Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara adalah
insan yang diharapkan mampu mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam
UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara tercantum bahwa bangsa Indonesia
membutuhkan ASN yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari korupsi serta
mampu berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. ASN diharapkan dapat menjadi
aparatur yang taat dan setia terhadap bangsa dan negara serta mampu memberikan pelayanan
yang maksimal kepada masyarakat sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Harapan pemerintah dalam membangun ASN yang memiliki integritas, profesional, netral
dan bebas dari korupsi nampaknya memerlukan kerja keras. Realita yang terjadi justru
menunjukkan bahwa masih banyak ASN yang melanggar kode etik ASN dengan melakukan
tindakan korupsi, pelecehan seksual, penyalahgunaan narkoba maupun perbuatan-perbuatan yang
melanggar disiplin PNS. Untuk itu perlu peran dari pemerintah untuk membenahi kinerja ASN
dan mengembalikan citra ASN sebagai pelayan masyarakat.
Sebagai upaya perbaikan kinerja dan moral PNS, pemerintah harus melakukan
pembenahan di tubuh ASN menuju perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut dapat
diperoleh melalui banyak hal, seperti keteladanan, penilaian kinerja serta pendidikan dan
pelatihan (diklat). Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil mengisyaratkan bahwa salah satu jenis Diklat yang
strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional adalah Diklat
Prajabatan. Diklat Prajabatan ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi
PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat,
yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Untuk
membentuk PNS profesional, dibutuhkan pembaharuan dari pola pelaksanaan diklat yang ada
saat ini.Praktik penyelenggaraan Diklat Prajabatan dengan pola pembelajaran klasikal yang
didominasi dengan metode ceramah, menunjukkan bahwa tidak mudah untuk membentuk nilai-
nilai dasar profesi PNS, terutama proses internalisasi pada diri masing-masing peserta serta
mengaktualisasikannya di instansinya masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah melakukan inovasi dalam penyelenggaraan
Diklat Prajabatan dengan pola baru bagi calon PNS. Penyelenggaraan diklat prajabatan dengan
pola baru berpedoman pada peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 38 tahun
2014. Pada peraturan tersebut, disebutkan bahwa penyelenggaraan Diklat Prajabatan bertujuan
untuk membentuk PNS yang profesional yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai
dasar profesi PNS, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.
Melalui diklat prajabatan dengan pola baru ini peserta diklat diharapkan mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara mengaktualisaskannya langsung
pada tempat tugas masing-masing, agar peserta merasakan manfaatnya secara langsung. Dengan
demikian diharapkan nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut dapat melekat kuat dalam
dirinya,serta dapat terus mengaktualisasikannya setelah selesai melakukan diklat. Sehingga
upaya pemerintah untuk menciptakan PNS yang profesional dapat terwujud.
PNS yang profesional adalah PNS yang mampu mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu:
1 Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugasnya.
2 Kemampuan mengedepankan kepentingan umum dalam pelaksanaan tugasnya.
3 Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugasnya.
4 Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugasnya.
5 Kemampuan untuk tidak korupsi dalam pelaksanaan tugas di lingkungan kerjanya.
Kelima nilai dasar tersebut kemudian sering juga disingkat menjadi ANEKA.. Untuk
dapat mengaktualisasikan nilai ANEKA di tempat tugas, maka diperlukan sebuah rancangan
kegiatan yang berisi pedoman pelaksanaan aktualisasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari aktualisasi nilai-nilai dasar adalah untuk membentuk pribadi PNS profesional
serta mampu menjadi pelayan masyarakat. Agar dapat menjadi pelayan masyarakat maka
diperlukan PNS yang memilki lima nilai dasar profesi PNS yakni:
1
2
3
4
5
Dengan terwujudnya lima nilai dasar profesi PNS tersebut maka diharapkan akan
terbentuk PNS yang profesional dan memiliki jiwa melayani dan mengabdi kepada masyarakat.
1.3 Lokus Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di SD Negeri Lembean yang berada di Desa
Lembean ,Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini
diperlukan peran serta dari guru, staf dan siswa di SD Negeri Lembean.
BAB II
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
2.1 Teori Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil
Nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil terdiri dari 1) Akuntabilitas; 2) Nasionalisme; 3)
Etika Publik; 4) Komitmen Mutu; dan 5) Anti Korupsi. Kelima nilai dasar tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut.
