You are on page 1of 10

7.5.

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

7.5.1 HASIL PERCOBAAN


Tabel VII-1.
Hasil Percobaan Pengukuran Tekanan Uap
Sam
0

pel
A

40 C
0,01 psig

0,01 psig

Vapour pressure (psig)


55 0C
45 0C
50 0C
0.02 psig
0.1 psig
0.2 psig
0.01
0,01 psig 0.01 psig
psig

60 0C
0.3 psig
0.02
psig

7.5.2 PERHITUNGAN
Pada sampel A :
-

Tekanan pada 40 C = 0,01 + 14.7 ``= 14.71 Psia

Tekanan pada 45 C = 0.02 + 14.7 = 14.72 Psia

Tekanan pada 50 C = 0.1 + 14.7

Tekanan pada 55 C = 0.2 + 14.7 = 14.9 Psia

Tekanan pada 60 C = 0.3 + 14.7 = 15 Psia

= 14.8 Psia

Pada sampel B :
-

Tekanan pada 40 C = 0,01 + 14,7

= 14,71 Psia

Tekanan pada 45 C = 0,01 + 14,7 = 14,71 Psia

Tekanan pada 50 C = 0.01 + 14,7 = 14,71 Psia

Tekanan pada 55 C = 0.01 + 14,7 = 14,71 Psia

Tekanan pada 60 C = 0.02 + 14,7 = 14,72 Psia

Vapour Pressure pada temperatur 40 C

1.

Sampel A
PV mean=

Tek uap pd suhu 40 = 1,05


n

10

0.105

SD =

( Tek .UapTek . Uapmean ) =


n1

0.19864
9
0,145

Sampel B
PV mean

Tek . Uap pada suhu 45 C mean=

Tek uap pd suhu 45 = 2.18


n

10

0.218
Tek . Uap pada suhu 50 C mean=

Tek uap pd suhu 50 = 4.35


n

10

0.435
Tek . Uap pada suhu 55 C mean=

Tek uap pd suhu 55 = 7.01


n

10

0.701
Tek . Uap pada suhu 60 C mean=

Tek uap pd suhu 60 = 10.42


n

10

1.042

Standar Deviasi

SD Tek . Uap @ 45 C=

( Tek . UapTek .Uapmean ) =


n1

0.76376
9

0.042431

SD Tek . Uap @ 50 C=

( Tek . UapTek . Uapmean ) =


n1

4.84325
9

0.269069

SD Tek . Uap @ 55 C=

( Tek . UapTek . Uapmean ) =


n1

12.38349
9

0.6879716

SD Tek . Uap @ 60 C=

( Tek . UapTek . Uapmean ) =


n1

27.80176
9

1.54454

2.

Perhitungan Aritmatik dari masing-masing suhu sampel 2


a. Rata-rata
0.032

Tek . Uap pada suhu 45 C mean=

Tek uap pd suhu 45 = 0.5


n

10

0.05
Tek . Uap pada suhu 50 C mean=

Tek uap pd suhu 50 = 1.17


n

10

0.117
Tek . Uap pada suhu 55 C mean=

Tek uap pd suhu 55 = 2.45


n

10

0.245
Tek . Uap pada suhu 60 C mean=

Tek uap pd suhu 60 = 3.98


n

10

0.398

b. Standar Deviasi
SD Tek . Uap @ 40 C=

( Tek . UapTek .Uapmean ) =


n1

0.01016
9

=
0.0005644
SD Tek . Uap@ 45 C=

( Tek . UapTek .Uapmean ) =


n1

0.038
9

0.002111
SD Tek . Uap @ 50 C=

( Tek . UapTek . Uapmean ) =


n1

0.13181
9

0.00732

SD Tek . Uap@ 55 C=

( Tek . UapTek . Uapmean ) =


n1

0.78485
9

0.043602

SD Tek . Uap @ 60 C=

( Tek . UapTek . Uapmean ) =


n1

3.74496
9

0.208053

7.5.3 TABEL
Tabel VII-2.
Hasil Tekanan Uap Hidrokarbon Sampel 1 Pada Berbagai Suhu

PLUG
A
B
C
D
E
F
H
I
K
L

Mea
n
SD

40 C
0.1
0.01
0.5
0
0
0.1
0.05
0.01
0.09
0.1
0.96

Vapour Pressure (psig)


45 0C
50 0C
55 0C
0.2
0.3
0.6
0.24
0.3
0.6
1
2.5
4
0.05
0.19
0.25
0
0.03
0.05
0.3
0.4
0.5
0.08
0.12
0.24
0.02
0.1
0.2
0.15
0.21
0.32
0.14
0.2
0.25
2.18
4.35
7.01

60 0C
0.8
0.8
6
0.45
0.1
0.7
0.3
0.3
0.6
0.37
10.42

0.096

0.218

0.435

0.701

1.042

0.01104

0.04243

0.26907

0.68797

1.54454

Tabel VII-3.
Hasil Perhitungan (Tekanan Uap pada Suhu x - mean
Tekanan Uap pada Suhu x)2 pada sampel 1

PLU
40 0C

G
A
B
C
D
E
F
H
I
K
L

n
SD

0.000016

0.000324

0.007396

0.000484

0.163216

0.611524

0.009216

0.028224

0.009216

0.047524

0.000016

0.006724

0.002116

0.019044

0.007396

0.039204

3.6E-05

0.004624

0.000016

0.006084

0.19864

0.76376

0.01822
5
0.01822
5
4.26422
5
0.06002
5
0.16402
5
0.00122
5
0.09922
5
0.11222
5
0.05062
5
0.05522
5

