You are on page 1of 14

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No.

2, Juli 2009

ANALISIS FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN FORMASI


TUBAN, JAWA TIMUR UTARA
Salatun Said, Windiastuti
Jurusan Teknik Geologi, FTM, UPN Veteran Yogyakarta

Abstract
The purpose of this study are understanding of the facies type,
distribution and its environment. On the basis of
the sedimentological
characteristic, Tuban Formation can be devided into 5 major facies namely
mudstone, wackstone, packstone, grainstone and bindstone.These facies will be
described into detail so the each facies that different in characterictic such as
texture and composition will have the different name. Environment interpretation
from these facies reveals a restricted to open marine-shallow condition.
According to reef facies sub-division this environment could be divided into
lagoon, back reef, core reef, and fore reef. The presence and distribution of those
facies were characterized the fringing reef.

1.PENDAHULUAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui variasi fasies, penyebaran
dan lingkungan pengendapan batuan karbonat Formasi Tuban di Cekungan
Jawa TimurUtara, khususnya di sumur ANC-1, ANC-2 dan ANC-3. Metoda
penelitian adalah deskriptif analitik data log, batuan inti (conventional core),
SWC, dan cutting serta biostratigrafi yang diberikan JOB Pertamina Petro China.
Analisis data inti batuan dilakukan dengan interval kedalaman 2 50 ft.
Penamaan petrografis batuan karbonat menggunakan Klasifikasi Dunham
(1966).
Model penentuan dan pembagian fasies dilakukan dengan
memperhatikan karakteristik sedimentologi yang meliputi tekstur batuan, struktur
sedimen, komposisi mineral atau butiran, kandungan biota dan kenampakan lain
yang ada pada suatu fasies. Integrasi dari beberapa atribut sedimen tersebut
kemudian dikelompokkan menjadi fasies pengendapan yang mencirikan
lingkungan tertentu.

2.T ATANAN GEOLOGI


Menurut pembagian Fisiografi Pulau Jawa (Bemmelen,1949), daerah
Tuban secara fisografi terletak pada zona Rembang (Gambar 1). Zona ini dikenal
sebagai daerah yang kaya hidrokarbon di Cekungan Jawa bagian Utara dimana
sebagai batuan induk adalah batuan paleogen yang terendapakan dalam graben

87

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

maupun half graben, sementara reservoir produktif adalah batuan neogen.


Stratigrafi yang menyusun daerah telitian dapat di lihat di gambar 2.
Formasi Tuban merupakan salah satu reservoir berumur Neogen di
daerah telitian yang menjadi obyek kajian. Formasi Tuban disusun oleh batuan
gamping terumbu dan batuan silisiklastik serpih laut dalam serta batupasir inter
tidal hingga sub-tidal. Umur Formasi Tuban berkisar dari N5 N9 atau Te5-Tf2.
Berdasarkan penentuan umur dengan isotop Strontium pada batugamping
pasiran yang tersingkap pada Formasi Tuban menunjukkan umur 20.80.74 Ma.
Penentuan umur dengan isotop strontium dari batugamping yang tersingkap baik
di Tuban menghasilkan umur 20.170.74 Ma hingga15.251.36 Ma.

Daerah telitian

Keterangan :
Zona Depresi Semarang-Rembang
Zona Rembang
Zona Randublatung
Zona Kendeng
Zona Solo
Zona Gunung Api Kuarter
Zona Pegunungan Selatan

Gambar 1: Fisiografi Daerah Jawa Timur (Bemmelen,1949)

