You are on page 1of 10

HUBUNGAN ASUPAN MINERAL MAKRO (KALIUM DAN

KALSIUM) DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN


HIPERTENSI DI PUSKESMAS BERBAH YOGYAKARTA
Ermelinda Mariana Lede1. Ratna Dewi Puspita2. Yuliana Noor Setiawati Ulvie3.

INTISARI
Latar Belakang : Hipertensi atau darah tinggi dijuluki pembunuh diam-diam (the silent killer)
kehadirannya sering tanpa gejala. Hipertensi merupakan salah satu penyebab tingginya angka
kesakitan dan angka kematian. Faktor risiko penyebab hipertensi yaitu faktor yang tidak dapat
dikontrol meliputi keturunan, jenis kelamin, dan umur, sedangkan faktor yang dapat dikontrol
antara lain kurang olahraga, merokok dan pola makan yang mempengaruhi tekanan darah yaitu
makromineral antara lain kalium dan kalsium. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan hasil
adanya hubungan antara asupan kalium dan kalsium dengan hipertensi. Di Puskesmas Berbah
Yogyakarta, hipertensi menduduki rangking ke 3 dari 10 besar penyakit pada tahun 2011.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan kalium dan kalsium dengan tekanan darah pasien
hipertensi di Puskesmas Berbah Yogyakarta.
Metode Penelitian : jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan Cross-sectional.
Waktu penelitian adalah februari-maret 2012. Populasi penelitian ini adalah semua pasien poli
umum puskesmas Berbah Yogyakarta. Sampel penelitian adalah pasien hipertensi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi dengan besar sampel di dapat saat penelitian yaitu 30 orang.
Pengumpulan data meliputi asupan dengan menggunakan food recall 3 x 24 jam dan data tekanan
darah. Uji statistik dengan menggunakan pearson correlation pada tingkat kepercayaan 0,05.
Hasil Penelitian : Tidak ada hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah pasien
hipertensi di Puskesma Berbah Yogyakarta, diperoleh (p-value > 0,05) dan Tidak ada hubungan
antara asupan kalsium dengan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Berbah Yogyakarta
(p-value > 0,05).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara asupan kalium dan kalsium dengan tekanan
darah pasien hipertensi di Puskesma Berbah Yogyakarta.

Kata Kunci : Asupan, kalium, kalsium, Hipertensi.

1.
2.

Mahasiswa program studi ilmu gizi universitas Respati Yogyakarta


Dosen program studi ilmu gizi universitas Respati Yogyakarta
3. Dosen program studi ilmu gizi universitas Respati Yogyakarta

THE RELATION BETWEEN MACRO MINERAL INTAKES


(POTASSIUM AND CALCIUM) WITH BLOOD PRESSURES
ON HYPERTENSION PATIENTS IN PRIMARY HEALTH
CARE BERBAH YOGYAKARTA
Ermelinda Mariana Lede1. Ratna Dewi Puspita2. Yulianan Noor Setiawati Ulvie3.

ABSTRACT

Backgrounds: Hypertension or high blood pressure, well known as (the silent killer), which is the
presence often without symptoms. Hypertension is one of the high factors of morbidity and
mortality. The Risk factors of hypertension are uncontrolled factors include heredity, sex, and age;
while the controlled factors are comprise of no sport, smoking and eating patterns which
influences blood pressure, i.e. macro mineral including potassium and calcium. Previous
researches showed result of relationships between intake of potassium and calcium with
hypertension. At the Primary health care of Berbah Yogyakarta, hypertension ranks 3 from the big
10 of diseases in 2011.
Aim: To understand the relation between macro mineral intakes (potassium and calcium) with
blood pressures on hypertension patients in primary health care Berbah Yogyakarta.
Methods: This study was an observational research with Cross-sectional design. Research is
conducted between February-March 2012. This study population is all patients at in primary health
care Berbah Yogyakarta. Samples of this research are hypertension patients who matched
inclusion and the sample size at the time study is 30 people. The data collection by using the food
intake of 3 x 24-hour recall and blood pressure data. Statistical analisis using Pearson correlation
at 0.05 confidence level.
Results: The relation is not significant between potassium intake with blood pressures on
hypertension patients in primary health care Berbah Yogyakarta, obtained (p-value > 0,05) and no
correlations between calcium intake with blood pressures on hypertension patients in primary
health care Berbah Yogyakarta (p-value > 0,05).
Conclusions: There are no relationships between potassium and calcium intakes with
hypertension.
Keywords: Intake, potassium, calcium, hypertension.

1.
2.
3.

