Professional Documents
Culture Documents
3.
NPM. 213215027
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia
serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari
beberapa pihak yang ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membantu
Penulis. Maka pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. TIM Mata Kuliah Keperawatan Jiwa, Dosen pengajar Keperawatan Jiwa.
2. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik berupa
materil maupun moril yang tidak ternilai harganya.
3. Teman-teman Tingkat I IKP Non-Reguler yang senantiasa memberikan
semangat dan dorongan selama penulisan Makalah ini.
4. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi
keilmuanya. Aamiin Allahumma Aamiin
Cimahi, 08 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan.................................................................................2
C. Manfaat Penulisan...................................................................................3
D. Metodologi Penulisan..............................................................................3
E. Sistematika Penulisan..............................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................5
A. Konsep Dasar Konsep Diri......................................................................5
B. Konsep Dasar Harga Diri Rendah...........................................................7
BAB III TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN............................12
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.....................................................12
B. SPTK (Standar Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)...........................19
BAB IVPENUTUP................................................................................................29
A. Kesimpulan............................................................................................29
B. Saran......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah perasaan sehat dan bahagi serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang sebagai mana adanya, serta
mempunyai sifat positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes, 2005).
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang.
Gangguan jiwa adalah seseorang tentang gangguan jiwa berasal dari
apa yang orang tersebut yakini sebagai faktor penyebab (Struart, 2007)
Gangguan jiwa berat (yaitu skizofrenia, penyakit depresif, dan bentuk
depresi yang berat, gangguan panik, serta gangguan obsesif-kompulsif)
memengaruhi 2,8% populasi dewasa ( lebih kurang 5 juta penduduk ) dan
bertanggung jawab untuk 25% dana yang dikeluarkan pemerintah untuk
disabilitas (Struart,2007).
World Healt Organization (WHO) memperkirakan tidak kurang dari
450 juta penderita gangguan jiwa ditemukan di dunia. Bahkan berdasarkan data
studi World Bank di beberapa Negara menunjukkan 8,1% dari kesehatan global
masyarakat (Global Burden Disease) disebabkan oleh masalah gangguan
kesehatan jiwa yang menunjukan dampak lebih besar dari TBC (7,2%), kanker
(5,8%), jantung (4,4%), dan malaria (2,6%). Departemen kesehatan
mengatakan angka tersebut menunjukan jumlah penderita gangguan jiwa di
masyarakat sangat tinggi.
Dari 50 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data
Departemen Kesehatan ( Depkes ), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan
mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan
tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini, krisis
ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan
kehidupan
bermasyarakat,
manusia
harus
dapat
C. Manfaat Penulisan
Suatu karya dapat dikatakan baik apabila dapat memberi manfaat yang
dapat digunakan untuk meningkatkan aspek kehidupan kearah yang lebih baik
salah satunya dibidang kesehatan. adapun manfaat yang diharapkan penulis
yaitu:
1. Bagi Mahasiswa/diri sendiri
Dapat menambah pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan klien
dengan gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah.
2. Bagi pembaca secara umum
Dapat menambah pengetahuan terhadap
profesi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
bertanggung
jawab
terhadap
kesatuan,
kesinambungan,
Peran
diri
merupakan
serangkaian
pola
perilaku
yang
Respon Maladaptif
Aktualisasi
Konsep diri-
Harga diri
Keracunan
diri
positif
rendah
Identitas
Depersonalisasi
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
b. Konsep diri positif adalah bagaimana seseorang memandang apa yang
ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya,
penampilan peran serta identitas dirinya secara positif.
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien
gangguan jiwa.
2. Etiologi
Menurut Stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga
diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai
berikut:
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orangtua,
harapan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah tuntutan peran
kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor
yang
mempengaruhi
identitas
pribadi
meliputi
biasanya
adalah
kehilangan
bagian
tubuh,
perubahan
d. Penurunan produktivitas.
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Dapat di amati dari penampilan seseorang dengan harga diri rendah,
terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,
selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan suara nada lemah.
4. Batasan Karateristik Harga Diri Rendah Kronik
Batas karakteristik menurut Nanda 1 (2012), yaitu:
a. Bergantung pada pendapat orang lain.
b. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa.
c. Melebihi-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri.
d. Secara berlebihan mencari penguatan
e. Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup.
f. Engga mencoba situasi baru.
g. Enggan mencoba hal baru.
h. Perilaku bimbang.
i. Kontak mata kurang.
j. Perilaku tidak asertif.
k. Sering kali mencari penegasan.
l. Pasif.
m. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri.
n. Ekspresi rasa bersalah.
o. Ekspresi rasa malu.
