You are on page 1of 116

1

www.optimalearning.co.id

I.

PERDAGANGAN EKSPOR IMPOR

A. Pengertian
Secara umum kita mungkin sudah sering mendengar istilah perdagangan ekspor impor,
baik itu melalui media massa maupun dalam pergaulan kita sehari - hari, tapi mungkin
hanya sebagian kita yang mengetahui arti sebenarnya dari perdagangan ekspor impor.
Jika kita ambil dari praktek perdagangan internasional (ekspor impor) maka bisa kita
artikan bahwa Ekspor adalah proses menjual (mengeluarkan) suatu barang atau
komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, dimana dalam proses tersebut
terdapat aktivitas transportasi / pemindahan barang dari negara penjual (seller) ke
negara pembeli (buyer).
Sedangkan

Impor adalah

proses

membeli

(memasukkan)

suatu

barang

atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, dimana dalam proses
tersebut juga terdapat aktivitas transportasi / pemindahan barang dari negara penjual
(seller) ke negara pembeli (buyer).

Country
A
(Seller)

Country
D
(Buyer)

Ekspor

Impor

Country
B
(Buyer)

Country
C
(Seller)

www.optimalearning.co.id

Perdagangan ekspor impor umumnya adalah perdagangan dengan volume yang besar.
Selain itu dalam proses transportasi ekspor impor pada umumnya melibatkan instansi
Bea Cukai (Customs) di tiap - tiap negara yang bertugas mengatur / mengawasi lalu
lintas barang ekspor impor di negaranya masing - masing.

B. Perbedaan Perdagangan Domestik Dan Internasional (Ekspor Impor)


Ada beberapa faktor yang membedakan antara perdagangan domestik dan
internasional, antara lain :
a. Lingkup perdagangan
Disini bisa dikatakan bahwa perdagangan domestik hanya terjadi dengan lingkup
antar daerah tapi masih pada negara yang sama, sedangkan perdagangan
intenasional terjadi pada lingkup antar daerah (kota) tetapi pada negara yang
berbeda (melewati batas Negara)
b. Mata uang
Pada perdagangan domestik biasanya menggunakan mata uang yang sama, sesuai
dengan mata uang yang ditetapkan oleh pemerintahnya, pada perdagangan
internasional mata uang yang digunakan bisa jadi berbeda, misal Indonesia
menggunakan mata uang rupiah sedangkan singapura menggunakan mata uang
dollar singapura, untuk itu antara penjual dan pembeli harus menyepakati salah
satu jenis mata uang yang akan digunakan untuk transaksi tersebut.
c. Transportasi
Dalam perdagangan internasional terjadi pengiriman barang yang melewati batas batas negara, sehingga para pelakunya wajib menaati aturan yang berlaku secara
internasional dalam melakukan aktivitas tersebut. Sedangkan pada perdagangan
domestik lebih sederhana karena aturan yang berlaku adalah aturan pada suatu
negara tersebut.
d. Dokumen perdagangan
Jika kita melakukan transaksi dalam lingkup domestik, biasanya dokumen yang
diperlukan

lebih

sederhana.

Di

Indonesia

sendiri

pemerintahnya

tidak

www.optimalearning.co.id

memberlakukan aturan yang kompleks untuk perdagangan domestiknya, umumnya


hanya faktur dagang dan dokumen transportasi (surat jalan). Berbeda dengan
perdagangan internasional, dokumen yang digunakan biasanya lebih kompleks
karena terkait dengan aturan dari masing masing negara, badan internasional,
permintaan dari buyer, dll.
e. Tantangan yang dihadapi
Dengan lingkup yg lebih luas, perdagangan internasional juga memiliki lebih banyak
tantangan seperti digambarkan pada table berikut :

1 Mata Uang Yang Digunakan

PERDAGANGAN DALAM NEGERI

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

(DOMESTIK)

(EKSPOR IMPOR)

Mata uang domestik yang sama

Mata uang asing

Masih dalam satu negara

Melewati batas negara

(transportasi domestik)

(transportasi antar negara)

2 Transportasi Pengiriman Barang


Lebih banyak instansi yang
Lebih sederhana, hanya
4

Instansi Yang Terkait

melibatkan pembeli, penjual,


pengangkut

terkait : melibatkan pembeli,


penjual, Kemendag, Bea
Cukai, Surveyor, Bank luar
negeri, Asuransi, dll.
Lebih kompleks, karena

Lebih sederhana, hanya


5

Dokumen Yang Digunakan

menggunakan kontrak jual beli


dan faktur

regulasi yang harus dipenuhi


oleh para pelaku bisnis, baik di
negara eksportir maupun
importir.
Lebih kompleks, seperti :
Pemasaran, fluktuasi nilai kurs,

Masalah Yang Dihadapi

Lebih sederhana

keadaan persaingan bisnis, jarak,


dll.

www.optimalearning.co.id

C. Sebab - Sebab Terjadinya Perdagangan Ekspor Impor


Ada banyak hal yang mendasari atau menjadi penyebab terjadinya perdagangan antar
Negara (ekspor impor). Dalam prakteknya bisa kita rangkum sebagai berikut :

a. Bagi Eksportir / Penjual / Seller :


1. Dari awal memang akan membuat / mengadakan barang yang akan dijual
(dipasarkan) ke luar negeri
2. Memasarkan produk yang tidak bisa dipasarkan di dalam negerinya tetapi laku
di luar negeri
3. Memperluas lingkup pemasaran yang sudah ada
4. Meningkatkan citra perusahaan
5. Memanfaatkan hubungan bilateral antar Negara yang sedang dibina oleh
pemerintah

b. Bagi Importir / Pembeli / Buyer :


1. Produk yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam negerinya
2. Kualitas produk dari luar negeri lebih bagus
3. Harga produk dari luar negeri lebih murah dibanding produk yang sama di
dalam negerinya
4. Adanya perusahaan afiliasi (group) di luar negeri

D. Prinsip Dasar Dalam Perdagangan Ekspor Impor


Dari pemaparan diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa dalam perdagangan ekspor
impor terdapat prinsip - prinsip dasar yang harus kita pahami karena nantinya akan
berpengaruh terhadap proses bisnis yang akan kita jalani. Beberapa prinsip pokok
tersebut adalah :

www.optimalearning.co.id

a. Lintas Negara
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa perdagangan ekspor impor adalah
perdagangan antar negara dimana lingkupnya melewati batas batas suatu negara,
sehingga terdapat ketentuan / kebiasaan / peraturan yang berbeda - beda pada
tiap negara.
b. Banyak Pihak Yang Berkepentingan
Terdapat ciri khas dalam perdagangan ekspor impor yaitu transaksi dalam jumlah
yang besar, sehingga disini berlaku hukum ada gula ada semut dimana banyak
pihak yang menginginkan / mengambil keuntungan dari suatu transaksi tersebut,
baik dari pemerintah (government) maupun swasta.
c. Dinamis
Dalam perdagangan ekspor impor bisa dikatakan sangat dinamis, karena prosesnya
sangat tergantung dari berbagai hal dari suatu atau beberapa negara, seperti
kondisi ekonomi, keamanan, geologis, demografi, regulasi, dll
d. Terkait dan Terikat Dengan Peraturan (Regulasi)
Masih berkaitan dengan poin diatas, dalam transaksi ekspor impor para pelakunya
tidak bisa terlepas dari berbagai regulasi, baik peraturan yang dikeluarkan oleh tiap
- tiap negara, aliansi beberapa negara, maupun oleh badan internasional. Sehingga
para pelaku ekspor impor harus mematuhi regulasi yang dikeluarkan oleh berbagai
pihak tersebut.

E.

Pihak-Pihak Yang Berkaitan (Berkepentingan)


Seperti yang kita bicarakan sebelumnya, dalam aktivitas ekspor impor banyak pihak
yang berkepentingan, untuk itu kita coba membahas siapa saja pihak - pihak yang
berkepentingan dan berkaitan dalam aktivitas perdagangan ekspor impor. Kita akan
mengambil contoh aktivitas ekspor impor di negara Indonesia, berikut diantaranya :

a.

Eksportir / Seller / Penjual


Yaitu pihak yang menjual barang kepada importir (buyer) di luar negeri

www.optimalearning.co.id

b. Importir / Buyer / Pembeli


Yaitu pihak yang membeli barang dari eksportir (seller) dari negara lain.
c.

Mediator (Broker)
Pihak yang menjadi perantara antara eksportir dan importir dalam melakukan
transaksi ekspor impor. Dalam beberapa kondisi, terkadang eksportir dan importir
memerlukan jasa perantara / mediator. Pada umumnya mediator berfungsi untuk
membantu eksportir dan importir dalam melakukan transaksi.

d. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)


Pengangkut barang (cargo) yang bertugas mengangkut barang dari tempat
eksportir ke pelabuhan laut atau sebaliknya.

www.optimalearning.co.id

Di Indonesia pada umumnya perusahaan EMKL menggunakan moda transportasi


truck atau kereta api

e.

EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara)


Serupa dengan EMKL, perusahaan EMKU merupakan pengangkut barang (cargo)
yang bertugas mengangkut barang dari tempat eksportir ke pelabuhan udara atau
sebaliknya.

Sumber : www.cargoku.wordpress.com

www.optimalearning.co.id

f.

PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan)


Merupakan perusahaan yang bertindak menyediakan jasa pengurusan administrasi
atau formalitas kepabeanan dan hal-hal yang terkait di dalamnya.

Pengurusan Customs Clearance oleh PPJK

g.

Bea Cukai (Customs)


Di Indonesia instansi Bea Cukai dikenal dengan nama resmi Direktorat Jenderal Bea
Cukai (DJBC) dan secara struktur berada di bawah kementerian keuangan. Tugas
dan fungsi Bea Cukai adalah mengawasi kegiatan ekspor - impor, memungut bea
masuk (untuk impor), bea keluar (untuk ekspor), serta pajak pajak yang
dikenakan dalam aktivitas impor barang, mengawasi peredaran minuman yang
mengandung alkohol atau etil alkohol, dan peredaran rokok atau barang hasil
pengolahan tembakau lainnya. Seiring perkembangan zaman, Direktorat Jenderal
Bea Cukai (DJBC) bertambah fungsi dan tugasnya sebagai fasilitator perdagangan,
yang berwenang melakukan penundaan atau bahkan pembebasan bea masuk dan
pajak tentunya dengan syarat-syarat tertentu (fasilitas kepabeanan).

www.optimalearning.co.id

h. Carrier (Shipping Line, Air Line, Freight Forwarder)


Carrier dalam bahasa umum bisa diartikan sebagai pengangkut. Dalam praktek
ekspor impor, sebutan carrier biasanya ditujukan bagi perusahaan atau moda
transportasi yang bertugas mengangkut barang ekspor impor dari pelabuhan muat
menuju ke pelabuhan tujuan (port to port). Perusahaan carrier biasanya adalah
Shipping Lines, Air Lines, atau Freight Forwarder. Penjelasan lebih detil tentang
masing - masing perusahaan tersebut akan dibahas secara khusus pada bab
shipping.

10

www.optimalearning.co.id

Air Lines

Shipping Lines

i.

Port (Pelabuhan)
Merupakan tempat dimuat / di bongkarnya barang ekspor impor dari atau ke
sarana pengangkut (Moda transportasi barang atau kargo).

11

www.optimalearning.co.id

Contoh aktivitas bongkar muat di port (pelabuhan) Tanjung Priok, Jakarta (Dok.Optima)

j.

Bank
Instansi yang bertugas untuk memfasilitasi pembayaran internasional.

12

www.optimalearning.co.id

k.

Asuransi
Pihak atau perusahaan yang ditunjuk sebagai penanggung risiko dalam aktivitas
perdagangan ekspor impor.

l.

Surveyor
Dalam perdagangan ekspor impor, Surveyor bertugas memastikan kondisi
(kualitas dan kuantitas) barang sesuai dengan yang diminta oleh pihak - pihak yang
berkepentingan dengan cara melakukan inspeksi dan kemudian menerbitkan
sertifikat. Salah satu perusahaan Surveyor yang cukup populer di Indonesia adalah
SUCOFINDO.

13

www.optimalearning.co.id

Selain instansi instansi diatas masih banyak instansi yang berkaitan dengan aktivitas
ekspor impor seperti kementerian perdagangan, kadin, dll.

EKSPORTIR
/ SELLER

MEDIATOR
/ AGENT

IMPORTIR
/ BUYER

BANK

BEA CUKAI
(CUSTOMS)

PIHAK-PIHAK YANG
BERKAITAN
DALAM PERDAGANGAN
EKSPOR-IMPOR

SURVEYOR

CARRIER

ASURANSI

14

INSTANSI
PEMERINTAH

PORT &
WAREHOUSE

www.optimalearning.co.id

F.

Istilah Istilah Dalam Ekspor Impor


Dalam praktek ekspor impor, banyak para pelakunya, terutama yang masih baru
mendapat kesulitan untuk mengartikan berbagai istilah dalam ekspor impor yang
mungkin bagi mereka masih terdengar asing. Untuk itu kami paparkan beberapa istilah
yang sering dipakai dalam praktek ekspor impor :
a. Exporter / Seller / Beneficiary / Shipper : Pihak yang menjual barang kepada
pembeli dan melakukan pengiriman barang dari negara asal (origin)
b. Importer / Buyer / Applicant / Consignee : Pihak yang membeli barang dari penjual
dan menerima barang di negara tujuan (destination)
c. HS Code atau Pos Tarif : No klasifikasi barang yang dikeluarkan oleh Bea Cukai
(Customs) berdasarkan aturan internasional dan berlaku internasional.
d. Sales Contract : Perjanjian dagang yang dibuat antara penjual (eksportir) dan
pembeli (importir)
e. Shipment : Proses pengapalan barang dari negara eksportir (origin) ke negara
importir (destination)
f. Freight : Ongkos angkut / transportasi barang yang harus dibayar pada saat
melakukan shipment. Jika menggunakan transportasi laut biasa disebut dengan
Ocean Freight, dan untuk transportasi udara biasa disebut Air Freight.
g. Port Of Loading (POL) : Pelabuhan dimana dilakukan pemuatan barang, terletak di
negara asal barang.
h. Port Of Destination (POD): Pelabuhan dimana dilakukan pembongkaran barang,
terletak di negara tujuan pengiriman barang.
i.

Estimated Time Departure (ETD): Perkiraan tanggal keberangkatan kapal

j.

Estimated Time Arrival : Perkiraan tanggal kedatangan kapal

k. Closing Time : Batas waktu untuk barang masuk ke kapal


Selain istilah istilah diatas sebenarnya masih banyak sekali istilah lainnya yang biasa
kita gunakan dalam aktivitas operasional ekspor impor namun karena keterbatasan
space maka kami tidak bisa menuliskannya semua dalam e-book ini. Bagi anda yang
sudah
15

mengikuti

kursus

atau

pelatihan

baik

offline

maupun

online

www.optimalearning.co.id

(www.kursuseksporimpor.com) kumpulan istilah - istilah praktis dalam ekspor impor


kami berikan dalam soft file (flash disc) atau bisa di download di member area.
G. Dokumen Dalam Ekspor Impor
Dalam setiap proses ekspor impor biasanya disertakan dokumen - dokumen
pendukung. Dokumen tersebut dibuat karena permintaan dari pihak - pihak yang
berkepentingan (Eksportir, Importir, Pemerintah, dll).
Dokumen - dokumen standar yang lazim digunakan dalam suatu proses ekspor impor
antara lain :
Sales Contract
Purchase Order (PO)
Letter of Credit (LC)
Invoice (faktur dagang)
Packing List
Shipping document : Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill (AWB)
Certificate Of Origin (COO)
Certificate Of Quality
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Nota Persetujuan Ekspor (NPE)
Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)
Material Safety Data Sheet (MSDS)
*Dokumen - dokumen lain yang dibuat berdasarkan kebutuhan

16

www.optimalearning.co.id

II.

EKSPOR IMPOR INDONESIA

Dalam bagian ini kita coba membahas tentang seluk beluk aktivitas ekspor impor yang
terjadi di Indonesia, seperti kita tahu tiap - tiap negara mempunyai kebijakan sendiri dalam
mengatur kegiatan ekspor impornya. Di Indonesia sendiri aktivitas ekspor impornya
termasuk yang cukup ramai dengan nilai transaksi relatif besar. Dengan jumlah penduduk
lebih dari 200 juta, konsumsi Indonesia termasuk tinggi, dan sebagian barang konsumsi
masih di impor dari negara lain. Sebaliknya untuk ekspor Indonesia juga memiliki potensi
yang besar karena kaya akan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh negara lain.

A. Legalitas Eksportir Dan Ketentuan Umum Bidang Ekspor


Pada dasarnya ekspor dari Indonesia bisa dilakukan oleh perorangan maupun
perusahaan / badan hukum, sedangkan legalitas yang diperlukan untuk menjadi
seorang eksportir antara lain :

Badan Hukum (PT, CV, Koperasi,dll)

SIUP (Dikeluarkan oleh otoritas dinas perdagangan)

TDP (Dikeluarkan oleh otoritas pemda)

NPWP (Dikeluarkan oleh DJ Pajak)

NIK (Nomor Identitas Kepabeanan, dikeluarkan oleh Bea Cukai)

Export License (Untuk produk tertentu, dikeluarkan oleh pemerintah melalui


departemen terkait. Contoh : Beberapa jenis komoditi hasil pertanian
memerlukan export license dari Departemen Pertanian)

Ketentuan umum lainnya dalam bidang ekspor juga telah diatur pemerintah Indonesia,
dan pada saat buku ini ditulis peraturan yang dipakai adalah Permendag No.13/MDAG/PER/3/2012 tentang ketentuan umum di bidang ekspor.
B. Legalitas Importir Dan Ketentuan Umum Bidang Impor

17

www.optimalearning.co.id

Untuk menjadi importir dan melakukan importasi dari negara lain ke Indonesia,
pemerintah menentukan aturan tentang perijinan / legalitas yang diperlukan sehingga
kita harus memenuhinya. Legalitas legalitas tersebut antara lain :

Badan Hukum (PT, CV, Koperasi, dll)

SIUP (Dikeluarkan oleh otoritas dinas perdagangan)

TDP (Dikeluarkan oleh otoritas pemda)

NPWP (Dikeluarkan oleh DJ Pajak)

NIK (Nomor Identitas Kepabeanan, dikeluarkan oleh Bea Cukai)

Angka Pengenal Importir (API), dari Kemendag (untuk PMDN) dan BKPM (Untuk
PMA)

Import License atau Import Permitt dari departemen terkait (diterbitkan oleh
pemerintah melalui departemen terkait, sesuai dengan jenis barang yang akan
kita impor). Contoh : Beberapa jenis makanan dan bahan pembuat makanan
memerlukan import license dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ketentuan umum lainnya dalam bidang impor juga telah diatur pemerintah Indonesia,
dan pada saat buku ini ditulis peraturan yang dipakai adalah Permendag No.48/MDAG/PER/7/2015 tentang ketentuan umum di bidang impor.
C.