88

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

IDEALIZED STRATIGRAPHIC SUMMARY


ACROSS THE JOB PERTAMINA - PETROCHINA EAST JAVA, ONSHORE EAST JAVA

3. DISKRIPSI LITHOFASIES
3.1. Sumur ANC-1
1. Interval kedalaman 6203 6407 ft
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 6202 - 6223 ft, berwarna
putih hingga sebagian abu-abu terang, agak keras hingga keras, terdapat
fragmen branching coral, alga, moluska, mineral kalsit berwarna coklat- hitam,
kapuran.
Fasies wackstone- packstone, dijumpai pada kedalaman 6223 - 6312 ft,
berwarna coklat muda, keras, kapuran, fragmen koral dominan di bandingkan
alga, sebagian tersemenkan oleh sparit berwarna coklat, sebagian terdapat
tekstur sucrosic, porositas vuggy yang teramati berkualitas sedang, sedikit
lumpur karbonat.
Fasies grainstone, dijumpai pada kedalaman 6312 - 6347 ft, secara
umum dicirikan berwarna abu-abu terang, terdapat fragmen koral, alga, chalky,
porositas yang teramati buruk hingga sedang, sebagian terdapat tekstur
sucrosic.
Fasies wackstone-packstone, dijumpai pada kedalaman 6347 - 6407 ft,
berwarna krem hingga krem, agak keras, terdapat fragmen koral, alga, sedikit
tekstur sucrosic dan lumpur karbonat, porositas vuggy dan intergranular yang
buruk hingga sedang.

89

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

2. Interval kedalaman 6407 6817 ft


Fasies coral bioclastic wackstone, dijumpai pada kedalaman 6407 - 6442
ft, berwarna krem dengan kandungan biota yang tidak utuh berupa alga,
hadirnya stylolite sebagai akibat pembebanan, beberapa fragmen mengalami
pelarutan, mengakibatkan pembentukan porositas vuggy.
Fasies coral packstone, dijumpai pada kedalaman 6442 - 6517 ft,
berwarna coklat, kandungan biota berupa pecahan platy coral, alga, beberapa
fragmen mengalami pelarutan, sehingga terbentuk porositas vuggy dan
biomoldic.
Fasies mudstone pada kedalaman 6517 - 6552 ft, dicirikan dengan
adanya mineral oksida dan material tidak terkonsolidasi seperti soil, tidak
dijumpai kandungan biota.
Fasies coral bioclastic packstone-grainstone, pada kedalaman 6552 6817 ft, berwarna krem, kandungan biota berupa rombakan alga, sisipan lumpur
karbonat, beberapa fragmen
mengalami pelarutan dan mengakibatkan
terbentuknya porositas vuggy. Hadir sparit dan mikrit.
3. Interval kedalaman 6817 7312 ft
Fasies wackstone-packstone dijumpai pada kedalaman 6817 - 6979 ft,
berwarna krem, dengan fragmen koral bioklastik, terdapat mineral yang
teroksidasi, banyak terdapat alga, dan banyak lumpur karbonat.
Fasies grainstone, dijumpai pada kedalaman 6979 - 7019 ft, berwarna
coklat muda, padat, alga melimpah, banyak lumpur karbonat, porositas vuggy.
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 7019 - 7101 ft, berwarna
krem, agak keras, terdapat tekstur sucrosic, terdapat miliolids dan platy coral,
banyak terdapat alga, porositas vuggy.
Fasies grainstone dijumpai pada kedalaman 7101 - 7122 ft, berwarna
krem dan terdapat fragmen yang mengalami pelarutan yang mengakibatkan
terbentuknya porositas vuggy.
Fasies wackstone hingga grainstone, pada kedalaman 7122 - 7312 ft,
berwarna krem, terdapat pecahan batubara, miliolids, banyak alga dan lumpur
karbonat.
3.2.

Sumur ANC-2

1. Interval kedalaman 5808 5962 ft


Fasies wackstone dijumpai pada kedalaman 5808 5817 ft (swc),
secara umum berwarna abu-abu terang, agak keras hingga keras, padat,
fragmen berupa koral, setempat terdapat lapisan tipis berwarna abu-abu
kemungkinan struktur stylolite yang disebabkan karena lumpur karbonat yang
mengalami pembebanan
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 5817 - 5892 ft (swc),
berwarna putih hingga sebagian abu-abu terang, agak keras hingga keras,