2.1.1
Akuntabilitas
Akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability yang berarti
pertanggung jawaban atau keadaan untuk diminta pertanggung jawaban. Akuntabilitas adalah
kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Seringkali akuntabilitas disamakan dengan responsibilitas. Namun pada dasarnya,
akuntabilitas dan responsibilitas memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas bermakna
kewajiban
untuk
bertanggung
jawab,
sedangkan
akuntabilitas
berarti
kewajiban
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab
dalam menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa
akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a) untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal (vertical
accountability) dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Sedangkan
akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Akuntabilitas
memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan yaitu : Akuntabilitas
personal, Akuntabilitas individu, Akuntabilitas kelompok, Akuntabilitas organisasi, dan
Akuntabilitas stakeholder.
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor publik yang
akuntabel, diantaranya sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)
Dalam pengambilan keputusan yang akuntabel, seorang ASN mengambil langkahlangkah sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain (LANRI, 2015). Menurut Ernest Renan, nasionalisme
adalah
kemauan
untuk
bersatu
tanpa
paksaan
dalam
semangat
persamaan
dan
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan kegiatan kemanusiaan, dan berani
membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia
itu
semua
sederajat,
maka
Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang
adil (LAN, 2015: 8). Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik
menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN, 2015: 8).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
6
tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Pada prinsipnya etika publikdikelompokanmenjadi tiga dimensi, antara lain:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika
publik membentuk integritas pelayanan publik.
2) Dimensi Modalitas
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yaitu akuntabilitas, transparansi, dan netralitas.
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
Integritas publik adalah kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai, standar, aturanmoral
yang diterima masyarakat.
Nilai-nilai dasar etika publikdijabarkansebagaiberikut.
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.
b. Setia
dan
taatmempertahankan
Undang-Undang
Dasar
Negara
Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan
kebusukan. Korupsi juga disebut sebagai kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime) karena
8
dampaknya menyebabkan kerusakan dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan yang luas.
Dijelaskan ada 7 jenis korupsi oleh Syed husein Alatas ( dalam LAN RI 2015) yaitu :
a) Korupsi transaktif
b) Korupsi ektroaktif
c) Korupsi inventif
d) Korupsi nepotistik
e) Korupsi autogenetik
f) Korupsi suportif
g) Korupsi defentif
Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan tindak pidana
korupsi. Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo No. UU 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-menyuap, (3)
pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat
akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, menyadari dampak-dampak korupsi,
dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
akan
menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga
selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil
terbaikagar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.Nilai-nilai dasar antikorupsiterdiridari 9
nilai, yaknijujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, kerjakeras, sedehana, beranidanadil.
2.2 Tugas Pokok Guru
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Bab VII
pasal 13, Rincian kegiatan Guru Kelas sebagaiberikut.
1) menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2) menyusun silabus pembelajaran;
3) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
4) melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5) menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6) menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran yang diampunya;
9
Nama sekolah
NSS
NPSN
Alamat Sekolah
Desa
:
:
:
:
:
SD Negeri Lembean
101220702153
50102495
Lembean
10
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
Status Sekolah
Waktu KBM
Jumlah rombel
Jumlah ruang kelas
Ruang guru
Ruang kepala sekolah
Gudang
Dapur
Toilet
Perpustakaan
Jumlah guru PNS
Jumlah guru pengabdi
Jumlah guru tidak tetap
Tenaga administrasi
Penjaga sekolah
Keadaan sekolah
: Kintamani
: Bangli
: Bali
: Negeri
: Pagi
:6
:6
:1
: 1
: 1
: 1
: 2
: 1
: 5
: 1
: 1
: 2
: 1
lingkungan sekolah secara intern cukup bagus. Di dalam kelas sudah ada almari buku , papan
tulis dan fasilitas belajar lainnya namun perlu terus ditingkatkan
2.3.2
motivasi didik.
Menumbuhkan dan mengembangkan kesenian dan jiwa seni bagi warga sekolah
Menumbuhkan dan mengembangkan pola hidup sehat bagi warga sekolah.
Menumbuhkan dan mengembangkan disiplin bagi warga sekolah.