Kategori Barang Ekspor Impor Menurut Pemerintah Indonesia


Masih berkaitan dengan kedua Permendag tentang ekspor dan impor tersebut, hal lain
yang akan kita uraikan disini adalah mengenai pengelompokan jenis barang ekspor
impor.
Menurut permendag tersebut untuk barang ekspor impor dibagi menjadi 3 (tiga)
kategori sebagai berikut :
1. Barang yang bebas di ekspor atau di impor. Maksud dari bebas disini adalah barang
- barang tersebut pada saat eksportasi maupun importasi tidak memerlukan
perijinan tambahan (Export permitt atau Import permit) dari departemen terkait,
cukup memiliki legalitas standar diatas kita sudah bisa melakukan kegiatan
ekspor impor secara legal. Untuk kategori barang bebas ini bisa dilakukan ekspor

18

www.optimalearning.co.id

impornya oleh perorangan maupun perusahaan, namun jika dilakukan oleh


perorangan biasanya dibatasi quantitynya (maksimal 100 Kg). Jika lebih dari 100 Kg
biasanya kita diharuskan menggunakan legalitas perusahaan. Contoh barang yang
termasuk kategori ini adalah buku - buku ilmu pengetahuan.
2. Barang yang dibatasi ekspor atau impornya. Penjelasan dibatasi disini adalah
pemerintah membolehkan kita untuk mengekspor atau mengimpornya namun
memberikan proteksi, antara lain dengan membatasi eksportir dan importirnya
(hanya boleh dilakukan oleh perusahaan, bukan perorangan), selain itu perusahaan
yang melakukan ekspor impor barang pembatasan ini juga harus memiliki import
permit dari instansi pemerintah terkait sesuai dengan barang yang akan diekspor
atau diiimpor (seperti penjelasan sebelumnya).
3. Barang yang dilarang ekspor impornya. Yaitu barang - barang yang sama sekali
tidak boleh diekspor atau diimpor. Contoh dari barang - barang tersebut adalah
impor barang barang bekas, atau ekspor barang - barang yang termasuk cagar
budaya Indonesia.
D. The Critical Points
Dari pemaparan diatas kita bisa bisa mengambil kesimpulan untuk di Indonesia berlaku
beberapa term and condition dalam aktivitas ekspor impor. Berikut akan kami
sampaikan beberapa point atau isu - isu penting yang perlu menjadi perhatian, karena
akan berpengaruh pada saat kita melakukan aktivitas ekspor impor yaitu :
1. Kegiatan perdagangan ekspor impor bisa dilakukan oleh perorangan maupun
perusahaan, namun untuk ekspor impor yang dilakukan oleh perorangan dibatasi
jenis barang dan Quantitynya.
2. Di Indonesia banyak sekali aturan tentang ekspor impor namun pada saat kita
melakukan aktivitas ekspor impor, biasanya aturan yang berlaku adalah aturan
yang paling teknis.
3. Sering kita temui aturan - aturan yang kontradiktif (bertentangan atau tidak
selaras) antara instansi satu dengan instansi lainnya atau bahkan dalam satu
instansi yang sama.

19

www.optimalearning.co.id

4. Aturan sering berubah - ubah, baik itu yg bersifat mayor maupun yang minor.
5. Kita juga sering menemui perbedaan aturan dalam pengurusan ekspor impor di
beberapa kota yang berbeda, padahal secara aturan resmi atau aturan induknya
sama.
6. Isu korupsi masih menjadi momok bagi para pelaku ekspor impor, mulai dari
pengurusan ijin ekspor impor hingga pada saat pengapalan barang hampir
semuanya sering tercium aroma korupsi di dalamnya, terutama yang berkaitan
dengan sogok menyogok atau gratifikasi. Namun kabar baiknya pemerintah terus
berusaha untuk memperbaiki sistem pelayanan dalam berbagai aktivitas ekspor
impor. Contohnya adalah dengan memperketat kontrol terhadap instansi penerbit
perijinan,

mengganti

sistem

manual

menjadi

elektronik

(online),

dan

menyederhanakan sistem birokrasi dalam ekspor impor.

20

www.optimalearning.co.id

III.

SISTEM PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Dalam perdagangan, cara pembayaran merupakan sesuatu yang sangat penting dan wajib
diperhatikan oleh pihak-pihak yang terlibat. Begitu juga dalam perdagangan internasional,
penjual (eksportir) berkepentingan mendapatkan pembayaran sesuai dengan barang yang
dijualnya sedangkan pembeli (importir) berkepentingan mendapatkan barang sesuai
dengan yang dibayarkannya.
Pada perdagangan internasional antara penjual dan pembeli menempati negara yang
berbeda, dimana jarak tempat tinggal mereka relatif berjauhan, dan bahkan banyak
diantara para pelaku yang belum pernah bertatap muka.

Dalam keadaan seperti ini

masing-masing pihak memiliki risiko masing - masing sebagai berikut :


Eksportir memiliki risiko barang tidak dibayarkan oleh importir jika barang dikirimkan
terlebih dahulu, namun sebaliknya importir juga memiliki rasa waswas yang sama jika dia
membayar terlebih dahulu memiliki risiko barang tidak dikirimkan oleh eksportir. Namun
risiko risiko tersebut tidak selalu terjadi, khususnya untuk beberapa kondisi perdagangan
sebagai berikut :
-

Perdagangan dalam jumlah kecil dan melalui pihak ketiga (biasanya melalui
marketplace).

Perdagangan antar perusahaan yang masih dalam satu group (holding atau afiliasi).

Perdagangan yang tingkat kepercayaannya sudah tinggi antara eksportir dan importir

Adapun dalam praktek perdagangan ekspor impor terdapat beberapa cara pembayaran
internasional yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut :
A. Barter.
Barter adalah pertukaran barang dengan barang. Dalam hal ini barang yang dikirim ke luar
negeri ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan di dalam negeri. Pembayaran
dengan barter tidak berupa devisa (uang), melainkan berupa barang yang nantinya dapat
21

www.optimalearning.co.id

dipakai sendiri atau di jual kembali. Barter ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
:
1. Direct Barter (Barter langsung)
Barter langsung adalah pertukaran barang dengan barang yang langsung dapat
dimanfaatkan di negara pelaku barter.
2. Switch Barter (Barter alih)
Barter alih dilakukan apabila salah satu pihak tidak mungkin memanfaatkan sendiri
barang yang diterimannya dari pertukaran itu, maka importir dapat mengalihkan
barang tersebut ke negara lain yang membutuhkan. Misalnya suatu negara atau pelaku
bisnis dapat mengalihkan pengiriman barangnya ke negara lain yang memerlukan
barang hasil barter tersebut.
3. Counter Purchase (Imbal beli)
Counter purchase ini biasa juga disebut counter trade. Counter purchase adalah sistem
perdagangan timbal balik antar dua negara. Misalnya suatu negara yang menjual
produk kepada negara lain harus membeli pula suatu produk negara tersebut atau
dengan mengaitkan ekspor dan impor.
4. Buy-back barter (Barter beli kembali)
Barter beli kembali adalah suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara
maju kepada negara berkembang dengan cara membantu menciptakan alat produksi di
negara berkembang, dan nantinya hasil produk akan dibeli kembali oleh negara yang
memasok alat produksi tersebut. Misalnya negara Jepang mengekspor suatu mesin
tekstil ke Indonesia, sedangkan tekstil yang diproduksi harus di ekspor ke Jepang.

Secara umum sistem perdagangan dengan cara barter ini jarang dilakukan oleh para pelaku
bisnis dibandingkan dengan cara lain, karena cara ini dianggap kurang fleksibel.

22

www.optimalearning.co.id

B. Advance Payment (Pembayaran di awal oleh importir)


Jika menggunakan sistem pembayaran ini maka importir harus melakukan pembayaran
terlebih dahulu sebelum barangnya dikirimkan oleh. Cara pembayaran di awal ini biasanya
dilakukan jika :
1. Quantity barang dan nilainya relatif kecil.
2. Importir sangat membutuhkan barang yang akan diimpor.
3. Importir sudah tahu betul kredibilitas dari eksportir.
4. Importir memiliki dan menguasai devisa (uang) yang berlebih.
5. Importir yakin bahwa negara eksportir tidak melarang barang yang dibelinya.
6. Importir yakin bahwa negaranya tidak melarang masuknya barang yang dibelinya.
Pembayaran di awal sangat berisiko bagi importir, dimana

bisa terjadi importir

mendapatkan barang yang tidak sesuai dengan pesanan atau bahkan importir

tidak

mendapatkan barang yang dipesan jika penjualnya ingkar.


Praktek pembayaran advance payment ini biasa dilakukan dengan sarana:

Cek

Telegraphic Transfer (T/T) antar bank.

Online payment gateway. Contoh : PayPal, Payoner, Alipay, dll

Gambaran flow Pembayaran Advance Payment :

Bank A

3. Payment

Bank B

4. Payment

2. Payment
5. Goods & Document Shipment
IMPORTIR

EKSPORTIR
1. Sales Contract

23

www.optimalearning.co.id

1. Eksportir dan importir membuat sales contract (perjanjian jual beli)


2. Importir membayar 100 % barang yang dipesan melalui bank di Negara importir
3. Bank di negara importir meneruskan pembayaran ke rekening eksportir di Bank
yang telah ditunjuk eksportir di negaranya.
4. Bank di negara eksportir meneruskan pembayaran ke rekening eksportir.
5. Eksportir mengirimkan barang yang dipesan oleh importir sesuai term &
condition yang telah disepakati dalam sales contract beserta dokumen
dokumen yang diperlukan pada saat pengapalannya.

C. Open Account (pembayaran diakhir, setelah barang dikirimkan)


Cara pembayaran Open account merupakan kebalikan dari cara pembayaran advance
payment. Dimana pembayaran akan dilakukan oleh importir setelah barang dikirimkan oleh
eksportir, baik setelah dokumen pengapalan release namun barang belum diterima oleh
importir maupun setelah barang diterima oleh pembeli. Cara pembayaran dengan open
account biasanya dilakukan apabila :
1. Eksportir sudah meyakini kredibilitas importir
2. Barang dikirim untuk perwakilan di luar negeri.
3. Eksportir memiliki dana yang berlebih
4. Eksportir memiliki stok produksi yang berlebihan.
5. Eksportir yakin bahwa baik di negara importir dan negara eksportir tidak

ada

peraturan yang menghalangi transfer pembayaran impor tersebut.


Praktek pembayaran dengan open account dapat dilakukan dengan:

24

Cek

Telegraphic Transfer (T/T) antar bank.

Online payment gateway. Contoh : PayPal, Payoner, Alipay, dll

www.optimalearning.co.id

Cara pembayaran dengan open account mengandung risiko yang besar bagi eksportir. Risiko
yang timbul adalah eksportir sangat mungkin tidak mendapatkan pembayaran dari pembeli,
karena tidak ada jaminan yang mengikat.

Gambaran flow Pembayaran Open Account :


4. Payment

Bank A

Bank B

5. Payment

3. Payment
2. Goods & Document Shipment
IMPORTIR

EKSPORTIR
1. Sales Contract

1. Eksportir dan importir membuat perjanjian (sales contract),


2. Setelah itu eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu beserta dokumen
pengapalannya.
3. Setelah barang diterima dan di cek oleh importir, kemudian importir melakukan
pembayaran melalui bank di negara importir.
4. Bank di negara importir meneruskan pembayaran ke rekening eksportir di Bank
yang telah ditunjuk eksportir di negaranya.
5. Bank meneruskan pembayaran ke rekening eksportir.

D. Down Payment (Uang Muka)


Metode pembayaran ekspor impor dengan uang muka yaitu importir membayar sebagian
uang terlebih dahulu sebagai uang muka pada awal kontrak jual beli (sebelum barang
dikirim oleh eksportir), dan kemudian sisanya akan dilunasi setelah barang diterima.
Besarnya uang muka bervariasi, bisa 30%, 50%, atau jumlah lain sesuai kesepakatan antara
eksportir dan importir.
25

www.optimalearning.co.id

Gambaran flow Pembayaran Down Payment :


3. Payment I
Bank A

Bank B
7. Payment II

6. Payment II

8. Payment II

2. Payment I

4. Payment I

5. Goods & Document Shipment


IMPORTIR

EKSPORTIR
1. Sales Contract

1. Eksportir dan importir membuat perjanjian (sales contract).


2. Importir melakukan pembayaran uang muka yang telah disepakati melalui bank di
negara importir.
3. Bank di negara importir meneruskan pembayaran ke rekening eksportir di Bank
yang telah ditunjuk eksportir di negaranya.
4. Bank meneruskan pembayaran ke rekening eksportir.
5. Eksportir mengirimkan barang yang dipesan oleh importir sesuai sales contract
beserta dokumen pengapalannya.
6. Setelah barang diterima oleh importir, kemudian importir melakukan pembayaran
pelunasan sesuai dengan jumlah yang disepakati.
7. Bank di negara importir meneruskan pembayaran pelunasan ke rekening eksportir
di Bank yang telah ditunjuk oleh eksportir di negaranya.
8. Bank meneruskan pembayaran ke rekening eksportir.
Pada metode pembayaran menggunakan DP tersebut terdapat risiko bagi eksportir dan
importir. Bagi eksportir terdapat risiko tidak mendapatkan pembayaran ke dua setelah
barang dikirimkan dan bagi importir terdapat risiko barang tidak dikirim oleh eksportir
setelah melakukan pembayaran uang muka.

26

www.optimalearning.co.id

E. Wesel Inkaso (Collection Draft / Bill of Collection)


Dalam sistem pembayaran collection ini eksportir menggunakan jasa bank untuk
menyerahkan dokumen ekspor impor sekaligus menagih pembayarannya kepada
importir. Jika dilihat flownya, disini eksportir mengapalkan terlebih dahulu barang untuk
importirnya, kemudian dokumen dokumen yang berkaitan dengan pengiriman barang
dikirimkan langsung ke Bank koresponden di negara importir atau melalui bank eksportir
terlebih dahulu kemudian baru dikirimkan kepada bank importir. Kemudian Bank importir
diluar negeri akan menyerahkan satu set dokumen ekspor impor tersebut namun dengan
syarat sebagai berikut :
1. Importir telah membayar barang tersebut. Cara ini disebut Documents Against
Payment atau D/P.
2. Importir telah mengaksep wesel yang bersangkutan. Cara ini disebut Documents
Against Acceptance atau D/A.
Dalam hal D/A maka importir dapat menerima dokumen bila ia telah mengaksep
wesel yang diajukan padanya. Maksud dari mengaksep disini adalah importir menyetujui
untuk membayar barangnya kepada bank pada waktu lain yang telah ditentukan (dengan
kata lain importir berhutang ke bank terlebih dahulu untuk pembayarannya). Bila importir
tidak membuat pernyataan / permintaan tersebut secara tegas maka yang digunakan
adalah metode D/P.
Dengan

cara

pembayaran

menginstruksikan

remitting

ini
bank

eksportir
untuk

setelah

mengapalkan

meneruskan

barangnya

dokumen (commercial

document) kepada collecting bank untuk dilakukan penagihan pada importir, dalam hal
ini disebut documentary collection.
Dalam metode pembayaran ini Bank
dokumen

hanya bertugas menagih dan meneruskan

namun sama sekali tidak bertanggung jawab

apakah

importir mau

menerima dokumen (mau menerima dokumen biasanya diartikan importir melakukan


pembayaran secara on time, karena bank tidak akan menyerahkan dokumen sebelum
importir melakukan pembayaran) atau tidak. Bila importir menolak menerima dokumen
(ingkar dalam pembayaran barang), maka

27

bank sebagai presenting / collecting

www.optimalearning.co.id

memberitahukan kepada eksportir melalui remitting bank dan menunggu perintah


lebih lanjut dari eksportir. Bila lewat 90 hari sejak tanggal pemberitahuan tidak ada
jawaban dari eksportir , maka dokumen dikembalikan pada eksportir.
Bila barang sudah tiba di negara importir, sedangkan importir tidak bersedia membayar
atau mengambil dokumen di bank dengan suatu alasan tertentu, maka eksportir pada
instruksinya dapat memberi kuasa pada collecting bank atau pihak lain seperti trading
company atau freight forwarder untuk menjual barangnya atau mengirim kembali pada
eksportir (re-impor) dan semua biaya yang dikeluarkan akan ditanggung oleh eksportir.
Jika menggunakan metode ini eksportir masih menanggung risiko yang cukup besar.

F.

Letter Of Credit (L/C)

Setelah melihat beberapa metode pembayaran dalam ekspor impor tentunya para pelaku
perdagangan internasional menginginkan alat pembayaran yang lebih memberikan rasa
aman baik bagi eksportir maupun importir, untuk itu maka dibuatlah sistem pembayaran
ekspor impor yang dirasa lebih aman dan menjamin kepentingan eksportir dan importir
yaitu Letter of Credit atau biasa kita kenal dengan sebutan LC.
Sistem pembayaran dengan LC bisa dikatakan sebagai sistem pembayaran dimana para
pelaku bisnis (eksportir dan importir) menggunakan jasa pihak ketiga yaitu Bank untuk
menjamin keamanan transaksi tersebut. Dalam sistem pembayaran ini Bank yang telah
ditunjuk importir akan menerbitkan surat (letter) jaminan pembayaran kepada eksportir
dengan syarat eksportir telah memenuhi syarat syarat yang terdapat dalam surat
tersebut. Surat inilah yang disebut dengan Letter of Credit (LC).
Jadi dari penjelasan tersebut bisa kita tarik kesimpulan dengan metode pembayaran LC
kedua belah pihak (eksportir dan importir) relatif lebih aman dan terjamin dalam
melakukan transaksi ekspor impor, dimana eksportir pasti akan mendapatkan pembayaran
selama memenuhi syarat - syarat yang tercantum di dalam LC, begitu juga importir hanya
akan melakukan pembayaran jika eksportir atau bank telah mengkonfirmasi bahwa barang
yang dikirimkan kepada importir sudah sesuai dengan yang dipesan.

28

www.optimalearning.co.id

Berikut ini adalah contoh kutipan syarat - syarat yang biasanya tercantum di LC dan harus
dipenuhi oleh eksportir jika ingin mendapatkan pembayaran dari Bank sebagai penjamin.

