You are on page 1of 6

Proceeding

National Symposium on Thermofluids VIII 2016


Yogyakarta, 10 November 2016

Studi Eksperimental Pengaruh Frekuensi Tetesan Terhadap Efektivitas


Pendinginan Pada Multiple Droplet
(Experimental Studies On The Effect Of The Frequency Drops To Cooling Effectiveness
On Multiple Droplets)
Dannys Arif Kusuma, Indro Pranoto, Windy Hermawan Mitrakusuma, Deendarlianto,
dan Samsul Kamal
Departemen Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada,
Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta, 55281
E-mail: dannys.arif.k@mail.ugm.ac.id

Abstract
Mutliple droplets are drop of water which continuously dropped on a surface by certain time
difference. The phenomenon of collision between droplets and a solid surface can be found in a
variety of applications, one of them is a cooling process. The cooling process is carried out with
a number of water droplets and by spraying or commonly known as spray cooling. When droplet
impingement on the surface, the droplet will spread (spreading) and collecting back (recoil). In
this study, the effect of frequency drops against cooling effectiveness and temperature decrease
rate will be observed. Visualization process is used to find maximum spreading which is the
factor of coooling effectiveness. The observation is performed by using a variable drops to 100
and 120 drops/minute. The surface is used Stainless Steel with the temperature 100 and 110 oC.
Image processing techniques are used to extract the data sequentially from the images that
successfully taken by using high-speed camera. The test results show that the variation frequency
drops will affect the cooling effectiveness and the temperature decrease rate. That the higher
frequency drops, the cooling effectiveness and temperature decrease rate will be increasead.
Keywords Droplets, Frequency Drops, Cooling Effectiveness, Spreading Ratio

1.

Pendahuluan
Dinamika tumbukan air (droplet) pada suatu
permukaan datar merupakan sebuah fenomena yang
saat ini sedang dikembangkan oleh para peneliti untuk
berbagai pemanfaatan. Fenomena tumbukan antara
tetesan (droplet) dengan permukaan padat dapat
dijumpai pada berbagai aplikasi, salah satunya adalah
sebagai proses pendinginan. Proses pendinginan
dilakukan dengan sejumlah tetesan air dan dengan
penyemprotan atau biasa dikenal sebagai spray
cooling. Spray cooling digunakan untuk mendinginkan
suatu permukaan panas. Biasanya digunakan untuk
mendinginkan permukaan panas pada proses reaksi inti
nuklir, pembentukan material, quenching, blade
turbine dan peralatan elektronik.
Metode spray cooling terbukti dapat membuang
heat flux yang tinggi sekaligus mengkontrol laju
pendinginan yang diinginkan. Laju perpindahan kalor
yang tinggi merupakan suatu keuntungan karena dapat
mengurangi ukuran, biaya dan kompleksitas peralatan
penukar kalor. Metode pool boiling (mencelupkan
pada kolam cairan) dan jet impingement (cairan
kontinu ditembakkan pada kecepatan tinggi) tidak
memiliki kemampuan dalam menjamin keseragaman
dan kontrol pendinginan yang baik terutama pada
paduan logam yang mempunyai bentuk komplek [1].
Interaksi droplet dengan permukaan padat yang
dipanaskan, akan terjadi beberapa fenomena yaitu

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM

menyebar (spreading), melambung (rebound) dan


menyiprat (splashing). Hal ini bisa terjadi karena
peningkatan suhu sangat mempengaruhi tegangan
permukaan di setiap bahan. Sehingga perilaku droplet
di setiap spesimen uji yang berbeda memiliki
fenomena yang berbeda beda [3].
Bernadin dkk. (1997) melakukan pendekatan
yang lebih sederhana dengan meneliti tumbukan
sebuah droplet pada permukaan padat yang
dipanaskan, dimana dari hasil penelitian tersebut
diperoleh karakteristik perpindahan kalor pada droplet
tunggal yang kemudian digunakan untuk memprediksi
karakteristik perpindahan kalor secara menyeluruh
pada proses spraying [2].
Pasandideh dkk. (2001) membuat model analitis
yang
memperkirakan
efektivitas
pendinginan.
Didapatkan bahwa efektivitas pendinginan meningkat
seiring dengan meningkatnya bilangan Weber (We),
tetapi pada bilangan Weber tinggi, efektivitas
pendinginan tidak tergantung pada kecepatan dan
ukuran droplet, melainkan bergantung pada bilangan
Prandtl (Pr) [4].
Penelitian mengenai dinamika single droplet
yang menumbuk permukaan padat sudah banyak
dilakukan sebelumnya namun penelitian mengenai
fenomena multiple droplet yang menumbuk
permukaan padat masih sedikit. Pada penelitian ini
peneliti berusaha untuk mempelajari pepindahan kalor

