You are on page 1of 7

Teknik Geologi Tektonik dan Struktur

February 6th, 2012 |

Author: koespiadi

Tektonik adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari hubungan dan evolusi deformasi
skala besar di bagian luar bumi yang diakibat oleh gaya-gaya yang bekerja didalam bumi.
Secara umum arti kata tektonik sama dengan strukrut geologi yaitu membangun atau
merekonstruksi dalam skala yang lebih besar (global atau regional). Tektonofisik adalah bagian
dari ilmu tektonik yang mempelajari mekanisme tektonik dari sudut sifat fisika bumi.
Tektonik Lempeng adalah suatu kesatuan teori yang berdasarkan observasi serta bukti-bukti dari
fisika, kimia, biologi, mekanika serta kinematika dari bumi. Teori sebenarnya sudah dimulai
pada tahun 1920 dan baru dikembangkan secara luas sejak tahun 1960 oleh para ahli kebumian,
dimana teori ini dianggap sangat penting karena dapat menjelaskan phenomena alam seperti
gempa bumi, vulkanisme, palung, pegunungan lipatan dan juga pengapungan benua (Continental
Drift).
Batasan umum dalam adalah bahwa bagian luar dari struktur bumi bersifat rigid yang dinamakan
lithosphere yang terpecah-pecah menjadi kira-kira 10 pecahan yang besar dan mungkin 20
pecahan yang kecil2. Pecahan ini dinamakan sebagai Lempeng (Plate) yang biasanya
mempunyai ketebalan rata-rata: 60 100 km.
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur)
batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan
ukuran pada batuan akibat dari gaya (force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada
dasarnya merupakan proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum,
geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak
bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Beberapa penulis menganggap bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai
unsur-unsur struktur geologi, misalnya perlipatan (fold), rekahan (fracture), sesar (fault), dan
sebagainya, sebagai bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan
geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari
obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan
sebagainya.
Tektonik adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari hubungan dan evolusi deformasi
skala besar di bagian luar bumi yang diakibat oleh gaya-gaya yang bekerja didalam bumi.
Secara umum arti kata tektonik sama dengan strukrut geologi yaitu membangun atau
merekonstruksi dalam skala yang lebih besar (global atau regional). Tektonofisik adalah bagian
dari ilmu tektonik yang mempelajari mekanisme tektonik dari sudut sifat fisika bumi.
Tektonik Lempeng adalah suatu kesatuan teori yang berdasarkan observasi serta bukti-bukti dari
fisika, kimia, biologi, mekanika serta kinematika dari bumi. Teori sebenarnya sudah dimulai

pada tahun 1920 dan baru dikembangkan secara luas sejak tahun 1960 oleh para ahli kebumian,
dimana teori ini dianggap sangat penting karena dapat menjelaskan phenomena alam seperti
gempa bumi, vulkanisme, palung, pegunungan lipatan dan juga pengapungan benua (Continental
Drift).
Batasan umum dalam adalah bahwa bagian luar dari struktur bumi bersifat rigid yang dinamakan
lithosphere yang terpecah-pecah menjadi kira-kira 10 pecahan yang besar dan mungkin 20
pecahan yang kecil2. Pecahan ini dinamakan sebagai Lempeng (Plate) yang biasanya
mempunyai ketebalan rata-rata: 60 100 km.

Tektonofisik (2 sks)
Pengetahuan tentang sifat fisk bumi, sifat kedinamikan bumi , distribusi
kegempaan, vulkanisme dan cekungan pengendapan serta aplikasinya didalam
keenomian dan mitigasi bencanaPengetahuna tentang sifat fisk bumi, sifat
kedinamikan bumi , distribusi kegempaan, vulkanisme dan cekungan pengendapan
serta aplikasinya didalam keenomian dan mitigasi bencana

Teori Tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam
bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga
menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad
ke-20 dan konsep seafloor spreadingyang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang
terdiri atas kerak dan bagian teratasmantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer
terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat
lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan
geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya
menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang

Lempeng-lempeng litosfer bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam


selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka
terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk : batas divergen
(batas saling menjauh), konvergen (batas saling mendekat), dan transform (batas saling
berpapasan). Pada halaman ini akan dijelaskan mengenai batas yang konvergen.

