang erat pangkal lengan
bayi
7. Membersihkan badan bayi dengan menggunakan waslap
terutama daerah lipatan
8. Setelah bersih, bayi diangkat dari bak mandi
dan
dikeringkan dengan handuk
9. Merawat tali pusat dan daerah sekitarnya
10. Kulit bayi yang terlalu kering, diolesi minyak baby
selanjutnya pakaian bayi dipasang / dikenakan
11. Membaringkan bayi dengan posisi sesuai dengan
kebutuhan.
12. Membereskan alat alat dan dikembalikan ke tempat
semula
13. Mencuci tangan
VI.

Unit terkait

Ruangan bayi

Ruang bersalin
Ruang bayi.
VII.

Unit Terkait

PROSEDUR MERAWAT
TALI PUSAT BAYI

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
12/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
29/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
DirekturRS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara memberikan bidanan terhadap tali pusat pada bayi
untuk mencegah terjadinya infeksi, mempercepat proses
pengeringan tali pusat dan mempercepat terlepasnya tali pusat.

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


merawat tali pusat pada bayi sesuai prosedur

III.

Kebijakan

IV.

Persiapan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
Persiapan alat :
1. Alkohol 70%, bethadine 10% dalam tempatnya
2. Kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnya
3. Korentang dalam tempatnya
4. Perlengkapan pakaian bayi (gurita, popok, baju dan
lain - lain)
5. Pengikat tali pusat
6. Aquadest steril
7. Gunting verband

V.

Prosedur

VI.

Unit Terkait

1. Mencuci tangan
2. Kasa pembungkus tali pusat dibuka pelahan..
3. Membersihkan tali pusat dengan kapas alkohol mulai dari
ujung sampai pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya
dengan diameter 2 cm
4. Mengolesi tali pusat dengan bethadine atau obat
sejenisnya dengan cara yang sama seperti di atas
5. Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan kasa steril .
6. Pakaian bayi dikenakan dan selanjutnya dirapikan.
Kemudian bayi dibaringkan dengan posisi sesuai
kebutuhan.
7. Mencuci tangan
8. Perhatian :
a. Bidanan tali pusat dilakukan secara rutin setiap
selesai mandi dan sewaktu waktu bila diperlukan
b. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan
kering dan bersih untuk mencegah infeksi
c. Dilarang menggunakan plester biasa sebagai penutup
/ fiksasi tali pusat
1.

Kamar bayi

PROSEDUR BAYI DISUSUKAN


LANGSUNG PADA IBUNYA

Standar Prosedur
Operasional
I.

II.

Pengertian

No. Dokumen
14/MDGS/V/2016
Tanggal Terbit
30/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara memberi ASI pada bayi dengan cara langsung
menyusukan dari ibunya untuk memenuhi kebutuhan tubuh
akan zat makanan, cairan dan elektrolit. Menjalin hubungan
batin antara ibu dan bayi, meningkatkan daya tahan tubuh serta
mencegah terjadinya infeksi.

IV.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


menyusukan bayi secara langsung kepada ibu sesuai prosedur

VI.

Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

VIII. Persiapan

Persiapan alat :
1. Kapas pembersih dalam tempatnya
2. Nirbekken

VI. Prosedur
1.
Mencuci tangan
2. Membawa bayi dan diberikan pada ibunya
3. Ibu disiapkan pada posisi duduk yang nyaman
4. Memeriksa air susu ibu, apakah berproduksi dengan baik
atau tidak
5. Membersihkan puting susu dan sekitarnya dengan kapas
pembersih
6. Bayi disusukan dengan cara bergantian, payudara kiri dan
kanan selama masing masing selama sepuluh menit
7. Bila pemberian ASI pertama kali diberikan payudara kiri,
maka pemberian selanjutnya dengan payudara kanan
dilakukan secara bergantian
8. Selesai menyusui, mulut bayi dibersihkan dengan kapas
pembersih
9. Puting susu dan sekitarnya dibersihkan kembali dengan
kapas pembersih
10. Mengangkat bayi dan tengkurapkan di bahu atas Bidan /
ibunya sambil tepuk tepuk sekitar punggungnya agar
bersendawa
11. Merapikan bayi dan ibu
12. Membaringkan bayi secara terlentang atau tengkurap dan
kepala dimiringkan.
13. Membersihkan alat alat dan dikembalikan ke tempat
semula
14. Mencatat pemberian ASI dalam lembaran catatan
kebidanan
15. Perhatian :
Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Hindarkan terjadinya bayi tertukar, untuk ini
perhatikan identitas bayi
Hindarkan hidung bayi tertutup payudara pada waktu
menyusui
Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi ketika ibu
menyusui sambil berbaring, misalnya ibunya tertidur
sehingga hidung bayi tertutup

VII.