Gambaran flow pembayaran dengan Letter Of Credit (LC) :


11. Payment

Issuing Bank

Nominated Bank

3. L/C

8. Docs

9. Payment
2. Aplikasi

7. Payment

10. Docs

IMPORTIR/APPLICANT

1.Sales Contract

6. Docs

EKSPORTIR / BENEFICIARY
5. Goods

29

4. L/C

www.optimalearning.co.id

Keterangan :
1.

Eksportir dan importir membuat perjanjian perdagangan (Sales Contract)

2.

Importir mengajukan aplikasi pembukaan L/C ke Bank penerbit L/C (Issuing


Bank) di negara importir dengan mencantumkan ketentuan-ketentuan (di
aplikasikan dalam dokumen) yang harus dipenuhi oleh eksportir.

3.

Setelah disetujui, issuing bank meneruskan L/C kepada Bank koresponden


(nominated bank) di negara eksportir.

4.

Bank koresponden meneruskan L/C kepada eksportir / seller.

5.

Setelah membaca L/C kemudian eksportir mengirimkan barang sesuai


ketentuan dalam L/C, dan pada saat bersamaan eksportir juga harus melakukan
proses kepabeanan (Customs Clearance) ke Bea Cukai.

6.

Eksportir menerima dokumen pengapalan dari carrier / transporter (shipping


lines / airlines) dan kemudian menyerahkannya ke bank, disertai dokumen
ekspor lainnya (sesuai yang diminta dalam L/C).

7.

Bank Eksportir melakukan pembayaran kepada eksportir.

8.

Bank eksportir mengirimkan dokumen-dokumen ekspor ke Bank Importir


(Issuing Bank).

9.

Issuing Bank meminta importir untuk menebus dokumen impor dengan cara
pembayaran yang disyaratkan, kemudian importir meminta opening bank
mendebit rekeningnya untuk menebus dokumen-dokumen tersebut.

10. Issuing Bank menyerahkan dokumen-dokumen ekspor (pengapalan, dll) kepada


importir.
11. Opening Bank melakukan pembayaran kepada Nominating / Correspondence
Bank.
Importir setelah menerima dokumen-dokumen dari Bank, kemudian mengurus
pengeluaran barang dari kawasan pabean / port (Custom Clearance) dan membawa barang
yang diimpor tersebut ke tempat importir.

30

www.optimalearning.co.id

Dalam praktek transaksi menggunakan LC para pelaku ekspor impor berpedoman pada
aturan internasional yang disebut dengan UCPDC (Uniform Customs and Practice for
Documentary Credit) atau biasa disebut dengan UCP. Peraturan ini diterbitkan oleh
International Chamber of Commerce (ICC) dan pada saat buku ini ditulis versi UCP yang
berlaku adalah UCP 600. Bagi anda yang telah menjadi member kursus online
(www.kursuseksporimpor.com) bisa mendownload UCP tersebut di member area.
Cara pembayaran dengan LC ini biasanya dilakukan apabila :
1. Tingkat kepercayaan antara eksportir dan importir rendah.
2. Eksportir atau importir memerlukan pembiayaan (hutang) dari Bank dalam transaksi
ekspor impor tersebut.
3. Pemerintah salah satu pihak atau kedua belah pihak mewajibkan transaksi tersebut
Harus menggunakan LC.

Pihak - Pihak Yang Terlibat Dalam Transaksi Letter of Credit :


Pihak yang terlibat secara langsung :
1. Pembeli
- Disebut juga applicant / account party / accountee / importer / buyer / consignee
- Pihak yang mengajukan pembukaan LC ke bank
- Kredibilitas harus baik dalam pertimbangan - pertimbangan bank
2. Penjual
- Disebut juga beneficiary / party to be paid / eksportir / seller / shipper / supplier
- Pihak penerima LC dan wajib melaksanakan ketentuan ketentuan yang
dipersyaratkan dalam LC
- Pihak yang wajib memenuhi dokumen - dokumen yang dipersyaratkan dalam LC
secara benar dan lengkap dan kemudian menyerahkannya kepada bank
pembayar.
3. Bank pembuka atau penerbit LC
- Disebut juga opening bank / issuing bank / importer bank.
31

www.optimalearning.co.id

- Bank pembeli yang membuka atau menerbitkan LC yang ditujukan kepada


beneficiary, dan biasanya melalui perantaraan bank di negara beneficiary.
- Bank yang memeriksa dokumen - dokumen untuk memastikan kecocokannya
dengan syarat-syarat LC
- Pihak yang mengatur pembayaran transaksi - transaksi bilamana diminta
- Pihak menyerahkan dokumen - dokumen LC kepada importir dan meminta
pembayaran dari importir.
4. Bank penerus LC
- Biasa disebut juga dengan nama advising bank / sellers bank / foreign
correspondent bank.
- Bank yang memberitahukan atau mengadvicekan / meneruskan LC dan
menegaskan kebenarannya atau otentifikasi dari LC tersebut kepada eksportir
tanpa disertai kewajiban lain.
- Bank ini dapat juga dimungkinkan sebagai paying bank atau
confirming bank, bahkan sebagai issuing bank dalam hal back to back LC.
5. Bank yang menegaskan atau menjamin atas LC
- Disebut juga confirming bank / foreign correspondent bank
- Bank kedua biasanya advising bank, bank yang bertindak sebagai confirming bank
yang menegaskan kepada beneficiary atau eksportir bahwa LC tersebut otentik
dan bilamana importir atau opening bank tidak melakukan pembayaran, maka
bank kedua ini akan melakukan pembayaran, jadi confirming bank ini
menambahkan kewajibannya terhadap opening bank, yaitu turut menjamin
pembayaran atas LC yang diterbitkan oleh issuing bank setelah persyaratan L/C
terpenuhi.
6. Bank pembayar
- Disebut juga paying bank
- Bank yang namanya disebutkan dalam LC sebagai pihak yang melakukan
pembayaran kepada eksportir dengan syarat-syarat sesuai dengan LC
7. Bank yang menegosiasi

32

www.optimalearning.co.id

- Disebut juga dengan nama negotiating bank dan biasanya namanya tidak
disebutkan dalam LC yang menyetujui untuk membeli wesel (draft) dan
beneficiary atau eksportir dapat menegosiasikan weselnya pada bank tersebut.
- Yang membayar beneficiary atau eksportir dengan segera dan biasanya dengan
recouse. Bilamana ada masalah atas pembayaran kepada beneficiary atau
eksportir maka negotiating bank selanjutnya dapat meminta pembayaran dari
opening bank.
8. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse)
- Disebut juga reimbursing bank
- Bilamana antara bank eksportir dan bank importir tidak ada hubungan rekening
maka untuk penyelesaian pembayaran biasanya ditunjuk bank ketiga ini yang
disebut rembursing bank.

Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung :


Pihak yang tidak terlibat secara langsung dalam LC biasanya adalah pihak-pihak yang
menerbitkan dokumen persyaratan LC seperti perusahaan pelayaran, freight forwarder,
asuransi, dinas perdagangan, dan lain-lain.
Jenis Letter of Credit berdasarkan waktu pembayaranya :
1. Sight LC (pembayaran segera / atas unjuk) yaitu pembayaran oleh bank kepada
eksportir dilakukan segera setelah dokumen yang disyaratkan dalam L/C telah
dipenuhi semua oleh eksportir secara benar dan lengkap serta di serahkan ke
Bank negosiasi / Bank koresponden.

2. Usance LC (LC dengan pembayaran berjangka) yaitu pembayaran oleh bank


dengan jangka waktu tertentu sejak penyerahan dokumen - dokumen yang
disyaratkan dalam LC oleh eksportir kepada Bank negosiasi / Bank koresponden.
Jangka waktu pembayaran disini bermacam macam disesuaikan dengan
perjanjian awal yang juga tercantum di dalam LC tersebut. Jangka waktu
33

www.optimalearning.co.id

pembayarannya bisa bermacam macam antara lain 60 hari, 90 hari, 120 hari,
180 hari setelah dokumen diterima secara lengkap dan benar oleh Bank
koresponden.
3. Deffered Payment. Jenis LC ini mirip dengan usance dimana pembayarannya
akan dilakukan oleh Opening Bank atau Bank yang ditunjuk (Reimbursing Bank)
pada suatu waktu tertentu yang telah ditentukan (payment on dd/mm/yy).

4. Usance Payable at Sight Basis (UPAS). LC jenis ini merupakan LC berjangka


(Usance LC) yang pembayarannya dilakukan oleh Opening Bank secara sight yaitu
pada saat dokumen diunjukkan / dikirimkan. Dalam hal ini, ketentuan
pembayaran berjangkanya berlaku antara Importir dan Opening Bank.

Jenis Letter of Credit berdasarkan sifatnya :


1. Revocable LC
Revocable LC merupakan LC yang dapat dirubah isinya / dibatalkan sepihak oleh
importir tanpa meminta persetujuan eksportir, selama eksportir belum
memperoleh

pembayaran

dari

Bank.

Melihat

sifatnya,

LC

ini

tidak

menguntungkan bagi eksportir dan jarang digunakan dalam transaksi ekspor


impor.

2. Irrevocable LC
Irrevocable LC merupakan kebalikan dari revocable LC dimana isinya tidak dapat
dirubah sepihak, kecuali atas sepengetahuan para pihak yang terlibat (eksportir
dan importir).

3. Irrevocable Confirmed LC
Irrevocable Confirmed LC adalah LC yang tidak dapat dirubah dan dikuatkan oleh
Confirming Bank. Dengan demikian ada 2 penjamin yakni issuing bank dan

34

www.optimalearning.co.id

confirming bank. Untuk eksportir LC jenis ini lebih aman, karena bila issuing bank
gagal membayar, maka masih ada confirming bank sebagai penjamin kedua.

4. Transferable L/C
Jenis LC ini mulai ada berdasarkan atas pasal 54.a Uniform Customs and Practice
For Documentary Credit (UCP) ICC No.400. Dalam hal ini L/C memberi hak
kepada eksportir untuk menginstruksikan pada bank yang diamanatkan untuk
membayar atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan
negosiasi , untuk menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian
kepada satu atau lebih pihak ketiga (beneficiary kedua). LC ini digunakan bila
eksportir

(beneficiary

pertama) sebenarnya adalah perantara, sedangkan

barangnya ada pada supplier yang dalam hal ini disebut secondary beneficiary
.Transferable LC hanya dapat dipindahkan sekali saja, berarti second beneficary
tidak boleh memindahkan LC tersebut pada pihak lain. Kita dapat mengetahui
bahwa suatu LC adalah transferable bila pada LC dengan tegas disebut
transferable.
Pada prakteknya transferable LC ini dilakukan dengan dua hal, yaitu :
1. Dengan penggantian invoice.
Dalam hal ini setelah supplier menerima pemberitahuan dari koresponden
bank, kemudian eksportir mengapalkan barang barangnya, setelah itu
eksportir mengajukan semua dokumen kepada koresponden bank untuk
melakukan

penagihan

(negosiasi,

akseptasi

atau pembayaran

tunai).

Koresponden bank memberitahu eksportir bahwa dokumen sudah ada


padanya dan memberi kesempatan pada eksportir untuk mengganti
invoice dengan harga yang lebih tinggi. Selisih harga dari invoice supplier
dan invoice

eksportir

merupakan keuntungan

bagi

eksportir.

Pemberitahuan tersebut diatas isinya sama dengan L/C, kecuali :


- Harga keseluruhannya dan harga satuan lebih rendah dari L/C pertama.

35

www.optimalearning.co.id

- Jangka waktu pengapalan

dan

masa berlaku

L/C

lebih pendek

untuk memberi kesempatan eksportir mengganti invoice.


- Nama dan alamat eksportir menggantikan nama dan alamat importir
(pembeli seakan- akan eksportir). Dalam hal ini importir tidak mengenal
siapa supplier.
2. Tanpa penggantian invoice.
Bila importir mengenal supplier,
perantara, maka

eksportir

transferable

pada

L/C

tetapi

melalui

memang

akan

menggunakan

bank koresponden mengirim copy

supplier. Dalam hal ini

keuntungan

perantara

(eksportir) adalah dalam bentuk komisi.

5. Back To Back LC
Back to back LC biasanya digunakan dalam kondisi eksportir sebagai perantara
(trader) dan eksportir tersebut tidak menghendaki importir tau darimana sumber
barang tersebut (suppliernya). Oleh karena itu hal yang memungkinkan untuk
dilakukan sebagai solusinya ialah dengan menggunakan 2 (dua) LC . LC
pertama (disebut master LC )

dibuka antara importir dan perantara

(eksportir), sedangkan LC kedua antara perantara (eksportir) dan supplier.


Beda master LC dan LC kedua ialah :
1. Beneficiary kedua ialah

supplier, Pada LC

kedua eksportir merupakan

applicant, sedangkan pada LC pertama importir adalah aplicant.


2. Jumlah harga pada LC kedua lebih rendah dari LC pertama (selisihnya
merupakan keuntungan perantara).
3. Masa berlakunya LC

kedua lebih pendek dari

Tanggal pengapalan LC kedua lebih pendek dari LC

LC

pertama.
pertama.

Dasar rule dari munculnya Back to Back LC ini sebenarnya adalah UCP pasal 54.e
ayat

terakhir yang menyatakan : . Bila importir menghendaki namanya

tercantum pada semua dokumen selain invoice maka permintaan demikian


harus dipenuhi.

36

www.optimalearning.co.id

6. Red Clause LC
Jenis LC ini biasanya digunakan jika eksportir memerlukan modal untuk produksi
atau pengadaan barang yang akan diekspornya, jadi kondisi dalam red clause LC
adalah advising bank atau confirming bank diberi kuasa oleh issuing bank
untuk memberi uang muka pada eksportir sebelum dokumen - dokumen
perdagangan internasional (yang disyaratkan dalam LC) diserahkan kepada
bank tersebut.
Klausula tersebut dicantumkan dalam LC atas permintaan khusus dari
importir dan kata-katanya tergantung pada permintaan importir. LC tersebut
dinamakan red-clause, karena klausula tersebut ditulis dengan tinta-merah
agar menarik perhatian mengenai kekhususan LC tersebut.
LC ini digunakan untuk memberi modal dalam bentuk uang muka guna
membeli barang atau sebagian pre-financing. Sebelum

menerima uang

muka , eksportir (beneficiary) harus membuat pernyataan / jaminan tertulis


bahwa ia :
1. Akan menggunakan uang tersebut untuk membeli barang
sesuai yang tercantum di dalam LC
2. Akan menyerahkan dokumen-dokumen tepat pada waktunya dan
sesuai dengan persyaratan LC
3. Pembayaran uang muka yang telah dibayarkan di awal + bunga akan
dipotong langsung pada saat eksportir mendapat pembayaran dari bank
Jadi disini dengan kata lain eksportir berhutang terlebih dahulu ke bank dengan
uang muka tersebut & konsekuensinya wajib mengembalikan hutang
ditambah dengan pembebanan bunga. Mengenai

besarnya

uang

muka

harus disebut dengan jelas pada LC bersangkutan.


Bagaimana bila eksportir setelah menerima uang muka , gagal mengapalkan
barang ? Jika hal tersebut terjadi maka advising bank yang sudah memberi
uang muka berhak untuk menagih pada issuing bank (uang muka + bunga)

37

www.optimalearning.co.id

dan issuing bank kemudian akan menagih pada importir . Importirlah pada
akhirnya yang akan menanggung semua beban. Oleh karena itu jenis LC ini
digunakan bila tingkat kepercayaan antara importir dan eksportir tinggi.

Contoh Case :
Di Indonesia banyak importir benang wol yang menggunakan LC ini kepada
eksportir wol di Australia agar eksportir tersebut dapat membeli wol baik
dari pasaran maupun melalui pelelangan.

7. Revolving LC
Adakalanya importir memesan barang dengan nilai tertentu dalam jangka
waktu tertentu (misalnya 6 bulan). Nilai total misal USD 90,000 dan setiap
bulannya melakukan transaksi sebesar USD 15,000. Jika setiap bulan harus
dibuka LC tertentu memerlukan biaya dan waktu (kurang efektif dan efisien).
Untuk itu salah satu solusinya adalah menggunakan Revolving LC, yaitu LC yang
dibuka sekali namun bisa digunakan untuk transaksi yang berulang - ulang.

Contoh Case:
Berdasarkan contoh sebelumnya diatas bila

pada

hanya dapat mengekspor barang senilai USD 10,000

suatu

bulan

eksportir

sedangkan berdasarkan

LC ia seharusnya mengekspor barang sebesar USD 15,000 , maka sisa

USD

5,000 yang tidak terpenuhi pada bulan tersebut dapat ditambahkan pada
bulan

berikutnya

sehingga pada bulan berikutnya ekspor yang dilakukan

eksportir tersebut sebesar USD 20,000. Namun harus diingat bahwa jumlah
keseluruhan selama 6 bulan tetap tidak

boleh melebihi USD 90, 000

(kumulatif).
*Note : Dalam hal kondisi LC menyebutkan non kumulatif, maka sisa yang tidak
digunakan pada bulan sebelumnya (USD 5,000) tidak boleh ditambahkan pada

38

www.optimalearning.co.id

bulan berikutnya. Jadi dalam kondisi non kumulatif tersebut setelah 6 bulan
jumlah yang terealisir bisa jadi kurang dari USD 90,000.

8. Stand By LC
LC jenis ini digunakan untuk menjamin pembayaran bila suatu badan hukum
(misal perusahaan kontraktor) tidak dapat menyelesaikan suatu pekerjaan atas
suatu kewajiban. Dalam hal ini applicant mengajukan permohonan pada bank
untuk membuka stand by LC.
Bila kontraktor tersebut ternyata tidak mampu melaksanakan kewajibannya ,
maka pimpinan proyek sebagai beneficiary akan menuntut pembayaran pada
issuing bank sejumlah uang sebegaimana ditetapkan dalam LC tersebut.
Untuk

mendapatkan

pembayaran, maka

pimpinan proyek tersebut harus

membuat pernyataan tertulis bahwa kontraktor tidak dapat melaksanakan


kewajibannya.

Jenis Letter of Credit berdasarkan Bank yang digunakan untuk pencairan :


Selanjutnya jika di tinjau dari tempat beneficiary / eksportir dapat menarik pembayaran
atas Letter of Credit, LC dapat di bedakan menjadi :
1. Restricted LC
Yaitu LC yang membatasi bank tempat pencairan (negosiasi wesel dan dokumen)
dana yang dilakukan oleh eksportir hanya pada bank yang disebut dalam LC.
2. Unrestricted LC
Adalah LC yang tidak membatasi bank tempat pencairan dana oleh eksportir pada
bank tertentu (biasanya di dalam LC disebutkan klausula any bank). Bentuk LC
seperti ini juga biasa disebut dengan negotiable LC.