Batas konvergen ialah batas lempeng-lempeng yang saling mendekat dan menyebabkan
tumbukan dimana...salah satu dari lempeng akan mengalami penunjaman (menyusup) ke bawah
lempeng yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman lempeng membentuk suatu palung
yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dalam pergerakan lempeng
ini, lempeng bergerak hanya beberapa sentimeter setiap tahun, sehingga benturan yang terjadi
sangatlah lambat dan berlangsung selama berjuta-juta tahun.

a. Batas menunjam (subduction)


Subduksi adalah batas antar lempeng, dimana kerak samodera menunjam di bawah kerak benua
ataupun kerak samodera. Jika kerak samodera menunjam di bawah kerak samodera, maka akan
menghasilkan suatu sistem busur kepulauan (island arc system) atau disebut juga busur
magmatik dan juga terbentuk melange serta busur cekungan.
Busur kepulauan adalah rangkaian aktifitas gunung api yang berkaitan dengan penunjaman
lempeng. Melange adalah salah satu karakteristik batas konvergen, yang merupakan campuran
pecahan berbagai batuan teranjakkan.
Busur cekungan, palung , dan busur magmatik merupakan bentuk topografi utama pada batas
konvergen. Pada umumnya diantarany terdapat punggungan dan cekungan yang disebut busur
punggungan depan dan busur cekungan depan. Busur punggungan depan terbentuk oleh
penebalan kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujung lempeng yang ditabrak. Busur cekungan
depan merupakan dataran rendah yang terletak diantara palung samidera dan busur magmatik.
Pada sistem busur kepulauan terdapat aktivitas gempabumi yang sangat padat. Di bawah busur
kepulauan, pusat-pusat gempabumi yang dijumpai membentuk suatu bidang yang mempunyai
kemiringan sebesar 45o dan bisa mencapai kedalaman sampai dengan 680 km. Bidang itu
disebut bidang Wadati-Benioff
Pada lempeng yang menunjam dijumpai variasi temperatur yang dikontrol oleh beberapa hal,
yaitu:

Kecepatan subduksi; semakin cepat menunjam, semakin kecil temperatur mantel di


sekitarnya yang mampu diserap secara konduksi.

Ketebalan lempeng itu sendiri; semakin tebal semakin membutuhkan waktu lebih banyak
untuk mencapai kesetimbangan temperatur dengan astenosfer yang melingkupinya.

Panas akibet gesekan antara lempeng dengan astenosfer.

Konduksi panas astenosfer terhadap lempeng

Panas dari peluruhan unsur radioaktif (kandungan mineral radioaktif kerak samudra
sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali).