Unit Terkait

1.
2.

Ruang bayi
Ruang Nifas

PROSEDUR MEMBERI MINUM PADA


BAYI DENGAN MENGGUNAKAN
BOTOL SUSU

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
15/MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
01/06/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara memberi ASI pada bayi dengan cara memberi minum
ASI atau susu buatan dengan menggunakan botol susu untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan dan
elektrolit.

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


memberi minum pada bayi dengan menggunakan botol susu
sesuai prosedur

III.

Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.

Persiapan

Persiapan alat :
1. Botol dan dot bertutup steril yang telah berisi susu
2. Air matang dalam tempatnya
3. Sendok teh
4. Alas bayi / lap
1.ruangan bayi
2.ruang bidanan nifas

VI.unit terkait

PROSEDUR MEMBERI MINUM


PADA BAYI DENGAN CARA
MENGGUNAKAN SENDOK

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
16/MDGS/IV/2016
Tanggal Terbit
05/04/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur Utama

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara memberi ASI pada bayi dengan cara memberi minum
ASI atau susu buatan dengan menggunakan sendok untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan, cairan dan
elektrolit.

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


memberi minum pada bayi dengan menggunakan sendok
sesuai prosedur

III .Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV .Persiapan alat.

V.Prosedur.

VI.Unit terkait.

1.
2.
3.
4.

:
Sendok dalam keadaan bersih
Susu dalam tempatnya
Air matang dalam tempatnya
Alas dada / lap

1. Mencuci tangan
2. Pasang alas pada bayi
3. Bayi dipangku dengan posisi kepala lebih tinggi dari
badan
4. Suhu susu diperiksa dengan cara meneteskan susu di
punggung tangan Bidan
5. Suhu susu yang baik adalah yang hangat hangat kuku.
Bayi diberi minum sedikit demi sedikit dengan rasa kasih
sayang dan penuh perhatian
6. Selesai pemberian susu, bayi diberi air matang secukupnya
untuk membilas sisa susu dalam mulut, selanjutnya mulut
bayi dibersihkan dengan kapas pembersih
7. Bayi diangkat kemudian ditelungkupkan di bahu Bidan
sambil ditepuk tepuk sekitar punggungnya agar
bersendawa
8. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala dimiringkan
9. Catat jumlah susu yang diberikan pada lembaran catatan
Bidan
10. Mencuci tangan

1. Ruang bayi
2. Ruang Nifas

PROSEDUR MENGGANTI
POPOK PASIEN BAYI

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
17/MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
02/06/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani
dr. Alpin Hoza. MM

I.

Pengertian

Tata cara dalam menukar popok bayi yang sudah basah atau
kotor dengan popok yang bersih dan kering untuk memberikan
rasa nyaman dan mencegah iritasi serta infeksi.

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan dalam memberi


minum pada bayi dengan menggunakan sendok sesuai
prosedur

III.

Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.

Persiapan alat.
1. Perlengkapan pakaian bayi (popok, gurita, baju dan lain
- lain)
2. Kain pengalas bayi
3. Kapas pembersih cebok dan tempat kapas kotor
4. Baby oil, waslap, air hangat dalam tempatnya
5. Ember bertutup untuk pakaian kotor

V.

Prosedur

1.
2.
3.
4.

Mencuci tangan
Memakai pakaian khusus (skort)
Membuka / menanggalkan popok basah / kotor
Membersihkan bokong bayi dengan kapas, kemudian
dilap dengan waslap hangat kemudian dikeringkan dan
olesi dengan baby oil
5. Memasang popok bersih dan bila perlu baju bayi
diganti
6. Merapikan bayi, dibaringkan kembali dalam posisi
sesuai kebutuhan
7. Membersihkan alat alat, dibereskan dan dikembalikan
ke tempat semula
8. Mencuci tangan

VI.