Student of Nutrition Science at Respati University Yogyakarta


Lecturer of Nutrition Science at Respati University Yogyakarta
Lecturer of Nutrition Science at Respati University Yogyakarta

PENDAHULUAN
Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius. Hipertensi atau darah tinggi
dijuluki pembunuh diam-diam (the silent killer) kehadirannya sering tanpa gejala. Pengidap selalu gampang
marah-marah atau sering pusing seperti yang diketahui masyarakat yang awam tentang penyakit ini. Penyakit
ini baru bisa diketahui setelah penderita memeriksakan tekanan darahnya. Selain dijuluki sebagai silent killer,
hipertensi dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja, tidak
memandang umur dan sosial-ekonomi1. Penyakit degeneratif dimana salah satu penyakit tersebut adalah
hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan angka
kematian2.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 140 mmHg dan atau peningkatan tekanan
diastolik sebesar 90 mmHg3. Hipertensi terbagi menjadi dua jenis yaitu hipertensi essensial atau primer dan
hipertensi sekunder. Hipertensi essensial merupakan hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, sedangkan
hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain4.
Faktor pemicu terhadap terjadinya penyakit hipertensi dibedakan menjadi dua faktor, yaitu factor yang
dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi keturunan,
jenis kelamin, dan umur, sedangkan faktor yang dapat dikontrol meliputi kegemukan, kurang olahraga,
merokok dan pola makan5.
Tahun 2000 di perkirakan sebanyak 26% dari populasi orang dewasa menderita hipertensi di seluruh
dunia, angka ini diperkirakan meningkat sekitar 29% pada orang dewasa di seluruh dunia yang menderita
hipertensi pada tahun 2025. Kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang sekitar
80%. Penderita hipertensi saat ini semakin banyak hingga mencapai lebih dari satu milyar orang. Pada tahun
1995 diperkirakan 43 juta orang di Amerika Serikat memiliki hipertensi atau sedang minum obat antihipertensi,
hampir 24% dari populasi orang dewasa. Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat meningkat dan mencapai
29% pada tahun 2004. Dugaan ini berdasarkan data global selama dua dekade, dan diteliti karena hipertensi
merupakan faktor resiko untuk sejumlah penyakit membahayakan seperti penyakit jantung, stroke, dan penyakit
ginjal6.
Angka hipertensi di Indonesia rata-rata 17-21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, satu di
antara lima orang dewasa menderita hipertensi. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di
Indonesia menunjukan 1,8-28,6% penduduk yang berusia 20-50 tahun adalah penderita hipertensi7. Hasil Survai
Kesehatan Daerah (Surkesda, 2007) menunjukan bahwa Propinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan
kasus hipertensi terbanyak. Prevalensi hipertensi untuk Indonesia 31,7% dan untuk Propinsi DIY mencapai 35,8
%. Hipertensi juga termasuk dalam 11 penyakit penyebab kematian di DIY tahun 2010, dan DIY masuk urutan
ke Sembilan8.
Prevalensi penyakit hipertensi di Puskesmas Berbah Yogyakarta pada tahun 2009 mencapai hingga
14,67% dan hipertensi menduduki rangking ke 2 dari 10 besar penyakit di Puskesmas Berbah. Tahun 2010
menurun menjadi 13,90% menduduki rangking ke 3, dan pada tahun 2011 sedikit menurun yaitu 13,15% dan
menduduki rangking ke 3.9

54

Berdasarkan data dan permasalahan yang telah diuraikan tersebut maka peneliti ingin mengetahui
hubungan asupan mineral makro (kalium dan kalsium) dengan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas
Berbah Yogyakarta.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian bersifat observasional dengan rancangan penelitian Cross-sectional.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Berbah Yogyakarta dengan waktu penelitian dilakukan pada
bulan Februari-Maret 2012. Populasi untuk penelitian ini yakni seluruh pasien poli umum pada Puskesmas
Berbah Yogyakarta.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode accidental sampling
yaitu pengambilan dilakukan berdasarkan kebetulan, siapa saja yang ditemui asalkan sesuai dengan persyaratan
data yang diinginkan10.Dengan subyek penelitian minimal 30 orang. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi hingga tercapai jumlah sampel yang telah ditentukan. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah asupan kalium dan kalsium. Variabel terikat adalah tekanan darah pasien hipertensi.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data
karakteristik yaitu data jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerdan data asupan makanan yang di peroleh dari
kuesioner food recall 3x24 jam waktu makan, kemudian diolah dengan nutri survey. Data sekunder yaitu data
tekanan darah pasien pada saat penelitian yang diperoleh dari data rekam medik.
Instrumen penelitian adalah bahan yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu kuesioner asupan makan sampel yaitu food recall.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan program pengolah data yaitu SPSS, dengan uji statistik yang
digunakan adalah uji pearson correllation.