0.01020
1
0.01020
1
10.8834
0.20340
1
0.42380
1
0.04040
1
0.21252
1
0.25100
1
0.14516
1
0.20340
1

60 0C
0.05856
4
0.05856
4
24.5817
6
0.35046
4
0.88736
4
0.11696
4
0.55056
4
0.55056
4
0.19536
4
0.45158
4

4.84325
12.3835
27.8018
Tabel VII-4.
Hasil Tekanan Uap Hidrokarbon Sampel 2 Pada Berbagai Suhu

PLUG
A
B
C
D
E
F
H
I
K
L

Mea

(VP VPmean)2
55 0C
45 0C
50 0C

40 C
0
0.01
0.1
0
0
0.05
0.04
0.01
0.05
0.06
0.32

Vapour Pressure (psig)


45 0C
50 0C
55 0C
0.2
0
0.1
0.42
0
0.1
1
0.2
0.4
0.21
0
0.09
0
0
0
0.27
0.1
0.25
0.04
0.04
0.04
0.01
0.01
0.01
0.2
0.07
0.1
0.1
0.08
0.08
0.5
1.17
2.45

60 0C
0.25
0.25
2.2
0.31
0.05
0.4
0.05
0.02
0.25
0.2
3.98

0.032

0.05

0.117

0.245

0.398

0.00056

0.00211

0.00732

0.0436

0.20805

Tabel VII-5.

Hasil Perhitungan (Tekanan Uap pada Suhu x - mean


Tekanan Uap pada Suhu x)2 pada sampel 2
PLUG
A
B
C
D
E
F
H
I
K
L

40 C
0.001024
0.000484
0.004624
0.001024
0.001024
0.000324
0.000064
0.000484
0.000324
0.000784
0.01016

(VP VPmean)2
45 C
50 0C
0.0025
0.000289
0.0025
0.000289
0.0225
0.080089
0.0025
0.000729
0.0025
0.013689
0

0.0025
0.0001
0.0016
0.0004
0.0009
0.038

0.017689
0.005929
0.011449
0.000289
0.001369
0.13181

55 0C
0.002025
0.030625
0.570025
0.001225
0.060025
0.000625
0.042025
0.055225
0.002025
0.021025
0.78485

60 0C
0.021904
0.021904
3.247204
0.007744
0.121104
0.000004
0
0.121104
0.142884
0.021904
0.039204
3.74496

7.6 PEMBAHASAN
Tekanan uap didefinisikan sebagai tekanan parsial uap yang berada dalam
kesetimbangan fasa cairnya. Kesetimbangan dapat dicapai dalam wadah tertutup
yaitu bila molekul yang meninggalkan fasa cair pada setiap saat sama dengan
jumlah molekul yang kembali kebentuk fasa cairnya, kesetimbangan ini disebut
kesetimbangan dinamis.
Percobaan penentuan tekanan uap (vapour pressure) pada sampel crude
oil ini dilakukan untuk mengetahui berapa perubahan tekanan pada berbagai suhu
setiap kali suhu tersebut naik.

Dari percobaan diperoleh tekanan uap pada sample minyak 1:


psig,

45 C

= 0,42 psig,

50 C

= 0,59 psig,

Tekanan uap pada sample minyak 2:


0,21 psig,

55 C

= 0,26 psig,

60 C

40 C

55C

= 0,79 psig,

= 0,1 psig,

45 C

60 C

40 C

= 0,28

= 0,95 psig.

= 0,11 psig,

50 C

= 0,31 psig. Disini terlihat bahwa semakin

bertambah suhu, tekanan uap juga semakin bertambah. Hal itu karena dengan
adanya kenaikan suhu, partikel-partikel pada crude oil bergerak semakin cepat,
sehingga energi kinetik dari molekul-molekul minyak yang meninggalkan fasa
cair menuju fasa gas semakin besar dan tekanan menjadi lebih besar.
Aplikasi lapangannya adalah memberikan indikasi tekanan yang terbentuk
pada storage-storage ship, tangki-tangki penyimpanan, drum-drum dan berbagai
jenis kontainer lain, dan juga untuk mengetahui desain storage tank yang dapat
menyesuaikan tekanan uap minyak mentahnya. Minyak di storage tank akan
terkena cahaya matahari yang dapat menyebabkan minyak menguap. Uap ini
dapat menekan dinding tangki sehingga desain tangkinya harus disesuaikan
dengan tekanan yang akan diterima. Bila tangki tidak dapat menerima tekanan
uapnya, tangki tersebut dapat meledak. Untuk mengantisipasinya, storage tank
harus dipasang katup (valve), katup pada tangki tersebut ada yang otomatis
membuka dan menutup sendiri setelah disetting dengan tekanan tertentu, ada juga
yang manual yaitu katup harus dibuka ketika uap didalam tangki sudah penuh dan
dibuang ke udara bebas.
Dari hasil percobaan seluruh plug diplotkan kedalam grafik dan didapat
grafik yang memilik data yang sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan adanya
perubahan temperatur dan tekanan serta kondisi minyak setiap kali percobaan
berbeda-beda. Selain itu ketelitian dari masing-masing praktikan berbeda-beda.

You might also like