Unit Terkait

Ruang Bersalin
Ruang Bayi.

PROSEDUR MENOLONG
PASIEN BAYI BAK / BAB

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
19/MDGS/IV/2016
Tanggal Terbit
03/06/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara menolong bayi yang akan buang air kecil / buang air
besar (BAK / BAB) di tempat tidur untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi anak dan mengetahui adanya kelainan
pada urin atau feses.

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Dokter, bidan / bidan dalam


menolong pasien anak BAK / BAB sesuai prosedur

III.

Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.

Persiapan alat

1. Perlengkapan cebok dalam keadaan siap pakai


2. Baskom berisi air
3. Kapas cebok dalam tempatnya

V.

Prosedur

1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat alat
3. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan kemudian
bagian yang terbuka ditutup dengan selimut atau kain
penutup
4. Genitalia dibersihkan dengan kapas cebok.
5. Pasien dimiringkan, tangan kiri Bidan membuka bagian
bokong pasien dan tangan kanan membersihkan anus
dengan kapas cebok dan air.
6. Selanjutnya kapas cebok dibuang ke dalam pispot,
pembersihan ini dilakukan beberapa kali sampai anus
bersih
7. Setelah pasien selesai BAB, pispot diangkat kemudian
ditutup dan diturunkan
8. Bokong pasien dikeringkan dengan kain pengalas
9. Setelah selesai, pasien dirapikan, peralatan dibersihkan
dan dikembalikan ke tempat semula
10. Pintu dan schrem (sampiran) dibuka kembali
11. Mencuci tangan
12. Catat pada catatan kebidanan : jenis, bau dan warna

VI.

Unit terkait

1. Ruang bayi
2. Ruang Anak

PROSEDUR MEMBERI MAKAN


PADA PASIEN ANAK

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
20/MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
04/06/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara menolong memberi makan pada anak untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, zat makanan, cairan dan
elektrolit tubuh

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


memberi makan pada pasien anak sesuai prosedur

III.

Kebijakan

IV.

Persiapan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
Persiapan alat :
1. Seperangkat alat makan / minum dalam keadaan siap
pakai sesuai kebutuhan
2. Makanan yang telah disiapkan, sesuai program
pengobatan / kebutuhan

V.

Prosedur

Persiapan pasien
1. Melakukan pendekatan pada anak / keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan, sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi
2. Pasien dirapikan
3. Lingkungan pasien disiapkan agar bersih dan rapi
1. Bidan mencuci tangan dan menyiapkan alat makan
2. Pasien diberitahu dan disiapkan untuk makan sesuai
kondisinya
3. Makanan dan perlengkapan lainnya didekatkan pada
pasien
4. Pasien diingatkan untuk memulai dengan berdoa terlebih
dahulu sesuai agama dan kepercayaan pasien
5. Pasien dipersilahkan makan / minum dan dibantu bila
perlu
6. Selesai makan, mulut pasien dan sekitarnya dibersihkan
serta dirapikan
7. Alat alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula
8. Catat macam dan jumlah makanan yang dimakan pasien
dalam lembaran catatan kebidanan
9. Bidan cuci tangan
10. Perhatian :
Sebelum makanan diberikan, periksa dulu apakah
makanan sesuai dengan nama pasien, jenis diitnya
sesuai dengan program pengobatan
Ciptakan suasana menyenangkan

VI.

Unit Terkait

1. Ruang Anak

PROSEDUR MEMASANG
KATETER PADA ANAK

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
21/MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
05/06/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara mengeluarkan urin dari kandung kemih dengan
menggunakan kateter untuk mendapatkan urin yang murni
untuk bahan pemeriksaan dan mengosongkan kandung kemih
biasanya dilakukan pada anak yang tersangka menderita
infeksi pada saluran kemih seperti cystitis, pyelonephritis dan
anak yang mengalami retensio urin

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


memasang kateter pada anak sesuai prosedur

III.

Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.

Persiapan
Persiapan alat :
1. Sarung tangan
2. Kateter nelaton / metal sesuai dengan kebutuhan
3. Botol steril
4. Kapas cebok pada tempatnya
5. Kain kasa
6. Jelly
7. Nierbekken 2 buah
8. Pengalas bokong
9. Sampiran
10. Waskom berisi air hangat
11. Waslap dan sabun
12. Plester

V.