5. Dampak gangguan Harga Diri Rendah terhadap Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia meliputi 5
kebutuhan yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
keselamatan, kebutuhan untuk dicintai dan rasa saling memiliki,
kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Dengan menggunakan
pendekatan tersebut penulis menghubungkan antara perilaku klien dengan
gangguan harga diri rendah terhadap kebutuhan dasar manusia
a. Kebutuhan Nutrisi
Klien dengan konsep diri harga diri rendah biasanya selalu
menyalahkan dan menghukum diri sendiri, merasa gagal dan
cenderung merusak diri baik secara langsung maupun tidak langsung.
Salahsatu cara merusak diri secara tidak langsung dengan timbulnya
BAB III
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi seperti:
psikologis, tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.
Pengkajian meliputi beberapa faktor yaitu :
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orangtua,
harapan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah tuntutan peran
kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor
yang
mempengaruhi
identitas
pribadi
meliputi
10
atau bekerja
Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri
(mandi, berhias, makan, atau toileting)
2)
Data Objektif
-
11
2. Masalah Keperawatan
Menurut Damaiyanti (2012), masalah keperawatan yang muncul yaitu
a. Isolasi Sosial
b. Harga diri rendah kronik
c. Koping individu tidak efektif
Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Effect
3. Diagnosa Keperawatan
Koping Individu Tidak Efektif
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah
Causa
adalah:
a. Harga diri rendah kronik
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi sosial
12
4. Intervensi Keperawatan
Tujuan
Pasien mampu :
Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
Menilai kemampuan
yang dapat digunakan
Menetapkan /
memilih kegiatan yang
sesuai dengan
kemampuan
Melatih kegiatan
yang sudah dipilih,
sesuai kemampuan
Merencanakan
kegiatan yang sudah
dilatihnya.
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Setelah .x pertemuan klien
SP I
mampu:
- Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
Mengidentifikasi
- Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah
kemampuan aspek positif
kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien
yang dimiliki
di rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat
Memiliki kemampuan
pasien.
yang dapat digunakan
- Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali
Memilih kegiatan sesuai
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
kemampuan
- Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
Melakukan kegiatan yang
- Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih
sudah dipilih
digunakan saat ini
Merencanakan kegiatan
- Bantu pasien menyebutkannya dan memberi
yang sudah dilatih
penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
- Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif
- Pilih kemampuan yang akan dilatih
- Diskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang
akan pasien lakukan sehari-hari.
- Bantu pasien menetapkan aktivitas mana yang dapat
pasien lakukan secara mandiri.
16
17
SP 2
SP 3
Keluarga mampu :
Merawat pasien dengan
harga diri rendah di rumah
dan menjadi sistem
pendukung yang efektif bagi
pasien
SP 1
SP 2
-
18
melakukan kegiatan
Memuji pasien saat
pasien dapat melakukan
kegiatan
Membantu melatih
pasien
Membantu menyusun
jadwal kegiatan pasien
Membantu
perkembangan pasien
SP 3
-
19
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
- Klien sedang duduk di atas tmpat tidur sambil menunduk. Tidak
mau melihat dan bercakap-cakap dengan klien lain yang sedang
-
yang lalu.
Klien sering mengatakan bahwa dialah penyebab kematian
bapaknya, karena dia tidak mampu menjaganya dengan baik. Klien
mengatakan seandainya dulu dia menyelesaikan pendidikan
akpernya pasti akan mampu merawat bapaknya. Klien mengatakan
bahwa dia adalah anak yang bodoh dan tidak berguna bagi
keluarga. Klien mengatakan dia tidak seperti kakaknya yang
mempunyai banyak keahlian. Bahkan untuk menjaga bapaknya
saja.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah kronik
3. Tujuan Keperawatan
Setelah dilakukan komunikasi teurapeutik selama .... pertemuan, klien
mampu:
-
19
Mendiskusikan
bahwa
pasien
masih
memiliki
sejumlah
Mendiskusikan
dengan
pasien
kemampuan
yang
masih
sehari-hari.
Membantu pasien menetapkan aktivitas mana yang dapat pasien
dilakukan pasien
Menyusun bersama pasien aktivitas atau kegiatan sehari-hari
pasien
20
sikap
Menyusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien
dan keluarga.
Memberikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan. Yakinkan bahwa keluarga mendukung
setiap aktivitas yang dilakukan pasien.
B.
STRATEGI
KOMUNIKASI
DALAM
PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
Assalamualaikum selamat pagi N. Saya suster .... panggil saja
suster .... saya mahasiswa fakultas ilmu keperawatan ... yang akan
bertugas disini dari jam 08.00 sampai 12.00 siang nanti.