Selain metode - metode pembayaran ekspor impor seperti tersebut diatas, sebenarnya
masih ada metode pembayaran yang lain namun jarang sekali digunakan pada saat ini
39

www.optimalearning.co.id

karena sudah tidak sesuai dengan situasi, kondisi, serta model - model bisnis yang baru.
Metode pembayaran tersebut adalah :

1. Konsinyasi (Setelah laku baru dibayar)


Yang dimaksud dengan konsinyasi adalah barang dikirimkan terlebih dahulu oleh
eksportir ke negara importir untuk nantinya dijualkan oleh importir sedangkan untuk
pembayarannya baru akan dilakukan oleh importir setelah barang laku terjual.

2. Tunai (Cash)
Yaitu pembeli membayar langsung barang yang akan di impor di tempat eksportir
menggunakan uang tunai (cash). Hal ini biasanya dilakukan dengan cara pembeli datang
langsung ke pabrik atau pembeli punya perwakilan di negara penjual. Pembayaran
dengan dengan cara ini pada jaman sekarang dirasa sudah kurang sesuai karena
terdapat risiko yang sangat besar, diantaranya risiko kehilangan atau kekurangan uang
(gangguan kejahatan) serta risiko uang palsu.

40

www.optimalearning.co.id

IV.

INCOTERM & KALKULASI BIAYA EKSPOR IMPOR

A. Incoterm
Incoterms atau International Commercial Terms adalah kumpulan istilah yang dibuat
untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam perdagangan
internasional dan lebih khususlagi pada saat aktivitas pengapalan barang (shipment).
Dalam incoterms hak dan kewajiban pembeli (importir) serta penjual (eksportir)
mengenai pengiriman barang dijelaskan melalui istilah - istilah. Hal-hal yang dijelaskan
meliputi lingkup tanggung jawab pada proses pengiriman barang, penanggung jawab
proses pengiriman barang, penanggung biaya yang timbul, dan penanggung risiko bila
terjadi perubahan kondisi barang yang terjadi akibat proses pengiriman.
Incoterms dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional atau International Chamber of
Commerce (ICC), versi terakhir adalah yang dibuat pada tahun 2010 dan disebut sebagai
Incoterms 2010, tetapi incoterms tersebut baru berlaku efektif mulai tanggal 1
Januari 2011. Incoterms 2010 dikeluarkan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa resmi
dan 31 bahasa lain sebagai terjemahan resmi.

Incoterms 2010 Untuk Aneka Moda Transportasi :


Dalam incoterm 2010 ada sebelas istilah, dan dari sebelas tersebut dibagi lagi menjadi
dua kelompok yaitu :
Incoterms 2010 Untuk Multimoda Transport :
Incoterms ini berlaku untuk pengiriman barang ekspor impor yang menggunakan
multimoda transport, namun untuk di Indonesia biasanya incoterm kelompok pertama
ini digunakan untuk pengiriman barang ekspor impor yang menggunakan moda
transportasi pesawat udara. Berikut jenis - jenis incoterm tersebut :

41

www.optimalearning.co.id

1.

EXW (nama tempat): Ex Works, Jika kita menggunakan term ini maka kewajiban
eksportir sangat minim sekali dalam pengiriman barang, atau dengan kata lain
eksportir tidak bertanggung jawab sama sekali dalam pengiriman barangnya kepada
importir. Jadi dalam term ini eksportir cukup mempersiapkan dan mengemas
barangnya, setelah itu importirlah yang berkewajiban menanggung semua biaya dan
risiko transportasi barang mulai dari tempat origin (tempat eksportir) sampai ke
tujuan akhir (tempat importir)

2.

FCA (nama tempat): Free Carrier, pihak penjual hanya bertanggung jawab untuk
mengurus izin ekspor dan menyerahkan barang ke pihak pengangkut di tempat yang
telah ditentukan (biasanya di kantor atau gudang milik pengangkut atau freight
forwarder di negara eksportir).

3.

CPT (nama tempat tujuan): Carriage Paid To, pihak penjual menanggung biaya
pengangkutan sampai barang tiba di port negara tujuan (negara importir) dan
belum dibongkar dari pesawat (belum diurus customs clearance di negara importir).

4.

CIP (nama tempat tujuan): Carriage and Insurance Paid to, sama seperti CPT namun
jika memakai term ini pihak penjual wajib membayar premi asuransi pengangkutan
terhadap barang yang dikirim.

5.

DAT : Deliver At Terminal, Jika memakai term ini maka tanggung jawab penjual
sampai di terminal, pada saat barang tiba di port negara tujuan (negara importir).
Yang dimaksud terminal disini adalah gudang, container yard, terminal kereta api,
atau terminal di pelabuhan udara.

6.

DAP : Deliver At Place, Term ini hampir sama dengan DAT yaitu tanggung jawab
penjual sampai di port negara tujuan (negara importir), namun pada term ini
peralihan tanggung jawab tidak dibatasi hanya pada terminal (gudang, dll) tapi
boleh selain terminal, misal di kantor, dll.

7.

DDP (nama tempat tujuan): Delivered Duty Paid, Term ini merupakan kebalikan dari
Ex-Work dimana pihak penjual bertanggung jawab mengirimkan barang sampai di
tempat tujuan akhir (tempat importir), termasuk biaya asuransi, bea masuk, pajak
impor, cukai dan semua biaya lain yang mungkin muncul sebagai biaya impor.

42

www.optimalearning.co.id

Incoterms 2010 Untuk Angkutan Laut dan Sungai :


1. FAS (nama pelabuhan keberangkatan): Free Alongside Ship, Pada term ini pihak
penjual bertanggung jawab mengirimkan barang sampai barang berada di samping
kapal di pelabuhan keberangkatan (pelabuhan muat) dan kondisi barang siap untuk
dimuat ke atas kapal.
2. FOB (nama pelabuhan keberangkatan): Free On Board, Jika memakai term ini maka
pihak penjual bertanggung jawab mengirimkan barang sampai barang dimuat ke atas
kapal di pelabuhan muat, termasuk mengurus formalitas ekspornya seperti izin
ekspor, customs clearance, dan formalitas ekspor lainnya. Dalam kondisi seperti ini
biasanya sering disebut barang sudah dalam kondisi clean for export (siap
berangkat).
3. CFR (nama pelabuhan tujuan): Cost and Freight, Dalam term ini pihak penjual wajib
mengirimkan barang dan menanggung biaya pengapalan sampai kapal yang memuat
barang tiba di pelabuhan tujuan (belum dibongkar).
4. CIF (nama pelabuhan tujuan): Cost, Insurance and Freight, Term ini sama seperti CFR
yaitu penjual wajib mengirimkan barang sampai di pelabuhan tujuan (dalam kondisi
belum dibongkar dari kapal) namun ada tambahan kewajiban bagi penjual yaitu
wajib membayar premi asuransi pengangkutan terhadap barang yang dikapalkan
tersebut.
Pada kenyataannya tidak semua Incoterms tersebut digunakan dalam perdagangan
internasional, berikut Incoterm yang umum dan sering digunakan dalam kegiatan ekspor
impor :
a. Free On Board (FOB)
Dalam persyaratan penyerahan barang dengan menggunakan term FOB, Eksportir
mempunyai kewajiban untuk memikul semua biaya dan risiko terhadap pengiriman
barang mulai dari tempat eksportir hingga ke atas kapal (On Board) di pelabuhan

43

www.optimalearning.co.id

muat (Port of Loading), setelah itu (kapal berangkat) biaya dan risiko pengiriman
barang sampai di tempat Importir beralih menjadi tanggung jawab importir.
b. Cost and Freight (CFR)
Dalam persyaratan penyerahan barang dengan menggunakan term CFR, Eksportir
mempunyai kewajiban untuk memikul semua biaya terhadap pengiriman barang
mulai dari tempat eksportir hingga kapal sampai di pelabuhan tujuan (Port Of
Destination), tetapi eksportir tidak wajib mengcover asuransi atas pengapalan
barang tersebut, setelah itu biaya dan risiko pengiriman barang dari POD (Port of
Destination) sampai di tempat Importir menjadi tanggung jawab importir.
c. Cost Insurance and Freight (CIF)
Dalam persyaratan penyerahan barang dengan menggunakan term CIF, Eksportir
mempunyai kewajiban untuk memikul semua biaya terhadap pengiriman barang
mulai dari tempat eksportir hingga ke pelabuhan tujuan (Port Of Destination), dan
eksportir wajib mengcover asuransi atas pengapalan barang tersebut, setelah itu
biaya dan risiko pengiriman barang dari POD (Port of Destination) sampai di tempat
Importir menjadi tanggung jawab importir.

44

www.optimalearning.co.id

NO

TERM

LOCAL HANDLING ORIGIN

FREIGHT

INSURANCE

LOCAL HANDLING DESTINATION

FOB

EXPORTER

IMPORTER

IMPORTER

IMPORTER

CFR

EXPORTER

EXPORTER

IMPORTER

IMPORTER

CIF

EXPORTER

EXPORTER

EXPORTER

IMPORTER

B. ALOKASI BIAYA DALAM EKSPOR IMPOR (ESTIMASI)

1.

Alokasi Biaya-Biaya di Negara Eksportir


a. Biaya pengadaan (procurement cost)
Biaya produksi (untuk Eksportir produsen)
Nilai pembelian (buying in cost) yang lazim juga disebut dengan biaya
perolehan (untuk Eksportir bukan produsen)
b. Biaya pengelolaan (handling cost)
Biaya pengepakan dan penyimpanan di gudang eksportir
Biaya inland transport (dari gudang eksportir sampai ke pelabuhan muat)
THC (Terminal Handling Charge) port of origin
c. Biaya dokumen-dokumen ekspor
Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill (AWB)
Certificate Of Origin (COO)
Legalisir DOC
Biaya LC (Jika transaksi menggunakan LC)
Pemberitahuan Ekspor (PEB) dan Customs Clearance
Biaya lain-lain

45

www.optimalearning.co.id

d. Biaya angkutan utama (Port to Port)


Air Freight (Untuk pengangkutan barang ekspor impor menggunakan pesawat
udara)
Sea Freight (Untuk pengangkutan barang ekspor impor menggunakan kapal
laut)

2.

Alokasi Biaya - Biaya di Negara Importir


a. Biaya THC (Terminal Handling Charge) port of destination
b. Biaya dokumen-dokumen impor (contoh di Indonesia)
Delivery Order (D/O) Impor
Agency Fee
Pemberitahuan Impor (PIB) & Customs Clearance
Biaya LC (jika transaksi menggunakan LC)
c. Polis asuransi jika menggunakan incoterm EX WORK, FOB, CFR, CPT
d. Biaya inland transport destination
e. Bea Masuk dan Pajak Impor (contoh di Indonesia)
Bea Masuk Impor
PPN Impor
PPH Impor
Cukai
PPN BM (Barang mewah)
PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak)

46

www.optimalearning.co.id

C. CONTOH KALKULASI

SAMPLE OF COST CALCULATION


DOMESTIC SALE ($)

EXPORT SALE ($)

FACTORY PRICE

7.50

7.50

DOMESTIC FREIGHT

0.70

0.70

SUB TOTAL

8.20

8.20

EXPORT DOCUMENTATION

0.50

SUB TOTAL

8.70

OCEAN FREIGHT & INSURANCE

1.20

SUB TOTAL

9.90

IMPORT DUTY (ex : 12% OF LANDED COST)

1.19

SUB TOTAL

11.09

WHOLESALER MARKUP (ex : 15%)

1.23

SUB TOTAL

9.43

2.44

RETAIL MARKUP (ex : 50%)

4.72

6.77

SUB TOTAL

14.15

20.30

PROFIT (ex : 10%)

1.415

2.03

FINAL CONSUMER PRICE

15.57

22.33

DISTRIBUTOR MARKUP

47

www.optimalearning.co.id

V.

SHIPPING

A. Moda Transportasi Dalam Ekspor Impor


Dalam mengirimkan atau mengapalkan barang ekspor impor kita bisa menggunakan
beberapa alternatif moda transportasi yang bisa dipakai. Untuk pemilihan moda
transportasi tersebut biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik barang
ekspor impor yang akan kita kapalkan.
Berikut beberapa jenis moda transportasi yang bisa digunakan untuk pengiriman
barang ekspor impor :
1. Darat (truck & Kereta api / railway)
2. Udara (pesawat udara / air Cargo)
3. Laut (kapal laut / sea cargo)
4. Pipeline (Pipa)
5. Cable Line
Pada kenyataannya di dunia barang ekspor dan impor lebih banyak diangkut
menggunakan angkutan laut karena

beberapa hal antara lain biaya yang lebih murah

dan volume / daya angkut lebih banyak.


Ada 2 (dua) aspek penting dalam pengangkutan barang ekspor impor :
1. Transportasi (handling) pemindahan fisik barang
2. Dokumen yang berkaitan dengan pengapalan

B. Carrier
1. Carrier dalam ekspor impor
Yang dimaksud carrier di dalam ekspor impor adalah sarana pengangkut utama
yang melayani angkutan door to door ataupun port to port. Jenisnya antara lain :
a. Shipping Lines
Jasa angkutan cargo yang menggunakan kapal laut, melayani port to port
service. Biasanya untuk barang dengan kuantitas banyak.
48

www.optimalearning.co.id

b. Air Lines
Jasa angkutan cargo yang menggunakan pesawat udara, biasanya angkutan
udara digunakan untuk barang yang perlu segera tiba di tempat tujuan dan
quantitynya relatif kecil dibandingkan dengan angkutan laut. Sebagaimana
shipping lines, perusahaan airlines biasanya hanya melayani angkutan port to
port service.
c. Freight Forwarder
Jasa pengurusan transportasi yang bertugas mengurus semua kegiatan yang
diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui
transportasi darat, laut atau udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan,
penyimpanan, sortasi, pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan,
penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya
angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan
biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang- barang tersebut
sampai dengan diterimanya oleh yang berhak menerimanya (door to door
service).
d. Courier Service
Jasa angkutan barang yang melayani barang dengan quantity yang relatif sedikit
/ kecil. Contoh : pengiriman dokumen (door to door service).
2. Pemilihan carrier
Bagi eksportir atau importir perlu mempertimbangkan beberapa hal dalam
memilih carrier, antara lain :
a. Jadwal yang tetap
b. Kecepatan pengangkutan
c. Biaya transportasi
d. Kepercayaan terhadap pelayanan
e. Status perusahaan pelayaran
f. Penunjukan oleh pembeli
g. Dll

49

www.optimalearning.co.id

C. Air Freight
Pengangkutan cargo dengan Air Freight adalah cara pengangkutan muatan atau cargo
ekspor atau impor dengan menggunakan moda pesawat udara, baik pesawat yang
khusus untuk mengangkut cargo maupun pesawat penumpang.
Jika kita mengirimkan barang dengan air freight bisa melalui jasa freight forwarder
(agent dari airlines) maupun langsung ke perusahaan airlines. Jika kita langsung ke
airlines biasanya ada minimal quantity barang yang dikirimkan (tergantung kebijakan
masing-masing airlines) & barang harus kita antar sendiri ke airport, namun jika kita
menggunakan jasa freight forwarder maka barang biasanya akan di pick up oleh freight
forwarder sekaligus akan diuruskan juga customs clearance nya (door to door service).
Setelah barang on board dan pesawat take off maka pihak airlines akan menerbitkan
dokumen pengangkutan cargo udara yang disebut dengan Air Way Bill. Fungsi airway
bill yang utama adalah sebagai dokumen kontrak pengangkutan antara shipper dan
airlines, sebagai tanda kepemilikan barang, dll.

50

www.optimalearning.co.id

Contoh dokumen Airway Bill

51

www.optimalearning.co.id

Air Freight Operational Flow

g
Exporter

Importer

g
Freight
Forwarder

Freight
Forwarder

d
a

h
h

b
Customs

c Airport

Airlines

Customs

Airport

Keterangan :

a. Shipper (pengirim barang atau biasanya eksportir) berkoordinasi dengan freight


forwarder untuk menentukan schedule pengiriman barang, kemudian freight
forwarder mengecek ketersediaan space dan schedule penerbangan ke airlines.
Setelah di dapat schedule penerbangan yang cocok maka eksportir

mengirim

dokumen shipping instruction (SI) ke freight forwarder dan kemudian freight


forwarder melakukan booking space pesawat ke airlines
b. Freight forwarder melakukan pick up barang yang akan dikirimkan ke tempat
eksportir menggunakan moda small truck kemudian membawa barang tersebut ke
gudang di bandara (airport).

52

www.optimalearning.co.id

Airlines

c. Setelah barang sampai di gudang airport, petugas gudang atau perwakilan airlines
melakukan pencatatan, penimbangan, pengukuran, repacking, dan pemberian label
pada barang atau cargo yang akan dikirimkan
d. Eksportir atau freight forwarder (atau PPJK) atas kuasa dari eksportir melakukan
proses customs clearance baik melalui media elektronik (online) maupun secara
manual (pada saat e-book ini ditulis belum semua kota di Indonesia bisa melakukan
customs clearance secara online)
e. Petugas gudang atau ground handling bandara memuat cargo ke dalam pesawat
f. Setelah semua cargo selesai dimuat (on board) maka pesawat akan berangkat (take
off) menuju ke port of destination.
g. Setelah cargo berangkat, maka pihak airlines akan menerbitkan shipping document
untuk angkutan udara yaitu Air Way Bill (AWB). Dokumen AWB tersebut biasanya
akan diserahkan ke Eksportir atau diwakilkan melalui freight forwarder untuk
kemudian dikirimkan ke importir atau agent freight forwarder di negara tujuan.
Dokumen AWB ini sangat penting karena akan digunakan oleh importir untuk proses
customs clearance di negaranya dan pengambilan barang di airport.
h. Setelah pesawat tiba dan barang telah sampai di port of destination maka barang
akan di unloading dari pesawat oleh petugas ground handling atau petugas gudang
bandara. Setelah itu importir atau dikuasakan oleh freight forwarder melakukan
proses customs clearance dan merelease cargo dari airport, dan kemudian barang
dibawa menggunakan truck dan dibawa ke tempat importir.

Jenis - Jenis Kargo Yang Bisa Diangkut Menggunakan Pesawat Udara


a. General cargo
Yang dimaksud general cargo disini adalah barang-barang yang tidak memerlukan
penanganan secara khusus baik dari segi handling barang maupun dokumen dokumen yang menyertainya (general goods). Contoh : pakaian, alat tulis, buku, dll.