Prosedur
Persiapan pasien
1. Melakukan pendekatan pada anak / keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan, sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi
2. Pasien dirapikan
3. Lingkungan pasien disiapkan
4. Genitalia dan sekitarnya akan dibersihkan terlebih
dahulu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mendekatkan alat ke dekat pasien


Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Memasang sampiran
Membaringkan dan membersihkan daerah genitalianya
Meletakkan nierbekken dekat paha anak
Memasang sarung tangan
Melumasi kateter dengan jelly
Pada anak laki laki tangan kiri memegang penis sampai
tegak lurus dan tangan kanan memasukkan dan
mendorong kateter

9. Urin ditampung dalam nierbekken, untuk bahan


pemeriksaan ditampung dala botol steril, ambil di
pertengahan pancaran
10. Pada anak wanita, jari kiri membuka genitalia dengan
kapas cebok, tangan kanan memasukkan kateter ke dalam
uretra sambil didorong pelan pelan sampai urin keluar.
Selanjutnya sama dengan prosedur pada laki laki
11. Setelah selesai, anak dirapikan dan diatur dalam posisi
yang nyaman sesuai kebutuhan
12. Alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula
13. Kateter difiksasi
14. Mendokumentasika tindakan yang telah dilakukan
15. mencuci tangan
16. Perhatian :
Bekerja harus secara aseptik
Pada waktu mendorong kateter bila ada hambatan
jangan dipaksa
Penggunaan kapas pembersih hanya boleh satu kali
pakai dan langsung dibuang
Urin harus diukur dan diperhatikan keadaannya
kemudian dicatat
Pada laki laki yang lebih besar, cara memegang
genitalia harus dialasi dengan kain kasa
Pemasangan kateter pada anak anak jarang
dilakukan (hanya kalau perlu sekali) dengan
pertimbangan adanya bahaya infeksi dan trauma
1. IGD

VI.

Unit Terkait

2. OK
3. ICU
4. Ruang Rawat Inap

PROSEDUR MEMASANG
PIPA RECTUM (RECTAL TUBE)
SCHORSTEEN PADA ANAK

Standar Prosedur
Operasional
I.

Pengertian

No. Dokumen
22/MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
06/05/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/2
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara memasukkan pipa rectum ke dalam usus besar
melalui anus untuk mengeluarkan udara dari usus serta
menghilangkan ketegangan perut

II.

Tujuan

III.

Kebijakan

IV.

Persiapan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan/Bidan dalam


memasang pipa rectum (rectal tube) schorseteen pada anak
sesuai prosedur
Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek
Persiapan alat :
1. Pipa rectal steril sesuai kebutuhan
2. Pelumas (vaseline, jelly) & spatel kayu
3. Kain kasa / tissue
4. Pita ukuran
5. Plester
6. Gunting
7. Nierbekken
8. Pot urinal
Persiapan pasien
Melihat keadaan umum anak, beritahukan akan dipasang
pipa pada anusnya. Lamanya sampai kembung / tegangnya
hilang, anak disuruh kencing dulu

V.

Prosedur

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan


tindakan
2. Memasang sampiran
3. Membaringkan anak dalam posisi yang menyenangkan,
pasang pot / urinal, anak disuruh kencing
4. Mengkur lingkar perut anak
5. Membaringkan anak miring ke kiri dan diselimuti
6. Ujung pipa rectum diberi pelumas ; sepanjang 7,5 10
cm
7. Membuka anus dengan tangan kiri, tangan kanan
memasukkan pipa rectum sepanjang 7,5 10 cm
(sesuai dengan besar anak)
8. Pangkal pipa rectum dimasukkan ke dalam nierbekken
kemudian difiksasi ke paha. Biarkan selama 20 menit
9. Melihat apakah ada udara keluar atau tidak
10. Bila sudah berhasil, pipa rectum dicabut dan direndam
dalam larutan desinfektan
11. Lingkaran perut diukur kembali oleh Bidan
12. Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan dan
reaksi anak
13. Merapikan anak
14. Alat alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan
ke tempat semula
15. Mencuci tangan
16. Perhatian :
Mengambil vaseline gunakan spatel kayu, kasa /
tissue
Bila pemasangan pipa rectum belum berhasil,
segera lapor kepada penanggung jawab
Bila anak kembung kembali, pipa dipasang