90

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

terdapat fragmen branching coral, alga, moluska, mineral kalsit berwarna coklathitam, kapuran.
Fasies wackstone dijumpai pada kedalaman 5892 - 5962 ft (swc),
berwarna krem, padat, terdapat kandungan biota berupa alga, hadir fragmen
batuan yang merupakan rombakan material asal darat, stylolite yang merupakan
lumpur karbonat yang mengalami pembebanan, beberapa fragmen mengalami
pelarutan dan mengakibatkan terbentuknya porositas vuggy.
2. Interval kedalaman 5962 6187 ft
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 5962 - 6067 ft (side wall
core), warna abu-abu terang, agak keras hingga keras, terdapat fragmen koral,
sisipan lumpur karbonat, hadir mineral dolomit, serta beberapa fragmen yang
telah mengalami pelarutan sehingga mengakibatkan terbentuknya porositas
vuggy.
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 6067 - 6091 ft (conventional
core), berwarna krem, agak keras hingga keras, tersemenkan oleh lumpur
karbonat sebagai sparite, terdapat biota dengan porositas vuggy yang buruk
hingga sedang.
Fasies packstone-grainstone pada kedalaman 6091 6097 ft
(conventional core), berwarna krem hingga coklat terang, mudah pecah hingga
sebagian agak keras, sparite berwarna coklat terang, memiliki porositas vuggy
yang sedang hingga baik.
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 6097 - 6103 ft (conventional
core), pecahan koral, keras, porositas vuggy sebagai akibat proses pelarutan
fragmen.
Fasies packstone-grainstone dijumpai pada kedalaman 6103 - 6112 ft
(conventional core), berwarna krem, agak keras, setempat mudah pecah,
porositas vuggy dan intergranular.
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 6112 - 6115 ft (conventional
core), berwarna krem, kristalin, keras, setempat padat, porositas vuggy yang
buruk.
Fasies packstone- grainstone dijumpai pada kedalaman 6115 - 6118 ft
(conventional core), berwarna krem, kristalin, keras, porositas intergranular yang
buruk hingga cukup, memiliki porositas vuggy yang kecil.
Fasies packstone- grainstone dijumpai pada kedalaman 6118 - 6121 ft
(conventional core), berwarna krem keruh, terdapat fragmen koral dan alga,
memiliki porositas vuggy yang baik.
Fasies packstone, pada kedalaman 6121 6127 ft (conventional core),
berwarna abu-abu hingga abu-abu keruh, keras, semen berupa sparit, porositas
vuggy buruk.
Fasies packstone, pada kedalaman 6127 - 6151 ft (core chip), berwarna
krem, padat, agak keras hingga keras, padat, terdapat fragmen koral, memiliki
porositas vuggy buruk hingga baik, terdapat sedikit fosil.

91

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

Fasies packstone-grainstone dijumpai pada kedalaman 6151 6157 ft


(core chip), secara umum berwarna krem hingga coklat terang, padat hingga
setempat agak keras, kristalin, berukuran halus hingga sedang tersemenkan
oleh sparit berwarna coklat terang, memiliki porositas vuggy baik hingga besar.
Fasies packstone dijumpai pada kedalaman 6157 6187 ft (core chip),
secara umum dicirikan berwarna krem, coklat terang, setempat padat, keras,
kristalin, memiliki porositas vuggy buruk, tersemenkan oleh lumpur karbonat
berwarna coklat terang.
3. Interval kedalaman 6187 - 6662 ft
Fasies wackstone hingga grainstone, dijumpai pada kedalaman 6187 6442 ft, secara umum dicirikan yang dicirikan berwarna krem, banyak terdapat
alga, dan lumpur karbonat serta miliolids.
Fasies mudstone dijumpai pada kedalaman 6442 - 6462 ft, yang
dicirikan berwarna krem, banyak terdapat alga, dan lumpur karbonat serta
miliolids.
Fasies wackstone hingga grainstone dijumpai pada kedalaman 6462 6662 ft, berwarna krem, banyak terdapat alga, dan lumpur karbonat serta
miliolids.
3.3. Sumur ANC-3
1. Interval kedalaman 5942 6052 ft
Fasies packstone, kedalaman 5942 - 5967 ft, padat hingga agak keras,
berwarna krem, terdapat banyak dan lumpur karbonat serta sedikit miliolids.
Fasies wackstone, kedalaman 5967 - 5982 ft,
agak keras, berwarna
abu-abu terang, kapuran dan tekstur sucrosic, banyak terdapat alga.
Fasies packstone, kedalaman 5982 - 6005 ft, berwarna coklat, padat,
kapuran, alga melimpah, miliolids dan banyak lumpur karbonat, kemungkinan
porositas vuggy.
Fasies wackstone, kedalaman 6005 - 6017 ft, secara umum berwarna
krem, terdapat sedikit foraminifera.
Fasies packstone, kedalaman 6017 - 6038 ft, secara umum dicirikan
agak keras, berwarna krem, terdapat tekstur sucrosic, terdapat miliolids dan
sedikit platy coral, banyak alga, porositas vuggy.
Fasies mudstone, kedalaman 6038 - 6052 ft, tidak terdapat kandungan
biota, hadir mineral kalsit.
2. Interval kedalaman 6052 - 6168 ft
Fasies coral bioclastic packstone, kedalaman 6052 - 6102 ft, berwarna
krem, agak keras, kandungan biota berupa fragmen coral, dan alga yang
melimpah, brachiopoda, adanya sisipan lumpur karbonat serta beberapa
fragmen mengalami pelarutan mengakibatkan terbentuknya porositas biomoldic
dan vuggy.