Panas akibat perubahan fase mineral dikarenakan pertambahan kedalaman

Kenampakan morfologi yang umum dijumpai di daerah subduksi adalah kehadiran palung
(trench) yang mempunyai kedalaman sampai dengan 11000 m (Palung Mariana di pilipina).
Secara umum lebar palung berkisar antara 50 100 km dan bentuk sayatan sebagai huruf V tak
simetri dengan sudut curam sebesar 8 20o berada di bagian yang naik (hanging wall) yang
sering dijumpai sesar-sesar naik (prisma akresi).
Aktivitas gunungapi di daerah subduksi dapat terjadi jika kerak samodera yang menunjam
mencapai kedalaman lebih dari 80 km, dan aktivitas gunungapi ataupun magma dapat terbentuk
pada daerah sejauh 150 200 km dari sumbu palung. Sebagian besar busur kepulauan dijumpai
di sisi barat utara Samodera Pasifik dan di sisi barat Samodera Atlantik.
Busur kepulauan yang muda memiliki struktur yang sederhana dengan ketebalan kerak kurang
dari 20 km (contoh: busur kepulauan Tonga Kermadek, New Hebrides, Aleutians dan
Kepulauan Antile kecil). Semakin tua umurnya, struktur busur kepulauan tersebut semakin
kompleks dan kerak buminya semakin tebal, berkisar antara 20 35 km (contoh: Jepang dan
Indonesia).
b. Batas anjakan (obduction)
Obduksi adalah batas antar lempeng yang saling mendekat dengan kenampakan kerak benua
menunjam di bawah kerak samodera. Ada beberapa hipotesis tentang mula terjadi obduksi, yang
paling memungkinkan adalah bahwa diawali oleh penunjaman kerak samodera dengan kerak
benua di belakangnya, di bawah kerak samodera. Penunjaman bisa terjadi karena perubahan dari
batas lempeng divergen menjadi konvergen. Kelanjutan penunjaman membawa kerak benua
berbenturan dengan kerak samodera dan pada awalnya, kerak samodera naik ke atas kerak
benua, sebelum akhirnya penunjaman di tempat itu berhenti dan berpindah ke tempat lain yang
dapat mengakomodasi con vergensi antar lempeng.
c. Batas tumbukan (collision)
Pada penunjaman kerak samodera yang membawa kerak benua di belakangnya ke bawah kerak
benua, jika hal ini berlanjut, maka akan terjadi tumbukan antar kerak benua. Tumbukan tersebut
dapat mengakibatkan terbentuknya suatu relief yang tinggi seperti Himalaya. Pada batas kolisi

(suture) sering tersisa pecahan kerak samodera (ofiolit). Kenampakan hasil tumbukan termuda
yang dijumpai di dunia adalah Pegunungan Himalaya, sedangkan yang relatif lebih tua adalah
Pegunungan Appalachia, Kaledonid, Alpen dan Ural. Penebalan kerak benua dapat terjadi karena
pensesaran naik yang berjenjang dan saling menumpang (imbrikasi).
Tumbukan pada zona konvergen dipengaruhi oleh tipe material yang terlibat dan pada daerah
konvergen terjadi perusakan litosfer yang berlebihan. Tumbukan tersebut berupa :
1. Tumbukan lempeng samudra dengan lempeng samudra
Bila dua lempeng saling bertumbukan, maka salah satu akan menyusup di bawah yang lain dan
menghasilkan aktivitas vulkanik. Gunung api yang terbentuk cenderung di lantai samudra. Bila
tumbuh ke atas permukan laut, maka akan terjadi serangkaian pulau-pulau gunung api baru yang
terletak beberapa ratus kilometer dari palung laut dimana kedua lempeng samudra bertemu.
2. Tumbukan lempeng benua dengan lempeng samudra
Tumbukan ini, lempeng samudra akan tertekuk ke bawah dengan sudut 45 atau lebih, menyusup
ke bawah blok benua menuju atenosfer. Pada zona ini disebut zona subduksi.
3. Tumbukan lempeng benua dengan lempeng benua
Pada tumbukan ini, terjadi penyusupan lempeng ke bawah benua sehingga menyebabkan massa
benua dan sedimen lantai samudra tertekan , terlipat, dan terdeformasi. Akibatnya adalah
terbentuknya formasi pegunungan baru. Peristiwa ini terjadi pada saat bersatunya India ke benua
Asia yang menghasilkan pegunungan Himalaya.

Batas Konvergen
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu 1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra, 2)
antara dua lempeng samudra, dan 3) antara dua lempeng benua.
Konvergen lempeng benuasamudra (OceanicContinental)
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke
lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di
atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut
tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Konvergen lempeng samudrasamudra (OceanicOceanic)

Salah satu lempeng samudera menunjam ke bawah


lempeng samudra lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung
berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini
ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island
chain).
Konvergen lempeng benuabenua (ContinentalContinental)
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya adalah
lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke
astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).

Bagaimana Dengan Indonesia?


Negeri kita tercinta berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis
batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang
menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng tektonik
sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia.

Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis hitam tebal


melambangkan batas antar lempeng tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan
gunung berapi.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya
deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng IndoAustralia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain
adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa,
Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang
cukup keras. Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma
ke permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari dasar Samudra Hindia,
yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra dan
Jawa juga turut meningkat.

You might also like