Professional Documents
Culture Documents
Pollard
Pollard
ABSTRACT
A study was carried out to investigate the effect of pollard supplementation on the productivity of thin
tailed sheep (TES). Twelve male TES (aged 12 months, weighed 22.72 2.04 kg) were randomly allocated
into 3 groups based on Completely Randomised Design (CRD) with 3 treatments and 4 replications. The
treatments applied were levels of pollard supplementation in the diet, i.e. T0: Napier grass without pollard,
T1: Napier grass + pollard 1% of body weight (BW), and T2: Napier grass + pollard 2% of BW. The main
parameters observed were dry matter (DM) intake and digestibility, liveweight gain (LWG), and feed
conversion ratio (FCR). The results showed that supplementation of Napier grass with pollard in the diet
significantly (P < 0.05) increased DM intake, but did not significantly (P > 0.05) influenced DM digestibility.
The DM intakes of T0, T1 and T2 were 730, 895 and 847 g/d, respectively, while the DM digestibility of T0,
T1 and T2 were 58.02; 68.28, and 68.28 %, respectively. These, in turn, increased (P < 0.05) LWG and
reduced (P < 0.05) FCR. Live weight gains of T0, T1 and T2 were 15.15; 68.51 and 94.06 g/d, respectively;
while the FCRs were 82.14; 13.13 and 9.19 for T0, T1 and T2, respectively. It was concluded that
supplementation of diet with pollard up to 2% of BW was able to increase sheep productivity.
Key Words: Sheep, Pollard, Feed Intake, Liveweight Gain, Feed Conversion
ABSTRAK
Suatu penelitian telah dilaksanakan untuk mengkaji pengaruh pemberian pollard dengan aras yang
berbeda dalam pakan terhadap produktivitas domba ekor tipis (DET) jantan. Dua belas ekor domba lokal
jantan (umur 12 bulan, bobot 22,72 2,04 kg) dialokasikan secara acak dalam sebuah Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan pakan, dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah aras
pemberian pollard sebagai pakan penguat, yaitu: T0: Rumput gajah tanpa pollard, T1: Rumput gajah + pollard
1% dari bobot hidup (BB), dan T2: Rumput gajah + pollard 2% dari BB. Parameter utama yang diamati
dalam penelitian ini meliputi konsumsi dan kecernaan bahan kering (BK), pertambahan bobot hidup harian
(PBHH) dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa aras penambahan pollard dalam pakan
secara nyata (P < 0,05) meningkatkan konsumsi BK, tetapi tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap
kecernaan BK. Hal ini pada akhirnya meningkatkan (P < 0,05) PBHH dan menurunkan (P < 0,05) konversi
pakan. Rata-rata konsumsi BK pada T0, T1 dan T2 secara berturut-turut adalah 730, 895 dan 847 g/hari.
Kecernaan BK pada T0, T1 dan T2 masing-masing adalah 58,02; 68,28, dan 68,28%. PBHH pada T0, T1 dan
T2 berturut-turut adalah 15,15; 68,51 dan 94,06 g. Konversi pakan pada T0, T1 dan T2 adalah 82,14; 13,13
dan 9,19. Disimpulkan bahwa penambahan pollard dalam ransum sampai 2% dari bobot hidup dapat
meningkatkan konsumsi pakan, kecernaan pakan, PBHH dan menurunkan konversi pakan.
Kata Kunci: Domba, Pollard, Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Hidup, Konversi Pakan
PENDAHULUAN
Ternak domba pada umumnya masih
dipelihara secara tradisional dengan hanya
memberikan rumput sebagai pakannya,
sehingga produktivitasnya rendah. Guna
meningkatkan produktivitasnya, ternak domba
431
BK
Abu
(%)
PK
LK
SK
BETN
--------------------------% BK--------------------------
Rumput Gajah
58,05
17,12
13,12
4,98
31,05
33,73
Pollard
88,67
3,73
18,71
6,92
4,76
65,88
BK
PK
LK
SK
BETN
432
=
=
=
=
=
Bahan Kering
Protein Kasar
Lemak Kasar
Serat Kasar
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
dimana:
PK dd
= protein kasar dapat dicerna
SK dd
= serat kasar dapat dicerna
BETN dd = bahan ekstrak tanpa nitrogen
dapat dicerna
LK dd
= lemak kasar dapat dicerna
Pertambahan bobot hidup harian diperoleh
dari selisih bobot hidup akhir dan bobot hidup
awal dibagi lamanya periode perlakuan.