92

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

Fasies coral bioclastic wackstone, kedalaman 6102-6128 ft, agak keras,


sedikit lumpur karbonat, kandungan biota berupa rombakan coral, alga, serta
moluska.
Fasies coral grainstone, dijumpai pada kedalaman 6128 - 6148 ft, secara
umum dicirikan berwarna krem dan hadirnya fragmen yang mengalami pelarutan
sehingga membentuk porositas vuggy.
Fasies mudstone, dijumpai pada kedalaman 6148 - 6168 ft, dicirikan
dengan tidak adanya kandungan biota dan hadirnya fragmen kalsit.
3. Interval kedalaman 6168 6497 ft
Fasies mudstone hingga grainstone yang dijumpai pada kedalaman
6168 - 6362 ft, berwarna krem, banyak terdapat alga dan lumpur karbonat serta
miliolids.
Fasies grainstone, dijumpai pada kedalaman 6362 - 6398 ft, berwarna
coklat, padat,
lumpur karbonat dan alga melimpah, sedikit kapuran, terdapat
miliolids, porositas vuggy.
Fasies wackstone, dijumpai pada kedalaman 6398 - 6418 ft, warna
abu-abu terang, agak keras, banyak alga, kapuran dan tekstur sucrosic.
Fasies packstone, kedalaman 6418 - 6477 ft, warna krem, agak keras,
tekstur sucrosic, terdapat sedikit miliolids dan platy coral, alga, porositas vuggy.
Fasies coral grainstone, dijumpai pada kedalaman 6477 - 6497 ft,
berwarna krem,
dijumpai fragmen yang mengalami pelarutan sehingga
mengakibatkan porositas vuggy.
6091

6094

6097

6100

6175

6178

6181

6184

6181,5-6182
6091,5-6092

6100,5-6101
6182

6092

6095

6098

6101

6176

6179

6176,5-6177 6179,5-6180
6093

6102

6096

6177

6185

6183

6180

6098,8-6099,2

Gambar 3. Kenampakan data core pada fasies Reef (JOB PPEJ, 2002)

