Professional Documents
Culture Documents
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi dan Advokasi Gizi
Dosen Pengampu:
Nuryanto S.Gz, M.Gizi
Disusun oleh:
Dewi Setyowati
22030114120060
A. DEFINISI ADVOKASI
Websters New Collegiate Dictionary mengartikan advokasi sebagai tindakan
atau proses untuk membela atau memberi dukungan. (1) Advokasi dapat pula
diterjemahkan sebagai upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal dan informal)
yang umumnya berperan sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan
(norma) atau penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat
dan media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini
publik dan dorongan (pressure) bagi masyarakat.(2)
Advokasi bidang kesehatan adalah usaha untuk mempengaruhi para penentu
kebijakan atau pengambil keputusan untuk membuat kebijakan publik yang
bermanfaat untuk peningkatan kesehatan masyarakat. Advokasi bidang kesehatan
mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada
tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Promosi Kesehatan.(3)
B. TUJUAN ADVOKASI KESEHATAN
Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya kebijakankebijakan publik oleh pejabat publik sehingga dapat mendukung dan menguntungkan
kesehatan. Melalui pelaksanaan advokasi kesehatan, pejabat publik menjadi paham
terhadap masalah kesehatan, kemudian tertarik, peduli, menjadikan program
kesehatan menjadi agenda prioritas serta bertindak memberikan dukungan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya. Dukungan tersebut,
dalam bentuk :(3)
a. Komitmen politis (political commitment)
Adalah komitmen pejabat publik atau berbagai pihak terkait terhadap
upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat yang ada di wilayah
kerjanya.
b. Dukungan kebijakan (policy support)
Adalah dukungan nyata yang diberikan oleh pejabat publik serta para
pimpinan institusi terkait untuk memberikan dukungan dalam bentuk
kebijakan publik untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya. Dukungan kebijakan tersebut dapat berupa undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan daerah, surat keputusan, instruksi / surat
edaran, dll.
c. Penerimaan social (social acceptance)
Adalah diterimanya suatu program kesehatan oleh masyarakat
terutama tokoh masyarakat. Kebijakan publik berwawasan kesehatan yang
kecamatan.
yang
dipimpin
oleh
seorang
pakar
dalam
bidang
yang
menguntungkan
dalam
menyamakan
persepsi,
menumbuhkan
dan
memanfaatkan
berbagai
teknik
komunikasi
serta
dalam
suatu
jaringan
kerjasama
untuk
seminar,
konferensi,
semiloka,
telekonferensi.
Secara informal: pertemuan umum dan khusus, studi banding, festifal,
event-event khusus seperti olah raga, reuni, arisan, pertemuan keluarga
dll.
Secara langsung: komunikasi langsung dalam presentasi, seminar,
negosiasi, surat, email, telepon, fax, media sosial, dll.
Secara tidak langsung: komunikasi melalui kolega, teman, keluarga.
G. UNSUR-UNSUR AVOKASI KESEHATAN
Ada delapan unsur-unsur advokasi yaitu; tujuan, pemanfaatan data dan riset,
identifikasi sasaran, pengembangan pesan, membangun koalisi, penyajian/presentasi,
dan penggalangan dana.(3)
a. Penetapan tujuan advokasi kesehatan. Seringkali masalah kesehatan
masyarakat sangat kompleks,banyak faktor yang saling berpengaruh. Agar
upaya advokasi dapat berhasil, tujuan advokasi harus dibuat lebih spesifik
berdasarkan pertanyaan berikut;
Apakah isu atau masalah itu dapat menyatukan atau membuat beberapa
kelompok bersatu dalam suatu ikatan koalisi yang kuat?
Apakah tujuan advokasi dapat tercapai?
Apakah tujuan advokasi memang menjawab permasalahan?
sendiri, koalisi internal yaitu melibatkan berbagai orang dari berbagai divisi
dalam mengembangkan program baru, dapat membangun konsensus untuk
aksi bersama. Pertimbangkan siapa saja yang dapat diajak bermitra dalam
aliansi atau koalisi upaya advokasi yang dirancang.
f. Membuat presentasi yang persuasif
Kesempatan untuk mempengaruhi khalayak sasaran kunci seringkali
terbatas waktunya. Seorang tokoh politik mungkin memberi kesempatan sekali
pertemuan untuk mendiskusikan isu advokasi yang dirancang. Seorang pejabat
hanya punya waktu 10 menit bertemu dengan tim advokator. Kecermatan dan
kehati-hatian dalam menyiapkan argument yang meyakinkan atau memilih
cara presentasi dapat mengubah kesempatan terbatas ini menajdi upaya
advokasi yang berhasil. Apa yang akan disampaikan, dan bagaimana
penyampaian pesan tersebut menjadi penting.
g. Penggalangan dana untuk advokasi kesehatan
Semua kegiatan termasuk upaya
advokasi
memerluan
dana.
isu yang akan diadvokasi. Mereka dapat didekati secara formal maupun informal
melalui kunjungan individu, wawancara, dialog, seminar atau diskusi. Bila mereka
anggota DPR/DPRD pertemuan dapat diatur pertemuan dengan legislatif atau
parlemen yang merupakan pekerjaan sehari-hari mereka.
2) Bekerja dengan Media Massa
Media Massa sangat penting berperan dalam membentuk opini publik. Media
massa juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi public atas isu atau masalah
tertentu. Mengenal, membangun dan menjaga kemitraan dengan media massa
sangat penting dalam proses advokasi. Kenali dan identifikasi para wartawan yang
sering menulis isu kesehatan di media massa tertentu. Lakukan identifikasi
berbagai jenis media massa dan jaringan organisasinya seperti Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dll.
3) Membangun Kemitraan
Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan membuat jejaring, kemitraan
yang berkelanjutan dengan individu, organisasi profesi, organisasi masyarakat dan
sektor lain yang bergerak dalam isu yang sama perlu dipertahankan sesuai dengan
perannya masingmasing. Model kemitraan yang tidak mengikat akan lebih
langgeng. Prinsip kemitraan seperti, kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan menjadi acuan untuk mencari mitra yang cocok untuk advokasi
kesehatan.
4) Memobilisasi Massa
Memobilisasi massa merupakan suatu proses mengorganisasikan individu
yang telah termotivasi ke dalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan
kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi agar motivasi individu dapat diubah
menjadi tindakan kolektif. Pada tahap awal dapat melibatkan orang yang
mempunyai pengaruh dan dipercaya seperti tokoh masyarakat, tokoh agama,
mereka perlu diidentifikasi serta diberi informasi tentang isu advokasi yang dipilih.
Juga kelompok mahasiswa, pelajar yang mempunyai minat yang sesuai dengan isu
advokasi dapat dilibatkan untuk mobilisasi massa.
5) Membangun Kapasitas
Membangun kapasitas maksudnya melembagakan
kemampuan
untuk
7
8
9
sebesar 85%).
ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.
Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hariadi Saptadji MH, Fitri Fardhiyah, Eva Zaini, Dian Suralaga, Feriyanto Suwanda,
Gusti Surya Pranata. Pedoman Advokasi Kebijakan. Kamar Dagang dan Industri
Indonesia (KADIN).
2.
3.
Kesehatan PP. Kurikulum dan Modul Pelatihan Teknis tentang Pengelolaan Advokasi
Kesehatan. In: RI KK, editor. Jakarta2013.
4.
Anak. ROPKId. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak. In:
Kesehatan K, editor. 2010.