ISBN : XXXX

Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016

dan visualisasi dari fenomena spreading dan recoil


multiple droplet ketika menumbuk permukaan datar
Stainless Steel pada temperatur permukaan 100 dan
110 oC. Dari penelitian ini, akan dibandingkan
pengaruh dari frekuensi tetes yang berbeda terhadap
cooling effectiveness dan laju penurunan temperatur
yang dihasilkan oleh multiple droplet.
2.

Metode
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
ditunjukkan pada Gambar 2.1. Pemanasan spesimen
digunakan heater, pemanasan dilakukan hingga
temperatur permukana mencapai 100 dan 110 oC.
Temperatur
permukaan
diukur
menggunakan
termokopel. Droplet dijatuhkan ke permukaan yang
dipanaskan dengan menggunakan jarum injector.
Ukuran droplet dijaga konstan pada 2,75 mm. Pada
frekuensi tetesan diatur dengan control valve dan
pembacaan dengan drop counter. Mengatur frekuensi
tetesan pada 100 dan 120 tetes/menit. Agar massa total
droplet yang menumbuk sama maka penetesan
dilakukan sebanyak 20 kali. Pada frekuensi 100
tetes/menit penetesan dilakukan selama 12 detik dan
frekuensi 120 tetes/menit penetesan dilakukan selama
10 detik agar tetesan yang dihasilkan sebanyak 20
tetes. Ketinggian jatuh droplet antara permukaan yang
dipanaskan dengan jarum injector pada 70 mm
sehingga menghasilkan bilangan Weber sebesar 52,6.

Pengambilan diameter droplet ditunjukkan pada


Gambar 2.2.
(1)
Dimana :
= Spreading ratio
D = Diameter awal dari droplet
d = Diameter daerah pembasahan

Gambar 2.2 Pengukuran Diameter Spreading


Laju penurunan temperatur permukaan dapat
diketahui dengan cara melihat perubahan temperatur
permukaan selama ditumbuk oleh droplet. Laju
penurunan temperatur permukaan dapat dihitung
dengan cara :
(2)
Dimana :
TS1 = Temperatur permukaan awal (oC)
TS2 = Temperatur permukaan selanjutnya (oC)
t1 = Waktu awal (s)
t2 = Waktu selanjutnya (s)
Efektivitas
pendinginan
pada
droplet
menggunakan perbandingan antara perpindahan kalor
yang terjadi dengan perpindahan kalor maksimum
antara droplet dan permukaan. Efektifitas pendinginan
() merupakan pengukuran kuantitatif yang tak
berdimensi yang dapat digunakan untuk mengukur
pengaruh dari ukuran droplet, kecepatan dan physical
properties pada perpindahan kalor yang terjadi saat
tumbukan droplet. Untuk mencari nilai efektifitas
pendinginan pada droplet dapat digunakan persamaan
berikut ini [4]:
(3)

Gambar 2.1 Skema Rangkaian dari


Multiple Droplets Generator
Dinamika tumbukan droplet diamati dengan
menggunakan high speed video camera dengan
kecepatan pengambilan gambarnya 1200 frame per
detik. Teknik image processing digunakan untuk
mengambil data dari gambar yang berhasil diambil
dengan menggunakan high-speed camera.
Berdasarkan hasil teknik image processing dan
pembacaan termokopel yang didapatkan, dilakukan
analisis terhadap dinamika sebaran droplet, rasio
sebaran droplet dan laju penurunan temperatur
permukaan.
Spreading ratio (), merupkan perbandingan
antara diameter awal droplet dengan diameter
pembasahan droplet ketika spreading (menjalar).

