You are on page 1of 3

DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

1.KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI


PERGESERAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran
masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi
yang disebut dinamika sosial. Konsep yang terpenting ada yang mengenai proses
belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu
ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia(evolusi kebudayaan) dari bentukbentuk kebudayaan yang sederahana hingga yang makin lama makin kompleks. Proses
lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut proses
akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi) yang berkaitan erat dengan
penemuan baru(discovery) dan invention.
2. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup
individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya
seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi
yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian
saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati
berbagai kedudukan dalam masyarakatnya
yang dikumpai seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam masyarakat yang
berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda, karena proses itu
banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan serta lingkungan sosial yang
bersangkutan. Penelitian dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan
mengenai adat istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan
seksual, dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-individu yang
mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi atau
enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami
kesukaran dalam
menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
3. PROSES EVOLUSI SOSIAL
Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi
dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat secara keseluruhan,
dengan
hanya
memperhatikan
perubahan-perubahan
besar
yang
telah
terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara makroskopik yang terjadi
dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam antropologi disebut Proses-proses
pemberi arah, atau directional proses.
Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi,
perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya baru timbul
sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat.
Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku dengan
kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu masyarakat, perlu
diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1) kebudayaan sebagai kompleks dari

komsep norma-norma, pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak


(yaitu sistem budaya), dan (2) kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit,
dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut
sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari konflik-konfliks yang ada dalam
setiap masyarakat itulah dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat
pada umumnya.
4. PROSES DIFUSI
Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa
makhluk manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika Timur.
Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan berbagai jenis
lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin terjadi dengan proses
pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik dan sosial budaya, yang berlangsung
beratus ratus ribu tahun lamanya.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan
migrasi kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan.
Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi itu
merupakan salah satu objek penelitian ilmu antropologi, terutama sub ilmu antropologi
diakronik. Proses difusi dari unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh
migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ketempat lajn dimuka bumi.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada
perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena unsurunsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti
para pedagang dan pelaut.
Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah
penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan antara
individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
5. AKULTURASI DAN ASIMILASI
Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5
golongan masalah, yaitu :
1. Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan
suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah
diterima oleh suatu masyarakat.
3. Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah diganti atau
diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
4. Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan cepat
diterima unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang sukar dan lamban
dalam menerimanya.
5. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang muncul
akibat akulturasi.

Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti sebaiknya


memperhatikan beberapa hal, yaitu :
1.
Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai.
2.
Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3.
Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke
dalam kebudayaan penerima.
4.
Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh.
5.
Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara
intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa pergaulan
intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu proses asimilasi, tanpa adanya
toleransi dan simpati antara kedua golongan.
6.

PEMBARUAN (INOVASI)
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber
alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari produk-produk baru.
Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya
merupakan suatu proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.
Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi
seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah (1)
kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian dalam suatu
kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi kegiatan mencipta. Penemuan baru sering kali
terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang
merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada di
sekelilingnya.
Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi juga.
Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan secara aktif,
sedangkan dalam proses evolusi para individu itu pasif, bahkan seringkali negatif.

You might also like