HASIL
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Poli Umum Puskesmas Berbah Yogyakarta yang dilakukan pada bulan
Februari-Maret 2012. Puskesmas Berbah terletak di kecamatan Berbah Kabupaten Sleman. Luas wilayah
kecamatan Berbah sebesar 22.985000 Ha. Satu kecamatan terdiri dari 1 puskesmas, oleh karena itu wilayah
kerja Puskesmas Berbah meliputi wilayah kecamatan.
Wilayah kerja Puskesmas Berbah terdiri dari 4 desa, yang tergabung dalam 58 dusun, 142 RW dan 350
RT. Ke-4 desa yang dimaksud yaitu : Desa Jogotirto, Desa Kalitirto, Desa Tegaltirto, Desa Sendangtirto 11.
Jumlah pasien Puskesmas Berbah berdasarkan data kunjungan pasien selama tahun 2011 yaitu laki-laki
12.246 orang dan perempuan 200.16 orang. Jumlah ahli gizi yaitu 1 orang. Pelayanan konsultasi gizi dilakukan
1 hari dalam seminggu yaitu pada hari senin. Kunjungan pasien poli gizi pada tahun 2011 yaitu kunjungan lama
laki-laki 4 orang dan perempuan 13 orang, sedangkan kunjungan baru laki-laki 427 orang dan perempuan 551
orang12.

55

Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh Karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan,
kebiasaan olah raga dan merokok sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Poli Umum Puskesmas Berbah
Yogyakarta
No
1

Karakteristik
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Umur (Thn)
30-40
41-50
51-60
Jumlah
Pendidikan
PT
SMA
SMP
SD
Tidak sekolah
Jumlah
Pekerjaan
Polri
Guru
Pensiunan
Wiraswasta
Swasta
Tukang
Buruh
Ibu rumah tangga
Petani
Jumlah
Kebiasaan Olah Raga
Ya
Tidak
Jumlah

Frekuensi (n)

Persentase (%)

12
18
30

40
60
100

6
11
13
30

20
36,66
43,33
100

3
8
6
12
1
30

10,0
26,7
20,0
40,0
3,3
100

1
1
2
8
2
2
1
8
5
30

3,3
3,3
6,7
26,6
6,7
6,7
3,3
26,6
16,7
100

1
29
30

3,3
96,7
100

4
26
30

13,3
86,7
100

Kebiasaan Merokok
Ya
Tidak
Jumlah
Sumber : Data Primer Diolah, 2012.

Berdasarkan tabel 1 di atas maka jenis kelamin paling banyak adalah perempuan yaitu 18 orang (60%),
sebagian besar berusia 51-60 tahun sebanyak 13 orang (43,33%).
Responden penelitian menurut tingkat pendidikan sebagian besar SD 12 (40%) orang.
Sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga atau IRT dan wiraswasta. IRT sebesar 8 orang
(26,6 %), wiraswasta juga 8 orang (26,6%).

56

Responden penelitian yang mempunyai kebiasaan berolahraga hanya terdapat 1 orang (3,3 %), dan responden
penelitian yang mempunyai kebiasaan merokok terdapat 4 orang (13,3%).

Analisis Univariat
Asupan Kalium Pasien Hipertensi
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Kalium Pasien Hipertensi di Puskesmas Berbah
Yogyakarta

Asupan Kalium
Kurang
Cukup
Jumlah

Frekuensi
30
0
30

Persentase
100,0
0
100,0

Berdasarkan Tabel 2 diketahui asupan kalium semua responden kurang yaitu sebanyak 30 responden (100,0%).

Asupan Kalsium Pasien Hipertensi


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Asupan Kalsium Pasien Hipertensi di Puskesmas Berbah
Yogyakarta
Asupan Kalsium
Kurang
Cukup
Jumlah

Frekuensi
30
0
30

Persentase
100,0
0
100,0

Berdasarkan Tabel 3 diketahui asupan kalsium semua responden kurang yaitu sebanyak 30 responden atau
(100,0%).

Tekanan Darah Pasien Hipertensi


Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Berbah
Yogyakarta
No.
1
2
Jumlah

Tekanan Darah
Hipertensi Derajat I
Hipertensi Derajat II

Frekuensi
25
5
30

Persentase
83,3
16,7
100,0

Berdasarkan Tabel 4 diketahui sebagian besar tekanan darah responden termasuk dalam hipertensi derajat I
yaitu sebanyak 25 responden (83,3%), sedangkan, sebagian kecil tekanan darah responden termasuk dalam
hipertensi derajat II yaitu sebanyak 5 responden (16,7%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah pasien
di Poli Umum Puskesmas Berbah Yogyakarta adalah termasuk dalam hipertensi derajat I.