53

www.optimalearning.co.id

b. Special cargo
Yang dimaksud special cargo disini yaitu barang-barang yang memerlukan
penanganan khusus baik dari cara handling barangnya maupun dokumen dokumen
yang menyertainya. Contoh barang - barang yang memerlukan packaging khusus
yang disesuaikan dengan karakteristik barang tersebut. Contoh barang barang yang
termasuk special cargo adalah sbb :
Live animal (Binatang Hidup)
Human remain (jenazah)
Barang yang mudah rusak (perishable goods)
Barang berharga (valuable goods)
Strongly smelling goods (Barang yg berbau menyengat)
Wet cargo (Barang - barang cair)
Live plants (Tanaman hidup)
Dangerous goods (Barang barang berbahaya)
Kontainer Air Cargo
Dalam pengangkutan cargo menggunakan pesawat udara, bisa menggunakan container
maupun tanpa container. Jika menggunakan container pada saat pengangkutannya
berikut contoh atau jenis - jenis container yang bisa digunakan :

54

www.optimalearning.co.id

D. Sea Freight
Sea cargo atau sering disebut juga dengan sea freight merupakan cara pengangkutan
muatan atau cargo ekspor - impor dengan menggunakan moda angkutan kapal laut.
Pada praktek di lapangan pengangkutan via kapal laut bisa menggunakan peti kemas
(container) atau tanpa peti kemas. Container tersebut ada yang disediakan (dipinjami)
oleh perusahaan shipping lines maupun menggunakan container milik shipper sendiri.
Sedangkan cargo atau muatan yang tanpa menggunakan container biasanya disebut
dengan muatan curah atau break bulk. Seperti pada pengangkutan cargo udara,
dokumen pengangkutan cargo kapal laut juga akan dikeluarkan oleh carrier setelah
kapal berangkat meninggalkan pelabuhan muat (port of loading) dan shipping
document untuk sea freight dinamakan Bill of Lading (BL). Fungsi utama dari BL adalah
sebagai dokumen kontrak pengangkutan antara shipper dan airlines dan sebagai tanda
kepemilikan barang.

55

www.optimalearning.co.id

Contoh Dokumen Bill of Lading

56

www.optimalearning.co.id

Scheduling and Booking Space


Sama seperti shipment air freight, pada shipment sea freight kita juga harus melakukan
scheduling sebelum melakukan shipment. Makna dari scheduling sendiri adalah
penyesuaian antara kesiapan barang yang akan dikapalkan dengan jadwal
keberangkatan kapal. Untuk melakukan hal tersebut kita bisa meminta informasi jadwal
dan rute kapal melalui freight forwarder atau shipping lines (carrier) baik secara manual
(via telephone atau email) maupun langsung secara online di website resmi milik
carrier. Setelah kita mendapatkan jadwal yang sesuai maka kita bisa melakukan booking
space di kapal dengan menggunakan dokumen Shipping Instruction (SI). JIka dulu untuk
membuat shipping instruction masih secara manual menggunakan fax atau email, saat
ini untuk membuat shipping instruction dan melakukan booking space kapal sudah bisa
secara online dengan cara mengisi form di website yang disediakan oleh freight
forwarder atau shipping lines.

Contoh Vessel Schedule. Sumber : inttra.com

57

www.optimalearning.co.id

Contoh Form Pengisian Shipping Instruction Secara Online. Sumber : CMA - CGM

58

www.optimalearning.co.id

Operasional Shipping Menggunakan Container (Containerize)


1. Metode FCL dan LCL
Dalam pengapalan barang menggunakan container kita mengenal dua pola dalam
operasionalnya yaitu :
a. Full Container Load (FCL)
Pola pengapalan FCL yaitu jika pengapalan barang yang kita lakukan
menggunakan satu container (full), dimana dalam container tersebut hanya
berisi barang milik kita saja (tidak dicampur dengan barang milik orang lain atau
perusahaan lain)
b. Less Than Container Load (LCL)
Pola pengapalan LCL yaitu jika kondisi dalam suatu pengapalan yang
menggunakan container barang kita dicampur dengan barang barang milik
orang lain atau perusahaan lain. Jadi dalam pola pengapalan LCL di dalam satu
container berisi barang barang dari beberapa perusahaan yang berbeda. Hal
tersebut dilakukan supaya ongkos pengapalan lebih ekonomis karena quantity
barang yang akan dikapalkan oleh masing - masing pihak relatif sedikit.
Untuk pengapalan dengan pola FCL kita bisa menggunakan jasa freight forwarder atau
langsung bisa juga langsung ke perusahaan shipping lines, namun jika menggunakan
pola pengapalan LCL, kita hanya bisa menggunakan jasa freight forwarder karena
shipping lines tidak melayani jasa pengapalan LCL. Untuk aktivitas penggabungan
muatan dalam pola LCL biasa disebut juga dengan consolidation (konsolidasi muatan)
sehingga perusahaan freight forwarder yang melakukan aktivitas tersebut biasa disebut
dengan consolidator (Note : Tidak semua perusahaan freight forwarder bisa melakukan
atau melayani jasa konsolidasi muatan LCL).

59

www.optimalearning.co.id

FCL Shipment Operational Flow :

a.

Shipper (biasanya eksportir) berkoordinasi dengan carrier (freight forwarder atau


shipping lines) untuk menentukan schedule kapal, booking space, dan tanggal
stuffing (pemuatan barang ke dalam container)

b.

Setelah eksportir melakukan booking atau mengirimkan shipping instruction maka


shipping lines akan mengeluarkan dokumen Delivery Order (DO) yang berfungsi
untuk mengambil container kosong ke depo container yang ditentukan oleh
shipping lines. Bersamaan dengan penyerahan DO, shipping lines juga akan
memberikan seal (segel) container yang akan digunakan untuk menyegel container
setelah barang selesai dimuat semua ke dalam container. Penyegelan ini biasanya
dilakukan oleh eksportir sendiri.

60

www.optimalearning.co.id

c.

Eksportir atau freight forwarder yang telah diberi kuasa oleh eksportir mengambil
container kosong menggunakan truck trailer ke depo tempat penyimpanan
container kosong (empty container yard).

d.

Container kosong tersebut kemudian dibawa ke tempat eksportir (biasanya di


gudang atau pabrik) untuk dilakukan proses stuffing. Setelah stuffing selesai
kemudian eksportir menyegel container tersebut menggunakan seal yang telah
diberikan oleh shipping lines sebelumnya.

e.

Biasanya bersamaan dengan proses stuffing, eksportir atau freight forwarder yang
diberi kuasa melakukan proses customs clearance ke customs (bea cukai) dengan
cara membuat dokumen pelaporan (pemberitahuan) ekspor (di Indonesia disebut
dengan PEB atau Pemberitahuan Ekspor Barang).

f.

Setelah stuffing selesai dan pihak customs sudah memberikan ijin untuk
pengapalan barang tersebut maka kemudian container tersebut dibawa oleh
eksportir atau freight forwarder menuju ke sea port atau tempat kapal bersandar
yang telah di booking sebelumnya.

g.

Pihak operator pelabuhan menurunkan container dari truck untuk kemudian


disimpan sementara di container yard area yang biasanya berada di samping kapal,
sambil menunggu giliran untuk di muat ke atas kapal.

h.

Setelah container di muat ke atas kapal dan kemudian kapal berangkat menuju
pelabuhan tujuan (destination port), maka pihak carrier selanjutnya akan
mengeluarkan dokumen pengapalan yang disebut dengan Bill of Lading (BL).

i.

Dokumen BL tersebut kemudian biasanya diserahkan oleh carrier kepada shipper


atau eksportir, dan kemudian dikirimkan ke importir melalui jasa courier.

j.

Setelah kapal sampai di port negara tujuan maka kantor perwakilan (agent) freight
forwarder atau shipping lines akan memberitahukan kedatangan kapal atau
container tersebut kepada importir (consignee).

k.

Setelah itu consignee atau freight forwarder yang diberi kuasa melakukan proses
customs clearance ke otoritas customs setempat dan menyerahkan dokumen Bill
of Lading ke kantor perwakilan shipping lines. BL disini berfungsi sebagai tanda

61

www.optimalearning.co.id

kepemilikan barang yang dikapalkan tersebut. Kemudian perwakilan shipping lines


akan menukar BL tersebut dengan dokumen Delivery Order (DO) yang berfungsi
untuk mengambil barang di port.
l.

Setelah mendapatkan ijin dari otoritas customs setempat untuk mengeluarkan


barang dari port dan ijin dari shipping lines (dengan dokumen DO) maka consignee
akan mengeluarkan atau menarik container yang berisi barang import tersebut
menggunakan truck trailer dan kemudian dibawa ke tempat importir (biasanya ke
gudang atau pabrik)

LCL Shipment Operational Flow :

62

www.optimalearning.co.id

a.

Shipper (biasanya eksportir) berkoordinasi dengan freight forwarder untuk


menentukan schedule kapal, booking space, tanggal pick up barang, dan tanggal
stuffing (pemuatan barang ke dalam container di tempat yang disediakan freight
forwarder)

b.

Setelah eksportir melakukan booking atau mengirimkan shipping instruction maka


freight forwarder akan melakukan pick up barang ke tempat yang ditentukan oleh
eksportir menggunakan mobil mini truck atau mobil box (biasanya di gudang atau
pabrik). Kemudian barang tersebut akan dibawa oleh freight forwarder ke tempta
yang digunakan untuk melakukan konsolidasi barang atau penggabungan barang
ke dalam container dengan barang milik orang atau perusahaan lain. Tempat
tersebut biasanya di warehouse (gudang) yang berada di port area dan gudang
tersebut biasanya dinamakan dengan CFS (Cargo Freight Station).

c.

Freight forwarder yang bertugas melakukan konsolodasi barang tersebut mulai


melakukan pemuatan (stuffing) barang barang tersebut ke dalam container.
Kemudian container yang telah terisi tersebut akan disegel menggunakan seal dari
perusahaan shipping lines (pemilik container).

d.

Setelah selesai melakukan pemuatan (atau bisa juga bersamaan dengan saat
pemuatan) freight forwarder akan melakukan proses customs clearance ke
customs (bea cukai) dengan cara membuat dokumen pelaporan (pemberitahuan)
ekspor (di Indonesia disebut dengan PEB atau Pemberitahuan Ekspor Barang).

e.

Setelah stuffing selesai dan pihak customs sudah memberikan ijin untuk
pengapalan barang tersebut maka freight forwarder akan membawa container dari
CFS menuju ke container yard area yang biasanya berlokasi di samping kapal
menggunakan truck trailler.

f.

Pihak operator pelabuhan menurunkan container dari truck trailer untuk kemudian
disimpan sementara di container yard, sambil menunggu giliran untuk di muat ke
atas kapal.

63

www.optimalearning.co.id

g.

Setelah container di muat ke atas kapal dan kemudian kapal berangkat menuju
pelabuhan tujuan (destination port), maka pihak shipping lines selanjutnya akan
mengeluarkan dokumen pengapalan yang disebut dengan Bill of Lading (BL).

h.

Dokumen BL tersebut kemudian biasanya diserahkan oleh shipping lines kepada


freight forwarder dan selanjutnya akan diserahkan kepada eksportir. Setelah itu
kemudian BL dikirimkan ke importir melalui jasa courier.

i.

Setelah kapal sampai di port negara tujuan maka kantor perwakilan (agent) freight
forwarder akan memberitahukan kedatangan kapal atau barang - barang tersebut
kepada masing - masing importir (consignee).

j.

Jika shipment kita menggunakan pola LCL setelah container tiba di port tujuan
maka akan langsung dibawa oleh perwakilan (agent) dari freight forwarder ke
warehouse atau CFS yang biasanya masih berada di dalam port area.

k.

Setelah container tiba di CFS maka petugas gudang disana (dengan pengawasan
dari petugas freight forwarder) langsung melakukan pembongkaran barang dari
dalam container tersebut untuk dimasukkan ke dalam warehouse. Proses
pembongkaran ini biasanya disebut dengan stripping.

l.

Biasanya barang disimpan di dalam CFS untuk sementara waktu sambal menunggu
proses customs clearance yang dilakukan oleh freight forwarder atau consignee.

m. Setelah mendapatkan ijin dari otoritas customs setempat untuk mengeluarkan


barang dari warehouse atau CFS maka consignee atau freight forwarder akan
mengeluarkan barang LCL tersebut menggunakan small truck atau mobil box dan
membawanya ke tempat consignee atau importir (biasanya ke gudang atau pabrik
importir)

64

www.optimalearning.co.id

Jenis - Jenis Container


a. General Container (Dry Container)
Container ini digunakan jika barang yang kita kapalkan tidak memerlukan handling
atau perlakuan khusus, biasanya untuk barang - barang general goods seperti
pakaian, spare parts mesin, dll.

b. Special Purpose Container :


Yang dimaksud special purpose container disini adalah container container yang di
desain khusus dan digunakan untuk barang barang yang memerlukan perlakuan
atau handling secara khusus dan biasanya barang barang tersebut tidak bisa
dimuat menggunakan dry container, misalnya memerlukan pengaturan suhu
khusus, dll. Berikut beberapa jenis container yang termasuk special purpose
tersebut :

65

www.optimalearning.co.id

Open Top Container


Container open top biasanya digunakan untuk barang barang yang pada saat
stuffing tidak bisa dimuat lewat pintu utama container. Contoh : pohon hidup

Collapsible Flat rack Container


Flat rack container seperti pada gambar biasanya digunakan untuk mengangkut
barang barang yang over dimension (over length atau over height) agar lebih
mudah pada saat bongkar muat. Contoh : Mesin-mesin produksi, alat berat, dll.

66

www.optimalearning.co.id

Tank Container
Container jenis ini biasanya digunakan untuk mengangkut komoditi berbahan
dasar gas atau cairan. Contoh : Bahan bahan kimia cair.

Reefer Container
Container jenis ini biasanya digunakan untuk mengangkut barang - barang atau
komoditi yang memerlukan pengaturan suhu secara khusus pada saat
pengapalannya. Contoh : Daging, ikan, etc.
Karena container ini menggunakan refrigerator maka sepanjang perjalanan
memerlukan sumber listrik, untuk itu biasanya dilengkapi dengan genset khusus
sebagai sumber listrik (seperti pada gambar).

67

www.optimalearning.co.id

Bulk Container
Container jenis ini biasanya digunakan untuk mengangkut barang barang curah
(tanpa pengemas). Contoh : Tepung, batubara, etc.

Hanging Container
Container jenis ini biasanya digunakan untuk mengangkut barang - barang yang
memerlukan penggantung pada saat pengapalannya. Contoh : Pakaian yang
digantung, etc

68

www.optimalearning.co.id

Open Side Container


Container jenis ini biasanya digunakan bagi kita yang memerlukan kecepatan dan
kepraktisan pada saat bongkar muat karena pada saat bongkar muat tidak hanya
menggunakan satu pintu tapi bisa menggunakan pintu pada sisi kanan dan kiri
container.

Selain jenis jenis container tersebut kita juga dimungkinkan untuk memesan container
yang dimodifikasi sesuai dengan karakteristik barang dan kepentingan pada saat
shipment. Contoh : Dry Container yang dimodifikasi dengan menambahkan fentilasi
supaya udara bisa masuk lebih banyak karena karakteristik barang yang memerlukan
sirkulasi udara lebih banyak.

Berikut rangkuman pengelompokan jenis jenis container berdasarkan barang atau


komoditi yang dimuatnya :

69

www.optimalearning.co.id

Container Seal & Container Number


Seperti kita bahas sebelumnya, pada setiap shipment lazimnya container disertai segel
atau seal yang diletakkan pada pengunci pintu container dan berfungsi sebagai
pengaman fisik pintu container dan pengaman identitas shipment karena pada setiap
seal akan tertera nomor seal dan nomor tersebut juga tercantum dalam dokumen
pengapalan (Bill of Lading). Seal pada container tersebut ada yang berbentuk peluru
(seperti pada gambar) dan ada juga yang berbentuk kabel. Seal tersebut bersifat sekali
pakai dan setelah terkunci hanya bisa dibuka dengan cara dipotong (dirusak). Selain
nomor seal, di dalam Bill of Lading juga tertera nomor container sesuai dengan nomor
yang tertera di pintu container, dan setiap kodenya memiliki arti tersendiri sehingga
relatif susah untuk dipalsukan.

70

www.optimalearning.co.id

Ukuran dan Spesifikasi Container


Selain terdiri dari berbagai macam jenis, container juga memiliki berbagai ukuran.
Penentuan size container yang akan dipakai biasanya tergantung quantity barang yang
akan kita kapalkan. Berikut spek teknis dari container container yang biasa digunakan
dalam pengapalan barang ekspor impor.

20 Standard

40 Standard

71

www.optimalearning.co.id

40 High Cube

45 High Cube

Spek container tersebut adalah spek diatas kertas (teori) yang sering tidak sama dengan praktek di
lapangan. Yang perlu diperhatikan disini adalah pada aktualnya kapasitas container tidak sama
72

www.optimalearning.co.id

seperti yang tertulis diatas karena spek diatas hanya berlaku jika container diisi dengan udara atau
air (sifat udara atau air bisa merata mengisi seluruh ruangan container), namun jika kita akan
memuat jenis barang yang lain sebaiknya kita melakukan pengukuran kembali terhadap kapasitas
container secara real sehingga bisa benar - benar akurat pada saat stuffing hingga pengapalan
barang. Pengukuran tersebut bisa kita lakukan dengan datang ke depo container sebelum stuffing,
dan tentunya dengan meminta ijin terlebih dahulu ke shipping lines sebagai pemilik container.
Shipment Tanpa Menggunakan Container (Non Container)
Selain menggunakan container, pada saat pengapalan barang ekspor impor bisa juga tanpa
menggunakan container. Untuk pola pengapalan tersebut biasanya disebut dengan pola non
container shipment, jadi barang barang yang akan dikapalkan langsung diletakkan di dalam
ruangan kapal (palka) yang tersedia. Untuk model pengapalan seperti ini biasanya dalam jumlah
yang relatif besar dan biasanya menggunakan kapal khusus (disesuaikan dengan karakteristik
barang) yang disewa dengan sistem charter atau menggunakan kapal milik sendiri. Contoh : Alat alat berat atau konstruksi bangunan, pupuk, batubara, etc.

73

www.optimalearning.co.id

VI.