Apa yang menyebabkan N di bawa kesini? Apakan N masih
mengingatnya?
Bagaimana kalau kita membicarakan tentang alasan N tidak mau
bergaul dengan orang lain dan terus menyendiri saja di kamar?
Dimana kita membicarakannya? Bagaimana kalau diluar saja? Berapa
lama? 20 menit saja?
2. Fase Kerja
Coba N ceritakan apa yang menyebabkan N tidak mau bergaul
dengan orang lain? Apa yang menyebabkan N merasa sangat bodoh?
Bagaimana dengan kemampuan lain seperti kemampuan akademik
lainnya selain komputer?
(Jika klien diam saja atau menggeleng)
Suster yakin N pasti memilikinya, atau N memiliki hoby yang N
sukai?
(Jika klien mengangguk)
Nah, apa saja? Coba ceritakan ke suster. Bagus, apalagi? Saya buat
daftarnya yaa. Apa lagi kegiatan lain? Misalnya menyanyi? Atau
mengaji? Wah... bagus sekali ada 6 kemampuan yang N miliki.
21
22
23
belum
adapat
dilakukan
saat
ini?
Dapatkan
bapk/ibu
24
bapak/ibu yang sudah kita bicarakan pada minggu yang lalu? Bagaimana
kalau 20 menit?
Kerja:
bagaimana kegiatan bapak/ibu setiap hari mulai dari bangun pagi hari
sampai malam? Coba ceritakan apa saja yang dilakukan? Bagimana
perasaannya setelah bapak/ibu melakukan kegiatan tersebut? Baik sekali.
Apa yang sudah bapak/ibu lakukan! Menurut pendapat bapak/ibu apakah
kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kemampuan baik pada bapak/ibu?
Apakah kemampuan tersebut dimiliki semua orang? Adakah sebenarnya
kegiatan yang masih ingin bapak/ibu lakukan selain yang sudah
dibicarakan tadi?
baiklah dari beberapa kegiatan tersebut manakah yang dirasakan lebih
nyaman bagi bapak/ibu untuk mengerjakannya? Menurut pendapat
bapak/ibu adakah bantuan yang diharapkan dari keluarga? Dapatkah
bapak/ibu menceritakan adanya faktor pendukung atau mungkin
penghambat dalam melakukan kegiatan tersebut?
Terminasi:
bagaimana perasaannya? Ternyata banyak kegiatan yang dapat dilakukan
bapak/ibu. Bagaimana kalau kita bertemu kembali minggu depan untuk
membicarakan bagaimana bapak/ibu dapat memilih beberapa kegiatan
yang sudah bapak/ibu kemukakakn tadi?
3) Membantu klien agar mampu memilih atau menetapkan kegiatan sesuai
dengan kemampuan
Latihan 4. Membantu klien agar dapat memilih atau menetapkan
kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
Orientasi:
Asslamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini? Saya lihat
bapak/ibu pagi ini sudah lebih segar. Bagaimana kalau kita lanjutkan
pembicaraan kita tentang kegiatan sehari-hari yang dapat bapak/ibu
25
26
dengan
seperti
ini?
(memberi
contoh
atau
mendemostrasikan)
Baiklah pak/bu sudah ada daftar aktivitas yang bapak/ibu dapat lakukan.
Sepertinya bapak/ibu terlihat bersemangat ingin segera memulainya.
27
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
merupakan
pengetahuan
individu
tentang
dirinya
dan
memengaruhi
hubungannya dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi
dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,
dengan orang terdekat dan realitas dunia. (Stuart, 2006)
Komponen konsep diri terdiri atas Citra Tubuh (Body Image), ideal Diri
(Self Ideal), identitas Diri (Self Identifity), peran Diri (Self Role), dan harga Diri
(Self Esteem)
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep, 2009)
Gangguan konsep diri: harga diri rendah dapat terjadi secara situasional
dan kronik. Menurut Stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga
diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi (penolakan orangtua, harapan
orangtua yang tidak realistis, tuntutan peran kerja, ketidakpercayaan orangtua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial) dan faktor
presipitasi (kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,
kegagalan atau produktivitas yang menurun).
Masalah keperawatan yang muncul yaitu Isolasi Sosial, harga diri rendah
kronik, koping individu tidak efektif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan kepada pembaca
untuk dapat memahami isi uraian makalah ini mengenai Asuhan Keperawatan
Klien Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah, Agar dapat di
aplikasikan secara tepat dalam profesi keperawatan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1-Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Rumah Sakit Jiwa Cimahi. 2007. Standar Asuahan Keperawatan (SAK) Jiwa
Khusus.
Yosep. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.
30
31
32