93

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

4. INTERPRETASI FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN


ANC-1, Interval 6202-6407 ft
Fasies pada interval kedalaman 6202 - 6407 ft pada sumur ANC-1,
dikelompokkan sebagai
fasies skeletal wackstone - packstone
mengindikasikan bahwa energi pengendapan yang bekerja berada pada fase
transisi antara energi lemah hingga energi kuat. Secara umum berwarna terang,
banyak kandungan kerangka organisme, koral hadir lebih dominan dibanding
biota lainnya. Kehadiran branching koral mengindikasikan fasies ini berada tidak
jauh dari terumbu, terdapat tekstur sucrosic dengan porositas intergranular, dan
porositas vuggy yang terbentuk akibat adanya proses pelarutan fragmen. Mineral
kalsit berwarna coklat-hitam hadir pada bagian atas fasies ini, dengan fragmen
koral yang terubah menjadi kapuran, sehingga dapat disimpulkan bahwa fasies
ini pernah terdapat pada Vadose Zone (Zona diatas water table), berada dekat
dengan permukaan atau bahkan muncul kepermukaan. Hadirnya miliolids
merupakan indikasi dari kemungkinan terbentuknya fasies Back Reef, dengan
lingkungan pengendapan Outer Shelf (Reeckmann, 1982).
ANC-1, interval 6407-6817 ft
Fasies pada sumur ANC-1 dari interval kedalaman 6407 6817 ft
tersebut dapat dikelompokan menjadi fasies coral bioclastic packstone hingga
grainstone. Secara umum berwarna krem hingga coklat, energi yang bekerja
kuat dengan indikasi kandungan biota yang berupa alga, platy coral, yang hadir
berupa pecahan dan tidak utuh lagi dengan tekstur packstone, grainstone
wackstone dan mudstone. Platy coral yang hadir menunjukkan bahwa organisme
tersebut membutuhkan pasokan makanan dari daerah yang sesuai untuk
perkembangannya sehingga kehadirannya cenderung pipih. Fasies ini
diinterpretasikan sebagai fasies Fore Reef yang terendapkan pada suatu
lingkungan pengendapan Outer Shelf (Reeckmann, 1982).
ANC-1, interval 6817-7312
Fasies pada sumur ANC-1 dengan kedalaman 6817 - 7312 ft, dapat
dikelompokan menjadi fasies skeletal wackstone hingga grainstone, dicirikan
oleh warna yang relatif terang, dengan kehadiran alga yang banyak. Energi
pengendapan relatif kuat didominasi tekstur wackstone, packstone dan
grainstone. Terdapat lumpur karbonat dengan miliolids. Adanya pecahan
batubara mengindikasikan bahwa fasies pengendapan ini terkena pengaruh
material asal darat. Fasies karbonat pada interval 6817 - 7312 ft, merupakan
fasies Lagoonal Deposits yang terendapakan di daerah tertutup dan memiliki

94

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

pengaruh gelombang yang kecil. Lingkungan pengendapannya berupa Inner


Shelf (Reeckmann, 1982).
ANC-2, interval 5808-5962 ft
Pada bagian atas sumur ANC-2 hadir fasies skeletal wackstone hingga
packstone pada interval kedalaman 5808 - 5962 ft, dicirikan oleh warna yang
cenderung terang, memiliki banyak kandungan biota berupa fragmen koral, alga,
sebagian tersemenkan oleh sparit, terdapat stylolite yang terbentuk karena
adanya pembebanan pada lumpur karbonat. Terdapat porositas vuggy yang
terbentuk dari proses pelarutan beberapa fragmen. Lingkungan pengendapan
berada pada energi lemah hingga kuat dengan kehadiran tekstur wackstone,
packstone (dominan). Berdasarkan kehadiran miliolid pada beberapa conto
menunjukkan indikasi fasies Back Reef, yang terendapkan pada lingkungan
Outer Shelf (Reeckmann, 1982).
ANC-2, interval 5962 -6187
Pada interval kedalaman 5962 6187 ft sumur ANC-2 dijumpai fasies
skeletal packstone hingga wackstone dan bindstone yang secara umum
berwarna terang, terdapat kandungan biota berupa koral, alga yang melimpah,
porositas vuggy yang terbentuk dari pelarutan fragmen. Berdasarkan analisis
petrografi pada kedalaman 6077,6 ft dan 6099,8 ft terdapat pellet, skeletal
bindstone dan algal bindstone yang menunjukkan adanya struktur tumbuh pada
inti terumbu. Terdapat kerangka koral yang pipih dan bercabang (brancing coral),
yang hidup pada kedalaman dangkal, dan pada arus bergelombang lemah,
dengan sinar matahari yang cukup dan keadaan air jernih. Kondisi ini merupakan
ciri dari terumbu. Tekstur yang mendukung fasies ini adalah packstone,
wackstone, grainstone dan bindstone. Berdasarkan Reeckmann (1982) fasies
ini merupakan fasies Reef yang berada pada lingkungan pengendapan Outer
Shelf.
ANC-2, interval 6187-6662
Pada sumur ANC-2 dengan kedalaman 6187 - 6662 ft, dijumpai fasies
skeletal wackstone hingga grainstone, dicirikan oleh warna yang relatif terang,
dengan kehadiran alga yang banyak. Tekstur wackstone, grainstone, packstone
dan mudstone merupakan indikasi energi pengendapan kuat. Banyak lumpur
karbonat dan miliolids pada fasies ini, sehingga diindikasikan sebagai fasies
Lagoonal Deposits dengan lingkungan pengendapan yang berada pada daerah
tertutup dan pengaruh gelombang yang kecil yang berupa Inner Shelf
(Reeckmann, 1982)
ANC-3, interval 5942-6052 ft
Pada sumur ANC-3 dengan interval kedalaman 5942 - 6052 ft hadir
fasies skeletal mudstone hingga packstone yang secara umum dicirikan
berwarna cenderung terang dengan tekstur yaitu wackstone, packstone dan

