Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Mutliple droplets are drop of water which continuously dropped on a surface by certain time
difference. The phenomenon of collision between droplets and a solid surface can be found in a
variety of applications, one of them is a cooling process. The cooling process is carried out with
a number of water droplets and by spraying or commonly known as spray cooling. When droplet
impingement on the surface, the droplet will spread (spreading) and collecting back (recoil). In
this study, the effect of frequency drops against cooling effectiveness and temperature decrease
rate will be observed. Visualization process is used to find maximum spreading which is the
factor of coooling effectiveness. The observation is performed by using a variable drops to 100
and 120 drops/minute. The surface is used Stainless Steel with the temperature 100 and 110 oC.
Image processing techniques are used to extract the data sequentially from the images that
successfully taken by using high-speed camera. The test results show that the variation frequency
drops will affect the cooling effectiveness and the temperature decrease rate. That the higher
frequency drops, the cooling effectiveness and temperature decrease rate will be increasead.
Keywords Droplets, Frequency Drops, Cooling Effectiveness, Spreading Ratio
1.
Pendahuluan
Dinamika tumbukan air (droplet) pada suatu
permukaan datar merupakan sebuah fenomena yang
saat ini sedang dikembangkan oleh para peneliti untuk
berbagai pemanfaatan. Fenomena tumbukan antara
tetesan (droplet) dengan permukaan padat dapat
dijumpai pada berbagai aplikasi, salah satunya adalah
sebagai proses pendinginan. Proses pendinginan
dilakukan dengan sejumlah tetesan air dan dengan
penyemprotan atau biasa dikenal sebagai spray
cooling. Spray cooling digunakan untuk mendinginkan
suatu permukaan panas. Biasanya digunakan untuk
mendinginkan permukaan panas pada proses reaksi inti
nuklir, pembentukan material, quenching, blade
turbine dan peralatan elektronik.
Metode spray cooling terbukti dapat membuang
heat flux yang tinggi sekaligus mengkontrol laju
pendinginan yang diinginkan. Laju perpindahan kalor
yang tinggi merupakan suatu keuntungan karena dapat
mengurangi ukuran, biaya dan kompleksitas peralatan
penukar kalor. Metode pool boiling (mencelupkan
pada kolam cairan) dan jet impingement (cairan
kontinu ditembakkan pada kecepatan tinggi) tidak
memiliki kemampuan dalam menjamin keseragaman
dan kontrol pendinginan yang baik terutama pada
paduan logam yang mempunyai bentuk komplek [1].
Interaksi droplet dengan permukaan padat yang
dipanaskan, akan terjadi beberapa fenomena yaitu
ISBN : XXXX
Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016
Metode
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
ditunjukkan pada Gambar 2.1. Pemanasan spesimen
digunakan heater, pemanasan dilakukan hingga
temperatur permukana mencapai 100 dan 110 oC.
Temperatur
permukaan
diukur
menggunakan
termokopel. Droplet dijatuhkan ke permukaan yang
dipanaskan dengan menggunakan jarum injector.
Ukuran droplet dijaga konstan pada 2,75 mm. Pada
frekuensi tetesan diatur dengan control valve dan
pembacaan dengan drop counter. Mengatur frekuensi
tetesan pada 100 dan 120 tetes/menit. Agar massa total
droplet yang menumbuk sama maka penetesan
dilakukan sebanyak 20 kali. Pada frekuensi 100
tetes/menit penetesan dilakukan selama 12 detik dan
frekuensi 120 tetes/menit penetesan dilakukan selama
10 detik agar tetesan yang dihasilkan sebanyak 20
tetes. Ketinggian jatuh droplet antara permukaan yang
dipanaskan dengan jarum injector pada 70 mm
sehingga menghasilkan bilangan Weber sebesar 52,6.