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM

Dimana :
= Efektifitas pendinginan
q = Heat flux permukaan padat (W/m2)
A = Luas permukaan yang dibasahi (m2)
cp = Kalor spesifik droplet (J/kg.K)
m = Massa droplet (kg)
T = Perbedaan suhu permukaan padat dengan
droplet (oC)
Total perpindahan kalor yang terjadi adalah
perpindahan kalor dari permukaan ke droplet selama
waktu droplet spreading hingga maximum spread
dapat diperkirakan sebagai berikut:

ISBN : XXXX

Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016

(4)
Dimana :
qc = Kalor total saat maximum spreading (J)
Amax = Luas area saat maximum spreading (m2)
tc = Waktu yang diperlukan untuk mencapi
maximum spreading (ms)
Heat flux yang
persamaan berikut:

terjadi

dijelaskan

Dimana :
max = Maximum spreading ratio
Re = Bilangan Reynold
Pr = Bilangan Prandtl
= Viskositas (kg/m.s)
Nilai bilangan Reynold dan bilangan Prandtl
dapat dicari masing - masing :

dalam
(13)
(5)
(14)

Dimana :
kf = konduktivitas termal droplet (W/m.K)
Tebal lapisan batas termal (T) dapat diperoleh
dari persamaan untuk perpindahan panas selama
axisymmetric stagnation point flow [6] :
(6)

Dimana :
v = Kecepatan jatuh droplet
= Massa jenis dropet (kg/m3)
Kecepatan jatuh droplet dapat dihitung dengan
persamaan energi mekanik.
Droplet pada ketinggian tertentu akan memiliki
energi potensial maksimum sebesar :

Tebal lapisan batas kecepatan (u) dapat


diperoleh dari persamaan untuk perpindahan panas
selama axisymmetric stagnation point flow [5]:
(7)
Subtitusi persamaan (6) ke persamaan (7) maka
didapatkan persamaan :
(8)
Subtitusi persamaan (8) ke persamaan (5) maka
didapatkan persamaan

(15)
Dimana :
g = Gravitasi bumi (9,875 m/s2)
h = Tinggi jatuh droplet (0,07 m)
Ketika droplet tersebut menumbuk pada
permukaan datar, energi potensial berubah menjadi
energi kinetik. Energi kinetik maksimum terjadi sesaat
sebelum droplet menyentuh permukaan sebesar :
(16)
Dari Epmaksimum =
persamaan tersebut menjadi :

Ekmaksimum

sehingga

(9)
(17)
Kombinasi dari persamaan (9), persamaan (4)
dan persamaan (3) maka didapatkan persamaan
efektivitas pendinginan :

Sehingga kecepatan droplet ketika menumbuk


dapat dihitung dengan persamaan
(18)

(10)

(11)

(12)

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Perhitungan Spreading Ratio
Pengamatan spreading saat tumbukan droplet
dilakukan karena merupakan salah faktor penting
dalam perhitungan efektivitas pendinginan. Spreading
ratio dicari dengan membagi diameter pembasahan
droplet dengan diameter awal droplet. Pengambilan
diameter pembasahan dilakukan pada tetes ketiga agar
dampak dari frekuensi dapat teramati. Pada frekuensi
100 tetes/menit dan temperatur permukaan 110 oC

ISBN : XXXX

Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016

belum memberikan dampak karena pada tetes kedua


telah mencapai kesetimbangannya jauh sebelum tetes
ketiga jatuh. Sedangkan pada frekuensi 120 tetes/menit
dan temperatur permukan pada 100 dan 110 oC telah
terjadi tumbukan antara tetes ketiga dengan sisa tetes
kedua yang belum mencapai kesetimbangannya. Hal
ini terjadi karena pada frekuensi 120 tetes/menit jeda
waktu penetesan lebih cepat dibandingkan dengan
frekuensi sebelumnya yaitu pada 100 tetes/menit.
Sehingga tetes ketiga menumbuk sisa tetes kedua yang
masih terdapat sisa-sisa gaya yang terjadi sebelumnya.
Hasil pengukuran dari spreading ratio diambil angka
maksimal dan ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Hasil dari percobaan di atas dengan bilangan


frekuensi 100 dan 120 tetes/menit dan temperatur
permukaan 100 dan 110 oC didapatkan bahwa
frekuensi tetesan memberikan pengaruh terhadap
perubahan maximum spreading ratio yang ditunjukkan
oleh Gambar 3.1. Berdasarkan pada temperatur
permukaan 100 dan 110 oC memberikan hasil bahwa
maximum spreading ratio mengalami peningkatan
disetiap peningkatan frekuensi tetesan. Bisa
disimpulkan maximum spreading ratio dipengaruhi
frekuensi tetesan, dimana seiring meningkatnya
frekuensi tetesan, maximum spreading ratio juga
mengalami peningkatan.