VI. Unit Terkait

kembali dan lapor kepada penanggung jawab


Pada anak dengan hisprung, pipa rectum dipasang
secara menetap sampai dioperasi
Pipa rectum diganti setiap 24 jam

Ruang Inap Anak

PROSEDUR MENYIAPKAN
ANAK UNTUK PEMERIKSAAN
BNO (BLAAS NIER OVERZIECH)
IVP (INTRA VENOUS PYELOGRAM)

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
23/MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
07/06/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara mempersiapkan anak untuk dilakukan tindakan BNO
(yaitu tindakan pemeriksaan radio diagnostik untuk
mengetahui kelainan kandung kemih dan ginjal dengna
menggunakan cairan kontras bubur barium peroral) dan IVP
(yaitu tindakan pemeriksaan radio diagnostik untuk
mengetahui kelainan kandung kemih dan ginjal dengan
menggunakan cairan kontras urografin intravena)

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


menyiapkan anak untuk pemeriksaan BNO dan IVP sesuai
prosedur

III.

Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.

Persiapan
Persiapan pasien
1. Mengadakan pendekatan kepada anak / keluarga
dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan
dan komunikasi anak
2. Selama tiga hari pasien dipersiapkan sebagai berikut :
Dua hari berturut turut pasien diberi makan
lunak tapi rendah serat, hari ketiga makan bubur
kecap
Malam terakhir menjelang tindakan dilakukan,
pasien diberi obat pencahar sesuai dengan
program pengobatan
Selanjutnya pasien dipuasakan kecuali minum air
putih
Pada pukul 05.00 pagi, menjelang tindakan BNO
akan dilakukan, pasien diberi obat pencahar lagi

V.

Prosedur

sesuai dengan program pengobatan


1. Membawa ke unit radiologi dalam keadaan puasa kecuali
diberi air putih / teh manis
2. Selama tindakan BNO ini berlangsung, Bidan
mendampingi pasien tersebut
3. Setelah tindakan BNO ini selesai, pasien dibawa kembali
ke ruang rawat dan selanjutnya diberi makan dan minum

VI.

Unit Terkait
1. Ruang Inap Anak
2. Radiologi

PROSEDUR MENYIAPKAN
ANAK UNTUK PEMERIKSAAN
RADIOLOGI DENGAN BARIUM
MEAL LACTOSE

Standar Prosedur
Operasional

No. Dokumen
24/MDGS/VI/2016
Tanggal Terbit
07/06/2016

No. Revisi
0

Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur RS. Vita Insani

dr. Alpin Hoza. MM


Tata cara mempersiapkan anak untuk tindakan pemeriksaan
radio diagnostik pada lambung dengan barium meal lactose
atau pemeriksaan radio diagnostik dengan cara memasukkan
laktose yang telah dicampur dengan barium ke dalam lambung,
sambil dilakukan foto rontgen untuk mengetahui kemampuan
absorbsi laktose pada usus halus dan kelainan bentuk saluran
pencernaan bagian atas

I.

Pengertian

II.

Tujuan

Sebagai pedoman dan acuan bagi Bidan / Bidan dalam


menyiapkan anak untuk pemeriksaan radiologi dengan barium
meal laktose sesuai prosedur

III.

Kebijakan

Surat
Keputasan
Direktur
Rumah
sakit
Nomor:
01/DIR/SK/MDGS/III.2016 Tentang kebijakan pelayanan
Ponek

IV.

Persiapan
Persiapan pasien
1. Mengadakan pendekatan kepada anak / keluarga
dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang

akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan


dan komunikasi anak
2. Anak dipuasakan sejak 4 5 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan
V.

Prosedur
1. Pada hari yang dijanjikan, Bidan membawa anak ke
unit radiologi dengan membawa alat tenun serta air
minum
2. Selama dilakukan tindakan, Bidan mendampingi pasien
3. Setelah tindakan selesai dilaksanakan, anak dirapikan
sambil menunggu pesan dari unit radiologi
4. Bila tindakan sudah selesai, anak diberi minum dan
dibawa kembali ke ruangan
5. Catat tindakan yang dilakukan pada lembar catatan
kebidanan

VI.

Unit Terkait

1. Ruang Inap Anak


2. Radiologi

You might also like