KEPABEANAN DAN CUSTOMS CLEARANCE

A. Overview Kepabeanan
Pengertian secara umum kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengawasan lalu lintas barang yang masuk atau keluar wilayah suatu negara beserta
hal hal yang berkaitan dengan pemungutan bea masuk dan bea keluar barang
barang tersebut. Barang yang keluar dari suatu negara dapat juga diartikan sebagai
barang ekspor dan sebaliknya barang yang masuk ke suatu negara diartikan sebagai
barang impor. Sedangkan petugas atau instansi yang mengawasi lalu lintas barang
ekspor impor tersebut adalah customs atau di Indonesia disebut dengan instansi Bea
Cukai yang berada di bawah kementerian keuangan dan mempunyai nama resmi
Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC). Hal - hal yang berkaitan dengan kepabeanan
diatur dalam Undang Undang No.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan
Di Indonesia selain mengawasi lalu lintas barang ekspor impor instansi bea cukai juga
bertanggung jawab terhadap pemungutan bea masuk dan pajak impor serta bea keluar
untuk ekspor.
Daerah Pabean dan Kawasan Pabean
Dalam kepabeanan kita mengenal istilah daerah pabean dan kawasan pabean, jika
secara definisi yang dimaksud daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang
meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya serta tempat-tempat
tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku
undang-undang tentang kepabeanan. Selain daerah pabean kita juga mengenal istilah
Kawasan Pabean, yaitu suatu kawasan dengan batas - batas tertentu di pelabuhan laut,
bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang, yang
sepenuhnya berada di bawah pengawasan direktorat jenderal Bea dan Cukai. Kawasan
pabean berfungsi sebagai Tempat Penimbunan Sementara (TPS) barang ekspor dan
impor.
Jika diartikan secara simple, Daerah Pabean merupakan seluruh wilayah Indonesia
meliputi daratan, perairan, maupun wilayah udara, sedangkan Kawasan Pabean
74

www.optimalearning.co.id

merupakan pintu - pintu yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan
digunakan untuk keluar masuknya barang ekspor impor. Pintu pintu tersebut
secara fisik berwujud pelabuhan laut (sea port), pelabuhan udara (air port), dan
pelabuhan darat (dry port). Contoh : Tanjung Priok (Jakarta) Sea Port, Belawan (Medan
Sea Port), Tanjung Perak (Surabaya) Sea Port, Soekarno Hatta / Cengkareng
(Tangerang) Air port, Cikarang (Kab Bekasi) Dry Port, Gedebage (Bandung) Dry Port, dll.
Melalui pintu - pintu tersebutlah kita bisa melakukan kegiatan ekspor impor secara
legal dengan cara melaporkan atau memberitahukan ekspor impor yang kita lakukan
kepada petugas bea cukai, karena di setiap port yang digunakan untuk kegiatan ekspor
impor tersebut pasti terdapat kantor dan petugas bea cukai. Mengenai teknis tata cara
pemberitahuan pabean ekspor impor akan kita bahas pada bab tersendiri mengenai
customs clearance.

DAERAH PABEAN DAN CONTOH KAWASAN PABEAN INDONESIA

75

www.optimalearning.co.id

CONTOH KAWASAN PABEAN SOEKARNO HATTA (CENGKARENG) AIR PORT

CONTOH KAWASAN PABEAN TANJUNG PRIOK SEA PORT

76

www.optimalearning.co.id

B. Harmonized System (HS)


Mungkin banyak dari kita yang sehari - hari sering menemui istilah HS Code atau Nomor
HS, namun sebenarnya apakah yang dimaksud dengan Nomor HS tersebut ? HS sendiri
adalah singkatan dari Harmonized System atau jika diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia adalah sistem harmonisasi. Yang dimaksud dengan istilah harmonisasi
tersebut adalah sistem klasifikasi barang ekspor impor dimana pada setiap barang
ekspor impor diberikan penomoran sesuai dengan jenis barang, kegunaan (fungsinya),
atau bahan yang dikandungnya. Klasifikasi terhadap barang ekspor impor tersebut
dibuat secara sistematis dan berwujud suatu daftar (list) dan kemudian dibukukan
(dicetak) atau dirangkum dalam suatu soft file atau software. Tujuan dibuatnya daftar
barang beserta penomorannya tersebut antara lain untuk mempermudah penentuan
tarif pajak impor, bea masuk dan bea keluar, mempermudah klasifikasi pada saat
pengangkutan barang, dan mempermudah penyusunan data perdagangan untuk
keperluan statistik.
Di Indonesia sendiri hal - hal yang berkaitan dengan sistem klasifikasi barang ekspor
impor tersebut diatur dalam Undang - Undang (UU) Kepabeanan Indonesia No. 17
tahun 2006, dan dalam hal teknis diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan melalui
peraturan menteri keuangan.
Pada saat ini sistem pengklasifikasian barang ekspor impor di Indonesia didasarkan
pada Harmonized System (HS) yang berlaku internasional dan dituangkan atau
dibukukan dalam daftar tarif yang kita kenal dengan sebutan Buku Tarif Kepabeanan
Indonesia (BTKI). Jadi penomoran tiap - tiap jenis barang ekspor impor yang terdapat
dalam buku tersebut sering kita kenal dengan sebutan HS Code atau nomor Pos Tarif.
Namun saat ini dimana perkembangan teknologi sudah semakin canggih, untuk
mengetahui HS Code tidak hanya melalui BTKI namun juga bisa kita lihat melalui portal
online Indonesia National Single Window (www.insw.go.id), portal bea cukai
(www.beacukai.go.id), atau melalui aplikasi smartphone yang bisa anda download
langsung dari smartphone.

77

www.optimalearning.co.id

CONTOH BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA (BTKI) 2012

1. Tujuan Penggunaan HS Code :


a. Memberikan keseragaman dalam daftar penggolongan barang yang dibuat
secara sistematis, untuk penetapan tarif pabean secara internasional.
b. Memudahkan pengumpulan, pembuatan, dan analisis statistik perdagangan
dunia.
c. Memberikan sistem Internasional yang resmi untuk pemberian kode, penjelasan
dan penggolongan barang untuk tujuan perdagangan seperti tarif pengangkutan,
keperluan pengangkutan, dokumentasi dan sebagainya.
d. Memperbaharui sistem klasifikasi barang sebelumnya, untuk mengantisipasi
perkembangan teknologi dan industri serta pola perdagangan Internasional.

78

www.optimalearning.co.id

2. Tiga Bagian Utama HS :


a. Ketentuan umum untuk menginterpretasi Harmonized System (KUM HS). KUM
HS merupakan bagian terpenting yang harus dipahami sebelum melangkah lebih
jauh untuk mengklasifikasikan barang menggunakan HS. KUM HS berisi enam
prinsip dasar yang harus dipatuhi dalam mengklasifikasi barang.
b. Catatan Bagian, Catatan Bab, dan Catatan Sub-Pos
c. Pos (4-digit) dan Sub-Pos (6-digit) yang disusun secara sistematik. Untuk
keperluan nasional, Indonesia menggunakan sistem penomoran 10 digit dalam
BTKI. Penomoran 8 digit berkaitan dengan ASEAN dan 2 digit selanjutnya pos
tarif nasional. Penomoran tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari subsub pos dalam HS.

C. Customs Clearance (Kewajiban Pabean Ekspor Impor)


Dalam bagian ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai kewajiban kewajiban
yang harus dilakukan oleh eksportir dan importir dalam bidang kepabeanan. Sedikit
mengulang penjelasan di awal, untuk memenuhi kewajiban kewajiban dalam bidang
kepabeanan biasanya para eksportir maupun importir pada umumnya dibantu oleh jasa
vendor pihak ketiga yang di Indonesia disebut dengan perusahaan PPJK (Perusahaan
Pengurusan Jasa Kepabeanan) atau dalam bahasa internasional biasa disebut dengan
customs broker. Perusahaan PPJK tersebut bisa juga menjadi satu dengan perusahaan
freight forwarder, jadi ada freight forwarder yang mempunyai kemampuan dan ijin
untuk mengurus customs clearance (kewajiban pabean dari eksportir dan importir) dan
sebaliknya ada juga freight forwarder yang tidak memiliki ijin tersebut (hanya mengurus
pengangkutan barang)
1. Registrasi Pabean
Saat ini salah satu yang menjadi kewajiban bagi eksportir dan importir di Indonesia
adalah melakukan registrasi pabean ke bea cukai, hal tersebut dilakukan salah
satunya agar lebih mempermudah bea cukai dalam melakukan pelayanan terhadap
eksportir dan importir, karena dengan melakukan registrasi tersebut bea cukai akan

79

www.optimalearning.co.id

mendapatkan database dari para pelaku ekspor impor, sehingga jika ada informasi
penting atau hal hal lain bisa secara cepat tersampaikan.
Saat ini untuk melakukan registrasi pabean sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri,
yaitu secara online melalui portal bea cukai www.beacukai.go.id kemudian pilih
registrasi portal, dan setelah mendapatkan konfirmasi via email yang telah
didaftarkan kita bisa login ke dalam portal dan kemudian pilih menu registrasi
kepabeanan, setelah itu tinggal kita isikan data - data perusahaan kita dan jangan
lupa kita siapkan juga scan dokumen - dokumen legalitas perusahaan yang mungkin
diperlukan pada saat melakukan registrasi tersebut. Jika registrasi kita berhasil maka
kita akan mendapatkan Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) dan pada saat tulisan ini
dibuat untuk proses pembuatan NIK tersebut rata - rata sekitar tujuh hari kerja.
2. Pemberitahuan Pabean
Pemerintah Indonesia telah mengatur dalam undang undang kepabeanan bahwa
setiap eksportir melakukan eksportasi dan setiap importir melakukan importasi
wajib melaporkan atau melakukan pemberitahuan ke instansi bea cukai atau sering
disebut dengan aktivitas pemberitahuan pabean. Cara melakukan pemberitahuan
tersebut menggunakan dokumen pemberitahuan pabean, yaitu Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) untuk ekspor, dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) untuk
Impor. Cara pembuatan dokumen pemberitahuan tersebut bisa dilakukan secara
elektronik (online) maupun secara manual, karena saat tulisan ini dibuat belum
semua kantor pelayanan bea cukai sudah mempunyai sistem pemberitahuan pabean
secara online.
Pemberitahuan Pabean Ekspor
Bagi eksportir pada setiap akan melakukan ekspor atau shipment diwajibkan
membuat dokumen PEB yang ditujukan kepada bea cukai. Jika pemberitahuan
tersebut dilakukan secara online maka eksportir harus memiliki modul atau software
PEB yang bisa dibeli melalui kantor bea cukai. Software tersebut kemudian kita
install di komputer dan setiap ekspor kita tinggal mengisinya.

80

www.optimalearning.co.id

Contoh Dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Yang Sudah Dicetak :

81

www.optimalearning.co.id

Setelah kita melakukan pemberitahuan ekspor ke bea cukai, maka akan ada
beberapa kemungkinan respon (atau sering disebut penjaluran) yang akan diberikan
oleh petugas bea cukai, yaitu :
a. Respon Jalur Hijau
Jika kita mendapatkan respon jalur hijau berarti bea cukai telah mengijinkan barang
ekspor kita untuk dikirimkan atau dimuat ke atas kapal. Sehingga kita sudah bisa
memberangkatkan barang ekspor menuju ke port untuk selanjutnya dimuat ke kapal
atau pesawat udara. Dokumen yang menyertai respon ini dinamakan dengan
Persetujuan Ekspor
b. Respon Jalur Kuning
Jika kita mendapatkan respon jalur kuning artinya bea cukai belum mengijinkan
barang ekspor kita untuk diberangkatkan atau dimuat ke atas kapal, dikarenakan ada
dokumen yang perlu dilengkapi. Dokumen yang menyertai respon ini disebut dengan
Surat Pemberitahuan Jalur Kuning (SPJK). Di dalam SPJK tersebut akan diberikan
keterangan dokumen apa saja yang perlu kita lengkapi dan diserahkan ke petugas
bea cukai. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh eksportir adalah
melengkapi dokumen yang diminta tersebut dan menyerahkannya ke petugas bea
cukai. Setelah dirasa lengkap maka petugas akan mengeluarkan surat Persetujuan
Ekspor dan barang ekspor kita sudah bisa mulai dikapalkan.
c. Respon Jalur Merah
Jika kita mendapatkan respon jalur merah maka artinya bea cukai belum mengijinkan
barang ekspor kita untuk diberangkatkan atau dimuat ke atas kapal dan selanjutnya
harus dilakukan pemeriksaan fisik barang tersebut oleh petugas bea cukai. Dokumen
yang menyertai respon ini disebut dengan Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM).
Di dalam SPJM tersebut juga akan diberikan keterangan mengapa barang tersebut
terkena jalur merah. Untuk tempat pemeriksaan barang yang terkena jalur merah
biasanya masih di dalam port area. Untuk pemeriksaan barang tersebut bisa
dilakukan pada keseluruhan barang atau sebagian saja. Jika dirasa barang sudah

82

www.optimalearning.co.id

cocok dan sesuai dengan yang dilaporkan dalam PEB maka petugas bea cukai akan
mengeluarkan surat Persetujuan Ekspor dan barang kita sudah bisa mulai dikapalkan.
Contoh Dokumen Persetujuan Ekspor (PE) Yang Sudah Dicetak :

83

www.optimalearning.co.id

Pemberitahuan Pabean Impor


Sebagaimana dengan proses ekspor, untuk impor barang para importir wajib
membuat dokumen PIB yang ditujukan kepada bea cukai. Jika pemberitahuan
tersebut dilakukan secara online maka importir harus memiliki modul atau software
PiB yang bisa dibeli melalui kantor bea cukai.
Contoh Dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Yang Sudah Dicetak :

84

www.optimalearning.co.id

Sama seperti ekspor, setelah kita melakukan pemberitahuan impor ke bea cukai,
maka akan ada beberapa kemungkinan respon (atau sering disebut penjaluran) yang
akan diberikan oleh petugas bea cukai, yaitu :
a. Respon Jalur Hijau
Jika kita mendapatkan respon jalur hijau berarti bea cukai telah mengijinkan barang
impor kita keluar dari kawasan pabean (port). Sehingga importir sudah bisa
mengambil barang impornya dengan menggunakan truck trailer (untuk muatan FCL)
atau small truck (untuk muatan LCL atau Air Freight).Dokumen yang menyertai
respon ini dinamakan dengan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)
b. Respon Jalur Kuning
Jika kita mendapatkan respon jalur kuning artinya bea cukai belum mengijinkan
barang impor kita untuk dikeluarkan dari kawasan pabean (port), dikarenakan ada
dokumen yang perlu dilengkapi. Dokumen yang menyertai respon ini disebut dengan
Surat Pemberitahuan Jalur Kuning (SPJK). Di dalam SPJK tersebut akan diberikan
keterangan dokumen apa saja yang perlu kita lengkapi dan diserahkan ke petugas
bea cukai. Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh importir adalah
melengkapi dokumen yang diminta tersebut dan menyerahkannya ke petugas bea
cukai. Setelah dirasa lengkap maka petugas akan mengeluarkan Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang dan barang impor sudah bisa mulai kita keluarkan dari port.
c. Respon Jalur Merah
Jika kita mendapatkan respon jalur merah maka artinya bea cukai belum mengijinkan
barang impor kita untuk dikeluarkan dari kawasan pabean (port) dan selanjutnya
harus dilakukan pemeriksaan fisik barang tersebut oleh petugas bea cukai. Dokumen
yang menyertai respon ini disebut dengan Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM).
Di dalam SPJM tersebut juga akan diberikan keterangan mengapa barang tersebut
terkena jalur merah. Untuk tempat pemeriksaan barang yang terkena jalur merah
biasanya masih di dalam port area. Untuk pemeriksaan barang tersebut bisa
dilakukan pada keseluruhan barang atau sebagian saja. Jika dirasa barang sudah
cocok dan sesuai dengan yang dilaporkan dalam PIB maka petugas bea cukai akan

85

www.optimalearning.co.id

mengeluarkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) dan barang impor


sudah bisa mulai kita keluarkan dari port.
d. Respon Jalur Prioritas
Pada proses customs clearance impor, salah satu yang membedakan dengan ekspor
adalah adanya importir yang mendapatkan jalur prioritas. Importir jalur prioritas
secara simple bisa kita artikan sebagai importir yang mendapatkan fasilitas khusus
(kemudahan) dari pemerintah dimana salah satu impact yang terasa adalah pada
saat customs clearance prosesnya lebih cepat jika dibandingkan dengan impor secara
umum (impor biasa). Atau bisa dikatakan proses penerbitan SPPB untuk importir
jalur prioritas lebih cepat.
Contoh Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) Yang Sudah Dicetak :

86

www.optimalearning.co.id

Untuk pemberitahuan pabean ekspor dan impor tersebut prinsip dasarnya adalah
menjadi kewajiban eksportir dan importir, namun jika eksportir dan importir
berhalangan atau tidak bisa membuat dokumen pemberitahuan tersebut (belum
memiliki modul atau softwarenya) maka bisa menggunakan jasa pihak ketiga yaitu
PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan) atau Freight Forwarder.
Pembuatan PEB dan PIB tersebut adalah untuk ekspor atau impor biasa, selain itu
ada ekspor impor yang dilakukan dengan beberapa cara lain dan untuk
pemberitahuan pabeannya juga menggunakan dokumen lain (bukan PEB dan PIB)
antara lain yaitu :
Barang yang di ekspor atau diimpor bersamaan dengan penumpang, dan barang barang yang dibawa oleh awak pesawat atau kapal laut (pilot, nahkoda, pramugari,
dll). Barang barang tersebut biasa disebut juga dengan barang Handcarry. Untuk
pelaporan atau pemberitahuan pabean barang - barang handcarry tersebut
dinamakan Customs Declaration (CD).
Barang - Barang Pelintas Batas, yaitu barang yang diekspor atau diimpor oleh
warga negara Indonesia yang tinggal di perbatasan dengan negara lain, misalnya
aktivitas ekspor impor di perbatasan Indonesia Malaysia. Dokumen
pemberitahuan

pabean

untuk

aktivitas

tersebut

dinamakan

dengan

Pemberitahuan Lintas Batas (PLB).


Barang yang diekspor atau diimpor melalui PT. Pos Indonesia atau Perusahaan Jasa
Titipan (Courier Service). Biasanya barang yang dikirimkan melalui perusahaan
perusahaan tersebut adalah barang barang dengan quantity yang relatif sedikit
(small and medium package). Untuk dokumen pemberitahuan pabean barang
barang tersebut adalah PPKP (Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos) untuk
kantor pos serta PEBK (Pemberitahuan Ekspor Barang Khusus) dan PIBK
(Pemberitahuan Impor Barang Khusus) untuk kiriman via courier service.