Menumbuhkan dan mengembangkan warga sekolah yang berkarakter baik
2.4
Profil Penulis
Nama
NIP
Jabatan
Tempat Tugas
Kelas yang diampu penulis adalah kelas II sekaligus menjadi wali kelas. Dengan jumlah siswa 9
orang yang terdiri dari 5 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Penulis mengajar hampir
seluruh mata pelajaran kecuali Agama, Penjasorkes, dan Budi Pekerti.
12
Kegiatan
1
1.
2
Penyusunan
RPP
matematika
dengan metode
demonstrasi
Tahapan Kegiatan
Output/
Hasil Kegiatan
3
4
Menentukan SK dan
Terbentuknya rpp
yang sesuai dengan
KD.
Menentukan indikator. metode demonstrasi
Menentukan tujuan
pembelajaran.
Menentukan materi.
Menentukan metode
pembelajaran
Membuat langkahlangkah pembelajaran.
Mencetak RPP
Meminta pengesahan
kepala sekolah.
Nilai-Nilai Dasar
13
5
Akuntabilitas
Guru dalam menyusun rpp
sesuai dengan SK,KD dan
Indikator yang tepat untuk
mengotimalkan proses
pembelajaran.
Nasionalisme
Menciptakan kemajuan yang
merata, dengan penyusunan
RPP yang inovatif
diharapkan nantinya guru
mampu memberikan
pelayanan yang merata
kepada siswa.
Etika publik
Guru menghargai komunikasi
dengan kepala sekolah dan
rekan sejawat dalam
menyempurnakan RPP untuk
meningkatkan kinerja guru.
Komitmen Mutu
Membuat RPP yang inovatif
dengan metode demontrasi
Kontribusi
terhadap Visi Misi
Organisasi
6
Dengan melakukan
perbaikan terhadap
RPP diharapkan
dapat mewujudkan
misi sekolah yaitu
Mengembangkan
pengetahuan di
bidang IPTEK
No
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Output/
Hasil Kegiatan
Nilai-Nilai Dasar
Pelaksanaan
pembelajaran
matematika
dengan metode
demonstrasi
Guru mengucapkan
salam.
Melakukan absensi.
Melakukan apersepsi.
Menyampaiakan
tujuan pembelajaran.
Memberikan
penjelasan singkat
tentang materi.
Guru
mendemostrasikan
materi yang
disampaikan.
Memberi kesempatan
pada siswa untuk
mencoba
mempraktekkan
secara langsung.
Terlaksananya
pembelajaran yang
menyenangkan bagi
siswa.
14
5
agar pembelajaran menjadi
efektif.
Anti Korupsi
Guru disiplin dalam
melaksanakan tugas dengan
menyiapkan RPP sebelum
pembelajaran.
Akuntabilitas
guru berorientasi pada hasil
dengan melaksanakan
pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
Nasionalisme
Guru melaksanakan
pembelajaran dengan
memperhatikan kemampuan
siswa.
Etika publik
Menggunakan bahasa yang
sopan dalam memberikan
penjelasan tentang materi.
Komitmen mutu
Guru melaksanakan
pembelajaran yang inovatif
dengan menggunakan media
Kontribusi
terhadap Visi Misi
Organisasi
6
Dengan
melaksanakan
pembelajaran
menggunakan
metode demonstrasi
diharapkan
dapat
mendukung
misi
sekolah
yaitu
Melaksanakan
pembelajaran yang
interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang
dan
motivasi didik.
No
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
3
Memberikan latihan
soal untuk menambah
pemahaman tentang
materi.
Memberikan reward
kepada siswa yang
dapat menyelesaikan
latihan dengan benar.
Memberikan
penguatan.
Guru menyimpulkan
materi.
Output/
Hasil Kegiatan
Nilai-Nilai Dasar
15
5
nyata dan metode
demonstrasi.
Anti korupsi
Guru melakukan
pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu.
Kontribusi
terhadap Visi Misi
Organisasi
6
No
1
3
Kegiatan
2
Pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
matematika
Output/
Hasil Kegiatan
Tahapan Kegiatan
3
Menyiapkan soal.
Memberitahukan tata
tertib dalam
mengikuti ulangan.
Membagikan soal
ulangan.
Mengawasi proses
ulangan.
Mengumpulkan hasil
pekerjaan siswa.
Memeriksa hasil
ulangan siswa.