95

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

mudstone. Diindikasikan dengan hadirnya alga dan lumpur karbonat yang


banyak serta sedikit miliolids. Fasies ini berdasarkan Reeckmann, 1982 berada
pada daerah yang tertutup dengan pengaruh gelombang yang lemah dan
merupakan fasies Lagoonal Deposits dengan lingkungan pengendapan pada
Inner Shelf (Reeckmann, 1982).
ANC-3, interval 6052-6168 ft
Fasies coral bioclastic packstone hingga wackstone ini dijumpai pada
kedalaman 6052 - 6168 ft pada sumur ANC-2, yang secara umum dicirikan
memiliki warna yang relatif terang dengan energi pengendapan yang kuat serta
tekstur packstone, wackstone, dan grainstone. Hadirnya alga, koral yang
melimpah. Kemungkinan fasies ini terletak tidak jauh dari terumbu yang
diindikasikan dengan hadirnya Brachiopoda (Reeckmann, 1982). Fasies ini
merupakan fasies back reef dan berada pada lingkungan pengendapan Outer
Shelf (Reeckmann, 1982)

ANC-3, interval 6168-6497 ft


Pada sumur ANC-3 dengan kedalaman 6168 - 6497 ft, dijumpai fasies
skeletal wackstone hingga grainstone, secara umum dicirikan oleh warna krem
yang relatif terang, dengan kehadiran alga yang banyak. Tekstur wackstone,
grainstone, packstone dan mudstone. Adanya lumpur karbonat dan miliolids
merupakan indikasi arus yang lemah. Berdasarkan (Reeckmann, 1982) fasies ini
merupakan Lagoonal Deposits dan diindikasikan dengan lingkungan
pengendapan Inner Shelf (Reeckmann, 1982).

5. DISTRIBUSI FASIES

DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN.

Pada bagian dasar Formasi Tuban pengendapan dimulai dari fasies


lagoon, dicirikan oleh pola log yang dominan blocky dan serrated, terdiri dari
fasies mudstone, wackstone, packstone dan grainstone. Pelamparan fasies ini
dari barat timur dan dapat dijumpai pada ketiga sumur dengan penebalan
kearah timur dan ketebalan berkisar antara 329 495 ft. Dengan demikian
dapat diperkirakan tepi paparan masih jauh di timur ataupun selatan dari lokasi
daerah telitian.
Pada saat Reef tumbuh pada sumur ANC-2, ada dua kemungkinan
terjadi yakni kondisi lingkungan lagoonal tetap sehingga tumbuh pacth reef atau
kondisi berubah dari lagoonal menjadi laut terbuka oleh adanya proses kenaikan
muka air laut. Namun demikian kemungkinan terakhir lebih dapat dipercaya
karena hadirnya fore reef di sumur ANC-1 maupun back reef pada sumur ANC-3.
Pola log gamma ray terlihat menghalus keatas, dipengaruhi oleh perubahan air