87

www.optimalearning.co.id

3. Pembayaran Bea Masuk, Pajak Impor, dan Bea Keluar


Secara prinsip umum dalam kepabeanan Indonesia untuk setiap barang impor akan
dikenakan bea masuk dan pajak impor atau nama resminya pajak dalam rangka
impor (PDRI) dan untuk beberapa jenis barang ekspor akan dikenakan bea keluar
(tidak semua ekspor, hanya sebagian jenis barang ekspor). Pembayaran kewajiban
tersebut untuk ekspor impor umum atau biasa sifatnya adalah self assessment
(dihitung sendiri) oleh eksportir maupun importir, dan pembayarannya adalah
sebelum eksportir atau importir membuat dokumen pemberitahuan pabean (PEB
atau PIB).
E-Billing Bea Cukai
Saat ini untuk pembayaran kewajiban kewajiban pabean ekspor impor semakin
dipermudah oleh pemerintah, salah satu hal yang baru adalah digunakannya sistem
billing elektronik (online) oleh bea cukai atau disebut dengan e-billing. Dimana jika
kita menggunakan e-billing tersebut untuk proses pembayaran kewajiban pabean
bisa dilakukan kapan saja melalui internet banking atau sejenisnya. Untuk ulasan
lengkap mengenai e-billing tersebut bisa dibaca disini.

D. Fasilitas Kepabeanan
Dalam aktivitas kepabeanan ekspor impor ada prosedur standar yang harus dilakukan
oleh eksportir dan importir, namun di samping itu pemerintah Indonesia melalui
instansi bea cukai juga memberikan fasilitas kemudahan kemudahan khusus bagi
para pelaku ekspor impor dalam kepabeanan. Tujuan diberikannya fasilitas kepabeanan
tersebut adalah untuk memajukan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
pertumbuhan ekonomi nasional, namun pada bagian ini kita tidak akan membahas
secara detil tentang fasilitas kepabeanan. Yang akan kita bahas adalah fasilitas
kepabeanan yang langsung bersentuhan dengan aktivitas operasional ekspor impor.
Untuk pembahasan fasilitas kepabeanan yang lebih mendetail dan menyeluruh kami
rencanakan untuk dibuat dalam buku atau e-book tersendiri. Fasilitas kepabeanan yang
88

www.optimalearning.co.id

sekilas akan kita kenalkan disini adalah fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan bea
cukai dan yang berkaitan dengan fiskal kepabeanan (penerimaan negara dari sektor
kepabeanan).
Fasilitas Kepabeanan Yang Berkaitan Dengan Pelayanan :
a. Pemberitahuan pendahuluan (Pre-Notification) barang Impor.
b. Pelayanan segera barang - barang Impor (Rush Handling).
c. Pembongkaran dan penimbunan barang impor ditempat selain Kawasan
Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara (TPS).
d. Pemeriksaan barang impor jalur merah di gudang atau penimbunan milik importir
e. Pengambilan sebagian barang impor sebagai smple untuk pembuatan PIB
f. Pengeluaran barang impor terlebih dahulu dengan jaminan (Voruitslag)
g. Fasilitas pengeluaran barang impor dengan Truck Loosing.
h. Pemberitahuan Impor barang menggunakan PIB berkala.
i. Fasilitas pelayanan impor jalur prioritas atau Mitra Utama (MITA)
j. Fasilitas pelayanan pabean di Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) atau Dry
Port.
k. Fasilitas impor yang menggunakan returnable package (kemasan barang yang dipakai
berulang - ulang).
Fasilitas Kepabeanan yang berkaitan dengan fiskal (pembebasan bea masuk dan pajak
impor) :
Fasilitas pembebasan mutlak terhadap barang impor, antara lain untuk :
a. Barang perwakilan negara asing beserta pejabatnya.
b. Barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di
Indonesia.
c. Barang dan bahan untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain untuk tujuan
ekspor (KITE >> Kemudahan Impor Tujuan Ekspor)
d. Buku ilmu pengetahuan
e. Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial,dan kebudayaan
(gift)

89

www.optimalearning.co.id

f. Barang keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain yang semacam itu yang
terbuka untuk umum
g. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
h. Barang untuk keperluan khusus kaum tuna netra dan penyandang cacat lainnya
i. Persenjataan, amunisi dan perlengkapan militer termasuk suku cadangnya yang
diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan
j. Barang contoh yang tidak diperdagangkan
k. Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah
l. Barang pindahan
m. Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas dan barang
kiriman
Fasilitas pembebasan relatif atau bersyarat terhadap barang impor, antara lain untuk
:
a. Mesin, barang dan bahan dalam rangka pembangunan
b. Peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran lingkungan
c. Bibit

dan

benih

untuk

pembangunan

dan

pengembangan

industri

pertanian,peternakan dan perikanan


d. Hasil laut yang ditangkap dengan sarana pengangkut yang telah mendapat izin
e. Barang yang mengalami kerusakan, penurunan mutu, kemusnahan, atau
penyusutan volume atau berat
f. Bahan terapi manusia, pengelompokan darah dan bahan penjenisan jaringan
g. Barang pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang ditujukan untuk
kepentingan umum
h. Barang impor untuk tujuan diekspor kembali dan barang ekspor untuk tujuan
diimpor kembali (Re-Ekspor dan Re-Impor).

90

www.optimalearning.co.id

VII.

ASURANSI EKSPOR IMPOR

Di dalam perdagangan ekspor impor ada banyak jenis asuransi, tapi kita akan fokus
membahas salah satu jenis asuransi yang penting dalam perdagangan ekspor impor yaitu
Asuransi Pengapalan (Cargo Insurance).
Pengertian dari Cargo Insurance yaitu asuransi yang ditutup oleh pemilik barang (eksportir
atau importir) atas kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan
barang selama dalam pengapalan.
A. Premi Asuransi
Premi asuransi merupakan iuran berupa uang yang dibayarkan pada waktu tertentu
oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi yang mempertanggungkan. Dalam hal
ini perusahaan asuransi harus dapat mengetahui terlebih dahulu akan keuntungan
yang didapat sehingga diperlukan ketelitian untuk menghitung besarnya premi asuransi
yang diterima.
Dalam praktek, besarnya premi yang dibayarkan oleh pemilik barang (tertanggung)
adalah sebesar 2 - 3 per mil (000) dari nilai transaksi (invoice), sedangkan syarat /
dokumen yang diperlukan antara lain Bill of Lading (B/L), Invoice, Packing List.
B. Polis Asuransi
Sertifikat atau Polis asuransi merupakan kontrak tertulis antara perusahaan asuransi
dengan pihak yang dijamin (tertanggung) yang memuat persyaratan dan ketentuan
perjanijian.
Hal hal yang terdapat dalam suatu polis asuransi adalah :
Perincian dari barang yang dikirim (jumlah colli,merk,berat,jenis barang,
packaging)
Jenis angkutan, misal angkutan laut perlu disebutkan nama kapal, tanggal
muat,dll
Jenis asuransi yang dikehendaki (all risk, special risk, dll)
Jumlah yang diasuransikan
Nama dan alamat tertanggung (pemegang polis)
91

www.optimalearning.co.id

Nama dan alamat perusahaan asuransi


Tanggal dan tempat dikeluarkan, dan tanda tangan yang menanggung
asuransi
C. Kewajiban Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi berkewajiban membayar klaim asuransi. Sebelum membayar,
perusahaan asuransi harus yakin dan memastikan bahwa pihak yang diasuransikan
telah melakukan usaha-usaha, antara lain :
Telah melakukan segala upaya untuk melindungi barangnya
Bila risiko yang dipertanggungkan terjadi, pihak tertanggung telah melakukan
agar kerusakan yang lebih besar tidak akan terjadi.
Mempunyai cukup dana untuk membangunnya kembali. Bila telah menerima
dokumen yang diperlukan, perusahaan asuransi akan membayar jumlah
klaim dalam tempo waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
D. Penyelesaian Klaim
Bila kiriman barang yang telah diasuransikan mengalami kerusakan atau hilang, maka
sewajarnya pihak yang diasuransikan akan meminta ganti rugi kepada perusahaan
asuransi.
Klaim dari pihak yang diasuransikan harus dilengkapi dengan dokumen dokumen
pendukungnya, antara lain :
Polis asuransi asli
Copy invoice dan jumlah freight yang dibayar
Laporan dari surveyor
Salinan dari surat surat klaim dan jawabannya
Keterangan dari laporan kehilangan, kekurangan, atau kerusakan
Keterangan dari bukti pembayaran dari kerusakan atau penggantian dokumen lain
yang ada kaitannya sehubungan dengan musibah tersebut

92

www.optimalearning.co.id

LOGISTICS PROVIDER DIRECTORY


Hampir pada setiap training ekspor impor yang kami selenggarakan, ada peserta yang menanyakan
tentang jasa - jasa logistic yang recommended dalam operasional ekspor impor. Untuk itu kami
membuat direktori perusahaan perusahaan logistic di Indonesia yang kami persenbahkan sebagai
materi bonus :D.
Direktori ini masih sebagian kecil saja dari seluruh perusahaan di Indonesia. Untuk itu kami akan
melakukan update secara berkala.

AIR LINES
Air Canada
Phone: (021) 5761629

Fax: (021) 5761828

Website: http://www.aircanada.com
Air China
Phone: (021) 3451518

Fax: (021) 3454169

Website: http://www.airchina.com.cn
Air India
Phone: (021) 6321073

Fax: (021) 6321110

Air Mauritius Cargo


Phone: (021) 72795660

Fax: (021) 72211019

Website: http://www.airmauritius.com
Air New Zealand
Phone: (021) 7228089

Fax: (021) 7228180

Website: http://www.airnewzealand.com
British Airways
Phone: (021) 57902788
93

Fax: (021) 5761379


www.optimalearning.co.id

Cathay Pacific
Phone: (021) 5502153

Fax: (021) 5502154

Website: http://www.cargo.cathaypacificair.com
China Airlines
Phone: (021) 2510788

Fax: (021) 2510787

Website: http://www.china-airlines.com
China Southern Airlines
Phone: (021) 5762088

Fax: (021) 5762080

Emirates Airlines
Phone: (021) 5505985

Fax: (021) 5500247

Garuda Indonesia Cargo


Cargo Area, Soekarno-Hatta International Airport
Cengkareng Jakarta
Phone : (021) 5500 130

Fax : (021) 5500 130

Website :

SHIPPING LINES
American President Lines (APL)
Wisma Trident
Jl. Tanah Abang IV No.23-25, Jakarta 10160
Phone : (021) 3861250

Fax : (021) 3857826

Website : www.apl.com
CMA - CGM
Permata Kuningan 21st - 22nd Fl
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9c, Guntur, Setiabudi

94

www.optimalearning.co.id

Jakarta Selatan 12980


Phone : (021) 28546800 83780777

Fax : (021) 28546900

Email : dja.genmbox@cma-cgm.com
Website : www.cma-cgm.com
Compania Chilena De Navegacion Interoceanica S.A. (CCNI)
Graha Kirana Building,10th Floor, Suite 10-08
Jl. Yos Sudarso Kav.88, Jakarta 14350
Phone : (021) 6531 4788

Fax : (021) 65314790, 65314791

Email : ccni@jkt.newship.co.id
Website : www.ccni.cl
CWT Globelink Indonesia
Ruko Enggano Megah 5T, Jl. Raya Enggano, Tanjung Priok, Jakarta - Indonesia
Phone : (021) 4390 1183 (Export), 4390 3178 (Import)
Fax : (021) 4390 1128 (Export), 4390 8982 (import)
Email : export@cwtglobelink-id.com, import@cwtglobelink-id.com
Website : www.cwtglobelink.com.sg
ECU Line Indonesia
Rukan Kelapa Gading Square, Italian Walk 3rd Floor, Blok B 50
Kelapa Gading - Jakarta
Phone : (021) 458 712 23

Fax : (021) 458 699 01

Escorindo
Mitra Sunter Building, Suite 04-01, Sunter Boulevard
Blok C-1, Jl.Yos Sudarso Kav. 89, Jakarta 14350
Phone : (021) 6514816

95

Fax : (021) 6514873

www.optimalearning.co.id

Email : mlmjkt@escorindo.com
Website : www.escorindo.com
Evergreen Line
Gedung Mega Plaza, 9th Floor
Jl. HR. Rasuna Said Kav.C-3, Jakarta 12920
Phone : (021) 5212350

Fax : (021) 5212890

Email : dktbizias@evergreen-shipping.co.id
Website : www.evergreen-line.com
Hagajaya Kemasindo Sarana
Graha Cempaka Emas Blok C-28
Jl.Letjen Suprapto - Jakarta Pusat

Phone : (021) 4266253

Fax : (021) 4203860

Hanjin Shipping
Harmoni Plaza Blok J 5-8, Jl. Suryopranoto No.2, Jakarta 10130
Phone : (021) 6330668

Fax : (021) 6330742

Email : hanjin@bumilautshipping.com
Website : www.bumilautshipping.com
Heung - A Shipping Co. Ltd
Graha Pratama Building, 16 th Floor, Jl. MT. Haryono Kav.15, Jakarta 12810
Phone : (021) 83793732

Fax : (021) 83793730/35

Email : jktmkt@haspul.co.id
Website : www.heung-a.co.kr
Hyundai Merchant Marine Co. Ltd

96

www.optimalearning.co.id

Jl. Abdul Muis No.50, Jakarta 10160


Phone : (021) 3505360

Fax : (021) 3450608

Website : www.hmm21.com
Korea Marine Transport Co. Ltd (KMTC Line)
UOB Plaza, 30th Floor
Jl. M.H. Thamrin No. 10 - Jakarta
Phone : (021) 3000 7899 - 2993 7383

Fax : (021) 3000 7811 - 2993 7378

Email : cs@kmtc.sig.co.id
Website : www.ekmtc.com
Mentari Line
Jl. Perak Barat No. 231-233 - SURABAYA
Phone : (031) 3292 727

Fax : (031) 3295 211

Website : www.ptmsp.com
Meratus Line
Jl. Aloon-Aloon Priok No.27, Surabaya 60177
Phone : (031) 3292288

Fax : (031) 3291619

Email : r.agus.mulyono@meratusline.com
Website : www.meratusline.com
NCS Line
Rukan Palazzo
Jl.Benyamin Sueb Blok A.5 Blok B 21-23 Kemayoran
Jakarta Pusat
Phone : (021) 65701640

Fax : (021) 65701647 / 48 / 50

Email : seaport@ncsline.com
Website : www.ncsline.com

97

www.optimalearning.co.id

Orient Overseas Container Line, Ltd (OOCL)


PT. OOCL Indonesia
Phone: (021) 5746688 Fax: (021) 5741456
Website: www.oocl.com
Orient Express Lines (OEL)
PT. Global Freight Semesta
Phone: (021) 45842286 Fax: (021) 45842287
Email: gfsmgr@cbn.net.id
Pacific International Lines PTE Ltd (PIL)
PT. Pelayaran Samudera Selatan
Phone: (021) 3517073, 3517172

Fax: (021) 3512029

Email: pilrep@indo.net.id
Rickmers - Linie
Samudera Indonesia Building, 8th Floor, Jl. Letjend. S. Parman Kav.35, Slipi, Jakarta 11480
Phone : (021) 53675560

Fax : (021) 5307923

Email : mktg.jakarta@rickmers-linie.co.id
Website : www.rickmers-linie.com
Sinokor Merchant Marine Co. Ltd
Gedung Ariobimo Sentral, Ground Floor
Jl.HR.Rasuna Said Blok X-2 Kav-5 - Jakarta 12950
Phone : (021) 5288 0181

Fax : (021) 5288 0182/83/84/85

Email : ops-jkt@sinokor.co.id
Website : www.sinokor.co.kr
T.S Lines
Wisma Budi, 6th Floor
Jl. HR Rasuna Said Kav. C-6 - Jakarta - 12940
98

www.optimalearning.co.id

Phone : (021) 527 3290

Fax : (62-21) 527 3291 - 521 3401

Email : jkt-custserv1@benline.co.id
Website : www.tslines.com
Indonesian Fortune Lloyd
JL. Yos Sudarso I No. 68 C, Jakarta 14320
Phone : (021) 4304723-27

Fax : (021) 4304721

Email : csjkt@ifl.co.id
Website : www.ifl.co.id

Regional Container Lines (RCL)


PT. Bhum Mulia Prima
Phone: (021) 5214808

Fax: (021) 5214802

Email: rcljkt@rclgroup.com
Website: www.rclgroup.com
Wallenius Wilhelmsen Logistics
PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
Gedung APOL
Jl. Abdul Muis No.50, Jakarta 10160
Phone : (021) 3505350

Fax : (021) 3450558

Email : agency_wwl@apol.co.id
Website : www.apol.co.id
Wan Hai Lines, Ltd
Wisma Metropolitan I, 15th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav.29, Jakarta 12920
Phone : (021) 5254188

Fax : (62-21) 5254788

Email : obd_mktgjkt@wanhai.com.tw
Website : www.wanhai.com
Yangming Marine Transport Corp

99

www.optimalearning.co.id

Graha Atrium 9th , Suite 901


Jl.Senen Raya Kav.135, Jakarta 10410
Phone : (021) 3458660

Fax : (021) 3458628

Website : www.yangming.com
United Arab Shipping CO. S.A.G. (UASC)
PT. Samudera Indonesia Tbk (Samudera Indonesia Group)
Phone: (021) 5307242 Fax: (021) 5307240
Website: www.uasc.com.kw
COURIER SERVICES (DOOR TO DOOR)

JNE
PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir
Jl. Tomang Raya No. 45 Jakarta 11440 Indonesia
Phone : (021) 2927 8888, 566 5262, 563 3232

Fax : (021) 567 1413

Email : customercare@jne.co.id
Website : www.jne.co.id

Pandu Logistics
PT. Pandu Siwi Sentosa
Jl. Raya Bekasi Timur Km. 18 No. 30, Jakarta 13930 Indonesia
Phone : (021) 461 6007

Fax : (021) 461 6008, (021) 468 25702

Email : infopss@pandulogistics.com
Website : www.pandulogistics.com

DHL
PT. Birotika Semesta
Siemens Business Park Building
Jl. Letjen MT. Haryono Kav. 58 - 60, Jakarta 12780

100

www.optimalearning.co.id

Phone : (021) 79173333

Fax : (021) 79196688

Website : www.dhl.co.id

TNT
PT. Skypak International
Summitmas Building, Ground Floor & 21st Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 61 - 62, Jakarta
Phone : (021) 2520818

Fax : (021) 5252773

Website : www.tnt.com

UPS
PT. UPS Cardig International
Menara Cardig, Ground 1st Floor, Jl. Raya Protokol, Halim Perdana Kusuma - Jakarta
Phone : (021) 80885005

Fax : (021) 80885011

E-Mail : custsvciden@ups.com
Website : www.ups.com

FREIGHT FORWARDER

Aero Space Transportasi


Phone: (021) 5644989

Fax: (021) 5675977

Email: aeros@uninet.net.id
PT. Agung Raya
Jl.Bangka No.1 Tanjung Priok, Jakarta
Phone: (021) 4307777

