Professional Documents
Culture Documents
HALUSINASI
OLEH :
KADEK YULI ASTITI
16J10869
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI (HALUSINASI)
1.
B. RESPON BIOLOGIS
Rentang respon neurobiologis dari keadaan respon persepsi adaptif
sehingga keadaan persepsi maladaptive, dapat dilihat pada gambar rentang
respon seperti di bawah ini :
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS
Respon Adaptif
Pemikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan
pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
Respon Maladaptif
Kelainan
pikiran/delusi
Ilusi
Halusinasi
Reaksi emosional Ketidakmampuan
berlebihan
atau
mengalami emosi
kurang
Perilaku ganjil / tak Ketidakberaturan
lazim
Menarik diri
Isolasi sosial
Distorsi pikiran
Respon adaptif :
a) Pemikiran logis adalah suatu pemikiran dengan nmenggunakan
logika, rasional, masuk akal serta dapat diterima oleh akal sehat.
b) Persepsi akurat adalah sebuah keadaan yang sadar akan banyaknya
stimulus yang memepengaruhi indra.
c) Emosi konsisten dengan pengalaman adalah kemantapan perasaan
jiwa sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami.
d) Perilaku sesuai adalah kegiatan atau sesuatu yang berkaitan dengan
individu tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang
tidak bertentangan dengan moral.
e) Hubungan sosial adalah hubungan seseorang dengan orang lain
dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat.
2)
Respon peralihan :
a) Distorsi pikiran adalah kegagalan dalam mengabstrakan dan
mengambil kesimpulan.
b) Ilusi adalah persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus
sensori.
c) Reaksi emosional berlebih atau berkurang adalah emosi yang
diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.
d) Perilaku ganjil/ tidak lazim adalah perilaku aneh yang tidak enak
dipandang,
3)
membingungkan,
kesukaran
mengolah
dan
tidak
kemampuan
untuk
mengalami
kesenangan,
Etiologi
a) Faktor Predisposisi
(1) Faktor perkembangan terhambat
(a) Usia sekolah (6 12 tahun) mengalami peristiwa yang tidak
menyenangkan selama sosialisasi dan kegiatan sekolah.
(b) Usia remaja (12 21 tahun) mengalami krisis identitas yang
tidak terselesaikan.
4
(2)
(4)
Faktor genetik
Adanya keluarga yang menderita skizofrenia.
b) Faktor Presipitasi
(1)
orang-orang
yang
dicintai
dan
lingkungan
Faktor biokimia
Stress
yang
mengakibatkan
lepasnya
dopamin
atau
zat
(3)
Faktor psikologis
Kecemasan tinggi dan memanjang, tidak mampu mengatasi
masalah atau kegagalan dalam hidup.
2)
c)
(1) Karakteristik
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. klien mulai
lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak
dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. klien mungkin
mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan
menarik diri dari orang lain. Psikotik ringan.
(2)
Perilaku klien
Meningkatkan tanda-tanda sistem syarat otonom akibat
ansietas seperti peningkatan denyut jantung, pernafasan dan
tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik dengan
pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dengan realita.
d)
e)
(1) Karakteristik
Pengalaman sensori menjadi mengancam, jika klien mengikuti
perintah halusinasinya. Halusinasi berakhir dalam beberapa
jam atau hari jika tidak ada intervensi therapiutik. Psikotik
berat
(2) Perilaku klien
Prilaku teror akibat panic, potensi kuat suicide atau homicide,
aktifitas fisik merefleksikan isi halusinasi seperti prilaku
kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonia, tidak mampu
berespon terhadap perintah komplek.
3)
Jenis Halusinasi
Wilson dan Kneisl (1988 hal. 406) membagi halusinasi sebagai
berikut:
a)
b)
c)
e)
f)
g)
Halusinasi Kinestetik
Individu merasakan pergarakan sementara individu berdiri tanpa
bergerak.
E. PENATALAKSANAAN
9
1)
Penatalaksanaan Medis
a) Farmakoterapi
Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita
skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai
kebiasaan
yang
kurang
baik,
dianjurkan
untuk
Penatalaksanaan Keperawatan
a) Psikotherapi
Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional
seorang pasien yang dilakukan oleh seorang yang terlatih dalam
10
prilaku
yang
terganggu
dan
mengembangkan
2.
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
DENGAN HALUSINASI
A. PENGKKAJIAN
11
kejadian yang dialami sebelum halusinasi muncul. Selain itu perawat juga
dapat mengobservasi apa yang dialami klien menjelang muncul halusinasi
untuk memvalidasi pernyataan klien.
