Professional Documents
Culture Documents
Sus/2012
hukum
(Pasal
1365
KUHPerdata),
negotiorum
gestio
adimpleti contractus". Artinya pihak lawan dalam keadaan lalai, maka dengan
demikian tidak dapat menuntut pemenuhan prestasi pihak lain. Asas Exceptio Non
Adimpleti Contractus adalah Tidak dipenuhinya kontrak (wanprestasi) terjadi karena
pihak lain juga wanprestasi.
Oleh karena itu secara Yuridis jika memang PT.Prima Jaya Informatika ingin
agar PT Telkomsel memenuhi pesanannya apa yang diminta, maka seharusnya
PT.Prima Jaya Informatika membayar terlebih dahulu apa yang menjadi kewajibannya
kepada PT Telkomsel.
Asas-asas Undang-undang Kepailitan
1. Undang-undang Kepailitan Harus Dapat Mendorong Kegairahan Investasi
Asing, Mendorong Pasar Modal, dan Memudahkan Perusahaan Indonesia
Memperoleh Kredit Luar Negeri (Biaya dari luar negeri penting dari waktu ke waktu
untuk membiayai pembangunan nasional jadi Indonesia harus mempunyai hukum
Kepailitan yang diterima secara global (globally accepted principles)
2. Undang-undang Kepailitan Harus Memberikan Perlindungan yang
Seimbang bagi Kreditor dan Debitor (menjunjung keadilan dan memperhatikan
kepentingan keduanya meliputi segi-segi penting yang dinilai perlu untuk
mewujudkan penyelesaian masalah utangpiutang secara cepat, adil, terbuka, dan
efektif.
Perlindungan kepentingan yang seimbang itu adalah sejalan dengan dasar
Negara RI yaitu Pancasila. Pancasila bukan saja mengakui kepentingan seseorang,
tetapi juga kepentingan orang banyak atau masyarakat. Pancasila bukan saja harus
memperhatikan hak asasi, tetapi harus memperhatikan juga kewajiban asasi
seseorang. Berdasarkan sila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" harus
dikembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain, lebih-lebih lagi terhadap
orang banyak, Dalam peristiwa kepailitan terdapat banyak kepentingan yang terlibat,
yaitu selain kepentingan para kreditornya juga kepentingan para stakeholders yang
lain dari Debitor yang dinyatakan pailit, lebih-lebih apabila Debitor itu adalah suatu
perusahaan.
PT.Telekomunikasi Selular Adalah Perusahaan Telekomunikasi Yang Sangat
Sehat Dan Dikelola Dengan Sangat Balk Yang Terus Menghasilkan Keuntungan,
Proporsi kepemilikan saham Telkom = 65% Saham Singtel = 35% Saham, Dimana
Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2011 Yang Telah Diaudit Dan Membukukan
Keuntungan Sebesar Rp.12.823.670.058.017,00 (dua belas triliun delapan ratus dua
puluh tiga miliar enam ratus tujuh puluh juta lima puluh delapan ribu tujuh belas
Rupiah) Putusan pernyataan pailit yang dikeluarkan oleh Majelis hakim Pengadilan
Niaga Jakarta Pusat sangat bertentangan dengan asas Undang-undang kepailitan itu
sendiri, dengan menciptakan keadaan ketidakpastian Penegak hukum didalam
menerapkan Undang-undang kepailitan yang itu sangat mengancam iklim investasi
bagi asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dan pada akhirnya Pihak asing
akan beranggapan bahwa Hukum kepailitan di Negara Indonesia ini tidak dapat
diterima secara Global.
Asas-asas Undang-undang kepailitan pada umumnya, secara tegas menyatakan
Putusan pernyataan pailit tidak dapat dijatuhkan terhadap Debitor yang masih
Solven.sikap ini merupakan sikap Faillissement verordening (Fv) sebagaimana
tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) sebelum kemudian diubah oleh Perpu No.1 Tahun
1998, dengan bunyi sebagai berikut :
Setiap pihak yang berutang (debitur) yang tidak mampu yang berada dalam
keadaan berhenti membayar utang-utangnya, dengan putusan hakim, baik atas
permintaannya sendiri maupun atas permintaan seorang atau lebih pihak
berpiutangnya (kreditornya), dinnyatakan dalam keadaan pailit. Untuk dapat
menetukan debitur dalam keadaan solven atau insolven hanya dilakukan berdasarkan
financial audit. Putusan Pernyataan pailit atas Telkomsel ini juga tidak Memberikan
Perlindungan yang Seimbang bagi Kreditor dan Debitor (menjunjung keadilan dan
memperhatikan kepentingan keduanya meliputi segi-segi penting yang dinilai perlu
untuk mewujudkan penyelesaian masalah utang-piutang secara cepat, adil, terbuka,
dan efektif. Penerapan pertimbangan hukum yang diambil Majelis hakim Pengadilan
niaga hanya melihat dari sisi Pemohon Pailit secara luarnya saja, tanpa melihat
kapasitas Termohon Pailit sebagai perusahaan Terbesar Telekomunikasi yang masih
sangat Solven dalam melaksanakan kewajiban terhadap mitra kerjanya yang lain.
Melihat fakta hukum berdasarkan audit laporan keuangan Telkomsel yang pada tahun
2011 memiliki keuntungan dua belas trilyun lebih, Majelis hakim Pengadilan Niaga
telah Khilaf dalam menjatuhkan putusan pernyataan pailit terhadap.Telkomsel
tersebut. Majelis Hakim kurang teliti dan berhati-hati didalam menganalisa dan
menjatuhkan putusan pernyataan pailit dalam perkara tersebut.
Tujuan Undang-Undang Kepailitan yang pada awalnya untuk melikuidasi
harta kekayaan debitor untuk keuntungan para kreditornya, pada perkembangannya
mengalami berubahan. Undang-Undang Kepailitan menjadi instrumen penting untuk
mereorganisasi usaha debitor ketika mengalami kesulitan keuangan. Hal ini berlaku
terhadap kepailitan perusahaan (corporate insolvency). Serangkaian perkembangan
Undang-Undang Kepailitan di Amerika Serikat, Inggris, Australia maupun Jerman
menunjukkan perubahan yang sama, yaitu mengarahkan kepada sutau proses untuk
memaksimalkan nilai on-going business dan mempertahankan keuntungan sosial dari
eksistensi bisnis, serta meningkatkan tagihan-tagihan yang dimiliki oleh para kreditor.
Pada perkembangan selanjutnya, tujuan hukum kepailitan juga untuk melindungi
kepentingan stakeholders. Perlindungan terhadap stakeholders mempunyai suatu
tujuan imperatif, yaitu bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan
kepentingan stakeholders dijamin, diperhatikan, dan dihargai dalam suatu kegiatan
bisnis. Sebabnya, berbagai pihak tersebut dipengaruhi dan dapat mempengaruhi
keputusan dan tindakan bisnis.
Oleh karena itu seharusnya Pengadilan Niaga upaya terakhir para pelaku
bisnis di Indonesia lebih-lebih lagi para penanam modal asing yang menempatkan
modalnya di Indonesia harus mendapatkan kepastian hukum yang dapat diterima
secara global oleh semua pihak-pihak para pelaku bisnis.