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Spreading Ratio

3.2 Perhitungan Laju Penurunan Temperatur


Permukaan
Tumbukan droplet dengan permukaan yang
panas pastilah mengalami penurunan temperatur pada
permukaannya. Hal ini terjadi karena terdapat beda
temperatur antara droplet dan permukaan yang
ditumbuk yang menyebabkan perpindahan kalor dari
temperatur permukaan yang tinggi ke temperatur
droplet yang lebih rendah. Selanjutnya akan dibahas
hubungan antara variasi frekuensi tetesan dengan laju
penurunan temperatur permukaan.
Laju penurunan temperatur permukaan dapat
diketahui dengan cara melihat perubahan temperatur
permukaan selama ditumbuk oleh droplet. Persamaan
(2) digunakan untuk menghitung laju penurunan
temperatur permukaan disetiap perubahannya. Tabel
3.2 menunjukkan hasil perhitungan laju penurunan
temperatur permukaan rata-rata.

Frekuensi
tetesan
(tetes/menit)
100
120

Temperatur
Permukaan
(oC)
100
110
100
110

Maximum
Spreading Ratio
4,01
3,97
4,04
4,21

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Laju Penurunan


Temperatur Permukaan Rata-Rata

Gambar 3. 1 Grafik Spreading Ratio Terhadap


Temperatur Permukaan dengan Frekuensi 100 dan 120
tetes/menit
Pada Gambar 3.1 kenaikkan maximum spreading
ratio terhadap kenaikan temperatur permukaan terjadi
secara stabil dari temperatur permukaan 100 oC hingga
110 oC. Terlihat pada frekuensi 120 tetes/menit, bahwa
maximum spreading ratio bertambah seiring dengan
bertambahnya temperatur permukaan yang sesuai
dengan peristiwa penurunan tegangan permukaan air
seiring dengan kenaikan temperatur, sehingga gaya
yang menahan droplet untuk terjadi spreading semakin
rendah dan membuat maximum spreading meningkat.
Maximum spreading ratio mengalami peningkatan
dengan meningkatnya temperatur permukaan, kecuali
pada temperatur permukaan 110 oC dan frekuensi tetes
100 tetes/menit. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa
faktor
salah
satunya
lingkungan.
Pengkondisian tangki penampung fluida dapat
dilakukan untuk meminimalisir pengaruh lingkungan.

Frekuensi
tetesan
(tetes/menit)
100
120

Temperatur
Permukaan
(oC)
100
110
100
110

Laju Penurunan
Temperatur
Permukaan Rata
Rata (oC/s)
0,148
0,168
0,174
0,205

Gambar 3. 2 Grafik Laju Penurunan Temperatur


Permukaan Terhadap Temperatur Permukaan dengan
Frekuensi 100 dan 120 tetes/menit
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM

ISBN : XXXX

Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016

Pada Gambar 3.2 menunjukkan laju penurunan


temperatur permukaan spesimen ketika ditetesi dengan
dua puluh tetes droplet. Terlihat bahwa peningkatan
frekuensi tetesan juga mengakibatkan peningkatan laju
pernurunan temperatur permukaan. Hasil tertingi
didapatkan pada frekuensi tetesan 120 tetes/menit dan
temperatur 110 oC dengan laju penurunan sebesar
0,205 oC/s dan terendah pada frekuensi 100 tetes/menit
dan temperatur 100 oC dengan laju penurunan sebesar
0,148. Berdasarkan hasil setiap penurunan temperatur
permukaan bisa disimpulkan laju penurunan
temperatur permukaan dipengaruhi frekuensi tetesan,
dimana seiring meningkatnya frekuensi tetesan maka
laju penurunan temperatur permukaan juga meningkat.
3.2 Perhitungan Efektivitas Pendinginan
Hasil percobaan yang telah dilakukan kemudian
akan dihitung efektivitas pendinginan. Efektivitas
pendinginan adalah perbandingan perpindahan kalor
yang terjadi dengan perpindahan kalor maksimum
yang mungkin terjadi (ideal) antara droplet dan
permukaan. Efektivitas pendinginan dapat dikatakan
suatu pencapain pendinginan dibandingkan dengan
target pendinginan yang ingin dicapai. Perhitungan
efektivitas pendinginan pada frekuensi 100 dan 120
tetes/menit dengan massa total yang sama, diameter
konstan dan banyak tetesan 20 tetes. Maka akan dicari
juga hubungan temperatur permukaan dan frekuensi
terhadap efektivitas pendinginan. Tabel 3.3
menunjukkan perhitungan efektivitas pendinginan.
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Efektivitas Pendigninan
f
(tetes/
menit)