96

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

laut yang teratur sehingga terjadi perubahan tekstur yang teratur pula dengan
ketebalan sekitar 225 ft.
Hadirnya skeletal bindstone dan algal bindstone
merupakan indikasi adanya struktur tumbuh pada inti terumbu. Tekstur yang
mendukung fasies ini adalah packstone, wackstone, grainstone dan bindstone.
Di bagian depan dari fasies Reef, dijumpai fasies Fore Reef. Fasies ini hanya
hadir sumur ANC-1 dengan ketebalan sekitar 410 ft. Kandungan biota berupa
alga, platy coral, hadir sebagai pecahan dalam packstone, grainstone,
wackstone,dan mudstone.
Berdasarkan pola log gamma ray, fasies ini
dicerminkan oleh pola blocky setempat dan sebagian serrated. Fasies Back Reef
hadir pada sumur ANC-3. Berdasarkan pola log gamma ray, fasies ini memiliki
bentuk kurva log yang sama dengan fasies fore reef yaitu blocky setempat dan
serrated, tetapi mempunyai nilai gamma ray API yang lebih tinggi karena
pengaruh dari adanya mudstone. Ketebalan fasies ini sekitar 116 ft.
Penurunan muka air laut menyebabkan pertumbuhan Reef bergeser ke
arah timur ditunjukkan dengan adanya perubahan fasies ke arah atas, dimana
fasies Back Reef menumpang pada fasies Reef pada sumur ANC-2 dan fasies
Fore Reef pada sumur ANC-1. Fasies Back Reef ini
didominasi oleh
wackstone dan packstone, memiliki banyak kandungan kerangka organisme,
kehadiran koral lebih dominan dibanding dengan biota lainnya.
Ketebalan
berkisar 154 205 ft dengan penebalan pada sumur ANC-2 di bagian barat dan
mengalami pendangkalan kearah timur pada sumur ANC-1. Pola log gamma ray
pada fasies ini membentuk pola log yang sama dengan fasies fore reef yaitu
blocky setempat dan serrated, tetapi mempunyai nilai gamma ray API yang lebih
tinggi karena pengaruh dari adanya mudstone. Sedang di sumur ANC-3, diatas
fasies back reef berkembang fasies Lagoonal, terdiri dari wackstone, packstone
dan mudstone, banyak mengandung lumpur karbonat. Pola log gamma ray
fasies ini memiliki pola serrated. Ketebalan fasies ini sekitar 110 ft.
Dari penyebaran fasies dan lingkungan pengendapannya dapat
disimpulkan bahwa jenis Reef adalah fringing reef dan diperkirakan garis pantai
saat itu ada di bagian utara ataupun barat daerah telitian. Pertumbuhan Reef
yang sangat di pengaruhi oleh kenaikan muka air laut ini diperkirakan mungkin
menempati wilayah teluk yang berhubungan dengan laut terbuka.

6. KESIMPULAN
1.
2.

3.

Fasies karbonat Formasi Tuban dapat dibedakan menjadi mudstone,


wackstone, packstone, grainstone dan Bindstone.
Fasies Reef yang berkembang adalah fasies lagoon, back reef, reef dan
fore reef yang terendapakan dalam kondisi lingkungan laut dangkal yang
terbuka hingga tertutup ( inner shelf outer shelf).
Jenis Reef yang berkembang pada Formasi Tuban adalah Fringing Reef.

DAFTAR PUSTAKA

97

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

Bemmelen, R.W.van,1949, The Geology of Indonesia, The Haque Martinus


Nijnhoff , Vol IA. 732 h
Dunham, R. J., 1962, Classification of Carbonate Rocks According to
Depositional Texture. In.Classification of CarbonateRocks (W. E. Ham,
ed.). Mem. No.1, h. 108 121. Am. Assoc. Pet. Geol., Tulsa, Oklahoma.
Friedman, Gerald M, and Reeckmann, Anne., 1982, Exploration for Carbonate
Petroleum Reservoirs, Department of Geology Rensselaer Polytechnic
Institute, New York. h. 1 -213

98

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 2, Juli 2009

99

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 2, No. 1, Januari 2009

Skeletal Packstone (6068,3 ft)

Skeletal Wackestone (6080,8 ft)

Intraklas skeletal Pack-wackestone

(6126, 4ft)

100

Bindstone (6077,6 ft)

Skeletal Pack-Grainstone (6122,6 ft)

Skeletal Wackestone (6105,6 ft)

You might also like