Dimana :
= Efektifitas pendinginan
q = Heat flux permukaan padat (W/m2)
A = Luas permukaan yang dibasahi (m2)
cp = Kalor spesifik droplet (J/kg.K)
m = Massa droplet (kg)
T = Perbedaan suhu permukaan padat dengan
droplet (oC)
Total perpindahan kalor yang terjadi adalah
perpindahan kalor dari permukaan ke droplet selama
waktu droplet spreading hingga maximum spread
dapat diperkirakan sebagai berikut:
ISBN : XXXX
Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016
(4)
Dimana :
qc = Kalor total saat maximum spreading (J)
Amax = Luas area saat maximum spreading (m2)
tc = Waktu yang diperlukan untuk mencapi
maximum spreading (ms)
Heat flux yang
persamaan berikut:
terjadi
dijelaskan
Dimana :
max = Maximum spreading ratio
Re = Bilangan Reynold
Pr = Bilangan Prandtl
= Viskositas (kg/m.s)
Nilai bilangan Reynold dan bilangan Prandtl
dapat dicari masing - masing :
dalam
(13)
(5)
(14)
Dimana :
kf = konduktivitas termal droplet (W/m.K)
Tebal lapisan batas termal (T) dapat diperoleh
dari persamaan untuk perpindahan panas selama
axisymmetric stagnation point flow [6] :
(6)
Dimana :
v = Kecepatan jatuh droplet
= Massa jenis dropet (kg/m3)
Kecepatan jatuh droplet dapat dihitung dengan
persamaan energi mekanik.
Droplet pada ketinggian tertentu akan memiliki
energi potensial maksimum sebesar :
(15)
Dimana :
g = Gravitasi bumi (9,875 m/s2)
h = Tinggi jatuh droplet (0,07 m)
Ketika droplet tersebut menumbuk pada
permukaan datar, energi potensial berubah menjadi
energi kinetik. Energi kinetik maksimum terjadi sesaat
sebelum droplet menyentuh permukaan sebesar :
(16)
Dari Epmaksimum =
persamaan tersebut menjadi :
Ekmaksimum
sehingga
(9)
(17)
Kombinasi dari persamaan (9), persamaan (4)
dan persamaan (3) maka didapatkan persamaan
efektivitas pendinginan :
(10)
(11)
(12)
ISBN : XXXX
Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016
Frekuensi
tetesan
(tetes/menit)
100
120
Temperatur
Permukaan
(oC)
100
110
100
110
Maximum
Spreading Ratio
4,01
3,97
4,04
4,21
Frekuensi
tetesan
(tetes/menit)
100
120
Temperatur
Permukaan
(oC)
100
110
100
110
Laju Penurunan
Temperatur
Permukaan Rata
Rata (oC/s)
0,148
0,168
0,174
0,205
ISBN : XXXX
Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016
Ts (oC)
tc
(ms)
max
Re
Pr
100
11,2
4,01
10934,9
1,92
0,423
110
11,2
3,97
11994,3
1,74
0,412
100
12
4,04
10934,9
1,92
0,460
110
12
4,21
11994,3
1,74
0,497
100
120
Kesimpulan
Dari eksperimen yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
Nilai frekuensi tetesan memberikan pengaruh
terhadap laju penurunan temperatur. Berdasarkan dari
hasil penelitian bahwa seiring meningkatnya frekuensi
tetesan, maka laju penurunan temperatur permukaan
yang terjadi juga mengalami peningkatan. Laju
penurunan temperatur permukaan tertinggi terjadi pada
temperatur permukaan Stainless Steel 110 oC,
frekuensi tetesan 120 tetes/menit dan memiliki nilai
sebesar 0,205 oC/s.
Nilai frekuensi tetesan memberikan pengaruh
terhadap efektivitas pendinginan. Berdasarkan dari
hasil penelitian bahwa nilai frekuensi tetesan yang
semakin meningkat menyebabkan peningkatan
efektivitas pendinginan. Efektivitas pendinginan
memiliki kesesuaian dengan laju penurunan pada
temperatur permukan 100 dan 110 oC, dimana seiring
meningkatnya laju penurunan temperatur permukaan
maka efektivitas pendinginan juga mengalami
peningkatan. Efektivitas pendinginan tertinggi terjadi
pada temperatur permukaan Stainless Steel 110 oC,
frekuensi tetesan 120 tetes/menit dan memiliki nilai
sebesar 0,497.
5.
[1]
[2]
[3]
Daftar Pustaka
Bernadin, J.D. dan Mudawar, I. 1997. Film
Boiling Heat Transfer Of Droplet Stream And
Sprays. Internatioinal Journal of Heat and
Mass Transfer, 40(11), pp. 2579-2593
Bernadin, J.D., Stebbins, C.J. dan Mudawar, I.
1997. Mapping Of Impact And Heat Transfer
Regimes Of Water Drops Impinging On A
Polished Surface. International Journal of Heat
and Mass Transfer, 40(2), pp. 247-267.
Chandra, S. dan Avedisian, C.T., 1991. On The
Collision Of A Droplet With A Solid Surface.
ISBN : XXXX
Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016
[4]
[5]
[6]
ISBN : XXXX