57

Analisis Bivariat
Tabel

5. Hubungan antara Asupan Kalium Pasien Hipertensi dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi

Variabel
Kalium
Total

Kurang

Tekanan Darah
Hipertensi
Hipertensi
Derajat I
Derajat II
25 (83,3%)
5 (16,7%)
25 (83,3%)
5 (16,7%)

r
-0,157

p-value
0,409

Berdasarkan Tabel 5 diketahui sebagian besar responden asupan kaliumnya kurang dan tekanan darahnya
termasuk dalam hipertensi derajat I sebanyak 25 responden (83,3%), sedangkan sebagian kecil asupan kaliumnya
kurang dan tekanan darahnya termasuk dalam hipertensi derajat II sebanyak 5 responden (16,7%). Hasil uji statistik
menggunakan pearson correlation diperoleh p-value (0,409) > (0,05). Berarti Ho diterima artinya tidak ada
hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah.
Tabel 6. Hubungan antara Asupan Kalsium Pasien Hipertensi dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

Variabel
Kalsium
Total

Kurang

Tekanan Darah
Hipertensi
Hipertensi
Derajat I
Derajat II
25 (83,3%)
5 (16,7%)
25 (83,3%)
5 (16,7%)

r
0,032

p-value
0,868

Berdasarkan Tabel 6 diketahui sebagian besar responden asupan kaliumnya kurang dan tekanan darahnya
termasuk dalam hipertensi derajat I sebanyak 25 responden (83,3%), sedangkan sebagian kecil pola konsumsi
kaliumnya kurang dan tekanan darahnya termasuk dalam hipertensi derajat II sebanyak 5 responden (16,7%).
Hasil uji statistik menggunakan pearson correlation diperoleh korelasi antara tekanan darah dengan kalsium

diperoleh p-value (0,868) > (0,05) berarti Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara asupan kalium
dengan tekanan darah.

Tekanan Darah Pasien Hipertensi


Sebagian besar tekanan darah responden termasuk dalam hipertensi derajat I. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata tekanan darah pasien di Poli Umum Puskesmas Berbah Yogyakarta adalah termasuk dalam hipertensi derajat I,
yaitu sistoliknya berkisar 140-159 mmHg dan diastoliknya 80-90 mmHg. Tekanan darah dilihat sesudah pasien
melakukan pemeriksaan oleh medis. Dalam penelitian ini tekanan darah dilihat hanya satu kali.
Faktor lain penyebab hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan
faktor yang dapat dikontrol. Usia, jenis kelamin, keturunan atau genetik, merupakan faktor yang tidak dapat
dikontrol, sedangkan faktor yang dapat dikontrol meliputi kegemukan, stres, olahraga atau aktifitas fisik, kebiasaan
mengkonsumsi alkohol dan konsumsi garam berlebihan13.

58

Hubungan Asupan Kalium dengan Hipertensi


Hasil penelitian asupan kalium, semua responden memiliki asupan kalium yang kurang dan dengan uji statistik
diperoleh hasil yaitu tidak ada hubungan antara asupan kalium dengan tekanan darah. Ada berbagai macam faktor
penyebab hipertensi, selain karena asupan kalium hal tersebut bisa disebabkan karena pola konsumsi makanan yang
tinggi akan kandungan natrium, usia, kebiasaan berolahraga dan stres.
Hasil penelitian ini mendukung hasil Sumaerih (2007) dimana sebagian besar kelompok kasus (92,9 dan kontrol
(81,0%) asupan kaliumnya kurang dan secara statistik menunjukan hubungan yang tidak bermakna antara asupan
kalium dengan hipertensi14.
Penelitian lain yang telah dilakukan Primadita (2009) menunjukan bahwa adanya hubungan antara asupan
kalium yang cukup dengan derajat hipertensi. Penelitian ini berbeda dengan Primadita, selain hasil uji statistik yang
berbeda, metode yang di gunakan Primadita yaitu FFQS (food frequency quesioner semi quantitative), sedangkan
penelitian ini menggunakan food recall. Metode FFQS melihat pola konsumsi atau kebiasaan makan sedangkan
recall hanya melihat asupan makanan pada saat itu15.