4) Respon klien
Adapun data yang didapatkan pada klien dengan perubahan persepsi
sensori antara lain :
a)
Data subyektif
Menyatakan mendengar suara-suara dan melihat sesuatu yang tidak
nyata, tidak percaya terhadap lingkungan, sulit tidur, tidak dapat
memusatkan perhatian dan konsentrasi, merasa berdosa, menyesal dan
bingung terhadap halusinasinya, perasaan tidak aman, merasa cemas,
takut dan kadang-kadang panik, kebingungan.
b) Data obyektif
Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata,
pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal, sulit membuat
keputusan, tidak perhatian terhadap perawatan dirinya, sering
menyangkal dirinya sakit atau kurang menyadari adanya masalah,
ekpresi wajah sedih, ketakutan atau gembira, klien tampak gelisah,
insght kurang, tidak ada minat untuk makan. Dari data tersebut diatas,
kemudian didapatkan rumusan masalah sehingga ditemukan diagnosa
keperawatan.
c) Pohon Masalah
Menurut Budi Anna Keliat (1998), pohon masalah pada perubahan
persepsi sensori sebagai berikut :
Akibat
Resiko kekerasan terhadap diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
13
Defisit
perawatan
diri
Masalah utama
Gangguan sensori persepsi :
halusinasi
Penyebab
Kerusakan interaksi sosial
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perumusan diagnosa keperawatan merupakan langkah keempat dari
pengkajian setelah pohon masalah. Diagnosa keperawatan adalah penilaian
klinis tentang respon aktual atau potensial individu, keluarga atau
masayarakat terhadap masalah kesehatan klien/proses kehidupan (Keliat,
2009).
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul dari pohon masalah di
atas adalah :
1) Resiko kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
2) Gangguan sensori persepsi.
3) Kerusakan interaksi sosial.
4) Harga diri rendah kronis.
5) Defisit perawatan diri.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1) Perubahan sensori persepsi
a) TUM : Klien tidak mengalami perubahan persepsi sensori
b) TUK:
(1) Klien
dapat
membina
hubungan
saling
percaya
untuk
mengendaliakan emosinya.
14
membantu
klien
mengidentifikasi
halusinasi
halusinasi.
15
klien
merencanakan
kegiatan
untuk
mencegah
terjadinya halusinasi.
Rasional : merencanakan kegiatan bersama klien akan dapat
mencegah timbulnya halusinasi.
(d) Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi
Contoh : bicara dengan orang lain, melakukan kegiatan,
mengatakan pada suara saya tidak mau dengar.
Rasional : membantu klien mengendalikan halusinasinya
sehingga tiak terjadi prilaku kekerasan.
16
(e) Dorong klien untuk memilih cara yang akan digunakanya dalam
menghadapi halusinasinya.
Rasional : memotivasi klien untuk melakukan aktivitas dalam
menghadapi halusinasinya.
(f) Beri penguatan dan pujian terhadap pilihan klien yang benar.
Rasional : pujian akan mendorong klien untuk melakukan
kegiatannya.
(g) Dorong klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan cara yang
telah dipilih dalam menghadapi halusinasi.
Rasional : memberikan kesempatan pada klien untuk mencoba
melakukan
kegiatan
yang
dipilih
dalam
menghadapi
halusinasinya.
(h) Libatkan klien dalam kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK).
Rasional : dengan TAK akan membantu klien mengontrol
halusinasinya.
(i) Beri penguatan atas upaya yang berasil dan beri jalan keluar
upaya yang belum berhasil .
Rasional : pujian akan mendorong klien melakukan kegiatan.
(4)
(b)
(d)
(e)
cara merawat
klien di rumah.
Rasional : untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang cara
merawat klien.
(f)
(5)
Klien
dapat
menggunakan
obat
untuk
mengendalikan
halusinasinya.
Tindakan keperawatan :
(a)
(b)
Bantu klien
(d)
b)
TUK:
(1) Klien
dapat
membina
hubungan
saling
percaya
untuk
mengendaliakan emosinya.
Rasional : hubungan saling percaya dapat mempererat hubungan dan
menjadi dasar interaksi klien dengan perawat.
Tindakan Keperawatan:
(a) Bina hubungan saling percaya.
Rasional : meningkatkan kepercayaan klien kepada perawat atau
orang lain.
(b) Ciptakan lingkungan yang hangat.
Rasional : Untuk menciptakan rasa kebersamaan.
(c) Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
Rasional : agar klien bisa menceritakan masalahnya dengan
terbuka.
19
(c)
dengan baik.
Berikan pujian untuk setiap respon positif dari klien.
Rasional : agar pasien merasa di hargai.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi yang ingin dicapai diantaranya yaitu :
1)
a)
b)
c)
d)
e)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
22
DAFTAR PUSTAKA
23