Membahas soal
ulangan bersama
siswa.
4
Terlaksananya
penilaian secara
objektif.
Nilai-Nilai Dasar
16
5
Akuntabilitas
Memperbaiki kinerja yaitu
dengan
melaksanakan
ulangan
harian
untuk
mengetahui
keefektifan
metode pembelajaran yang
digunakan.
Nasionalisme
Guru memberikan lembar
soal untuk masing-masing
siswa secara merata.
Etika Publik
Guru menyampaikan tata
tertib ulangan dengan jelas.
Komitmen Mutu
Melakukan evaluasi sebagai
refleksi
dari
proses
pembelajaran.
Anti Korupsi
Menyampaikan
hasil
ulangan secara terbuka serta
adil dalam memberikan
penilaian sesuai dengan
hasil ulangan harian siswa .
Kontribusi
terhadap Visi Misi
Organisasi
6
Dengan kegiatan
evaluasi
pembelajaran
diharapkan dapat
dijadikan refleksi
oleh guru untuk
memperbaiki
kinerjanya sehingga
dapat mewujudkan
misi sekolah yaitu
Mengembangkan
pengetahuan di
bidang IPTEK ,
bahasa, olah raga
dan seni budaya
sesuai dengan bakat,
minat dan potensi.
4.
Pembuatan
media gambar
sebagai media
pembelajaran
IPA kelas 2
Menyiapkan bahan-bahan
untuk membuat media
( steroform, kertas
berwarna, plester dan
dll).
Menyiapkan gambar
Tersedianya
pembelajaran
inovatif
media
yang
17
Akuntabilitas
Media gambar dibuat
berdasarkan materi, KD, dan
Indikator sehingga guru
dapat mempermudah
mentransper ilmu pada siswa.
Nasionalisme
Dalam kegiatan ini guru
mewujudkan rasa cinta
kepada pekerjaannya dengan
membuat media yang dapat
membantu proses
pembelajaran.
Etika publik
Dalam kegiatan ini guru
menghargai komunikasi
dengan rekan sejawat
,dengan berkonsultasi dalam
pembuatan media.
Komitmen mutu
Guru membuat media yang
inovatif.
Anti korupsi
Pembuatan media
Dengan
menggunakan media
dalam pembelajaran
diharapkan mampu
mewujudkan
pembelajaran yang
interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang dan
motivasi didik
5.
Pembelajaran
IPA dengan
model TGT
(teams games
tournaments)
Mengucapkan salam.
Melakukan absensi.
Melakukan apersepsi.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Siswa membentuk
kelompok.
Guru memajang gambar
sebuah pohon/tumbuhan
Guru
membagikan
potongan - potongan
gambar
sebuah
tumbuhan pada masing
masing kelompok
Guru memberi siswa
waktu berdiskusi untuk
mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
Guru
mengadakan
permainan yang harus
dikerjakan
secara
berebut oleh masingmasing kelompok yaitu
Terlaksananya
pembelajaran yang
menyenangkan
18
Akuntabilitas
Akuntabilitas berorientasi
pada hasil yaitu untuk
meningkatkan kinerja guru,
dengan meningkatnya hasil
belajar siswa.
Nasionalisme
Guru peduli terhadap
kemampuan siswa, dengan
membuat media dapat
meningkatkan semangat
siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Etika publik
Memberikan pembelajaran
yang menyenangkan bagi
siswa dengan menyiapkan
media pembelajaran yang
menarik.
Komitmen Mutu
Menggunakan model
pembelajaran yang inovatif
bagi siswa.
Dengan
menggunakan media
dalam pembelajaran
diharapkan mampu
mewujudkan
pembelajaran yang
interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang dan
motivasi didik
6.
Pembuatan
pohon ilmu
merangkai potongan
potongan
gambar
menjadi sebuah gambar
yang utuh
Guru memberikan
penguatan.
Guru menyimpulkan
materi.
Tersedianya
media pohon ilmu
sebagai media
untuk
meningkatkan
pemahaman siswa
tentang materi
yang telah
dipelajari.
Anti Korupsi
Memanfaatkan waktu
pembelajaran dengan tepat
Akuntabilitas
Guru untuk meningkatkan
pemahaman siswa membuat
media pembelajaran yang
inovatif.