Hubungan Asupan Kalsium dengan Hipertensi


Hasil penelitian asupan kalsium, semua responden memiliki asupan kalsium yang kurang dan dengan uji
statistik diperoleh hasil yaitu tidak ada hubungan antara asupan kalsium dengan tekanan darah. selain karena asupan
kalsium hal tersebut bisa disebabkan karena pola konsumsi makanan yang tinggi akan kandungan natrium, usia,
kebiasaan berolahraga dan stress.
Asupan kalsium yang rendah memperkuat efek dari asupan garam NaCl terhadap peningkatan

tekanan darah pada orang yang rentan14.


Hasil penelitian ini mendukung hasil Sumaerih (2007) dimana sebagian besar responden pada kelompok kasus
(97,6%) dan kelompok kontrol (95,2%) asupan kalsiumnya kurang, secara statistik menunjukan tidak ada hubungan
yang bermakna antara asupan kalsium dengan hipertensi.
Penelitian lain yang telah dilakukan Primadita (2009) menunjukan bahwa adanya hubungan antara asupan
kalsium yang cukup dengan derajat hipertensi. Penelitian ini berbeda dengan Primadita, selain hasil uji statistik yang
berbeda, metode yang di gunakan Primadita yaitu FFQS (food frequency quesioner semi quantitative), sedangkan
penelitian ini menggunakan food recall. Metode FFQS melihat pola konsumsi atau kebiasaan makan sedangkan
recall hanya melihat asupan makanan pada saat itu. Penelitian Primadita melihat faktor resiko sedangkan penelitian
ini melihat factor penyebab.
Selain asupan Kalium dan kalsium ada beberapa penyebab lain hipertensi, antara lain yaitu pola konsumsi. Pola
konsumsi yang tidak terkontrol merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi, misalnya komposisi makanan
yang tidak seimbang biasanya tinggi kalori, natrium (garam) dan lemak, serta rendah protein dan nutrient pelindung
jantung16.

59

KESIMPULAN
1.

Asupan kalium pasien hipertensi di Puskesmas Berbah Yogyakarta, termasuk dalam kategori kurang

2.

Asupan kalsium pasien hipertensi di Puskesmas Berbah Yogyakarta, termasuk dalam kategori kurang

3.

Tidak ada hubungan antara asupan makro mineral (kalium dan kalsium) dengan tekanan darah pasien hipertensi
di Puskesmas Berbah Yogyakarta.

60

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

15.
16.

Martuti, (2009). Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi Penyakit Tekanan


DarahTinggi.
Kreasi
Wacana
Departemen Kesehatan RI (2005) Indonesia Sehat 2010. from http://www.depkes.go.id. [Accesed Januari
2012]
Mahan, K. L, & Sylvia E (2004) krauses food, Nutrition & Diet Ed. 11
Philadelphia : Saunders
Suyono, S., Sarwono, W., Laurentinus, L., Idrus, A., Siti,S., Dharmika, D.,
Suhardjono., Aru, W, S.,
Asril, B, & Mudjadid (2001) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II ed. Ketiga. Jakarta : FKUI
Purwati, S., Salimar, Rahayu, S. (2003). Perencanaan Menu Untuk
Penderita
Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta : Penebar Swadaya
Padmawinata (1996). Laporan Komisi Pakar WHO tentang Pengendalian
Hipertensi.
Bandung:
Penerbit ITB.
Beevers, D. (2002). Bimbingan Dokter pada Tekanan Darah, Jakarta : Dian Rakyat.
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2010), Profil Kesehatan Propinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta Tahun 2010.
Pusekesmas Berbah (2010). Profil Kesehatan Puskesmas Berbah Tahun
2010. Yogyakarta.
Machfoedz. 2005. Metode penelitian untuk kesehatan. Yogyakarta : Andi
Puskesmas Berbah (2010). Profil Kesehatan Puskesmas Berbah Tahun 2010.
Yogyakarta.
Puskesmas Berbah (2011). Data rekapan Puskesmas Berbah Tahun 2011.
Yogyakarta.
Karyadi, E. (2002). Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat
Jantung Koroner. Jakarta : Intisari
Mediatama
Sumaerih (2007) Hubungan Asupan Makro Mineral (Natrium, Kalium, Magnesium dan Kalsium) dengan
Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Juntinyuat Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Skripsi
Universitas Gadjah Mada
Primadita, A (2009). Hubungan Antara Asupan Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium dengan
Hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Skripsi Universitas Gadjah Mada
Braverman, Eric R & Dasha Braverman. (2006). Penyakit Jantung dan Penyembuhannya secara alami.
Jakarta : Buana Ilmu Populer

61

You might also like