Ts (oC)

tc
(ms)

max

Re

Pr

100

11,2

4,01

10934,9

1,92

0,423

110

11,2

3,97

11994,3

1,74

0,412

100

12

4,04

10934,9

1,92

0,460

110

12

4,21

11994,3

1,74

0,497

100

120

Pada Gambar 3.3 menunjukkan bahwa efektivitas


pendinginan dipengaruhi oleh frekuensi tetesan. Pada
seluruh variasi temperatur permukaan efektivitas
pendinginan tertinggi terjadi pada temperatur
permukaan 110 oC dengan frekuensi 120 tetes/menit
dan efektivitas pendinginan terendah terjadi pada
temperatur permukaan 100 oC dengan frekuensi 100
tetes/menit. Pada variasi temperatur permukaan
memberikan hasil bahwa efektivitas pendinginan
mengalami peningkatan disetiap peningkatan frekuensi
tetesan. Berdasarkan nilai efektivitas pendinginan pada
temperatur permukaan 100 oC dan 110 oC bisa
disimpulkan
bahwa
efektivitas
pendinginan
dipengaruhi frekuensi tetesan, dimana seiring
meningkatnya frekuensi tetesan maka efektivitas
pendinginan juga mengalami peningkatan.
4.

Kesimpulan
Dari eksperimen yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
Nilai frekuensi tetesan memberikan pengaruh
terhadap laju penurunan temperatur. Berdasarkan dari
hasil penelitian bahwa seiring meningkatnya frekuensi
tetesan, maka laju penurunan temperatur permukaan
yang terjadi juga mengalami peningkatan. Laju
penurunan temperatur permukaan tertinggi terjadi pada
temperatur permukaan Stainless Steel 110 oC,
frekuensi tetesan 120 tetes/menit dan memiliki nilai
sebesar 0,205 oC/s.
Nilai frekuensi tetesan memberikan pengaruh
terhadap efektivitas pendinginan. Berdasarkan dari
hasil penelitian bahwa nilai frekuensi tetesan yang
semakin meningkat menyebabkan peningkatan
efektivitas pendinginan. Efektivitas pendinginan
memiliki kesesuaian dengan laju penurunan pada
temperatur permukan 100 dan 110 oC, dimana seiring
meningkatnya laju penurunan temperatur permukaan
maka efektivitas pendinginan juga mengalami
peningkatan. Efektivitas pendinginan tertinggi terjadi
pada temperatur permukaan Stainless Steel 110 oC,
frekuensi tetesan 120 tetes/menit dan memiliki nilai
sebesar 0,497.
5.
[1]

[2]

Gambar 3.3 Grafik Laju Efektivitas Pendinginan


Terhadap Temperatur Permukaan dengan Frekuensi 100
dan 120 tetes/menit
Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM

[3]

Daftar Pustaka
Bernadin, J.D. dan Mudawar, I. 1997. Film
Boiling Heat Transfer Of Droplet Stream And
Sprays. Internatioinal Journal of Heat and
Mass Transfer, 40(11), pp. 2579-2593
Bernadin, J.D., Stebbins, C.J. dan Mudawar, I.
1997. Mapping Of Impact And Heat Transfer
Regimes Of Water Drops Impinging On A
Polished Surface. International Journal of Heat
and Mass Transfer, 40(2), pp. 247-267.
Chandra, S. dan Avedisian, C.T., 1991. On The
Collision Of A Droplet With A Solid Surface.

ISBN : XXXX

Proceeding
National Symposium on Thermofluids VIII 2016
Yogyakarta, 10 November 2016

[4]

[5]

[6]

Proceedings Of The Royal Society A:


Mathematical, Physical and Engineering
Sciences, 431(1884), pp. 13-41
Pasandideh-Fard, M., Aziz, S.D., dan
Mostaghimi, J. 2001. Cooling Effectiveness of
A Water Drop Impinging On A Hot Surface.
International Journal of Heat and Fluid Flow
22, pp. 201-210.
Pasandideh-Fard, M., Qiao, Y.M., Chandra, S.,
dan Mostaghimi, J., 1996. Capillary effects
durung droplet impact on a solid surface.
Physics of Fluids 8, pp. 650-659.
White, F.M, 1991; 2007, Viscous Fluid Flow,
Second Edition McGraw Hill, New York, pp.
158-160.

Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM

ISBN : XXXX

You might also like