Konversi pakan dihitung dari perbandingan
antara konsumsi bahan kering pakan harian
dengan pertambahan bobot hidup harian.
Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian diuji
analisis ragam. Jika hasil analisis menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan, maka
dilakukan Uji Wilayah Ganda Duncan dengan
taraf signifikan 5% dan 1% (STEEL dan
TORRIE, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada minggu ke-8 salah satu domba T0
mati, sehingga pada akhir penelitian T0 hanya
mempunyai 3 ulangan.
Konsumsi pakan
Rata-rata konsumsi BK, bahan organik
(BO), TDN dan protein kasar (PK) pakan
domba penelitian secara lengkap ditampilkan
pada Tabel 2. Hasil analisis ragam
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
antar perlakuan dalam hal konsumsi BK total
(P < 0,05) dan konsumsi BO (P < 0,01).
Konsumsi BK dan BO pada T1 dan T2 lebih
tinggi dibandingkan dengan T0, tetapi antara
T1 dan T2 tidak berbeda nyata (P > 0,05).
Peningkatan konsumsi BK dan BO pada T1
dan T2 kemungkinan disebabkan oleh
meningkatnya kecernaan dan peningkatan
kandungan protein pakan (KEMPTON et al.,
1977; ELLIS et al., 1988; MCDONALD et al.,
1988). Pemberian pollard mengakibatkan
meningkatnya kecernaan BK dan BO pakan
secara keseluruhan (Tabel 3), meskipun secara
433
Tabel 2. Rata-rata konsumsi Bahan Kering (BK)Total, BK rumput Gajah, BK Pollard, Bahan Organik (BO)
Total, Total Digestible Nutrients (TDN) dan Protein Kasar (PK)
Perlakuan
Parameter
T0
T1
T2
730a
895b
847b
730A
633B
378C
262
469
Konsumsi BO total
605A
762B
764B
Konsumsi TDN
405a
584b
567b
137B
Konsumsi PK total
96
132
Superskrip dengan huruf besar berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
(P < 0,01)
Superskrip dengan huruf kecil berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05)
434
Kecernaan pakan
Konsumsi TDN
Konsumsi TDN rata-rata pada T0, T1 dan
T2 dapat dilihat pada Tabel 2. Penambahan
pollard meningkatkan secara nyata (P < 0,05)
konsumsi TDN. Konsumsi TDN T1 dan T2
lebih tinggi dibanding T0. Hal ini disebabkan
konsumsi dan kecernaan BK pada T1 dan T2
lebih tinggi dibanding T0. Konsumsi TDN
pada T1 dan T2 dalam penelitian ini sudah
mencukupi
kebutuhan
untuk
target
pertambahan bobot hidup 100g/hari menurut
KEARL (1982); sementara konsumsi TDN pada
T0 belum memenuhi kebutuhan untuk target
pertambahan bobot hidup sebesar 100 g/hari.
Dinyatakan oleh KEARL (1982) bahwa domba
dengan bobot hidup 20 25 kg dengan target
pertambahan bobot hidup 100 g/hari,
membutuhkan TDN sebesar 470 550 g.
435
BK Total
BO Total
PK
SK
LK
BETN
Perlakuan
T0
T1
T2
---------------------------------%-----------------------------58,02a
68,28a
66,13a
a
a
60,81
69,99
71,13a
79,09b
78,56b
73,19a
a
a
68,33
68,35
55,55a
A
B
88,64
86,37B
80,56
A
B
46,15
66,02
68,00B
Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P < 0,05)
Superskrip dengan huruf besar yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P < 0,01)
PK = Protein Kasar, SK = Serat Kasar, LK = Lemak Kasar, BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
Perlakuan
T0
T1
T2
15,15A
82,14A
68,51B
13,13B
94,06C
9,19B
Superskrip dengan huruf besar yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (P < 0,01)
436
437
DAFTAR PUSTAKA
438
439