Nasionalisme
Guru menghargai
kemampuan siswa dengan
memberikan kebebasan
dalam menjawab soal.
Etika Publik
Memberikan bimbingan
dengan sabar pada siswa
dalam menjawab soal.
Komitmen Mutu
Membuat sarana belajar yang
inovatif bagi siswa.
Anti Korupsi
Mandiri dalam membuat
sarana pembelajaran
19
Dengan
adanya
media pohon ilmu
diharapkan
siswa
dapat
mengingat
materi-materi yang
telah
dijelaskan.
Sehingga
siswa
dapat
mengembangkan
pengetahuan
di
bidang
IPTEK,
bahasa, olah raga
dan seni budaya
sesuai dengan bakat,
minat dan potensi
7.
Pembuatan vas
bunga dari botol
bekas
Menentukan jadwal
kegiatan
Mengumumkan alat dan
bahan yang harus
dibawa oleh siswa.
Mempraktekkan cara
membuat vas bunga dari
botol bekas.
Membimbing siswa
membuat vas bunga
bekas.
Memberi reward kepada
siswa dengan hasil
terbaik.
Memajang hasil karya
siswa di meja pajangan.
Terciptanya
kesadaran untuk
memanfaatkan
barang bekas
menjadi barang
yang berguna
20
Akuntabilitas
Guru mengawasi siswa
dalam penggunaan gunting
selama kegiatan.
Nasionalisme
Peduli dan ikut menjaga
lingkungan dengan
menggunakan kembali
barang bekas untuk melatih
keterampilan siswa.
Etika Publik
Membimbing siswa dengan
sabar selama proses
pembuatan vas bunga.
Komitmen Mutu
Guru berkreasi dalam
memanfaatkan barang bekas.
Anti Korupsi
Bersikap adil dalam
membimbing siswa selama
kegiatan berlangsung.
Dengan pemanfaatan
botol bekas
diharapkan dapat
menunjang
terlaksananya misi
sekolah yaitu
mewujudkan
pembelajaran yang
interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang dan
motivasi didik
8.
Pelaksanaan
bimbingan
belajar
Membuat jadwal
bimbingan.
Menginformasikan
jadwal bimbingan pada
siswa.
Melakukan bimbingan
dengan model
pembelajaran picture
and picture.
Mengisi jurnal
bimbingan
Terlaksananya
bimbingan belajar
yang
menyenangkan.
21
Akuntabilitas
berorientasi pada hasil
belajar siswa dengan
membimbing siswa yang
lambat dalam membaca agar
dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
Nasionalisme
Bekerja keras dalam
membimbing siswa serta
menciptakan suasana
kekeluargaan bagi siswa agar
nyaman dalam mengikuti
kegiatan.
Etika Publik
Membimbing siswa dengan
sabar agar dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
Komitmen Mutu
Melakukan bimbingan
setelah jam pelajaran
sehingga proses bimbingan
efektif dan tidak
mengganggu proses
pembelajaran siswa lain.
Anti korupsi
Melaksanakan bimbingan
sesuai jadwal yang telah
dibuat agar tujuan bimbingan
tercapai.
Dengan pemanfaatan
perpustakaan dapat
menunjang misi
sekolah untuk
mewujudkan
pembelajaran yang
interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang dan
motivasi didik
.
22
Kegiatan
Oktober
24
1
2
3
26
25
27
28
Nopember
29
30
31
H
A
R
I
H
A
R
I
M
I
N
G
G
U
M
I
N
G
G
U
10
11
12
23
BAB III
PENUTUP
disusun sembilan kegiatan kegiatan yaitu : 1) Penyusunan RPP matematika dengan metode
demonstrasi, 2) Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi, 3)
Pelaksanaan ulangan harian matematika, 4) Pembuatan media pembelajaran inovatif, 5)
Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model TGT ( teams games tournament) , 6) Belajar
kelompok di perpustakaan , 7) Pembuatan pohon ilmu, 8) Pembuatan vas bunga dari bahan botol
bekas, 9) Pelaksanaan bimbingan belajar.
Aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016 sampai Selasa 8 Nopember
2016 di SD Negeri Lembean, yang beralamat di Desa Lembean, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli. Melalui penerapan nilai-nilai dasar ini diharapkan terbentuk PNS yang
professional yang mampu melayani kepentingan publik yang baik.
24