101

Fax: (021) 4303333

www.optimalearning.co.id

PT. Ahlers Thoeng Indonesia


Phone: (021) 657 01 666

Fax: (021) 657 01 655

Email: info@jakarta.ahlers.com
Website: www.ahlers.com
PT. Air Tiger Expressindo
Phone: (021) 3522801

Fax: (021) 3809959

Email: jkt-air@jkt.airtiger.com
Website: www.airtiger.com
PT. Alfa Omega Transmulia
Phone: (021) 9158334

Fax: (021) 9158334

PT. Alo Chimitabu Transportama


Phone: (021) 43910058

Fax: (021) 43910058

PT. Andalan Pacific Samudera


Phone: (021) 6516358

Fax: (021) 6516359

PT. Anekatrans Persada Indonesia


Phone: (021) 5204181

Fax: (021) 5204171

PT. Fajar Insan Nusantara (FIN Logistics)


Phone: (021) 5701700

Fax: (021) 5746021

Email: info@finlogistics.co.id
Website: www.finlogistics.co.id
PT. Faria Indah (Wilson Logistics)
Phone: (021) 5662159

Fax: (021) 5662166

Email: fariaops@idola.net.id
PT. Firsta Expressindo International
Phone: (021) 5251628

Fax: (021)5252021

Email: firstexp@cbn.net.id
PT. FPS Indonesia
Phone: (021)

102

Fax: (021)

www.optimalearning.co.id

Email: marsanto@fpsindonesia.com
Website: www.fpsindonesia.com
PT. Freight Cargo Logistics
Phone: (021) 45843133

Fax: (021) 4585 2491/92/93

Email: marketing@fcl.co.id
PT. Freight Express Indonesia
Phone: (021) 3506626

Fax: (021) 3506595

Email: fejkt@freightexpressindo.com
Website: www.freightexpressindo.com
PT. Freight Solution Indonusa
Phone: (021) 85918667

Fax: (021) 85918662

PT. Geologistics Indonesia Perdana


Phone: (021) 5501119

Fax: (021) 5501118

Email: indonesia@int.geo-logistics.com
Website: www.geo-logistics.com
K Line Horizon Express Indonesia
Phone: (021) 7974654

Fax: (021) 7974615

Email: jktcs@klinejkt.co.id
PT. Kaliguma Transindo
Phone: (021) 5732716

Fax: (021) 5732715

Email: r101168@indosat.net.id
PT. Kalimantan Jaya Perkasa
Phone: (021) 6923511

Fax: (021) 6929365

PT. Karindo Trans Jaya


Phone: (021) 65831099

Fax: (021) 65308316

Email: karindo_jkt@cbn.net.id
PT. Kartika Eka Yudha Maritim
Phone: (021) 6522889

103

Fax: (021) 6515514

www.optimalearning.co.id

PT. Karya Mas Kaltim Prima


Phone: (021) 4301279

Fax: (021) 4368737

PT. Kemasindo Cepat Nusantara


Phone: (021) 6629638

Fax: (021) 6604570

KN Sigma Trans
Phone: (021) 2522222

Fax: (021) 2523333, 2522334, 5258093

Email: info.jakarta@kuehne-nagel.com
Website: www.kuehne-nagel.com
Kombi Airship Trans
Phone: (021) 8318674

Fax: (021) 8309752

PT. Korman Indonesia


Phone: (021) 6623108

Fax: (021) 6680086 , 6621915

PT. Kurnia Delitrans


Phone: (021) 3922251

Fax: (021) 3151077

PT. Lancarpratama Intercargo


Phone: (021) 6632252

Fax: (021) 6680712

Leschaco Logistic Indonesia


Phone: (021) 7509787

Fax: (021) 7509680

Email: dboller@leschaco.co.id
Website: www.leschaco.de
PT. Lintas Anugrah
Phone: (021) 8307856

Fax: (021) 8307856

PT. Logistik Indonesia


Phone: (021) 8005054

Fax: (021) 8001758

Email: marketing.ptlpi@logisticsplus.net
Website: www.logistikplus.co.id
PT. Macnels Express Pratama
Phone: (021) 3441778

104

Fax: (021) 3520864

www.optimalearning.co.id

Maersk Logistics
Phone: (021) 30065555

Fax: (021) 5745180

Website : www.maersk-logistics.com
PT. Malaka Express Line
Phone: (021) 5649039

Fax: (021) 5649869

Email: malexp@rad.net.id
PT.Mars Intl Buana Bhakti
Phone: (021) 8650172

Fax: (021) 86900912

PT.Masaji Prayasa Cargo


Phone: (021) 6900615

Fax: (021) 6912941

Email: mpcsby@sby.mega.net.id
Maxindo
Phone: (021) 612 3364

Fax: (021) 601 7884

Email: cust-service@mandalaeksp.co.id
Website: www.mandalaeksp.com
PT.Mega Titian Nusantara (Mega Cargo)
Phone: (021) 4224242

Fax: (021) 4240746

PT.Mentari Freight Services


Phone: (62-21) 58304717

Fax: (62-21) 58304714

Website: www.mentarigroup.com
PT.Mercantile Indonesia
Phone: (62-21) 5745177

Fax: (62-21) 5745180

PT.Merstar Kusuma Mitra


Phone: (021) 5561118

Fax: (021) 5558266

PT.Mitra Baeagil Samudera Line


Phone: (021) 6915104

Fax: (021) 6930120

Email: mitra@samudra.net.id

105

www.optimalearning.co.id

CV.Mitra Dunia Palletindo


Phone: (021) 4786 9431

Fax: (021) 4786 9437, 471 5187

Email: mdc-logistics@indo.net.id
PT.Monang Sianipar Abadi (MSA Kargo)
Phone: (021) 8303738

Fax: (021) 8298580

Email: csu@msakargo.co.id
Website: www.msakargo.co.id
PT.Muara Adhi Prawira
Phone: (021) 8853606

Fax: (021) 88851626

PT.Multi Sarana Adi Trans Jaya


Phone: (021) 4225969

Fax: (021) 4225967

PT.Multi Sarana Bahtera Mandiri


Phone: (021) 6919472

Fax: (021) 6919724

Multi Terminal Indonesia


Phone: (021) 430 1080

Fax: (021) 4391 0713

Website: www.multiterminal.co.id
PT.Multi Trans Lintas Internasional
Phone: (021) 4225969

Fax: (021) 4225967

PT.Nabati Sejahtera
Phone: (021) 5272408, 5263337

Fax: (021) 5272408

PT.Naditama Trancy Logistics Indonesia


Phone: (021) 5731580

Fax: (021) 5731585

Email: trancy@centrin.net.id
PT.Nittsu Lemo Indonesia Logistik
Phone: (021) 46823912

Fax: (021) 46823910

PT.Nugindo Chandra
Phone: (021) 3865731

Fax: (021) 3811807

PT.Nusanindo Transportama Semesta


Phone: (021) 43900358

106

Fax: (021) 43900358

www.optimalearning.co.id

CV.Nusantara Jaya
Phone: (021) 4701904

Fax: (021) 4706782

NYK Logistics & Megacarrier


Phone: (021) 4356101

Fax: (021) 4356102

Website: www.nyklogistics.com
PT. Mitra Binaguna Citra
Phone: (021) 7279 5555

Fax: (021) 723 0168

Email: info@ptmbc.com
Website: http://www.ptmbc.com
PT.Ocean Pacific Line
Phone: (021) 85909332

Fax: (021) 85909791

PT.Orum Transbuana
Phone: (021) 8313758

Fax: (021) 83703479

Email: orum@cbn.net.id
PT.Panalpina Nusajaya Transport
Phone: (62-21) 55911308

Fax: (62-21) 55911304 / 5

PT.Pantos Logistics Indonesia


Phone: (021) 89982855

Fax: 021.89982833

Email: info@pantos.com
Website: www.pantos.com
Pelangi Semesta
Phone: (021) 5673661, 5686469

Fax: (021) 5683215

PT.Pelumin
Phone: (021) 5706969

Fax: (021) 5700614

PT.Pesaka Freight Forwarding


Phone: (021) 4300588

Fax: (021) 4304070

Email: pesaka@rad.net.id

107

www.optimalearning.co.id

Pesaka Veem
Phone: (021) 4300588

Fax: (021) 4304070

Email: pesaka@rad.net.id
Petrolog Transkontinen Utama
Phone: (021) 7506669

Fax: (021) 7511744

PT.Phoenix Transportation
Phone: (021) 4301117

Fax: (021) 43933886

PT.Polareka Tatakarya
Phone: (021) 6522828

Fax: (021) 6516968

Email: polareka@dnet.net.id
PT.Primara Lintas Benua
Phone: (021) 83704737

Fax: (021) 83704764

PT.Protrans Indonesia
Phone: (021) 83790822

Fax: (021) 83792178

Email: jkt@protrans.co.id
PT.Pujoadi Perkasa
Phone: (021) 4895355

Fax: (021) 4722678

PT.Putera Abadi Trans


Phone: (021) 5205521

Fax: (021) 5212893

PT.Samudera Pacific Maju


Phone: (021) 66600909, 6603301

Fax: (021) 6629541, 6632460

Email: contact@spm.co.id
Website: www.spm.co.id
PT.Sanur Khatulistiwa
Phone: (021) 86904692

Fax: (021) 8646869, 8643468

Email: sanurkhatulistiwa@gmail.com
Website: www.sakhacargo.com
Radjawali Sakti Cargo
Phone: (021) 6011222

108

Fax: (021) 6000309

www.optimalearning.co.id

Email: rajawali@uninet.net.id
PT.Rayspid Indonesia
Phone: (021) 4253456

Fax: (021) 4263456

Email: rayspeed@centrin.net.id
PT.Ritra Cargo Indonesia
Phone: (021) 7970660

Fax: (021) 7970225

Email: ritra.cargo@ritra.com
Website: www.ritra.com
PT.Rolitrans Indonesia
Phone: (021) 5739515

Fax: (021) 5739516

PT.Royleando Express
Phone: (021) 6518833

Fax: (021) 6513030

PT.Safitri Elok
Phone: (021) 4368307

Fax: (021) 4373741

PT.Saka Megatrans Semesta


Phone: (021) 4415210

Fax: (021) 4404742

Email: sakamega@bit.net.id
PT.Sakura Yusen Kaisha Lines
Phone: (021) 3451011

Fax: (021) 3859277

Email: info@syklines.com
Website: www.syklines.com
PT.Sandi Laut Caraka
Phone: (021) 4353115

Fax: (021) 43934739

Sarana Bandar Nasional


Phone: (021) 421-6892

Fax: (021) 421-2902

Email: info@ptsbn.co.id
Website: www.ptsbn.co.id
PT.Sarana Citra Adicarya
Phone: (021) 7504577

109

Fax: (021) 7504578

www.optimalearning.co.id

PT.Sarana Penida
Phone: (021) 31935606

Fax: (021) 3101083

PT.Sarijasa Transutama
Phone: (021) 4300066

Fax: (021) 4300067

Website: www.sarijasatransutama.com
PT.Satuan Harapan
Phone: (021) 6919901

Fax: (021) 6919906

Email: shjkt@cbn.net.id
PT.Scafeindo Eracargo
Phone: (021) 4268378

Fax: (021) 4268380

Email: jkt-roy_yang@scanwell.com
Website: www.scanwell.com
PT.Schenker Petrolog Utama
Phone: (62-21) 78843788

Fax: (62-21) 78833369

Email: schenker-id.info@schenker.com
Website: www.schenker.co.id
Sentana Cargo Service
Phone: (021) 6623540

Fax: (021) 66694178

PT.Sentral Fokus International Kargotama


Phone: (021) 31905088

Fax: (021) 3156579

Seth Shipping Corporation


Phone: (021) 3854781

Fax: (021) 3854788

Email: larsenship@larsen.co.id
Website: www.larsen.co.id
PT.Shima Jaya Express
Phone: (021) 42878653

Fax: (021) 4207768

PT.Shipco Transport Ind


Phone: (021) 57948070

110

Fax: (021) 57948077

www.optimalearning.co.id

Email: jkt@shipco.com
Website: www.shipco.com
PT.Sinactrans Adhi Sakti
Phone: (021) 45851455

Fax: (021) 45851450

PT.Sinar Delima Samudera


Phone: (62-21) 4419404

Fax: (62-21) 44830040

PT.Sinar Tunas Lestari


Phone: (021) 6514745

Fax: (021) 6514984

PT.SMU Freight Service


Phone: (021) 66600655

Fax: (021) 66600672, 66600354

Email: jakarta@smufreight.com
Website: www.smufreight.com
PT.Solex Express Indonesia
Phone: (021) 5630421/57

Fax: (021) 5631081

Email: solexjkt@rad.net.id
PT.Speed Cargo Transport International
Phone: (021) 6598838

Fax: (021) 6598848

PT.Sri Langka
Phone: (021) 6260742

Fax: (021) 6296046

PT.Strait Liner Express


Phone: (021) 39834398

Fax: (021) 39834399

Email: info@straitliner.com
Website: www.straitliner.com
STX Pan Ocean
Phone: (021) 83793188

Fax: (021) 83793189

Email: marketing@alnid.com
Website: www.stxpanocean.com

111

www.optimalearning.co.id

PT.Sublink Intrada
Phone: (021) 6121471

Fax: (021) 6121473

Email: sublink@cbn.net.id
PT.Sucibahari Adhitama
Phone: (021) 4714460

Fax: (021) 4714465

PT.Sumatera Inpack Transindo


Phone: (021) 8312408

Fax: (021) 8303881

PT.Sumiso Jasantara Nusacaraka


Phone: (62-21) 5711704

Fax: (62-21) 5711313

PT.Supra Raga Transport (SRT)


Phone: (021) 7982220

Fax: (021) 7982205

PT.Surya Lintas Buana


Phone: (021) 8577777

Fax: (021) 8569475

PT.Surya Rama Kemas


Phone: (021) 6520184

Fax: (021) 6509656

PT.Tangguh Karimata Jaya


Phone: (021) 4402454

Fax: (021) 4405026

Tanjung Bahari Perkasa Shipping


Phone: (021) 6522508

Fax: (021) 6514805

PT.Teguh Abadi Nusantara


Phone: (62-21) 6619622

Fax: (62-21) 6626057

PT.Tirta Indra Kencana


Phone: (62-21) 45857711

Fax: (62-21) 45850540

PT.Tirta Samudera Caraka


Phone: (021) 25525600

Fax: (021) 5205879

Email: barwil.jakarta@barwil.com
PT.Toho Diroha
Phone: (021) 83794444

112

Fax: (021) 83795207

www.optimalearning.co.id

Top Ocean Consolidation Service, Ltd.


Phone: (021) 66691001

Fax: (021) 6625215

Email: topjkt@cbn.net.id
PT.Total Express
Phone: (021) 8565809

Fax: (021) 8195005

PT.Toyota Tsusho Logistic Center


Phone: (021) 8980238

Fax: (021) 8980242

Email: ttlc1jkt@indosat.net.id
PT.Trans Annaba Cargo
Phone: (021) 8309750

Fax: (021) 8311906

PT.Trans Marpinggan
Phone: (021) 8465846

Fax: (021) 84992430

Email: tramarp@indosat.net.id
PT.Translindo Nusa Pacific
Phone: (021) 6628948

Fax: (021) 6625218

Website: www.translindo.com
PT.Transport Indo
Phone: (021) 8935888

Fax: (021) 8935889

PT.Transportama Selatan Indonesia


Phone: (021) 43902588

Fax: (021) 43902587

Email: transel@indo.net.id

PT.Trimitra Mega Logistic


Phone: (021) 37088866, 54350317

Fax: (021) 54350317

Email: josie@trimitramegalogistic.com
Website: www.trimitramegalogistic.com
PT.Trisari
Phone: (021) 4301536

113

Fax: (021) 4301500

www.optimalearning.co.id

PT.Trisindo Asrikarya
Phone: (021) 6520860

Fax: (021) 6515981

Email: triska@trisindo.com
Website: www.trisindo.com
PT.Tumpuan Lintas Seantero
Phone: (021) 46825529

Fax: (021) 46825530

Email: pttls@cabi.net.id
PT.Tunas Samudera Kurnia
Phone: (021) 6342080

Fax: (021) 6342770

PT.Tungya Perkasa Forwarding


Phone: (021) 4613070

Fax: (021) 4613067

PT.Ujung Lima
Phone: (021) 4301625

Fax: (021) 43937854

PT.Unipara Kurindo
Phone: (021) 3861822

Fax: (021) 38900001

PT.Uricho Karya Eka Cipta


Phone: (021) 8297455
PT.Utami Mandiri Paksi Cargo
Phone: (021) 4705920

Fax: (021) 4705919

PT.Victory Lintas Bersama


Phone: (021) 9153926

Fax: (021) 6685332

PT.Warsudhi Yudha Cargo


Phone: (021) 8808115

Fax: (021) 8806155

Email: warsudhi@warsudhi.com
PT.Welgrow Indopersada
Phone: (021) 6306638

Fax: (021) 63858046

Email: wgrind@welgrow.co.id
Website: www.welgrow.co.id

114

www.optimalearning.co.id

PT.Welhopindo Abadipratama
Phone: (021) 6454889

Fax: (021) 6454887

Email: usgroup@centrin.net.id
PT.Wiji Indah Jaya
Phone: (021) 8894505

Fax: (021) 8853510

PT.Windu Jaya Utama


Phone: (021) 6510813

Fax: (021) 6511768

Email: windu@windujaya.com
Website: www.windujaya.com
PT.WSA Indonesia
Phone: (021) 63862050

Fax: (021) 63862051

PT.Yahatama Express
Phone: (021) 3500608

Fax: (021) 3500628

Email: dselindo@rad.net.id
PT.Zimmoah Marine Trans
Phone: (021) 65311123

Fax: (021) 65311456

Email: zimmoah@cbn.net.id
Website: www.zimmoah.com

115

www.optimalearning.co.id

FROM THE TEAM

Kami sangat menyadari bahwa buku atau e-book ini masih banyak kekurangan baik dalam
penyampaian konten maupun proses penyusunannya, untuk itu kami mohon maaf kepada para
pembaca yang kami hormati.
Kami sangat terbuka bagi rekan rekan yang akan menyampaikan kritik, saran, atau masukan yang
membangun. Semoga sedikit sharing ilmu dari kami ini bisa membantu dan bermanfaat bagi rekan
- rekan sekalian khususnya yang menggeluti bidang ekspor impor.

Tim Penyusun

OPTIMA MANAGEMENT
Contact

: admin@optimalearning.co.id

Official Blog

: www.eksporimpor.co

Proffesional Workshop : www.optimalearning.co.id


Online Learning

: www.kursuseksporimpor.com

E-Book Store

: www.bukueksporimpor.com

116

www.optimalearning.co.id

You might also like